Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintesis
baik berupa produk maupun buangan, yang kemudian bahan-bahan organik ini
dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar. Dengan adanya proses fotosintesis
tersebut, tumbuhan menyimpan energi matahari dan simpanan energi matahari
inilah yang dimanfaatkan sebagai energi. Sebenarnya, jauh sebelum manusia
mengenal bahan bakar fosil, penggunaan biomassa sebagai sumber energi telah
terlebih dahulu diketahui. Contohnya adalah penggunaan kayu sebagai bahan bakar.
Pemanfaatan jenis ini dikenal dengan pemanfaatan biomassa secara langsung.
Namun, setelah ditemukannya bahan bakar fosil, penggunaan biomassa menjadi
sangat terbatas pemanfaatannya. Baru setelah cadangan bahan bakar fosil yang
semakin menipis, pemanfaatan biomassa yang paling umum digunakan untuk
menghasilkan energi adalah pembakaran langsung, gasifikasi, dan pirolisis.
Komponen utama penyusun biomassa adalah selulosa, hemiselulosa dan
lignin. Karena kandungan inilah mengapa biomassa dapat dijadikan bahan bakar.
Selulosa (C6H10O5)n merupakan komponen utama dari dinding sel biomassa dengan
jumlah bervariasi dalam tumbuhan dari 33-90%. Selulosa memiliki derajat
polimerisasi yang tinggi (~10,000) dengan berat molekul yang besar (~500,00).
Selulosa merupakan komponen utama kayu sekitar 40-44% dari berat keringnya
(Bayu, 2010).
Hemiselulosa (C5H8O4) merupakan komponen utama lainnya dari dinding sel
biomassa dengan persentase 20-30% dari berat kering dibanyak jenis kayu.
Hemiselulosa memiliki derajat polimerisasi (~100-200) dengan rantai polimer
bercabang 50-300 unit. Kebanyakan hemiselulosa terdiri dari beberapa gula
sederhana seperti d-xylosa, d-glukosa, d-galaktosa, l-ababinosa, asam d- glukurnoic
dan d-manosa (Basu, 2010)
Lignin merupakan komponen penting ketiga dari dinding sel biomassa dan
merupakan salah satu polymer organik yang melimpah di bumi selain selulosa.
Lignin adalah polymer komplek bercabang dari phenilpropan yang terintegrasi
dengan dinding sel tumbuhan yang kedua. Lignin adalah perekat alami untuk serat
selulosa agar sel terikat bersama. Monomer dominan dalam polymer adalah rantai
benzen, dan ini sama dengan perekat kotak karton. Lignin sangat sukar larut bahkan
dalam asam sulfat sekalipun. Persentase lignin pada kayu keras 18-25% sedangkan
pada kayu lunak sekitar 25-35% dari berat kering (Basu, 2010).
Biomassa dapat dibagi menjadi dua kelompok ; kelompok pertama bomassa
virgin termasuk kayu, tumbuhan dan daun (ligno-selulosa) tanaman dan sayuran.
Kelompok kedua biomassa waste termasuk limbah padat dan cair, kotoran hewan,
manusia, dan pertanian (Basu, 2010). Biomassa sebagai sumber energi merupakan
sumber energi terbarukan. Limbah padat perkebunan sawit merupakan adalah salah
satunya. Sebagian besar perkebunan sawit ada di Provinsi Riau. Pemanfaatan
limbah padat sawit telah menarik banyak peneliti untuk memanfaatkannya sebagai
sumber energi alternatif dimasa depan.

2.2. Limbah Kelapa Sawit


Limbah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber
hasil aktivitas manusia, maupun proses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai
ekonomi. Limbah kelapa sawit adalah sisa tanaman kelapa sawit yang tidak
termasuk dalam produk utama atau merupakan hasil ikutan dari proses pengolahan
kelapa sawit. Berdasarkan tempat pembentukkannya, limbah kelapa sawit dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah
industri kelapa sawit.
2.2.1 Limbah perkebunan kelapa sawit
Limbah perkebuna kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa
tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan
panen kelapa sawit. Jenis limbah ini yaitu kayu, pelepah dan gulma. Limbah pada
hasil pengolahan kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit (TKS) dan
tempurung kelapa sawit (Sunarwan dan Juhana, 2013). Dalam setahun setiap satu
hektar perkebunan kelapa sawit rata-rata menghasilkan limbah pelepah daun
sebanyak 10,4 ton bobot kering. Limbah dari batang sawit yang selama ini menjadi
persoalan yang seirus bagi pengelola kebun ternyata bisa dimanfaatkan sebagai
bahan baku produk furnitur dan kayu pertukangan. Potensi ini belum diketahui oleh
sebagian masyarakat, dengan potensi yang cukup besar seharusnya bisa
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pengolahan kayu, stok limbah kayu
kelapa sawit sangat melimpah. Ditengah kondisi kelangkaan bahan baku kayu
limbah yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya bisa dimanfaatkan sebagai
bahan baku alternatif (Sunarwan dan Juhana, 2013).

2.2.2 Limbah Indutri Minyak Kelapa Sawit


limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang dihasilkan dari sisa
tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan
panen kelapa sawit. Limbah ini digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat,
limbah cair dan limbah gas (Kurniati, Elly 2008).
a. Limbah Padat
Salah satu dari jenis limbah padat industri kelapa sawit adalah tandan
kosong kelapa sawit dan cangkang kelapa sawit. Limbah padat
mempunyai ciri khas pada komposisinya. Adapun komponen terbesar
dalam limbah padat kelapa sawit adalah selulosa, disamping komponen
lain meskipun lebih kecil seperti abu, hemiselulosa dan lignin.
b. Limbah Cair
Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan hasil dari proses pengolahan
kelapa sawit. Adapun limbah cair ini berasal dari kondesat, stasiun
klarifikasi dan hidrosilikon. Lumpur (Sludge) disebut juga lumpur primer
yang merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses
pengolahan minyak kelapa sawit, sedangkan lumpur yang telah
mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Limbah cair
pabrik kelapa sawit memiliki kandungan bahan organik yang tinggi.
Tinginya kadar tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar
karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar pula.
c. Limbah Gas
Selain limbah padat dan limbah cair yang dihasilkan dari pabrik kelapa
sawit, pabrik kelapa sawit juga menghasilkan limbah bahan gas. Limbah
bahan gas antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa
sawit.
2.2.3 Tandan Kosong Kelapa Sawit
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit CPO (Crude
palm oil) dan inti kelapa sawit merupakan salah satu primadona tanaman
perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia
(Nasrul, 2009). Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis jack) merupakan tanaman
perkebunan yang memegang peranan penting dalam industri pangan. Pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak sawit menghasilkan beberapa jenis limbah padat yang
meliputi tandan kosong kelapa sawit, cangkang, dan serat mesocrap (Yunindanova
et al, 2013).
Tandan kosong kelapa sawit (TKS) merupakan limbah utama dari industri
pengolahan kelapa sawit. Basis satu ton tandan buah segar (TBS) yang diolah akan
dihasilkan minyak sawit kasar (CPO) sebanyak 0,21 ton (21%) serta minyak inti
sawit (PKO) sebanyak 0,05 (5%) dan sisanya merupakan limbah dalam bentuk
tandan buah kosong, serat, dan cangkang biji yang jumlahnya masing-masing 23%,
13,5%, dan 5,5% dari tandan buah segar (Darnoko cit Anwar, 2008).
Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang
terdiri dari tandan kosong, pelepah, cangkang, dan lain-lain. Selain limbah padat
juga dihasilkan limbah cair. Pada tabel 2.1. dapat dilihat potensi limbah kelapa
sawit yang dapat dimanfaatkan ssehingga mempunyai nilai ekonomi yang tidak
sedikit (Ditjen PPHP, 2006).
Tabel 2.1 Potensi Limbah Kelapa Sawit
Jenis Potensi per Ton TBS Manfaat
(%)
Tandan Kosong 23,0 Pupu, kompos, pulp
kertas, papan partikel,
energi alternatif.
Wet Decanter Solid 4,0 Pupuk, kompos,
makanan ternak.
Cangkang 6,5 Arang, karbon aktif,
papan partikel.
Serabut (fiber) 13,0 Energi alternatif, pulp
kertas, papan partikel
Limbah Cair Air 50,0 Pupuk, kompos, air
Kondesat umpan boiler.
Sumber: tim PT.SP (2000) cit Ditjen PPHP (2006)
Tandan kosong kelapa sawit(TKS) sawit merupakan biomassa dengan
kandungan terbesar berupa selulosa, disamping hemiselulosa dan lignin dalam
jumlah yang lebih kecil. melihat komponen kimia utama TKS, kualitas TKS tidak
jauh berbeda kualitas biomassa lainnya, baik dengan limbah pertanian maupun
dengan biomassa bukan kayu. Tandan kosong kelapa sawit (TKS) merupakan
tandan yang telah dipisahkan dari buah segar kelapa sawit.
Tabel 2.1 kandungan tandan kosong kelapa sawit
Komponen Berat
Sellulosa 41,3 – 46,5
Hemisellulosa 25,3 – 33,8
Lignin 27,6 – 32,5
Sumber : Sudiyani, 2010
Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKS) sebagai sumber energi
berupa briket arang di samping memberikan keuntungan secara finansial, juga akan
membantu di dalam pelestarian lingkungan. Sebagai biomassa lignoselulosik,
Tandan kosong kelapa sawit (TKS) dapat dibuat arang dengan proses yang relatif
sederhana. Bagi tujuan pemanfaatan sebagai arang TKS perlu di proses lebih lanjut
menjadi briket untuk menaikkan densitasnya serta memberikan bentuk yang
beraturan. Selain itu energi panas dari TKS sebesar 18,795 kJ/kg sangat potensial
digunakan sebagai sumber energi alternatif (Anonim, 2005).

2.3 Spent Bleaching Earth


Spent bleaching earth SBE) atau bleachng earth bekas merupakan limbah
yang dihasilkan pada industri refining CPO. Dapat dilihat pada gambar 2.1 diagram
alir proses dibawah ini.
CPO

Degumming
H3PO4

Bleaching
Steam H3PO4
Filtration

Steam
Deodorization
Palm Fatty
Acid Distillate
Volatiles

RBDPO

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen43 halaman
    Bab Ii
    Shinta
    Belum ada peringkat
  • File Judul
    File Judul
    Dokumen9 halaman
    File Judul
    Shinta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Shinta
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen5 halaman
    Daftar Pustaka
    Shinta
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Shinta
    Belum ada peringkat
  • BAB I KKKPPP
    BAB I KKKPPP
    Dokumen4 halaman
    BAB I KKKPPP
    Shinta
    Belum ada peringkat