, Ak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu
perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai
bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun
oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat
dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan
terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu
dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Dalam menjalankan kegiatannya peruashaan perlu mnyelaraskan antara kompetensi
yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi
(perusahaan dan pemerintah). Maka dari itu diperlukanlah Analisis kinerja dan postur
strategik.
Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti: Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan
mendesak, Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana dan sebagai poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan
persetujuan investasi atau bisnis lain yang menguntungkan.
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan
untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio
lancar dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu
besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau akibat tidak digunakannya keuangan
perusahaan secara efektif untuk berinvestasi. Kemampuan membayar hutang lancar dengan
aset lancar dapat dihitung dengan :
𝐶𝐴
Current Ratio =
𝐶𝐿
𝐶𝐴−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Quick Ratio =
𝐶𝐿
Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi
kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas,
contohnya rekening giro. Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin
besar perbandingan kas dengan utang maka akan semakin baik . Kemampuan membayar
hutang lancar dengan kas atau setara kas bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
𝐶𝑎𝑠ℎ+𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Cash Ratio =
𝐶𝐿
2. Leverage Ratio
Rasio Leverage (Leverage Ratio) adalah suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas hutang, pembayaran
pokok akhir atas hutang dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya. Hutang Jangka Panjang biasanya
didefinisikan sebagai kewajiban membayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Sejauh Mana
Perusahaan didanai oleh utang
3. Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
𝐶𝑂𝐺𝑆
IT = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
4. Profitability Ratio
Mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan oleh
pengembalian dari penjualan dan investasi
a. Gross Profit Margin adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
b. Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
c. Return on Equity, rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan
bersih.
d. Earning per Share, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal
yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bagi investor dan pemegang saham
e. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
bersih dari penjualan.
f. Operating Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
g. Return on Assets, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam
menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
5. Book to Market Ratio
Market To Book Ratio adalah ratio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai buku perlembar ekuitas.
Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana nilai
pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat
dipasar, suasana psikologi yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi,
perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya. Sedangkan nilai buku perlembar ekuitas
mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim
pemilik yang tersisa atas suatu aktiva. Market to Book Ratio (P/B) merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara nilai/harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan yang diperoleh dari
selisih antara nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai kewajiban.
a. Price /Earning Ratio
b. Market /Book Ratio
c. Economic Value Added
d. Market Value Added
6. Growth Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya di tengah
pertumbuhan ekonomi dan industri. Menurut Kasmir (2012:107) rasio pertumbuhan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penjualan.
2. Pertumbuhan laba bersih.
3. Pertumbuhan pendapatan per saham.
4. Pertumbuhan dividen per saham.