Oleh:
17014101005
SUPERVISOR PEMBIMBING
MANADO
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
“DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN MIOMA UTERI”
Oleh:
Fira Ardianti Fabanyo
17014101005
Koordinator Pendidikan
Bagian Obstetri dan Ginekologi Supervisor Pembimbing
FK Unsrat
2
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma uteri yang dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun
leiomyoma adalah tumor jinak ginekologi yang struktur utamanya berasal dari otot
polos uterus dan jaringan ikat.1 Mioma uteri merupakan tumor ginekologi terbanyak
kedua yang sering muncul pada wanita usia reproduktif. Mioma uteri belum pernah
ditemukan sebelum terjadinya menarche dan hanya kira-kira 10% mioma yang
tahunnya ada 62,5 juta penderita tumor ginekologi dalam 20 tahun terakhir.
Penyebab angka kematian ibu karna mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22
(1,95%) kasus dan tahun 2011 sebanyak 21 (2,04%). Dan perlu dicatat bahwa 2/3
kejadian ini terjadi di negara berkembang. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar
penderita ginekologi yang dirawat. Berdasarkan data di RSUP Prof. Dr. R.D
Kandou Manado, sebanyak 410 kasus mioma uteri ditemukan pada tahun 2015-
2017 dengan rincian 112 (27%) kasus pada tahun 2015, 170 (42%) kasus pada tahun
Penyebab sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas.4 Tidak ada bukti
1
estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium
Sekitar dua per tiga kasus mioma uteri asimptomatik dan hampir setengah
hanya 20-50% mioma saja yang menimbulkan gejala klinik seperti menoragia,
ketidaknyaman pelvis serta disfungsi reproduksi. Tanda dan gejala dari mioma uteri
sangat bergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks, intramural,
submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi, serta
jumlah mioma. Gejala yang sering ditemui antara lain adalah perdarahan abnormal,
Berikut ini akan dilaporkan kasus mioma uteri pada seorang wanita usia 45 tahun
yang dirawat di Bagian Ginekologi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. GF
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SMA
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
pasien merasa terdapat benjolan pada perut bagian bawah sejak tahun 2017.
makin lama makin membesar. Pasien tidak memeriksakan diri ke dokter dan
3
Malalayang sebelum masuk rumah sakit dan didiagnosa dengan mioma uteri
+ diabetes mellitus tipe II. Pasien juga memiliki siklus haid yang tidak
teratur yang disadari setelah menikah. Saat haid pasien merasakan nyeri
hebat pada perut bagian bawah. Nyeri perut, keputihan, dan perdarahan dari
jalan lahir disangkal. Mual dan muntah disangkal. Buang air kecil dan buang
Hipertensi : disangkal
Alergi : disangkal
Asma : disangkal
5. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
4
6. Riwayat Kehamilan
7. Riwayat Haid
8. Riwayat Kontrasepsi
Pil KB : 1990
Suntik KB : 1999
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Praesens
5
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 ºC
BB : 55 kg
TB : 150 cm
Tenggorokan : T1/T1
Perkusi : timpani
6
2. Status Ginekologi
Inspekulo : fluksus (-), vagina tidak ada kelainan, portio tampak licin,
OUE tertutup
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG tanggal 03 Januari 2019 : normal sinus ritme dengan heart rate 80
7
4. Laboratorium Klinik tanggal 05 Januari 2019:
malignancy.
E. RESUME MASUK
P3A0 45 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 12 Januari 2019, dengan keluhan
perut terasa semakin membesar sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Pada
lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik abdomen terlihat cembung
dan teraba massa setinggi ½ pusat – symphisis, mobile, nyeri tekan (-). Pada
8
F. DIAGNOSIS
G. SIKAP
Konsul Interna
Persiapan darah
H. FOLLOW UP
Persiapan darah
9
Konseling pasien dan keluarga pasien pasien setuju untuk dilakukan
histerektomi
Persiapan darah
10
P : Persiapan operasi hari ini
I. LAPORAN OPERASI
anestesi, dilakukan desinfeksi dengan povidon iodin pada daerah abdomen dan
diperdalam lapis demi lapis sampai fascia. Fascia dijepit dengan 2 klem kocher
Peritoneum dijepit dengan 2 pinset setelah yakin tidak ada jaringan usus terjepit
dengan haes abdomen. Tampak kedua tuba dan ovarium kanan. Diputuskan
ligasi. Pangkal tuba dan ligamentum ovarii proprium kiri dijepit 3 klem
digunting dan dijahit double ligasi. Identifikasi arteri uterina kanan dijepit 3
11
klem digunting dan dijahit double ligasi. Demikian juga sisi sebelahnya.
dijahit secara jelujur dengan safil. Kontrol perdarahan (+) minimal. Dilakukan
abdomen ditutup, dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, peritoneum dijahit
jelujur dengan chromic catgut. Otot terjahit simpul dengan chromic catgut.
Fascia dijahir jelujur dengan safil. Lemak dijahit simpul dengan plain catgut.
Kulit dijahit secara subkutikuler dengan safil. Luka operasi ditutup dengan kasa
Perdarahan : 200 cc
Diuresis : 500 cc
12
Pemeriksaan laboratorium pasca operasi tanggal 15 Januari 2019
13
Mobilisasi bertahap Mobilisasi bertahap Mobilisasi bertahap
Konseling pasien dan Konseling pasien dan Konseling pasien dan
keluarga pasien keluarga pasien keluarga pasien
14
BAB III
PEMBAHASAN
A. DIAGNOSIS
yang banyak pada mioma uteri yaitu berupa anovulasi, perluasan permukaan
hemostatis trombosit dan fibrin.7 Pada kasus ini pasien mengeluhkan perut
sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertasi nekrosis setempat dan
Dismenorea juga dapat disebabkan oleh efek tekanan, kompresi, termasuk hipoksia
lokal miometrium.6 Pada kasus ini pasien mengeluhkan adanya nyeri hebat ketika
Riwayat gangguan buang air kecil tidak dikeluhkan oleh pasien begitu pula
riwayat sulit buang air besar. Berdasarkan teori, hal ini disebabkan adanya efek
penekanan yang sering dikaitkan dengan mioma uteri, namun bila ukuran mioma
lebih besar baru dapat menyebabkan efek penekanan pada ureter, kandung kemih
dan rektum.6
15
Faktor risiko berkembangnya mioma uteri berupa nullipara, usia menarche
dini, riwayat dismenorea, riwayat keluarga dengan mioma uteri, ras, dan usia.11
Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun dan jarang pada wanita 20
tahun dan wanita post menopause, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri
Pada kasus ini ditemukan adanya faktor resiko yang berhubungan dengan terjadinya
mioma uteri yaitu pasien ada riwayat dismenorea. Pada kasus ini juga ditemukan
usia pasien 45 tahun, hal ini berhubungan dengan faktor risiko usia dimana kejadian
dengan kontur yang reguler khas pada mioma uteri. Ukuran, kontur dan mobilitas
uterus harus diperhatikan juga dengan temuan lain,seperti massa adneksa dan
serviks. Temuan ini dapat membantu untuk melihat perubahan uterus dan untuk
bimanual rutin uterus. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan
kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk
memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.15 Pada pemeriksaan
fisik abdomen pasien ini, ditemukan teraba massa padat setinggi ½ pusat –
16
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada mioma uteri berupa
karena pada mioma uteri sering terjadi anemia akibat perdarahan uterus yang
berlebihan dan kekurangan zat besi.16 Pada kasus ini pemeriksaan USG
ini dalam batas normal. USG adalah modalitas yang sering digunakan karena
mudah digunakan, tersedia, dan efektif.12 USG dapat melihat pertumbuhan mioma
dan melihat adneksa untuk konfirmasi diagnosis mioma uteri dan menyingkirkan
B. TATALAKSANA
reproduksi, keadaan umum, dari gejala yang ditimbulkan. Bila kondisi pasien
anemia, dan tidak respon terhadap manajemen hormonal, nyeri kronik dengan
dismenore berat, dispareunia, tekanan pada perut bawah, nyeri akut, torsi
dan pembesaran ukuran uterus > 12 minggu dengan gejala kompresi atau perasaan
17
tidak enak pada bagian bawah perut.16 Pengobatan operatif meliputi miomektomi,
diperlukan lagi, pertumbuhan tumor sangat cepat, terjadi perdarahan terus menerus
dan banyak serta tidak membaik dengan pengobatan.16 Pada pasien ini dilakukan
tindakan operasi, tampak uterus membesar dengan ukuran 18x16x8 cm. Pada saat
dan anti perdarahan untuk mencegah timbulnya komplikasi pasca operasi. Penderita
Setelah dirawat selama 6 hari pasca operasi tidak ditemukan adanya komplikasi dan
luka operasi baik maka penderita sudah dapat dipulangkan dan dianjurkan untuk
C. PROGNOSIS
Setelah dilakukan operasi HTSOD, dan dilihat dari keadaan umum dan tanda-tanda
vital yang baik pada saat pasien akan rawat jalan, maka prognosis pada pasien ini
18
BAB IV
PENUTUP
A. Resume
Seorang wanita P3A0 45 tahun dengan mioma uteri datang ke rumah sakit
dan dilihat dari keadaan umum dan tanda-tanda vital yang baik pada saat pasien
akan rawat jalan, maka prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam.
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20
13. Lilyani DI, Sudiat M, Basuki R. Hubungan faktor risiko dan kejadian mioma
uteri di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah. 2012;1:14-9
14. Stewart EA. Epidemiology, clinical manifestations, diagnosis, and natural
history of uterine leiomyomas (fibroids). 1 Juni 2011 [diakses: 12 Desember
2016]. Available from: http://www.uptodate.com/contents/epidemiology-
clinical-manifestations-diagnosis-and-natural-history-of-uterine-leiomyomas-
fibroids.
15. Joedosapoetro MS. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital. Ilmu Kandungan Edisi
Kedua. Jakarta: PT Bina Pustaka. 2009:38-41 .
16. Achadiat CM. Prosedur tetap obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC. 2004:94-
5.
17. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Ilmu kandungan. Edisi 3. Jakarta: Bina
Pustaka; 2011.
21
SEMINAR LAPORAN KASUS MAHASISWA
NRI : 17014101005
Tanggal Baca :
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
22
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
Presentan
23