DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
Topografis
Wilayah Jakarta merupakan dataran rendah yang sebagian besar
terdiri dari lapisan batu endapan zaman Pleitosen yang batas lapisan atasnya
berada 50 meter dibawah permukaan tanah. Bagian selatan merupakan bagian
aleuvial Bogor yang terdiri atas lapisan alluvial, sedangkan dataran rendah
pantai merentang ke bagian pendalaman sekitar 10 Km dan dibawahnya
terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan
tanah karena seluruhnya merupakan endapan alluvium. Di bawah bagian utara,
permukaan keras baru terdapat pada kedalaman 8-15 meter, pada bagian kota
tertentu, lapisan permukaan tanah yang keras terdapat pada kedalaman 40
meter.
Sebagai wilayah dataran rendah yang letaknya tidak jauh dari pantai,
tercatat terdapat 5 sungai mengaliri kotamadya Jakarta Timur. Sungai-sungai
tersebut antara lain Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Kali Malang, Kali
Cipinang, dan Cakung drain di bagian utara wilayah ini. Sungai-sungai
tersebut pada musim puncak hujan pada umumnya tidak mampu menampung
air sehingga beberapa kawasan tergenang banjir.
2. Vulnerability
Kerentanan Fisik
Tata letak bangunan di daerah Kecamatan Duren Sawit
tertutama perumahan yang berdekatan dan padat sehingga apabila
terjadi gempa bumi kemungkinan akan menimbulkan dampak yang
cukup serius ditimbulkan dari reruntuhan bangunan. Diantara
perumahan dengan penduduk yang padat, tidak semua dilengkapi
dengan infrastruktur jalanan yang luas. Masih banyaknya didapatkan
jalan sempit akan mempersulit evakuasi warga apabila terjadi bencana.
Kondisi struktur bangunan dan perumahan di Duren Sawit seara umum
tidak memenuhi standar konstruksi tahan gempa.
Kerentanan Lingkungan
Adanya zona patahan berupa 2 sesar aktif yang sensitif turut
bergetar ketika gelombang gempa melalui zona patahan tersebut.
Kerentanan Aspek Sosial
Jumlah penduduk di Kecamatan Bayan menurut sensus 2015
adalah sebesar 81.666 penduduk. Jika berdasarkan Rukun Warga
(RW), RW 02 yang memiliki jumlah rumah tangga terbanyak adalah
kecamatan Tanjung dengan jumlah rumah tangga sebanyak 7.081
Berdasarkan kelompok usia, jumlah penduduk di Duren Sawit lebih
banyak yaitu pada usia 30-34 tahun. Hal ini merupakan suatu
kerentanan yang dapat menyebabkan kesulitan untuk melarikan diri
mencari tempat yang aman pada saat bencana terjadi. Kapasitas
masyarakat yang rendah (belum tanggap) atas bahaya gempa.
Kerentanan Aspek Ekonomi
Struktur perekonomian di Duren Sawit didominasi oleh sektor
industri pengolahan. Kawasan Sentra Meubel Klender merupakan
salah satu kawasan dengan karakter dan daya tarik khusus bagi
Kecamatan Duren Sawit dalam hal barang industri meubel.
Keberadaan kawasan ini saat sekarang masih belum memiliki daya
saing yang baik jika dibandingkan dengan kawasan serupa yang ada di
Kota Jakarta. Sentra Meubel Klender yang berada di kelurahan
Klender, Kecamatan Duren Sawit memiliki karakter koridor komersial
dengan produk utamanya adalah meubel pada saat ini hanya memiliki
lingkup layanan lokal. Koridor komersial, dengan produk meubel
berbahan baku kayu, workshop, hingga showroom, merupakan satu
daya tarik terus tumbuh dan harus dikembangkan sehingga memiliki
lingkup layanan luar kota. Para pengerajin meubel dan showroom
meubel Klender terletak di Jalan Bekasi Timur Raya dan Jalan
Pahlawan Revolusi, disepanjang koridor kawasan sentra ini terdapat
lebih dari 200 pengusaha meubel, baik perorangan maupun badan
usaha.
3. Capacity
Kapasitas Fisik
Jarak penduduk untuk mencapai tempat pengungsian ketika
terjadi bencana cukup jauh karena di wilayah Kecamatan Duren hanya
sedikit memiliki tanah lapang dan perbukitan untuk dijadikan tempat
pengungsian bila terjadi bencana. Jumlah fasilitas kesehatan di
Kecamatan Duren Sawit terdapat total 12 Puskesmas Health Service, 6
Rumah Sakit, 11 Rumah Sakit Bersalin, 51 apotik dan 116 Tempat
Dokter Praktek.
Kapasitas Sosial
Tingkat keberadaan organisasi kemasyarakatan / LSM yang
berhubungan dengan penanggulangan bencana di masyarakat cukup
dekat. Terdapat berbagai organisasi kemasyarakatan di kecamatan
Duren Sawit yang dapat membantu penanggulangan bencana. Tingkat
kekerabatan penduduk dalam masyarakat sebagai upaya
penanggulangan bencana sangat baik.
Kapasitas Sumber Daya Masyarakat
Jumlah tenaga kesehatan yang tersebar di kecamatan Duren Sawit dan
8 kelurahan terdiri atas:
Dokter Umum sejumlah 29 orang
Dokter Gigi sejumlah 20 orang
Bidan sejumlah 41 orang
Pra Bencana
Pencegahan
Melakukan penyuluhan tanggap bencana pada masyarakat
Menghimbau masyarakat untuk mendengar siaran radio atau menyaksikan
televisi menyangkut perkiraan terkini cuaca setempat dan dering tanggap
untuk selalu melihat berita terbaru dari situs terkait bencana dari
pemerintah
Mengikuti rangkaian simulasi tanggap bencana
Waspada terhadap perubahan cuaca
Waspada terhadap tanda tanda bahaya sebagai:
Langit gelap pertanda hujan akan datang
Reruntuhan batu (rock fall) dan tanah pada jalan.
Retakan baru pada lereng, jalan atau dinding penahan tanah.
Material berupa tanah, batuan, pohon berjatuhan dari lereng
Mitigasi
- Membuat peta rawan bencana
- Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk
mengungsi.
- Memperbaharui rencana kegawatdaruratan dengan informasi, penyuluhan
dan pelatihan penyelamatan dan tanggap darurat yang melibatkan
masyarakat.
- Membuat peta rawan gempa bumi, daftar sarana kesehatan dan tenaga
kesehatan, jumlah lansia, balita dan ibu hamil daerah setempat.
- Sosialisasi dan pelatihan prosedur tetap penanggulangan dan kesiapsiagaan
gempa bumi
- Mendirikan Posko Gempa
- Menyebarluaskan informasi, baik dari pemerintah maupun pemerintah
daerah, berkaitan dengan gempa
- Menyebarluaskan informasi daerah rawan bencana, ancaman atau bahaya,
dan tindakan yang harus diambil oleh masyarakat yang tinggal di daerah
rawan bencana
- Mempersiapkan evakuasi dengan menentukan titik kumpul (lokasi yang
aman)
- Mempersiapkan peralatan berat, seperti buldozer, dan lain-lain agar
disiapsiagakan pada lokasi yang strategis agar mudah dimobilisasi
- Bekerjasama dengan Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah,
mahasiswa kedokteran, tim medis, warga, maupun relawan untuk
mengevakuasi korban-korban bencana
Kesiapsiagaan
Peningkatan kesiapsiagaan organisasi dengan menyiapkan dukungan
sumber daya yang diperlukan dan berorientasi kepada pemotivasian
individu dalam masyarakat setempat agar selalu siap sedia mengendalikan
ancaman/bahaya.
Mengumpulkan obat-obatan dan alat-alat medis penunjang, terutama alat-
alat Hecting, Bidai maupun obat-obatan seperti analgetik.
Saat Bencana
Saat gempa sedang berlangsung, jangan langsung berlari. Lebih baik cari
tempat perlindungan terdekat (seperti di bawah meja, di bawah kusen
pintu kayu) serta melindungi kepala, leher, dan tulang belakang. Jangan
berdiam didekat kaca, jendela, atau di bawah lampu.
Setelah gempa berhenti diperbolehkan mencari tempat perlindungan yang
sudah ditentukan.
Pasca Bencana
Menjauhi titik rawan gempa, karena tidak menutup kemungkinan akan
terjadi gempa susulan dan mungkin saja gempa akan terjadi di daerah
gempa tersebut.
Identifikasi korban luka dan korban yang terjebak gempa tanpa langsung
memasuki daerah gempa.
Membantu mengarahkan Tim SAR ke lokasi gempa.
Melaporkan kerusakan fasilitas umum yang terjadi kepada pihak yang
berwenang.
Rehabilitasi: membangun tempat pengungsian sementara selama rumah
penduduk belum aman dari tanah gempa.
Rekonstruksi: pembangunan kembali bangunan atau infrastruktur yang
rusak akibat gempa.