Anda di halaman 1dari 5

DISASTER PLAN MANAGEMENT

PENANGGULANGAN BENCANAN GUNUNG BERAPI DI


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DISUSUN OLEH :

Bima Ghovaroliy

030.10.056

PEMBIMBING :

Dr. Gita Tarigan, MPH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PERIODE 14 JANUARI 2019 – 23 MARET 2019

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 2019
I. Tempat : Kabupaten Lampung selatan

Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105′ sampai


dengan 105′45′ Bujur Timur dan 5′15’ sampai dengan 6′ Lintang Selatan.
Mengingat letak yang demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti
halnya daerah-daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis. Kabupaten
Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih 2.109,74 km² dengan
kantor pusat pemerintahan di Kota Kalianda. Saat ini Kabupaten Lampung
Selatan dengan jumlah penduduk 923.002 jiwa (LSDA 2007), memiliki luas
daratan + 2.109,74 km2 yang terbagi dalam 17 kecamatan dan terdiri dari 248
desa dan 3 kelurahan

Batas Wilayah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas-batas sebagai


berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan


Lampung Timur.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.
 Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung dan Kabupaten
Pesawaran
 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa.

II. Hazard

Gunung Rajabasa adalah gunung berapi dengan kerucut vulkanik yang terdapat di Selat Sunda di
bagian tenggara dari Sumatera, terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Memiliki puncak kawah dengan lebar 500x700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung
berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi. Walaupun aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki
dan lereng gunung. Terjadi kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei
1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi. Gunung Rajabasa kurang lebih berjarak 5 km
dari Kota Kalianda ke arah selatan.

III.Vulnerability
A. Fisik.

Lokasi perumahan warga yang dekat dengan gunung rajabasa yang merupakan lokasi
yang berbahaya, terdapat banyak bangunan yang sudah mulai rapuh, terdapat banyak
lahan pertanian dan perkebunan serta peternakan. Selain itu terdapat juga lansia dan anak
– anak. Kemudian lokasi gunung yang berada di pesisir pantai juga dapat menimbulkan
ancaman Tsunami dan Gempa

B. Sosio, Ekonomi dan Pendidikan

secara ekonomi, masyarakat di lampung selatan banyak yang berprofesi sebagai


pedagang dan nelayan yang sebagian besarnya memiliki tingkat kesejahteraan yang
kurang.kerentanan sosial masih cukup tinggi mengingat tingkat pendidikan yang masih rendah

IV. Capacity
Jumlah rumah sakit sebanyak 4 unit, puskesmas berjumlah 26 unit, pustu sebanyak 84
unit, sementara posyandu masing-masing 1006 unit. Jumlah tenaga kesehatan tahun 2013
sebanyak 1170 orang dan non medis sebanyak 144 orang, yang tersebar di seluruh
kecamatan.

V. Disaster Management
Penanggulangan bencana gunung berapi tidak hanya terpusat di kawasan gunung berapi,
tetapi juga masyarakat yang ada di sekitar kawasan gunung berapi yang kadang sulit untuk
dievakuasi. Alasannya selain keterikatan dengan tempat tinggal dan lahan pertanian, juga
karena adanya kepercayaan terhadap gunung berapi.
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan
sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
A. Pra bencana

Hal pertama dari proses kesiapsiagaan adalah memberi pengetahuan mengenai alam di
sekitar kita, baik dari sisi keunggulannya maupun tantangannya. Hal kedua adalah memberikan
penyuluhan mengenai letusan gunung merapi dan pelatihan atau simulasi jika terjadi kembali
letusan gunung merapi serta persiapan dan latihan menyelamatkan diri (survival) dalam keadaan
darurat. Edukasi pada tahap ini meliputi hal-hal berikut di bawah.

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-ancamannya


2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman
3. Membuat sistem peringatan dini
4. Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api
5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh
instansi berwenang
6. Membuat perencanaan penanganan bencana Mempersiapkan jalur dan tempat
pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan,
pertolongan pertama) jika diperlukan
7. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting
8. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh
Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api
biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi

B. Saat terjadi letusan

1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai kering dan
daerah aliran lahar Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan
2. Masuk ruang lindung darurat bila terjadi awan panas

3. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan Kenakan pakaian yang bisa melindungi
tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
4. Melindungi mata dari debu, bila ada gunakan pelindung mata seperti kacamata renang
atau apapun yang bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata Jangan memakai lensa
kontak

5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung

6. Saat turunnya abu gunung usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan

C. Pasca Letusan

Setelah terjadi letusan maka yang harus dilakukan adalah :

1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu

2. Bersihkan atap dari timbunan abu karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan

3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling dan pengapian.

Anda mungkin juga menyukai