Anda di halaman 1dari 8

Enlighten: Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam

Vol. 2 No. 1 (Jan-Jun 2019), 1-8


https://doi.org/10.32505/enlighten.v2i1.1213

Konseling Keluarga dengan Pendekatan Rational Emotive Behavior


Therapy (REBT): Strategi Mewujudkan Keharmonisan dalam Keluarga
Mita Anggela Putri1, Neviyarni2, Yarmis Syukur3
1Universitas Negeri Padang 2 Universitas Negeri Padang 3 Universitas Negeri Padang
1mitaanggelaputri123@gmail.com

First received: Revised: Final Accepted:


01 January 2019 02 February 2019 04 March 2019

Abstract
Family harmony is something that is meaningful and strived to be achieved by those who marry and
form families. Awareness of roles and functions as well as accepting the situation and existence
become a strong foundation in running a household. In realizing a harmonious household, there are
often phenomena of problems occurring in the family such as quarrels, jealousy, infidelity, income
differences, differences in life principles and to the act of ending a marriage or divorce. Problems that
occur in domestic life must be resolved immediately so that family harmony is maintained and
realized. Family counseling with the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach is used as
an intervention process for problems that disturb family harmony. Family counseling with the Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) approach in realizing family harmony includes the concept of
family harmony, family counseling, the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach.
Keywords: Rational Emotive Behavior Therapy (REBT); Harmony; Family Counseling

Abstrak
Keharmonisan keluarga adalah sesuatu yang bermakna dan diusahakan untuk dicapai oleh mereka
yang melakukan perkawinan dan membentuk keluarga. Kesadaran peran dan fungsi serta menerima
keadaan dan keberadaan menjadi pondasi yang kuat dalam menjalankan rumah tangga. Dalam
mewujudkan rumah tangga yang harmonis sering terjadi fenomena problematika dalam keluarga
seperti pertengkaran, cemburu, perselingkuhan, perbedaaan pendapatan, perbedaan prinsip hidup
dan sampai pada tindakan mengakhiri pernikahan atau bercerai. Problematika yang terjadi di dalam
kehidupan rumah tangga harus segera di selesaikan agar keharmonisan keluarga tetap terjaga dan
terwujud. Konseling keluarga dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
digunakan sebagai proses intervensi terhadap masalah yang menggangu keharmonisan keluarga.
Konseling keluarga dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam
mewujudkan keharmonisan keluarga meliputi konsep keharmonisan keluarga, konseling keluarga,
pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).
Kata Kunci: REBT, Keharmonisan Keluarga, Konseling Keluarga
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN menurut Gunarsa (2000) adalah bilamana


seluruh anggota keluarga merasa bahagia
Keluarga merupakan unit terkecil dari
yang ditandai oleh berkurangnya
suatu masyarakat. Keluarga juga adalah
lingkungan sosial terdekat dari setiap ketegangan, kekecewaan dan menerima
individu, tempat indvidu dapat bertumbuh seluruh keadaan dan keberadaan dirinya
dan berkembang di dalamnya. Keluarga (eksistensi, aktualisasi diri) yang meliputi
yang harmonis merupakan keinginan dari aspek fisik, mental dan sosial.
setiap individu dalam membentuk rumah
Chales (dalam Budiono, 2008)
tangga. Keharmonisan keluarga adalah
menyatakan bahwa keluarga akan
sesuatu yang bermakna dan diusahakan
harmonis bila para anggota keluarga di
untuk dicapai oleh mereka yang
dalamnya bisa berhubungan secara serasi
melakukan perkawinan dan membentuk
dan seimbang. Saling memuaskan
keluarga. Keluarga yang harmonis
1
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

kebutuhan satu sama lainnya serta permasalahan tentang keharmonisan di


memperoleh pemuasan atas dalam keluarga maka pendekatan
kebutuhannya. Keluarga harmonis konseling yang dapat digunakan dalam
ditandai dengan adanya relasi yang sehat menangani masalah adalah melalui
antar setiap anggota keluarga sehingga pendekatan Rational Emotive Behavior
dapat menjadi sumber hiburan, inspirasi, Therapy (REBT), strategi ini di pilih
dorongan yang menguatkan dan bertujuan untuk memodifikasi berprilaku
perlindungan bagi setiap anggotanya. individu yang bermasalah di dalam
keluarga.
Keharmonisan keluarga dapat menjadi
sistem pendukung untuk mencapai
kesuksesan dalam karir dan kemakmuran. PEMBAHASAN
Anak-anak juga akan berkembang dengan Konsep Keharmonisan Keluarga
baik dan mencapai potensi terbaik mereka. Pengertian Keharmonisan Keluarga
Dalam menciptakan keharmonisan Keharmonisan keluarga adalah
keluarga kesadaran peran dan fungsi di wujud dari terbentuknya keluarga dan
dalam kelurga menjadi hal yang harus di harapan yang ingin terus di peliharan di
sadari dan di pahami, sikap menerima dalam keluarga. Nick (2002) menjelaskan
keadaan dan keberadaan dalam suatu bahwa keluarga harmonis merupakan
keluarga menjadi pondasi yang kuat dalam tempat yang menyenangkan dan positif
menjalankan rumah tangga. Keluarga untuk hidup, karena anggotanya telah
harus didasari oleh kasih sayang, saling belajar beberapa cara untuk saling
pengertian, penuh cinta, rukun dan damai. memperlakukan dengan baik. Daradjat
Namun dalam beberapa tahun terakhir (1994) mengemukakan bahwa keluarga
banyak ditemukan fenomena yang harmonis adalah keluarga dimana setiap
bermunculan mengenai problematika di anggotanya menjalankan hak dan
dalam keluarga sehingga membuat kewajibannya masing-masing, terjalin
keluarga menjadi tidak harmonis seperti kasih sayang, saling pengertian,
pertengkaran, cemburu, perselingkuhan, komunikasi dan kerjasama yang baik
perbedaaan pendapatan, perbedaan antara anggota keluarga. Sehinga di dalam
prinsip hidup dan sampai pada tindakan keharmonisan keluarga harus terwujud
mengakhiri pernikahan atau bercerai. saling dukungan, kasih sayang dan
Permasalahan-permasalahan yang menghargai dan menerima perbedaan.
terjadi di dalam rumah tangga sangat Ciri-ciri Keharmonisan Keluarga
berbahaya kalau terus di biarkan berlanjut Dalam mewujudkan keluarga
meskipun di dalam keluarga perbedaan- harmonis ada beberapa ciri yang harus
perbedaan merupakan hal yang wajar. dipahami, menurut Danuri (dalam
Permasalahan yang terjadi harus segera Pujosuwarno, 1994) mengungkapkan
menemukan solusi terbaiknya sehingga bahwa keluarga bahagia, memiliki ciri-ciri
tidak menimbulkan dampak negatif bagi yaitu adanya ketenangan jiwa yang
kelurga. Penyelesaian berbagai dilandasi oleh ketakwaan kepada Tuhan
permasalahan dalam keluarga salah Yang Maha Esa, hubungan yang harmonis
satunya dapat di selesaikan melalui antara individu yang satu dengan individu
konseling sehingga permasalahan yang di yang lain dalam keluarga dan masyarakat,
hadapi dapat terselesaikan. Berdasarkan terjamin kesehatan jasmani, rohani dan
sosial, cukup sandang, pangan dan papan,
2
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

adanya jaminan hukum terutama hak asasi satu dengan yang lainnya, anak dapat
manusia, tersedianya pelayanan merasakan bahwa orangtuanya mau
pendidikan yang wajar, ada jaminan dihari mengerti dan dapat menghayati pola
tua, sehingga tidak perlu khawatir perilakunya, dapat mengerti apa yang
terlantar dimasa tua, tersedianya fasilitas diinginkannya, dan memberi kasih sayang
rekreasi yang wajar. secara bijaksana, anak dapat merasakan
Aspek-aspek Keharmonisan Keluarga bahwa saudara-saudaranya mau
Gunarsa (2000) mengungkapkan memahami dan menghargai dirinya
ada beberapa aspek keharmonisan menurut kemauan, kesenganan dan cita-
keluarga yaitu kasih sayang antar anggota citanya, dan anak dapat merasakan kasih
keluarga yang ditunjukkan dengan saling sayang yang diberikan saudara-
menghargai dan saling menyayangi, saling saudaranya.
pengertian sesama anggota keluarga yang Faktor yang Menghambat Keharmonisan
ditunjukkan dengan saling pengertian Keluarga
sehingga di dalam keluarga tidak terjadi Dalam mewujudkan keharmonisan
pertengkaran, dialog atau komunikasi keluarga terdapat penghambat untuk
efektif yang terjalin di dalam keluarga mewujudkannya. Menurut Pribadi (1991)
yang diwujudkan dalam bentuk faktor-faktor yang dapat menghambat
menyediakan cukup waktu, keharmonisan dalam keluarga seperti
mendengarkan dan pertahankan kejujuran ketidakstabilan kejiwaan, kondisi
serta mempunyai waktu bersama dan kesehatan suami istri, kestabilan hidup
kerjasama dalam keluarga berkeluarga, faktor ekonomi, perbedaan
Menurut Nick (2002) ada beberapa pendidikan suami istri yang terlampau
aspek lain untuk meningkatkan besar, faktor umur, latar belakang
keharmonisan dalam keluarga yaitu kebudayaan yang bertalian dengan
kesejahteraan spiritual dan meminimalisasi kesukuan ataupun kebangsaan, faktor
konflik. Berdasarkan aspek-aspek dalam agama.
mewujudkan keharmonisan dalam
keluarga adalah dengan saling Konsep Konseling Keluarga
menghargai, menyayangi, perhatian Pengertian Konseling Keluarga
komunikasi, memiliki waktu dalam Family counseling atau konseling
keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah upaya bantuan yang
spritual dan meminimalisir konflik. diberikan kepada individu anggota
Faktor-faktor yang Memengaruhi keluarga melalui sistem keluarga
Keharmonisan Keluarga (pembenahan komunikasi keluarga) agar
Gunarsa (2000) menyatakan bahwa potensinya berkembang seoptimal
suasana rumah dapat mempengaruhi mungkin dan masalahnya dapat diatasi
keharmonisan keluarga. Suasana rumah atas dasar kemauan membantu dari semua
adalah kesatuan yang serasi antara pribadi- anggota keluarga berdasarkan kerelaan
pribadi, kesatuan yang serasi antara orang dan kecintaan terhadap keluarga (Willis,
tua dan anak. Jadi suasana rumah yang 2009). Menurut Golden dan Sherwood
menyenangkan akan tercipta bagi anak bila (dalam, Latipun, 2001) konseling keluarga
terdapat kondisi seperti anak dapat adalah metode yang dirancang dan
merasakan bahwa ayah dan ibunya difokuskan pada keluarga dalam usaha
terdapat saling pengertian dan kerjasama untuk membantu memecahkan masalah
yang serasi serta saling mengasihi antara perilaku konseli. Sehingga konseling
3
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

keluarga merupkan proses bantuan yang persepsi diri orang tua secara realistik dan
diberikan kepada individu anggota sesuai dengan anggota-anggota lain.
keluarga dalam memecahkan masalah
kelurga yang dihadapinya. Pendekatan Rational Emotive Behavior
Tujuan Konseling Keluarga Therapy (REBT)
Tujuan konseling keluarga secara Pengertian Rational Emotive Behavior
umum adalah menurut Glick dan Kessler Therapy (REBT)
(dalam Latipun, 2001) adalah menfasilitasi Pendekatan REBT yang petama kali
komunikasi pikiran dan perasaan antar dikembangkan oleh Albert Ellis pada
anggota keluarga, mengubah gangguan tahun 1955 (Jones, 2011). REBT
dan ketidakfleksibelan peran dan kondisi, merupakan pendekatan kognitif-
memberikan pelayanan sebagai model dan behavioral. Pendekatan REBT berfokus
pendidikan peran tertentu yang ditunjukan pada perilaku individu, akan tetapi REBT
kepada anggota keluarga. Selain itu secara menekankan bahwa perilaku yang
umum konseling keluarga menurut Willis bermasalah disebabkan oleh pemikiran
(2009) yaitu membantu anggota-anggota yang tidak rasional. REBT adalah
keluarga belajar dan menghargai secara pendekatan yang bersifat direktif, yaitu
emosional bahwa dinamika keluarga pendekatan yang membelajarkan kembali
adalah kait-mengait di antara anggota konseli untuk memahami input kognitif
keluarga, untuk membantu anggota yang menyebabkan gangguan emosional
keluarga agar menyadari tentang fakta jika yang mempengaruhi perilaku (Komalasari,
satu anggota keluarga bermasalah, maka Wahyuni, dan Karsih, 2011).
akan mempengaruhi kepada persepsi, REBT merupakan terapi kognitif
ekspetasi, dan interaksi anggota-anggota behavior yang dapat mengubah
lain, agar tercapai keseimbangan yang pemikiran, emosi, dan prilaku individu
akan membuat pertumbuhan dan yang salah mengenai sesuatu gagasan yang
peningkatan setiap anggota, untuk dilandaskan dari pikiran-pikiran yang
mengembangkan penghargaan penuh tidak rasional. REBT memberikan
sebagai pengaruh dari hubungan parental. pertimbangan-pertimbangan rasional agar
Secara khusus Willis (2009) individu tidak lagi berpikir secara tidak
Mengungkapkan keharmonisan keluarga rasional (irasional). Menurut Ellis ada tiga
bertujuan untuk meningkatkan toleransi hal yang terkait dengan perilaku, yaitu
dan dorongan anggota-anggota keluarga activating event (A), belief (B), emotional
terhadap cara-cara yang istimewa and behavioral consequence (C). Ketiga
(idiocyncratic ways) atau keunggulan- teori ABC tersebut ditambah (D)
keunggulan anggota lain., disputing dan (E) effective untuk
mengembangkan toleransi terhadap memasukkan perubahan dan hasil yang
anggota-anggota keluarga yang mengalami diharapkan dari perubahan. Adapun
frustasi atau kecewa, konflik, dan rasa penjelasannya sebagai berikut:
sedih yang terjadi karena faktor sistem (A)activating event adalah kejadian yang
keluarga atau di luar sistem keluarga, mengakibatkan individu. (B) belief adalah
mengembangkan motif dan potensi- keyakinan baik rasional maupun irasional.
potensi, setiap anggota keluarga dengan (C) emotional and behavioral consequence
cara mendorong (mensupport), memberi adalah konsekuensi emosional dan
semangat, dan mengingatatkan anggota prilaku. (D) disputing adalah melakukan
tersebut, mengembangkan keberhasilan disput pikiran irasional dan (E) effective
4
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

adalah mengembangkan filosofi hidup Teknik konseling dengan


yang efektif (Komalasari, wahyuni, dan pendekatan rasional emotif behavior dapat
karsih, 2011). dikategorikan menjadi tiga kelompok,
Tujuan Pendekatan Rational Emotive yaitu: teknik kognitif, teknik imageri,
Behavior Therapy (REBT) teknik behaviour atau tingkah laku yang
REBT membantu konseli mengenali disesuaikan dengan kondisi konseli. Setiap
dan memahami perasaan, pemikiran, dan konselor dapat menggabungkan teknik-
perilaku. Proses ini membantu konseli teknik sejauh penggabungan itu
untuk menerima bahwa perasaan, memungkinkan teknik-teknik tersebut.
pemikiran dan perilaku tersebut diciptakan Menurut Komalasari (2011:220), teknik-
dan diverbalisasi oleh konseli sendiri. teknik dalam rational emotive behaviour
Menurut Komalasari, Wahyuni, dan Karsih therapy diantaranya, yaitu:
(2011) tujuan utama REBT berfokus pada a. Teknik Kognitif
membantu konseli untuk menyadari 1. Dispute kognitif (cognitive disputation),
bahwa mereka dapat hidup rasional adalah usaha untuk mengubah
dan produktif. REBT membatu konseli keyakinan irasional konseli melalui
agar berhenti membuat tuntutan dan philosophical persuation, didactif
merasa kesal melalui kekacauan, konseli presentasion, socratic dialogue, vicarious
dalam REBT dapat mrngekspresikan experiences, dan berbagai ekspresi
beberapa perasaan negatif, tetapi tujuan verbal lainnya. Teknik untuk
utamanya adalah membantu konseli agar melakukan cognitif disputation adalah
tidak memberikan tanggapan emosional dengan bertanya (questioning).
melebihi yang selayaknya tehadap sesuatu 2. Analisis rasional (rational analysis),
peristiwa. teknik untuk mengajarkan konseli
Peran Konselor dalam pendekatan bagaimana membuka dan mendebat
Rational Emotive Behavior Therapy keyakinan irasional.
(REBT) 3. Dispute standard ganda (duoble standard
a. Aktif – direktif, yaitu mengambil dispute), mengajarkan konseli melihat
peran lebih banyak untuk memberikan dirinya memiliki standar ganda
penjelasan terutama pada awal tentang diri, orang lain dan lingkungan
konseling sekitar.
b. Mengkonfrontasi pikiran irasional 4. Skala katastropi (catstrophe scale,
konseli secara langsung membuat proporsi tentang peristiwa–
c. Menggunakan berbagai teknik untuk peristiwa yang menyakitkan. Misalnya,
menstimulus konseli untuk berpikir dari 100% buatlah prosentase peristiwa
dan mendidik kembali diri konseli yang menyakitkan, urutkan dari yang
sendiri paling tinggi prosentasenya sampai
d. Secara terus menerus ‘menyerang” yang paling rendah.
pemikiran irasional konseli 5. Devil’s advocate (rational role reversal),
e. Mengjak konseli untuk mengatasi meminta konseli untuk
masalahnya dengan kekuatan berpikir memainkan peran yang memiliki
bukan emosi keyakinan rasional sementara konselor
f. Bersifat didaktif memainkan peran menjadi konseli
Teknik-teknik Pendekatan Rational yang irasional. Konseli melawan
Emotive Behaviour Therapy (REBT) keyakinan irasional konselor dengan
keyakinan rasional yang
5
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

diverbalisasikan. lebihkan pada taraf yang paling


6. Membuat frame ulang (reframing), tinggi. Hal ini bertujuan agar konseli
mengevaluasi kembali hal-hal yang dapat mengontrol ketakutannya.
mengecewakan dan tidak
menyenangkan dengan mengubah frame c. Teknik Behavioral
berpikir konseli. 1. Dispute tingkah laku (behavioural
b. Teknik Imageri disputation), memberi kesempatan pada
1. Dispute imajinasi (imaginal disputation), konseli untuk mengalami kejadian yang
strategi imaginal disputation menyebabkannya berpikir irasional dan
melibatkan penggunaan imageri. melawan keyakinannya tersebut.
Setelah dispute secara verbal, konselor 2. Bermain peran (role playing), dengan
meminta konseli untuk bantuan konselor konseli melakukan
membayangkan dirinya kembali pada role playing tingkah laku baru yang
situasai yang menjadi masalah dan sesuai dengan keyakinan yang rasional.
melibatkan emosinya telah berubah. 3. Peran rasional terbalik (rational role
Bila ya, maka konselor meminta konseli reversal) meminta konseli untuk
untuk mengatakan pada dirinya memainkan peran yang memiliki
sebagai individu yang berpikir keyakinan irasional begitu sebaliknya.
rasional, bila belum maka pikiran 4. Pengalaman langsung (exposure), konseli
irasionalnya masih ada. sengaja memasuki situasi yang
2. Kartu kontrol emosional (the emotional menakutkan. Proses ini dilakukan
control card – ECC), alat yang dapat melalui perencanaan dan penerapan
membantu konseli menguatkan dan ketrampilan mengatasi masalah (copying
memperluas praktik rasional emotif skills).
behavior. Alat ini berisi dua 5. Menyerang masa lalu (shame attacking),
kategori perasaan paralel, yaitu melakukan konfrontasi terhadap
perasaan yang tidak seharusnya atau ketakutan untuk malu dengan secra
yang merusak diri dan perasaan yang sengaja bertingkah laku yang
sesuai dan tidak merusak diri. memalukan dan mengundang ketidak
3. Proyeksi waktu (time projection), setujuan lingkungan sekitar. Dalam hal
meminta konseli untuk ini konseli diajarkan mengelola dan
menvisualisasikan kejadian yang tidak mengantisipasi perasaan malunya.
menyenangkan ketika kejadian itu 6. Pekerjaan rumah (home work
terjadi, setelah itu membayangkan assignments), teknik yang dilaksanakan
bagaimana seminggu kemudian, dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk
sebulan kemudian, enam bulan melatih, membiasakan diri, dan
kemudian, setahun kemudian, dan menginternalisasikan sistem nilai
seterusnya. Bagaimana konseli tertentu yang menuntut pola
merasakan perbedaaan tiap waktu tingkah laku yang diharapkan.
yang dibayangkan. Konseli dapat Dengan tugas rumah yang diberikan,
membutuhkan penyesuaian. konseli diharapkan dapat mengurangi
4. Teknik melebih-lebihkan (the “blow up” atau menghilangkan ide-ide dan
technique), meminta konseli perasaan-perasaan yang tidak rasional
membayangkan kejadian yang dan tidak logis, mempelajari bahan-
menyakitkan atau kejadian yang bahan tertentu yang ditugaskan untuk
menakutkan, kemudian melebih- mengubah aspek-aspek kognisinya
6
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

yang keliru, mengadakan latihan-latihan kelompok. Anggota keluarga dibantu


tertentu berdasarkan tugas yang untuk melihat bahwa mereka bertanggung
diberikan. jawab dalam membuat gangguan bagi diri
Pelaksanaan home work assigment mereka sendiri melalui perilaku anggota
yang diberikan konselor dilaporkan oleh lain secara serius. Mereka didorong untuk
konseli dalam suatu pertemuan mempertimbangkan bagaimana akibat
tatap muka dengan konselor. Teknik perilakunya, pikirannya, emosinya telah
ini dimaksudkan untuk membina dan membuat orang lain dalam keluarga
mengembangkan sikap-sikap tanggung menirunya. Konseling keluarga REBT
jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta mengajarkan anggota keluarga untuk
kemampuan untuk pengarahan diri, bertanggung jawab terhadap perbuatanya
pengelolaan diri konseli dan mengurangi dan berusaha mengubah reaksinya
ketergantungannya kepada konselor. terhadap situasi keluarga (Willis, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka Hasil penelitian Noor (2014)
dapat disimpulkan bahwa teknik dalam menunjukkan bahwa pendekatan REBT
pendekatan REBT, yaitu: teknik efektif diterapkan dalam pelaksanaan
kognitif meliputi dispute kognitif konseling keluarga. keharmonisan
(cognitive disputation), analisis rasional keluarga terguncang ketika ada anggota
(rational analysis), dispute standard ganda keluarga dengan pemikiran irasional.
(double standard dispute), skala katastropi Dengan demikian, ketika teori ini
(catstrophe scale), devil’s advocate (rational role digunakan untuk keluarga, keluarga akan
reversal), membuat frame ulang (reframing). berpikir rasional dan stabilitas emosional
Teknik imageri meliputi dispute imajinasi akan terjadi sehingga menghasilkan
(imaginal disputation), kartu kontrol keluarga yang bahagia.
emosional (the emotional control card - ecc),
proyeksi waktu (time projection), teknik SIMPULAN
melebih-lebihkan (the “blow up” technique). Konseling keluarga dengan
Teknik behaviour meliputi dispute tingkah pendekatan Rational Emotive Behavior
laku (behavioral disputation), bermain peran Therapy (REBT) adalah starategi yang
(role playing), peran rasional terbalik digunakan dalam mewujudkan
(rational role reversal), pengalaman keharmonisan keluarga. Pendekatan ini
langsung (exposure), menyerang masa lalu dilaksananakan dalam lima tahap yaitu
(shame attacking) dan pekerjaan rumah assesment, goal setting, teknik implemention,
(home work assignment). Untuk evaluasi termination dan feedback.
meningkatkan percaya diri, penulis
menggunakan teknik dispute kognitif DAFTAR PUSTAKA
(cognitive disputation) dan home work Budiono, A. (2008). Keluarga Harmonis
assignment. Indikator Menuju Sejahtera, (Februari
Penerapan Konseling Keluarga dengan 21, 2008 oleh Tabloid Jubi)
Pendekatan Rational Emotive Behaviour http://tabloidjubi.wordpress.com/2008/
Therapy (REBT) dalam Mewujudkan 02/21/keluarga-harmonis-indikator-
Keharmonisan dalam Keluarga menuju-sejahtera
Tujuan dari REBT dalam konseling Daradjat, Z. (1994). Problema Remaja
keluarga pada dasarnya sama dengan yang Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.
berlaku dalam konseling individual atau Gunarsa, SD. (2000). Psikologi untuk
Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
7
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur

Latipun. (2001). Psikologi Konseling.


Malang: UMM Press.

Jones, R. N. (2011). Teori dan Praktik


Konseling dan Terapi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Komalasari, G., Wahyuni, E.,& Karsih.
(2011). Teori dan Teknik Konseling.
Jakarta: Indeks.
Nick. (2002). Keluarga Kokoh dan Bahagia.
Batam: Interaksara
Noor, N. M. 2014. Family Counseling in
Malaysia: Current Issues and
Practices. International Education
Studies. 7 (13), 33-39.
Pribadi, S. (1991). Filsafah Kehidupan
Berkeluarga. Bandung: Yayasan
Sekolah Bijaksana.
Pujosuwarno, S. (1994). Bimbingan
Konseling Keluarga. Yogyakarta:
Menara Mas Offset.
Willis, S (2009). Konseling Keluarga (Family
Counseling). Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai