Anda di halaman 1dari 3

Landasan itu merupakan konsep yang mendasari kerangka kerja program BK.

Jadi
ketika guru BK ingin membuat program, sudah dipastikan harus tahu terlebih
dahuku mengenai konsep-konsep apa yang mendasari diadakannya program
tersebut. Ketika kita tidak mengetahui landasan apa saja yang mendasari program
BK tersebut maka mungkin kualitas program BK tersebut akan menurun atau siswa
tidak mendapatkan dampak positif dari program bimbingan dan konseling tersebut.
Lalu yang pertama ada landasan filsafat. Landasan filsafat itu prinsip atau
keyakinan yang menjadi tanggung jawab seluruh konselor yang terlibat dalam
program bimbingan dan konseling tersebut. Seluruh konselor. Untuk perumusan
filsafat ini, dilaksanakan sebuah rapat oleh tim guru bimbingan dan konseling atau
konselor yang professional. Rumusan filsafat ini melibatkan prinsip-prinsip yang
mengarahkan perkembangan, pelaksanaan dan evaluasi program. Informasi yang
dikumpulkan harus sejalan dengan komponen yang terdiri dari keyakinan sekolah
dalam program Bimbingan dan konseling. Komprehensif. Seperti dalam buku pak
syamsu bahwa rumusan filsafat itu harus memenuhi kriteria:
a) Ditujukan untuk semua peserta didik: jadi didalam program bimbingan dan
konseling, harus didasari bahwa program tersebut itu ditujukan untuk semua
peserta didik, seperti yang sudah seringkali dibahas bahwa siswa bermasalah
maupun siswa yang tidak bermasalah pun berhak mendapatkan layanan
bimbingan dan konseling.
b) Terfokus kepada pencegahan dan perkembangan peserta didik: Karena kalo
dulu program bk itu kan terfokus nya pd penyembuhan ya, jadi ketika ada
masalah baru dateng ke bk lalu diselesaikan masalahnya, kalau sekarang bk
itu lebih terfokus pada penceegaham dan perkembangan
c) Mengidentifikasi personel yang dilibatkan dalam aktivitas bimbingan dan
konseling : Disini tidak hanya guru bk saja ya tetapi juga seluruh personel
sekolah juga berhak terlibat dalam program bk, karena semakin meningkat
kolaborasi guru bk dengan seluruh personel lain, semakin meningkat juga
kualitas dari program bk tersebut.
d) Mengidentifikasi personel yang merencanakan dan mengelola progrsm:
sama seperti tadi Cuma ini lebih ke guru bk/kobselornya.
e) Mengidentifikasikan sistem pengolaan yg digunakan: disini mungkin kaya
metode apa yang digunakan, cara kerjanya bagaimana, dll.
f) Mengidentifikasi personel yang bertanggung jawab terhadap monitoring
kemajuan peserta didik dalam aspek akademik, karir, personel dan sosial.
Lalu kriteria-kriteria tadi dirumuskan kepada pertanyaan2 seperti:
 Apa yang kita yakini ttg siswa2 kita?
 Apa yang harus diketahui dan dimiliko oleh siswa?
 Bagaimana guru memandang siswa?
Nah pertanyaan2 tadi bisa dikemukakan dalam rumusan filsafat yang ada di
buku prof syamsu, bahwa:
a. Semua siswa memiliki harga diri. Harga diri sendiri dalam psikologi disebut
self esteem. Self esteem itu adalah bagaimana siswa mengetahui tentang diri
mereka sendiri, seberapa besar mereka menyukai diri merka sendiri sehingga
guru bk berfilsafat dalam program bk bahwa semua siswa memiliki harga
diri, dengan begitu guru bk mampu membantu siswa agar mengetahui
kemampuan dan batas dalam diri mereka.
b. semua peserta didik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam program
bimbingan dan konseling di sekolah: seperti yg sudah seringkali dibahas ya
bahwa guru bk perlu berfilsafat bahwa tidak hanya anak yang bermasalah
saja yang berhak mengikuti program bk tetapi siswa yang tidak bermasalah
pun harus ikut serta.
c. program bimbingan dan konseling harus didasarkan kepada tujuan yang
spesifik dan kompetensi peserta didik. Jadi memang harus dirumuskan oleh
guru bk, tujuan apa sih yang melandasi dari program bk ini atau kompetensi
apa saja yang perlu siswa dapat dari program bk ini yg nanti lebih jelas akan
teman saya jelaskan selanjutnya.
d. program dievaluasi berdasarkan tujuan-tujuan yang spesifik
e. program diselenggarakan oleh konselor yang professional.: prpgram itu
memang harus dibuat olleh guru bk yang memang mengerti tentang program
bk yang komprehensif dan bisa memberikan dampak positif.
f. Program bimbingan dan konseling perkembangan ini merupakan suatu
keutuhan yang mencakup berbagai dimensi yang terkait dan dilaksanakan
secara terpadu yang melibatkan personel bimbingan dan konseling maupun
personel sekolah lainnya. Dalam landasan filsafat mengenai bimbingan dan
konseling perkembangan ini menekankan bahwa manusia adalah satu
kesatuan. Sebagian dari diri manusia itu memengaruhi bagian dari diri
manusia lainnya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab terhadap apa
yang mereka pilih. Filsafat dari bimbingan dan konseling juga berpendapat
bahwa manusia itu tidak kaku pada pengalaman, mereka berupaya untuk
mengolah pengalaman itu memperbaiki pilihan-pilihannya serta
memperbaiki arah, kecepatan, kematangan individu. Perilaku manusia
adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai