Anda di halaman 1dari 20

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Pada akhir ini banyak terjadi perceraian ataupun masalah keluarga yang
dikarenakan ketidakharmonisan keluarga. Masalah tersebut meningkat sangat
pesat dari tahun pertahun. Kejadian tersebut dapat kita lihat bahwa keberadaan
keluarga yang harmonis semakin berkurang. Padahal untuk menciptakan
sebuah keluarga yang harmonis tidaklah terlalu sulit. Namun, juga tidak
semudah membalikan tangan. Untuk menciptakan suatu kedaan keluarga yang
harmonis sangatlah diperlukan tuntunan agar langkah dalam mengambil sikap
tidak salah. Tuntunan untuk menciptakan sebuah keluarga yang harmonis
yaitu Al-Qur’an dan Hadist. Dua sumber tersebut didalamnya terdapat banyak
dalil yang mengatur tentang keluarga. Terciptanya keluarga harmonis juga
perlu pertisipasi antar anggota keluarga. Hubungan antar anggota keluarga
juga mempunyai peran yang penting. Jika hubungan antar anggota keluarga
tidak baik maka untuk berhubungan akan susah dan akan susah pula untuk
mencapai keluarga harmonis. Karena pada hakikatnya sebuah keluarga
harmonis dapat terwujud karena peran aktif antar anggota keluarga yang
saling menasihati, peduli, dan mencurahkan kasih sayangnya kepada anggota
keluarga lainnya. Hal tersebut akan memunculkan suasana keluarga yang
tentram dan damai.

1.2 Rumusan Masalahah:


Dari penjabaran latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah anatar
lain :
a. Bagaimanakah definisi keluarga bahagia menurut islam?
b. Bagaimana dali-dalil mengenai keluarga harmonis?
c. Bagaimana tujuan yang hakiki dalam keluarga harmonis?
d. Bagaimana keistimewaan yang tercipta dalam keluarga bahagia?
1.3 Tujuan Penulisan

1
Dari rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penulisan
makalah ini sebagai berikut:
a. Mengetahui definisi bahagai menurut islam
b. Mengetahui dalil-dalil menegnai keluarga harmonis
c. Mengetahui tujuan keluarga harmonis
d. Mengetahui keistimewaan keliuarga harmonis
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
a. Memberi pemahaman tentang keluarga harmonis menurut pandangan
islam
b. Memeberi tambahan pengetahuan mengenai keluarga harmonios bagi para
pembaca
c. Sebagai masukan kepada mahasiswa dan dosen mengenai mata kuliah
terkait

2
BAB II
Pembahasan

2.1 Definisi keluarga harmonis


Keluarga harmonis adalah sebuah keluarga yang berjalan sesuai
dengan akidah dan syariat agama, sehingga tercapai kehidupan yang
barokah, sakinah, mawaddah,dan warohmah.
Secara terminologi keharmonisan bersal dari kata harmonis yang
berarti serasi, selaras. Titik beratdari keharmonisan adalah keadaan
selaras atau serasi, kaeharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan
dan keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal
tersebutuntuk mencapai keharmonisan rumah tangg.a1
Kelurga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan
ketenangan, ketentraan, kasih sayang, keturunan dan kelangsungan
generasi masyarkat, belas-kasih dan pengormabanan, saling melengkapi
dan menyempurnakan, serta saling membantu dan bekerja sama.2
Keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah apa bila
kedua pasangan tersebut saling menghormati , saling menerima, salung
menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai3
Gunarsah berpendapat bahwa keluarga bahagia adalah apabila
seluruh anggota keluarga merasa baahagia yang ditandaioleh
berkurangnya rasa ketegangan,ekecewaan, dan puas terhadap seluruh
keadaan dan keberdaan dirinya (eksistensi dan aktualisasi diri)yang
meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial. Sebaliknya keluarga yang
tidak bahagia adalah apabila dalam kelurganya ada salah satu atau
beberapa anggota keluarga yang diliputi oleh ketegangan, kekecewaan,
dan tidak pernah merasa puas dengan keadaan dan keberadaan dirinya
terganggu atau terhambat.4
Dari pengertian diatas yang sudah dijabarkan, dapat kita katakan bahwa
keluarga harmonis adalah keluarga yang didalamnya terdapat suasana yang
dipenuhi dengan ketentraman, kedamaian, rasa saling cinta, dan kasih
Tim penyusun Kamus besa Bahasa Indonesia Jakarta Departemen pendidikan dan Kebudayaan 1989, hal 299 1
Ali Qaimi, Menggapai Langit Masa Depan Anal (Bogor;Cahaya, 2002),14) 2
Zakiah Drajat, Ketengangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang,1975)hal 9) 3
SinggihD.Gunarsa dan yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis Anak Remaja dan Keluarga)Jakarta:Gunung
3
Mulia,1991),514
sayang antar anggota keluarga. Saling melengkapi, menghormati,
menasihati, dan dalam kebajikan. Keadaan tersebut dapat diwujudkan
apabila seluruh anggota keluarga memahami betul tentang fungsi sebuah
keluarga yang sebenarnya.

2.2 Dalil-dalil mengenai keluarga harmonis


Tentunya banyak orang yang menginginkan keluarga yang mendapat
ridho rahmat Allah Subhanahuwata’ala dan keluarga yang dirindukan
surga. Dalam membangun rumah tangga harmonis secara Islam seperti
yang telah disebutkan diatas, tentunya dibutuhkan pedoman hidup, yaitu
Al-Quran dan Al-Hadist. Namun, adanya pedoman saja tidaklah cukup
untuk mewujudkan hal itu, diperlukan pula kesadaran kita untuk
mempraktikkannya sesuai dengan tuntunan yang ada.

2.2.1 Suami adalah pemimipin rumah tangga


Keluarga merupakan suatu wilayah kecil yang terdiridari suami,
istri, dan anak. Dalam suatu wilayah, tentunya diperlukan seorang
pemimpin yang dapat mengarahkan bagaimana wilayah tersebut
akan berjalan dan mengatur apa – apa saja yang terjadi dalam
wilayah itu. Begitu juga keluarga, sebuah keluarga diperlukan
seorang pemimpin supaya dalam menjalani kehidupan dapat
menciptakan kedamaian, ketenangan, ketentraman juga dapat
mewujudkan tujuan keluarga sesuai Al-Qur’andan Al-Hadist. Dalam
Al-Quran dijelaskan dalam Qs. An-Nisa : 34.

4
Artinya :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari
harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada
Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah
memelihara (mereka) Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [291],
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar. 5

Dalam hadist juga telah dijelaskan. Dari kutipan tersebut, dapat kita lihat
bahwa peran suami sangatlah penting dalam keluarga, mereka layaknya
nahkoda yang mengarahkan haluan kemana kapal itu akan berlayar. Maka dari
itu, seyogyanya dalam sebuah keluarga terdapat sosok laki-laki yang memiliki
sikap bertanggung jawab dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Namun,
hal yang paling utama yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki sebagai
pemimpin dalam keluarga yaitu ilmu agama, ilmu agama sangat penting
karena dalam agama semua hal sudah diterangkan dan dijelaskan dalam Al-
Qur’an.

Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 735

5
Hal tersebut terdapat dalam Qs. Ar-Ra’ad:37

Artinya:
Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan
(yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa
nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak
ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. 6

Ilmu pengetahuan juga berperan penting, karena pada umumnya orang


yang mempunyai pengetahuan luas ia dapat mengikuti perkembangan zaman
tanpa meninggalkan Al-Quran. Apabila kedua hal tersebut sudah terpenuhi,
keluarga akan lebih terarah dan sesuai dengan sebagimana tujuan keluarga
pada mulanya. Hal tersebut terdapat dalam Qs. At-Taubah: 122

Artinya
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.7

Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 766

Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 777


6
2.2.2 Kewajiban suami memberi nafkah yang halal

Suami memiliki kewajiban memberikan nafkah kepada


keluarganya, baik secara materi maupun rohani. Ketentuan tersebut
terdapat dalam Qs Al-Baqarah : 233

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama


dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.8
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 828

7
Pemberian nafkah keluarga bukan hanya membicarakan tentang
kuantitas saja, namun juga harus memperhatikan dari segi kualitasnya juga,
dalam hal ini adalah cara pemberian nafkah haruslah dengan cara yang baik
dan benar. Karena nafkah tersebut memiliki pengaruh yang besar baik bagi
pribadi perorangan dalam anggota keluarga maupun pribadi keluarga
tersebut secara menyeluruh. Apabila pemberian nafkah dilakukan dengan
cara baik dan benar menurut tuntutan, meskipun nafkah tersebut terlihat
sedikit, yakinlah ia akan menjadi berkah. Tidak hanya itu, nafkah yang
diberikan dengan cara yang baik dan benar juga akan menumbuhkan
pribadi-pribadi yang dinafkahi mempunyai sifat yang baik pula dan keluarga
tersebut berjalan dengan penuh kedamaian serta ketentraman. Namun
sebaliknya, jika pemberian nafkah yang tidak benar, misalnya dengan cara
mencuri, korupsi, ataupun cara lain yang tidak halal, meskipun nafkah itu
berjumalah banyak tetapi tidak membawa berkah. Orang yang menerima
nafkah tersebut secara tidak langsung akan mempunyai sifat yang buruk
pula. Tuntunan mengenai cara memberi nafkah dengan baik dapat kita lihat
dalam Surah Al –Baqarah :168

Artinya :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu9.

2.2.3 Kewajiban Istri Taat Pada Suami

Suami merupakan seorang pemimpin yang memiliki tanggung jawab


atas istrinya . Maka dari itu sudah sewajarnya istri taat kepada suami.
Keshalehan seorang istri dapat dilihat bagaimana istri taat pada perintah
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 83 9
suaminya. Ketaatan istri kepada suaminya merupakan suatu kewajiban yang
harus dilakukan selama perintah suami tidak melenceng dari aturan Allah

8
Subhanahuwata’ala. Berikut contoh-contoh ketaatan seorang istri pada
suaminya:
1. Mensyukuri pemberian suami
2. Mampu menjaga harta suami dan memeliharanya
3. Berhias untuk suami
4. Meminta izin bika ingin mengerjakan puasa sunah
5. Selalu meminta izin bila ingin bepergian
Ketaatan seorang istri akan menghasilkan ketentraman hati bagi suami
dan keluarganya.

2.2.4 Kewajiban antar keluarga saling menasihati dalam kebaikan

Dalam menjalani kehidupan keluarga tentu banyak liku-liku


kehidupan yang ada. Mulai dari hal yang baik sampai hal yang
buruk. Manusia dibekali akar dan pikiran untuk dapat membedakan
yang baik dan yang benar. Maka, dari itu setiap manusia harus bisa
membedakan yang baik dan buruk. Namun, terkadang orang-orang
lupa atau khilaf terhadap perbuatan salah yang mereka lakukakan.
Maka dari itu sesama anggota keluarga harus saling mengingatkan
baik suami kepada istri, istri kepada suami maupun ayah pada
anaknya, dan ibu pada ibunya. Sesama anggota keluarga juga harus
saling menasihati dan mengingatkan pada kebajikan. Hal tersebut
perlu dilakukan agar hal buruk dapat dihindari dan hal baik dapat
ditingkatkan dan menjauhi tiket ke neraka.

9
Perintah untuk saling mengingatkan dan menasihati antar sesama
anggota keluarga. Dalam terdapat dalam Qs. At-Tahrim:6

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.10

2.2.5 Mendidik anak sejak dini

Anak merupakan suatu berkah dan amanat. Suatu berkah karena


dengan kehadiran anak akan menciptakan kabahagiaan tersendiri.
Dimaksud dengan amanat yaitu merupakan titipan Allah kepada kita,
bagaimana cara kita mendidik dan merawat anak yang telah
diamanatkan untuk kita. Surat Al-‘Araf:172

Artinya :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 10810
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
11
Hamid Fatchul MTuhanmu?"
Jakarta Qibla 2014, hal 109menjawab:
Mereka "Betul (Engkau Tuban kami), kami

10
menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".11

Kita patut bersyukur atas pemberian anak dalam kehidapan. Hal


bersyukur tersebut dapat kita lakukan dengan bebagai cara.
Pendidikan pada anak sangatlah penting untu bekal masa depan
anak. Kita dapat membekali mereka dengan berbagai ilmu. Ilmu
agama merupakan ilmu yang paling utama dan pertama yang dapat
kita ajarkan kepada anak sebagai pondasi hidup mereka. Kita juga
perlu untuk mengajarkan kebajikan kepada anak kita. Sesaui dengan
tuntutan yang terdapat dalam surat Qs. AL-Baqarah :177

Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 12812
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila
ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

11
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa12.

Kita dapat ajarkan mereka dengan mengenalkan rasa takut pada


Allah Subhanahuwata’ala.

Rasullah SAW bersabda, “Janganlah kamu mengangkat tongkat


dihadapan keluargamu melainkan tanamlah rasa takut kepada Allah
Subhanahuwata’ala pada diri mereaka. (HR Thabrani).13

Menanamkan rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW.


Sesungguhnya suri tauladan yang paling baik ialah Nabi Muhammad
SAW. Karena kesuksesannya dalam hidup dunia maupun akhirat.
Dengan sifat kelembutannya, kebijaksanaannnya,
keramahtamahannya, dan kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri
Nabi Muhammad SAW. Tuntunan tersebut terdapat dalam Qs. Al-
Ahzab: 21

Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.14

Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 13013

Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 133 14

12
Dinyatakan Ali ra, Rasulullah SAW bersabda, “Didiklah anak-anak
kalian dalam tiga hal, yaitu kecintaan kepada Nabi Muhammad
SAW kecintaan pada keluarga Nabi kalian, dan membaca Al-
Qur’an.15

Disampaikan Abu Hurairah ra Tasulullah SAW bersabda ,


“Barangsiapa yang belajar Al-Qur’an pada masa kecilnya maka Al-
Quran akan bercampur dengan daging dan darahnya. Dan
barangsiapa mempelajari Al-Quran ketika dewasa dengan
bersungguh-sungguh dan yidak meninggalkannya, maka dia
mendapatkan dua pahala” (HR Baihaqi)16

Selanjutnya, mengajarkan anak dengan ilmu dunia, seperti


mengajari mereka memabacamenulis, dan menghitung. Kemampuan
itu, akan digunakan anak untuk meraih cita-citanya disuatu hari
kelak.

2.2.6 Mengajarkan Adab Anak Baik pada Sejak Dini


Adab sangat berkaitan erat dengan perilaku seorang muslim dalam
kehidupannnya sehari-hari. Orang tua mempunyai kewajiban pada
untuk mengajarkan adab yang baik untuk anaknya. Sebab, adab
seorang anak bergantung bagaimana orang tuanya mengajarkan akan
hal tersebut. Maka, tidaklah salah orang tua memberikan pengajaran
adab yang baik pada anaknya sejak ia kecil supaya dapat tertanam
denga kuat. Adapaun hadist yang mengaturnya,

“Tiada orangtua yang memeberi kepada seorang anak sebuah


pemberian yang lebih berharga dari adab yang baik”(HR
Tirmidzi)17

13
Dalam mengajarkan adab juga harus sesuai dengan usia anak,
tujuannya agar anak mudah menerima dan memahami adab tersebut.
Beberapa adab yang harus diajarkan terhadap anak sebagai berikut :

 Mengajari anak untuk berbuat baik pada orang tua (surat Al-Israa : 23)

Artinya :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia18.

 Menanamkan sikap hormat pada orang yang lebih tua


Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah termasuk golonganku orang
yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyanyangi yang
lebih muda, serta tidak mengetahui hak-hak gurunya” (HR Hakim)19

 Mengajari anak untuk selalu meminta izin(Surat An-Nur:59)

Artinya :
Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 138 18
didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 140 19
apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.20
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 140 20

14
 Membiasakan mengucap salam saat masuk rumah
Disampaikan Anas ra, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai anakkku,
jika engakau masuk ke dalam rumah orangtuamu maka ucapkanlah
sala, karena hal itu akan menjadi berkah bagimu dan juga bagi
keluargamu”21

 Mengucap Basmalah saat memulai suatu kegiatan yang baik.


Rasulullah SAW bersabda, “Setiap urusan hang tidak dimulai dengan
bismillahirohmanirrohim akan erputus berkahnya”(HR Abu Daud)22

 Mengucap Alhamdulillah setiap menerima kenikmatan sebagai tanda


sukur kepada Allah Subhanahuwata’ala

Rasululah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba memeperoleh


kenikamatan dari Allah, lalu ia mengucapkan Alhamdulillah, maka ia
telah menunaikan syukurnya, Jikaia mengucapa Alhamdulillah
untukkedua kalinya, maka Allah memperbarui pahala baginya. Dan
kalau mengucapkan Alhamdulillah untukketiga kalinya, maka Allah
mengampuni dosa-dosanya (HR Baihaqi)23

2.2.7 Menjadi teladan yang baik bagi anak


Orang tua bertanggungjawab atas anaknya. Salah satu
tanggungjawab orangtua yaitu menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Anak akan mencontoh perilaku orang tua mereka. Sebagai orang tua
akan menjadi figur bagi kehidupan untuk anaknya kelak. Sebab anak
akan berperilaku menirukan perilaku orang sekitar. Jika orangtuanya
melakukan hal-hal buruk dengan melanggar peraturan agama,
anaknya juga akan melanggar perintah agama juga. Namun, jika
orangtua berperilaku baik maka anak tersebut juga akan berperilaku
baik pula seperti orangtuanya. Maka, sudah seharusnya oarngtua
bersifat dan bersikap baik.

15
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang memberikan
contoh baik, maka baginya pahala atas perbuatan baiknya dan
pahala orang yang mengikutinya sedikitpun. Dan barang siapa
memeberi contoh buruk, maka bagninya dosa atas perbuatannya
dan orang-orang ynag mengikutinya hingga hari kiamat, yang
demikian itu tanpa dikurangi sedikit pun dosa orang-orang yang
mengikutinya”(HR Muslim)24

2.2.8 Menegur dan Membetulkan Kesalahan Anak


Setiap muslim akan mempertanggungjawabkan perbuatannya
pada akhir esok. Pertanggungjawaban itu sesuai dengan apa yang
pernah mereka buat saat berada didunia. Maka, orang tua wajib
membetulkan kesalahan terhadap anak yang salah. Dijelaskan dalam
hadist

Rasulullah bersabda, “Sungguh meluruskan perilaku anak(yang


sala) itu adalah lebih baik dari bersedekah satu gantang”.25

Sebab, jika kesalah itu tidak dibetulkan sejak dini akan menjadi
kebiasaan yang buruk pada saat mereka dewasa nanti. Namun, cara
membetulkan dan menegur pada anak haruslah dengan cara yang
halus tidak dengan cara yang kasar. Hal tersebut perlu dilakukan
agar anak tidak takut lagi dalam mengerjakan suatu hal, namun dapat
melakukan lagi hal yang sama dengan cara yang baik dan benar.

2.3 Tujuan Keluarga Harmonis

Sebuah keluarga tentunya mempunyai arah tujuan bagaimana keluarga itu


Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 14121
akan berjalan. Dengan tujuan yang sudah disepakati saat akan membentuk
22
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla
keluarga, maka2014, hal 141
akan timbul sebuah keinginan untuk mewujudkan tujuan
Hamid Fatchul M Jakarta Qibla 2014, hal 141 23

16
keluarga. Tujuan utama dalam membentuk keluarga yaitu, terciptanya
keluarga harmonis. Sesudah tujuan keluarga harmonis dapat terwujud maka
dapat

2.4 Keistimewaan Keluarga Harmonis

Untuk menciptakan keluarga harmonis perlu adanya kesinambungan antar


anggota keluarga. Terciptanya sebuah keluarga harmonis merupakan
dambaan setiap orang yang membangun rumah tangga. Sebuah keluarga
dapat dikatakan harmonis apabila muncul suasana tentram, damai, timbul rasa
saling mengasihi, menyayangi. Untuk mencapai sebuah keluarga harmonis
tentu tidaklah mudah. Maka, jika keluarga tersebut sudah dikatakan keluarga
harmonis pasti mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang tidak akan
ditemui pada keluarga biasa. Kesitimewaan-keistimewaan keluarga harmonis
antara lain :

2.4.1 Terciptanya suasana yang kondusif dalam keluarga

Keluarga yang harmonis akan menciptakan suasana yang kondusif.


Dimana setiap anggota keluarga akan mempunyai rasa saling
menghormati, menghargai, menasihati, dan saling mengingatkan.
Susana tersebut akan membuat anggota keluarga lainnya betah untuk
tetap dirumah. Pertengkaran, perkelahian, maupun perselisihan dapat
dihindari antar sesama anggota keluarga.

2.4.2 Berhasilnya dalam mendidik anak

Sebuah keluarga yang harmonis tentu didalamnya


mempunyai sistem cara mendidik anak yang baik dan benar.
Mendidik anak sangatlah penting, karena hasil didikan tersebut

17
akan digunakan bekal oleh anak pada suatu hari nanti. Berhasilnya
mendidik anak akan tergantung bagaimana keadaan suasana dalam
keluarga. Suasana yang tentram, penuh cinta ,dan kasih sayang
akan memberikan faktor pendukung yang lebih. Suasana tersebut
akan memunculkan sifat anak yang baik dan kritis
terhadaplingkungan sekitar. Berbeda dengan anak yang dididik
dalam keluarga yang mempunyai suasana gaduh, penuh dengan
kekecewaan, dan perkelahian. Hal tersebut akan memunculkan sifat
anak yang seperti itu pula.

2.4.3 Terciptanya pribadi yang unggul

Ketika terciptanya keluarga harmonis, akan muncul generasi


yang unggul. Hal tersebut terjadi karena dalam proses
pembentukan pribadi mereka saat masih kanak-kanak dapat
berjalan dengan baik. Orang tua mempunyai peran sangat penting
dalam membentuk pribadi anak-anaknya. Termasuk orang sekitar
juga mempunyai pengaruh yang besar pula dalam pembentukan
pribadi mereka. Karena sebagian besar anak-anak akan meniru
tingkah laku orang disekitar mereka. Ngan Lingkungan yang baik
juga berpengaruh pada pembentukan pribadi mereka karena
pembentukan pribadi mereka bukan hanya pada keluarga juga
lingkungan sekitar, namun juga lingkungan mereka bermain,
sekolah, dan lingkungan baru mereka. Jadi, faktor utama dalam
pembentukan pribadi unggul yaitu keluarga, walaupun lingkungan
lain juga dapat mempengaruhi pribadi mereka tetapi jika
keluargalah yang akan menjadi basis utama dalam pembentukan
pribadi seorang anak.

18
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa:

1. Keluarga harmonis adalah keluaraga yang didalamnya terdapat suasana


yang tentram,damai, dan dipenuhi kasih sayang dan cinta anatarsesama
anggota keluarga
2. Untuk mencapai keluarga yang bahagia diperlukan berbagai langkah yang
sesuai tuntunan dalam Al-Quran dan Hadist agar tujuan dalam
membentuk keluarga yang harmonis dapat tercapai sesuai syariat islam.
3. Keluarga harmonis akan memiliki keistimewan-keistimewaan yang tidak
didapatkan dalam keluarga biasa

Saran

Dari uraian di atas dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Orang tua sebaiknya dapat berperan aktif dalam proses pendidikan anak
dalam mewujudkan keluarga yang harmonis
2. Lingkungan sekitar maupun anggota keluarga lain diharapkan dapat
membantu agar dapat terwujudnya keluarga harmonis

19
Daftar Pustaka

Mansyur Yusuf. 2015. Keluargaku Surgaku. Jakarta;Zikrul Media Intelektual

Hamid Mubin F. 2014. Tuntunan Mewujudkan Keluarga Bahagia.


Jakarta;Qibla

Subaiti Musa. Dr. 1996. Akhlak Keluarga Muhammad SAW. Jakarta;Lentera

http://mozaikbimbingankonselingii.blogspot.co.id/2013/04/konsep-keluarga-
bahagia-makalah-mk-bk.html

http://mishhba7.com/2015/10/penegertian-sakinah-mawaddah-warahmah-
pernikahan.html

Http://www.sarjanaku.com/2013/01/penegrtian-keluarga-harmonis.html

20

Anda mungkin juga menyukai