Pembahasan tentang ekonomi dan permasalahannya, seperti tidak akan lekang dimakan
zaman. Entah itu, dalam tingkat yang paling sederhana ekonomi rumahtangga, ataupun dalam
tataran yang lebih luas, dalam konteks ekonomi negara misalnya. Sifat dasar manusia yang ingin
selalu memenuhi kebutuhannya, semakin menambah ruang lingkup pembahasan itu semakin
luas. Pembahasan masalah ekonomi berkembang menjadi pembahasan permasalahan manusia itu
sendiri. Dengan kebutuhan yang tidak pernah habis manusia dibuat menjadi sibuk. Kenyataan
inilah yang membuat manusia diliputi masalah-masalah ekonomi.
Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau
pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor produksi
yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
Perekonomian dunia yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia, memiliki cerita
sejarah yang panjang. Deretan-deretan tulisan yang menerangkannya pun tak akan habis dibaca,
selalu ada bagian-bagian tertentu yang masih tersisa untuk dibuka dan dipahami.
Sistem perkonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara dalam memecahkan
berbagai permasalahan ekonomi yang dialami oleh negara tersebut, misalnya pengaloka-sian
sumber daya yang dimilikinya, pelaksanaan produksi, distribusi dan konsumsi baik kepada
individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan yang mendasar antara sebuah sistem
ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.
Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut
Pengertian
Sistem ekonomi adalah cara suatu negara mengatur kehidupan ekonominya dalam rangka
mencapai kemakmuran. Pelaksanaan sistem ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan
lembaga-lembaga ekonomi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem
perekonomian negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi/falsafah hidup
bangsa, sifat dan jati diri bangsa, serta struktur ekonomi.
Macam-Macam Sistem Ekonomi
Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang
yang sesuai dengan situasi kondisi serta ideologi negara yang bersangkutan. Keempat system
ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat atau komando,
sistem ekonomi pasar dan sitem ekonomi campuran.
Kelebihan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri Sistem Ekonomi Terpusat adalah
sebagai berikut:
A. semua permasalahan ekonomi dipecahkan oleh pemerintah pusat;
B. kegiatan ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsumsi diatur oleh
negara;
C. semua alat produksi dikuasai oleh negara sehingga kepemilikan oleh individu atau
pihak swasta tidak diakui.
Sistem ekonomi sosialis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh
sistem ekonomi ini, diantaranya :
A. Tingkat inflasi dan pengangguran dapat ditangani dengan baik , sebab perekonomian
di kendalikan oleh pemerintah pusat;
B. Kegiatan produksi dan distribusi dapat dilaksanakan dengan mudah, sebab
pemerintah memiliki seluruh sumber daya dan faktor-faktor produksi;
C. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh
pemerintah.
Kelemahan Sistem Ekonomi Terpusat, diantaranya sebagai berikut :
A. menghambat kreativitas masyarakat dalam melakukan kegiatan perekonomian sebab
kegiatan perekonomian telah diatur dan ditentukan oleh pemerintah pusat;
B. terjadinya monopoli yang merugikan masyarakat;
C. terjadinya ketidaksesuaian barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang
disebabkan oleh sulitnya pemerintah daam menghitung semua kebutuhan
masyarakat.
Contoh negara yang dapat dikatakan mendekati sistem ekonomi komando adalah
Kuba, Rusia, Korea Utara, dan RRC, walaupun RRC saat ini mulai meninggalkan
sistem ekonomi komando dalam perekonomiannya.
Sistem ekonomi pasar memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki
oleh sistem ekonomi ini, diantaranya :
A. Menumbuhkan kreativitas masyarakat dalam penyelenggaraan perekonomian, sebab
masyarakat diberi kebebasan dalam menentukan kegiatan perekonomian;
B. Kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik, sebab terjadinya persaingan
yang ketat;
C. Efisiensi dan efektivitas penggunaan faktor-faktor produksi dapat tercapau dengan
baik, sebab tindakan ekonomi yang dilakukan didasarkan kepada motif pencrian
keuntungan yang sebesar-besarnya.
Contoh negara yang sistem ekonominya mendekati sistem ekonomi pasar adalah Amerika
Serikat dan beberapa negara Eropa lainnya seperti Perancis, Kanada, Albania, Armenia, Austria,
Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia,
Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia,
Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom. Negara
penganut paham liberal lainnya adalah Andorra, Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan
Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino. Juga beberapa negara di kawasan Asia seperti
Hongkong , Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura , India, Iran, Israel,
Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand dan Turki. Sistem ekonomi liberal terbilang
masih baru di Afrika. Pada dasarnya, liberalisme hanya dianut oleh mereka yang tinggal di
Mesir, Senegal dan Afrika Selatan. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme sudah dipahami oleh
negara Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea,
Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia
dan Zimbabwe.
Indonesia tidak menganut Sistem ekonomi tradisional, Sistem ekonomi komando, Sistem
ekonomi pasar, maupun Sistem ekonomi campuran. Sisten ekonomi yang diterapkan di
Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi ekonomi
maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi berarti bahwa
kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah pengawasan pemerintah hasil
pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat berperan aktif, sementara
pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan iklim yang sehat
guna meningkatkan keejahteraan masyarakat.
Salah satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, daya kreasi setiap warga
negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Negara
sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya dalam membangun perekonomian.
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita karena bersifat
kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;
2. Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya kresi unit-unit
ekonomi di luar sektor Negara
3. Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli yang mergikan
masyarakat.
Landasan perekonomian Indonesia adalah pasal 33 Ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945 hasil
Amendemen, yang berbunyi sebagau berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
3. Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
Selain tercantum dalam penjelasan Pasal 33 UUD 1945, demokrasi ekonomi tercantum
dalam Tap MPRS No. XXII/MPRS/1996 sebagai cta-cita sosial dengan ciri-cirinya. Selanjutnya,
setiap Tap MPR tentang GBHN mencantumakn demokrasi ekonomi sebagai dasar pelaksanaan
pembangunan dengan ciri-ciri posiif yang selalu harus dipupuk dan dikembangkan. Ciri-ciri
positif diuraikan dalam poin-poin berikut :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;
2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara da menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara;
3. Bumi, air, dan kekayaan ala yang terkandung si dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besranya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
5. Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak;
6. Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat;
7. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam batas-batas
yang tidak merugikan kepentngan umum;
8. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara dgunakan dengan pemufakatan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat;
9. Fakir miskin dan anak-anka terlantar dipelihara oleh negara.
Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
1. Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta) Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator
bangsa Indonesia, juga dikenal sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. bung Hatta
menyusun pasal 33 didasari pada pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama
berabad-abad dijajah oleh bangsa asing yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik.
Penerapan sistem ini di Indonesia telah menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh
karena itu menurut Bung Hatta sistem ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia
harus berasakan kekeluargaan.
2. Pemikiran Wipolo Pemikiran Wipolo disampaikan pada perdebatan dengan Wijoyo
Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945), 23
september 1955.menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem
liberal, karena itu SEP juga menolak sector swasta yang merupakan penggerak utama
sistem ekonomi liberal-kapitalistik
3. Pemikiran Wijoyo Nitisastro Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan
terhadap pemikiran Wilopo. Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat
ditafsirkan sebagai penolakan terhadap sector swasta.
4. Pemikiran Mubyarto Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis
dan juga sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah
pandangan tentang manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang
sebagai mahluk rasional yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan
materi saja.
5. Pemikiran Emil Salim Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem
ekonomi pasar dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah
tercapai keseimbangan antara sistem komando dengan sistem pasar. “lazimnya suatu
sistem
ekonomi bergantung erat dengan paham-ideologi yang dianut suatu negara
Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di hadapan School of Advanced
International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan
bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran.
Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah,
sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat.
Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh
rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa
saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan
Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang
ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus
mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah
ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat local dalam mempertahan
kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub
sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya
kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua
kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya
hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri.
Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga
tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada. Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan
sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang
dialami oleh negara negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori
pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara-negara
kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda.
Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan
masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati
cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara negara yang
sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari pengalaman ini,
akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan yang bertumpu pada
pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan prioritas, tetapi
pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang berintikan pada manusia
pelakunya.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak
pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata
lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun
kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Guru Besar, FE
UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi kerakyatan adalah system ekonomi yang
berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguh
pada ekonomi rakyat Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai
ekonomi jejaring (network) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi dan
kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk
terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat. Sebagai
suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi,
dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling canggih
sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan
sistem kepemilikan koperasi dan publik. Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma
ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi
kerakyatan berbasis ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi
nilai tambah terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang
akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni
berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi rakyat,
skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam bentuk yang
sering disebut dengan pembeli . Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem ekonomi kerakyatan
tidak hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret ekonomi kerakyatan harus
segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan
yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi
kerakyatan dan menjadi titik masuk (entry point) bagi terselenggarakannya sistem ekonomi
kerakyatan dalam jangka panjang. Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan
utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya;
Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme ; persaingan yang berkeadilan ( fair
competition) ; Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah
daerah. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap ;
Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan
kegiatan.
Yang perlu dicermati peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi kerakyatan
tidak didasarkan pada paradigma lokomatif, melainkan pada paradigma fondasi. Artinya,
peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada dominasi pemerintah pusat, modal asing dan
perusahaan konglomerasi, melainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang
berkeadilan, usaha pertanian rakyat sera peran koperasi sejati, yang diharapkan mampu berperan
sebagai fondasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan
ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan
oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan dan pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang seorang. Maka
kemiskinan tidak dapat ditoleransi sehingga setiap kebijakan dan program pembangunan harus
memberi manfaat pada mereka yang paling miskin dan paling kurang sejahtera. Inilah
pembangunan generasi mendatang sekaligus memberikan jaminan sosial bagi mereka yang
paling miskin dan tertinggal.
Yang menjadi masalah, struktur kelembagaan politik dari tingkat Kabupaten sampai ke
tingkat komunitas yang ada saat ini adalah lebih merupakan alat control birokrasi terhadap
masyarakat. Tidak mungkin ekonomi kerakyatan di wujudkan tanpa restrukturisasi kelembagaan
politik di tingkat Distrik. Dengan demikian persoalan pengembangan ekonomi rakyat juga tidak
terlepas dari kelembagaan politik di tingkat Distrik. Untuk itu mesti tercipta iklim politik yang
kondusif bagi pengembangan ekonomi rakyat. Di tingkat kampung dan Distrik bisadimulai
dengan pendemokrasian pratana sosial politik, agar benar-benar yang inklusif dan partisiporis di
tingkat Distrik untuk menjadi partner dan penekan birokrasi kampung dan Distrik agar
memenuhi kebutuhan pembangunan rakyat.
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonom Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan negara
Dalam sistem perekonomian Indonesia pemerintah memiliki peranan yang cukup besar
yaitu sebagai pelaku sekaligus sebagai pengatur kegiatan ekonomi. Secara garis besar peranan
pemerintah dalam perekonomian sebagai berikut:
1. Pemerintah berperan dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara efisien.
2. Pemerintah berperan dalam distribusi pendapatan dari golongan mampu ke golongan
kurang mampu.
3. Pemerintah berperan dalam menstabilkan perekonomian.
Elemen-elemen dalam Sistem Ekonomi:
1. Unit-unit ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, serikat buruh, instansi pemerintah
dan lembaga-lembaga lain yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi.
2. Pelaku-pelaku ekonomi seperti konsumen, produsen, buruh, invstor dan pejabat-pejabat
yang terkait.
3. Lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) Dan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya
Kapital (SDK), Sumber Daya Teknologi (SDT).
1. Menurut SANUSI :
A. Sumber sejarah/kultur/tradisi, cita-cita, keinginan dan sikap masyarakat.
B. SDA termasuk iklim
C. Filsafat yang dimiliki dan dibela oleh sebagian besar masyarakat
D. Teorisasi yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu dan sekarang
mengenaitujuan/ sasaran yang dipilih
E. Trials dan Errors dalam usaha mencari alat-alat ekonomi.
2. Menurut LEMHANAS :
A. Falsafah dan ideologinya
B. Aku mulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat
C. Karakteristik demo grafinya
D. Nilai-nilaimoral dan adat masyarakat
E. Nilai estetika, norma serta kebudayaan masyarakatnya.
F. Sistem hukum nasional
G. Sistem politik
H. Subsistem-subsist emsosialnya, termasuk pengalaman sejarah masa lalu