Dalam keluarga antara suami istri juga Jika suami istri dalam berkomukasi
dengan anak-anak terjadi komunikasi yang dan mengalami perbedaan pendapat atau tidak
terdapat pertukaran, pengiriman, dan sepaham dengan pesan yang disampaikan
penerimaan pesan. Kadang kala pesan yang atau terjadi konflik, lalu mereka
dikirim oleh suami tidak disepakati oleh istri menggunakan respons pasif, akan terjadi
atau pesan suami tidak sesuai dengan harapan ketidakjujuran dan salah satu pihak tertekan
istri atau sebaliknya. Dalam situasi seperti ini, dan menimbulkan ketidakbahagiaan. Di pihak
maka si penerima memiliki tiga pilihan dalam lain jika mereka menggunakan respons
merespons pesan pengirim, yaitu passive agresif dalam berkomunikasi, akan selalu
communication (respons pasif), agresive terjadi pertengkaran. Pertengkaran demi
communication (respons agresif), atau pertengkaran akan menimbulkan keretakan
assertive communication (respons asertif). keluarga. Jika hal ini berlanjut, mereka
mengatakan tidak ada keharmonisan, dan
Respons pasif bertujuan untuk dapat mengakibatkan perceraian.
menghindari konflik dengan cara apapun.
Orang yang pasif atau tidak asertif akan Sebenarnya hal tersebut dapat
mengatakan hal-hal yang tidak tidak sesuai dihindari jika kedua belah pihak mau belajar
dengan hal yang mereka pikirkan karena takut memberikan respons yang asertif. Definisi
orang lain tidak setuju. Individu yang pasif tentang pengertian asertif menurut dua orang
bersembunyi dari orang lain dan menunggu ahli sebagai berikut. Menurut Davis (1991)
orang lain untuk memulai percakapan. perilaku asertif adalah perilaku yang
Mereka meletakkan kepentingan atau mengarah langsung kepada tujuan, jujur,
keinginan orang lain di atas dirinya. Dalam terbuka, penuh percaya diri, dan teguh
suatu hubungan dengan orang lain, mereka pendiriannya. Sedangkan menurut Mulvani
cenderung gelisah, khawatir terhadap reaksi (1989) perilaku asertif adalah perilaku pribadi
orang lain kepada mereka dan memiliki menyangkut emosi yang tepat, jujur, relative
terus terang, tanpa perasaan cemas dengan perbedaan antara pria dan wanita dan belajar
orang lain. (dalam Anonim, 2012) merespons secara asertif. Jika pasangan
mampu memahami perbedaan di antara
Komunikasi asertif dalam membangun
mereka dan menyikapinya secara positif dan
keluarga yang harmonis adalah hal yang
selalu berkomunikasi secara asertif, niscaya
penting. Dalam komunikasi asertif kedua
perkawinan dapat diselamatkan
belah pihak selain memerhatikan kebutuhan
dan perasaan diri sendiri, mereka juga DAFTAR PUSTAKA
menghargai hak orang lain, percaya,
Ananda, K. S. (2013). Diakses dari 8
menghormati diri dan orang lain, menekankan
Perbedaan penting antara pria dan wanita
penyelesaian masalah secara efektif, berani
http://www.merdeka.com/gaya/8-perbedaan-
mengungkapkan pikiran, perasaan,
penting-antara-pria-dan-wanita.html
kebutuhan, hak pribadi, dengan memerhatikan
pikiran, perasaan orang lain. Anonim. (2012). Diakses dari
http://arsip.uii.ac.id/files//2012/08/05.2-Bab-
Ketika seseorang mampu menyatakan
21.pdf.
hal yang diinginkan atau menjelaskan
kebutuhan, secara alami orang tersebut akan Bayu. (2013). Tahun 2012 Perceraian
lebih menyenangkan saat berususan dengan Di Indonesia Meningkat! Diakses dari
pasangan. Berterus terang lebih baik daripada http://jakartamagazine.com/tahun-2012-
memulai argumen yang menyulut, lebih baik perceraian-di-indonesia-meningkat/.
menjelaskan kepada pasangan hal yang
diinginkan, pikirkan, atau rasakan. Pasangan
juga perlu meluangkan waktu
mengomunikasikan secara asertif perasaan
atau hal yang akan dilakukan daripada
memendam perasaan sampai meledak.
Perilaku asertif juga perlu diterapkan untuk
mengubah keluhan menjadi permintaan.
SIMPULAN
Keluarga yang harmonis merupakan
lingkungan yang terbaik bagi individu untuk
dapat membentuk kepribadian yang sehat.
Kepribadian yang sehat dan keluarga yang
sehat sangat diperlukan dalam membangun
masyarakat yang sehat yang pada akhirnya
diperlukan dalam membangun bangsa. Pada
kenyataannya banyak pasangan suami istri
belum mampu mengupayakan keluarga yang
harmonis sehingga mereka mengakhiri
perkawinan mereka dengan perceraian.
Penyebab perceraian pada umumnya karena
tidak ada keharmonisan dalam keluarga.
Untuk mengupayakan keharmonisan dalam
keluarga, sebelum menikah dan selama hidup
perkawinan pasangan perlu memahami