Pengaruh waktu terhadap nilai uang (the time value of money) di masa yang akan datang
menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun
jangka panjang. Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah di waktu yang akan
datang kalau jumlahnya sama, hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian di mana
masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap
harga-harga secara umum. Oleh karena itu pengertian dari nilai uang terhadap waktu adalah
suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai
uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang
disebabkan karena perbedaaan waktu.
Suatu investasi yang dilakukan individu atau perusahaan berkaitan dengan pengeluaran
dana / uang pada saat ini; yaitu pada saat investasi didanai dengan harapan dapat memberikan
hasil pada masa yang akan datang dalam waktu yang relatif cukup lama. Oleh karena itu
pemahaman nilai waktu uang menjadi sangat penting.
Nilai mata uang yang miliki nominal Rp. 1.000,00 saat ini (sekarang) mempunyai nilai
yang lebih tinggi atau lebih berharga jika dibandingkan dengan nilai Rp.1.000,00 pada masa
yang akan datang.
Seluruh manusia yang mengenal uang sudah memakluminya kondisi seperti ini bahwa
dengan nominal yang sama, nilai uang saat ini lebih tinggi daripada masa yang akan datang.
Adapun penyebab turunnya nilai uang salah satunya adalah faktor inflasi, artinya semakin tinggi
tingkat inflasi maka semakin lemah daya beli uang tersebut.
1. Inflasi
Kenaikan gaji, pasti sangat disukai semua orang, Namun tidak untuk kenaikan harga barang dan
tarif jasa yang justru sangat dibenci. Sebuah negara dengan tingkat inflasi yang lebih rendah dari
negara lain akan mengapresiasi nilai mata uangnya. Harga barang dan jasa meningkat pada
tingkat yang lebih lambat, ketika inflasi rendah. Sebuah negara dengan tingkat inflasi yang
rendah menunjukan nilai mata uang yang naik. Sementara itu, negara dengan inflasi yang lebih
tinggi biasanya melihat adanya depresiasi mata uang dan biasanya disertai pula suku binga yang
lebih tinggi.
2. Suku Bunga
Perubahan suku bunga akan mempengaruhi nilai mata uang sebuah negara yang pada umumnya
terhadap dolar. Tarif perdagangan mata uang (forex), suku bunga, dan inflasi semuanya saling
berhubungan. Kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan mata uang suatu negara terapresiasi.
Hal ini dikarenakan suku bunga yang lebih tinggi memberikan tarif lebih tinggi untuk pemberi
pinjaman, sehingga menarik modal asing secara berlebihan, yang menyebabkan kenaikan nilai
tukar mata uang tersebut.
3. Stabilitas Politik
Stabilitas politik dan kinerja perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kekuatan mata
uangnya. Sebuah negara dengan risiko kekacauan politik yang rendah lebih menarik bagi
investor asing. Peningkatan modal asing, pada gilirannya, menyebabkan apresiasi nilai mata
uang domestik. Sebuah negara dengan kebijakan keuangan dan perdagangan yang sehat tidak
memberikan ruang untuk ketidakpastian dalam nilai mata uangnya. Sebaliknya, sebuah negara
dengan keadaan politik yang tidak stabil memungkinkan terjadinya depresiasi nilai tukar mata
uangnya.
Konsep Nilai Waktu Dari uang
Salah satu upaya untuk mengontrol agar nilai uang turunnya tidak terlalu tajam, adalah
dengan adanya aturan tentang tingkat suku bunga. Artinya apabila tingkat inflasi 10 % dan
tingkat suku bunga tabungan 10%, maka nilai uang sekarang akan sama dengan tahun depan dan
kalaupun ada perbedaan tidak terlalu signifikan. Hal ini berlaku apabila uang tersebut
ditabungkan, tetapi jika tidak ditabung tentunya nilai uang akan menurun setidaknya turun 10%.
Dari uraian tersebut diatas jelaslah bahwa nilai waktu uang ( time value of money ) sangat berarti
bagi perkembangan perekonomian termasuk bagi para investor yang akan melakukan kegiatan
investasi baik jangka pendek maupun investasi jangka panjang.
Selain Manfaat time value of money untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan
dapat memberikan keuntungan atau tidak, Time value of money juga berguna untuk menghitung
anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat
memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang
memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Maka
sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna
dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.
Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apbila
tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang
akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak
memperhitungkan tingkat inflasi.
Dalam kegiatan investasi, kita selalu dihadapkan dengan pilihan berbagai macam prospek
return (imbal hasil) investasi dimasa depan. Untuk itulah kita perlu mengenal future value dan
present value. Supaya memahami adanya perbedaan nilai saat uang berada di dalam ruang waktu
yang berbeda.
Contoh:
Seseorang menyimpan uang sebesar Rp. 1.000 di bank dengan suku bunga 6% setahunnya.
Dengan menerapkan rumus tersebut maka jumlah uang pada akhir tahun pertama adalah:
V = Rp. 1.000 (1 + 0,06)
= Rp. 1.000 (1,06)
= Rp. 1.060,-
Jika uang tersebut disimpan selama 4 tahun atas dasar bunga majemuk, maka jumlah uang pada
akhir tahun:
V = P (1+i)4
= Rp. 1.000 (1,06)4
= Rp. 1.262
Tabel Bunga Majemuk
Suku Bunga
Tahun
1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 1,010 1,020 1,030 1,040 1,050 1,060 1,070
2 1,020 1,040 1,061 1,082 1,103 1,124 1,145
3 1,030 1,061 1,093 1,125 1,158 1,191 1,225
4 1,041 1,082 1,126 1,170 1,216 1,262 1,311
5 1,051 1,104 1,159 1,217 1,276 1,338 1,403
Dengan menggunakan tabel tersebut akan sangat mudah bagi kita untuk menghitung jumlah uang
pada akhir suatu periode tertentu, yaitu dengan mengalihkan jumlah uang pada permulaan
periode (P) dengan interest factor (IF) yang terdapat dalam tabel tersebut.
Dengan menggunakan tabel tersebut maka akan memudahkan dalam menghitung jumlah uang
pada akhir periode tertentu. Contoh hitung nilai majemuk dari Rp. 2.000 selama 5 tahun dengan
bunga 5%
V = P (IF)
= 2.000 (1,276)
= Rp. 2.552
IF dicari dalam tabel tersebut pada kolom bunga 5%, deretan ke bawah tahun ke-5
diketemukan angka 1,276 dan kemudian ini dikalikan dengan jumlah uang pada permulaan
periode (P) yaitu Rp. 2.000,-
Contoh :
Tentukan berapa besarnya nilai sekarang (present value) dari uang sebesar Rp. 1.262 yang akan
kita terima pada akhir empat tahun yang akan datang atas dasar bunga majemuk 6%
Nilai sekarangnya adalah
= 1.262 / (1 + 0,06)6 = Rp. 1.000,-
Ini berarti bahwa uang sebesar Rp. 1.000,0 yang kita miliki sekarang kalau disimpan di bank
dengan bunga majemuk 6% pertahunnya, jumlah pada akhir tahun ke empat adalah sebesar Rp.
1.262,-
Berapa nilai sekarang dari uang sebesar Rp. 1.000,- yang akan kita terima pada akhir tahun
ketiga atas dasar suku bunga majemuk 4%?
Nilai sekarangnya adalah
= 1.000 / (1 + 0,04)3 = Rp. 889
Suku Bunga
Tahun
1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
1 0,990 0,980 0,971 0,962 0,952 0,943 0,935
2 0,980 0,961 0,943 0,925 0,907 0,890 0,873
3 0,971 0,942 0,915 0,889 0,864 0,840 0,816
4 0,961 0,924 0,888 0,855 0,823 0,792 0,763
5 0,951 0,906 0,863 0,822 0,784 0,747 0,713
Dari dua contoh di atas, dapat dihitung secara langsung dengan menggunakan IF yg terdapat
dalam tabel Present Value tersebut dengan cara sebagai berikut:
P = V (IF) = 1.262 (0,792) = Rp. 1.000,-
IF dicari dalam tabel PV pd kolom 6% pd deretan tahun keempat, dan diketemukan angka
0,792
P = V (IF) = 1.000 (0,899) = Rp. 889,-
IF dicari dalam tabel tersebut pada kolom bunga 4% pada deretan tahun ketiga
Contoh :
Sebuah perusahaan pada akhir tahun 2005 membutuhkan uang Rp. 10 juta untuk keperluan
perluasan industrinya. Perusahaan tersebut menabung pada awal tahun 2001 sebesar Rp. 5 juta
dan berikutnya perusahaan menabung lagi pada awal tahun 2003. Dengan bunga bank 10%.
Berapa yang harus ditabung persuahaan pada awal tahun 2003
V = 10.000.000 I = 10 %
P = 5.000.000 n = 5 tahun
Nilai yang akan datang di tahun 2003
V=P(1+i)n
= 5.000.000 (1 + 0,1) 2
= 6.050.000
Yang harus ditabung awal tahun 2003
= 10.000.000 x 1 / ( 1 + 0,10) 3
= 10.000.000 x (1 / 1,331)
= 7.513.150
Tuan Badrul telah menabung diawal tahun 2001 dengan nilai yang akan datang di tahun 2003
Rp. 6.050.000 sisanya adalah Rp. 7.513.150 – Rp. 6.050.000 = Rp. 1.463.150
Jadi besarnya tabungan awal 2003 adalah Rp. 1.463.150
Pembuktian:
Awal tahun 2001 menabung Rp. 5.000.000 kemudian awal 2003 menabung lagi Rp. 1.463.150
bunga 10% selama 5 tahun (sampai akhir 2005), maka jumlah uang Firman pada akhir 2005
dapat dihitung sebagai berikut :
FV = [{5.000.000,00 (1+0,1 )2 + 1.463.150} (1+ 0,10 )3]
FV = (6.050.000,00 + 1.463.150) (1+ 0,10 )3
FV = (7.513.150) (1,331) = 10.000.002,65
FV = Rp. 10.000.000,00
Dari pembuktian tersebut ternyata apabila awal tahun 2003 menabung lagi maka pada akhir
tahun 2005 uangnya menjadi Rp. 10.000.000 Dengan demikian terjawab pertanyaan tentang
berapa besarnya tabungan awal 2003 jika diinginkan uang pada akhir tahun 2005 menjadi Rp.
10.000.000 yaitu harus menabung Rp. 1.463.150