BAB I
PENDAHULUAN
1.2. PERMASALAHAN
1. Kurangnya rasa mau masyarakat untuk tidak BAB di sembarang tempat
2. Kurangnya rasa malu masyarakat BAB di sembarang tempat
3. Kurang mampunya masyarakat untuk memiliki jamban sehat
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai jamban sehat
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya BAB di sembarang
tempat
1.3. TUJUAN
pelaksanaan kegiatan
6. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
7. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan
berkesinambungan dalam penyelesaian masalah kesehatan.
1.4. MANFAAT
1.4.1. Bagi Dokter Muda
1. Terlibat langsung dalam pemecahan permasalahan mengenai
kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di masyarakat.
2. Berkontribusi dalam menjadi fasilitator Pemicuan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan melakukan promosi
kesehatan lingkungan
1.4.2. Bagi masyarakat di Wilayah UPTD Puskesmas Tegalgubug
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai kebiasaan Buang Air
Besar Sembarangan (BABS) dan kerugian yang ditimbulkan.
2. Terpicu untuk menghilangkan kebiasaan BAB Sembarangan
(BABS) dan mempraktikkan pilar-pilar lain dalam Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) secara mandiri.
1.4.3. Bagi Puskesmas Tegalgubug
Sebagai sarana untuk kerjasama yang saling menguntungkan
untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap
masayarakat dan mendapatkan umpan balik dari hasil evaluasi
koassisten dalam rangka mengoptimalkan peran puskesmas.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
karena sanitasi yang buruk, kurangnya akses air bersih dan tidak
adekuatnya kebersihan diri.11
Dari hasil penelitian di Indonesia, keluarga yang BABS berisiko 1,32
kali anaknya terkena diare akut dan 1,43 kali terjadi kematian pada anak
usia dibawah lima tahun. Systematic review tentang faktor risiko diare di
Indonesia menjelaskan bahwa pencemaran SAB berisiko 7,9 kali dan
sarana jamban berrisiko 17,25 kali pada bayi dan balita.13
D. Sanitasi
Pengertian sanitasi adalah suatu usaha dalam mempertahankan
kesehatan agar terhindar dari penyakit infeksi melalui sistem pembuangan
kotoran, penggunaan disinfektan, kebersihan secara umum, dan
menghindari kontaminasi feces dan urin terhadap makanan dan minuman.
Menurut definisi MDG pengertian yang lebih spesifik mengenai sanitasi
yaitu sistem pembuangan tinja manusia secara aman. 14
E. Faktor Yang Mempengaruhi Buang Air Besar Sembarangan
1. Faktor Host
Menurut teori Health Belief Model faktor sosiodemografi sebagai
latarbelakang yang mempengaruhi persepsi terhadap ancaman suatu
penyakit dan upaya mengurangi ancaman penyakit. Dalam teori
PREECEDE – PROCED faktor sosiodemografi sebagai faktor
predisposisi terjadinya perilaku.18
Membuang kotoran dari tubuh manusia termasuk sistem ekskresi
yang fisiologis yang sudah ada sejak manusia dilahirkan. Belajar
mengendalikan pembuangan kotoran, membedakan benar-salah dan
mengembangkan hati nurani adalah beberapa tugas pekembangan
manusia sejak masa bayi dan anak – anak. Seiring dengan
bertambahnya umur maka akan mencapai tingkat kematangan yang
tinggi sesuai dengan tugas perkembangan.16
Teori belajar sosial dari Bandura menyatakan bahwa perilaku
adalah proses belajar melalui pengamatan dan meniru yang meliputi
memperhatikan, mengingat, mereproduksi gerak dan motivasi. Motivasi
banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi dan
karakteristik model, salah satunya adalah umur. Anak – anak lebih
8
B. Luas Wilayah
Puskesmas Tegalgubug terletak di desa Tegalgubug kecamatan
Arjawinangun kabupaten Cirebon, merupakan puskesmas yang
berada di wilayah pantura. Luas wilayah kerja Tegalgubug adalah
2.231.005 Ha. Terdiri dari 11 desa.
C. Batas Wilayah
Puskesmas Tegalgubug memiliki batas wilayah yang meliputi:
1. Batas utara : Kecamatan Gegesik
2. Batas Selatan: Kecamatan Ciwaringin
3. Batas Timur : Kecamatan Panguragan
4. Batas Barat : Kecamatan Susukan
Secara umum seluruh wilayah puskesmas Tegalgubug dapat
dijangkau dengan mudah, baik oleh kendaraan roda dua atau yang
beroda empat dengan waktu tempuh kurang dari setengah jam,
namun ada juga beberapa wilayah yang harus ditempuh dengan
berjalan kaki. Jarak terjauh yang harus ditempuh dari puskesmas
Tegalgubug adalah desa Bulak dengan jarak kurang lebih 7 km
dengan waktu tempuh sekitar 25 menit, dan desa yang terdekat
adalah desa Tegalgubug, yang merupakan lokasi berdirinya
puskesmas Tegalgubug.
Kondisi daerah wilayah kerja puskesmas Tegalgubug termasuk
daerah dataran rendah, beberapa diantaranya dilalui oleh sungai
besar (kali Ciwaringin) yaitu desa Tegalgubug, Tegalgubug Lor dan
desa Karangsambung, desa-desa tersebut merupakan daerah rawan
bencana terutama di musim hujan yaitu bencana banjir. Selain itu di
wilayah puskesmas Tegalgubug terdapat dua pasar besar yaitu Pasar
Sandang Tegalgubug, merupakan pasar sandang terbesar di Asia
Tenggara dan pasar utama di desa Jungjang. Keberadaan pasar
tersebut menyebabkan mobilitas penduduk menjadi sangat tinggi dan
dikenal juga merupakan wilayah yang sangat padat.24
2.2.3 Kependudukan/Demografi
16
SASARAN
JML
NO DESA KK BAYI BALITA
PENDUDUK BULIN/ NEO
BUMIL (0-11 (12-59 PUS WUS
BUFAS (0-28HR)
BL) BL)
1 Tegalgubug 2563 10908 263 256 236 192 1070 1865 2845
2 Tegalgubug Lor 3156 12715 277 265 282 252 931 2175 3180
3 Karangsambung 444 1522 41 35 81 34 178 320 391
4 Rawagatel 1147 4486 74 72 27 82 370 686 1282
5 Arjawinangun 3044 10186 262 241 214 238 798 1196 2285
6 Jungjang 3334 11004 259 244 236 227 823 1554 2853
7 Jungjang Wetan 1892 6024 146 141 124 152 522 860 1655
8 Sende 1469 4775 126 124 122 137 423 876 1127
9 Geyongan 1141 3500 77 76 82 77 345 487 938
10 Kebonturi 1516 4548 110 106 100 117 403 825 1136
11 Bulak 719 2297 59 57 45 32 254 480 569
Jumlah 20425 71965 1694 1617 1549 1540 6117 11324 18261
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
B. Keadaan Ekonomi
Keadaan mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel.3 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO NAMA DESA PETANI NELAYAN PERAJIN PEDAGANG PNS SWASTA
1. Sende 877 0 12 65 41 60
17
Kesehatan Lingkungan)
8 Ahli Teknologi
Laboratorium Klinik ( D IV, 1 1 0 Non PNS
D III Analis Kesehatan)
9 Tenaga Gizi ( S I, D IV, D
2 1 1 Non PNS DIII
III Gizi)
10 Tenaga Kefarmasian ( SI, PNS Non
1 2 +1 DIII
DIII, SAA Farmasi) PNS
Sumber dari : Profil UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
1 Sende
Perawat 1 1 0 PNS
Bidan 1 1 0 Honor
Administrasi 1 0 1
Ponkesdes
Pos
B
Kesdes
1 Arjawinangun
PTT
Perawat 1 1 0
daerah
Bidan 1 1 0 PNS
19
Administrasi 1 0 1
2 Jungjang
PTT
Perawat 1 1 0
daerah
Bidan 2 2 0 PNS
Administrasi 1 0 1
3 Kebonturi
Perawat 1 1 0 Honor
Bidan 1 1 0 PNS
Administrasi 1 0 1
4 Bulak
Perawat 1 1 0 Honor
Bidan 1 1 0 Honor
Administrasi 1 0 1
5 Geyongan
Perawat 1 1 PKD
Bidan 1 1 0 PNS
Administrasi 1 0 1
6 Tegalgubug
Perawat 1 1 Honor
Bidan 1 1 0 PNS
Administrasi 1 0 1
7 Tegalgubug lor
Perawat 1 1
PTT
Bidan 1 1 0
pusat
Administrasi 1 0 1
8 Karang sambung
Perawat 1 1 Honor
Bidan 1 1 0 PNS
Administrasi 1 0 1
9 Jungang wetan
Perawat 1 1 Honor
Bidan 1 1 0 PNS
Administrasi 1 0 1
20
10 Rawagatel
Perawat 1 1 PNS
Bidan 1 1 0 Honor
Administrasi 1 0 1
20 13 7
Jumlah
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
1. Puskesmas Induk 1 1
2. Puskesmas Pembantu 1 1
3. Polindes 1 1
4. Poskesdes 10 10
1. Komputer 4 4
2. Mesin Tik 0 0
21
3. Telepon 1 1
4. Laptop 30 25 5
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat sarana & prasarana kesehatan yang berada
di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Tegalgubug Kec. Arjawinangun Kabupaten
Cirebon Tahun 2018 sudah memenuhi standar.
B. Program Gizi
Dengan Kegiatan sebagai berikut :
1. Distribusi tablet Fe.
a. Bumil
b. Bufas
2. Distribusi kapsul Vit, A
a. Balita
b. Bufas
3. Pemetaan kadarzi
4. Pemberian PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan balita gizi
buruk
5. Sosialisasi ASI Eksklusif
6. Bulan penimbangan balita
7. Pemantauan Status Gizi (PSG) di Posyandu dan Sweeping Gizi
Buruk
1. Pemeriksaan TP2M
2. Pemeriksaan TTU
3. Pemeriksaan Air bersih
4. Pengambilan sampel air PDAM
5. Pemeriksaan sarana air bersih
6. Pemeriksaan jamban keluarga
7. Penyuluhan PHBS
E. Program TB Paru
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengambilan dahak, SPS/ Suspek
2. Melaksanakan pemantauan kontak TB Paru
3. Melaksanakan pelayanan TB di Puskesmas
4. Melaksanakan kunjungan rumah penderita
5. Melaksanakan penyuluhan
6. Penjaringan Suspeck TB
F. Program Kusta
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan Kusta di Puskesmas
2. Melaksanakan pemeriksaan kontak penderita
3. Melaksanakan pemeriksaan kontak penderita anak sekolah
4. Chase, Survey
J. Program DBD
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan penyuluhan
2. Melaksanakan pemeriksaan jentik
3. Pemberian ABATISASI.
K. Program Diare
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan di Puskesmas
2. Melaksanakan penyuluhan
3. Melaksanakan upaya rujukan
4. Konseling.
L. Program ISPA
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan di Puskesmas
2. Melaksanakan penyuluhan
27
3. Konseling
M. Program PMS
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan di Puskesmas
2. Melaksanakan konseling
3. Melaksanakan penyuluhan.
N. Program Usila
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembinaan Usila
2. Melaksanakan konseling.
O. Program Mata
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan di Puskesmas
2. Melaksanakan konseling.
Q. Laboratorium Sederhana
Dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaan spesimen
2. Memberikan penyuluhan perorangan
3. Pengamanan diri dan lingkungan dari bahan spesimen
4. Pencatatan dan perprofile
Berdasarkan data tabel diatas, untuk tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa
cakupan Program Upaya Promosi Kesehatan dalam Cakupan pembinaan UKBM
dilihat dari prosentasi polindes purnama dan mandiri masih rendah 0% dari target
80 % di wilayah kerja Puskesmas Tegalgubug pada tahun 2018. Hal ini
dikarenakan kinerja Petugas belum optimal dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pembinaan UKBM. Maka perlu meningkatkan pembinaan bagi petugas guna
meningkatnya cakupan pada tahun 2019.
jamban
13. Jumlah desa/ kelurahan yang sudah ODF 100% 36% -64%
14. Jumlah jamban sehat 100% 86% -14%
15. Pelaksanaan kegiatan STBM di Puskesma s 100% 100% 0
Tabel 11. Data Sarana Sanitasi Dasar Menurut Desa
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
Berdasarkan data tabel diatas cakupan jumlah desa yang ODF di wilayah
Kecamatan : Arjawinangun
kerja Puskesmas Tegalgubug tahun 2018 belum mencapai target, baru mencapai
NAMA DESA JUMLAH RUMAH JAMBAN KELUARGA TEMPAT PEM
36 % dari target 100% , desa yang sudah ODF terdiri dari 4 desa yaitu Desa SAMP
TDK SEHAT
PRIBADI
SEHAT
JUMLAH
UMUM
JUMLAH
NO
Tegalgubug, Desa Rawagatel, Desa Kebonturi dan Desa Karangsambung, selain
TPSR
TPS
itu cakupan jamban sehat masih belum mencapai target yaitu 86% dari target
100%, hal ini disebabkan karena masih banyak masyarakat yang masih
melakukan BAB sembarangan serta pengawasan jamban masih di bawah target.
1 Teglgubug 1812 1.602 210 0 1518 1518 818 5
2 Tegalgubug Lor 3525 2144 1381 0 2801 2801 1211 4
3 Karangsambung 672 531 141 0 562 562 235 3
4 Geyongan 827 573 254 0 701 701 410 1
5 Jungjang 2081 1289 792 0 1888 1888 1008 7
6 Jungjang Wetan 1170 797 373 0 866 866 620 2
7 Arjawinangun 1679 1132 547 0 1289 1289 725 6
8 Rawagatel 269 193 76 0 231 231 129 1
9 Sende 1117 699 418 0 862 862 586 1
10 Bulak 517 319 198 0 472 472 209 1
11 Kebonturi 869 543 326 0 721 721 428 1
J U M LAH 14538 9822 4716 0 11911 11911 6379 32
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
31
Berdasarkan data tabel diatas, untuk tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa
cakupan Upaya Kesehatan ibu dan anak dalam Cakupan KB pasca salin mencapai
79 dari target 100 % di wilayah kerja puskesmas Tegalgubug tahun 2018. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KB pasca persalinan.
Ditimbang (D/S)
3. Cakupan Distribusi 824 741 90 783 95 +42 +5
Kapsul Vitamin A Bayi
(6-11 bulan)
4 Cakupan Distribusi 4528 4076 90 4306 95,1 +230 +5,1
Kapsul Vitamin A Bayi
(12-59 bulan)
5 Cakupan distribusi 1617 1537 95 1573 97,3 +36 +2,3
Kapsul Vitamin A Bagi
Ibu Nifas
6 Distribusi Tablet Fe 90 1694 1599 95 1639 96,8 +40 +1,8
Tablet Pada Ibu Hamil
7 Cakupan Balita Gizi 6 6 100 6 100 0 0
Buruk Mendapat
Perawatan
8 Cakupan ASI Eksklusif 770 693 90 315 40,9 -378 -49,1
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
Berdasarkan data tabel diatas, untuk tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa
cakupan Upaya perbaikan gizi masarakat dalam Cakupan Asi ekslusif mencapai
40,9% dari target 90 % di wilayah kerja puskesmas Tegalgubug tahun 2018 Hal
ini dikarenakan salah satunya masih banyak ibu yang enggan menyusui bayinya
selama 6 bulan di karenanakan kurangnya pengetahuan akan pentingnya Asi
eklusif.
33
e. Imunisasi
Berdasarkan data tabel diatas, untuk tahun 2018 dapat disimpulkan bahwa
cakupan upaya penanganan dan penemuan penderita penyakit di wilayah kerja
puskesmas Tegalgubug tahun 2018, pencapaiannya masih di bawah target. Hal ini
dikarenakan salah satunya kesadaran masarakat masih rendah akan kesehatan.
INDIKATOR
JML % JML % JML %
PROGRAM
1. Keluarga Rawan di 178 88 144 80.9 34 -7.1
Bina
2. Keluarga Rawan 178 100 120 67.4 58 -32.6
selesai di Bina
3. Keluarga Rawan 178 100 40 22.5 138 -77.5
selesai di Bina KM III
Sumber dari : Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Tegalgubug Tahun 2018
Tabel 20. Hasil Cakupan Program Kesehatan Gigi dan Mulut UPTD Puskesmas
Tegalgubug Tahun 2018
NO JENIS TRGT TRGT PENCAPAIAN TRGT KESENJANGA TRGT
INDIKATOR SSRN % % N %
1 Pelayanan kesehatan 2878 4% 2752 95,62% -126 -4,38%
gigi dan mulut di Jumlah
Puskesmas Pdduk
2 Gigi tetap yang 0 0 218 100% 0 0
dicabut
3 Gigi yang ditambal 0 0 166 100% 0 0
permanen
4 Jumlah SD/MI 54 80% 34 62% -20 -38%
dengan sikat gigi
massal
Jumlah SD/MI yang 54 80% 68 126% +26 +26%
dibina
5 Jumlah murid SD/MI 3912 100% 2391 61,11% -1521 -38,89%
yang diperiksa
6 Jumlah murid SD/MI 458 100% 458 100% 0 0
yang perlu perawatan
7 Jumlah murid SD/MI 458 100% 417 91,05% -41 -8,95%
yang mendapatakan %
perawatan
8 Jumlah murid SD/MI 458 100% 417 91,05% -41 -8,95%
yang selesai %
perawatan
9 Jumlah murid TK/RA 24 80% 12 50% -12 -50%
dengan sikat gigi
massal
Jumlah murid TK/RA 24 80% 24 100% 0 0%
yang dibina
10 Jumlah murid TK/RA 759 100% 758 99,86% -1 -0,14%
yang diperiksa
11 Jumnlah murid 53 100% 53 100% 0 0
TK/RA yang perlu
perawatan
12 Jumlah murid TK/RA 53 100% 53 100% 0 0
yang mendapatakan
perawatan
13 Jumlah murid TK/RA 53 100% 53 100% 0 0
yang selesai
perawatan
39
Tabel 21. Cakupan Program Dan Target Kesehatan Jiwa 2018 di UPTD
Puskesmas Tegalgubug Kabupaten Cirebon
Berdasarkan data tabel diatas cakupan deteksi dini gangguan jiwa belum
mencapai target. Dari target 20% baru mencapai 7,8% sehingga masih ada
kesenjangan 12,2%. Hal ini terjadi di Puskesmas Tegalgubug pada tahun 2018 dan
cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa belum mencapai
target. Dari target 100% baru mencapai 68,4% sehingga masih ada kesenjangan
31,6%. Hal ini terjadi di Puskesmas Tegalgubug pada tahun 2018
para lansia untuk memeriksakan diri dan mengikuti kegiatan posyandu yang di
adakan tiap bulannya.Selain itu perlu juga perhatian khusus dari instansi yang
terkait mengenai sarana dan pra sarana penunjang agar kegiatan ini bisa berjalan
dengan lancar dan baik.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
program
10. Bumil yang Masih banyak Ibu hamil di Tahun Kurangnya Ibu hamil di Pengada
mendapatakan ibu hamil Wilayah kerja 2018 kunjungan petugas Wilayah kerja dana
perawatan gigi yang belum Puskesmas gigi terhadap ibu Puskesmas kunjung
mendapatkan Tegalgubug hamil, dan tidak Tegalgubug kelas
perawatan adanya media hamil
gigi penyuluhan, dan peningk
kurangnya kerjasam
kerjasama lintas lintas
program program
11. Cakupan Masih adanya Warga di Tahun Kurangnya peran Warga di Perluny
penanganan warga yang 2018 petugas kesehatan peningk
Wilayah Wilayah
pasien terdeteksi mengalami dalam mendeteksi kinerja
kerja kerja
gangguan gangguan pasien dengan kesehat
kesehatan jiwa jiwa dan
Puskesmas gangguan jiwa
Puskesmas terkait d
belum Tegalgubug Tegalgubug pasien d
mendapatkan ganggua
perawatan jiwa
12. Cakupan skrining Masih ada Siswa Tahun Tidak semua Sekolah di Peningk
kelainan/gangguan anak sekolah Sekolah di 2018 sekolah Wilayah kerja program
refraksi pada anak yang Wilayah kerja melaksanakan Puskesmas penjarin
sekolah mengalami Puskesmas penjaringan Tegalgubug kesehat
gangguan Tegalgubug kesehatan seluruh
refraksi saat sekolah
dilakukan wilayah
penjaringan puskesm
kesehatan tegalgub
13. Cakupan layanan Masih Desa di Tahun Karena motivasi Warga usila Membu
kesehatan usila rendahnya Wilayah kerja 2018 petugas,media di Wilayah jadwal
cakupan Puskesmas penyuluhan dan kerja posbind
layannan Tegalgubug kerjasama lintas Puskesmas lansia,
kesehatan sektor serta lintas Tegalgubug mengus
usila programmasih pembua
kurang. poster,
mening
kerjasam
lintas
dan
program
14. Cakupan Masih Desa di Tahun Kurangnya peran Desa di Peningk
47
pembinaan rendahnya Wilayah kerja 2018 petugas kesehatan Wilayah kerja kinerja
kelompok taman pembinaan Puskesmas dan lintas sector Puskesmas petugas
obat keluarga kelompok Tegalgubug dalam pembinaan Tegalgubug kesehat
(TOGA) taman obat kelompok taman lintas
keluarga obat keluarga dalam
pembin
kelomp
taman
keluarga
B. Identifikasi Masalah
Definisi masalah adalah :
1. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi
yang diharapkan.
3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang
terjadi belumlah sempurna.
Dari data yang didapat dari Puskesmas Tegalgubug tahun 2018
yang telah diambil, dapat dilakukan penentuan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
C. Prioritas Masalah
Dari berbagai permasalahan yang didapat maka diprioritaskan
satu pokok permasalahan yang dianggap paling mendesak, serius,
dan harus segera ditangani. Media yang dapat digunakan untuk
menentukan prioritas permasalahan adalah dengan menggunakan
matriks USG.
Pada penggunaan matriks USG, untuk menentukan suatu
masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut adalah urgency, seriuosness,
dan growth.8
Urgency berkaitan dengan tingkat kegawatan, apabila masalah
tidak ditanggulangi akan menyebabkan masalah yang lebih
kompleks. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan
maka semakin tinggi urgency masalah tersebut.8
Seriuosness berkaitan dengan tingkat keseriusan, apabila
masalah tidak diselesaikan dapat berakibat serius pada masalah lain.
Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi
seperti dampaknya terhadap produktifitas, keselamatan jiwa
manusia, sumberdaya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut. 8
Growth berkaitan dengan besar atau luasnya masalah penyebab
atau yang ditimbulkan. Semakin cepat berkembangnya masalah
tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu
masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk
diatasi permasalahan tersebut.8
Untuk mengurangi tingakat subyektivitas dalam menentukan
masalahprioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-
masing unsur USG tersebut.Umumnya digunakan skor dengan skala
tertentu.Misalnya penggunaan skor skala 1-5.Semakin tinggi tingkat
urgency, serius, atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin
tinggi skor untuk masing-masing unsur tersebut .
Matriks Penilaian USG :
49
KRITERIA
NO MASALAH JUMLAH PRIORITAS
U S G
1 Cakupan sekolah yang
melaksanakan penjaringan 3 3 4 10 VII
kesehatan
2 Cakupan klinik perusahaan yang
3 3 3 9 XI
dibina
3 Keluarga rawan selesai dibina
3 3 3 9 XII
KM III
4 Bumil yang mendapatakan
3 3 4 10 VIII
perawatan gigi
Cakupan desa/ kelurahan yang
5 5 5 5 15 I
sudah ODF
Cakupan penanganan pasien
6 terdeteksi gangguan kesehatan 3 3 4 10 IX
jiwa
7 Cakupan KB Pasca Salin 3 4 4 11 VI
Cakupan skrining
8 kelainan/gangguan refraksi pada 3 3 4 10 X
anak sekolah
9 Cakupan ASI Ekslusif 4 5 4 13 III
Cakupan orang dengan TB
10 mendapatkan pelayanan TB 5 5 4 14 II
sesuai standard
11 Cakupan Polindes PURI 3 3 3 9 XIII
12 Cakupan BCG 4 5 4 12 IV
Cakupan layanan kesehatan
13 4 4 4 12 V
usila
Cakupan pembinaan kelompok
14 3 3 3 9 XIV
taman obat keluarga (TOGA)
DAMPAK
Kesakitan
Kematian
LINGKUNGAN
53
MAN METHODE
Motivasi masyarakat membuat jamban Pemicuan tentang stop
Perilaku masyarakat yang kurang Kerjasama kesling dan BABS belum optimal
masih melakukan BABS
lintas sektoral belum
banyaknya
sungai dan Karna belum
Tingkat Masyarakat Pelaporan Tidak optimal dalam
sawah yang menyadari dampak
pengetahuan merasa jumlah warga Tidak semua Kurangnya memanfaatkan kader desa
Tempat BABS dianggap lebih langsung BABS
masyarakat nyaman yang nyaman petugas sosialisasi sebagai pemantau BABS
mengenai praktis untukTenaga kesehatan kurang yang masih
dengan mendapat petugas
bahaya Kurang mampunya BAB BABS belum terhadap
BABS optimal dalam mengatasi pelatihan
BABS masyarakat untuk optimal pemicuan stop kader desa
masih perilaku BABS BABS mengenai
memiliki jamban sehat pemicuan
rendah
stop BABS
Rendahnya
Ekonomi yang masih rendahBiaya pembuatan jamban Banyaknya program yang
dilaksanakan
Cakupan desa
karena sebagian mata pencaha
yang cukup mahal ODF di wilayah
Pkm Tegalgubug
rian materi/bahan peraga tahun 2018
Pemanfaatan Tidak ada dana untuk Adanya sungai,sawah dan lahan
stimulant pembuatan kosong yang bisa digunakan tempat , mencapai 36 %
pemicuan belum optimal dari target 100
jamban BABS
%
Pemanfaatan jamban
Belum termasuk kedalam (-64%)
keluarga belum optimal
rencana anggaran desa Masih terdapat Jarak rumah
bangunan-bangunan dan sungai
Tidak ada nya anggaran dana
seperti “helikopter” dekat Lokasi tempat BAB
Masyarakat untuk kader dalam hal pemicuan
Kekeluargaan dengan untuk sarana BABS nyaman
merasa malu
tetangganya kurang akrab
menggunakan
akses jamban Suasana sawah dan sungai
keluarga Belum ada perencanaan anggaran Sumber air bersih belum
Tidak adanya sarana sekitar tempat BABS
dana BOK untuk desa Bulak optimal
jamban umum
LINGKUNGAN
SARANA DANA
56
1 Pengumpulan Data profil desa Aparat desa dan dokter muda melakukan survey lapangan untuk
dan Survei Permasalahan ODF mendata warga yang belum ODF,masih ada bilik –bilik tempat bab
sembarangan di Desa Bulak
3 Advokasi Program ODF Kepala desa, aparat desa, ketua RT/RW setempat, kader , dokter muda
dan perwakilan puskesmas serta jajaranya siap membantu dan
mendukung untuk mensosialisasikan tentang odf
4 Pemicuan (Penyuluhan Kepala desa, aparat desa, ketua RT/RW setempat, kader , dokter muda
Program ODF) dan perwakilan puskesmas serta warga desa sudah mengerti apa
bahaya dan manfaat dari buangair besar sembaraangan dan mau untuk
berkomiten untuk tidak lagi buang air besar sembarangan,
5 Monitoring dan evaluasi Setelah dilakukan pemicuan ada perubahan di masyarakat yaitu sarana
komitmen warga desa Bulak yang dijadikan untuk BABS di sungai menjadi berkurang
6 Deklarasi Program ODF Menetapkan dilaksananya deklarasi dan merencanakan deklarasi oleh
berbagai lintas sektor, namun deklarasi ODF ini tidak sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan sebelumnya Karena adanya masalah
internal antara desa Bulak dan desa tetangga yaitu desa Sende. Selain
itu desa Bulak juga pada tanggal perencanaan sedang mempersiapkan
kunjungan inspektorat ke desa ,oleh karena itu kami hanya melakukan
komitmen untuk dilakukan deklarasi selanjutnya diserahkan kepada
puskesmas dengan syarat penandatanganan surat akan dilaksanakan
deklarasi desa ODF sesuai waktu yang ditetapkan desa dan puskesmas
di desa Bulak sehingga desa Bulak tetap menjadi desa ODF.
59
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. SIMPULAN
Kegiatan Pembentukan Desa Stop BABS atau Desa Open Defecation
Free (ODF) di Desa Bulak dapat dinyatakan berhasil dilihat dari terbentuknya
komitmen dari 100% masyarakat dan perangkat Desa Bulak Kecamatan
Arjawinangun Kabupaten Cirebon untuk tidak lagi buang air besar
sembarangan (BABS). Walaupun deklarasi desa bulak sebagai desa ODF
60
4.2. SARAN
A. Bagi Dinas Kesehatan
1. Diharapkan bidang terkait di dinas kesehatan dapat ikut serta dalam
pengawasan dan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang
dihadapi di berbagai puskesmas.
61
DAFTAR PUSTAKA