Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PERKULIAHAN MSDM

PENDIDIKAN 2010
TM Tanggal MATERI
1,2 1. Rencana perkuliahan dan Konsep Dasar MSDMPendidikan
2. MANEJEMEN STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA
3,4 1. JOB ANALYSIS dan Perencanaan Pekerjaan dalam
Pendd
2. PERENCANAAN dan REKRUTMEN SDM PENDIDIKAN

5,6 1. SELEKSI
2. ORIENTASI SDM PENDIDIKAN

7,8 1. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN


2. U T S

9, 10 1. PENILAIAN KINERJA, 2. PENGELOLAAN DAN


PERENCANAAN KARIR DALAM PENDIDIKAN

11,12 1. MOTIVASI, TUNJANGAN DAN PROGRAM


KESEJAHTERAAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2. MANAJEMEN GAJI DAN PENINGKATAN PRODUKTIFITAS
TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN

13,14 1. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


2. PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

15,16 1. SDM PENDIDIKAN DI MASA DEPAN


2. U A S
KEPEMIMPINAN DAN PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN

Definisi kepemimpinan dalam pendidikan


Tipe kepemimpinan dalam pendidikan
Syarat kepemimpinan dalam pendidikan
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
”Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat ’Aku hendak jadikan
Khalifah di muka bumi’”. (QS. Al-Baqarah Ayat 30)

Definisi:
 Kepemimpinan (leadership) berbeda dengan pemimpin (leader). Manager?
Kepemimpinan  proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir
menuju kepada penentuan dan pencapain tujuan (Ralp M. Stogdill).
 Kepemimpinan keseluruhan aktivitas untuk mempengaruhi serta menggiatkan orang
dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan (George R. Terry).
 Kepemimpinan kemampuan untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok
dengan maksud mencapai suatu tujuan yang dinginkan bersama.

 Pemimpin  seseorang atau sekelompok orang seperti kepala, komandan,


ketua dan sebagainya.

 terjadi proses interaksi antara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi.

 proses kepemimpinan dapat dirumuskan melalui formula berikut:


L = F (l, f, s)
Keterangan :
L = Leadership (kepemimpinan)
F = Function (fungsi)
l = Leaders (pemimpin)
f = Follower (pengikut/yang dipimpin)
s = Situation (situasi)
Tipe dan syarat kepemimpinan dalam
pendidikan
Tipe kepemimpinan, sebagaimana tipe kepemimpinan secara
konseptual terdapat beberapa tipe yaitu:
1. Tipe otoriter
2. Tipe “Laissez-faire”
3. Tipe Demokratis
4. Tipe Pseudo-demokratis

Syarat kepemimpinan dalam pendidikan:


1. Rendah hati dan sederhana
2. Bersifat suka menolong
3. Sabar dan memiliki kestabilan emosi
4. Percaya kepada diri sendiri
5. Jujur, adil dan dapat dipercaya
6. Keahlian dalam jabatan
Tugas: Cari dan kembangkan model kepemimpinan yang lain
Peningkatan Mutu Pendidikan
• Peningkatan kualitas pengelolaan pendidikan  peningkatan
mutu pendidikan
 pengembangan guru ditingkatkan dan diselenggarakan
secara terpadu  mutu dan jumlah guru cukup
peningkatan produktivitas pendidikan efektif dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pendidikan
• Efisiensi proses memanfaatkan sumberdaya dengan lebih
hemat dari ke 5 M faktor produksi (MAN, MONEY, MACHINE,
MATERIAL, METHODE)
• Efektifitas hasil pemanfaatan sumberdaya dalam mencapai
tujuan pendidikan
• Tujuan Pendidikan Nasional  Tujuan Pendidikan Kab/Kota
 tujuan Sekolah  TIUTIK prestasi siswa  prestasi
guru, sekolah, orang tua
• Kaitkan peningkatan kinerja guru, sekolah, diknas dengan
pendekatan BSC
Total Quality Management
• Beberapa Istilah
Total Quality Mangement (TQM)
Total Quality Education (TQE),
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).
• Pengertian Total Quality Mangement
1. Pengertian Mutu
a. Performance to the standard expected by the customer
b. Meeting the customer's needs the first time and every time
c. The meaning of excellence
d. The best product that you can produce with the materials that you
have to work with
e. Continuous good product which a customer can trust. Dan lain-lain.
• Goetsch dan Davis (1994): "Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan".
• Tom Peters dan Nancy Austin (1985): Mutu adalah sebuah hal yang
menghubungkan dengan gairah dan harga diri.
Meskipun tidak ada definisi yang diterima secara universal, dari definisi-definisi
tersebut terdapat beberapa kesamaan elemen-elemen sebagai berikut:
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2) Kualitas mencakup prouk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3) Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap ber
kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang)
Total Quality Management (cont’d)
2. Pengertian Total Quality Mangement
- Ishikawa: Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam
falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,
teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan.
- Santoso: TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan
pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
- Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa,
sumber daya manusia, proses dan lingkungannya. Sebab,
berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha bertumpu pada
kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.
- Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat
dikemukakan sebagai berikut:
"Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha dengan memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Total Quality Management (cont’d)

III. Goetsch dan Davis: 10 unsur utama (karakteristik) TQM:


1.Fokus Pada Pelanggan
2.Obsesi Terhadap Kualitas
3.Pendekatan Ilmiah
4.Komitmen jangka Panjang
5.Kerja sama Team (Teamwork)
6.Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
7.Pendidikan dan Pelatihan
8.Kebebasan Yang Terkendali
9.Kesatuan Tujuan
10. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

IV. Sejarah Singkat Perkembangan TQM


Evolusi gerakan total quality management (TQM) berawal pada time & motion studi  bapak
manajemen ilmiah Frederick Taylor pada tahun 1920, dari aspek fundamental manajemen ilmiah
pemisahan perencanaan dan pelaksanaan.
Berasal dari Amerika Serikat dikembangkan di jepang  berkembang ke Amerika Utara dan
Eropa. TQM mengintegrasikan keterampilan teknikal dan analisis dari Amerika, keahlian implementasi
dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan integritas dari Eropa dan Asia.
Total Quality Management (cont’d)
V. Landasan TQM
Landasan TQM adalah statistical process control (SPC) yang merupakan
model manajemen manufactur, yang pertama-tama diperkenalkan oleh Edward
Deming dan Joseph Juran sesudah PD II guna membantu bangsa Jepang
membangun kembali infrastruktur negaranya. Ajaran Deming dan Juran itu
berkembang terus hingga kemudian dinamakan TQM oleh US Navy pada tahun
1985. Kita ketahui bahwa TQM terus mengalami evolusi, menjadi semakin
matang dan mengalami diversifikasi untuk aplikasi di bidang manufactur,
industri jasa, kesehatan, dan dewasa ini juga di bidang pendidikan.
Oleh karen itu mengikuti ajaran Deming, Juran dan Philip Crosby dalam
mengimplementasikan TQM memang perlu, tetapi belumlah cukup. Sebab
TQM terus mengalami evolusi, maka untuk menghayati state-of-the-art TQM
perlu diketahui juga kontribusi bidang manajemen dan organizational
effectiveness dalam membangun TQM sebagai dimensi yang lain. Kontribusi
bidang tersebut merupakan satu dimensi tersendiri yang dapat disebut sebagai
akar TQM, antara lain terdiri dari group dynamics, organization development
(OD), sosiotechnical system dan lain-lain. TQM yang dikenal sekarang ini
banyak berbeda tekniknya dengan apa yang dikembangkan di Jepang (1950-
an) dan yang pertama-tama dikembangkan di Amerika (1980-an). Penerapan
TQM di berbagaii bidang membutuhkan kerangka sendiri dalam manajemen
kualitas.
Total Quality Management (cont’d)
VI. Tokoh-Tokoh Mutu
1. W. Edwards Deming, Out of the Crisis, dipublikasikan pada tahun 1982.
Deming melihat bahwa masalah mutu terletak pada masalah manajemen.
2. Joseph Juran juga pelopor lain revolusi mutu Jepang. Pada tahun 1981,
kaisar Jepang memberikan anugerah bergengsi, Order of the Sacred Treasure.
Juran terkenal karena keberhasilannya menciptakan "kesesuaian dengan
tujuan dan manfaat". Ia dikenal sebagai "guru" manajemen pertama dalam
menghadapi isu-isu manajemen mutu yang lebih luas. Dia yakin (sebagaiman
juga Deming) bahwa kebanyakan masalah mutu dapat dikembalikan pada
masalah keputusan manajemen.
3. Philip Crosby selalu diasosiasikan dengan dua ide yang sangat menarik dan
sangat kuat dalam mutu. Yang pertama adalah ide bahwa mutu itu gratis.
Menurutnya, terlalu banyak pemborosan dalam sistem saat mengupayakan
peningkatan mutu. Kedua adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan,
pemborosan, dan penundaan waktu – serta semua hal yang "tidak bermutu"
lainnya – bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan untuk itu. Ini
adalah gagasan "tanpa cacat" (Zero Defects)-nya yang kontroversial. Kedua
ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia pendidikan.

VII. PRINSIP DAN UNSUR POKOK DALAM TQM


Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
2. Respek Terhadap Setiap Orang
3.Manajemen Berdasarkan Fakta
4.Perbaikan Berkesinambungan
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan

• Menurut Slamet PH (2000), sumber penyebab rendahnya kualitas pendidikan


adalah aspek pengelolaan atau manajemen. Secara internal hal tersebut
disebabkan oleh penerapan pendekatan input-output yang keliru. Terlalu
mengedepankan aspek input pada penyelesaian hampir semua kasus pendidikan
di sekolah. Ada satu faktor yang terlupakan, yaitu bagaimana berbagai input
tersebut dipertemukan dan berinteraksi di dalam proses belajar-mengajar.

a. Pengertian TQM Dalam Konteks Pendidikan dan Aplikasinya


Edward Sallis mengatakan; TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan
secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada
setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan
para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.Gerakan mutu
terpadu dalam pendidikan  baru,  sedikit literatur sebelum tahun 1980-an.
Inisiatif untuk menerapkan metode ini berkembang di Amerika di Inggris, di
awal 1990-an kedua negara tersebut betul-betul dilanda gelombang metode ini.

b. Manajemen pendidikan mutu terpadu berlandaskan pada kepuasan pelanggan


utama (Internal Customer penglola institusi pendidikan, guru, staff, dan
penyelenggara institusi dan External Customer masyarakat, pemerintah dan
dunia industri). Institusi pendidikanbermutu bila pelanggan internal dan
eksternal puas, gembira, bahagia atas jasa yang diberikan.
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan
(cont’d)

Secara operasional, mutu ditentukan oleh faktor terpenuhinya spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut
tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa.
1. Quality In Fact (mutu sesungguhnya)
- Standar mutu produksi dan pelayanan diukur dengan kreteria sesuai dengan
spesifikasi, cocok dengan tujuan pembuatan dan penggunaan, tanpa cacat (Zero
Defects) dan selalu baik sejak awal (Right First Time and Everytime).
- Dalam penyelenggaraannya, Quality In Fact merupakan profil lulusan institusi
pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh
peserta didik.
2. Quality In Perception (mutu persepsi).
- Mutu dalam persepsi diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna,
meningkatkan minat, harapan dan kepuasan pelanggan.
- Sedangkan pada Quality In Perception pendidikan adalah kepuasan dan
bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan institusi pendidikan.

Pokok-pokok TQM dalam Pendidikan


a. Perbaikan Secara Terus Menerus (Continuous Improvement).
b. Menentukan Standar Mutu (Quality Assurance)
c. Perubahan Kultur (Change Of Culture)
d. Perubahan Organisasi (Upside- Down Organization)
e. Mempertahankan Hubungan Dengan Pelanggan (Keeping Close To The
Customer)
IIX. Implemetasi Total Quality Mangement Dalam Dunia Pendidikan (cont’d)
KENDALA-KENDALA KETIKA MEMPERKENALKAN TQM
Untuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan kerja keras.
Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka perjalanan
mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM membutuhkan mental juara yang
mampu mengahadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Peningkatan
mutu merupakan proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian.
Karena diam di tempat saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda
kegagalan.
1.TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang staf senior terhadap institusi.
2.Kekhawatiran manajer senior dalam mengadopsi metode dan pendekatan yang
baru adalah kendala utamanya.
3.Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah organisasi dalam
menerapkan TQM.
4.Dalam hal ini, perencanaan strategis memiliki peranan penting, untuk membantu
staf memahami misi institusi dan menjembatani jurang dalam komunikasi.
5.Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama mengusung
visi institusi mereka ke depan.
6.Ketakutan manajer senior untuk mendelegasikan bawahannya, maka peningkatan
dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang mustahil.
7.Masalah utama yang sering dialami oleh banyak institusi adalah peran yang
dimainkan oleh manajemen menengah.
8.Manajer senior harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika
menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu.
9.Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap konsekwensi pemberdayaan
juga bisa menghalangi mutu.
SEBAB-SEBAB KEGAGALAN MUTU

a. Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan:


Kegagalan sistem,desain kurikulum yang
lemah,bangunan yang tidak memenuhi syarat,lingkungan
kerja yang buruk,sistem dan prosedur yang tidak
sesuai,jadwal kerja yang serampangan,
sumber daya yang kurang,dan pengembangan staf yang
tidak memadai.
b. Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu:
prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,
kegagalan komunikasiatau kesalah-pahaman,
anggota individu staf yang tidak memiliki skil,
pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang guru atau manajer pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan
Tony Henri, kepala sekolah Birmingham College mengungkapkan;
Mutu lebih menekankan pada kegembiraan dan kebahagiaan pelanggan dan bukan sekedar kepuasan
pelanggan. di Indonesia ’PAIKEM GEMBROT’
Lebih menekankan pada keterlibatan seluruh staf dan tidak bersifat hirarkis.
Lebih menekankan pada perbaikan mutu secara terus-menerus dan bukan sekedar lompatan mutu yang
temporal.
Mutuadalah: hidup, cinta, hasrat, perjuangan, pemeliharaan, tangis, tawa, dan seterusnya.
Institusi yang efektif membutuhkan strategi-strategi yang bertujuan dan kuat agar mampu meraih hasil
yang kompetitif. Agar efektif, institusi memerlukan proses untuk mengembangkan strategi mutunya,
yang mencakup:
1. Misi yang jelas dan distingtif;
2. Fokus pelanggan yang jelas;
3. Strategi untuk mencapai misi;
4. Keterlibatan seluruh pelanggan, baik internal maupun eksternal, dalam
mengembangkan strategi;
5. Pemberdayaan staf dengan cara menghilangkan kendala dan membantu
mereka dalam memberi kontribusi maksimum pada institusi melalui
pengembangan kelompok kerja yang efektif;
6. Penilaian dan evaluasi efektifitas institusi dalam mencapai tujuan yang
berhubungan dengan pelanggan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)

• K3 upaya Pengusaha/manajemen +Karyawan +Pemerintah untuk


mencegah dan menanggulangi kecelakaan ditempat kerja (kebakaran,
peledakan dan penyakit akibat kerja);  ciptakan suasana kerja aman,
nyaman, sehat sehingga  tingkatkan efisiensi, produktivitas naker.
• Keselamatan Kerja aman/selamat, tidak ada kemungkinan
malapetaka/bebas dari bahaya  cegah dan tanggulangi kecelakaan
• Kesehatan Kerja kesehatan fisik dan mental, terbebas dari rasa sakit
akibat penyakit, stres atau ketegangan
• Dit.Binwas norma K3 Depnaker RI Filosofi K3 ”pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya
menuju masyarakat adil dan makmur”. Sudut keilmuan: “Ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat kerja”.
• Tujuan K3Aspek: kemanusiaan, teknis, ekonomis, sosial, hukum.
• Sasaran K3lindungi Tenaga Kerja dan bahan/peralatan produksi ,
dapat dipakai/digunakan dengan aman, efisien melalui: pencegahan,
pengamanan dan penciptaan lingkungan yang kondusif.
• Ruang Lingkup K3 Tempat kerja, tenaga kerja, bahaya kerja.
• Landasan Hukum K3 (1) UUD 1945, pasal 27 ayat (2), “tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
Iayak bagi kemanusiaan”, (2) UU 14 th 69, tentang ketentuan
pokok naker, bab IV ps 9, ”Tiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan, kesehatan kesusilaan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengat
martabat manusia dan moral agama”, (3) UU no. 1 th 70, tentang
keselamatan kerja, dan (4) UU RI No. 3 th 92 tentang Jamsostek
• Faktor-faktor yang mempengaruhi K3: Lingk.fisik, manusia,
sistem manajemen
• Peranan Manajemen dalam mencapai tujuan
K3Kebijaksanaan Manajemen Puncak, susun prosedur kerja
(SOP)

Anda mungkin juga menyukai