Abstract
Family harmony is something that is meaningful and strived to be achieved by those who marry and
form families. Awareness of roles and functions as well as accepting the situation and existence
become a strong foundation in running a household. In realizing a harmonious household, there are
often phenomena of problems occurring in the family such as quarrels, jealousy, infidelity, income
differences, differences in life principles and to the act of ending a marriage or divorce. Problems that
occur in domestic life must be resolved immediately so that family harmony is maintained and
realized. Family counseling with the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach is used as
an intervention process for problems that disturb family harmony. Family counseling with the Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) approach in realizing family harmony includes the concept of
family harmony, family counseling, the Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) approach.
Keywords: Rational Emotive Behavior Therapy (REBT); Harmony; Family Counseling
Abstrak
Keharmonisan keluarga adalah sesuatu yang bermakna dan diusahakan untuk dicapai oleh mereka
yang melakukan perkawinan dan membentuk keluarga. Kesadaran peran dan fungsi serta menerima
keadaan dan keberadaan menjadi pondasi yang kuat dalam menjalankan rumah tangga. Dalam
mewujudkan rumah tangga yang harmonis sering terjadi fenomena problematika dalam keluarga
seperti pertengkaran, cemburu, perselingkuhan, perbedaaan pendapatan, perbedaan prinsip hidup
dan sampai pada tindakan mengakhiri pernikahan atau bercerai. Problematika yang terjadi di dalam
kehidupan rumah tangga harus segera di selesaikan agar keharmonisan keluarga tetap terjaga dan
terwujud. Konseling keluarga dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
digunakan sebagai proses intervensi terhadap masalah yang menggangu keharmonisan keluarga.
Konseling keluarga dengan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam
mewujudkan keharmonisan keluarga meliputi konsep keharmonisan keluarga, konseling keluarga,
pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT).
Kata Kunci: REBT, Keharmonisan Keluarga, Konseling Keluarga
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
adanya jaminan hukum terutama hak asasi satu dengan yang lainnya, anak dapat
manusia, tersedianya pelayanan merasakan bahwa orangtuanya mau
pendidikan yang wajar, ada jaminan dihari mengerti dan dapat menghayati pola
tua, sehingga tidak perlu khawatir perilakunya, dapat mengerti apa yang
terlantar dimasa tua, tersedianya fasilitas diinginkannya, dan memberi kasih sayang
rekreasi yang wajar. secara bijaksana, anak dapat merasakan
Aspek-aspek Keharmonisan Keluarga bahwa saudara-saudaranya mau
Gunarsa (2000) mengungkapkan memahami dan menghargai dirinya
ada beberapa aspek keharmonisan menurut kemauan, kesenganan dan cita-
keluarga yaitu kasih sayang antar anggota citanya, dan anak dapat merasakan kasih
keluarga yang ditunjukkan dengan saling sayang yang diberikan saudara-
menghargai dan saling menyayangi, saling saudaranya.
pengertian sesama anggota keluarga yang Faktor yang Menghambat Keharmonisan
ditunjukkan dengan saling pengertian Keluarga
sehingga di dalam keluarga tidak terjadi Dalam mewujudkan keharmonisan
pertengkaran, dialog atau komunikasi keluarga terdapat penghambat untuk
efektif yang terjalin di dalam keluarga mewujudkannya. Menurut Pribadi (1991)
yang diwujudkan dalam bentuk faktor-faktor yang dapat menghambat
menyediakan cukup waktu, keharmonisan dalam keluarga seperti
mendengarkan dan pertahankan kejujuran ketidakstabilan kejiwaan, kondisi
serta mempunyai waktu bersama dan kesehatan suami istri, kestabilan hidup
kerjasama dalam keluarga berkeluarga, faktor ekonomi, perbedaan
Menurut Nick (2002) ada beberapa pendidikan suami istri yang terlampau
aspek lain untuk meningkatkan besar, faktor umur, latar belakang
keharmonisan dalam keluarga yaitu kebudayaan yang bertalian dengan
kesejahteraan spiritual dan meminimalisasi kesukuan ataupun kebangsaan, faktor
konflik. Berdasarkan aspek-aspek dalam agama.
mewujudkan keharmonisan dalam
keluarga adalah dengan saling Konsep Konseling Keluarga
menghargai, menyayangi, perhatian Pengertian Konseling Keluarga
komunikasi, memiliki waktu dalam Family counseling atau konseling
keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah upaya bantuan yang
spritual dan meminimalisir konflik. diberikan kepada individu anggota
Faktor-faktor yang Memengaruhi keluarga melalui sistem keluarga
Keharmonisan Keluarga (pembenahan komunikasi keluarga) agar
Gunarsa (2000) menyatakan bahwa potensinya berkembang seoptimal
suasana rumah dapat mempengaruhi mungkin dan masalahnya dapat diatasi
keharmonisan keluarga. Suasana rumah atas dasar kemauan membantu dari semua
adalah kesatuan yang serasi antara pribadi- anggota keluarga berdasarkan kerelaan
pribadi, kesatuan yang serasi antara orang dan kecintaan terhadap keluarga (Willis,
tua dan anak. Jadi suasana rumah yang 2009). Menurut Golden dan Sherwood
menyenangkan akan tercipta bagi anak bila (dalam, Latipun, 2001) konseling keluarga
terdapat kondisi seperti anak dapat adalah metode yang dirancang dan
merasakan bahwa ayah dan ibunya difokuskan pada keluarga dalam usaha
terdapat saling pengertian dan kerjasama untuk membantu memecahkan masalah
yang serasi serta saling mengasihi antara perilaku konseli. Sehingga konseling
3
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur
keluarga merupkan proses bantuan yang persepsi diri orang tua secara realistik dan
diberikan kepada individu anggota sesuai dengan anggota-anggota lain.
keluarga dalam memecahkan masalah
kelurga yang dihadapinya. Pendekatan Rational Emotive Behavior
Tujuan Konseling Keluarga Therapy (REBT)
Tujuan konseling keluarga secara Pengertian Rational Emotive Behavior
umum adalah menurut Glick dan Kessler Therapy (REBT)
(dalam Latipun, 2001) adalah menfasilitasi Pendekatan REBT yang petama kali
komunikasi pikiran dan perasaan antar dikembangkan oleh Albert Ellis pada
anggota keluarga, mengubah gangguan tahun 1955 (Jones, 2011). REBT
dan ketidakfleksibelan peran dan kondisi, merupakan pendekatan kognitif-
memberikan pelayanan sebagai model dan behavioral. Pendekatan REBT berfokus
pendidikan peran tertentu yang ditunjukan pada perilaku individu, akan tetapi REBT
kepada anggota keluarga. Selain itu secara menekankan bahwa perilaku yang
umum konseling keluarga menurut Willis bermasalah disebabkan oleh pemikiran
(2009) yaitu membantu anggota-anggota yang tidak rasional. REBT adalah
keluarga belajar dan menghargai secara pendekatan yang bersifat direktif, yaitu
emosional bahwa dinamika keluarga pendekatan yang membelajarkan kembali
adalah kait-mengait di antara anggota konseli untuk memahami input kognitif
keluarga, untuk membantu anggota yang menyebabkan gangguan emosional
keluarga agar menyadari tentang fakta jika yang mempengaruhi perilaku (Komalasari,
satu anggota keluarga bermasalah, maka Wahyuni, dan Karsih, 2011).
akan mempengaruhi kepada persepsi, REBT merupakan terapi kognitif
ekspetasi, dan interaksi anggota-anggota behavior yang dapat mengubah
lain, agar tercapai keseimbangan yang pemikiran, emosi, dan prilaku individu
akan membuat pertumbuhan dan yang salah mengenai sesuatu gagasan yang
peningkatan setiap anggota, untuk dilandaskan dari pikiran-pikiran yang
mengembangkan penghargaan penuh tidak rasional. REBT memberikan
sebagai pengaruh dari hubungan parental. pertimbangan-pertimbangan rasional agar
Secara khusus Willis (2009) individu tidak lagi berpikir secara tidak
Mengungkapkan keharmonisan keluarga rasional (irasional). Menurut Ellis ada tiga
bertujuan untuk meningkatkan toleransi hal yang terkait dengan perilaku, yaitu
dan dorongan anggota-anggota keluarga activating event (A), belief (B), emotional
terhadap cara-cara yang istimewa and behavioral consequence (C). Ketiga
(idiocyncratic ways) atau keunggulan- teori ABC tersebut ditambah (D)
keunggulan anggota lain., disputing dan (E) effective untuk
mengembangkan toleransi terhadap memasukkan perubahan dan hasil yang
anggota-anggota keluarga yang mengalami diharapkan dari perubahan. Adapun
frustasi atau kecewa, konflik, dan rasa penjelasannya sebagai berikut:
sedih yang terjadi karena faktor sistem (A)activating event adalah kejadian yang
keluarga atau di luar sistem keluarga, mengakibatkan individu. (B) belief adalah
mengembangkan motif dan potensi- keyakinan baik rasional maupun irasional.
potensi, setiap anggota keluarga dengan (C) emotional and behavioral consequence
cara mendorong (mensupport), memberi adalah konsekuensi emosional dan
semangat, dan mengingatatkan anggota prilaku. (D) disputing adalah melakukan
tersebut, mengembangkan keberhasilan disput pikiran irasional dan (E) effective
4
Konseling Keluarga Dengan… - Mita Anggela Putri, Neviyarni, Yarmis Syukur