Anda di halaman 1dari 11

Dr. Mulia Saputra, S.E., M.Si.

, Ak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu
perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai
bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun
oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.
Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat
dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen strategis
adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya
yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan
strategis.Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan
terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu
dikunjungi dan kembali dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana
suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Dalam menjalankan kegiatannya peruashaan perlu mnyelaraskan antara kompetensi
yang dimiliki perusahaan maupun pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi
(perusahaan dan pemerintah). Maka dari itu diperlukanlah Analisis kinerja dan postur
strategik.

1.2. Rumusan Masalah


ANALISIS KINERJA
Analisa Rasio:
1. Liquidity Ratio
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya
berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya
berarti perusahaan tersebut ilikuid.

Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti: Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan
mendesak, Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana dan sebagai poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan
persetujuan investasi atau bisnis lain yang menguntungkan.

a. Current Ratio/Rasio Lancar

Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan
untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar
perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio
lancar dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu
besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau akibat tidak digunakannya keuangan
perusahaan secara efektif untuk berinvestasi. Kemampuan membayar hutang lancar dengan
aset lancar dapat dihitung dengan :
𝐶𝐴
Current Ratio =
𝐶𝐿

b. Quick Ratio/ Rasio Cepat

Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban


jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan
persediaan karena persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan
dibanding dengan aset lainnya. Quick Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat
berharga. Jadi semakin besar rasio, semakin baik juga posisi keuangan perusahaan.
Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%, maka ini akan berakibat baik jika terjadi
likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar kewajibannya.

𝐶𝐴−𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦
Quick Ratio =
𝐶𝐿

c. Cash Ratio/ Rasio Kas

Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi
kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas,
contohnya rekening giro. Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin
besar perbandingan kas dengan utang maka akan semakin baik . Kemampuan membayar
hutang lancar dengan kas atau setara kas bisa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
𝐶𝑎𝑠ℎ+𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒 𝑆𝑒𝑐𝑢𝑟𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Cash Ratio =
𝐶𝐿

d. Cash Turnover Ratio/Rasio Perputaran Kas


Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja
bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total
utang lancar.
Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki
perusahaan. Efisiensi Perusahaan dalam menggunakan kas untuk menghasilkan penjualan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
Cash Turnover Ratio = 𝐶𝑎𝑠ℎ

e. Inventory to Net Working Capital Ratio


Kemampuan membiayai persediaan dari moda kerja bersih yang tersedia
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖𝑒𝑠
ITNWCR = 𝐶𝐴−𝐶𝐿

2. Leverage Ratio
Rasio Leverage (Leverage Ratio) adalah suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas hutang, pembayaran
pokok akhir atas hutang dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya. Hutang Jangka Panjang biasanya
didefinisikan sebagai kewajiban membayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Sejauh Mana
Perusahaan didanai oleh utang

a. Debt to Asset Ratio


Banyaknya pinjaman yang sudah dimanfaatkan untuk membiayai aset perusahaan. Debt
Ratio atau Rasio Hutang adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
perusahaan mengandalkan hutang untuk membiayai asetnya. Debt Ratio atau Rasio Hutang
ini dihitung dengan membagikan total hutang (total liabilities) dengan total aset yang
dimilikinya. Debt Ratio ini sering juga disebut dengan Rasio Hutang Terhadap Total Aset
(Total Debt to Total Assets Ratio). Berikut ini adalah rumus rasio hutang (debt ratio) :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

b. Debt to Equity Ratio


Perbandingan hutang dengan modal perusahaan. Debt to Equity Ratio atau Rasio Hutang
terhadap Ekuitas adalah rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara Ekuitas
dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER)
atau Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ini dihitung dengan cara mengambil total kewajiban
hutang (Liabilities) dan membaginya dengan Ekuitas (Equity). Berikut dibawah ini adalah
Rumus Debt to Equity Ratio (DER).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

c. LTD to Equity Ratio


Komposisi LTD terhadap aset bersih yang dimiliki perusahaan
𝐿𝑇𝐷
LTDER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

d. Times Interest Earned Ratio/Coverage Ratio/Rasio Kelipatan Bunga


Dapat Dibayarkan Mengukur berapa kali besar laba bisa menutupi beban bunga yang harus
dibayar. Times Interest Earned adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar atau menutupi beban bunga di masa depan. Times Interest Earned Ratio ini juga
sering disebut juga Interest Coverage Ratio. Cara menghitungnya adalah dengan membagi
laba sebelum pajak dan bunga dengan Biaya Bunga. Berikut ini adalah rumus Times Interest
Earned Ratio :
𝐸𝐵𝐼𝑇
TIER =
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡

e. Fixed Payment Average Ratio/Fixed Charge Coverage/Fixed Payment Coverage Ratio/Rasio


Pembayaran Tetap Rata-Rata
Kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajiban tetapnya tepat waktu
𝐸𝐵𝐼𝑇+𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑇𝑎𝑥
FPAR =
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒 𝐵𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑇𝑎𝑥+𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

3. Activity Ratio
Rasio untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.

a. Receivable Turnover/Perputaran Piutang


Rasio untuk mengukur tingkat perputaran piutang dengan membagi nilai penjualan kredit
terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan menunjukan
modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah.
Mengukur efektivitas penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah piutang perusahaan
𝐶𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
RT =
𝐴𝑅

b. Inventory Turnover/Perputaran Persediaan


Efektivitas distribusi persediaan, kemampuan persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu. rasio untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan
yang dimiliki terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik dan
menunjukkan pengelolaan persediaan yang efisien.

𝐶𝑂𝐺𝑆
IT = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

c. Working Capital Turnover/Perputaran Modal Kerja


Rasio untuk mengukur tingkat perputaran modal kerja bersih (Aktiva Lancar-Hutang Lancar)
terhadap penjualan selama suatu periode siklus kas dari perusahaan. Penjualan yang
dihasilkan dari setiap rupiah modal kerja bersih perusahaan
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
WCT = 𝐶𝐴−𝐶𝐿

d. Fixed Asset Turnover/Perputaran Aset Tetap


Rasio untuk mengukur perbandingan antara aktiva tetap yang dimiliki terhadap penjualan.
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi seberapa besar tingkat kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan aktivatetap yang dimiliki secara efisien dalam rangka meningkatkan
pendapatan.

Kemampuan menggunakan FA dalam menghasilkan penjualan/berapa banyak penjualan


yang dihasilkan dari setiap rupiah FA
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
FAT = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝐴
e. Total Asset Turnover/Perputaran Total Aset
Kemampuan menggunakan seluruh aset dalam menghasilkan penjualan/berapa banyak
penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah total aset
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
TAT = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

f. Average Period/Rata-Rata Periode Pembayaran


Jumlah hari untuk membayar pembelian kredit
𝐴𝑃
APP = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛/𝐻𝑎𝑟𝑖

g. Average Collection Period/Waktu Penagihan Rata-Rata


Rasio untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
menerima seluruh tagihan dari konsumen. Waktu rata-rata untuk menerima pembayaran
piutang, makin lama makin tidak efisien
𝐴𝑅
ACP = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛/ ℎ𝑎𝑟𝑖

4. Profitability Ratio
Mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan oleh
pengembalian dari penjualan dan investasi
a. Gross Profit Margin adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba kotor dari penjualan.
b. Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan pendapatan bersih.
c. Return on Equity, rasio untuk mengukur kemampuan equity untuk menghasilkan pendapatan
bersih.
d. Earning per Share, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola modal
yang dimiliki yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
bagi investor dan pemegang saham
e. Net Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
bersih dari penjualan.
f. Operating Profit Margin, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba operasi sebelum bunga dan pajak dari penjualan.
g. Return on Assets, rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam
menghasilkan pendapatan bagi pemegang saham.
5. Book to Market Ratio
Market To Book Ratio adalah ratio dari nilai perlembar saham biasa atas nilai buku perlembar ekuitas.
Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat umum, dimana nilai
pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan tingkah laku dari mereka yang terlibat
dipasar, suasana psikologi yang ada dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi,
perkembangan industri, kondisi politik, dan sebagainya. Sedangkan nilai buku perlembar ekuitas
mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim
pemilik yang tersisa atas suatu aktiva. Market to Book Ratio (P/B) merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara nilai/harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan yang diperoleh dari
selisih antara nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan nilai kewajiban.
a. Price /Earning Ratio
b. Market /Book Ratio
c. Economic Value Added
d. Market Value Added
6. Growth Ratio
Mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya di tengah
pertumbuhan ekonomi dan industri. Menurut Kasmir (2012:107) rasio pertumbuhan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penjualan.
2. Pertumbuhan laba bersih.
3. Pertumbuhan pendapatan per saham.
4. Pertumbuhan dividen per saham.

Anda mungkin juga menyukai