Anda di halaman 1dari 56

2014

KAJIAN KUALITAS DAYA PADA


BANGUNAN PEMERINTAH DAN
KOMERSIAL

PUSAT TEKNOLOGI KONVERSI DAN


KONSERVASI ENERGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI
KAJIAN KUALITAS DAYA PADA BANGUNAN PEMERINTAH DAN KOMERSIAL

PENGARAH
Dr. Ir. Unggul Priyanto,M.Sc
Kepala BPPT

Dr. Ir. Hammam Riza,M.Sc


Deputi Kepala Bidang TIEM

PENANGGUNG JAWAB
Dr.Ir. M.A.M Oktaufik
Direktur PTKKE

TIM PENYUSUN
Suhraeni Syafei,ST
Ir. Ifanda, M.Sc
Dra. Endang Sri Hariatie
Ir. Nur Aryanto Aryono
Eka Rakhman Priandana,ST, MT
Dr. Ferdi Armansyah
Dr. Ir. Andhika Prastawa, MSEE
Prof. Dr. Hamzah Hilal
Agustina Putri Mayasari, A.Md
Budi Ismoyo, ST
Agus Suhendra, A.Md

INFORMASI
Bidang Rekayasa Sistem
Pusat Teknologi Konversi Dan Konservasi Energi (PTKKE)
Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi
Gedung 625, Klaster energi, kawasan PUSPIPTEK Serpong
Tlp. (021). 75791366
Fax. (021). 75791366
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………..………………………………………………………… iv

Executive summary …………………………………………………………………….… v

I. PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………… 1

II. DESKRIPSI OBJEK KAJIAN ………………………………………………………… 3

2.1 Gambaran Umum ………...………………………………………………………… 3

2.1.1 Bangunan pemerintah .………………………………………………………… 3

2.1.2 Pusat perbelanjaan …..………………………………………………………… 3

2.1.3 Perkantoran swasta …..………………………………………………………… 4

2.1.4 Hotel ………………..………………………………………………………… 5

III. DATA PENGUKURAN ….………………………………………………………… 8

3.1 Lokasi Pengukuran ……….………………………………………………………… 8

3.1.1 Bangunan pemerintah .………………………………………………………… 8

3.1.2 Pusat perbelanjaan …………………..………………………………………… 8

3.1.3 Perkantoran swasta ……………………...………...…………………………… 9

3.1.4 Hotel ………………………………………………………………………… 10

3.2 Hasil Pengukuran …………………………………………………………………… 10

IV. ANALISA PENGUKURAN ………………………………………………………… 11

4.1 Pengukuran Di Bangunan pemerintah ...……..…………………………………… 11

4.2 Pengukuran Di Pusat perbelanjaan ………...……………………………………… 12

4.3 Pengukuran Di Perkantoran swasta ………...……………………………………… 15

4.4 Pengukuran Di Hotel ………………………………………………………………. 16

V. TEKNOLOGI DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR) ………………………… 18

5.1 Gambaran Umum .……………………………………………………………........... 18

5.2 Desain ……………………………………………………………………………...... 19

PTKKE-BPPT i
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

5.3 Spesifikasi ………………………………………………………………………....... 19

5.4 Dasar Teori DVR …………………………………………………………………… 20

5.5 Single Line Diagram ………………………………………………………………. 21

5.6 Rangkaian Skematik ………………………………………………………………. 22

5.7 Konfigurasi dan Sistem Kendali DVR ……………………………………………... 23

5.8 Voltage Sag Generator (VSG) ………………………………………………………. 23

5.9 Subsistem Akuisisi Data Tegangan Sumber 3 Fasa Dan Tegangan Beban …………. 25

5.10 Subsistem Kendali Dan Pengolahan FPGA ……………………………………….. 26

5.11 Sistem Penginjeksi Tegangan Kompensasi ………………………………………… 27

5.12 KOnfigurasi Sistem Untuk Penguji DVR ………………………………………… 28

5.13 Perangkat Kendali …………………………………………………………………. 29

VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...…...……………………………………… 31

6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 31

6.2 Rekomendasi ……………………………………………………………………….. 32

DAFTAR PUSTAKA …………...………………………………………………………… 34

PTKKE-BPPT ii
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Desain interior gedung perkantoran ………………………………………. 5

Gambar 2.2 Type ruangan hotel ………………………………………………………... 6

Gambar 2.3 Fasilitas yang tersedia di hotel …………………………………………….. 6

Gambar 3.1 Single line diagram pengukuran …………………………………………...... 8

Gambar 3.2 Single line diagram pengukuran …………………………………………… 9

Gambar 3.3 Single line diagram pengukuran …………………………………………… 9

Gambar 3.4 Single line diagram pengukuran …………………………………………… 10

Gambar 5.1 Dynamic Voltage Restorer ………………………………………………… 19

Gambar 5.2 Struktur Dasar DVR ……………………………………………………… 20

Gambar 5.3 Single Line Diagram DVR ……………………………………………….. 21

Gambar 5.4 Rangkaian Skematik DVR ………………………………………………… 22

Gambar 5.5 Konfigurasi DVR ………………………………………………………… 23

Gambar 5.6 Struktur Dasar VSG ……………………………………………………… 23

Gambar 5.7 Single Line Diagram VSG ………………………………………………. 24

Gambar 5.8a Akuisisi Sinyal Sinusoidal ……………………………………………….. 25

Gambar 5.8b Akuisisi Nilai RMS Jala-jala ……………………………………………… 25

Gambar 5.9 Sistem Kendali FPGA …………………………………………………… 26

Gambar 5.10 Sistem Penginjeksi Tegangan Kompensasi ………………………………. 27

Gambar 5.11 Sistem Kendali VSG …………………………………………………… 28

Gambar 5.12 Xilinx Spartan3AN Starter Kit ………………………………………… 29

PTKKE-BPPT iii
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

KATA PENGANTAR

Sebagai tahapan akhir kegiatan tahun anggaran 2014, maka tim pelaksanaan kegiatan
“Pengembangan Kajian Teknologi Smart Grid Dalam Sistem Kelistrikan Indonesia”
telah menyusun buku dengan judul “Kajian Kualitas Daya Pada Bangunan
Pemerintah Dan Komersial”.

Buku ini berisi hasil-hasil kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014, khususnya
pengukuran kualitas daya yang telah dilakukan pada beberapa tempat, seperti :
bangunan pemerintah, pusat perbelanjaan, perkantoran swasta dan hotel.

Dengan selesainya penyusunan buku ini perkenankan kami selaku tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga hasil kegiatan
ini benar benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi segenap
masyarakat Indonesia.

PTKKE-BPPT iv
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

EXECUTIVE SUMMARY

Sistem kelistrikan moderen tidak saja dituntut untuk dapat menyalurkan tenaga listrik
secara handal, efisien dan mencukupi, tetapi juga berkualitas. Kualitas daya listrik
sangat diperlukan dewasa ini terutama oleh kawsan industri, bangunan komersial dan
pemerintah (bangunan data center) karena peralatan yang digunakan seperti sistem
kontrol dan komputer sangat rentan terhadap kualitas daya. Karena itu telah dilakukan
pengukuran kualitas daya pada beberapa bangunan komersial dan pemerintah.

Pengukuran kualitas daya dititikberatkan pada fluktuasi tegangan,


ketidakseimbangan tegangan dan arus, harmonisa tegangan dan arus, serta faktor
daya.

Hasil pengukuran kualitas daya pada objek kajian diantaranya adalah : masih
terdapat ketidak seimbangan beban dan arus, terjadi kerdip tegangan dalam waktu
beberapa detik, terdapat harmonisa yang timbul meskipun masih dalam batas yang
diijinkan dan faktor daya cenderung normal, meskipun pada lokasi tertentu kadang
bersifat leading.

Rekomendasi yang disarankan dari analisa pengukuran antara lain : melakukan


penyeimbangan beban, memasang stabilisator untuk memperbaiki tegangan,
memasang filter harmonisa untuk menurunkan harmonisa yang tinggi, namun filter
yang dipilih harus dapat memperbaiki ketidak seimbangan beban atau dapat
mengkompensasi arus netral sekaligus, melakukan pengecekan kapasitor bank,
apakah regulatornya sudah bekerja dengan baik, memingat adanya faktor daya
leading (dapat merusak peralatan karena tegangan naik).

PTKKE-BPPT v
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kelistrikan moderen tidak saja dituntut untuk dapat menyalurkan tenaga listrik
secara handal, efisien dan mencukupi, tetapi juga berkualitas. Namun demikian,
hingga saat ini belum ada suatu sistem baku yang berlaku umum dalam menilai
kinerja pengoperasian sistem tenaga listrik. Keadaan ini terutama disebabkan
terdapatnya berbagai perbedaan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain baik
dari sudut jenis maupun ukuran pembangkitan-pembangkitannya, transmisi-
transmisinya, distribusi-distribusinya, hingga berbagai karakteristik beban. Kriteria
yang umum digunakan dalam menilai kinerja operasi sistem tenaga listrik adalah
kriteria SEQ yaitu security, ekonomi, dan quality.

Baik pengusaha maupun konsumen tenaga listrik haruslah memperhatikan


tentang kualitas tenaga listrik ini. Ada empat alasan utama mengapa hal ini harus
diperhatikan:

a. Peralatan listrik berupa beban sekarang ini adalah lebih sensitif terhadap
bervariasianya kualitas daya dibanding dengan beban-beban listrik sebelumnya.
Banyak peralatan (beban) baru, bekerja berdasarkan pada kendali mikroprosessor dan
peralatan elektronika daya yang sangat sensitif terhadap gangguan-gannguan listrik.

b. Adanya penekanan pada kenaikan efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan
telah menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang berlanjut dalam penerapan peralatan
berefisiensi tinggi, penggerak motor yang dapat merubah kecepatannya, dan kapasitor
shunt dalam memperbaiki faktor daya untuk menurunkan rugi-rugi. Ini akan
menghasilkan bertambahnya tingkat harmonik pada sistem tenaga dan telah membuat
banyak orang tertarik pada dampak yang akan terjadi terhadap kemampuan sistem.

c. Terjadinya peningkatan kesadaran terhadap issu kualitas daya oleh konsumen


tenaga listrik. Konsumen telah mendapatkan informasi yang lebih bagus tentang issu-
issu memburuknya kualitas seperti terputusnya suplai daya listrik, turunnya tegangan
dan transien pensaklaran dan mengharapkan pengusaha listrik untuk memperbaiki
kualitas daya yang disuplai.

PTKKE-BPPT 1
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

d. Banyak peralatan-peralatan sekarang ini terinterkoneksi pada jaringan. Dalam


proses yang terintegrasi kegagalan dari sustu komponen dapat dengan mudah terjadi
dan akan menimbulkan konsekwensi yang lebih besar.

Permasalahan umum, seperti harmonisa, variasi tegangan jangka pendek (sags,


swells, dan intruptions) variasi tegangan jangka panjang (undervoltages,
overvoltages, dan intruptions), transient, ketidakseimbangan, variasi frekensi,
tingginya nilai SAIDI dan SAIFI, dan losses dan lain-lain dapat menyebabkan
beberapa permasalahan kepada konsumen yang memerlukan tingkat kualitas daya
listrik dan keandalan yang tinggi untuk proses industri dan penggunaan peralatan
listrik di gedung komersial.

Salah satu penyebab permasalahan di atas adalah karena adanya kertebatasan


penyediaan tenaga listrik mulai dari pembangkitan sampai penyaluran ke konsumsn.
Karena itu benchmark kualitas daya perlu dilakukan begitu pula dengan penguatan
daya dukung kelistrikan.

Secara garis besar faktor penyebab diperlukannya kualitas daya bagi aktivitas
gedung-gedung komersial yaitu:

a. Interupsi yang pendek dari suplai tenaga listrik, dalam satuan milisecond.

b. Interupsi tenaga listrik seringkali merupakan bencana untuk sektor jasa, hotel, mall,
amussement park (taman hiburan)

c. Studi kasus kerugian akibat adanya interupsi listrik, seperti di Amerika sebesar

Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial dilakukan di


beberapa tempat, yaitu :

a. Bangunan pemerintah
b. Pusat perbelanjaan
c. Perkantoran swasta
d. Hotel

PTKKE-BPPT 2
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB II
DESKRIPSI OBJEK KAJIAN
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Bangunan pemerintah
Bangunan pemerintah yang menjadi objek kajian kualitas daya adalah IPTEKnet
dan PTIK yang berada dibawah naungan BPPT kawasan PUSPIPTEK Serpong.
IPTEKnet dibentuk untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkn jaringan
infomasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi. Jaringan Informasi IPTEK ini merupakan sarana komunikasi dan diskusi para
peneliti, masyarakat iptek dan industri dalam mendiseminasikan informasi iptek.
IPTEKnet telah melakukan transformasi layanan dari ISP menjadi GCS (Government
Cloud Service). Dalam menunjang transformasi tersebut pada tahun 2010 IPTEKnet telah
membangun Data Center berstandar Internasional (Tier 3) di Serpong.

Laboratorium Inovasi TIK ini, merupakan salah satu dari fasilitas Laboratorium
BPPT Terpadu, yang terletak di klaster 3 dari 6 klaster laboratorium yang telah
direncanakan dan telah dimulai pengembangannya di area Puspiptek sejak beberapa tahun
yang lalu. “Pengembangan klaster laboratorium BPPT terpadu ini pada umumnya adalah
untuk menunjang kegiatan kerekayasaan teknologi di BPPT, dimana teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) menjadi salah satu dari fokus bidang teknologi di BPPT.

2.1.2 Pusat perbelanjaan


Pusat perbelanjaan yang menjadi objek kajian adalah salah satu mall yang terletak di
Jakarta Selatan. Berdiri di atas tanah 60.000 m2 dengan luas bangunan 45.000 m2 yang
terdiri atas 3 lantai. Jam kerja operasional dibagi 3 shift per hari dengan waktu 8 jam per
shift. Daya beban sebesar 7500 kVA dipasok oleh PLN melalui jaringan 20 kV yang
diturunkan ke tegangan rendah 220 V oleh beberapa trafo, selain itu juga disiapkan
pembangkit cadangan sebesar 10850 kVA yang digunakan bila pasokan listrik dari PLN
padam.
Gangguan berupa short interruption, long interruption, surge dan transient,
harmonic dan flicker tidak pernah terjadi dalam setahun, hanya gangguan voltage dip yang

PTKKE-BPPT 3
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

terjadi kira-kira 3 kali dalam setahun. Namun masalah kualitas daya ini tidak mengganggu
jam-jam operasional perusahaan.
Sumber gangguan kualitas daya yang dialami oleh fasilitas yang ada adalah
kapasitor, motor listrik dan alat listrik masing-masing sebesar 1 % dari total gangguan.
Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah pasokan daya dari PLN.
Proses kerja fasilitas tidak melambat atau berhenti ketika terjadi gangguan listrik,
dan biasanya lama gangguan listrik tersebut hanya berlangsung selama 1 menit. Peralatan
yang terpengaruh oleh gangguan kualitas daya listrik adalah kabel listrik. Untuk mengatasi
masalah kualitas daya telah dipasang harmonik filter. Pada motor-motor (lift dan elevator)
dan pompa telah dipasang variable speed drive juga kapasitor bank sebesar 6 x 1420
kVAr.

2.1.3 Perkantoran swasta

Kajian kualitas daya pada gedung perkantoran swasta dilakukan di gedung yang dibangun
oleh pengembang properti komersial terkemuka di Indonesia, terkenal dengan desain
canggih, perencanaan ruang yang efisien dan keunggulan operasional yang berlokasi di Jl.
Jenderal Gatot Subroto.

Gedung perkantoran ini memiliki 57 lantai serta didesain dengan keanggunan dan
detail yang tak tertandingi oleh beberapa bangunan lainnya. Mengunakan marmer Italia
halus dan kayu Lacewood Australia yang indah, dengan aksen emas, kuningan dan baja.
Dengan kemampuan jaringan nirkabel cepat dan infrastruktur serat optik yang kuat,
pembangkit listrik dengan kapasitas siaga 145%, sehingga memastikan bahwa bisnis
beroperasi di lingkungan yang paling aman dan efisien. Perencanaan ruang yang efisien
dan fleksibel, AC dan sistem kabel listrik juga desain sedemikianrupa sehingga penyewa
mampu melakukan penghematan biaya.

PTKKE-BPPT 4
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Gambar 2.1 Desain interior gedung perkantoran

Gangguan berupa voltage dip paling sering terjadi dengan frekuensi sebanyak 24
kali setahun, sedangkan short interruption dan long interruption terjadi kira-kira 4 kali
dalam setahun. Meskipun demikian pihak PT. Sanggarcipta Kreasitama menilai puas
dengan keandalan listrik yang ada pada pasilitas mereka meskipun sangat mengganggu
jam-jam operasional perusahaan.

Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah pasokan daya dari PLN.
Akibatnya circuit breaker trip, data elektronik hilang dan motor atau alat proses lainnya
berhenti berfungsi.
Proses kerja melambat akibat gangguan kualitas daya listrik. Biasanya lama
gangguan listrik tersebut berlangsung selama 30 detik. Peralatan yang terpengaruh oleh
gangguan kualitas daya listrik adalah peralatan elektronik. Untuk mengatasi masalah
kualitas daya telah dipasang back up generator dan UPS. Pada motor-motor (lift) telah
dipasang variable speed drive selain itu telah digunakan 10 unit kapasitor bank. 8 unit
dengan kapasitas 600 kVAr dan selebihnya 300 kVAr.

2.1.4 Hotel

Hotel yang menjadi objek kajian kualitas daya adalah salah satu hotel yang terletak di
jantung Pluit dan memungkinkan akses mudah ke berbagai tempat belanja dan hiburan di
Jakarta. Menyediakan 2 jenis kamar tidur antara lain, delux room dengan luas 35 m2 dan
suite room dengan luas 70 m2. Dilengkapi dengan fasilitas LCD TV dengan saluran kabel

PTKKE-BPPT 5
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

premium, mini bar , teh / kopi, High Speed Wi-Fi, IDD telepon dan brankas serta
Keamanan dengan menggunakan kunci sistem kartu elektronik.

Deluxe room Suite room

Gambar 2.2 Type ruangan hotel

restaurant bar and lounge

Kolam renang Ruang rapat


Gambar 2.3 Fasilitas yang tersedia di hotel

PTKKE-BPPT 6
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Gangguan berupa short interruption, surge dan transient, harmonic dan flicker terjadi
1 kali dalam setahun, sedangkan gangguan voltage dip dan long interruption masing-
masing terjadi kira-kira 2 dan 3 kali dalam setahun.
Gangguan kualitas daya tersebut menyebabkan manager kelistrikan hotel
menilai antara puas dan tidak puas dengan keandalan listrik pada fasilitas mereka.
masalah kualitas daya ini mengganggu jam-jam operasional perusahaan.
Sumber gangguan kualitas daya yang dialami oleh fasilitas yang ada di hotel
tempat kajian adalah kapasitor, contacs dan relays, motor listrik, alat listrik, alat
penerangan/lampu. Sumber gangguan terbesar adalah alat penerangan/lampu sebesar
53 % dari total gangguan. Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah
instalasi sendiri dan pasokan daya dari PLN dengan persentasi masing-masing
sebesar 50 % dari total gangguan.
Konsekuensi akibat terganggunya kualitas daya listrik adalah komputer dan
alat lainnya rusak, data elektronik hilang, lampu mengalami flicker, blink atau dim,
motor atau alat proses lainnya rusak, relays dan contactors nuisance tripping.
Secara keseluruhan proses kerja dan fasilitas melambat atau berhenti sama
sekali ketika terjadi gangguan kualitas daya listrik dan biasanya lama gangguan
listrik sekitar 1 jam. Peralatan yang yang terpengaruh oleh gangguan kualitas daya
listrik adalah motor listrik, peralatan elektronik, peralatan penerangan/lampu,
telekomunikasi dan jaringan, relays dan contactors, UPS. Untuk mengatasi masalah
pada kualitas daya telah dipasang back up generator, UPS, voltage stabilizer dan
kapasitor bank sebesar 2 x 800 kVAr.

PTKKE-BPPT 7
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB III
DATA PENGUKURAN

3.1 Lokasi Pengukuran


3.1.1 Gedung pemerintahan
Pengukuran kualitas daya di gedung pemerintahan dilakukan pada panel utama, selama 13
hari dari tanggal 5-13 Mei 2014 dan 23-26 Mei 2014

Panel PP. AC 01 ELC

Titik Pengukuran
Panel Utama Panel PP 01 ELC

PLN 20 kV

Panel LP 01 ELC

Gambar 3.1 Single line diagram pengukuran

3.1.2 Pusat perbelanjaan


Pengukuran kualitas daya di salah satu pusat perbelanjaan dilakukan pada 7 titik. Ketujuh
titik pengukuran dapat dilihat pada single line diagram gambar 3.2. Pengukuran pada sisi
PLN 20 kV dilakukan selama 3 hari sedangkan pengukuran pada 6 titik LVMDP hanya
sekitar 3 jam.

PTKKE-BPPT 8
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Titik
Pengukuran
Panel 1 2000 kVA
Tenant, Penerangan, dll

Titik
Pengukuran
Panel 4 2000 kVA
AC, Pompa, Lift, Eskalator, Kompressor,dll

Titik
Pengukuran
Panel 5 2000 kVA
Titik Time Zone, Big tenant, Pompa, Lift, Chiller, Metro, AHU, Busduct, dll
Pengukuran
PLN 20 kV Titik
Pengukuran
Panel 7 2000 kVA
Chiller, busduct, dll

Titik
Pengukuran
Panel 8A 2000 kVA
Metro,Chiller, dll

Titik
Pengukuran
Panel 8B 2000 kVA

Gambar 3.2 Single line diagram pengukuran

3.1.3 Perkantoran swasta


Pengukuran kualitas daya di gedung perkantoran swasta dilakukan pada 2 titik. Selama 5
hari. Titik pengukuran dapat dilihat pada single line diagram berikut.

Titik
Pengukuran …..
TR - 1

PLN

Titik
Pengukuran Lift dll
TR - 2

Gambar 3.3 Single line diagram pengukuran

Pengukuran pada titik 1 dilakukan pada tanggal 2 – 4 Juni 2014 dan pada titik 2
tanggal 4 – 6 Juni 2014.

PTKKE-BPPT 9
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

3.1.4 Hotel
Pengukuran kualitas daya di Hotel dilakukan pada 2 titik. Titik pengukuran dapat dilihat
pada single line diagram berikut.

Titik
Pengukuran I Tower A ( Hotel dan Apartemen )
Putri 1 1500 kVA

PLN 2075

Titik
Pengukuran II Tower B ( Hotel dan Apartemen )
Putri 2 1500 kVA

Gambar 3.4 Single line diagram pengukuran

Pengukuran pada masing-masing titik pengukuran dilakukan selama 3 hari. Pengukuran


pada titik I dilakukan dari tanggal 28 – 30 Mei 2014, sedangkan pengukuran pada titik II
dilakukan pada 30 Mei – 1 Juni 2014.

3.2 Hasil Pengukuran


Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur hioki tipe 3196. Hasil-hasil
pengukuran dapat lihat pada lampiran-lampiran yaitu :

a. Gedung pemerintahan pada lampiran a


b. Pusat perbelanjaan pada lampiran b
c. Perkantoran swasta pada lampiran c
d. Hotel pada lampiran d

PTKKE-BPPT 10
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB IV
ANALISA PENGUKURAN

4.1 Pengukuran Di Gedung Pemerintahan


Analisa pengukuran yang dilakukan pada tanggal 5-13 Mei 2014 antara lain :
a. Daya beban yang diperoleh dari pengukuran selama 8 hari yaitu pembagian beban
yang tidak sama antar fasa. Beban pada fasa S lebih besar dari fasa R dan fasa T.
Kenaikan beban yang bervariasi pada hari dan jam kerja :
Waktu Pada hari kerja

Fasa R Fasa S (KW) Fasa T (KW)


(KW)

06:00 - 18:00 8,5-16,43 12,37 - 21,57 6,63 -14,11

18:01 - 05:59 6,9 - 12,22 11,49 - 16,18 6,76 - 9,6

Waktu Pada hari libur

Fasa R Fasa S (KW) Fasa T (KW)


(KW)

06:00 - 18:00 8,82–13,68 11,42- 18,29 6,72 – 13,37

18:01 - 05:59 7 – 10,07 10,46 – 13,79 6,67 – 9,6

Pengukuran pada tanggal 5 Mei terjadi penurunan beban sesaat pada jam 14:05
sebesar (Fasa R= 860W, Fasa S=210W, dan Fasa T=70W), tetapi tegangan masih
berkisar 209-213 Volt. Terjadi kenaikan tegangan yang besar mencapai 244 Volt
pada saat malam hari. terjadi kecenderungan penurunan sesaat diantara jam 06:00
dan jam 18:00 sebesar 5,58 KW.
b. Daya reaktif juga bervariasi dari 0.46-7,58 KVAr.
c. Faktor daya bervariasi antara 0,82 - 0,99%
d. Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi.
e. Tegangan pada beberapa saat melampaui batas tegangan yang dibolehkan (231 volt).
f. Unbalance tegangan bervariasi antara 0,85-1,58 %.

PTKKE-BPPT 11
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

g. Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara 7,87 -
20,12%. tetapi pada 12-13 mei sekitar 1,71 - 17,8%
h. THD tegangan bervariasi dari 1,4-3,1 %.

Analisa pengukuran yang dilakukan pada tanggal 23-26 Mei 2014 antara lain :
a. Daya beban yang didapat dalam pengukuran selama 4 hari yaitu pembagian beban
yang tidak sama antar fasa. beban mengalami kenaikan yang berfariasi pada Fasa R
(8,61-21,56 KW), Fasa S (9,92-23,09KW), dan Fasa T (9,77-24,91KW).
b. Daya reaktif juga bervariasi, pada Fasa R (3,4-10,32 KVAr), Fasa S (2,44-6,86
KVAr), dan Fasa T (2,58-10,38 KVAr).
c. Faktor daya berfariasi, Pada fasa R (0,85 - 0,95), Fasa S (0,94 - 0,98), Fasa T (0,91 -
0,97). pada fasa T setiap pada jam berkisar 17.40 turun sesaat 0.90
d. Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi. Tegangan Fasa T lebih tinggi dari
Fasa R dan Fasa S, tegangan fasa T biasa mencapai tegangan 235 Volt.
e. Unbalance tegangan bervariasi antara 0,95-1,55 %.
f. Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara 1,7 -
14,78%.
g. THD tegangan bervariasi dari 1,18 -3,09 %.

4.2 Pengukuran Di Pusat Perbelanjaan


Analisa pengukuran yang dilakukan pada tujuh panel di pusat perbelanjaan antara lain :
a. Pengukuran di panel PLN 20 kV
• Frekuwensi bervariasi sekitar 49,65 sampai 50,35
• Tegangan fasa T lebih rendah di banding fasa lainnya, perbedaannya sekitar 4,64 %.
Tegangan kerdip terjadi pada 16 Mei 2014 jam 10.50 dimana fasa S jatuh sampai 12,5
kV.
• Daya beban mengalami penurunan sekitar pukul 22.00 – 07.24 setiap hari. Kemudian
perlahan-lahan meningkat sekitar pukul 07.24 kemudian cenderung tetap 2 MW per
fasa sekitar pukul 10.00 – 22.00

PTKKE-BPPT 12
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

• Daya reaktif cenderung stabil sebesar 0,4 MW/fasa dari jam 10.39 – 20.57 dan
menurun 0,18 pada jam 20.57 – 22.02. Namun pada 16 Mei jam 11.50 daya reaktif
fasa S tiba-tiba naik drastis sampai 0,85 MVAr.
• Faktor daya cenderung stabil sekitar 0,98 namun mengalami penurunan sekitar pukul
22.00 – 07.30 setiap hari.
• Unbalance tegangan cenderung stabil sekitar 0,35 namun pada 16 Mei pukul 10.50
naik drastis hingga 0,85 MVAr
• Unbalance arus bervariasi antara 0,5 – 5,8 %
• THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %
• THD arus mencapai nilai tertinggi 15 % pada 18 Mei 2014 jam 02.00
b. Pengukuran di panel LVMDP 1
• Daya beban di panel 1 menaik pada jam 10.00 dan pada pukul 11.00 sekitar 1,07 MW
cenderung tetap.
• Fluktuasi daya reaktif tidak terlalu besar.
• Faktor daya bervariasi dari 0.972 sampai dengan 0.983
• Tegangan fasa T lebih tinggi dibanding fasa lainnya, perbedaannya sekitar 0,76 %.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 0,4 sampai dengan 0,5 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, perbedaannya
sebesar sekitar 7,84 %.
• THD tegangan bervariasi dari 1,3 – 1,8 %
c. Pengukuran di panel LVMDP 4
• Daya beban di panel 4 menurun mulai pada jam 21.00 – 05.00 sampai sekitar 50 kW .
• Daya reaktif juga turun pada saat itu bahkan bersifat leading.
• Faktor daya 1 atau sekitar 1, hanya pada pukul 22.40 -23.15 bersifat kapasitif.
• Kedua tegangan fasa S danT lebih tinggi dibanding fasa R, perbedaannya sekitar 0,75 %.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 0,4-0,5 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, walaupun
perbedaannya kecil.
• THD tegangan bervariasi dari 0.9-2.3 %

PTKKE-BPPT 13
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

d. Pengukuran di panel LVMDP 5


• Daya beban di panel 5 pada jam 13.45 – 15.50 berfluktuasi sekitar 1,05 -1,16 MW.
• Daya reaktif juga bervariasi dari 0.225-0.253 MVAr.
• Faktor daya sekitar 0.974-0.980.
• Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 0,3-0,4 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara R dan T
4,57 %.
• THD tegangan bervariasi dari 1-2 %.
e. Pengukuran di panel LVMDP 7
• Daya beban di panel 7 pada jam 10.33 – 13.26 berfluktuasi sekitar 1,10 – 1.25 MW.
• Daya reaktif juga bervariasi dari 0.590 - 0.701 MVAr.
• Faktor daya cenderung stabil, pada nilai 1. Namun pada jam 10.48 turun 0,96 dan
kembali kenilai 1 pada jam 11.02.
• Magnetude tegangan fasa T lebih tinggi disbanding kedua fasa lainnya.
• Unbalance tegangan mencapai 0,6 %, bahkan pernah mencapai 0,8 %.
• Arus pada fasa T lebih rendah dibandingkan dengan arus pada kedua fasa lainnya.
• THD tegangan bervariasi dari 1,5 - 3 %.
f. Pengukuran di panel LVMDP 8a
• Daya beban di panel 8 menurun mulai dari jam 15.30 – 16.15 hingga mencapai 7,18
MW.
• Daya reaktif juga menurun dari 1.36 -0.701 MVAr.
• Faktor daya cenderung stabil, pada pukul 15.35 naik 0,99 kemudian turn 0,98 pada
pukul 15.40 selanjutnya pada pukul 16.15 turun lagi 0,98.
• Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 1.29 - 0,7 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara S dan T
3,51%.
• THD tegangan bervariasi dari 1,5 – 2,5%.

PTKKE-BPPT 14
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

g. Pengukuran di panel LVMDP 8b


• Daya beban di panel 8b menurun mulai dari jam 15.30 – 15.55 hingga mencapai 7,08
MW, kemudian pada jam 16.00 meningkat sekitar 7,14 MW dan kembali turun pada
pukul 16.10 sekitar 7,09 kemudian meningkat lagi pada jam 16.15 sekitar 7,07 MW.
• Daya reaktif menurun dari 1,30 – 1,25 MVAr.
• Faktor daya pada pukul 15.30 naik 0,99 kemudian turun 0,98 pada pukul 15.40
selanjutnya cenderung stabil dan pada pukul 16.10 turun lagi 0,98.
• Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi.
• Unbalance tegangan relative konstan.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya
• THD tegangan cenderung stabil antara 1,48 – 1,88 %

4.3 Pengukuran Di Perkantoran Swasta


Analisa pengukuran di gedung perkantoran swasta yang dilakukan pada dua titik antara lain:
a. Pengukuran pada titik 1
Hasil analisa pengukuran pada panel yang di tandai titik 1 (gambar 3.1) adalah sebagai
berikut :

1. Frekuwensi bervariasi sekitar 49,67 Hz sampai 50,39 Hz.


2. Tegangan hampir konstan, berkisar antara 217 – 233 V. namun pada pukul 16.39
mengalami penurunan hingga mencapai 191.51 V (12.95 %)
3. Kecenderungan penurunan beban sekitar pukul 16.00 – 22.00 kemudian stabil dari
pukul 22.00 – 04.00 sekitar 235 kW setelah itu naik lagi sekitar pukul 07.30 setiap
hari. Beban maksimal adalah sekitar 454 kW dan beban minimum adalah sekitar 225
kW.
4. Terjadi penurunan arus tiba-tiba pada pukul 16.40 dari 1872 Amper ke 1269 Amper
(32.21 %) selama 2 menit.
5. Faktor daya cenderung stabil sekitar 0,98 namun pada saat terjadi kerdip turun hingga
mencapai 0.85.
6. THD arus bevariasi antara 3.06 – 5.52 %, namun pada saat terjadi kerdip THD arusnya
tinggi mencapai 92 %.

PTKKE-BPPT 15
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

7. THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %. THD tegangan mencapai nilai tertinggi 15
% pada 18 Mei 2014 jam 02.00

b. Pengukuran di titik 2
Hasil analisa pengukuran pada panel yang di tandai titik 2 (gambar 3.1) adalah sebagai
berikut :
1. Frekuwensi bervariasi sekitar 49,63 Hz sampai 50,43 Hz.
2. Tegangan bervariasi antara 217 – 235 V. Tegangan maksimum yang diperbolehkan
adalah +5% atau sebesar 131 V.
3. Kecenderungan penurunan beban tiba-tiba sekitar pukul 16.54 dan akan naik lagi pada
pukul 05.54 setiap hari.
4. Terjadi penurunan arus tiba-tiba sekitar 460 Amper pada pukul 16.54 dan naik kembali
sekitar pukul 05.52 setiap hari.
5. Faktor daya sekitar 0,88 namun pada pukul 3.58 turun mencapai 0.68
6. THD arus tinggi bevariasi antara 4.44 – 28.12 %.
7. THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %. THD tegangan mencapai nilai tertinggi 15
% pada 18 Mei 2014 jam 02.00.

4.4 Pengukuran Di Hotel

a. Pengukuran di titik I pada tanggal 28 - 30 Mei 2014


Hasil analisa pengukuran pada panel yang ditandai dengan nama titik 1 (gambar 3.1)
adalah sebagai berikut :

1. Frekuwensi bervariasi antara 49,66 Hz sampai 50,34 Hz


2. Tegangan fasa T lebih rendah di banding fasa lainnya, perbedaannya sekitar 2,26 %.
3. Arus fasa R lebih besar dibanding dengan fasa lainnya mencapai 468 Amper, sementara
fasa S dan fasa T hampir berhimpit.
4. Daya reaktif masing-masing fasa tidak sama dan yang paling tinggi fasa R mencapai 0,5
MVAr.
5. Faktor daya cenderung stabil antara 0,92 – 0,98 namun kadang bersifat leading.
6. THD tegangan bervariasi antara 0,47 – 1,40 %. Dimana fasa R lebih tinggi dibanding
dengan fasa lainnya yaitu sebesar 1,40%.

PTKKE-BPPT 16
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

7. THD arus fasa R dan fasa S hampir berhimpit sedangkan fasa T lebih tinggi dari fasa
yang lain dan nilai tertinggi mencapai 17,58 %

b. Pengukuran di titik II pada tanggal 30 Mei – 1 Juni 2014


Hasil analisa pengukuran pada panel yang ditandai dengan nama titik 2 (gambar 3.1)
adalah sebagai berikut :

1. Frekuwensi bervariasi antara 49,55 Hz sampai 50,44 Hz


2. Tegangan fasa T lebih rendah di banding fasa lainnya, perbedaannya sekitar 1,88 %.
3. Arus fasa R lebih besar dibanding dengan fasa lainnya mencapai 767 Amper,
sementara fasa S dan fasa T hamper berhimpit.
4. Daya reaktif masing-masing fasa tidak sama dan yang paling tinggi fasa R mencapai
0,92 MVAr.
5. Faktor daya cenderung stabil antara 0,83 – 1
6. THD tegangan bervariasi antara 0,46 – 1,39 %, dimana fasa R dan fasa S hampir
berhimpit sedangkan fasa T lebih rendah dibangding fasa lainnya. Nilai THD tegangan
terendah pada fasa T mencapai 0,46 %.
7. THD arus tertinggi berada di fasa T dengan nilai mencapai 14,11 %.

PTKKE-BPPT 17
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB V
TEKNOLOGI DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

5.1 Gambaran Umum


Pengoperasian sistem tenaga listrik secara ekonomis dan efisien sangatlah penting untuk
dapat memperoleh keuntungan dan mengembalikan modal investasi. Efisiensi yang
maksimum akan dapat mengurangi biaya produksi setiap kilowatthour yang diproduksi dan
disalurkan ke pelanggan.

Energi listrik yang dibangkitkan idealnya didistribusikan dengan tingkat losses yang
serendah mungkin dan keandalan dan kualitas yang sebaik mungkin. Saat ini losses pada
jaringan distribusi masih relatif cukup besar dan keandalan serta kualitas yang diterima
pelanggan, terutama industri masih belum memuaskan pelanggan.

Jenis gangguan yang mempengaruhi keandalan dan kualitas tenaga listrik bermacam-
macam, sehingga langkah penanganannya pun tidak sama. Selain itu durasi atau lamanya
gangguan juga akan mempengaruhi pemilihan jenis alat untuk mengatasi gangguan tersebut.

Diantara berbagai macam fenomena gangguan, yang paling banyak terjadi adalah kedip
tegangan (Dip), yaitu turunnya tegangan tiba-tiba (sag) dalam waktu kurang dari 1 cycle
hingga beberapa cycle. Namun, hanya karena durasi gangguan beberapa milisecond tersebut
dapat menyebabkan produksi berhenti. Penyebab dari gangguan kedip tegangan 80% adalah
karena faktor alam, seperti petir, pohon tumbang atau ranting yang mengenai jaringan
distribusi dsbnya. Penyebab lainnya adalah karena adanya beban-beban besar yang masuk ke
jaringan.

DVR merupakan perangkat untuk merestorasi atau mengkompensasi tegangan listrik


beban yang beroperasi saat terjadi kedip (sag) pada tegangan sumbernya. DVR digunakan
pada daerah industri yang membutuhkan kualitas daya yang signifikan dengan tujuan
mereduksi potensi kegagalan proses produksi yang disebabkan oleh turunnya tegangan
sumber listrik sesaat. Prinsip kerja DVR mirip dengan Uninterruptible Power Supply (UPS)
namun dengan beberapa keunggulan dan kekurangan.

PTKKE-BPPT 18
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Gambar 5.1 Dynamic Voltage Restorer

Keunggulan DVR tidak menggunakan baterai sehingga nilai investasinya lebih rendah
daripada UPS. Selain itu, respon dinamis DVR jauh lebih cepat daripada UPS, karena DVR
menggunakan saklar solid-state dengan jeda penyaklaran hingga orde nanodetik. DVR
memiliki keterbatasan tidak dapat mengkompensasi kegagalan kualitas daya lebih dari 1
menit karena didesain hanya untuk mengatasi kedip tegangan, bukan untuk outage atau
interupsi pemadaman dengan durasi panjang.

5.2 Desain
Prototip DVR yang akan didesain harus:

a. Minimal berkapasitas 10 kWatt.

b. Untuk sistem jala-jala 3-fasa 220V/380V 50 Hz.

c. Mampu mengatasi kedip dan lonjakan tegangan minimal selama 1 detik.

d. Memiliki HMI supaya bisa direkonfigurasi.

e. Lebih murah daripada UPS

5.3 Spesifikasi
Dari hasil justifikasi dan desain, akhirnya diputuskan untuk menetapkan spesifikasi prototip
yang akan didesain sebagai berikut:
a. Power Line : 10 kWatt, 220V/380V 3-phase, 50 Hz
b. DC Compensator : Electrolytic Double Layer Capacitor 11 Farad / 520 V
c. AC Compensator : 3X step up 1:4 injection transformer 10 kWatt / 220 Vsec

PTKKE-BPPT 19
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

d. Switching Device : 3-phase H-Bridge MOSFET 600 V/30 A


e. Output Filter : L-C series
f. Main Controller : Xilinx Spartan3AN FPGA
g. HMI : Industrial PC with LCD and touchscreen
h. Sag/swell Compensation : Max. 50 cycle (1 second)

5.4 Dasar Teori DVR

Gambar 5.2 Struktur Dasar DVR

Struktur dasar dari DVR ditampilkan dalam gambar 5.2.Struktur ini dibagi menjadi enam
bagian:

a. Energy Storage Unit: Digunakan untuk penyimpanan energi dalam bentuk searah
(DC).Baterai atau penyimpanan energi magnet superkonduktor (SMES) atau kapasitor
super dapat digunakan sebagai perangkat penyimpanan energi. Unit ini bertugas memasok
kebutuhan daya nyata sistem ketika DVR digunakan untuk kompensasi.
b. Capacitor: DVR memiliki kapasitor filter besar untuk menstabilkan tegangan DC input
untuk inverter.
c. Inverter: Sistem Inverter digunakan untuk mengkonversi dari tegangan DC kebentuk AC.
Inverter sumber tegangan (VSI) dengan tegangan rendah,arus tinggi, dan injeksi
transformator step-updigunakan untuk tujuan ini dalam teknik kompensasi DVR.

PTKKE-BPPT 20
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

d. Filter Pasif: Penyaring/filter digunakan untuk mengubah bentuk gelombang PWM Inverter
menjadi gelombang sinusoidal. Hal inidicapaidenganmenghilangkankomponenharmonik
yang tidakdiinginkanyang dihasilkanoleh VSI. Komponenharmonikordetinggiakan
mendistorsikompensasitegangan output.
e. By-Pass Switch: Ini digunakan untuk melindungi inverter dari lonjakan arus saat terjadi
kegagalan unit. Dalam hal kesalahan atau hubungan pendek pada bagian hilir (sekunder
trafo injeksi),perubahan DVR kedalam kondisi bypass dimana Inverter VSI dilindungi
dariarus berlebih yang mengalir melalui saklar semi konduktor daya.Rating inverter DVR
menjadi faktor pembatas normal arus beban gulungan primer dan dipantulkan kegulungan
sekunder dari seri penyisipan transformator. Untuk arus yang melebihi rating, skema by-
pass ini dibuat untuk melindungi perangkat elektronik VSI.
f. Voltage Transformers Injeksi: Dalam sistem tiga fasa, baik transformatorfasa-tunggal atau
satu unit transformator tiga fasa dapat digunakan untuk menginjeksi tegangan.

5.5 Single Line Diagram

MOSFET
DVR BOARD
H-BRIDGE

FPGA HMI

Gambar 5.3 Single Line Diagram DVR

Keterangan:

a. Catu daya utama sistem didistribusi oleh DVR BOARD, dengan perincian sebagai berikut:
o +15 Volt dan +5 Volt untuk MOSFET DRIVER.
o +5 Volt untuk FPGA.

PTKKE-BPPT 21
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

o +12 Volt, +5 Volt, -5 Volt dan -12 Volt digunakan untuk Data Acquisition.
b. Sinyal input berupa tegangan sinus sumber, sinus beban dan RMS beban tiap fasa dan
frekuensi jala-jala dikirim dari Data Acquisition menuju FPGA setelah dikonversi ADC.
c. Data digital berupa data tegangan sumber, tegangan beban dan tegangan
pengkompensasiyang diolah di FPGA dikirim ke HMI untuk ditampilkan.
d. HMI mengirim tegangan keluaran referensi yang diinginkan user.
e. Sinyal PWM dari FPGA dikembalikan ke BOARD DVR dibagian H-Bridge Driver.
f. Sinyal H-Bridge Driver di BOARD DVR digunakan untuk men-drive MOSFET H-
BRIDGE.

5.6 Rangkaian Skematik


U11A C62VDD D6
VDD 1 10uF
GND
3 GATE_RH1
T4 VOP 2 C63 U15 UF4007 R60
R52 1
115V 6V 9 7 10/2W
4K7 VDD HO 2
CD4071BCN 10 6
100nF 11 HIN VB C78
AGND 5 C91 + -
+3.3V SD VS 47uF
C21 +12V U10A 12 100nF
R43 LIN
LOAD_R +12V C39 +3.3V CD4069UBCN U13A 14
HR NC
0V 0V R90 +12V 100 1 2 1 13 3
1 10uF OPT1 GND VSS VCC
C100 10K U2 100nF C56 3 4 2 GATE_RL2
2 AGND NC COM
4

115V 6V 470nF R81 1 8 R28 R37 AGND 100nF TLP550 GND 2 8 1 C79 R61
CC COM NC LO 1
4

NETRAL 10K 6 +12V D4 100nF


R16 1K 20K BAT85 CD4081BCN 10/2W 2
R78 7 2 7 2 13 U5D IR2110
39K B VIN +VS R40 R46
5 U21B 10K C36 1 14 + -
R22 R29 A CH0 D PLLR
R82 TL084N 3 6 100nF 3 U5A 5K6 12 10K GND
R87 390 -12V CF OUT RX
0V 0V C101 10K 1K TL084N C51 TL084N
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 470nF 10K 4 5 R34 10nF D5


AGND -VS CAV
11

11

C9 C15 20K BAT85


AGND
-12V 100nF AD736JN C57
T1 C24 AGND -12V 100nF VDD
115V 6V AGND 33uF -12V
R45 AGND AGND VOP
75K 10uF R53 C64VDD D7
R96 C59 C42 4K7 U11B 10uF
10K 10nF GND
GRID_R +12V 4.7uF 5 GATE_RL1
VCC AGND +3.3V R62
0V 0V R13 ADC1 4 C73 U16 UF4007
1 AGND GND R44 1
10K 1 20 C48 C98 6 9 7 10/2W
2 RX CH0 VDD LR VDD HO 2
4

115V 6V C1 R4 2 100nF 100nF 100 10 6


CH0 CH1 C97 C99 OPT2 100nF 11 HIN VB C80
NETRAL 470nF 10K 2 AGND 3 17 CD4071BCN 5 C92 + -
R1 R17 CH2 DIN DR 100nF 100nF TLP550 SD VS 47uF
1 4 GND 12 100nF
39K A CH3 LIN
3 U1A 75K 5 19 U10B 14
R23 C12 CH4 SCLK CR NC
R5 TL084N 6 15 U13B 13 3
R10 10K 10nF CH5 DOUT QR GND VSS VCC
0V 0V 10K 7 16 ARDE 3 4 5 4 2 GATE_RH2
AGND CH6 SSTRB NC COM
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 C2 10K 8 4 8 1 C81 R63


CH7 NC LO 100nF 1
470nF 12 10 J3 6 10/2W
REFADJ SHDN 2
-12V 11 CD4069UBCN IR2110
REF HR 1 2 HT CD4081BCN
AGND 18 + -
C30 CS SR LR 3 4 LT
AGND C18 13 GND
4.7uF GND HS 5 6 RUN
10nF 9 14
VSS VL +3.3V LS 7 8 SD
C27 +3.3V 9 10 +3.3V
4.7uF MAX1202 C45
100nF 11 12
VDD
C33 Header 6X2
-VCC
100nF AGND AGND VOP
AGND R54 C65VDD D8
T5 AGND 4K7 U11C 10uF
GND
115V 6V J2 8 GATE_SH1
+3.3V R64
10 C66 U17 UF4007
DR 1 2 PLLR R72 1
AGND 9 9 7 10/2W
CR 3 4 PLLS HS VDD HO 2
C22 +12V 100 10 6
QR 5 6 PLLT OPT3 100nF 11 HIN VB C82
LOAD_S +12V C40 CD4071BCN 5 C93 + -
SR 7 8 TLP550 SD VS 47uF
0V 0V R91 GND 12 100nF
1 10uF +3.3V 9 10 +3.3V LIN
10K U3 100nF U10C 14
2 11 12 NC
4

115V 6V C102 R83 1 8 R30 R38 13 3


CC COM U13C GND VSS VCC
4

NETRAL 470nF 10K 9 +12V 1K 20K Header 6X2 5 6 8 4 2 GATE_SL2


R79 R18 NC COM C83 R65
8 2 7 6 AGND AGND 10 8 1
39K C VIN +VS R41 NC LO 100nF 1
10 U21C 10K C37 7 9 10/2W
R24 R31 B CH1 CD4069UBCN 2
R84 TL084N 3 6 100nF 5 U5B 5K6 J1 IR2110
R88 390 -12V CF OUT CD4081BCN
0V 0V 10K 1K TL084N C52 U11D + -
DS 1 2 DT
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 C103 10K 4 5 R35 10nF 12 GND


AGND -VS CAV CS 3 4 CT
11

470nF C10 C16 20K 11


QS 5 6 QT
T3 -12V 100nF AD736JN 13
SS 7 8 ST
115V 6V C25 AGND
33uF +3.3V 9 10 +3.3V GND
AGND -12V CD4071BCN
U13D
R47 11 12
AGND 12
75K 10uF C43 Header 6X2 VDD 11
GRID_S +12V R97 C108 4.7uF AGND AGND 13
10K 10nF VCC AGND
0V 0V R14 ADC2 VOP
1 R55 CD4081BCN
10K 1 20 C49
2 SX CH0 VDD
4

115V 6V C3 R6 2 100nF 4K7 U12A C67VDD D9


CH1 CH1
NETRAL 470nF 10K 6 3 17 1 10uF
R2 R19 CH2 DIN DS +3.3V GND
7 AGND 4 3 GATE_SL1
39K B CH3 R73 R66
5 U1B 75K 5 19 2 C68 U18 UF4007
R25 C13 CH4 SCLK CS LS 1
R7 TL084N 6 15 100 9 7 10/2W
R11 10K 10nF CH5 DOUT QS OPT4 VDD HO 2
0V 0V 10K 7 16 CD4071BCN 10 6
AGND CH6 SSTRB HIN VB C84
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 C4 10K 8 TLP550 GND 100nF 11 5 C94 + -


CH7 SD VS 47uF
470nF 12 10 U10D 12 100nF
REFADJ SHDN LIN
-12V 11 U14A 14
REF NC
AGND 18 9 8 1 13 3
C31 CS SS GND VSS VCC
AGND C19 13 3 4 2 GATE_SH2
4.7uF GND NC COM C85 R67
10nF 9 14 2 8 1
VSS VL +3.3V CD4069UBCN NC LO 100nF 1
C28 10/2W 2
4.7uF MAX1202 C46 CD4081BCN IR2110
100nF + -
C34 VDD GND
-VCC
100nF
AGND D2 VOP
T6 AGND R56
115V 6V 2K2 C69VDD D10
U8 LM317T 1N4001 10uF
+3.3V GND
AGND 3 2 GATE_TH1
+12V IN OUT VCC R74 R68
C23 +12V U12B C70 U19 UF4007
ADJ R48 SD 1
LOAD_T +12V C41 100 5 9 7 10/2W
120 C60 OPT5 VDD HO 2
0V 0V R92 4 10 6
1 1uF/Tant HIN VB C86
1

10K U4 10uF 100nF R50 TLP550 GND 6 100nF 11 5 C95 + -


2 SD VS 47uF
4

115V 6V C104 R85 1 8 R32 R39 12 100nF


CC COM 360 LIN
4

NETRAL 470nF 10K 13 +12V 1K 20K CD4071BCN 14


R80 R20 NC
14 2 7 9 AGND 13 3
39K D VIN +VS R42 GND VSS VCC
12 U21D 10K C38 8 U10E 4 2 GATE_TL2
R26 R33 C CH2 NC COM C87 R69
R86 TL084N 3 6 100nF 10 U5C 5K6 +12V VDD U14B 8 1
R89 390 -12V CF OUT NC LO 100nF 1
0V 0V 10K 1K TL084N C53 11 10 5 10/2W 2
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 C105 10K 4 5 R36 10nF VOP 4 IR2110


AGND -VS CAV
11

470nF C11 C17 20K POWER1 R57 6 + -


T2 C54 4K7 CD4069UBCN
-12V 100nF AD736JN GND
470uF 1 CD4081BCN
115V 6V C26 AGND
33uF AGND 2 +3.3V
AGND -12V
R95 C55 3 R75
AGND
10uF 470uF HT
75K C44 + GND - 100
GRID_T +12V R98 C109 4.7uF OPT6
10K 10nF VCC AGND TLP550
0V 0V R15 ADC3 GND
1
10K 1 20 C50 -12V
2 TX CH0 VDD
4

115V 6V C5 R8 2 100nF D3
CH2 CH1
NETRAL 470nF 10K 9 3 17
R3 R21 CH2 DIN DT D11
8 AGND 4 C71VDD
39K C CH3
10 U1C 75K 5 19 U9 LM337T 1N4001 10uF
R27 C14 CH4 SCLK CT GND
R9 TL084N 6 15 2 3 VDD U12C GATE_TL1
R12 10K 10nF CH5 DOUT QT -12V IN OUT -VCC R70
0V 0V 10K 7 16 8 C72 U20 UF4007
AGND CH6 SSTRB 1
11

BLOCK AVB 1,5/2/6 C6 10K 8 ADJ R49 VOP 10 9 7


CH7 VDD HO 10/2W 2
470nF 12 10 120 C61 R58 9 10 6
REFADJ SHDN HIN VB C88
1

-12V 11 R51 1uF/Tant 4K7 100nF 11 5 C96 + -


REF SD VS 47uF
AGND 18 360 CD4071BCN 12 100nF
C32 CS ST +3.3V LIN
AGND C20 13 14
4.7uF GND R76 NC
10nF 9 14 AGND U10F 13 3
VSS VL +3.3V LT GND VSS VCC
C29 100 U14C 4 2 GATE_TH2
C47 OPT7 NC COM C89 R71
4.7uF MAX1202 13 12 8 8 1
100nF TLP550 NC LO 100nF 1
GND 10 10/2W 2
C35 9 IR2110
-VCC CD4069UBCN
+3.3V +3.3V 100nF + -
+12V +12V AGND U7 LM7805CT VDD POWER2 CD4081BCN GND
C106 C7 AGND 3 1 U12D
AGND AGND VOP OUT IN 1
AGND 100nF AGND 100nF VDD 12
2
4

D14 D12 GND 11 VDD


BAT85 BAT85 C58
2 U21A 13 U1D 15 GND VOP 13
470uF
2

1 R94 14 R93 R59


A PLLT D PLLS 4K7 GND C74 C75 C76 C77 C90
3 10K 12 10K CD4071BCN
U14D
TX SX O1 O2 O3 O4 100nF 100nF 100nF 100nF 100nF
TL084N TL084N 12
D15 D13 +3.3V
GND 11
11

11

BAT85 BAT85 R77 13


AGND AGND RUN
C107 C8 100 GND
-12V 100nF -12V 100nF OPT8 CD4081BCN
Socket Socket Socket Socket
TLP550 GND
AGND AGND ARDE

Gambar 5.4 Rangkaian Skematik DVR

PTKKE-BPPT 22
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

5.7 Konfigurasi Dan Sistem Kendali DVR


v v
s L

Voltage
Sag LOAD
Generator

C R C R C R
f f f f f f
L L L
f f f

g1-pu g1-pv g2-pu g2-pv g3-pu g3-pv

g1-nu g1-nv g2-nu g2-nv g3-nu g3-nv

VLU VST VSS VSR Vcc Vcc Vcc

g1-pu g2-pu g3-pu


PT 220 : 6 PT 220 : 6 PT 220 : 6 PWM1-u PWM2-u PWM3-u
PT 220 : 6 g1-pv g2-pv g3-pv
PWM1-v Gate Drive-1 PWM2-v Gate Drive-2 PWM3-v Gate Drive-3
g1-nu g2-nu g3-nu
Enable1 Enable2 Enable3
g1-nv g2-nv g3-nv

Voltage Voltage Voltage Voltage


Buffer Buffer Buffer Buffer
ZERO
CROSSING ADPLL Sine

FPGA
Cosine
LUT RAM
RMS To DC ADC ADC ADC

Komunikasi
USB2.0 Dengan
Industrial-PC
ADC
CONTROL UNIT
Gate enable signal

θS v*d θS
Fuzzy
Inference
∆vd System
vd -+
Inverse PWM1, PWM2, PWM3
d-q
d-q Gcomp PWM GENERATOR
transform vq + ∆vq transform ∆v ∆v’
- x

0v

Gambar 5.5 Konfigurasi DVR

Konfigurasi DVR diatas terdiri dari beberap sistem:

a. Subsistem akuisisi data tegangan sumber 3 fasa dan tegangan beban


b. Subsistem kendali dan pengolahan data (FPGA)
c. Subsistem penginjeksi tegangan kompensasi
d. Penguji DVR

5.8 Voltage Sag Generator (V S G)


Struktur dasar dari Voltage Sag Generator (VSG) adalah seperti yang ditampilkan pada
gambar di bawah ini:

IN
Conditioner OUT
SW

Gambar 5.6 Struktur Dasar VSG

PTKKE-BPPT 23
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Masukan dicabang dua, yang satu di-bypass dan yang lainnya melalui suatu conditioner.
b. Saklar SW digunakan untuk memilih masukan yang normal atau terkondisikan untuk
dikeluarkan ke terminal output.
c. Saklar SW awal mulanya pada posisi bypass. Kemudian SW digeser kearah masukan yang
melalui conditioner dalam jangka waktu tertentu. Setelah melalui waktu yang ditentukan,
saklar dikembalikan ke posisi awal (bypass).

Phase-R

SW1
Voltage Conditioner
1

Phase-S

SW2
Voltage Conditioner

Phase-T SW3
Voltage Conditioner
3

Controller

Gambar 5.7 Single Line Diagram VSG

Keterangan:
a. Voltage Conditioner: Digunakanuntukmenurunkan (SAG) maupun menaikkan (SWELL)
tegangan masukan. Jenis voltage conditioner yang digunakan adalah Autotransformer.
b. Selector Switch (SW): Adalah saklar yang digunakan untuk memilih masukan normal
atau masukan yang mengalami SAG/SWELL. Saklar yang digunakan adalah yang
berjenis elektronik yakni Solid-State Relay (SSR).
PTKKE-BPPT 24
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

c. Controller: Sistem kendali yang berfungsi untuk mengubah keluaran dari yang normal
menjadi keluaran yang mengalami SAG/SWELL untuk jangka waktu tertentu yang
dapat diatur durasinya. Perangkat kendali yang digunakan adalah Mikrokontroler.

5.9 Subsistem akuisisi data tegangan sumber 3 fasa dan tegangan beban

VST VSS VSR VLU

PT 220 : 6 PT 220 : 6 PT 220 : 6

Voltage Voltage Voltage


Buffer Buffer Buffer Voltage
ZERO Buffer
CROSSING To FPGA

ADC ADC ADC


RMS To DC
From
FPGA
From
FPGA
To FPGA
ADC

To FPGA

Gambar 5.8a Akuisisi Sinyal Sinusoida Gambar 5.8b Akuisisi Nilai RMS Jala-jala

Keterangan gambar 4.5a:

a. Tegangan sumber VS fasa R, S dan T di-stepdown oleh Potensial Transformer.


b. Kemudian ketiga sinyal sinus tersebut dikondisikan hingga masuk dalam range
maksimum input ADC agar dapat dibaca valid.
c. Selain dibaca ADC, semua sinyal juga dilewatkan ke komparator (rangkaian Zero
Crossing Detector) untuk menghasilkan sinyal kotak/persegi dengan frekuensi yang sama
dengan sinusnya. Sinyal ini digunakan untuk Phase-Locked Loop (PLL) yang fungsinya
untuk mensinkronkan tegangan injeksi kompensasi dengan tegangan beban.
d. Ketiga sinyal sinus dikonversi menjadi data digital oleh ADC.

Supaya proses injeksi kompensasi tepat hasilnya, maka sistem juga men-sensing tegangan
RMS beban. Berikut ini keterangan untuk gambar 4.5b:

PTKKE-BPPT 25
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

a. Tegangan beban VLU di-stepdown oleh Potensial Transformer.


b. Kemudian diubah nilai RMS-nya menjadi DC oleh IC RMS-to-DC Converter.
c. Sinyal keluaran IC ini dikonversi oleh ADC menjadi data digital.

5.10 Subsistem kendali dan pengolahan data (FPGA)

RULES
{ ∆∆vv d

d
> 0.05 Vd
< 0.02 Vd
Start kompensasi

Stop kompensasi setelah melewati 0.5 cycle stop

ADPLL Sine
From ZCD

FPGA
Cosine
LUT RAM

Komunikasi
To ADCs
USB2.0 Dengan
Industrial-PC
From ADC
RMS-to-DC CONTROL UNIT
Gate enable signal

θS v*d θS
Fuzzy
Inference
∆vd System
vd -+
Inverse PWM1, PWM2, PWM3
From ADC d-q
d-q Gcomp PWM GENERATOR
Vs 3-phase transform vq ∆vq
+ transform ∆v ∆v’
- x

0v

Gambar 5.9 Sistem Kendali FPGA

Keterangan gambar :
a. Pengendali utama adalah FPGA dan yang memberi komando paling awal adalah blok
ADPLL. Karena dari blok ADPLL-lah proses kompensasi tegangan beban dimulai.
Pertama-tama ADPLL mendeteksi pulsa kotak persegi dari rangkaian Zero Crossing
Detector (ZCD). Setelah PLL berhasil mengunci frekuensi jala-jala (beban), maka ADPLL
memberi perintah ke ADC untuk mensampling tegangan semua fasa. Bersamaan dengan
itu ADPLL juga memerintahkan blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE agar
mengeluarkan nilai Sinθ dan Cosθ sesuai dengan θ yang ditunjuk ADPLL saat itu untuk
diolah di blok DQ-transform dan invers DQ-transform.
b. Pada blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE (SIN COS L.U.T.) inputnya berupa sudut θ.
Outputnya ada dua: Output Sinus dan Cosinus.
c. Blok PWM GENERATOR bagiannya terdiri dari TRIANGLE GENERATOR yang
berfungsi untuk membangkitkan sinyal segitiga yang digunakan sebagaiacuan frekuensi

PTKKE-BPPT 26
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

switching. COMPARATOR untuk menandingkan sinyal segitiga dengan sinyal referensi


pengkompensasi/injector supaya menjadi sinyal PWM (Pulse-Width Modulation).
d. Blok CONTROL UNIT sebagai inti dari pengendali utama, yakni yang memerintahkan
blok per blok melakukan operasinya sesuai tanda yang diberikan ADPLL.
e. Blok FUZZY INFERENCE SYSTEM adalah sistem kendali Fuzzy Logic untuk mengatur
penguatan sinyal pengkompensasi/injector supaya nilai Vd beban sama seperti
acuan/referensinya.
f. Blok DQ-TRANSFORM berfungsi untuk mentransformasikan besaran 3-fasa menjadi Vd
dan Vq. Dimana Vq harus sama dengan nol dan Vd harus sama dengan Vmaximum jala-
jala (220√2 V).
g. Blok INVERS DQ-TRANSFORM berfungsi untuk mentransformasikan Vd kompensasi
dan Vq kompensasi menjadi besaran 3-fasa.
h. Sistem mulai melakukan kompensasi apabila VD error melebihi 0,05 kali VD referensi.
i. Sistem akan berhenti mengkompensasi apabila VD error kurang dari 0,02 VD referensi
setelah melewati 0,5 cycle stop.

5.11 Sistem Penginjeksi Tegangan Kompensasi


v v
s L

Voltage
Sag LOAD
Generator

C R C R C R
f f f f f f
L L L
f f f

g1-pu g1-pv g2-pu g2-pv g3-pu g3-pv

PWM1-u
PWM1-v

FPGA PWM2-u
PWM2-v g1-nu g1-nv g2-nu g2-nv g3-nu g3-nv

PWM3-u
PWM3-v Vcc Vcc Vcc

g3-pu g2-pu g1-pu


PWM3-u g3-pv PWM2-u g2-pv PWM1-u g1-pv
Gate Drive-3 Gate Drive-2 Gate Drive-1
PWM3-v g3-nu PWM2-v g2-nu PWM1-v g1-nu
g3-nv g2-nv g1-nv

Gambar 5.10 Sistem penginjeksi tegangan kompensasi

Keterangan:

a. FPGA mengirim sinyal PWM ke IGBT Driver U, V dan W.

PTKKE-BPPT 27
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

b. Di IGBT Driver sinyal dari FPGA diisolasi kemudian level tegangannya diubah menjadi
+15 Volt dan – 8 Volt supaya IGBT bisa ON dan OFF secara sempurna.
c. Oleh IGBT tegangan DC hasil penyearahan tegangan beban oleh Bridge 3-fasa, dikonversi
menjadi tegangan AC dengan menggunakan teknik switching PWM.
d. Sinyal switching kemudian difilter oleh rangkaian LC seri sehingga muncullah sinyal
sinusoidal.Sinyal sinusoidal tersebut diinjeksikan melalui trafo step-up penginjeksi untuk
mengkompensasi tegangan beban.

5.12 Konfigurasi sistem untuk penguji DVR

Tombol Sag All

Tombol Sag R LCD Display

Tombol Sag S

Microcon-troller
Tombol Sag T

Tombol Select

SSR 1 – 6
Tombol Up

Tombol down

Gambar 5.11 Sistem Kendali VSG

Keterangan gambar:

a. Sensor pengukur tegangan dibuat offline dari sistem kendali supaya mempermudah
desain.
b. Tombol SAG ALL digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada semua fasa
(RST).
c. Tombol SAG R digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa R.
d. Tombol SAG S digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa S.
e. Tombol SAG T digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa T.
f. Tombol SELECT digunakan untuk mengaktifkan perubahan durasi SAG/SWELL.

PTKKE-BPPT 28
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

g. Tombol UP digunakan untuk menaikkan durasi SAG/SWELL.


h. Tombol DOWN digunakan untuk menurunkan durasi SAG/SWELL.
i. Liquid Crystal Display (LCD) digunakan untuk menampilkan lama durasi yang disetel dan
indikator terjadinya SAG/SWELL.Solid-State Relay (SSR) 1-6 digunakan sebagai saklar
pemilih elektronik

5.13 Perangkat Kendali


Perangakat kendali yang digunakan DVR adalah FPGA. Sedangkan FPGA yang digunakan
sebagai pengendali DVR adalah Spartan3AN Starter Kit Board dari Xilinx

Gambar 5.12 Xilinx Spartan3AN Starter Kit

Spesifikasi FPGA Starter Kit:

a. FPGA Chip XC3S700AN-4FGG484C


• 700000 Logic Gates
• 1472 Configurable Logic Blocks
• 92 Kbits distributed RAM
• 360 Kbits block RAM
• 20 dedicated multipliers
• 372 User I/O
• 8 Mbits In-System Flash

PTKKE-BPPT 29
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

b. 50 MHz On-board Oscillator


c. Auxilliary Clock Oscillator Socket
d. SMA Clock Input
e. 16X2 Character LCD HD44780 Compatible
f. VGA display port
g. DTE and DCE RS-232 port
h. PS/2 Mouse / Keyboard port
i. 14-bit Bipolar Dual Channel ADC SPI interface
j. 14-bit Quad Channel DAC SPI Interface
k. 32 Mbits Parallel NOR Flash
l. 32 Mbits SPI Flash PROM
m. 512 Mbits DDR SDRAM
n. 10/100 Ethernet Physical Layer
• Stereo Audio Connector
• 4 Slide Switches
• 4 Push Button
• Knob Rotary with Push On
• 8 LED
o. 55 General Purpose I/O

PTKKE-BPPT 30
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan
a. Pengukuran yang dilakukan di gedung pemeintahan pada tanggal 5-13 Mei 2014 yaitu :
1. Terjadi ketidak seimbangan beban dimana beban fasa S lebih besar dari fasa R dan T,
dan hal ini berdampak pada ketidak seimbangan arus dan magnetude tegangan.
2. Faktor daya pernah turun mencapai 0,82 %
3. Tegangan melampaui ambang batas yang dibolehkan.
4. THD tegangan normal
b. Pengukuran yang dilakukan di gedung pemerintahan pada tanggal 23-26 Mei 2014 yaitu :
1. Terjadi ketidak seimbangan beban dimana beban fasa S lebih besar dari fasa R dan T,
dan hal ini berdampak pada ketidak seimbangan arus dan magnetude tegangan.
2. Faktor daya sangat bervariasi dan titik terendah mencapai 0,85.
3. Tegangan melampaui ambang batas yang dibolehkan.
4. THD tegangan normal namun THD arus tinggi melampaui batas.
c. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel PLN 20 kV
1. Faktor daya bagus karena telah dipasang kapasitor bank.
2. Pernah terjadi 1 kali kerdip dimana tegangan mencapai 12, 5 kV
3. Terjadi ketidak seimbangan beban antara fasa R, S dan T.
d. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 1
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus cukup besar, dan ini diperlihatkan adanya
harmonisa yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
e. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 4
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
3. Tegangan yang terukur mencapai 405 V dan ini melebihi standar tegangan maksimum.
f. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 5
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
PTKKE-BPPT 31
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
g. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 7
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
h. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 8a
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
i. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 8b
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
j. Pengukuran di perkantoran swasta
1. THD arus pada saat terjadi kerdip mencapai 92 % melebihi batas normal yang
diperbolehkan yaitu sebesar 17 %.
2. THD arus tinggi bervariasi antara 4.44 – 28.12 % (pada jalur lift).
3. Kerdip yang terjadi tidak menyebabkan pelepasan beban.
k. Pengukuran di Hotel pada titik I dan titik II dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sepanjang pengukuran, terjadi ketidak seimbangan beban dan kecenderungannya fasa
T berada lebih rendah dibanding dengan fasa lainnya. Dimana pada titik 1
2. Terjadi ketidak seimbangan arus yang menimbulkan terjadinya arus netral yang
mengalir di netral trafo.
3. Faktor daya yang kadang bersifat leading, hal ini disebabkan karena penggunaan
peralatan yang memakai inverter.

6.2 Rekomendasi
a. Pengukuran di gedung pemerintahan
1. Melakukan penyeimbangan beban.
2. Memasang stabilisator untuk memperbaiki tegangan.

PTKKE-BPPT 32
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

3. Mengecek regulator kapasitor bank.


b. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel PLN 20 kV
1. Melakukan pengecekan ragulator kapasitor.
c. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 1
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa S
dan T ke fasa R.
d. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 4
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa S
dan T ke fasa R.
2. Melakukan pengecekan kapasitor bank, apakah regulatornya sudah bekerja dengan
baik, memingat adanya faktor daya leading (dapat merusak peralatan karena tegangan
naik).
e. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 5
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa R
ke fasa S.
f. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 7
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa R
dan S ke fasa T.
g. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 8a
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa S ke
fasa T.
h. Pengukuran di pusat perbelanjaan pada panel LVMDP 8b
1. Melakukan penyeimbangan beban, dengan memindahkan beberapa beban dari fasa R
ke fasa S dan T.
i. Pengukuran di perkantoran swasta
1. Pemasangan filter harmonisa pada jalur lift.
2. Pemasangan Dynamic Voltage Restorer (DVR) pada jalur pusat data.
j. Pengukuran di Hotel
Memasang filter harmonisa untuk menurunkan harmonisa yang tinggi, namun filter yang
dipilih harus dapat memperbaiki ketidak seimbangan beban atau dapat mengkompensasi
arus netral sekaligus.

PTKKE-BPPT 33
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

DAFTAR PUSTAKA

1. Power Quality: Customer Financial Impact/Risk Assessment Tool; BC Hydro Power


Smart; Vancouver, BC; March 2005
2. Pichai Jintakosonwit, Hideaki Fujita, Hirofumi Akagi, “Control and Performance of
aFully-Digital-Controlled Shunt ActiveFilter for Installation on a Power Distribution
System”, IEEE TRANSACTIONS ON POWER ELECTRONICS, VOL. 17, NO. 1,
JANUARY 2002
3. Xilinx, “Spartan 3AN Starter Kit Board User Guide”, Xilinx, 2007.
4. ATMEL, “8-bit AVR Microcontroller with 8K BytesIn-SystemProgrammableFlash”,
ATMEL, 2006.
5. MAXIM, “MAX1202 MAX1203 5V, 8-Channel, Serial, 12-Bit ADCswith 3V Digital
Interface”, MAXIM, 1998.
6. Analog Device, “AD736 Low Cost, Low Power, True RMS-to-DC Converter”.
7. Internal Rectifier, “IR2110/IR2113 High And Low Side Driver”.
8. Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, “Seminar Ketenagalistrikan Percepatan Pembangunan
Ketenagalistrikan Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi”, Agustus 2014

9. Bahan Presentasi PT. PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang, Juni 2014
10. Rencana Operasi Sistem tenaga Listrik Jawa Bali Tahun 2014, PT PLN P3B
11. Statistik PLN 2009-2013

PTKKE-BPPT 34
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

LAMPIRAN

PTKKE-BPPT 35
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Lampiran a

Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 3.3 s/d 3.13 sebagai berikut :

− Frekuwensi
29 Mei 2014

− Tegangan
29 Mei 2014

− Arus

PTKKE-BPPT 36
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

29 Mei 2014

− Faktor daya
29 Mei 2014

− Daya aktif
29 Mei 2014

− Daya reaktif
29 Mei 2014

PTKKE-BPPT 37
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− Daya kompleks
29 Mei 2014

− Ketidakseimbangan tegangan
29 Mei 2014

− Ketidakseimbangan arus
29 Mei 2014

− THD tegangan
29 Mei 2014

PTKKE-BPPT 38
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− THD arus
29 Mei 2014

PTKKE-BPPT 39
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Lampiran b

Hasil pengukuran pada panel PLN tegangan 20 kV


− Frekuwensi

− Tegangan

− Arus

PTKKE-BPPT 40
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− Faktor daya

− Daya aktif

− Daya reaktif

− Daya kompleks

PTKKE-BPPT 41
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− Ketidak seimbangan tegangan dan arus

− THD tegangan

− THD arus

PTKKE-BPPT 42
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Lampiran c

Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut :


- Frekuwensi

- Tegangan

- Arus

PTKKE-BPPT 43
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

- Daya Aktif

- Daya Reaktif

- Daya Kompleks

- Power Faktor

PTKKE-BPPT 44
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

- Ketidakseimbangan Tegangan

- Ketidakseimbangan Arus

- THD Tegangan

- THD Arus

PTKKE-BPPT 45
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

Lampiran d

Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar berikut :


− Frekuwensi

− Tegangan

− Arus

PTKKE-BPPT 46
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− Faktor daya

− Daya aktif

− Daya reaktif

− Daya kompleks

PTKKE-BPPT 47
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014

− Ketidakseimbangan tegangan

− Ketidakseimbangan arus

− THD tegangan

− THD arus

PTKKE-BPPT 48

Anda mungkin juga menyukai