PEMBAHASAN
terdapatnya perbedaan para ahli dan praktisi tersebut dalam latar belakang teori,
sudut pandang, unit studi, dan keunikan pengalaman dalam melakukan praktik
konseling.
isteri untuk memecahkan masalah dan cara menentukan pola pemecahan masalah
isteri, dan suami-isteri) oleh konselor profesional, agar mereka dapat berkembang
4
5
antaranggota keluarga (ayah, ibu, anak), peranan dan tanggung jawab masing-
konseling keluarga sebagai: "… the attempt to modify the relationship in a family
balance with all the members are comfortable." Artinya, konseling keluarga ialah
person dan keluarga sebagai suatu sistem sosial kembali menjadi harmonis dan
fungsional.
umumnya. Namun demikian, orientasi itu tidak memadai lagi jika dihubungkan
pasangan suami-isteri selaku klien yang terpisah dari sistem keluarga harus
isteri atau keluarga adalah suatu sistem. Jika suami terganggu maka akan
terganggu pula isterinya, sehingga sistem keluarga itu bisa tidak berfungsi. Atas
7
dasar pemikiran tersebut dalam buku ini digunakan istilah konseling perkawinan
dan keluarga.
keluarga merupakan salah satu bentuk proses bantuan profesional yang diberikan
sehingga keluarga sebagai suatu sistem sosial kembali menjadi harmonis dan
kegiatannya.
bantuan yang diberikan oleh konselor kepada anggota keluarga, termasuk siswa
gilirannya mereka dapat kembali menjadi well adjusted person dan keluarga
sebagai suatu sistem sosial kembali menjadi harmonis dan fungsional. Sementara
konseling perkawinan adalah cabang dari konseling keluarga dengan tujuan agar
antara mereka.
9
Individual
individual. Keenam sudut tinjauan itu adalah: (1) fokus perhatian, (2) klien yang
menjadi sasaran, (3) sistem perawatan, (4) letak dan kekuatan pengaruh terhadap
dalam hubungan antarpribadi antara suami dan isteri. Fokus perhatian konseling
Ditinjau dari sudut konseli atau klien yang menjadi sasaran, konseling
perawatan kesehatan mental untuk suami isteri yang terlibat dalam proses
perawatan kesehatan mental untuk seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam
dominan yang memengaruhi perilaku individu. Misalnya hubungan antara ibu dan
transaksi antarpribadi yang terjadi dalam sistem keluarga sebagai suatu bentuk
keluarga menekankan pengubahan sikap oposan dari salah satu pasangan, suami
atau isteri dan anggota keluarga. Perubahan terapiutik yang diharapkan terjadi
adalah berubahnya perilaku suami atau isteri dan anggota keluarga yang menjadi
dari suatu proses konseling perkawinan dan keluarga adalah agar suami isteri
selaku klien atau anggota keluarga selaku klien dapat bertransaksi dengan baik,
menafsirkan persaingan, melihat diri sendiri sebagaimana suami atau isteri dan
anggota keluarga lain melihatnya, mengemukakan kepada orang lain tentang apa
melalui pengalaman, bebas dari pengaruh masa lalu, dan dapat mengemukakan
lainnya.
12
perkawinan dan keluarga (Corsini, 1984; dan Cottone, 1992) dapat dikemukakan
1. Tujuan kognitif
2. Tujuan afektif
a. Memperkuat fungsi ego dari pasangan suami isteri dan anggota keluarga.
antar-anggota keluarga.
anggota keluarga.
3. Tujuan psikomotorik
keluarga.
14
menjadi fungsi: (1) remedial atau rehabilitasi, (2) preventif, dan (3) edukatif atau
pengembangan
perkawinan dan keluarga adalah fungsi remedial, karena sangat dipengaruhi oleh
psikologi klinik dan psikiatri. Fungsi remedial berfokus pada penyesuaian diri,
pasif-reaktif, dengan format layanan baku yang ditujukan kepada pasangan suami-
isteri dan anggota keluarga yang sedang mengalami masalah. Model pasif-reaktif
Bantuan itu berupa intervensi lebih dini terhadap kehidupan perkawinan dan
keluarga.
15
mendahului kebutuhan akan konseling atau terjadinya masalah pada diri individu
isteri dan anggota keluarga mendalami dan menjelaskan nilai-nilai diri yang
arah dan tujuan perkawinan dan keluarga, dan menghadapi kesepian dan masalah-
menjadi dua, yakni ascribed posisi yang sesuai dengan sifat khusus (urutan
kelahiran, jenis kelamin, atau umur), dan achieved yakni posisi berdasarkan apa
counselors put into effect the obligations and responsibilities of their positions,
they are said to be performing their role”. Dengan demikian, peran konselor
adalah tugas dan tanggung jawab yang diemban seseorang selaku konselor.
perkawinan dan keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua peranan, yaitu: (1)
selaku konduktor dan (2) selaku reaktor. Peran sebagai konduktor dalam
dalam proses konseling atau lebih banyak berperan sebagai pemimpin. Sedangkan
peran sebagai reaktor dalam konseling perkawinan dan keluarga apabila konselor
keluarga.
Cottone, 1992: Sue, 2003; Capuzzi, 2003) dapat disimpulkan bahwa terdapat
17
akan mendatangkan stres, dan stres inilah yang akan ditangani konselor.
hal ini, konselor mengajak konseli/klien untuk melihat dirinya sendiri dan
18
yang netral atau tidak menilai dan tidak memberi julukan yang negatif terhadap
suami-isteri dan anggota keluarga atau pesan-pesan pasangan suami-isteri dan dua
budaya yang lebih besar yang ada di luar kehidupan perkawinan dan keluarga.
19
Model konseling perkawinan dan keluarga ialah suatu rencana atau pola
yang sulit dan rumit, sama sulit dan rumitnya apabila seseorang akan
begitu, banyak upaya yang telah dilakukan oleh teoretisi konseling untuk
persamaan "Counselor Styles". Metode ini digunakan oleh the Group for the
mengklasifikasikan konselor dari "A" sampai "Z" berdasar pada orientasi teoretis
perkawinan dan keluarga dengan style "A" tindakannya sama dengan konselor
keluarga berstyle "Z", menggunakan cara berpikir "sistem" klien adalah sistem
keluarga yang disfungsional atau sistem keluarga yang tidak berfungsi dengan
baik.
Ferber pada tahun 1969 (Mahmud, 2006) membuat klasifikasi model konseling
konseling yaitu, model konduktor dan model reaktor. Model konseling konduktor
reaktor ditandai dengan sifat-sifat pribadi konselor yang pasif dan non-direktif,
serta mampu mengamati dan mengklasifikasi dengan baik interaksi yang terjadi
pelaksanaan konseling keluarga yang berkembang pada saat itu. Berdasar pada
kelompok utama, yaitu model psikodinamika dan model sistem. Model konseling
pendekatan individual (sama dengan posisi “A” dalam laporan APGA), lebih
sebagai suatu kelompok yang alamiah. Dalam hal ini konselor bertindak sebagai
21
kejadian yang berlangsung selama sesi konseling, (3) Konselor yang agresif,
direktif dan ahli yang secara nyata melakukan layanan konseling perkawinan dan