PENGARAH
Dr. Ir. Unggul Priyanto,M.Sc
Kepala BPPT
PENANGGUNG JAWAB
Dr.Ir. M.A.M Oktaufik
Direktur PTKKE
TIM PENYUSUN
Suhraeni Syafei,ST
Ir. Ifanda, M.Sc
Dra. Endang Sri Hariatie
Ir. Nur Aryanto Aryono
Eka Rakhman Priandana,ST, MT
Dr. Ferdi Armansyah
Dr. Ir. Andhika Prastawa, MSEE
Prof. Dr. Hamzah Hilal
Agustina Putri Mayasari, A.Md
Budi Ismoyo, ST
Agus Suhendra, A.Md
INFORMASI
Bidang Rekayasa Sistem
Pusat Teknologi Konversi Dan Konservasi Energi (PTKKE)
Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi
Gedung 625, Klaster energi, kawasan PUSPIPTEK Serpong
Tlp. (021). 75791366
Fax. (021). 75791366
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………… 1
PTKKE-BPPT i
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
5.9 Subsistem Akuisisi Data Tegangan Sumber 3 Fasa Dan Tegangan Beban …………. 25
PTKKE-BPPT ii
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
DAFTAR GAMBAR
PTKKE-BPPT iii
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
KATA PENGANTAR
Sebagai tahapan akhir kegiatan tahun anggaran 2014, maka tim pelaksanaan kegiatan
“Pengembangan Kajian Teknologi Smart Grid Dalam Sistem Kelistrikan Indonesia”
telah menyusun buku dengan judul “Kajian Kualitas Daya Pada Bangunan
Pemerintah Dan Komersial”.
Buku ini berisi hasil-hasil kegiatan yang dilakukan pada tahun 2014, khususnya
pengukuran kualitas daya yang telah dilakukan pada beberapa tempat, seperti :
bangunan pemerintah, pusat perbelanjaan, perkantoran swasta dan hotel.
Dengan selesainya penyusunan buku ini perkenankan kami selaku tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah SWT mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga hasil kegiatan
ini benar benar dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi segenap
masyarakat Indonesia.
PTKKE-BPPT iv
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
EXECUTIVE SUMMARY
Sistem kelistrikan moderen tidak saja dituntut untuk dapat menyalurkan tenaga listrik
secara handal, efisien dan mencukupi, tetapi juga berkualitas. Kualitas daya listrik
sangat diperlukan dewasa ini terutama oleh kawsan industri, bangunan komersial dan
pemerintah (bangunan data center) karena peralatan yang digunakan seperti sistem
kontrol dan komputer sangat rentan terhadap kualitas daya. Karena itu telah dilakukan
pengukuran kualitas daya pada beberapa bangunan komersial dan pemerintah.
Hasil pengukuran kualitas daya pada objek kajian diantaranya adalah : masih
terdapat ketidak seimbangan beban dan arus, terjadi kerdip tegangan dalam waktu
beberapa detik, terdapat harmonisa yang timbul meskipun masih dalam batas yang
diijinkan dan faktor daya cenderung normal, meskipun pada lokasi tertentu kadang
bersifat leading.
PTKKE-BPPT v
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem kelistrikan moderen tidak saja dituntut untuk dapat menyalurkan tenaga listrik
secara handal, efisien dan mencukupi, tetapi juga berkualitas. Namun demikian,
hingga saat ini belum ada suatu sistem baku yang berlaku umum dalam menilai
kinerja pengoperasian sistem tenaga listrik. Keadaan ini terutama disebabkan
terdapatnya berbagai perbedaan antara sistem yang satu dengan sistem yang lain baik
dari sudut jenis maupun ukuran pembangkitan-pembangkitannya, transmisi-
transmisinya, distribusi-distribusinya, hingga berbagai karakteristik beban. Kriteria
yang umum digunakan dalam menilai kinerja operasi sistem tenaga listrik adalah
kriteria SEQ yaitu security, ekonomi, dan quality.
a. Peralatan listrik berupa beban sekarang ini adalah lebih sensitif terhadap
bervariasianya kualitas daya dibanding dengan beban-beban listrik sebelumnya.
Banyak peralatan (beban) baru, bekerja berdasarkan pada kendali mikroprosessor dan
peralatan elektronika daya yang sangat sensitif terhadap gangguan-gannguan listrik.
b. Adanya penekanan pada kenaikan efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan
telah menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang berlanjut dalam penerapan peralatan
berefisiensi tinggi, penggerak motor yang dapat merubah kecepatannya, dan kapasitor
shunt dalam memperbaiki faktor daya untuk menurunkan rugi-rugi. Ini akan
menghasilkan bertambahnya tingkat harmonik pada sistem tenaga dan telah membuat
banyak orang tertarik pada dampak yang akan terjadi terhadap kemampuan sistem.
PTKKE-BPPT 1
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Secara garis besar faktor penyebab diperlukannya kualitas daya bagi aktivitas
gedung-gedung komersial yaitu:
a. Interupsi yang pendek dari suplai tenaga listrik, dalam satuan milisecond.
b. Interupsi tenaga listrik seringkali merupakan bencana untuk sektor jasa, hotel, mall,
amussement park (taman hiburan)
c. Studi kasus kerugian akibat adanya interupsi listrik, seperti di Amerika sebesar
a. Bangunan pemerintah
b. Pusat perbelanjaan
c. Perkantoran swasta
d. Hotel
PTKKE-BPPT 2
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB II
DESKRIPSI OBJEK KAJIAN
2.1 Gambaran Umum
2.1.1 Bangunan pemerintah
Bangunan pemerintah yang menjadi objek kajian kualitas daya adalah IPTEKnet
dan PTIK yang berada dibawah naungan BPPT kawasan PUSPIPTEK Serpong.
IPTEKnet dibentuk untuk mendukung pemerintah dalam mengembangkn jaringan
infomasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi. Jaringan Informasi IPTEK ini merupakan sarana komunikasi dan diskusi para
peneliti, masyarakat iptek dan industri dalam mendiseminasikan informasi iptek.
IPTEKnet telah melakukan transformasi layanan dari ISP menjadi GCS (Government
Cloud Service). Dalam menunjang transformasi tersebut pada tahun 2010 IPTEKnet telah
membangun Data Center berstandar Internasional (Tier 3) di Serpong.
Laboratorium Inovasi TIK ini, merupakan salah satu dari fasilitas Laboratorium
BPPT Terpadu, yang terletak di klaster 3 dari 6 klaster laboratorium yang telah
direncanakan dan telah dimulai pengembangannya di area Puspiptek sejak beberapa tahun
yang lalu. “Pengembangan klaster laboratorium BPPT terpadu ini pada umumnya adalah
untuk menunjang kegiatan kerekayasaan teknologi di BPPT, dimana teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) menjadi salah satu dari fokus bidang teknologi di BPPT.
PTKKE-BPPT 3
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
terjadi kira-kira 3 kali dalam setahun. Namun masalah kualitas daya ini tidak mengganggu
jam-jam operasional perusahaan.
Sumber gangguan kualitas daya yang dialami oleh fasilitas yang ada adalah
kapasitor, motor listrik dan alat listrik masing-masing sebesar 1 % dari total gangguan.
Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah pasokan daya dari PLN.
Proses kerja fasilitas tidak melambat atau berhenti ketika terjadi gangguan listrik,
dan biasanya lama gangguan listrik tersebut hanya berlangsung selama 1 menit. Peralatan
yang terpengaruh oleh gangguan kualitas daya listrik adalah kabel listrik. Untuk mengatasi
masalah kualitas daya telah dipasang harmonik filter. Pada motor-motor (lift dan elevator)
dan pompa telah dipasang variable speed drive juga kapasitor bank sebesar 6 x 1420
kVAr.
Kajian kualitas daya pada gedung perkantoran swasta dilakukan di gedung yang dibangun
oleh pengembang properti komersial terkemuka di Indonesia, terkenal dengan desain
canggih, perencanaan ruang yang efisien dan keunggulan operasional yang berlokasi di Jl.
Jenderal Gatot Subroto.
Gedung perkantoran ini memiliki 57 lantai serta didesain dengan keanggunan dan
detail yang tak tertandingi oleh beberapa bangunan lainnya. Mengunakan marmer Italia
halus dan kayu Lacewood Australia yang indah, dengan aksen emas, kuningan dan baja.
Dengan kemampuan jaringan nirkabel cepat dan infrastruktur serat optik yang kuat,
pembangkit listrik dengan kapasitas siaga 145%, sehingga memastikan bahwa bisnis
beroperasi di lingkungan yang paling aman dan efisien. Perencanaan ruang yang efisien
dan fleksibel, AC dan sistem kabel listrik juga desain sedemikianrupa sehingga penyewa
mampu melakukan penghematan biaya.
PTKKE-BPPT 4
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Gangguan berupa voltage dip paling sering terjadi dengan frekuensi sebanyak 24
kali setahun, sedangkan short interruption dan long interruption terjadi kira-kira 4 kali
dalam setahun. Meskipun demikian pihak PT. Sanggarcipta Kreasitama menilai puas
dengan keandalan listrik yang ada pada pasilitas mereka meskipun sangat mengganggu
jam-jam operasional perusahaan.
Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah pasokan daya dari PLN.
Akibatnya circuit breaker trip, data elektronik hilang dan motor atau alat proses lainnya
berhenti berfungsi.
Proses kerja melambat akibat gangguan kualitas daya listrik. Biasanya lama
gangguan listrik tersebut berlangsung selama 30 detik. Peralatan yang terpengaruh oleh
gangguan kualitas daya listrik adalah peralatan elektronik. Untuk mengatasi masalah
kualitas daya telah dipasang back up generator dan UPS. Pada motor-motor (lift) telah
dipasang variable speed drive selain itu telah digunakan 10 unit kapasitor bank. 8 unit
dengan kapasitas 600 kVAr dan selebihnya 300 kVAr.
2.1.4 Hotel
Hotel yang menjadi objek kajian kualitas daya adalah salah satu hotel yang terletak di
jantung Pluit dan memungkinkan akses mudah ke berbagai tempat belanja dan hiburan di
Jakarta. Menyediakan 2 jenis kamar tidur antara lain, delux room dengan luas 35 m2 dan
suite room dengan luas 70 m2. Dilengkapi dengan fasilitas LCD TV dengan saluran kabel
PTKKE-BPPT 5
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
premium, mini bar , teh / kopi, High Speed Wi-Fi, IDD telepon dan brankas serta
Keamanan dengan menggunakan kunci sistem kartu elektronik.
PTKKE-BPPT 6
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Gangguan berupa short interruption, surge dan transient, harmonic dan flicker terjadi
1 kali dalam setahun, sedangkan gangguan voltage dip dan long interruption masing-
masing terjadi kira-kira 2 dan 3 kali dalam setahun.
Gangguan kualitas daya tersebut menyebabkan manager kelistrikan hotel
menilai antara puas dan tidak puas dengan keandalan listrik pada fasilitas mereka.
masalah kualitas daya ini mengganggu jam-jam operasional perusahaan.
Sumber gangguan kualitas daya yang dialami oleh fasilitas yang ada di hotel
tempat kajian adalah kapasitor, contacs dan relays, motor listrik, alat listrik, alat
penerangan/lampu. Sumber gangguan terbesar adalah alat penerangan/lampu sebesar
53 % dari total gangguan. Penyebab terjadinya gangguan kualitas daya listrik adalah
instalasi sendiri dan pasokan daya dari PLN dengan persentasi masing-masing
sebesar 50 % dari total gangguan.
Konsekuensi akibat terganggunya kualitas daya listrik adalah komputer dan
alat lainnya rusak, data elektronik hilang, lampu mengalami flicker, blink atau dim,
motor atau alat proses lainnya rusak, relays dan contactors nuisance tripping.
Secara keseluruhan proses kerja dan fasilitas melambat atau berhenti sama
sekali ketika terjadi gangguan kualitas daya listrik dan biasanya lama gangguan
listrik sekitar 1 jam. Peralatan yang yang terpengaruh oleh gangguan kualitas daya
listrik adalah motor listrik, peralatan elektronik, peralatan penerangan/lampu,
telekomunikasi dan jaringan, relays dan contactors, UPS. Untuk mengatasi masalah
pada kualitas daya telah dipasang back up generator, UPS, voltage stabilizer dan
kapasitor bank sebesar 2 x 800 kVAr.
PTKKE-BPPT 7
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB III
DATA PENGUKURAN
Titik Pengukuran
Panel Utama Panel PP 01 ELC
PLN 20 kV
Panel LP 01 ELC
PTKKE-BPPT 8
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Titik
Pengukuran
Panel 1 2000 kVA
Tenant, Penerangan, dll
Titik
Pengukuran
Panel 4 2000 kVA
AC, Pompa, Lift, Eskalator, Kompressor,dll
Titik
Pengukuran
Panel 5 2000 kVA
Titik Time Zone, Big tenant, Pompa, Lift, Chiller, Metro, AHU, Busduct, dll
Pengukuran
PLN 20 kV Titik
Pengukuran
Panel 7 2000 kVA
Chiller, busduct, dll
Titik
Pengukuran
Panel 8A 2000 kVA
Metro,Chiller, dll
Titik
Pengukuran
Panel 8B 2000 kVA
Titik
Pengukuran …..
TR - 1
PLN
Titik
Pengukuran Lift dll
TR - 2
Pengukuran pada titik 1 dilakukan pada tanggal 2 – 4 Juni 2014 dan pada titik 2
tanggal 4 – 6 Juni 2014.
PTKKE-BPPT 9
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
3.1.4 Hotel
Pengukuran kualitas daya di Hotel dilakukan pada 2 titik. Titik pengukuran dapat dilihat
pada single line diagram berikut.
Titik
Pengukuran I Tower A ( Hotel dan Apartemen )
Putri 1 1500 kVA
PLN 2075
Titik
Pengukuran II Tower B ( Hotel dan Apartemen )
Putri 2 1500 kVA
PTKKE-BPPT 10
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB IV
ANALISA PENGUKURAN
Pengukuran pada tanggal 5 Mei terjadi penurunan beban sesaat pada jam 14:05
sebesar (Fasa R= 860W, Fasa S=210W, dan Fasa T=70W), tetapi tegangan masih
berkisar 209-213 Volt. Terjadi kenaikan tegangan yang besar mencapai 244 Volt
pada saat malam hari. terjadi kecenderungan penurunan sesaat diantara jam 06:00
dan jam 18:00 sebesar 5,58 KW.
b. Daya reaktif juga bervariasi dari 0.46-7,58 KVAr.
c. Faktor daya bervariasi antara 0,82 - 0,99%
d. Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi.
e. Tegangan pada beberapa saat melampaui batas tegangan yang dibolehkan (231 volt).
f. Unbalance tegangan bervariasi antara 0,85-1,58 %.
PTKKE-BPPT 11
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
g. Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara 7,87 -
20,12%. tetapi pada 12-13 mei sekitar 1,71 - 17,8%
h. THD tegangan bervariasi dari 1,4-3,1 %.
Analisa pengukuran yang dilakukan pada tanggal 23-26 Mei 2014 antara lain :
a. Daya beban yang didapat dalam pengukuran selama 4 hari yaitu pembagian beban
yang tidak sama antar fasa. beban mengalami kenaikan yang berfariasi pada Fasa R
(8,61-21,56 KW), Fasa S (9,92-23,09KW), dan Fasa T (9,77-24,91KW).
b. Daya reaktif juga bervariasi, pada Fasa R (3,4-10,32 KVAr), Fasa S (2,44-6,86
KVAr), dan Fasa T (2,58-10,38 KVAr).
c. Faktor daya berfariasi, Pada fasa R (0,85 - 0,95), Fasa S (0,94 - 0,98), Fasa T (0,91 -
0,97). pada fasa T setiap pada jam berkisar 17.40 turun sesaat 0.90
d. Magnetude ketiga tegangan tidak sama tinggi. Tegangan Fasa T lebih tinggi dari
Fasa R dan Fasa S, tegangan fasa T biasa mencapai tegangan 235 Volt.
e. Unbalance tegangan bervariasi antara 0,95-1,55 %.
f. Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, antara 1,7 -
14,78%.
g. THD tegangan bervariasi dari 1,18 -3,09 %.
PTKKE-BPPT 12
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
• Daya reaktif cenderung stabil sebesar 0,4 MW/fasa dari jam 10.39 – 20.57 dan
menurun 0,18 pada jam 20.57 – 22.02. Namun pada 16 Mei jam 11.50 daya reaktif
fasa S tiba-tiba naik drastis sampai 0,85 MVAr.
• Faktor daya cenderung stabil sekitar 0,98 namun mengalami penurunan sekitar pukul
22.00 – 07.30 setiap hari.
• Unbalance tegangan cenderung stabil sekitar 0,35 namun pada 16 Mei pukul 10.50
naik drastis hingga 0,85 MVAr
• Unbalance arus bervariasi antara 0,5 – 5,8 %
• THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %
• THD arus mencapai nilai tertinggi 15 % pada 18 Mei 2014 jam 02.00
b. Pengukuran di panel LVMDP 1
• Daya beban di panel 1 menaik pada jam 10.00 dan pada pukul 11.00 sekitar 1,07 MW
cenderung tetap.
• Fluktuasi daya reaktif tidak terlalu besar.
• Faktor daya bervariasi dari 0.972 sampai dengan 0.983
• Tegangan fasa T lebih tinggi dibanding fasa lainnya, perbedaannya sekitar 0,76 %.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 0,4 sampai dengan 0,5 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, perbedaannya
sebesar sekitar 7,84 %.
• THD tegangan bervariasi dari 1,3 – 1,8 %
c. Pengukuran di panel LVMDP 4
• Daya beban di panel 4 menurun mulai pada jam 21.00 – 05.00 sampai sekitar 50 kW .
• Daya reaktif juga turun pada saat itu bahkan bersifat leading.
• Faktor daya 1 atau sekitar 1, hanya pada pukul 22.40 -23.15 bersifat kapasitif.
• Kedua tegangan fasa S danT lebih tinggi dibanding fasa R, perbedaannya sekitar 0,75 %.
• Unbalance tegangan bervariasi antara 0,4-0,5 %.
• Terjadi ketidak seimbangan arus baik magnetude maupun fasanya, walaupun
perbedaannya kecil.
• THD tegangan bervariasi dari 0.9-2.3 %
PTKKE-BPPT 13
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
PTKKE-BPPT 14
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
PTKKE-BPPT 15
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
7. THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %. THD tegangan mencapai nilai tertinggi 15
% pada 18 Mei 2014 jam 02.00
b. Pengukuran di titik 2
Hasil analisa pengukuran pada panel yang di tandai titik 2 (gambar 3.1) adalah sebagai
berikut :
1. Frekuwensi bervariasi sekitar 49,63 Hz sampai 50,43 Hz.
2. Tegangan bervariasi antara 217 – 235 V. Tegangan maksimum yang diperbolehkan
adalah +5% atau sebesar 131 V.
3. Kecenderungan penurunan beban tiba-tiba sekitar pukul 16.54 dan akan naik lagi pada
pukul 05.54 setiap hari.
4. Terjadi penurunan arus tiba-tiba sekitar 460 Amper pada pukul 16.54 dan naik kembali
sekitar pukul 05.52 setiap hari.
5. Faktor daya sekitar 0,88 namun pada pukul 3.58 turun mencapai 0.68
6. THD arus tinggi bevariasi antara 4.44 – 28.12 %.
7. THD tegangan bervariasi dari 0,8 – 2,3 %. THD tegangan mencapai nilai tertinggi 15
% pada 18 Mei 2014 jam 02.00.
PTKKE-BPPT 16
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
7. THD arus fasa R dan fasa S hampir berhimpit sedangkan fasa T lebih tinggi dari fasa
yang lain dan nilai tertinggi mencapai 17,58 %
PTKKE-BPPT 17
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB V
TEKNOLOGI DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)
Energi listrik yang dibangkitkan idealnya didistribusikan dengan tingkat losses yang
serendah mungkin dan keandalan dan kualitas yang sebaik mungkin. Saat ini losses pada
jaringan distribusi masih relatif cukup besar dan keandalan serta kualitas yang diterima
pelanggan, terutama industri masih belum memuaskan pelanggan.
Jenis gangguan yang mempengaruhi keandalan dan kualitas tenaga listrik bermacam-
macam, sehingga langkah penanganannya pun tidak sama. Selain itu durasi atau lamanya
gangguan juga akan mempengaruhi pemilihan jenis alat untuk mengatasi gangguan tersebut.
Diantara berbagai macam fenomena gangguan, yang paling banyak terjadi adalah kedip
tegangan (Dip), yaitu turunnya tegangan tiba-tiba (sag) dalam waktu kurang dari 1 cycle
hingga beberapa cycle. Namun, hanya karena durasi gangguan beberapa milisecond tersebut
dapat menyebabkan produksi berhenti. Penyebab dari gangguan kedip tegangan 80% adalah
karena faktor alam, seperti petir, pohon tumbang atau ranting yang mengenai jaringan
distribusi dsbnya. Penyebab lainnya adalah karena adanya beban-beban besar yang masuk ke
jaringan.
PTKKE-BPPT 18
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Keunggulan DVR tidak menggunakan baterai sehingga nilai investasinya lebih rendah
daripada UPS. Selain itu, respon dinamis DVR jauh lebih cepat daripada UPS, karena DVR
menggunakan saklar solid-state dengan jeda penyaklaran hingga orde nanodetik. DVR
memiliki keterbatasan tidak dapat mengkompensasi kegagalan kualitas daya lebih dari 1
menit karena didesain hanya untuk mengatasi kedip tegangan, bukan untuk outage atau
interupsi pemadaman dengan durasi panjang.
5.2 Desain
Prototip DVR yang akan didesain harus:
5.3 Spesifikasi
Dari hasil justifikasi dan desain, akhirnya diputuskan untuk menetapkan spesifikasi prototip
yang akan didesain sebagai berikut:
a. Power Line : 10 kWatt, 220V/380V 3-phase, 50 Hz
b. DC Compensator : Electrolytic Double Layer Capacitor 11 Farad / 520 V
c. AC Compensator : 3X step up 1:4 injection transformer 10 kWatt / 220 Vsec
PTKKE-BPPT 19
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Struktur dasar dari DVR ditampilkan dalam gambar 5.2.Struktur ini dibagi menjadi enam
bagian:
a. Energy Storage Unit: Digunakan untuk penyimpanan energi dalam bentuk searah
(DC).Baterai atau penyimpanan energi magnet superkonduktor (SMES) atau kapasitor
super dapat digunakan sebagai perangkat penyimpanan energi. Unit ini bertugas memasok
kebutuhan daya nyata sistem ketika DVR digunakan untuk kompensasi.
b. Capacitor: DVR memiliki kapasitor filter besar untuk menstabilkan tegangan DC input
untuk inverter.
c. Inverter: Sistem Inverter digunakan untuk mengkonversi dari tegangan DC kebentuk AC.
Inverter sumber tegangan (VSI) dengan tegangan rendah,arus tinggi, dan injeksi
transformator step-updigunakan untuk tujuan ini dalam teknik kompensasi DVR.
PTKKE-BPPT 20
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
d. Filter Pasif: Penyaring/filter digunakan untuk mengubah bentuk gelombang PWM Inverter
menjadi gelombang sinusoidal. Hal inidicapaidenganmenghilangkankomponenharmonik
yang tidakdiinginkanyang dihasilkanoleh VSI. Komponenharmonikordetinggiakan
mendistorsikompensasitegangan output.
e. By-Pass Switch: Ini digunakan untuk melindungi inverter dari lonjakan arus saat terjadi
kegagalan unit. Dalam hal kesalahan atau hubungan pendek pada bagian hilir (sekunder
trafo injeksi),perubahan DVR kedalam kondisi bypass dimana Inverter VSI dilindungi
dariarus berlebih yang mengalir melalui saklar semi konduktor daya.Rating inverter DVR
menjadi faktor pembatas normal arus beban gulungan primer dan dipantulkan kegulungan
sekunder dari seri penyisipan transformator. Untuk arus yang melebihi rating, skema by-
pass ini dibuat untuk melindungi perangkat elektronik VSI.
f. Voltage Transformers Injeksi: Dalam sistem tiga fasa, baik transformatorfasa-tunggal atau
satu unit transformator tiga fasa dapat digunakan untuk menginjeksi tegangan.
MOSFET
DVR BOARD
H-BRIDGE
FPGA HMI
Keterangan:
a. Catu daya utama sistem didistribusi oleh DVR BOARD, dengan perincian sebagai berikut:
o +15 Volt dan +5 Volt untuk MOSFET DRIVER.
o +5 Volt untuk FPGA.
PTKKE-BPPT 21
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
o +12 Volt, +5 Volt, -5 Volt dan -12 Volt digunakan untuk Data Acquisition.
b. Sinyal input berupa tegangan sinus sumber, sinus beban dan RMS beban tiap fasa dan
frekuensi jala-jala dikirim dari Data Acquisition menuju FPGA setelah dikonversi ADC.
c. Data digital berupa data tegangan sumber, tegangan beban dan tegangan
pengkompensasiyang diolah di FPGA dikirim ke HMI untuk ditampilkan.
d. HMI mengirim tegangan keluaran referensi yang diinginkan user.
e. Sinyal PWM dari FPGA dikembalikan ke BOARD DVR dibagian H-Bridge Driver.
f. Sinyal H-Bridge Driver di BOARD DVR digunakan untuk men-drive MOSFET H-
BRIDGE.
115V 6V 470nF R81 1 8 R28 R37 AGND 100nF TLP550 GND 2 8 1 C79 R61
CC COM NC LO 1
4
11
115V 6V C5 R8 2 100nF D3
CH2 CH1
NETRAL 470nF 10K 9 3 17
R3 R21 CH2 DIN DT D11
8 AGND 4 C71VDD
39K C CH3
10 U1C 75K 5 19 U9 LM337T 1N4001 10uF
R27 C14 CH4 SCLK CT GND
R9 TL084N 6 15 2 3 VDD U12C GATE_TL1
R12 10K 10nF CH5 DOUT QT -12V IN OUT -VCC R70
0V 0V 10K 7 16 8 C72 U20 UF4007
AGND CH6 SSTRB 1
11
11
PTKKE-BPPT 22
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Voltage
Sag LOAD
Generator
C R C R C R
f f f f f f
L L L
f f f
FPGA
Cosine
LUT RAM
RMS To DC ADC ADC ADC
Komunikasi
USB2.0 Dengan
Industrial-PC
ADC
CONTROL UNIT
Gate enable signal
θS v*d θS
Fuzzy
Inference
∆vd System
vd -+
Inverse PWM1, PWM2, PWM3
d-q
d-q Gcomp PWM GENERATOR
transform vq + ∆vq transform ∆v ∆v’
- x
0v
IN
Conditioner OUT
SW
PTKKE-BPPT 23
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
a. Masukan dicabang dua, yang satu di-bypass dan yang lainnya melalui suatu conditioner.
b. Saklar SW digunakan untuk memilih masukan yang normal atau terkondisikan untuk
dikeluarkan ke terminal output.
c. Saklar SW awal mulanya pada posisi bypass. Kemudian SW digeser kearah masukan yang
melalui conditioner dalam jangka waktu tertentu. Setelah melalui waktu yang ditentukan,
saklar dikembalikan ke posisi awal (bypass).
Phase-R
SW1
Voltage Conditioner
1
Phase-S
SW2
Voltage Conditioner
Phase-T SW3
Voltage Conditioner
3
Controller
Keterangan:
a. Voltage Conditioner: Digunakanuntukmenurunkan (SAG) maupun menaikkan (SWELL)
tegangan masukan. Jenis voltage conditioner yang digunakan adalah Autotransformer.
b. Selector Switch (SW): Adalah saklar yang digunakan untuk memilih masukan normal
atau masukan yang mengalami SAG/SWELL. Saklar yang digunakan adalah yang
berjenis elektronik yakni Solid-State Relay (SSR).
PTKKE-BPPT 24
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
c. Controller: Sistem kendali yang berfungsi untuk mengubah keluaran dari yang normal
menjadi keluaran yang mengalami SAG/SWELL untuk jangka waktu tertentu yang
dapat diatur durasinya. Perangkat kendali yang digunakan adalah Mikrokontroler.
5.9 Subsistem akuisisi data tegangan sumber 3 fasa dan tegangan beban
To FPGA
Gambar 5.8a Akuisisi Sinyal Sinusoida Gambar 5.8b Akuisisi Nilai RMS Jala-jala
Supaya proses injeksi kompensasi tepat hasilnya, maka sistem juga men-sensing tegangan
RMS beban. Berikut ini keterangan untuk gambar 4.5b:
PTKKE-BPPT 25
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
RULES
{ ∆∆vv d
d
> 0.05 Vd
< 0.02 Vd
Start kompensasi
ADPLL Sine
From ZCD
FPGA
Cosine
LUT RAM
Komunikasi
To ADCs
USB2.0 Dengan
Industrial-PC
From ADC
RMS-to-DC CONTROL UNIT
Gate enable signal
θS v*d θS
Fuzzy
Inference
∆vd System
vd -+
Inverse PWM1, PWM2, PWM3
From ADC d-q
d-q Gcomp PWM GENERATOR
Vs 3-phase transform vq ∆vq
+ transform ∆v ∆v’
- x
0v
Keterangan gambar :
a. Pengendali utama adalah FPGA dan yang memberi komando paling awal adalah blok
ADPLL. Karena dari blok ADPLL-lah proses kompensasi tegangan beban dimulai.
Pertama-tama ADPLL mendeteksi pulsa kotak persegi dari rangkaian Zero Crossing
Detector (ZCD). Setelah PLL berhasil mengunci frekuensi jala-jala (beban), maka ADPLL
memberi perintah ke ADC untuk mensampling tegangan semua fasa. Bersamaan dengan
itu ADPLL juga memerintahkan blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE agar
mengeluarkan nilai Sinθ dan Cosθ sesuai dengan θ yang ditunjuk ADPLL saat itu untuk
diolah di blok DQ-transform dan invers DQ-transform.
b. Pada blok SINE-COSINE LOOK-UP-TABLE (SIN COS L.U.T.) inputnya berupa sudut θ.
Outputnya ada dua: Output Sinus dan Cosinus.
c. Blok PWM GENERATOR bagiannya terdiri dari TRIANGLE GENERATOR yang
berfungsi untuk membangkitkan sinyal segitiga yang digunakan sebagaiacuan frekuensi
PTKKE-BPPT 26
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Voltage
Sag LOAD
Generator
C R C R C R
f f f f f f
L L L
f f f
PWM1-u
PWM1-v
FPGA PWM2-u
PWM2-v g1-nu g1-nv g2-nu g2-nv g3-nu g3-nv
PWM3-u
PWM3-v Vcc Vcc Vcc
Keterangan:
PTKKE-BPPT 27
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
b. Di IGBT Driver sinyal dari FPGA diisolasi kemudian level tegangannya diubah menjadi
+15 Volt dan – 8 Volt supaya IGBT bisa ON dan OFF secara sempurna.
c. Oleh IGBT tegangan DC hasil penyearahan tegangan beban oleh Bridge 3-fasa, dikonversi
menjadi tegangan AC dengan menggunakan teknik switching PWM.
d. Sinyal switching kemudian difilter oleh rangkaian LC seri sehingga muncullah sinyal
sinusoidal.Sinyal sinusoidal tersebut diinjeksikan melalui trafo step-up penginjeksi untuk
mengkompensasi tegangan beban.
Tombol Sag S
Microcon-troller
Tombol Sag T
Tombol Select
SSR 1 – 6
Tombol Up
Tombol down
Keterangan gambar:
a. Sensor pengukur tegangan dibuat offline dari sistem kendali supaya mempermudah
desain.
b. Tombol SAG ALL digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada semua fasa
(RST).
c. Tombol SAG R digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa R.
d. Tombol SAG S digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa S.
e. Tombol SAG T digunakan untuk melakukan SAG/SWELL effect pada fasa T.
f. Tombol SELECT digunakan untuk mengaktifkan perubahan durasi SAG/SWELL.
PTKKE-BPPT 28
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
PTKKE-BPPT 29
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
PTKKE-BPPT 30
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 Kesimpulan
a. Pengukuran yang dilakukan di gedung pemeintahan pada tanggal 5-13 Mei 2014 yaitu :
1. Terjadi ketidak seimbangan beban dimana beban fasa S lebih besar dari fasa R dan T,
dan hal ini berdampak pada ketidak seimbangan arus dan magnetude tegangan.
2. Faktor daya pernah turun mencapai 0,82 %
3. Tegangan melampaui ambang batas yang dibolehkan.
4. THD tegangan normal
b. Pengukuran yang dilakukan di gedung pemerintahan pada tanggal 23-26 Mei 2014 yaitu :
1. Terjadi ketidak seimbangan beban dimana beban fasa S lebih besar dari fasa R dan T,
dan hal ini berdampak pada ketidak seimbangan arus dan magnetude tegangan.
2. Faktor daya sangat bervariasi dan titik terendah mencapai 0,85.
3. Tegangan melampaui ambang batas yang dibolehkan.
4. THD tegangan normal namun THD arus tinggi melampaui batas.
c. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel PLN 20 kV
1. Faktor daya bagus karena telah dipasang kapasitor bank.
2. Pernah terjadi 1 kali kerdip dimana tegangan mencapai 12, 5 kV
3. Terjadi ketidak seimbangan beban antara fasa R, S dan T.
d. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 1
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus cukup besar, dan ini diperlihatkan adanya
harmonisa yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
e. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 4
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
3. Tegangan yang terukur mencapai 405 V dan ini melebihi standar tegangan maksimum.
f. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 5
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
PTKKE-BPPT 31
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
g. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 7
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
h. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 8a
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
i. Pengukuran di pusat perbelanjaan di panel LVMDP 8b
1. Faktor daya bagus karena telah terpasang kapasitor bank.
2. Ketidak seimbangan tegangan dan arus yang terjadi diperjelas dengan adanya
harmonisa, yang timbul meskipun masih dalam batas yang diijinkan.
j. Pengukuran di perkantoran swasta
1. THD arus pada saat terjadi kerdip mencapai 92 % melebihi batas normal yang
diperbolehkan yaitu sebesar 17 %.
2. THD arus tinggi bervariasi antara 4.44 – 28.12 % (pada jalur lift).
3. Kerdip yang terjadi tidak menyebabkan pelepasan beban.
k. Pengukuran di Hotel pada titik I dan titik II dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sepanjang pengukuran, terjadi ketidak seimbangan beban dan kecenderungannya fasa
T berada lebih rendah dibanding dengan fasa lainnya. Dimana pada titik 1
2. Terjadi ketidak seimbangan arus yang menimbulkan terjadinya arus netral yang
mengalir di netral trafo.
3. Faktor daya yang kadang bersifat leading, hal ini disebabkan karena penggunaan
peralatan yang memakai inverter.
6.2 Rekomendasi
a. Pengukuran di gedung pemerintahan
1. Melakukan penyeimbangan beban.
2. Memasang stabilisator untuk memperbaiki tegangan.
PTKKE-BPPT 32
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
PTKKE-BPPT 33
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
DAFTAR PUSTAKA
9. Bahan Presentasi PT. PLN Distribusi Jakarta Raya & Tangerang, Juni 2014
10. Rencana Operasi Sistem tenaga Listrik Jawa Bali Tahun 2014, PT PLN P3B
11. Statistik PLN 2009-2013
PTKKE-BPPT 34
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
LAMPIRAN
PTKKE-BPPT 35
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Lampiran a
Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar 3.3 s/d 3.13 sebagai berikut :
− Frekuwensi
29 Mei 2014
− Tegangan
29 Mei 2014
− Arus
PTKKE-BPPT 36
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
29 Mei 2014
− Faktor daya
29 Mei 2014
− Daya aktif
29 Mei 2014
− Daya reaktif
29 Mei 2014
PTKKE-BPPT 37
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− Daya kompleks
29 Mei 2014
− Ketidakseimbangan tegangan
29 Mei 2014
− Ketidakseimbangan arus
29 Mei 2014
− THD tegangan
29 Mei 2014
PTKKE-BPPT 38
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− THD arus
29 Mei 2014
PTKKE-BPPT 39
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Lampiran b
− Tegangan
− Arus
PTKKE-BPPT 40
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− Faktor daya
− Daya aktif
− Daya reaktif
− Daya kompleks
PTKKE-BPPT 41
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− THD tegangan
− THD arus
PTKKE-BPPT 42
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Lampiran c
- Tegangan
- Arus
PTKKE-BPPT 43
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
- Daya Aktif
- Daya Reaktif
- Daya Kompleks
- Power Faktor
PTKKE-BPPT 44
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
- Ketidakseimbangan Tegangan
- Ketidakseimbangan Arus
- THD Tegangan
- THD Arus
PTKKE-BPPT 45
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
Lampiran d
− Tegangan
− Arus
PTKKE-BPPT 46
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− Faktor daya
− Daya aktif
− Daya reaktif
− Daya kompleks
PTKKE-BPPT 47
Kajian kualitas daya pada bangunan pemerintah dan komersial 2014
− Ketidakseimbangan tegangan
− Ketidakseimbangan arus
− THD tegangan
− THD arus
PTKKE-BPPT 48