Anda di halaman 1dari 10

1.

Teori-teori Kependudukan

A. Aliran Neo Malthusians

Paul Ehrlich (Paul ahli biologi di UniversitasStanford) Garret Hardin (ahli biologi di Universitas
Universitas California). Pada tahun 1871 Paul menulis buku “ The Population Bomb”, dan kemudian
di revisi menjadi “The Population Explotion” yang berisi:

a. Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.

b. Keadaan bahan makanan sangat terbatas.

c. Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.

Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia menarik
hubungan antara variabel lingkungan ( penduduk, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya
alam ) dan polusi. Tapi walaupun begitu , melapetaka tidak dapat dihindari , hanya manusia cuma
menunggunya dan membatasi pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik.

B. Aliran Marxist (Karl Marx & Friedrich Engels Engels).

1. Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi memepengaruhi kesempatan kerja.

2. Kemelaratan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis
mengambil sebagian hak para buruh.

3. Semakin tinggi tingkat populasi manusia , semakin tinggi produktivitasnya, jika teknologi tidak
menggantikan manusia. Sehingga manusia tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti
menolak teori Malthus tentang Moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
Teori ini dibenarkan oleh negara-negara sosialis seperti: RRC, Korea Utara, dan Vietnam.
( Oleh : Chabib Musthofa ).

C. Teori Malthus

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, seseorang pendeta Inggris, hidup pada tahun
1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “ Essai on
Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the
Speculation of Mr. Godwin, M. Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti
juga tumbuh-tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan
cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini (Mantra, 2003:50).

D. Mazhab Fisiologi

Orang-orang yang termasuk golongan ini sebenarnya pendapatnya berbeda-beda tetapi dalam
satu hal mereka mempunyai pendapat yang sama yaitu menyangkal dalil Malthus yang
dikemukakannya sebagai suatu aksioma tanpa penyelidikan bahwa kemampuan menurunkan
keturunan suatu daya alam yang tetap. Menurut seorang tabib Inggris Thomas Jarold, daya biak
(kemampuan menurunkan) pada manusia akan berkurang, semakin banyak ia mempergunakan tenaga
rohani dan jasmaninya. Karena itu, menurut pendapatnya, orang tidak usah khawatir akan ketidak
seimbangan antara jumlah penduduk dan bahan makanan, mengingat bertambahnya kemajuan yang
kini dapat dicapai oleh manusia yang meminta lebih banyak pengorbanan tenaga rohani dan jasmani.
Yang hampir sama pendapatnya dengan Thomas Jarold adalah Michael Thomas Sadler.
Menurut pendapatnya, kemampuan menurukan keturunan orang itu akan berkurang, ceteris paribus.
Jika jumlah penduduk itu bertambah dan kemampuan menurunkan keturunan itu akan bertambah jika
jumlah penduduk itu berkurang. Disingkatkan gambaran pendapat M. T. Sadler itu adalah sebagai
berikut :

Bertambahnya jumlah penduduk = berkurangnya jumlah kemampuan melahirkan.

Berkurangnya jumlah pendduduk = bertambahnya kemampuan melahirkan.

Pada penduduk yang sedang naik jumahnya, bertambah banyaknya bahan makanan
berlangsung lebih cepat daripada bertambahnya orang. Keadaan ini mengakibatkan naiknya tingkat
kemakmuran penduduk itu. Meningkatnya kemakmuran menyebabkan berkurangnya kemampuan
meurunkan keturunan. Banyaknya bahan makanan dan mudahnya keadaan penghidupan
mempengaruhi berkurangnya kemampuan menurunkan keturunan. Bukti-bukti itu ditemukan oleh
Sadler di Negara-negara dan kota-kota besar yang rapat penduduknya dengan angka-angka kelahiran
yang rendah dan banyaknya bangsawan-bangsawan inggris yang tidak mempunyai keturunan lagi.
Begitu juga dalam keadaan yang sebaliknya. Sukarnya penghidupan dan kurangnya bahan makanan
sangat besar pengaruhnya terhadap bahan makanan menurunkan keturunan.

Dalil yang menyatakan bahwa kemampuan menurunkan keturunan akan berkurang dalam
meningkatnya kemakmuran, dengan tegas dipertahankan oleh Thomas Doubleday pada tahun 1841.
Menurut pendapatnya, sangat sukar didapatkan bahan penghidupan, merupakan suatu perangsang dari
daya biak sedangkan bila bahan-bahan penghidupan itu mudah didapatkan maka hal ini akan
mengurangi kemampuan melahirkan. Berlakunya hukum ini dapat kita jumpai pada seluruh alam
hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Di negeri-negeri yang kaya dan makmur keadaan rakyatnya, maka kemampuan menurukan
keturunan sangat kecil, sedangkan negeri-negeri yang rakyatnya miskin dimana keperluan hidupnya
serba sukar didapatkan, kemampuan melahirkan itu sangatlah besar. Keadaan tersebut oleh Doubleday
dinyatakan sebagai “Hukum yang agung dan nyata dari penduduk” atau (”The real and the great law
of human population”). Ia mengira, bahwa secara empiris ia dapat membuktikan berlakunya hukum
itu.

Herbert Spencer yang menyangkal dengan keras teori dari Malthus menarik garis pemisah
antara hewan dan manusia dalam memperkembangkan keturunannya. Ia berpendapat bahwa manusia
mengenal “Individu” dan “Kemajuan Perseorangan”. Semakin banyak orang mempergunakan energi
untuk kemajuan dirinya, semakin berkuranglah energi yang dapat dipergunakan untuk
memperkembangkan keturunan. Karena itu, jenis hewan yang tingkat kemajuannya rendah, daya
biaknya tinggi, sebaliknya tingkat kemajuan individu yang tinggi bersamaan dengan daya biak yang
rendah. manusia adalah jenis hewan yang paling maju dan kemampuan menurunkan keturunan adalah
paling rendah. semakin tinggi tingkat kemajuan sesuatu golongan penduduk, akan semakin
berkuranglah daya biaknya, sehingga akhirnya akan sampai kepada suatu tingkatan, dimana
kemampuan menurunkan keturunan itu hanya sekedar cukup untuk mengkompensir jumlah kematian.
Selanjutnya penduduk itu akan menjadi stasioner.

Faedah dari adanya teori-teori golongan fisiologis ini adalah bahwa orang-orang tidak lagi
berpegang teguh, bahwa kemapuan menurunkan keturunan merupakan suatu daya yang tetap. Tetapi
bukti-bukti daripada teori-teori itu sukar didapat, jadi hanya merupakan suatu hipotesa belaka
(Abdurachim, 1973:15-18).
E. Mazhab Psycho-Sosial

Menurut Nassau William Senior, bahwa cita-cita manusia untuk memperbaiki kedudukannya
dalam penghidupan sama kuatnya dengan keinginan untuk menurunkan keturunan. Beberapa tahun
kemudian teori Senior itu diperbaharui oleh Arsene Dumont. Inti dari teori Dumont ini adalah bahwa
setiap orang mempunyai keinginan untuk memperbaiki kedudukan ekonomi dan kedudukan sosialnya
sepanjang hal itu masih dapat dilakukan. Dan hal ini disebutnya Kapilaritas Sosial. Keinginan untuk
maju dalam perjuangan hidup diwariskan oleh orang secara turun-temurun kepada keturunnnya.
Setiap orang tua menghendaki agar anak keturunannya mempunyai kedudukan-kedudukan yang lebih
baik daripada yang telah dimilikinya. Yang mengharapkan keadaan yang sebaliknya tidak pernah ada
(Abdurachim, 1973:18-20).

F. Teori Evolusi Sosial

Disamping teori-teori golongan fisiologis dan golongan psycho-sosial dalam permulaan abad
ke-20 masih terdapat teori-teori lain mengenai masalah penduduk. Prof. Gini yang teori nya disebut
orang teori evolusi-sosial meneyebut proses dari pertumbuhan penduduk bangsa sebagai “peredaran
(siklus) bangun dan runtuhnya penduduk”. Siklus dari pertumbuhan penduduk ini menurut
pendapatnya adalah sama dengan siklus hidup individu. Ada suatu masa permulaan, dimana orang
tumbuh dengan cepat menjadi besar yang kemudian disusul dengan masa pertumbuhan yang lambat
dan menjadi tua, untuk selanjutnya mengalami keruntuhan.

Tiap bangsa dalam usia mudanya mempunyai struktur masyarakat yang sederhana dengan
angka-angka kesuburan (kelahiran) yang tinggi. Sebagai suatu konsekuensi daripada ini penduduk
bangsa itu akan tumbuh dalam jumlah yang besar dan sejalan dengan ini, organisasi-organisasi dalam
masyarakat pun akan tumbuh menjadi kompleks seperti terlihat dalam perkembangan kelas-kelas
sosialnya, pertumbuhan industri-industri dan aktivitas ekonominya. Dengan bertambahnya jumlah
penduduk, tekanan hidup akan terasa dan ekspansi akan terjadi dengan melalui peperangan atau
pendudukan daerah-daerah orang lain.

Pada akhir, kemudian akan terjadi pengurangan dalam pertumbuhan penduduk yang
disebabkan oleh kehilangan tenaga-tenaga produksif dalam peperangan atau perpindahan. Sebab
utama dari berkurangnya penduduk itu bersifat biologi. Gini percaya bahwa faktor yang fundamental
dalam berkurangya penduduk adalah faktor biologi, yang tidak dapat ditandingi oleh faktor-faktor
sosial dan ekonomi. Permulaan pengurangan kelahiran itu akan berlaku pada kelas-kelas sosial yang
tinggi untuk selanjutnya meluas kepada kelas-kelas sosial yang rendah. dengan demikian penduduk
akan menjadi kecil jumlahnya (Abdurachim,1973:21).

G. Teori Neo-Malthusianisme

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi.
Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan kelompok Neo-
Malthusianism. Kelompok ini tidak sependapat dengan Malthus bahwa mengurangi jumlah penduduk
cukup dengan moral restraint saja. Untuk keluar dari perangkap Malthus, mereka menganjurkan
menggunakan semua cara-cara “preventive checks” misalnya dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi
untuk mengurangi jumlah kelahiran, pengguguran kandungan (absortions). Paul Ehrlich mengatakan:

…the only way to avoid that scenario is to bring the birth rate under control-perhaps even by force
(Weeks, 1992).
Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich). Pada abad ke-
20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai
penuh dengan manusia. Dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang
selalu bertambah. Tiap minggu lebih dari seratus juta bayi lahir di dunia, ini berarti satu juta lagi
mulut yang harus diberi makan. Mungkin pada permulaan abad ke-19 orang masih dapat mengatakan
bahwa apa yang diramalkan Malthus tidak mungkin terjadi tetapi sekarang beberapa orang percaya
bahwa hal itu terjadi dengan mengatakan “it has come true:it is happening”.

Di tahun 1960-an dan 1970-an photo-photo yang diambil dari tuang angkasa menunjukkan
bahwa bumi kita terlihat seperti sebuah kapal yang berlayar di ruang angkasa dengan persediaan
bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat, kapal ini akan kehabisan bahan bakar
dan bahan makanan, sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.

Paul Ehrlich dalam bukunya “The Population Bomb” pada tahun 1971, menggambarkan
penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah
terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak
manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang rusak dan tercemar. Pada tahun 1990 Ehrlich
bersama istrinya merevisi buku tersebut dengan judul yang baru “The Population Explotion” yang
isinya bahwa bom penduduk yang dikhawatirkan tahun 1968, kini sewaktu-waktu akan dapat meletus.
Kerusakan dan pencemaran lingkungan yang parah karena sudah terlalu banyaknya penduduk sangat
merisaukan mereka.

Selanjutnya Ehrlich menulis:…the poor are dying of hunger, while rich and poor alike are
dying from the by-products of affluence-pollution and ecological disaster (Weeks, 1992).

Pandangan mereka (Ehrlich dan Hardin) tentang masa depan dunia ini sangat suram, namun
demikian isu kependudukan ini sangat penting bagi seluruh generasi terutama bagi penduduk di
Negara maju (devel-oped world) (Mantra,2003:53-54).

H. Teori Kependudukan Malthus Ke Neo Malthusian.

Teori Kependudukan, Hubungan antara Penduduk dan keterbatasan sumber alam/pangan


harus seimbang antara penduduk dan daya dukung, tidak sedikit/dan terlalu banyak (penduduk
optimum) Hubungan antara pendudukdan lingkungan.

Thomas Robert Malthus : Teori KelebihanPenduduk(over population theory),


mengembangkan pemikiran yg sudah dikembangan ayahnya (Daniel Malthus) tentang hubungan
antara penduduk dan pangan, diterbitkan 1798.(Oleh : Drs.Soekirno, M.Sc.).

I. Mazhab Ekonomi Klasik (Abad 19).

Akhir abad 19 : asumsi-asumsi mazhab klasik mengenai teori pertumbuhan ekonomi dan
penduduk makin dipertanyakan karena :

1. Fertilitas menunjukkan penurunan

2. Emigrasi terjadi di beberapa negara Eropa

3. Impor pangan terjadi kalau diperlukan

4. Perkembangan tehnologi

5. Pengetahuan manusia dan kekayaan produktif makin meningkat


6. Perubahan sosial yg melawan kecenderungan terhadap hasil yg makin berkurang (diminishing
returns ).

(Oleh : Drs.Soekirno, M.Sc.)

J. Marshal 1920.

Walaupun peranan alam dalam produksi menunjukkan hasil yg semakin berkurang, peranan
manusia cenderung meningkatkan hasil ( increasing returns)

Peningkatan hasil(volume produksi) :

1. Bersumber pada kecenderungan external economics (pasar yg tidak tertutup )

2. Sebagian karena adanya internal economics (berbagai perubahan yg terjadi dalam sistem
perekonomian dalam negeri).

2. Cara Menghitung Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan
penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 . Pengukuran kepadatan
penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.

1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan luas, dihitung dengan rumus
sebagai berikut.

Contoh soal:

Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah
tersebut adalah 226.782 km. Berapakah kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut?

Jawab:

2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian. dihitung dengan
rumus sebagai berikut.

Contoh soal:

Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan
pertaniannya sebesar 154.820 km Berapakah kepadatan fisiologi wilayah tersebut?

Jawab :
Jadi kepadatan fisiologis wilayah tersebut adalah 49 jiwa/ km

3. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2 tanah pertanian. dihitung
dengan rumus sebagai berikut.

Contoh soal:

Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk
tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah
pertaniannya adalah 154.820 km . Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?

Jawab:

Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13 jiwa/km2

3. Laju Pertumbuhan Penduduk Per Tahun

Provinsi Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun


1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2016
Aceh 2,93 2,72 1,46 2,36 2,01
Sumatera 2,60 2,06 1,32 1,10 1,33
Utara
Sumatera 2,21 1,62 0,63 1,34 1,31
Barat
Riau 3,11 4,30 4,35 3,58 2,59
Jambi 4,07 3,40 1,84 2,56 1,80
Sumatera 3,32 3,15 2,39 1,85 1,46
Selatan
Bengkulu 4,39 4,38 2,97 1,67 1,69
Lampung 5,77 2,67 1,17 1,24 1,21
Kepulauan - - 0,97 3,14 2,20
Bangka
Belitung
Kepulauan - - - 4,95 3,06
Riau
DKI Jakarta 3,93 2,42 0,17 1,41 1,07
Jawa Barat 2,66 2,57 2,03 1,90 1,54
Jawa Tengah 1,64 1,18 0,94 0,37 0,79
DI 1,10 0,57 0,72 1,04 1,18
Yogyakarta
Jawa Timur 1,49 1,08 0,70 0,76 0,66
Banten - - 3,21 2,78 2,23
Bali 1,69 1,18 1,31 2,15 1,21
Nusa 2,36 2,15 1,82 1,17 1,36
Tenggara
Barat
Nusa 1,95 1,79 1,64 2,07 1,69
Tenggara
Timur
Kalimantan 2,31 2,65 2,29 0,91 1,63
Barat
Kalimantan 3,43 3,88 2,99 1,79 2,33
Tengah
Kalimantan 2,16 2,32 1,45 1,99 1,81
Selatan
Kalimantan 5,73 4,42 2,81 3,81 2,58
Timur
Kalimantan - - - - -
Utara
Sulawesi 2,31 1,60 1,33 1,28 1,13
Utara
Sulawesi 3,86 2,87 2,57 1,95 1,67
Tengah
Sulawesi 1,74 1,42 1,49 1,17 1,10
Selatan
Sulawesi 3,09 3,66 3,15 2,08 2,16
Tenggara
Gorontalo - - 1,59 2,26 1,62
Sulawesi - - - 2,68 1,93
Barat
Maluku 2,88 2,79 0,08 2,80 1,79
Maluku - - 0,48 2,47 2,16
Utara
Papua Barat - - - 3,71 2,61
Papua 2,67 3,46 3,22 5,39 1,95
INDONESIA 2,31 1,98 1,49 1,49 1,36
Catatan:

Tidak Termasuk Timor Timur

1. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2000–2010 untuk Aceh dihitung dengan
menggunakan data Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005 dan SP2010
2. Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Pertengahan tahun/Juni)
3. Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk per tahun 2010–2014 untuk Kalimantan Timur
merupakan gabungan antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara

Sumber :

i. Sensus Penduduk 1971, 1980 , 1990 , 2000 , 2010 dan Sensus Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 1995
ii. Data Dikutip dari Publikasi Statistik Indonesia
4. Macam Macam Bentuk Piramida Penduduk

1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak.
Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India.

Ciri-ciri Piramida Expansive :

a) Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda


b) Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c) Tingkat kelahiran bayi tinggi
d) Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner (Granat)

Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada piramida
ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat di negara maju
seperti : Singapura, Jepang.
Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :

a) Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama


b) Tingkat kelahiran rendah
c) Tingkat kematian rendah
d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.Nah kalau yang ini kebalikanya dari
Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat
kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah.
Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :

a) Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.


b) Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
c) Pertumbuhan penduduk terus berkurang.
SUMBER

Badan Pusat Statistik.2009. Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi.


https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1268/laju-pertumbuhan-penduduk-menurut-
provinsi.html. Diakses pada tanggal 19 Juli 2019.

Geomedia.2016.Cara Menghitung Kepadatan Penduduk.https://geo-


media.blogspot.com/2016/08/cara-menghitung-kepadatan-penduduk.html. Diakses pada
tanggal 19 Juli 2019.

Rau.2010.Teori Kependudukan Menurut Para Ahli. http://rau-de-one.blogspot.com/2010/12/teori-


kependudukan.html. Diakses pada Tanggal 20 Juli 2019.

Yugi AL.2019. Piramida Penduduk.https://www.eduspensa.id/piramida-penduduk/. Diakses pada


Tanggal 21 Juli 2019.

Anda mungkin juga menyukai