Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Sifat – Sifat Fisik dari Zat

Nama : Indah Sari Yuniarchisti


NRP : 143020331
Kelompok :M
Meja :7
Asisten : Rizka Resmi

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
Sifat – Sifat Fisik dari Zat

Indah Sari Yuniarchisti


143020331
Assiten : Rizka Resmi

Tujuan percobaan
Tujuan percobaan dari sifat-sifat fisik dari zat adalah untuk menentukan
viskositas atau (kekentalan).
Prinsip percobaan
Prinsip percobaan dari sifat-sifat fisik dari zat adalah berdasarkan hukum
poiseuille yang menyatakan bahwa lapisan paling luar dari fluida melekat pada
dinding pipa pada kecepatan nol. Berdasarkan hukum stokes yang menyatakan
bahwa bila suatu fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati
sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam
‘garis’ arusnya akan membentuk sebuah pola yang simetris sempurna disekeliling
bola.
Metode Percobaan
a. Kekentalan (Viskositas)

Spindel

Sampel

Gambar 15. Metode Percobaan Penentuan Viskositas


b. Penentuan Titik Leleh Naftalena

botol
semprot

Naftalena dimasukkan
dalam ujung pipa kapiler
dengan diketuk-ketukkan Pipa kapiler dibilas
hingga ± 1cm aquadest tunggu hingga
kering

Diikat dan digantungkan


pada klem statif

Gambar 16. Metode Penentuan Titik Leleh Naftalena

Hasil Pengamatan
Berdasarkan dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamtan percobaan viskositas
No. Pengamatan Spindel Hasil
1. Sirup marjan orange
2. Kecap manis bango
3. Susu kental manis

Pembahasan
 Penentuan titik leleh
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa titik awal lelehan
naftalena bersuhu 76°C dan titik akhir lelehan naftalena bersuhu 80.5°C. Faktor-
faktor kesalahan yang dapat terjadi pada percobaan penentuan titik leleh naftalena
adalah kurang bersihnya alat yang digunakan, terlalu banyaknya naftalen yang
akan diuji leleh sehingga menyebabkan naftalen lama meleleh dan mencapai suhu
melebihi 90ºC, kurang telitinya dalam mengamati lelehan pertama, dan kesalahan
pembacaan termometer.
Sifat fisik zat adalah segala aspek dari suatu zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa harus mengubah identitasnya, beberapa sifat fisik zat yang
berhubungan dengan dunia pangan diantaranya viskositas dan titik leleh. Titik
leleh air adalah salah satu contohnya, air (es) akan meleleh pada 0ºC yang
merupakan sifat fisik dari air. Untuk mengukur titik leleh tersebut digunakan
termometer untuk menentukan suhu pada saat air dari padat (es) berubah menjadi
cair. Perubahan ini yang disebut perubahan fisik zat yang tidak mengubah bentuk
kimia dari air. Massa jenis merupakan contoh lain dari sifat fisik zat. Sifat fisik zat
dibagi menjadi 6 macam, sebagai berikut (Sukardjo, 2003):
1. Wujud zat
Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Zat tersebut dapat
berubah dari satu wujud ke wujud lain. Beberapa peristiwa perubahan
yang kita kenal, yaitu : menguap, mengembun, mencair, membeku,
meyublim, dan mengkristal (Sukardjo, 2003).
2. Warna
Setiap benda memiliki warna yang berbeda-beda. Warna merupakan sifat
fisika yang dapat diamati secara langsung. Warna yang dimiliki suatu
benda merupakan ciri tersendiri yang membedakan antara zat satu dengan
zat lain. Misal, susu berwarna putih, karbon berwarna hitam, paku
berwarna kelabu pudar dan lain-lain (Sukardjo, 2003).
3. Kelarutan
Kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu merupakan sifat fisika. Air
merupakan zat pelarut untuk zat-zat terlarut. Tidak semua zat dapat larut
dalam zat pelarut. Misal, garam dapat larut dalam air, tetapi kopi tidak
dapat larut dalam air (Sukardjo, 2003).
4. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik merupakan sifat fisika. Benda yang dapat
menghantarkan listrik dengan baik disebut konduktor, sedangkan benda
yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut isolator. Benda logam pada
umumnya dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik pada suatu zat
dapat diamati dari gejala yang ditimbulkannya. Misal, tembaga
dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah lampu. Akibat yang
dapat diamati adalah lampu dapat menyala (Sukardjo, 2003).
5. Kemagnetan
Berdasarkan sifat kemagnetan, benda digolongkan menjadi dua yaitu
benda magnetik dan benda non magnetik. Benda magnetik adalah benda
yang dapat ditarik kuat oleh magnet, sedangkan benda non magnetik
adalah benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Misal, terdapat
campuran antara serbuk besi dan pasir (Sukardjo, 2003).
6. Titik Didih dan Titik Leleh
Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih, dan titik leleh
adalah suhu ketika zat padat berubah menjadi zat cair (Sukardjo, 2003).
Titik leleh adalah setiap zat pada tekanan tertentu, pada suhu tertentu pada
saat zat cair dan zat padatnya dapat berada dalam keadaan setimbang (Brady,
1999).
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan
berwarna putih dengan rumus molekul C10H8 . Senyawa ini bersifat volatil, mudah
menguap walau dalam bentuk padatan (Anonim, 2011).
Oleh karena itu naftalena digunakan pada percobaan pengamatan titik
leleh karena mudah menguap sehingga tidak memerlukan waktu yang lama.
Kemudian hasil lelehan dari naftalena tidak berwarna atau bening, sehingga lebih
mudah diamati titik awal lelehannya. Kelebihan menggunakan naftalena
dibandingkan menggunakan bahan lainnya yaitu naftalena mudah didapat titik
beku dan titik lelehnya, berbeda dibandingkan dengan coklat. Coklat memiliki
titik leleh yang rendah sehingga dalam prosesnya dibutuhkan waktu yang lebih
lama, kemudian untuk mengamati hasil lelehan pertamanya akan lebih sulit karena
hasil lelehan coklat berwarna coklat, kemudian lelehannya akan lebih mudah
terbakar jika terkena api.
Aplikasi penentuan titik leleh dalam bidang pangan adalah untuk
menentukan titik leleh dari suatu produk makanan agar dapat diketahui suhu yang
baik untuk menyimpan produk makanan tersebut.

Pada saat dilakukan percobaan viskositas kita menggunakan 3 sampel


yang pertama sirup markisa dengan spindel 3 yang hasilnya 0,6 dPas, kedua kita
menggunakan sampel kecap sedap dengan menggunakan spindel 1 yang hasilnya
20 dPas, yang terakhir kita menggunakan sampel selai blueberry dengan spindel 2
yang hasilnya 300 dPas. Viskometer cup and bob memiliki 3 jenis spindel yang
dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu spindle 1 berfungsi untuk mengukur
viskositas dari zat yang sedang tingkat kekentalannya dan memiliki nilai
kekentalan mulai dari 3-150dpas, spindle 2 untuk mengukur viskositas zat yang
sangat kental dan memiliki nilai kekentalan mulai dari 100-4000dpas, dan spindle
3 berfungsi untuk mengukur viskositas zat yang encer (tidak kental) dan memiliki
nilai kekentalan mulai dari 0,3-13dpas. Dari setiap sampel mempunyai viskositas
yang berbeda-beda tergantung dari kekentalan sampel tersebut, dan pada satu
sampel yang sama viskositasnya pasti berbeda seperti sirup markisa produksi
pabrik A belum tentu sama dengan sirup markisa produksi pabrik B.
Kemudian pada percobaan titik leleh didapatkan titik awal lelehan
naftalen 75oC, dan titik akhir lelehan naftalen 83oC. Hasil titik akhir tersebut tidak
sesuai dengan ketentuan yang seharusnya, Titik naftalen (C10H8) yang seharusnya
adalah 75oC-80oC.
Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon,
atau nafthene. Sifat fisik naftalen : rumus kimia C10H8, massa molar 128.17
g/mol, density 1.14 gcm-3, tidak dapat larut dalam air, alkohol, larut dalam eter
dan benzen, titik cair 80.5 °C, titik didih 128,17 gmol-1, Berwarna putih kristal
dan memiliki bau yang kuat. Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar.
Naftalen merupakan hidrokarbon padat berwarna putih, yang diperoleh dari
penyulingan fraksional batu bara. Sebagian besar naftalen yang diproduksi
digunakan sebagai bahan baku pembuatan resin alkil untuk pembuatan plastik.
Sebagian kecil untuk zat warna dan bahan kimia lain. Penggunaan langsung
adalah sebagai pengusir ngengat (Anonim,2011).
Naftalena mempunyai titik didih sebesar 217,7oC, titik beku sebesar
80,5oC sedangkan kamfer mempunyai titik didih 204oC, titik beku sebesar
179,8oC (http://id.wikipedia.org).
Sifat fisik zat adalah segala aspek dari suatu zat yang dapat diukur atau
dipersepsikan tanpa harus mengubah identitasnya, beberapa sifat fisik zat yang
berhubungan dengan dunia pangan di antaranya viskositas dan titik leleh. Titik
leleh air salah satu contohnya, air (es) akan meleleh pada 0o C. Ini merupakan sifat
fisik dari air. Untuk mengukur titik leleh, kita gunakan termometer untuk
menentukan suhu pada saat air dari padat (es) berubah menjadi cair. Perubahan ini
yang disebut perubahan fisik zat, tidak mengubah bentuk kimia dari air. Baik
berbentuk pada atau cair, tetap berupa air. Massa jenis adalah contoh lain dari sifat
fisik zat. Untuk menentukkan massa jenis air, kita ukur massa dari sejumlah
volume air yang diketahui. Pengukuran ini tidak mengubah air menjadi bentuk zat
lain, bahkan air tidak berubah sama sekali.
Fungsi dari pipa kapiler adalah untuk menentukan titik leleh sedangkan
termometer berfungsi untuk mengukur suhu pada saat naftalen menetes pertama
kali hingga titik leleh naftalen.
Titik didih adalah suhu pada saat cairan mendidih atau suhu pada saat
tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Titik didih cairan bergantung dari
besarnya tekanan atmosfer. Makin besar tekanan atmosfer, makin besar tekanan
atmosfer, makin tinggi suhu yang diperlukan untuk memberikan tekanan uap yang
dapat menandinginnya. Titik didih pada tekanan 1 atm (760 torr) dinamakan titik
didih normal. Untuk air, titik didih normal nya adalah 100o C. Titik didih
merupakan satu sifat lagi yang dapt digunakan untuk memprkirakan secara tidak
langsung berapa kuatnya gaya tarik antar molekul dalam cairan. Cairan yang gaya
tarik antar molekulnya kuat memiliki titik didih tinggi., Sebaliknya, apabila gaya
tarik lemah, titik didihnya lemah.
Titik beku adalah suatu temperatur dimana terjadi keadaan setimbang
antara fase padat dan fase cair atau suhu dimana benda mencapai keadaan
meleleh. Titik beku (titik leleh) kecepatan partikel meninggalkan keadaan padat
dan memasuki keadaan cair dan memasukki keadaan padat. Apabila kalor
ditambahkan, sebagian zat padat akan meleleh sehingga lebih banyak cairan
terbentuk. Akan tetapi, suhunya akan tetap sama selagi kedua fase masih tetap
ada. Demikian juga apabila sebagian kalor kita hilangkan, sebagian cairan akan
membeku. Jadi, zat padatnya lebih banyak terbentuk, juga tanpa perubahan suhu.
Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang sejenis
sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul yang tidak
sejenis.
Viskositas merupakan pengukuran ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida
(fluida adalah zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas). Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.
Perbedaan viskositas dengan konsistensi adalah pada tekstur sampel,
viskositas bersifat agak cair seperti sirup markisa sedangkan konsistensi lebih
padat contohnya dodol.
Tegangan permukaan adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menarik/ memperluas permukaan sebesar satuan luas. Viskositas adalah ukuran
hambatan suatu fluida untuk mengalir.
Kita dapat mengukur viskositas dengan menggunakan viskometer atau
viskometer, jenis-jenis viskometer diantaranya :
 Viskometer Ostwald
Pada viskositas ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh
sejumlah cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Ostwald adalah seorang ahli kimia
Jerman yang pertama kali mengusulkan memakai alat ini. Zat cair yang hendak
ditentukan viskositasnya, dimasukkan dalam pipa kanan, sehingga bola pada
tabung lain yang lain penuh. Kemudian viskometer ini diletakkan dalam suatu
termostat dan dibiarkan sampai mencapai keseimbangan suhu. Kalau ini sudah
tercapai, maka zat cair diisap dengan hati-hati pada pipa cabang kiri masuk
kedalam bola yang sebelumnya bola tabung itu telh dipenuhi, sehingga
permukaan zat cair sampai diatas atau ditempat yang seharusnya. Pengisapan
dihentikan dan zat cair itu dibiarkan mengalirkan ke bola tabung yang tadi
telah dipenuhi oleh cairan yang lain karena gaya gravitasi.

 Viskometer Hoppler
Pada viscometer hoppler yang diukur waktu yang dibutuhkan oleh sebuah bola
untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Prinsip kerjanya adalah
menggelindingkan bola yang terbuat dari kaca. Karena gaya gravitasi benda
yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan kecepatan yang besar
sampai pada kecepatan yang maksimum. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga respirok sampel (http://nannananot.blogspot.com).
 Viskometer cup n bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob
dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi disepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(http://nannananot.blogspot.com).

 Viskometer Cone and plate


Viscometer Cone/ Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti
suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut
cairan dalam volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang
diperlukan untuk pengembangan data rheologi lengkap.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya:
1. Dipakai pada cone dan plate
2. ukuran sample
3. waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk
menstabilkan pada pelat sebelum terbaca
4. kebersihan kerucut dan plat
5. jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel
6. tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang
lebih tinggi
Satuan pada viskometer adalah mPas (mili pascal second) dan dPas (desy
pascal second) keduanya adalah jumlah kerapatan yang dihasilkan dari tekanan
perputaran spindel pada sampel dengan waktu konstan.
Faktor yang menyebabkan kesalahan pada percobaan sifat fisik zat antara
lain, karena pipa kapiler yang akan digunakan belum bersih, volume naftalen yang
akan dipanaskan kurang dari yang ditentukan, rusaknya termometer. Sedangkan
pada viskositas, faktor yang mepengaruhi nya adalah rusaknya viskometer, dan
kita harus benar dalam memilih spindle.
Aplikasi sifat fisik zat dalam bidang pangan biasanya digunakan dalam
pembuatann jelly dan digunakan untuk menetukan kekentalan sirup, kecap, susu,
saos, selai, dan pada pembuatan es krim.

Anda mungkin juga menyukai