Anda di halaman 1dari 20

MATERI KLAS IBU HAMIL

Pengertian Kelas Ibu Hamil

 Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20
minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil
akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak
secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
 Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas
dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI,
2009).
TUJUAN KELAS IBU HAMIL

 Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes
RI, 2009).
SASARAN KELAS IBU HAMIL

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran,
efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal
sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan
sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lain (Depkes RI, 2009).
MATERI KELAS IBU HAMIL

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap
pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil
ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan
setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk
senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009)
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-1
1. Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
 Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa
kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki
dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Depkes RI, 2009).
 Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh ibu yang erat kaitannya dengan
keluhan-keluhan selama kehamilan, yaitu :
(1). Perubahan payudara

 Payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi,
kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan menjelang haid.
Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan
lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitar berwarna gelap.
(2). Peningkatan berat badan

 Pada akhir trimester pertama ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana
panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi karena
rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormon
estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron yang
menyebabkan tubuh akan menahan air.
(3). Kram perut

 Kram perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung sampai
rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada
triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering dengan
meningkatnya olah raga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim atau
karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
(4). Sering buang air kecil

 Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini
terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung
kemih akibat membesarnya rahim, walaupun sering buang air kecil ibu harus tetap
minum banyak agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil
juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah
masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
(5). Sembelit (susah buang air besar)

 Selama kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa
kotoran agak terlambat.
(6). Ngidam

 Sejak awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu sering
muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan
tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
(7). Mual dan muntah
 Mual dan muntah sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh
sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat. Mual dan muntah dipicu oleh bau
makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini
terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasanya berlangsung selama 3 bulan
pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke 4.
1. Keluhan Umum Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
 Keluhan umum saat kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Keputihan

 Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa
gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah
kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering.
Keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas
kesehatan.
(2). Nyeri pinggang

 Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat


dibagian depan. Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk
berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di
bagian pinggang, cara mengatasinya adalah sebagai berikut:
1. Berolahraga dengan senam hamil atau berjalan kaki sekitar 1 jam sehari.
2. Ketika berdiri usahakan tubuh dalam posisi normal yaitu tegak lurus dengan bahu ditarik
kebelakang.
3. Walaupun ingin tidur sebaiknya berbaring miring ke kiri. Posisi seperti ini
memungkinkan aliran darah dan makanan ke arah plasenta berjalan normal, akan tetapi
akan lebih baik bila ibu meletakkan bantal diantara kedua lutut.
4. Jaga sikap tubuh saat duduk dengan punggung selalu lurus dan tidak dibungkukkan.
5. Hindari duduk terlalu lama karena punggung akan merasa lelah. Atasi dengan cara
meletakkan kepala di atas meja selama beberapa waktu, lalu cobalah untuk
mereggangkan bagian belakang leher.
6. Ganjal belakang punggung dengan bantal yang empuk, dengan begitu tulang belakang
selalu tersangga dengan baik.
7. Jangan berdiri terus menerus untuk waktu yang lama.
8. Pada saat mengambil sesuatu di lantai usahakan untuk berjongkok secara perlahan
dengan punggung dalam keadaan lurus kemudian baru mengambil barang tersebut dan
setelah itu berdiri perlahan-lahan.
(3). Kram kaki

 Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan
berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang
pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat tetapi dapat mengganggu tidur
karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak kaki. Hingga kini, penyebab kram kaki
belum diketahui pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu
yang memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah
kelelahan berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang
berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
 Cara mengatasi kram kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi kandungan kalsium dan magnesium
seperti aneka sayuran berdaun serta susu dan produk olahannya. Kalau ini sulit dipenuhi
ibu, dapat berkonsultasi kepada bidan atau dokter mengenai makanan tinggi kalsium yang
mudah diperoleh di daerahnya.
2. Senam hamil secara teratur. Senam hamil dapat memperlancar aliran darah dalam tubuh.
3. Jika kram menyerang pada malam hari, bangkitlah dari tempat tidur. Lalu berdiri selama
beberapa saat, tetap lakukan meskipun terasa sakit.
4. Dapat juga dilakukan pemijatan. Luruskan kaki, minta bantuan suami untuk menarik
telapak kaki kearah tubuh dengan sebelah tangan, sementara tangan satunya menekan
lutut ke bawah. Tahan selama beberapa detik sampai kram hilang.
(4). Pembengkakan di kaki

 Pembengkakan yaitu penimbunan cairan akibat kadar garamn yang terlalu tinggi dalam
tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan muncul di triwulan
ketiga kehamilan. Sebenarnya pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh, tetapi bagian
tubuh yang sering jadi sasaran berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua
karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
 Pembengkakan dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklampsia) dengan
timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang
hebat. Jika timbul gejala-gejala tersebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke
bidan atau dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia yang
sangat fatal bagi ibu dan janin (Depkes RI, 2009).
 Cara mengatasi pembengkakan kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Mengurangi makananyang banyak mengandung garam, misalnya telur asin, ikan asin, dll
2. Setelah bengun pagi, angkat kaki selama beberapa saat. Dapat juga ibu mengganjal kaki
dengan bantal agar aliran darah tidak sempat berkumpul di pergelangan dan telapak kaki.
3. Sering-seringlah mengangkat kaki agar cairan di kaki mengalir ke bagian atas tubuh.
4. Bagi ibu yang bekerja di kantor dan banyak duduk, jaga agara posisi kaki lebih tinggi.
Gunakan bangku kecil atau tumpukan buku sebagai penopang kaki.
5. Naikkan kaki di atas bangku kecil atau sofa selama duduk. Lakukan sesring mungkin
untuk memperkecil kemungkinan terjadinya sumbatan pada aliran darah di kaki. Kalau
aliran darah di pada kedua kaki lancar-lancar saja, berbagaia keluhan akan langsung
hilang.
6. Jangan menyilangkan kaki ketika duduk tegak, sebab aklan menghambat aliran darah di
kaki.
7. Jika upaya-upaya yang dilakukan di atas tidak berhasil maka segera periksakan diri ibu
ke bidan/dokter/tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.
(5). Wasir

 Wasier adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah
balik(vena) di daerah sekitar dubur. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga
terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Padahal peregangan ketika mengejan
inilah yang kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar
dubur, lalu terjadi perdarahan.
 Wasir dapat disebabkan oleh berbagai sebab (Depkes RI, 2009) antara lain:
1. Perubahan hormon dalam tubuh. Hormon progesteron yang meningkat selama kehamilan
antara lain bertugas memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan hormon
tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan
lancar.
2. Ukuran janin yang kian besar, akibatnya seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh
darah sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat baik volume maupun alirannya
jadi terhambat.
3. Sembelit
4. Gerakan fisik yang terbatas selama hamil merupakan salah satu faktor penyebab kerja
usus jadi ”malas”.
 Cara mengatasi kram kaki (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Perbanyak konsumsi makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran.
2. Minumlah cairan yang banyak. Paling tidak 2 liter dalam sehari.
3. Biasakan buang air besar secara rutin pada waktu-waktu tertentu, seperti di pagi hari.
Sebelum buang air besar upayakan minum air hangat.
4. Lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki. Gerakan ini diharapkan dapat membantu otot-
otot di saluran pencernaan untuk bergerak mendorong sisa makanan ke saluran
pembuangan.
5. Hindari mengejan ketika buang air besar.
1. Periksa Kehamilan Secara Rutin
1. Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar
ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada
kehamilan.
2. Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan
pertumbuhan bayi dalam kandungan.
3. Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat TTD
minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencegah ibu kurang
darah. Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
4. Minta imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
5. Minta nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan
makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
6. Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4
bulan.
1. Pengaturan Gizi
 Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan
makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman
yang beralkohol, minuman yang mengandung kafein misalnya kopi, makanan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam
berat).
 Manfaat makanan yang dimakan oleh ibu hamil yaitu:
1. Untuk kebutuhan gizi tubuh sendiri agar tidak terjadi Kurang Energi Kronis (KEK)
2. Agar terjadi pertumbuhan dan perkembangan janin
3. Untuk merpersiapkan pembentukan air susu ibu
 Lebih dari 60% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Anemia adalah kondisi
dimana kadar Hb dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya kadar Hb dalam
darah seseorang sekitar 11 g/100 ml. Bila kadar Hb dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml,
penderita digolongkan anemia ringan, sedangkan bila kadar HB 6-8 g/100 ml berarti
menderita anemia sedang. Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila
kadar Hb kurang dari 6 g/100 ml (Depkes RI, 2009).
 Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi disebut anemia defisiensi besi. Selain itu
dapat juga kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megablostik). Anemia dapat
juga terjadi akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru(anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dari
pembuatannya(anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering di jumpai adalah
anemia kekurangan zat besi. (Depkes RI, 2009).
 Anemia pada ibu hamil disebabkan volume darah dalam tubuh meningkat 50%, ini
karena tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi
pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi
sebanyak 800 mg, dimana 500 mg untuk pertumbuhan sel darah merah ibu sedang 300
mg untuk janin dan plasenta (Depkes RI, 2009).
 Kondisi anemia ibu hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan mudah pingsan, mudah
mengalami keguguran atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi
yang tidak bagus (Depkes RI, 2009).
e.Perawatan Kehamilan

(1). Psikologis

 Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa
telah ingin mempunyai anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk mengasuh
dan mendidik anaknya. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami masalah
emosional selama hamil misalnya depresi akan mempengaruhi proses perkembangan otak
janin dan membawa dampak emosi serta perilaku anak setelah lahir. Kesehatan dan
kesiapan psikologis sangat penting bagi masing-masing pihak baik istri maupun suami
(Depkes RI, 2009).
 Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan
ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sudah pasti akan mempermudah dan
meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya (Depkes RI, 2009).
(2). Hubungan suami istri atau senggama selama kehamilan

 Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan selama


kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda, hal
ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami
peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain
payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitive dan
responsif (Depkes RI, 2009).
 Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat
bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini
disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada
dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita
hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun
kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat (Depkes
RI, 2009).
 Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan
kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun
menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati
aktivitas hubungan seksual, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran,
serta stress yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Jika kehamilan beresiko
misalnya plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa) lebih baik
berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami pendarahan ringan
seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan
melakukan hubungan intim. Hubungan seksual selama kehamilan juga bermanfaat
sebagai persiapan bagi otot panggul untuk menghadapi proses persalinan. Setelah
melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari) (Depkes RI,
2009).
(3).Konsumsi obat ibu hamil

 Selama kehamilan apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin,
sehingga jika salah minum obat akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di
dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan bulan ada baiknya ibu tidak minum obat apa
pun, kalaupun terpaksa minum obat perlu ekstra hati-hati.
 Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat (Depkes RI,
2009):
1. Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil.
2. Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi ibu
hamil atau tidak.
3. Kalaupun mengkonsumsi obat bebas seperti obat flu atau batuk tanyakan dosis aman
untuk ibu hamil.
4. Bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit ibu tanyakan efek samping obat
tersebut terhadap janin.
5. Berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan tradisional.
1. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
 Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan, oleh karena itu sangatlah
penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda
bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis.
 Tanda-tanda bahaya kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Perdarahan

 Perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan
keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan
ibu dan janin dalam kandungan.
(2). Bengkak
 Bengkak di kaki, tangan dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai dengan
kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-eklampsia),
dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
(3). Demam tinggi

 Demam tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat
membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan.
(4). Keluar air ketuban

 Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada
kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan.
(5). Gerakan bayi berkurang

 Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya
janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
(6). Ibu muntah terus dan tidak mau makan

 Keadaan ini membahayakan kesehatan ibu.


(7). Trauma atau cedera

 Trauma dan cedera pada perut yang dapat terjadi karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan
lain-lain.
1. Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker Persiapan
Menghadapi Persalinan
 Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan
yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau
melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan,
tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi
selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan
(Depkes RI, 2009).
 Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis.
Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambatr mengambil
keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis
sehingga suami atau keluarga waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat
tanda bahaya kehamilan. Suami atau kelaurag merencanakan system angkutan (ambulan
desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu
pada saat selesai persalinan (Depkes RI, 2009).
KONSEP KELAS IBU HAMIL 2

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-2

1. PERSALINAN
 Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan
peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari
vagina (Depkes RI, 2009).
(1). Tanda persalinan

 Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala
dengan lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik (Depkes
RI, 2009).
1. Kekukatan kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita menekan
perut dengan telunjuk akan terasa mengeras.
2. Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian
menjadi semakin sering.
3. Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu
perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke
Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur
dan bertambah kuat kekuatannya.
4. Pecahnya ketuban
(2). Tanda bahaya persalinan

 Proses persalinan di duga mengalami ganguan jika didapatkan hal-hal (Depkes RI, 2009)
berikut:
1. Pendarahan dari jalan lahir
2. Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
3. Ibu tidak kuat mengejan
4. Mengalami kejang
5. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
6. Air ketuban keruh dan berbau.
1. PROSES PERSALINAN
 Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi
janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani
penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan
memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau
rujukan (Depkes RI, 2009).
 Proses persalinan (Suheimi, 2009) terdiri dari empat kala, yaitu:
1. Kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup
sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2. Kala II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi.
3. Kala III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan selaput
ketuban.
4. Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
1. INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
 Sebelum persalinan berlangsung Bidan atau penolong persalinan akan memberitahukan
kepada ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera
(1/2-1 jam) setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakkan
bayi didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu. Upaya untuk menyusu dalam
30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk keberhasilan proses menyusui
selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta memperkuat reflex
menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam
pertama setelah lahir (Depkes RI, 2009).
 Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan
menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3
jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut
pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping
sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi
menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan
jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan
komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
1. PERAWATAN NIFAS
 Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun psikis.
Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang terjadi sepanjang
kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena untuk menyusui dengan baik
ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten serta bersedia untuk belajar.
 Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk memenuhi kebutuhan
bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi menginginkan. ASI sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, selain murah karena tidak harus membeli,
menyiapkannya tidak sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat
kekebalan yang sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat
psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang (Depkes RI,
2009).
1. PERAWATAN PAYUDARA
 Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah
masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet,
payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan
saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat
mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih,
2007).
(1). Perawatan payudara selama kehamilan

1. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan
sesuai dengan ukuran payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang
baik untuk payudara.
2. Gunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai
dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan
ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar
susu di payudara).
3. Persiapan puting susu. Dengan lembut putar puting antara telunjuk dan ibu jari sekitar 10
detik sewaktu mandi. Jika mendapatkan kesulitan atau puting susu rata atau masuk
kedalam, konsultasikan ke dokter, sehingga hal ini dapat diatasi dini untuk mencegah
kesulitan nantinya.
4. Pada tahap akhir bulan kehamilan, memijat lembut payudara di daerah yang berwarna
gelap (aerola) dan puting susu, mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes kolostrum
(cairan kental berwarna kekuningan dari putingnya) untuk membantu membuka saluran
susu.
5. Bersihkan payudara dan puting, jangan menggunakan sabun di daerah puting hal ini
dapat menyebabkan daerah tersebut kering. Gunakan air saja lalu keringkan dengan
handuk (Suririnah, 2009)
(2). Perawatan payudara setelah melahirkan

(a)Siapkan alat dan bahan

1. Baby oil atau minyak kelapa bersih.


2. Gelas
3. Air hangat dan dingin dalam baskom kecil
4. Dua buah handuk mandi bersih
5. Kapas
6. Handuk kecil atau washlap untuk kompres
(b)Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit.

(c)Lakukan pengurutan payudara

1. Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
2. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan
telapak kanan ke arah sisi kanan.
3. Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
4. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
5. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan
kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara
sebelah kanan.
6. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
7. Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan
mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
8. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
9. Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
10. Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke arah
puting susu sebanyak satu kali.
11. Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tamping dengan tempat yang bersih atau
gelas.
12. Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti
dengan kompres air dingin dua menit dan kompres lagi dengan air hangat selama dua
menit (Saryono dkk, 2009)
Gambar 1 Tehnik menyokong payudara

Gambar 2 Gerakan memutar satu payudara

Gambar 3 Gerakan memutar payudara


Gambar 4 Mengurut payudara

1. MENJAGA KESEHATAN IBU NIFAS


 Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan selamat
berarti sudah selesai semua urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus
diperhatikan yaitu perawatan terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam
arti apakah normal atau spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum
maupun bedah sesar (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Dua jam pertama

 Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran,
tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau
tidak. Jika semuanya dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat
beristirahat. Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari
apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka
akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta
akan dilakukan pembersihan.
(2). Kebersihan jalan lahir

 Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan
lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak.
Infeksi yang menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah
bengkak dengan revanol dan periksa ke dokter atau bidan.
(3). Kontraksi rahim

 Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan
dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk
mengeluarkan janin saat persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan
ukuran semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum,
forcep atau sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga
bila kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11
mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9
mg% maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka
dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.
(4). Banyak minum

 BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak
BAK dan BAB berarti proses involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak
mungkin terjadi pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan
usus letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut
berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang
terkumpul di usus besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat
BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai
melahirkan ibu-ibu disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.
(5). Mobilisasi
 Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring
sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
1. TANDA-TANDA BAHAYA DAN PENYAKIT PADA IBU NIFAS
 Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas. Infeksi
terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut
menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka
sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi,
 Gejala infeksi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
2. Menggigil, pusing dan mual
3. Keputihan
4. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
5. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
6. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
7. Terasa nyeri di perut.
8. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu
sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak
keluar.
1. KB PASCA SALIN
 Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang ideal
atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara
efektif (Depkes RI, 2009).
 Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan
keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap akseptor
KB misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi panggul atau
perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya.
 Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal (Depkes
RI, 2009) seperti berikut ini:
1. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
2. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
3. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh kembang bayi
bila ibu menggunakan kontrasepsi.
4. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi.
5. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau
mengganggu kesehatan bayi.
MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-3

1. PERAWATAN BAYI
(1). PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

 Bayi lahir sehat diketahui dari tanda-tanda (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Bayi lahir segera menangis
2. Seluruh tubuh bayi kemerahan
3. Bayi bergerak aktif
4. Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
5. Berat lahir 2500 gram-400 gram
 Tujuan perawatan bayi adalah memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti menjaga
pernafasan, nutrisi yang cukup, suhu tubuh dan menghindari kontak dengan infeksi.
Penting untuk membantunya menyesuaiakan diri dengan kehidupan baru di luar rahim
(Wiyati, 2010).
 Perawatan bayi baru lahir antara lain:
(a). Perawatan kulit dan kuku

 Kulit bayi baru lahir sangat rentan terhadap iritasi dari bahan kimia yang ada dalam
pakaian baru, dan sisa sabun atau detergen yang menempel pada pakaian yang sudah
dicuci.
 Untuk menghindari masalah ini, ibu harus membilas semua pakaian bayi, seprei, selimut
dan bahan lain yang dicuci sebelum dipakaikan ke bayi.
 Untuk beberapa bulan pertama, ibu harus mencuci pakaian bayi dalam tempat yang
terpisah dari pakaian keluarga yang lain.
 Seperti apa yang ibu baca pada iklan untuk produk bayi, bayi biasanya tidak memerlukan
lotion, minyak atau bedak.
 Jika kulitnya sangat kering, ibu dapat mengoleskan lotion pada tempat-tempat yang
kering. Jangan menggunakan produk perawatan kulit yang tidak dibuat khusus untuk
bayi, karena produk tersebut umumnya mengandung parfum dan bahan kimia yang lain
yang dapat mengiritasi kulit bayi.
 Satu satunya perawatan untuk kuku bayi adalah memotongnya. Ibu dapat menggunakan
gunting kuku khusus untuk bayi atau gunting kecil berujung tumpul. Waktu yang baik
untuk memotong kuku adalah setelah mandi jika bayi berbaring dengan tenang, tetapi
akan lebih mudah lagi bila ibu melakukannya ketika bayi sedang tidur.
(b). Perawatan mata dan telinga

 Ibu tidak perlu membiasakan diri menuangkan minyak hangat ke dalam kanal telinga
bayi karena hal itu hanya akan menambahkan lebih banyak lagi kotoran di telinganya dari
pada membersihkannya. Saat ibu membersihkan matanya, mengusapkan gumpalan kapas
atau handuk dari ujung mata di dekat hidung ke arah luar. Ibu tidak perlu menghias mata
bayi dengan pewarna.
(c). Perawatan tali pusat

 Puntung tali pusat biasanya akan lepas dalam waktu seminggu jika dibiarkan, tidak basah
saat mandi atau ditarik supaya lepas. Jika pada saat mengering, daerah pusar ini agak
merah, sebaiknya ibu mengolesinya dengan krim bayi setiap hari.
 Jika ada nanah atau cairan keluar dari pusar, atau jika diraba terdapat gumpalan seukuran
kacang pada bayi yang berusia 2 atau 3 minggu yang disebut polyp atau granulasi, maka
yang harus dilakukan oleh ibu adalah memeriksakan pada petugas kesehatan guna untuk
menghindari infeksi yang lebih parah.
(d). Perawatan hidung
 Perawatan hidung sangat penting untuk menjaga hidung tetap bersih karena bayi akan
menangis dan sulit bernafas jika hidungnya tersumbat. Ibu sebaiknya menghindari
memasukkan gumpalan kapas kedalam hidung bayi.
(e). Mengenakan pakaian bayi

 Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat. Oleh masyarakat awam


mengenakan pakaian yang berlebihan sering kali dilakukan dengan cara memberi pakaian
yang berlapis-lapis, bahkan di cuaca yang cerah.
 Hal itu dapat membuat bayi tidak bisa bernafas dengan baik, berkeringat, dan
menunjukkan gejala susah bernafas, mengarah pada sembelit dan keringat buntu. Ibu
sebaiknya menghindari pakaian yang menyentuh leher bayi, karena hal ini dapat
mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas ibu sebaiknya
memberikan pakaian dalam dan popok saja pada bayi.
(f). Memandikan bayi

 Ibu tidak perlu sering memandikan bayi asalkan ibu selalu mencuci area popok dengan
seksama selama penggantian popok, Mandi dua atau tiga kali seminggu selama tahun
pertama sudah cukup. Jika dimandikan lebih sering kulitnya akan menjadi kering. Selama
seminggu atau dua minggu pertama, sampai tali pusat lepas, bayi baru lahir sebaiknya di
basuh dengan spons.
(g). Menyusui Bayi

 Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami. Karena air susu ibu (ASI)
merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi
setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari
sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI
disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat
disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan
menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat
meningkatkan komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
(2). PEMBERIAN K1 INJEKSI PADA BAYI BARU LAHIR

 Pemberian vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat


kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada bayi kurang
vitamin K1 adalah perdarahan, pucat dan pembesaran lever atau hati ringan. Perdarahan
dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama pada trauma proses kelahiran. Kebanyak
kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna.
 Penyebab kekurangan vitamin K1 (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Mengkonsumsi obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan terutama yang dapat
mengganggu metabolisme vitamin K1 seperti obat anti pembekuan darah.
2. Pembentukan vitamin K1 yang kurang oleh bakteri usus, misalnya bayi yang sering
menggunakan antibiotik, khususnya bayi lahir prematur, bayi yang mengalami gangguan
fungsi hati dan bayi yang kurang asupan vitamin K1. Begitu juga dengan bayi yang
menderita gangguan pencernaan dan diare kronik.
(3). TANDA BAHAYA BAYI BARU LAHIR
 Tanda bahaya bayi baru lahir (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Adanya kejang atau tanpa kesadaran menurun: bayi menangis melengking tiba-tiba,
adanya gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak, mulut
mencucu, kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.
2. Adanya gangguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru, tarikan
dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung, bayi merintih.
3. Penurunan suhu tubuh kurang dari 36O C: badan bayi teraba dingin, tampak mengantuk,
ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba dingin dan gerakan
bayi kurang dari normal.
4. Bayi demam > 37,5O C
5. Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk atau tidak sadar, adanya kejang, gangguan
napas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada bagian tubuh yang merah
dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul kecil pada kulit, nanah keluar dari
mata, pusar kemerahan sampai ke dinding perut dan berbau busuk.
6. Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir atau setelah umur 14 hari atau pada umur
lebih dari 2 minggu.
7. Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut kembung,
teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air besar dalam 24 jam
terakhir, ada darah dalam tinja tanpa diare, periksa apakah ada lubang duburnya.
8. Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah atau
rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat.
(4). PENGAMATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI ATAU ANAK

 Sangat penting untuk mengamati pertambahan berat badan bayi dengan membawanya ke
posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Setiap bulan berat badan anak akan meningkat
sesuai dengan pita hijau pada KMS (Depkes RI, 2009).
 Perkembangan dan kepandaian anak akan bertambah sesuai dengan umur dan anak yang
sehat akan jarang sakit, selalu gembira, ceria, aktif. lincah dan cerdas.
 Tanda-tanda anak tumbuh sehat (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Berat badan anak naik setiap bulan
2. Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pitra
warna diatasnya.
 Tanda anak tumbuh kurang sehat (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Berat badan tidak naik
2. Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah ke pita warna di bawahnya atau ada di
bawah garis merah.
(5). PEMBERIAN IMUNISASI BAYI BARU LAHIR

 Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi bayi dari berbagai aspek penyakit
menular. Imunisasi pertama diberikan pada saat bayi baru lahir yaitu dengan memberikan
imunsasi Hepatitis B-O (HBO). HBO sebaiknya diberikan sebelum bayi berumur 7 hari.
Imunsiasi selanjutnya diberikan di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau dokter praktek
swasta. Bayi harus mendapatkan imunsasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun. Bayi
yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan bukan
merupakan halangan untuk mendapatkan imunsasi.
 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunsasi (Depkes RI, 2009) adalah:
1. Hepatitis B (HB)
2. TBC
3. Polio
4. Difteri, Perfusis (batuk rejan), Tetanus (DPT)
5. Campak
1. MITOS
 Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun namanya juga mitos
tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya. Beberapa mitos dapat bertahan
karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun banyak
mitos terutama sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai
dengan kemajuan kedokteran dan teknologi (Depkes RI, 2009).
1. PENYAKIT MENULAR
 Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu orang ke
orang lainnya melalui hubungan seks dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di
banyak negara.
 Angka kejadian IMS diperkirakan tinggi dan kegagalan dalam mendiagnosa serta
mengobati IMS sedini mungkin dapat menimbulkan komplikasi dan kecacatan termasuk
terjadinay infertilitas, keguguran, kehamilan ektopik, kanker daerah panggul bahkan
infeksi pada bayi baru lahir. Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit radang
panggul (PRP) menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi (Depkes RI,
2009)
1. AKTA KELAHIRAN
 Menurut UU No 23/2002: Perlindungan Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap anak
berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Pasal 27 juga
menyatakan bahwa identitas diri anak harus diberikan sejak kelahirannya dan dituangkan
dalam akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran (Depkes RI, 2009).
2). MATERI SENAM IBU HAMIL

 Senam ibu hamil dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini bertujuan: untuk
mengurangi dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama masa kehamilan
seperti sakit pinggang, bengkak kaki dan lain-lain, mengurangi ketegangan otot-otot
sendi sehingga mempermudah kelahiran.
 Senam semasa kehamilan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Senam untuk kaki
 Senam untuk kaki dilakukan (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
1. Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks).
2. Tarik jari-jari kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
3. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan gerakan (gambar 1)
4. Tarik kedua telapak kaki kea rah tubuh secara perlahan-lahan dan dorong ke depan.
Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungansesuai dengan gerakan (gambar 2)
Gambar 5 Gerakan jari-jari kaki

Gambar 6 Gerakan mendorong ke depan

1. Senam duduk bersila


 Senam ibu hamil dapat dilakukan dengan cara duduk bersila (Depkes RI, 2009) sebagai
berikut sebagai berikut:
1. Duduk kedua tangan diatas lutut
2. Letakkan kedua telapak tangan di atas lutu
3. Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan (gambar 3).
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali, lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak
3 kali sehari
Gambar 7 Senam Duduk Bersila

1. Cara tidur yang nyaman


 Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut di tekuk (gambar 4)
Gambar 8 Senam Ibu Hamil Berbaring Miring

1. Senam Untuk Pinggang (posisi terlentang)


1. Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke bawah
dan berada di samping badan
2. Angkatlah pinggang secara perlahan (gambar. 5)
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
Gambar 9 Senam Pinggang (Posisi Terlentang)

1. Senam untuk pinggang (posisi merangkak)


1. Badan dalam posisi merangkak
2. Sambil menarik napas angkat perut berikut punggung ke atas dengan wajah menghadap
ke bawahg membentuk lingkaran.
3. Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan napas, turunkan punggung kembali
dengan perlahan (gambar 6).
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
Gambar 10 Senam Untuk Pinggang (Posisi Merangkak)

1. Senam Dengan satu lutut


1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan.
2. Lutut kanan digerakkan perlahan kearah kanan lalu kembalikan (gambar 7).
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
4. Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri.
Gambar 11 Senam Dengan Satu Lutut

1. Senam dengan kedua lutut


1. Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling menempel.
2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
3. Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan kea rah kiri dan kanan (gambar 8).
4. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
Gambar 12 Senam Dengan Kedua Lutut

1. Latihan untuk saat persalinan


 Latihan untuk saat persalinan dibagi menjadi (Depkes RI, 2009) sebagai berikut:
(1). Cara pernapasan saat persalinan

 Cari posisi yang nyaman, misalnya duduk bersandar antara duduk dan berbaring serta
kaki diregangkan, posisi merangkak, duduk di kursi.
 Tarik napas dari hidung dan keluarkan melalui mulut.
 Usahakan tetap rileks
Gambar 13 Latihan Untuk Saat Persalinan

(2). Cara mengejan

 Cari posisi yang nyaman atau posisi ibu antara duduk dan berbaring serta kaki
direnggangkan
 Perlahan-lahan tarik napas sebanyak 3 kali dan pada hitungan ke 4 tarik napas kemudian
tahan napas, sesuai arahan pembantu persalinan (gambar 10).
 Mengejan ke arah pantat.
Gambar 14 Cara Mengejan

(3). Cara pernapasan pada saat melahirkan

 Cara ini dilakukan jika bidan mengatakan tidak usah mengejan lagi, yaitu:
1. Letakkanlah kedua tangan di atas dada
2. Bukalah mulut lebar-lebar bernapaslah pendek sambil mengatakan hah-hah-hah (gambar
11).
Gambar 15 Cara pernapasan pada saat melahirkan

1. Senam untuk memperlancar ASI


1. Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan digenggam dan berada di depan dada,
gerakkan siku ke atas dan ke bawah.
2. Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah menyentuh bahu, dalam posisi dilipat
lengan diputar dari belakang ke depan, sehingga siku-siku bersentuhan dan mengangkat
payudara lalu bernapaslah dengan lega (gambar 2.13)
3. Lakukanlah sebanyak 2 kali.
Gambar 16 Gerakan Siku Ke Atas Dan Ke Bawah

Gambar 17 Mengangkat Payudara

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KE-4

PERAWATAN BBL AGAR TUMBUH KEMBANG OPTIMAL

1. Tanda-tanda bayi lahir sehat


1. Bayi lahir segera menangis
2. Seluruh tubuh bayi kemerahan
3. Bayi bergerak aktif
4. Bayi bisa menghisap puting susu dengan kuat
5. Berat lahir 2500 gram atau lebih
2. Perawatan
1. Beri ASI saja
2. Jaga bayi tetap hangat
3. Cegah infeksi pada bayi baru lahir
4. Beri rangsangan perkembangan
5. Periksa kesehatan bayi baru lahir

Anda mungkin juga menyukai