Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 1

Disusun Oleh:

Kelas Intensif 6602

Hadyan Abdullah 1711070226

PERBANAS INSTITUTE

JAKARTA

2019
A. PENDAHULUAN
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) mengadopsi International
Accounting Standard 1 (IAS 1) yang menjabarkan pedoman dalam Penyajian
Laporan Keuangan, menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk
menyajikan laporan keuangan untuk kebutuhan umum dan menguraikan pedoman
untuk strukturnya serta mendasari persyaratan minimum atas isi dan
pengungkapannya dalam penyusunan laporan keuangan yang didasarkan pada
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS).
IAS 1 awalnya dikeluarkan oleh Komite Standar Akuntansi Internasional
(IASC) pada tahun 1997 yang menggantikan tiga standar pengungkapan dan
penyajian persyaratan dan merupakan standar akuntansi komprehensif pertama
untuk menangani penyajian standar keuangan. Pada tahun 2001 IAS 1 diadopsi
oleh IASB, standar terakhir diubah pada bulan Juni 2011, perubahan tersebut
efektif mulai tanggal 1 Juli 2012. Di Indonesia pengaturan mengenai penyajian
laporan keuangan di atur dalam PSAK 1 yang mengadopsi dari IAS 1.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan IAS 1 adalah sebagai penyediaan
informasi yang berguna tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas
dari suatu entitas, dan mengkategorikan informasi yang diberikan menjadi aset,
kewajiban, pendapatan dan pengeluaran, kontribusi oleh dan distribusi kepada
pemilik, dan arus kas.
Dalam IAS 1 menguraikan tentang penyajian laporan keuangan, yaitu :
1. Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK;
2. Disusun atas dasar kelangsungan usaha;
3. Disusun dengan menggunakan dasar akrual;
4. Materialitas dan Penggabungan;
5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas
6. Disajikan minimal secara tahunan
7. Infomasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya
8. Disajikan secara secara konsisten pada setiap periode
B. TUJUAN

Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general


purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan
keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
Pernyataan ini mengatur:
o Persyaratan bagi penyajian laporan keuangan
o Struktur laporan keuangan
o Persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan Beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, dan
6. arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.
C. PERANGKAT LAPORAN KEUANGAN YANG LENGKAP
Laporan keuangan dianggap lengkap apabila memenuhi komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
f. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan posisi keuagan atau yang sering disebut neraca, melaporkan
asset, liabilitas, dan modal entitas pada tanggal tertentu. Laporan ini
merupakan sumber informasi utama tentang posisi keuangan entitas karena
merangkum elemen-elemn yang berhubungan langsung dengan pengukuran
posisi keuangan, yaitu asset, liabilitas, adan ekuitas.
Kegunaan laporan posisi keuangan secara umum adalah untuk menilai
resiko-resiko entitas masa depan. Tujuan penggunaan laporan posisi keuangan
menggunakan laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi struktur pendanaan
b. Menganalisis likuiditas
c. Menilai solvabilitas
d. Menilai fleksibelitas keuangan

Keterbatasan dari laporan posisi keuangan adalah :

a) Pilihan pengukuran beberapa asset tertentu berdasarkan biaya


perolehan atau biaya perolehan terdepresiasi, dan pada nilai kininya.
b) Tidak diperkenankan mengakui ast tidak berwujud yang mengandung
nilai manfaat, namun sulit di ukur nilainya secara objektif karna
dihasilkan secara internal, misalnya merek yang dihasilkan secara
internal.
c) Rekayasa keuangan yang sering kali memingkinkan untuk
menghasilakn pembiayaan off-balance sheet.
d) Beberapa pengukuran nilai untuk beberapa unsur di laporan posisi
keuangan melibatkan pertimbangan dan estimasi, misalnya penentuan
masa manfaat asset tea dan estimasi kewajiban garansi.

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos


berikut :
1. Aset tetap
2. Properti investasi
3. Aset tidak berwujud
4. Aset keuangan
5. Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
6. Persediaan
7. Piutang dagang dan piutang lainnya
8. Kas dan setara kas
9. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan asset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual: asset tidak lancer yang
dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan
10. Utang dagang dan terutang lain
11. Provisi
12. Liabilitas keuangan
13. Liabilitas dan aset untuk pajak kini
14. Liabilitas dan aset pajak tangguhan
15. Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
16. Kepentingan non pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas
17. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Entitas mempertimbangkan apakah pos-pos tambahan disajikan secara
terpisah didasarkan pada penilaian dari :
o Sifat dan likuiditas aset
o Fungsi dari aset tersebut dalam entitas
o Jumlah,sifat dan jangka waktu liabilitas
Pengklasifiksian Aset dan Liabilitas
Aset Lancar dan Tidak lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika :
a. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud
untuk menjual atau menggunakan dalam siklus operasi normal
b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. Entitas mengharapkan akan merealisasikan aset dalam jangka waktu
dua belas bulan setelah periode pelaporan
d. Kas atau setara kas, kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya
dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
aset tidak lancar. Aset lancar mencakup aset yang dijual, dikonsumsi atau
direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut
tidak diharakan untuk direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan, aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk
diperdagangkan.
Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang
disebabkan adanya transaksi di masa lalu. Menurut Kieso (2008) liabilitas
memiliki 3 (tiga) karakteristik yaitu:
a. Kewajiban sekarang
b. Diperoleh dari kejadian di masa lalu
c. Penyelesaiannya menggunakan sumber daya yang dimiliki entitas.
1. Liabiliitas Jangka Pendek
Menurut PSAK 01 terdapat 4 (empat) Kriteria Liabilitas Jangka
Pendek, yaitu:
o Diselesaiakan dalam siklus operasi normal
o Tujuannya untuk diperdagangkan
o Jatuh tempo 12 bulan setelah periode pelaporan
o Penyelesaian hutang tidak dapat ditunda sekurang-kurangnya
dari 12 bulan setelah periode pelaporan.
2. Liabilitas Jangka Panjang
Menurut PSAK 01, liabilitas yang tidak termasuk dalam kategori
liabilitas jangka pendek maka akan diklasifikasikan sebagai sebagai
hutang jangka panjang. Hutang jangka panjang antara lain: Hutang
wesel jangka panjang, Hutang obligasi dan Hutang hipotek
Ekuitas
Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau
laporan perubahan ekuitas atau CALK :
Untuk setiap jenis saham
a. Jumlah saham modal dasar
b. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang
diterbitkan tetapi tidak disetor penuh
c. Nilai nominal saham
d. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir
periode
e. Hak, keistimewaan, dan pembatasan setiap jenis saham
f. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas
asosiasi
g. Saham yang dicadangkan untuk penerbitan hak opsi
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan
atau unit perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan
poin a di atas, yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari
setiap jenis kepentingan ekuitas, serta hak, keistimewaan, dan pembatasan
yang melekat pada setiap kepentingan ekuitas.

2. Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Selama


Periode
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan
penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain:
a. laba rugi
b. total penghasilan komprehensif lain
c. penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu totallaba rugi
dan penghasilan komprehensif lain
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak
menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan
komprehensif.
Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas bagian laba rugi
dan penghasilan komprehensiflain, sebagai alokasi dari laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:
a. laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada
 kepentingan non-pengendali
 pemilik entitas induk
b. penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan
kepada
 kepentingan non pengendali
 pemilik entitas induk
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, maka
entitas menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Informasi dalam L/R Komprehensif
1. Ketika pos‐pos pendapatan atau beban bernilai material, maka entitas
mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. Penyebab
pengungkapan terpisah:
o penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya
o restrukturisasi atas aktivitas‐aktivitas suatu entitas dan untuk setiap
laibilitas diestimasi atas biaya restrukturisasi;
o pelepasan aset tetap;
o pelepasan investasi;
o operasi yang dihentikan;
o penyelesaian litigasi; dan
o pembalikan laibilitas diestimasi lain.
2. Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas,
mana yang dapat menyediakan informasi yang lebih andal dan relevan.

Klasifikasi Beban > Sifat

 Pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri


 Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu alokasi
beban menurut fungsi

Klasifikasi Beban > Fungsi

o Minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara terpisah dari


beban lain.
o Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan
informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban penyusutadan
& amortisasi dan imbalan kerja

3. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode


Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan
IFRS. Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut:
a. total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang menunjukkan
secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas
induk dan kepada kepentingan nonpengendali.
b. untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif atau
penyajian kembali secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada
awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing
perubahan yang timbul dari:
1) laba rugi
2) penghasilan komprehensif lain
3) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada
pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak
menyebabkan hilangnya pengendalian.
Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik dalam laporan
perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, analisis
penghasilan komprehensif lain berdasarkan pos.
Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan
atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada
pemilik selama periode, dan jumlah dividen per saham terkait.

4. Laporan Arus Kas Selama Periode


Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan
entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas menggambarkan
perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyajian
ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu
transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas misal
pelunasan pinjaman dan bunganya sebagai pendanaan dan operasi.
Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah:
a. Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas
bruto diungkapkan;
b. Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non
kas, penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait
aktivitas investasi dan pendanaan.
Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan, Berisi Ringkasan Kebijakan Akuntansi


Penting Dan Informasi Penjelasan Lainnya
Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar
penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan
sesuai dengan IAS 1. Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK
yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan. Dan
memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan
secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan
posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi yang
berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas umumnya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan
urutan sebagai berikut, untuk membantu pengguna memahami dan
membandingkan dengan laporan keuangan entitas lain:
a. pernyataan kepatuhan terhadap SAK
b. ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
c. informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan !aha rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian
laporan dan penyajian masing-masing pos; dan
d. pengungkapan lain

6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan


ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

D. KETENTUAN UMUM
1. Penyajian Secara Wajar
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan
penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai
dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban
yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,
dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Entitas yang laporan keuangannya telah patuh terhadap SAK membuat
pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK
dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak dapat menyebutkan bahwa
laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut
telah patuh terhadap seluruh persyaratan dalam SAK.
Dalam hampir seluruh keadaan, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar
juga mensyaratkan entitas untuk:
a. memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. IAS
8 mengatur hirarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh
manajemen dalam hal tidak terdapat pernyataan yang secara spesifik
mengatur suatu pos tertentu.
b. menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan mudah dipahami.
c. memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan
spesifik dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
memahami dampak dari transaksi, peristiwa lain dan kondisi tertentu
terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.

2. Disusun Atas Dasar Kelangsungan Usaha


Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian
tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas
menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali
manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan
perdagangan, atau tidak memiliki alternatif lain yang realistis selain
melakukannya. ]ika manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya)
mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan dengan peristiwa
atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan ketidakpastian tersebut. ]ika entitas menyusun laporan
keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak
dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat menggunakan asumsi kelangsungan
usaha.

Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha adalah tepat,


manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai masa
depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua belas bulan dari akhir
periode pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap
kasus. Ketika selama ini entitas menghasilkan laba dan memiliki akses ke
sumber pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan
usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen
mungkin perlu untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi
profitabilitas masa kini maupun yang diharapkan di masa depan, jadwal
pembayaran utang dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat
menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai.

3. Disusun Dengan Menggunakan Dasar Akrual


Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus
kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos
sebagai aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan
keuangan) ketika pos - pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan.

4. Materialitas Dan Penggabungan


Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang
material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi
yang tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi
atau peristiwa lain yang digabungkan ke dalam kelas-kelas sesuai sifat atau
fungsinya. Tahap akhir dari proses pengabungan dan pengklasifikasian adalah
penyajian data yang telah diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-
pos dalam laporan keuangan. Jika suatu pos secara individual tidak material,
maka dapat digabungkan dengan pos lain di dalam laporan keuangan atau di
dalam catatan atas laporan keuangan. Pos yang tidak cukup material untuk
disajikan terpisah dalam laporan keuangan mungkin cukup material untuk
disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak perlu
menyediakan pengungkapan yang spesifik yang disyaratkan oleh suatu standar
jika informasi tersebut tidak material.

5. Tidak memperkenankan Saling Hapus antara Aset dan Liabilitas


Entitas tidak melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar.
Entitas melaporkan secara terpisah aset dan liabilitas serta pendapatan dan
beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan
keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang
telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika
saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset
secara neto setelah dikurangi penyisihan penilaian (sebagai contoh, penyisihan
keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk
kategori saling hapus.

6. Disajikan Minimal Secara Tahunan


Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi
komparatif) setidaknya secara tahunan. Ketika akhir periode pelaporan entitas
berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih
panjang atau lebih pendek daripada periode satu tahun, maka sebagai tambahan
terhadap periode cakupan laporan keuangan, entitas mengungkapkan:

a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;
dan
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan.
Umumnya, entitas secara konsisten menyiapkan laporan keuangan untuk
periode satu tahun. Akan tetapi, untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih
memilih untuk melaporkan, sebagai contoh, untuk periode 52 minggu.
Pernyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut.

7. Infomasi Komparatif Dengan Periode Laporan Keuangan Sebelumnya


Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan
periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi
komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode
sebelumnya diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan
periode berjalan.
Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan,
minimal, dua laporan posisi keuangan, dua dari setiap laporan keuangan lainnya,
dan catatan terkait. Ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara
retrospektif dalam laporan keuangan atau ketika mereklasifikasi item dalam
laporan keuangan, dua dari setiap laporan lainnya, dan catatan terkait. Entitas
menyajikan laporan posisi keuangan pada:

a. akhir periode berjalan,


b. akhir periode sebelumnya (yang sama seperti awal periode berjalan),
dan
c. awal periode komparatif paling awal.

Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan


keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.
Sebagai contoh, entitas mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang
sengketa hukum, yang hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir
periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan
keuangan dapat memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari pengungkapan
informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama periode untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut.

8. Disajikan Secara Secara Konsisten Pada Setiap Periode


Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode
dilakukan secara konsisten kecuali:

a. Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas


atau kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa
penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan
penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8
b. Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.

Sebagai contoh, akuisisi atau pelepasan yang signifikan, atau kajian ulang
atas penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan
bahwa laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun demikian,
perubahan penyajian dapat dilakukan jika perubahan tersebut memberikan
informasi yang andal dan lebih relevan bagi pengguna dan struktur yang baru
memiliki kecenderungan akan digunakan seterusnya, sehingga keterbandingan
tidak terganggu.

E. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang berisi
pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi yaitu:
1. Perubahan dalam surplus revaluasi
2. Keuntungan/kerugian aktuarial dalam manfaat pasti
3. Keuntungan dan Kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing
4. Keuntungan dan Kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia
untuk dijual
5. Bagian Efektif dari keuntungan dan Kerugian Instrumen Lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas
Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban
dalam bentuk:
1. Dua laporan yang terpisah antara:
a. Laporan laba rugi yang menunjukkan komponen laba rugi terpisah
dan;
b. Laporan pendapatan komprehensif yang dimulai dengan laba rugi dan
pendapatan komprehensif lain.
2. Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah di atas)

Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif harus disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-
pos dalam laporan keuangannya.

Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos


berikut sebagai alokasi laba rugi dalam periode:

1. Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik


entitas induk.
2. Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas
induk.

Kepentingan non pengendali (hak minoritas) disajikan sebagai bagian dari


ekuitas. Pajak penghasilan terkait dengan masing-masing komponen pendapatan
komprehensif lain harus diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau
catatan atas laporan keuangan.

Standar menetapkan, sebagai suatu yang minimum, pos-pos lini berikut harus
disajikan didalam suatu laporan laba-rugi komprehensif.

 Pendapatan, biaya keuangan, bagian dari laba atau rugi dari perusahaan

asosiasi dan perusahaan patungan yang dicatat dengan menggunakan metode

ekuitas, beban pajak, jumlah yang diharuskan untuk diungkapkan menurut

Standar Pelaporan Keuangan International ( IFRS ) 5 yang terkait dengan

penghentian operasi.

 Laba atau rugi periode pelaporan


 Setiap komponen laba-rugi komprehensif lainnya diklasifikasikan

berdasarkan sifatnya.

 Setiap bagian dari laba-rugi komprehensif lainnya dari perusahaan asosiasi

dan perusahaan joint renture yang dicatat dengan menggunakan metode

ekuitas, dan

 Total laba-rugi komprehensif.

Laba atau rugi periode pelaporan sama halnya dengan total laba-rugi

komprehensif untuk periode yang diatribusikan kepada pemilik non-pengendali dan

pemilik perusahaan induk diharuskan untuk diungkapkan secara terpisah.

Karena IAS 1 menguraikan pengungkapan minimum pos lini, maka suatu entitas

diijinkan menyajikan tambahan pos lini, dan subtotal di dalam laporan laba-rugi

komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika entitas boleh memilih untuk

menyajikan laporan ini). Tambahan pengungkapan semacam ini diizinkan bilamana

penyajian semacam ini adlaah relevan dengan suatu pemahaman mengenai kinerja

keuangan entitas.

Suatu entitas harus mengakui semua pos pendapatan dan beban dalam suatu

periode yang memperoleh laba atau rugi, kecuali Standar Pelaporan Keuangan

Internasional (IFRS) mensyaratkan atau mengizinkannya. Suatu entitas harus

menyajikan suatu entitas analisis beban yang diakui dalam laba atau rugi, dengan

menggunakan suatu klasifikasi atas dasar sifat atau fungsinya didalam entitas,

memberikan informasi manakah yangdapat diandalkan dan lebih relevan.

Sebuah contoh mengenai suatu klasifikas yang menggunakan metode sifat beban
Sebuah contoh mengenai suatu klasifikas yang menggunakan metode fungsi

beban

F. PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI


Pengguna laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi
terpilih sebagai bagian dari informasi yang dibutuhkan, untuk membuat penilaian,
dan keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian
handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan
akuntansi terpilih yang penting dalam penyusunan laporan keuangan.
Suatu entirtas harus mengungkapkan secara ringkas kebijakan akuntani yang
signifikan :
1. Dasar pengukuran (atau basis) yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan, dan kebijkan akuntansi lainnya yang digunakan adalah relevan bagi
suatu pemahaman laporan keuangan.
2. Pertimbangan. Bagian dari estimasi yang terkait bahwa manajemen
melaksanakan proses penerapan kebijakan akuntansi dan yang paling
signifikan atas jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan.
3. Informasi mengenai asumsi yang terjadi di masa datang , dan sumber utama
lainnya mengenai ketidakpastian padaa khir periode pelaporan.
Suatu entitas harus mengungkapkan didalam catatan :
1. Jumlah dividen yang diusulkan atau dideklarasikan sebelum laporan keuangan
diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai suatu distribusi kepada
pemilik selama periode yang bersangkutan, dan terkait jumlah per lembar
sham.
2. Jumlah akumulasi dividen saham preferan yang tidak diakui.
3. Informasi yang menjadikan pengguna laporan keuangnya untuk mengevaluasi
tujuan , kebijakan dan proses entitas untuk pengelolaan modal.
Suatu entitas harus menggunakan hal berikut apabila tidak diungkapkan dalam
informasi yang diterbitkan dengan laporan keuangan :
1. Domisili dan bentuk hukum entitas, negara asal perusahaannya, alamat kantor

terdaftar (tempat bisnis utama)

2. Suatu deskripsi sifat kegiatan operasional entitas dan aktivitas utamanya

3. Nama perusahaan induk dan perusahaan induk utama dari kelompok.

G. IDENTIFIKASI LAPORAN KEUANGAN

Entitas mengidientifikasikan laporan keuangan secara jelas dan membedakan dari


informasi lain dlam dokumen publikasi yang sama. Entitas harus menyajikan
informasi berikut:

a. Nama entitas dan periode laporan


b. Apakah laporan satu atau kelompok
c. Tanggal akhir periode atau periode yang dicakup.
d. Mata uang pelaporan
e. Pembulatan
H. CONTOH PENERAPAN IAS 1 PADA LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan Unilever Indonesia untuk tahun yang berkhir pada 31
Desember 2017
Laporan Posisi Keuangan :
Pengklasifiksin aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
jangka panjang
Laporan Laba Rugi Dan Penghsilan Komprehensif Lain
Menyajikan laba dan rugi, total pendapatan komprehensif lain, dn total laba rugi
dn pendapatan komprehensif lain (pendapatan komprehensig periode berjalan)

Anda mungkin juga menyukai