20% -70%
terpenuhi sebagian
KRITERIA, Pokok Pikiran, ELEMEN PENILAIAN ˂ 20% tidak
terpenuhi
Kriteria : 3.1.3 Pemimpin Puskesmas, Penanggung Jawab Upaya Puskesmas, dan Pelaksana Kegiatan Bertanggung
Jawab dan Menunjukan Peran Serta dalam Memperbaiki Mutu dan Kinerja
Pokok Pikiran :
Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas memerlukan peran serta aktif baik pimpinan Puskesmas, Penanggung Jawab
Upaya Puskesmas, Pelaksanaan Kegiatan dan Pihak Pihak terkait, sehingga perencanaan dan pelaksanaan perbaikan mutu
dapat terwujud serta memberikan kepuasan pada pengguna Puskesmas
Telusur Dokumen
Elemen Penilaian Sasaran Materi Telusur Dokumen di Dokumen
Puskesmas Eksternal Sekor
Sebagai acuan
1. Pimpinan Puskesmas, Pimpinan Pemahaman
penanggung jawab Puskesmas,Pe Peran Masing-
Upaya Puskesmas dan nangung Masing dalam
Pelaksana Keiatan Jawab Peningkatan
Memahami tugas dan Program/Upay Mutu
kewajiban mereka a Puskesmas
untuk meningkatkan Pelaksana
mutu dan kinerja
puskesmas
2. Pihak-Pihak terkait Pimpinan Keterlibatan Identifikasi
Terlibat dan berperan Puskesmas, Pihak terkait Pihak terkait
aktif dalam penangung dalam dan peran
peningkatan mutu dan jawab peningkatan Masing-
kinerja puskesmas program/Upay mutu dan kinerja Masing
a
3. Ide yang disampaikan Pimpinan Tindak Lanjut Notulen rapat
oleh pihak-pihak puskesmas, ide-ide atau catatan
terkait untuk penanggung peningkatan yang
meningkatkan Mutu jawab Mutu menunjukan
dan kinerja puskesmas program/ adanya
ditindak lanjuti Upaya penjaringan
Puskesmas, aspirasi atau
Pelaksana ide-ide dari
Penangung pihak terkait
Jawab untuk
perbaikan.
Rencana
program
perbaikan
mutu dan
bukti
pelaksanaan
KRITERIA 3.1.3
PIMPINAN PUSKESMAS PENANGGUNG JAWAB UPAYA PUSKESMAS,
DAN PELAKSANA KEIATAN BERTANGGUNG JAWAB MENUNJUKAN
PERAN SERTA DALAM MEMPERBAIKI MUTU DAN KINERJA
KRITERIA 3.1.3
EP.1 . PIMPINAN PUSKESMAS, PENANGUNG JAWAB UPAYA
PUSKESMAS DAN PELAKSANAAN KEGIATAN MEMAHAMI TUGAS DAN
KEWAJIBAN MEREKA UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN KINERJA
PUSKESMAS.
URAIAN TUGAS BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI
drg.WAHYU WINDA,Msi
NIP. 19790613 200501 2 006
NO NAMA JABATAN URAIAN TUGAS
1 Kepala Puskesmas 1. Melaksanakan fungsi – fungsi manajemen,
bimbingan dan supervise
2. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan
3. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat
4. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap
semua kegiatan di puskesmas
5. Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh
pelaksanaan kegiatan program dan pengelolaan
keuangan
6. Mengadakan koordinasi dengan Camat dan Lintas
Sektoral dalam upaya pembangunan kesehatan di
wilayah kerja
7. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan
masyarakat dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
8. Menyusun perencanaan kegiatan puskesmas dengan
dibantu oleh staf puskesmas
9. Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas
10. Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas
Kesehatan kota, baik berupa laporan rutin maupun
khusus
11. Membina petugas dalam meningkatkan mutu
pelayanan.
2 Unit Tata Usaha 1. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit TU
2. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan
di unit TU
3. Menggantikan tugas Kepala Puskesmas bila Kepala
Puskesmas berhalangan hadir
4. Menyelenggarakan rapat di tingkat Puskesmas
3 Kepegawaian 1. Membuat laporan kepegawaian (Absensi,
bezzeting,DUK, lap. Triwulan, tahunan, dsb.)
2. Mengetik DP 3 yang sudah di isi nilai oleh Atasan
Lapangan
3. Mendata dan mengarsipkan file pegawai
4. Mengusulkan cuti dan kenaikan pangkat
5. Mengusulkan tunjangan pegawai ( Penyesuaian
Fungsional, Baju, Sepatu dan lain – lain
6. Merekap Absen ( Ijin, Cuti, Sakit)
7. Membuat absen Mahasiswa/ siswa yang praktek di
puskesmas
8. Membuat perencanaan untuk pembangunan
kualitas SDM staf puskesmas
9. Menyusun daftar pembagian tugas untuk staf
puskesmas dengan persetujuan kepala puskesmas
4 Umum / KIR 1. Rigistrasi Surat Masuk dan Keluar
2. Melanjutkan disposisi Pimpinan
3. Membuat konsep surat
4. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian pengiriman
semua laporan puskesman
5. Mengkoordinir kegiatan petugas bagian perbaikan
sarana puskesmas
6. Mengarsipkan surat
7. Melakukan kegiatan yang bersifat umum
8. Mengkoordinir pembuatan spanduk yang bersifat
umum
9. Melaksanakan pelayanan surat KIR kesehatan dan
rekomendasi kesehatan lainnya.
5 Data dan Simpus 1. Sebagai pusat data dan informasi puskesmas
2. Mengumpulkan dan mengecek laporan puskesmas
sebelum di kirim kedinas kesehatan
3. Menyajikan laporan dalam bentuk visualisasi data (
tabel, grafik dll)
4. Mengidentifikasi masalah program dari hasil
visualisasi data dan menyerahkan hasilnya kepada
koordinator perencanaan dan penilaian
5. Bersama – sama team data dan informasi menyusun
semua laporan puskesmas ( PTP, minilok, lap,
Tahunan, Statifikasi, dsb)
6. Pencatatan dan pelaporan.
7. Bertanggung jawab terhadap pengantrian dan
pemeliharaan system simpus.
Sehubung dengan akan dilaksanakan nya kegiatan penggalangan komitmen dan Sosialisasi
Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien dengan ini kami beritahukan kepada seluruh staf
Karyawan/Karyawati UPT Puskesmas Tembilahan Kota untuk hadir pada kegiatan tersebut yang
akan dilaksanakan pada :
Tebusan :
DAFTAR HADIR
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENINGKATAN MUTU KLINIS
DAN KESELAMATAN PASIEN
UPT PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
TAHUN 2016
NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
Kepala
UPT Puskesmas Tembilahan Kota
A. PENDAHULUAN
Keselamatan pasien di Puskesmas adalah suatu system diman Puskesmas membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi pengurangan resiko terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi pada
pasien di UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Melakukan identifikasi dan penanganan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, system pencatatan dan pelaporan dan analisis insiden, sehingga
memberikan pembelajaran bagi petugas dalam penanganan insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan yang dapat mengancam nyawa
pasien
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai Pedoman kerja bagi semua petugas di UPT Puskesmas Tembilahan Kota dalam
upaya keselamatan pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan
b. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi petugas, pasien maupun keluarga pasien.
C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Keselamatan pasien merupakan syarat untuk diterapkan di UPT Puskesmas
Tembilahan Kota, Maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan
spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian bagian yang bermasalah dalam
pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas Tembilahan Kota sasaran keselamatan pasien
meliputi:
1. KETEPATAN INDENTIFIKASI PASIEN
Seluruh staf wajib melakukan proses identifikasi pasien mulai dari pendaftaran, poli
pelayanan, pengambilan specimen untuk pemeriksaan specimen, dan pemberian obat
Kebijakan atau prosedur identifikasi pasien ini sedikitnya melibatkatkan 2 cara yaitu
dengan menanyakan nana, umur dan alamat
2. KETEPATAN PEMBERIAN OBAT
Petugas Apotik wajib melakukan identifikasi pasien sebelum pemberian obat yaitu ada
petugas yang menerima, membaca dan menyerahkan resep. Petugas wajib menanyakan
kembali nama, umur dan keluhan pasien sebelum menyerahkan obat.
Obat – obatan yang perlu diwaspadai ( high-alert medications) adalah obat yang sering
menyebabkan terjadi kesalahan – kesalahan serius ( sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan ( adverse outcome) seperti obat – obat yang
terlihat mirip dan kedengarannya mirip ( Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau
Look Alike Soun Alike/ LASA).
3. KETEPATAN PROSEDUR TINDAKAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penanganan bedah minor di Puskesmas
maka perlu di lakukan :
1. UPT Puskesmas Tembilahan Kota menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk identifikasi lokasi bedah minor dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
2. UPT Puskesmas Tembilahan Kota menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
memverifikasi saat prebedah minor tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.
3. Tim yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “ sebelum insisi/ time-out” tepat
sebelum dimulainya suatu prosedur/ tindakan bedah minor
4. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang seragam untuk
memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan
denal yang dilaksanakan di luar ruang tindakan.
Pusat dari elimintasi infeksi ini maupun infeksi – infeksi lain adalah cuci tangan ( hand hygiene) yang
tepat. Pedoman hand hygiene bisa dibaca di standar operasional yang tersedia.
1. UPT Puskesmas Tembilahan Kota mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang terlibatkan dan sudah diterima secara umum ( al. dari WHO Patien Safety)
2. UPT Puskesmas Tembilahan Kota menerapkan program mencuci tangan yang efektif.
Kepala UPT
Puskesmas Tembilahan Kota
drg.WAHYU WINDA,M,S
NIP. 19790613 200501 2 006
FOTO SOSIALISASI KESELAMATAN PASIEN
HASIL NOTULEN
Butuh kap
A. Pendahuluan
Dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, ada dua Bab yang mengatur
tentang partisipasi masyarakat yaitu Bab XVI tentang Peran Serta Masyarakat ( pasal
174) dan Bab XVII tentang Badan Pertimbangan Kesehatan ( pasal 175 – 177). Pasal 174
secara eksplisit menyatakan bahwa : (1) Masyarakat berperan serta, baik secara
perseorangan maupun terorganisasi dalamsegala bentuk dan tahap pembangunan
kesehatan dalam rangka membantu mempercepat pencapaian derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya dan ( 2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mencakup keikut sertaan secara aktif dan kreatif.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja,
dengan tugas antara lain :
Sesuai yang tersebut didalam system kesehatan Nasional (SKN- 2014), bahwa puskesmas adalah
unit pelayanan kesehatan tingkat pertama. Adapun fungsi puskesmas ada tiga yaitu :
Wilayah kerja
Pemberdayaan masyarakat
Keterpaduan
Rujukan
Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu
perlu didukung kemampuan manajemen yang baik. Manajemen puskesmas merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bekerja secara senirgik yang meliputi perencanaan, penggerakan serta
pengendalian, pengawasan dan penilaian.
B. Tujuan
a. Umum
Mengidenfikasi peran lintas sektor dalam pembangunan kesehatan di wilayah
kerja puskesmasn sehingga kegiatan puskesmas dapat terlaksana dengan
maksimal dan sesuai dengan perencanaan
b. Khusus
Tergalangnya kerjasama dengan lintas sektor
Terpantaunya hasil kegiatan puskesmas sesuai dengan perencanaan
Teridentifikasinya pihak – pihak terkait yang terlibat dan berperan aktik
dalam peningkatan mutu dan kinerja puskesmas
Tercapainya cakupan kegiatan puskesmas sesuai harapan
C. Lintas sektor yang terkait dalam peningkatan mutu kenerja puskesmas adalah :
1. Kecamatan
Pengaturan menyelenggarakan kecamatan baik dari sisi pembentukan,
kedudukan, tugas dan fungsi secara legalistic diatur dengan peraturan pemerintah.
Demilkian pula dalam pasal 4 qanun nomor 3 tahun 2003 dikatakan bahwa camat
mempunyai tugasmemimpin penyelenggaraanpemerintah,pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah
kecamatan, sedangkan fungsi camat dijelaskan selanjutnya dalam pasal 5 yaitu
untuk menyelenggarakan tugas – tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 4
mempunyai fungsi:
Menyelenggarakan tugas – tugas pemerintahan umum, pembangunan dan
kemasyarakatan
Pembinaan pemeritahan mukim dan gampong
Pembinaan ketertraman dan ketertipan masyarakat
Pembinaan dan penyelesaian masalah pertanahan
Pembinaan pembangunan prasarana ekonomi dan kelestarian lingkungan
hidup
Pembinaan pemberdayaan perempuan
Pembinaan kesejahtrean social
Pembinaan pelaksanaan syariat islam
Pembinaan dan pengembangan adat dan adat istiadat
Penyusunan program, pembinaan administra / ketatausahaan secretariat
kecamatan
Penyelenggaraan tugas-tugas lain yang di berikan pemerintah,pemerintah
provinsi, pemerintahan kabupaten atau pemerintahan kota
2. Kelurahan
seksi kesejahteraan social dipimpin oleh seorang kepala seksi yang berada dan
bertanggung jawab langsung kelurah. Seksi kesejahteraan social mempunyai tugas
:
Menyusun dan program dan kegiatan dibidang kesejahteraan social
Melaksanakan pemberian dibidang layanan rekomendasi / surat
keterangan yang berhubungan dengan kesejahteraan social sesuai dengan
peraturan perundang – undangan
Memfasilitasi pembinaan kerukunan hidup antar warga dan antar umat
beragama diwilayah kelurahan
Melaksanakan pendataan terhadap masyarakat yang rentan masalah social
dan keluarga miskin diwilayah kelurahan
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan bantuan, program dan
kegiatan kesejahteraan social diwilayah kelurahan
Memfasilitasi rapat program pemerintah dibidang kesehatan masyarakat,
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana diwilayah kelurahan
Melaksanakan fasilitas terhadap usaha – usaha kesejahteraan rakyat dan
Penanggulangan korban bencana alam
3. Tim penggerakan PKK Kecamatan dan Kelurahan
Pelaksanaan program dan kegiatan PKK secara terpadu dilaksanakan oleh pokja –
pokja dengan berpedoman pada 10 program pokok PKK yaitu :
a. Program Pokja I
Tugas
1. Memantapkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama, saling
menghormati dan menghargai dalam wadah Negara kesatuan republic
Indonesia
2. Meningkatkan ketahanan keluarga dalam mewujudkan kesadaran
setiap warga tentang penghayatan dan pengalaman pancasila melalui
pembinaan kesadaran bela Negara ( PKBN)
3. Memantapan pola asuh anak dan remaja dalam keluarga serta
perlindungan anak melalui lokakarya dan uji coba
4. Peningkatan pemahaman dan pengalaman perilaku budi pekerti dan
sopan santun dalam keluarga dan lingkungan
5. Meningkatkan pemahaman peraturan perundangan yang berkaitan
dengan pencegahan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT),
pencegahan perdagangan orang ( trafficking), peningkatan
pemahaman penyalahgunanan narkoba melalui lifi skill dan parenting
skill
6. Meningkatkan kesadaran hhidup bergotong royong, kesetia kawanan
social, keamanan lingkungan, tentara manunggal membangun desa (
TMMD)dan lain lainnya.
7. Teladan dalam keluarga dan lingkungannya
Prioritas Program
1. Penghayatan dan pengalaman pancasiala
Dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong bertujuan untuk membangun kerja sama
yang baik antar keluarga, warga dan kelompok dalam rangka mewujudkan semangat
persatuan dan kesatuan. Program ini sesuai dengan kebutuhan gender yang bersifat praktis
karena dengan adanya program gotong royong ini, masyarakat dapat mempererat tali
persaudaraan antar warga
Selain termasuk dalam kebutuhan praktis, program ini juga termasuk dalam
kebutuhan strategis karena dalam kegiatan gotong royong biasanya membangun fisik
fasilitas desa. Maka dengan pembangunan fisik tersebut akan membawa dampak jangka
panjang bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat lainnya. Contohnya adalah bakti social
dapat mempererat tali persaudaraan antara masyarakat dengan warga lingkungan sekitar.
Kegiatan gotong royong dilaksanakan dengan membangun kerja sama yang baik antar
sesame : keluarga, warga, dan kelompok untuk mewujudkan semangat persatuan dan
kesatuan.
Pada program ini, peranan majemuk perempuan lebih terfokus pada produktivitas,
karena dengan adanya pengembangan hidup dalam berkoperasi bisa menjadi tambahan
penghasilan bagi keluarga rumah tangga. Kebutuhan gender praktis yang ada dihasilkan dari
tambahan penghasilan melalui Simpanan Hasil Usaha (SHU) sebagai tambahan penghasilan
keluarga.
Kebutuhan gender strategis bisa dilihat dari dengan mengikuti koperasi , maka keluarga
memiliki tabungan atau simpanan yang dapat digunakan dimasa depan. Pendekatan yang
dilakukan dalam program ini adalah penguatan ekonomi keluarga sekaligus anti kemiskinan
karena adanya tambahan pendapatan yang dihasilkan dengan mengikuti koperasi yang ada di
desa.
Dalam pelaksanaan prioritas program disesuaikan dengan kemampuan daerah dan menjalin
kemitraandengan instansi terkait.
Pokjo III mengelola program pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga
a. Tugas :
1) Mengupayakan ketahanan keluarga dibidang pangan sesuai UU No. 7 Tahun 1996 tentang
pangan.
2) Meningkatkan penganekaragaman tanaman pangan dalam upaya peningkatan gizi keluarga
menuju keluarga yang berkualitas.
3) Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang Beragam,
Bergizi, Berimbang (3B), yang aman dan berbasis sumber daya local
4) Mengusahakan pemanfaatan lahan baik darat maupun air, minimal untuk pemenuhan
kebutuhan pangan keluarga.
5) Berperan dan membantu dalam program Cadangan Pangan Masyarakat
6) Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam upaya meringankan beban kerja sehingga
hasilnya lebih efektif dan efesien
7) Membudayakan “ Aku Cinta Makanan Indonesia “ dan “ Aku Cinta Produksi Indonesia”
sehingga menumbuhkan rasa bangga
8) Mensosialisasikan pola pangan 3B untuk keluarga khususnya bagi balita dan lansia
9) Meningkatkan penggunaan bahan sandang dalam negeri serta mendorong peningkatan
kualitas dan kuantitas produksi dan pemasarannya.
10) Mengembangkan kreatifitas Usaha Kecil Migro ( UKM) dengan berbagai produk busana,
cinderamata khas daerah untuk menunjang pariwisata
11) Memdorong terciptanya lapangan / kesempatan kerja di bidang jasa, sandang, pangan dan
perumahan
12) Memasyarakatkan rumah sehat dan layak huni sebagai upaya terwujudnya kualitas hidup
keluarga
13) Memantapkan pemahaman tentang fungsi rumah sebagai tempat tumbuh kembang
keluarga harmonis
14) Meningkatkan jalinan kerja sama dengan institusi terkait.
15) Melaksanakan PMT – AS terkoordinasi dan terpadu
16) Sosialisasi program nasional Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan ( GEMARIKAN) dalam
rangka mencerdaskan bangsa
17) Melaksanakan Program Nasional Gerakan Perempuan, Tanam, Tebar dan Pelihara Pohon
untuk mengantisipasi akibat perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan
keluarga
18) Menjaga kelestarian hutan
b. Prioritas Program
1) Pangan
Program ini difokuskan pada peranan majemuk perempuan dalam bidang produksi dan
kemasyarakatan. Dengan adanya program pangan ini maka banyak warga yang dapat
memproduksi makanan sendiri. Misalnya program TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) membuat
warga memproduksi tanaman obat sendiri agar jika salah satu anggota ada yang sakit, bisa
langsung diobati tanpa harus pergi ke rumah sakit. Program pangan bisa bersifat
kemasyarakatan, misalnya pengadaan lomba masak secara berjenjang guna meningkatkan
kreativitas cipta makanan.
Program ini dapat memenuhi kebutuhan gender secara praktis karena dapat mengoptimalkan
potensi warga dalam megoptimalkan HATINYA PKK dengan tanaman pangan dan tanaman
produktif/ keras ( bernilai ekonomis tinggi), minimal untuk memenuhi keperluan dan tabungan
keluarga serta meningkatkan tanaman obat keluarga ( TOGA)`
Mengembangkan industry pangan rumah tangga dan mengadakan penyuluhan, orientasi dan
pelatihan untuk menunjang pemasaran . mengadakan lomba masak secara berjenjang guna
meningikatkan kreativitas cipta makanan. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna ( TTG) untuk
menunjang usaha agrobisnis, hortikultura, tanaman buah, perikanan, peternakan dan lain – lain
untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan keluarga. Menyempurnakan dan sosialisasi
buku Peran PKK Dalam Mendukung Gerakan Percepatan Keanekaragaman konsumsi pangan.
2) Sandang
Program ini bertujuan untuk membudayakan perilaku berbusana sesuai dengan moral
budaya Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mencintai produksi dalam negri.
Pendekatan yang digunakan dalam program sandang ini adalah produksi dan kemasyarakatan.
Dikategorikan ke dalam produksi karena dapat meningkatkan produksi dalam negri ( busana
batik) yang kini sudah diakui oleh seluruh dunia bahwa batik adalah produk asli Indonesia.
Program ini memenuhi kebutuhan gender praktis karena dapat mempromosikan budaya jawa
lewat busana batik dan memenuhi kebutuhan gender strategis karena dapat menumpuk rasa
persatuan dan kesatuan.
d. PROGRAM POKJO IV
Pokja IV mengelola program Kesehatan, Kelestarian Lingkungan Hidup dan Perencanaan Sehat
a. Tugas
1) Meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan millennium antara lain:
a) Menghapus tingkat kemiskinan dan kelaparan ( indicator antara lain : menurunkan
prefalensi anak balita yang kurang gizi)
b) Menurunkan angka kematian anak
c) Meningkatkan kesehatan ibu hamil
d) Memerangi penyebaran HIV/AIDS, Malaria dan penyakit menular lainnya
e) Menjamin kelestarian lingkungan hidup
2) Meningkatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS)
3) Mengembangkan dan membina pelaksanan kegiatan POSYANDU
4) Memonitor pelaksanaan system Informasi Posyandu( SIP)
5) Melaksanakan pencatatan Ibu Hamil, Melahirkan , nifas, ibu meninggal , kelahiran dan
kematian bayi dan balita
6) Tanam dan pelihara pohon dalam rangka mewujudkan kelestarian lingkungan
1). Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang utama dalam kehidupan, maka dari itu sangat
penting bagi setiap individu untuk menjaga kesehatan. Dalam program ini, akan memfokuskan
peran wanita terhadap pemberdayaan, yaitu dengan tujuan memberdayakan keluarga dalam
menunjang penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita,
memperbaiki gizi bagi balita dan keluarga.
Focus peran wanita dalam program ini adalah dalam hal repruduksi yaitu asupan gizi dan
kualitas ASI. Kualitas ASI yang semakin baik, maka akan membuat anak menjadi sehat pula.
Program ini juga termasuk dalam kebutuhan gender praktis yaitu dengan cara mengoptimalkan
pelatihan, penyegaran, dan pembinaan kader posyandu. Selain termasuk kebutuhan gender
praktis, termasuk pula kedalam kebutuhan gender strategis. Karena kesehatan merupakan
kebutuhan yang sangat penting sehingga harus selalu dijaga, maka masyarakat membuat
posyandu.
Pendekatan yang digunakan dalam program ini adalah pendekatan keadilan karena
memperhatikan kesehatan keluarga tanpa membedakan derajat dan status social keluarga lain
contoh kegiatan dari program ini adalah Imunisasi dan lain lain
a) Memantapkan Keluarga Sadar Gizi ( KADARZI) dalam upaya menurunkan prefalensi anak
kurang gizi
(1) Gizi seimbang kepada Ibu Hamil ( BUMIL), Ibu Menyusui ( BUSUI) balita
(2) Kualitas gizi pada BUMIL yang kekurangan energy kronis ( KEK) dengan mengukur lingkar
lengan atas ( LILA)
(3) Penanggulangan gangguan akibat kekurangan garam yodium ( GAKY)
(4) Suplementasi Gizi
(5) Pemberian ASI ekslusif selama 6 (enam) bulan
(6) Makanan Pendampig Air Susu Ibu ( MP-ASI)
(7) Pemberian Makanan Tambahan ( PMT) bagi Balita, Lansia di posyandu
b) Penyediaan makanan tambahan bagi anak sekolah ( PMT – AS) upaya penambahan kalori (
Protein, Karbohidrat, lemak, Vitamin, Meneral, Air) di sekolah
c)Menjadikan PHBS sebagai kebiasaan hidup sehari-hari
(1) Membudayakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kebersihan pribadi
(2) Menggunting dan memelihara kebersihan kuku
(3) Lomba pelaksanaan terbaik PHBS setahun sekali
d) Usaha Kesehatan Sekolah
e) Membudayakan Lima Imunisasi dasar lengkap ( LIL) dan rutin untuk menurunkan angka
kematian anak dan ibu
f) Meningkatkan kesadaran Pasangan Usia Subur ( PUS) tentang manfaat pemakaian alat
kontrasepsi
g) Meningkatkan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan tidak menular
h) Meningkatkan tanaman dan pelihara pohon dan pelihara pohon dalam upaya kelestarian
lingkungan hidup, mengurangi dampak global warning ( pemanasan Global)
i) Mendorong swadaya masyarakat dalam upaya penurunan angka kematian ibu ( AKI) angka
kematian bayi ( AKB), angka kematian balita ( AKBAL) melalui antara lain :
(1) Gerakan saying ibu ( GSI) dengan program perencanaan persalinan, pencegahan dan
komplikasi ( P4K)
(2) Mensosialisasikan kesadaran donor darah di desa dan kelurahan
(3) Lima IMUNISASI dasar LENGKAP DAN imunisasi Rutin
(4) Pencatatan kelahiran dan kematian di kelompok – kelompok dasawisma
(5) Ambulans’ Desa
j) Pemahaman tertib administrasi dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib
administrasi kependudukan di keluarga
k) Optimalisasi Posyandu
Posyandu adalah pusat pelayanan terpadu dari, oleh dan untuk masyarakat dengan lima
kegiatan utama : Kesehatan Ibu dan anak, pencegahan Diare, Penanggulangan dan
pencegahan kekurangan Gizi,Imunisasi dan Keluarga Berencana
Kegiatan ini berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dalam pelaksanaannya
menjadi 4 strata : Pratama, Madya, Purnama dan MANDIRI
Strata MANDIRI adalah kegiatan-kegiatan terpadu yang meliputi kesehatan, ekonomi,
pendidikan, agama dan lain-lainnya
Pelatihan, penyegaran, dan pembinaan kader Posyandu secara berkeseimbangan
(1) Penyempurnaan dan sosialisasi modul pelatihan kader posyandu yang diintegrasi
dengan PAUD dan BKB berkerja sama dengan Pokja II
(2) Penyempurnaan dan sosialisasi Buku Pelatihan Kader Posyandu
(3) Sosialisasi Buku Pegangan Kader Gizi
(4) Integrasi system informasi posyandub( SIP) dengan system informasi manajemen PKK
( SIM PKK) dan sosialisasinya
(5) Mengadakan jamboree Nasional kader Posyandu setiap tahun sekali sebagai
penghargaan kepada kader dan upaya peningkatan kenerja kader
(6) Lomba pelaksana terbaik posyandu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan
jumlah posyandu agar berkembang menjadi posyandu mandiri atau posyandu plus
(7) Temu konsultasi pengelola posyandu tingkat daerah / nasional
(8) Optimalisasi kegiatan PAUD terintegrasi dengan posyandu dan BKB berkerja sama
dengan Pokja II
(9) Mengembangkan posyandu Lansia
l) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam:
(1) Mengenal tanda- tanda kegemukan ( obesitas) dan kekurangan gizi
(2) Mengenal tanda – tanda bahaya kehamilan , melahirkan, dan nifas
(3) Mengenal tanda – tanda bahaya NARKOBA dan upaya pencegahannya
(4) Mengenal tanda – tanda kehamilan secara dini
(5) Mengenal bahaya penyakit dan dampak kurang bersihnya lingkungan
(6) Orientasi peningkatan kepemimpinan PKK dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat
(7) Pemanfaatan hasil tanaman TOGA
(8) Peningkatan penyuluhan pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
penyakit DBD, Malaria, Osteoporosis, Degeneratif, seperti Jantung, dan diabetes,
kanker, Stroke, TB, Penyakit Infeksi dan Lain-lainnya
Kebutuhan gender dalam hal strategis adalah kebersihan lingkungan. Dengan warga yang
selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka kebersihan lingkungan akan terjamin.
Pendekatan yang dilakukan dalam program ini adalah pemberdayaan terhadap masyarakat yaitu
dengan adanya sosialisasi kesehatan ligkungan hidup.
(1) Menanamkan kesadaran tentang kebersihan pengelolaan kamar mandi dan jamban
keluarga, Saluran Pembuangan Air Limbah ( SPAL)
(2) Menanamkan kebiasaan memilih sampah organic dan non organic serta Bahan
Berbahaya dan Beracun ( B3) di tempat yang benar
(3) Mendaur ulang limbah
(4) Mengadakan lomba / pelaksanaan terkait lingkungan bersih dan sehat
(5) Peningkatan pengetahuan tentang pengadaan, pemakaian dan penghematan air
bersih dan sehat dalam keluarga
(1) Pengembangan kualitas lingkungan dan pemukiman, kebersihan dan kesehatan, pada
pemukiman yang padat, dalam rangka terwujudnya kota bersih dan sehat ( Health Cities)
(2) Pencegahan banjir dengan tidak menebang pohon sembarangan
(3) Program sejuta pohon sebagai paru – paru kota dan pencegahan polusi udara
(4) Pemanfaatan jamban dan air bersih dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat
(5) Memasyarakatkan biopori (lubang resapan ) untuk mencegah genangan dan resapan air
Program terakhir dari 10 program PKK adalah perencanaan kesehatan. Tujuan dan program ini
adalah meningkatkan kegiatan dalam program perencanaan kesehatan reproduksi karena membantu
ibu – ibu, para remaja dan calon pengantin untuk menjaga kesehatan reproduksi.
Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat dapat menjaga kesehatan keluarga.
Kebutuhan gender praktis dalam program ini adalah menjaga kesehatan keluarga agar tidak tererang
penyakit yang berbahaya. Kebutuhan gender strategis adalah dapat mengendalikan jumlah
penduduk yang ada di desa BatuBulan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan anti
kemiskinan karena dengan adanya keluarga berencana maka dapat memperkirakan kebutuhan hidup
kedepan. Contoh kegiatan dalam program ini adalah KB.
TUJUAN BELAJAR
Peserta dapat menyebutkan tugas – tugas kader posyandu, baik sebelum hari buka
posyandu, pada saat buka posyandu, atau sesudahnya
Peserta dapat menjelaskan apa yang disebut paket pelayanan minimal posyandu dan
paket pelayanan pilihan posyandu
TUGAS – TUGAS KADER POSYANDU
Tugas sebelum hari buka posyandu atau disebut juga tugas pada H- Posyandu, yaitu
berupa tugas –tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu
berjalan dengan baik
Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga pada hari H Posyandu, yaitu berupa
tugas –tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 kegiatan
Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H+ Posyandu yaitu
berupa tugas- tugas setelah hari Posyandu
Penyelenggaraan posyandu 1 bulan penuh, hari buka Posyandu untuk penimbangan 1
bulan sekali
DISKUSI KELOMPOK ( 20 menit)
Kami akan membagi peserta menjadi 4 kelompok kecil
Selanjutnya kami akan membagikan kartu yang berisi tugas – tugas kader posyandu
TUGAS KELOMPOK
Perhatikan dan pelajari setiap kartu bertuliskan tugas – tugas kader
Susunlah kartu – kartu tersebut dalam 3 kelompok kartu, yaitu: kartu – kartu tugas
kader sebelum hari buka posyandu ( H-), pada hari buka posyandu ( H), dan sesudah
hari buka posyandu ( H+)
Tempelkan ke 3 kelompok kartu tersebut diatas kertas dinding
Apabila perlu, tambahkan tugas – tugas kader Posyandu yang masih kurang dengan
menuliskan diatas kartu kosong
PLENO ( 20 Menit )
Selanjutnya kami persilahkan kepada masing – masing perwakilan kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya
Masing- masing kelompok kami beri kesempatan 3 menit
Masing – masing kelompok bisa langsung menanggapi hasil diskusi kelompok lain
TUGAS – TUGAS KADER POSYANDU TUGAS – TUGAS PADA –H
Menyiapkan alat dan bahan yaitu : alat penimbang bayi dan balita , Kartu Menuju
Sehat ( KMS) , alat peraga, alat pengukur LILA, Obat- obatan yang dibutuhkan ( tablet
besi, Vitamin A, Oralit< dan lain –lain sesuai kebutuhan ), bahan / materi penyuluhan
lainnya
Mengundang dan menggerakan masyarakat, yaitu memberitahu ibu- ibu untuk datang
ke posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi
masyarakat untuk datang keposyandu
Menghubungi Pakjo Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kekantor desa
/ kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir
pada hari buka posyandu
Melaksanakan pembagian tugas yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader
posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan
TUGAS – TUGAS KADER POSYANDU ( lanjutan ) TUGAS –TUGAS PADA HARI H
kegiatan I
Mendaftar bayi / balita , yaitu menulis nama bayi / balita pada KMS dan secarik kertas
yang diselepkan pada KMS
Mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Registrasi
Ibu Hamil
Kegiatan 2
Kegiatan 3
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik kertas
kedalam KMS anak Tersebut
TUGAS – TUGAS KADER POSYANDU ( lanjut) TUGAS – TUGAS PADA HARI H (lanjut)
Kegiatan 4
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang di gambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan
Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya
atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
Memberikan rujukan ke puskesmas apabila di perlukan, untuk balita, ibu hamil dan
menyusui berikut ini : - Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah ( BGM)
pada KMS, 2 kali berturut – turut berat badannya tidak naik, kelihatannya sakit ( lesu
– kurus, busung lapar, diare, rabun mata dan sebagainya) – Ibu hamil dan Menyusui:
apabila keadaanya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing terus menerus, pendarahan,
sesak nafas, gondokan dan sebagainya – orang sakit memberikan pelayanan gizi dan
kesehatan dasar oleh kader posyandu, misalnya pemberian tablet tambahan darah (
tablet Besi) vitamin A, oralit dan lain sebagainya
Kegiatan 5
Pelayanan imunisasi
Pelayanan keluarga berencana ( KB)
Pengobatan
Pemberian tablet penambah darah ( tablet Besi), Vitamin A, dan obat – obatan lain
nya
TUGAS – TUGAS KADER POSYANDU ( lanjut) TUGAS – TUGAS PADA HARI + H
Memindahkan catatan-catatan pada kartu menuju sehat ( KMS) kedalam buku register
atau buku bantu kader
Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu pada
bulan berikutnya
Kegiatan diskusi kelompok ( penyuluhan kelompok) bersama orang tua balita yang
lokasi rumahnya berdekatan ( kelompok Dasawisma)
Kegiatan kunjungan rumah ( penyuluhan perorangan) sekaligus untuk tindak lanjut /
rujukan dan mengajak orang tua balita datang ke posyandu pada kegiatan bulan
berikutnya
DISKUSI KEPADA SEMUA PESERTA DARI TUGAS – TUGAS TERSEBUT DI ATAS, TUGAS YANG
MANAKAH YANG PALING SULIT DAN PALING MUDAH UNTUK DILAKUKAN
TUGAS- TUGAS KADER MENYELENGGARAKAN POSYANDU DI BAGI DALAM 2 KEGIATAN,
YAITU : 1. KEGIATAN PELAYANAN MINIMAL POSYANDU. 2. KEGIATAN PILIHAN POSYANDU
KEGIATAN PELAYANAN MINIMAL .
Paket pelayanan minimal posyandu adalah kegiatan – kegiatan dasar yang merupakan
tugas utama kader untuk dilaksanakan diposyandu. Artinya kegiatan ini harus
dilaksanakan oleh setiap posyandu di Indonesia
Program termasuk dalam paket pelayanan minimal adalah
KEGIATAN PELAYANAN MINIMAL ( lanjut) BAYI DAN BALITA
Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan
Pemberian paket pertolongan gizi : pemberian Vitamin A, pemberian paket Makanan
Pendamping ASI ( MP-ASI), Pemberian Makanan Tambahan ( PMT)
Imunisasi lengkap dan pemantauan kasus lumpuh layuh
Identifikasi gangguan / penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan, terutama untuk
diare, radang paru – paru ( Pnemonia) IBU HAMIL
Pemeriksaan Kehamilan
Pemberian Makanan Tambahan ( PMT) bagi ibu kurang gizi atau kurang energy kronis
( KEK)
Pemberian tablet penambah darah ( tablet Besi)
Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan IBU NIFAS / MENYUSUI
Pemberian kapsul Vitamin A
Pemberian makanan tambahan ( PMT)
Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
Pelayanan KB
KIE / penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Ekslusif, perawatan nifas
dan perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB
KEGIATAN PILIHAN sedangkan kegiatan pilihan Posyandu merupakan kegiatan diluar kegiatan
dasar yang di sesuaikan dengan masalah / kebutuhan yang dirasakan masyarakat di wilayah
layanan posyandu masing – masing. Artinya , kegiatan ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap
posyandu karena tergantung pada kebutuhan masing – masing, misalnya: program sami jaga
dan perbaikan lingkungan permukiman, perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina
Keluarga Balita ( BKB, PAUD), penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya gondok,
deman berdarah dengue ( DBD), Malaria dan lain-lain, usaha kesehatan gigi masyarakat desa
( UKGMD) dan lain-lain
5. Kader Posyandu Usila
Kader kesehatan sangat diperlukan untuk kelancaran terselenggaranya pelayanan kesehatan
ke masyarakat secara baik, karena kader adalah perantara antara masyarakat dengan tenaga
kesehatan. Untuk kelancaran tugasnya maka dibutuhkan pendidikan, latihan, dan supervise
secara berkisinambungan
Kader posyandu lansia adalah kader yang bertugas di posyandu lanjut usia ( Lansia) dengan
kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan
pasien lansia( Cahyo, 2010)
Bertempat tinggal diwilayah RT/RW yang bersangkutan / diwilayah posyandu
Berpenampilan ramah dan simpatik
Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas sebagai kader
Mau bekerja secara suka rela
Dapat membaca dan menulis
Dirterima oleh masyarakat setempat
Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
Mengikuti pelatihan – pelatihan sebelum menjadi kader posyandu
KRITERIA KADER LANSIA
Melakukan kegiatan bulanan posyandu, mempersiapkan pelaksanaan posyandu,
tugas – tugas kader posyandu pada hari H – atau saat persiapan hari buka posyandu,
meliputi :
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbang dan KMS, alat peraga, alat
pengukur, bahan / materi penyuluhan
Menghubungi pokja posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor
desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa hadir pada
hari buka posyandu
Melaksanakan pembagian tugas yaitu menebtukan pembagian tugas diantara kader
posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan PERAN KADER LANSIA
Pelaksanaan kegiatan bulanan posyandu
Tugas kader pada hari buka posyandu disebut juga sebagai tugas pelayanan 3 meja
atau 5 meja ( disesuaikan dengan system yang digunakan)kegiatan setelah pelayanan
bulanan posyandu, meliputi:
Memindahkan catatan dalam Kartu Menuju Sehat ( KMS) kedalam buku register atau
buku bantu kader
Menilai ( mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu
pada bulan berikutnya
Kegiatan kunjungan rumah ( penyuluhan perorangan) merupakan tindak lanjut dan
mengajak para lansia datang k posyandu pada kegiatan bulan berikutnya
Menggerakan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan posyandu
langsung ketengah masyarakat, melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat.
Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran , penyuluhan dan berbagai usaha
kesehatan masyarakat lainnya termasuk pelaksanaan senam lansia
Kader mengenalkan masalah yang ada dimasyarakat secara nyata,kader dapat mencari
alternatif pemecahan masalah kesehatan sesuai dengan kondisi yang ada dimasyarakat, kader
merencanakan kegiatan sesuai dengan potensi yang ada , kader melaksanakan pembinaan
dan kegiatan yang telah direncanakan
FUNGSI KADER LANSIA PELATIHAN KADER LANSIA seorang calon kader wajib mengikuti
pelatihan –pelatihan sebelum menjadi kader posyandu, hal ini dikarenakan sebelum menjadi
seorang kader dalam tugasnya akan sering melakukan berbagai penyuluhan.
Kader harus menguasai berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan yaitu :
Keterampilan komunikasi interpersonal keterampilan ini wajib dalam melaksanakan
tugasnya seorang kader perlu memahami kebutuhan masyarakat, serta perlu
menguasai teknik – taknik komunikasi yang efektif
Keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan di posuamdu ( pencatatan,
pelaporan, penimbangan, dan lain-lain) Kader perlu memahami system pencatatan
dan pelaporan yang benar, agar dapat memperoleh data yang mampu membantu
kader mengidentifikasi masyarakat yang perlu dikunjungi dan memperoleh perhatian
khusus
Pengetahuan kesehatan dasar dan gizi pemahaman kader yang baik mengenai
kesehatan dasar dan gizi dapat membantu kader untuk efektif dalam memberikan
informasi dengan benar. Calon kader wajib mengikuti pelatihan – pelatihan sebelum
menjadi dan melaksanakan kewajiban sebai kader posyandu.
6. Tokoh Masyarakat
1. Pemberdaya masyarakat
Berperan memotivasi masyarakat untuk mau dan mampu mengatasi masalahnya
secara mandiri dengan melakukan PHBS dalam kehidupan sehari – hari
2. Penggali sumber daya
Diharapkan toma mampu menggali semua potensi yang ada di masyarakat baik
materil maupun non materil yang dapat dimanfaatkan dalam peningkatandesa siaga
aktif menuju masyarakat yang ber PHBS