Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

BUMIL RISTI

I. PENDAHULUAN
Pelayanan kebidanan dasar memerlukan pentingnya pemberdayaan ibu dan
keluarga dengan bantuan Bidan untuk mengatasi masalah yang mungkin dijumpai
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas. Dalam memberikan pelayanan
kebidanan dasar juga perlu diperhatikan bahwa sasaran langsung pelayanan adalah
ibu dan janin serta bayi baru lahir.Sesuai dengan Visi Puskesmas Simarimbun
menjadikan Kecamatan Siantar Selatan Kecamatan yang yang “ SEHAT DAN
MANDIRI”, dan Tata Nilai Puskesmas “SEHAT”. Untuk mencapai Visi tersebut
Puskesmas mempunyai Misi diantaranya Menggerakkan pembangunan masyarakat
Aek Nauli yang berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat
perorangan,keluarga dan masyarakat serta memelihara dan meningkatkan
mutu,pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
Pelaksanaan pelayanan KIA mempunyai tugas untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan dan konseling terhadap ibu hamil serta keluarganya agar ibu hamil dapat
melalui kehamilannya dengan sehat dan selamat.

II. LATAR BELAKANG


Sebagian ibu hamil tidak pernah memeriksakan kehamilan karena beberapa
alasan. Mereka perlu dikunjungi kerumahnya sejak kehamilan muda dan terutama
sejak umur kehamilannya 34-36 minggu. Oleh karena itu, banyak ibu hamil resiko
tinggi yang tidak terdeteksi oleh tenaga kesehatan.

Kehamilan adalah sejak di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya hamil normal adalah 280 hari( 40minggu atau 9 bulan 7 hari ). Kehamilan
sebagai keadaan fisiologis dapat di ikuti proses patologis yang mengancam keadaan
ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin
terjadi sehingga kelainan yang dapat di kenal lebih dini. Misalnya perubahan yang
terjadi adalah odema yang terjadi pada tungkai bawah pada trimester terakhir dapat
merupakan fisiologis. Namun bila di sertai oedema di tubuh bagian atas seperti muka
dan lengan terutama bila di ikuti peningkatan tekanan darah di curigai adanya pre
eklamsi.

Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda


Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan
permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan
kehamilan tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau
molahidatidosa. Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan optimalisasi ibu mau pun janin pada kehamilan yang di hadapi. Kehamilan
resiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang
selama masa kehamilan, persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada
kesehatan jiwa ibu mau pun janin yang di kandungnya

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Agar semua ibu hamil dapat memahami konsep dasar dari kehamilan resiko
tinggi.
2. Tujuan khusus :
- Mengidentifikasi pengertian kehamilan resiko tinggi
- Mengidentifikasikan factor kehamilan resiko tinggi
- Mengidentifikasi cara menentukan kehamilan resiko tinggi
-,Mengidentifikasikan tentang penatalaksanaan kehamilan resiko tinggi

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. ANC terpadu
2. Kelas ibu hamil
3. Kunjungan rumah ibu hamil resti

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Bidan melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur
untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil, suami, keluarga
maupun masyarakat. Bersama kader kesehatan mendata ibu hamil serta
memotivasinya agar memeriksakan kehamilan sejak dini. Melalui komunikasi dua arah
dengan beberapa kelompok kecil masyarakat, di bahas manfaat pemeriksaan
kehamilan. Ajak mereka memanfaatkan pelayanan KIA terdekat atau sarana
kesehatan lainnya untuk memeriksakan kehamilan. Melalui komunikasi dua arah
dengan pamong, TOMA, ibu, suami, dan dukun bayi, jelaskan prosedur pemeriksaan
kehamilan yang di berikan. Hal tersebut akan mengurangi keraguan mereka tentang
apa yang terjadi pada saat pemeriksaan antenatal, dan menjelaskan manfaat
pelayanan antenatal dan mempromosikan kehadiran ibu untuk pemeriksaan antenatal.
Tekankan bahwa tujuan pemeriksaan ibu dan bayi yang sehat pada akhir kehamilan.
Agar tujuan tersebut tercapai, pemeriksaan kehamilan harus segera di lakukan begitu
di duga terjadi kehamilan, dan di laksanakan terus secara berkala selama kehamilan.
Ibu harus melakukan pemeriksaan antenatal paling sedikit 4 kali. Satu kali kunjungan
pada trimester pertama, satu kali kunjungan pada trimester kedua, dan 2 kali kinjungan
pada trimester ketiga.
Berikan penjelasan kepada seluruh ibu tentang tanda kehamilan, dan fungsi
tubuhnya, tekankan ibu perlunya mengerti bagaimana tubuhnya berfungsi (wanita
harus memperhatikan siklus haidnya, mengetahui dan memeriksakan dini bila terjadi
keterlambatan atau haid kurang dari biasannya). Bimbingan kader untuk mendata dan
mencatat semua bumil di daerahnya. Lakukan kunjungan rumah kepada mereka yang
tidak memeriksakan kehamilannya. Pelajari alasannya, mengapa ibu hamil tersebut
tidak memeriksakan diri, dan yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Lakukan
kunjungan rumah, pelajari alasannya. Berikan penyuluhan dan konseling yang sesuai
untuk kehamilan berikutnya, KB, dan penjarangan kelahiran. Jelaskan dan tingkatkan
penggunaan KMS ibu hamil / buku KIA.

VI. SASARAN
Kunjungan rumah dilakukan untuk ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan
kehamilannya
dan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi.
Yang termasuk kehamilan resiko tinggi menurut poedjorochyati sebagai berikut ;
1. Primipara muda umur < 16 tahun
2. Primipara tua umur > 35 tahun
3. Primipara sekunder dengan umur anak kecil > 5 tahun
4. Tinggi badan < 145 cm
5. Riwayat kehamilan yang buruk
6. Pre eklamsi – eklampsia
7. Kehamilan perdarahan ante partum
8. Kehamilan dengan kelainan letak
9. Kehamilan dengan penyakit ibu yang menyertai.

VII. MITRA KERJA

1. Kader Posyandu
2. Lurah
3. Bidan Praktek Mandiri
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No KATEGORI JADWAL
1 Ibu hamil yang tidak memeriksakan 1x/bulan atau jika ada masalah
Kehamilannya
2 Ibu hamil dengan resiko tinggi 1x/ bulan atau jika ada masalah

IX. PEMBIAYAAN
Biaya kegiatan ini dibebankan pada Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tahun
2018.

X. EVALUASI, PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Setiap akhir bulan bidan menghitung kunjungan rumah yang dilakukan. Semua bumil
yang
Beresiko tinggi dan tidak pernah memeriksakan kehamilannya, bisa terpantau dengan
baik
sehingga ibu dan janin sehat.

XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


1. Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis
2. Pelaporan diserahkan setiap akhir bulan
3. Pelaporan diserahkan kebidan Koordinator puskesmas

Mengetahui Pematang siantar.


Kepala Puskesmas Aek Nauli Penanggungjawab Program

HOTLAN SURUNG, SKM NURHAYATI SIREGAR


NIP. 196804291996031001 NIP. 196312141984022001

Anda mungkin juga menyukai