Anda di halaman 1dari 133

RIWAYAT SINGKAT

Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief, MM., M.Pd.


Pendidikan
 S1 IKIP Negeri Yogyakarta - Ekonomi Perusahaan
 S2 STIE Institute Pengembangan Wirausaha Indonesia Jakarta -
Manajemen Sumber Daya Manusia
 S2 Universitas Negeri Jakarta - Administrasi Pendidikan
 S3 Universitas Negeri Jakarta - Manajemen Pendidikan
Pekerjaan
 Dosen Sarjana / Magister UHAMKA
 Dosen Magister Pendidikan Islam ( PTIQ ) Jakarta
 Dosen Magister Manajemen BSI Bandung
 Dosen Doktor Manajemen YAI Jakarta
 Dosen Magister UTP Palembang

Jabatan akademik :
 Guru Besar bidang ilmu administrasi pendidikan

Tugas Profesi
 Asesor Sertifikasi Guru dalam Jabatan
 Instruktur Diklat Profesi Guru
 Tim Penilai Nasional Kepangkatan Fungsional Guru IVa Keatas
 Instruktur Diklat Kepala Sekolah/ KTI

Komunikasi : Hp. 081 380 304 543


Email : madjid_latief@yahoo.co.id 1
KONTRAK PERKULIAHAN

2
Tujuan Instruksional Umum
Menyusun kontrak perkuliahan untuk satu
semester

Tujuan Instruksional Khusus


1. Menjelaskan pengertian dan manfaat
kontrak perkuliahan
2. Menjelaskan komponen kontrak
perkuliahan
3
KONTRAK BELAJAR
Kesepakatan antara Mahasiswa & Dosen tentang
bentuk dan isi program belajar
• Kontrak belajar individual
• Kontrak belajar klasikal / kontrak
perkuliahan
FUNGSI
• Menjelaskan peranan dan tanggung jawab
Mahasiswa dan Dosen
• Meningkatkan efisiensi belajar

4
KOMPONEN KONTRAK PERKULIAHAN
1. Manfaat Mata Kuliah
2. Deskripsi Mata Kuliah
3. Tujuan Instruksional
4. Organisasi Materi
5. Strategi Perkuliahan
6. Materi / Bahan Bacaan
7. Tugas- tugas
8. Kriteria Penilaian
9. Jadwal Kuliah :
• Topik Bahasan
• Bahan Bacaan
5
RANGKUMAN

Kontrak perkuliahan merupakan


kesepakatan Dosen dan
Mahasiswa mengenai berbagai
aspek perkuliahan yang
dilakukan di awal perkuliahan

6
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PTIQ JAKARTA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TAHUN 2014

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Islam


Kode / Semester / Konst : 026 / Genap
Dosen : Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief., MM., M.Pd.

A. Deskripsi Singkat Manajemen


Mahasiswa mampu mengintegrasikan ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik dalam pembahasan variabel, dimensi dan indikator
serta disiplin ilmu yang berkontribusi terhadap manajemen
pendidikan islam.

7
B. Tujuan Mata Kuliah :
Mahasiswa dapat menyusun, definisi-
definisi konseptual dari teori-teori yang
dikaji, menyusun instrument pengumpulan
data dan dapat menjelaskan fenomena-
fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

C. Sistem dan Metode Perkuliahan


Kontrak Kuliah diawal perkuliahan,
penyajian materi sesuai dengan pokok
bahasan, penugasan individu dan
kelompok, bedah kasus, diskusi,
presentasi, UTS dan UAS.
8
D. Materi Ajar
Perte
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan
muan
1 Introduction 1. Kontrak Perkuliahan
2. Isu-Isu Seputar Pendidikan
3. Permasalahan Dalam Pendidikan

2 Dimensi-Dimensi dalam Aplikasi delapan dimensi administrasi


Administrasi Pendidikan pendidikan:
1.Social ad Culture Dimensions
2.Learning Process Efectivity
3.Organizational Behavior in Educational
4.Economics and Financing
5.Human Resource Development
6.Law and Profesional Dimension
7.Political Dimension
8.Technical Information Dimension
9
3 Kepemimpinan dalam 1. Pengertian Kepemimpinan
Manajemen Pendidikan 2. Pengertian Manajemen
3. Dimensi Tipe Kepemimpinan
4. Teori Kepemimpinan
5. Kewenangan dan Tanggung Jawab

4 Strategi dan Pendidikan 1. Langkah-langkah Dalam Pengelolaan


Strategi Pendidikan
2. Visi dan Misi Dalam Pendidikan
3. Berfikir Sistemik/Holistik
4. Siklus Dalam Strategi Pendidikan

5 Pengambilan Keputusan dalam 1. Penemuan Masalah


Pendidikan 2. Sifat Pengambilan Keputusan
3. Model Pengambilan Keputusan
4. Penggunaan Perangkap Kuantitatif

6 Perencanaan dalam pendidikan 1. Pengertian dan Hakekat Perencanaan


2. Pentingnya Perencanaan
3. Langkah-Langkah Perencanaan 10

4. Perencanaan Dalam Pendidikan


7 Model dalam Manajemen 1. TQM, TQE, Konsep Dasar dan Pendekatan
Dalam Pendidikan
2. MBO, Konsep Dasar dan Pendekatan Dalam
Pendidikan

8 UTS

9 Pengembangan SDM 1. Pengertian Pengembangan


Pendidikan 2. Pendekatan Pengembangan
3. Strategi Pengembangan

10 Learning Organization 1. Kepemimpinan


(Sekolah Sebagai 2. Struktur Berbasis Tim
Organisasi Pembelajar) 3. Pemberdayaan Staf
4. Strategi Partisipatif
Budaya Adaftif.

11 Pengawasan dan Supervisi 1. Pengertian dan Hakekat Pengawasan


Pendidikan 2. Pengawasan Dalam Pelaksanaan Program
Pendidikan
3. Konsep Dasar dan Supervisi Pendidikan 11

4. Pendekatan dalam Supervisi Pendidikan


12 Layanan dalam Dimensi-Dimensi Mutu Layanan
Pendidikan Dalam Pendidikan

13 Komunikasi dalam 1. Konsep Dasar Dalam Pendidikan


Pendidikan 2. Proses Komunikasi
3. Landasan Komunikasi
4. Hambatan Dalam Komunikasi

14 Efektifitas Kualitas Guru 1. Jabatan Guru Sebagai Profesi


dan Tenaga 2. Guru yang Kompeten
Kependidikan 3. Sertifikasi Guru

15 Evaluasi Kinerja 1. Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah


2. Evaluasi Kinerja Pengawas
3. Evaluasi Kinerja Guru
4. Evaluasi Kinerja Lembaga

16 UAS
12
E. Daftar Pustaka
 Anderson, The Social Contect of Education Planning.
 Blaine R. Worthen & James R. Sanders. 1987. Educational Evaluation. New York: Longman.
 Edward T. Swan. Let’s Put More Quality into, TQM. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
 Frederick C. Rau. Quality Opportunities in Education. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
 Furter Pierre, The Planner and Lifelong Education, Unesco: International Institute for Educational
Planning
 Gamble Paul R & John Blackwell, 2002. Knowledge Management, Printed and Bound in Great Britain
by Biddles Ltd.
 Iman Barnadib. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
 James R. Sanders. Chair. 1994. The Program Evaluation Standars. California: SAGE Publication,
Inc.
 Jerry Summers. Quality Standars for schools. Contemporary Education, vol. 67. No. 2. 1996
 Jossey, Boss. Educational Administration: A Project of the American Educational Research
Association, 1999. San Fransisco. Publishers.
 Mulyasa E, (2002). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Penerbit PT. Remaja Rosdakarya
 Newell A. Clarence, 1978. Human Behavior in Educational Administration. Prentice Hall, Inc.
Englewood Cliffs, New Jersey. London.
 Oliva, F. Peter, 1984. Supervision for today’s school. Longman, NewYork and London
 Rank W. banghart & Albert Trull, Educational Planning. Jr The Mac Millan Company. New York. 2002
 Satinder Dhiman & Daniel Seymour. Leading The Quality Revolution: Same Key Challenges.
Contemporary Education. Vol. 67. No.2. 1996.
 Wayne K. Hoye Cecil G. Educational Administration Theory, Research and Practice. Miskel. Mc.
Graw-Hill 2001.
 Wirawan, 2013, Kepemimpinan Konsep dan Teori Dalam Penelitian, Jakarta: PT. Raja Gravindo
13
Persada.
F. Komponen Penilaian/Nilai

14
Penugasan
I Individu
a. Membahas setiap pokok bahasan mulai urutan nomor 3
s.d nomor 15 dibagi menurut urutan absensi.
b. Pembahasan dengan menggunakan konsep teori dari
berbagai sumber yang menggunakan catatan sumber
(body note). Minimal menggunakan 3 (tiga) sumber
pustaka.
c. Bentuk makalah ilmiah.
Terdiri dari: I Pendahuluan
(Peran dan Fungsi Topik Bahasan)
II Pembahasan
(Pengertian dan Unsur-Unsur
Pembahasan)
III Penutup
- Glosarium
- Daftar Pustaka
d. Penyelesaian tugas pada pertemuan ke-3. 15
II Kelompok
a.Kelompok dibagi menjadi 12 kelompok,
setiap kelompok maksimal 3 orang.
b.Tugas kelompok survey lapangan sesuai
dengan topik pembahasan.
c. Tempat survey Sekolah, Dinas Pendidikan,
dan Yayasan Pendidikan.
d.Buat instrumen pengumpulan data
- Protokol Observasi
- Protokol Wawancara
e. Dibuat laporan pengumpulan data
lapangan (dilengkapi foto-foto dan
lampiran).
f. Tugas selesai s.d pertemuan ke-8.
16
ISU-ISU MENJADI
SOROTAN
PENDIDIKAN

17
Pendidikan dan masa depan
Sepuluh kesalahan dalam pengelolaan
pendidikan nasional pada era orde baru
sekarang telah melahirkan buahnya
yang pahit, yakni:
1. Generasi muda yang langitnya rendah, tidak
memiliki kemampuan imajinasi idealistik.
2. Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi
dalam lapangan kerja pasar global.

18
3. Birokrasi yang lamban, korup dan tidak kreatif.
4. Pelaku ekonomi yang tidak siap bermain fair.
5. Masyarakat luas yang mudah bertindak anarkis.
6. Sumberdaya alam (terutama hutan) yang rusak
parah.
7. Cendekiawan yang hipokrit.
8. Hutang luar negeri yang tak tertanggungkan.
9. Merajalelanya tokoh-tokoh pemimpin yang rendah
moralnya.
10. Pemimpin-pemimpin daerah yang kebingungan.
Bupati daerah minus tetap mengharap kucuran dari
pusat, bupati daerah plus menghambur-hamburkan
uang untuk hal-hal yang tidak strategis.
19
KEADAAN KITA SEKARANG
 Menurunnya moral
 Terjadinya dan tetap suburnya KKN
 Penjarahan, pembunuhan, perkosaan,

pembakaran, perusakan, penculikan.


 Tidak satunya kata dengan perbuatan
 Ketidakmampuan mengendalikan diri
 Egoisme, kambing hitam
 Krisis keteladanan, merebaknya
ketidakadilan
 Keterpurukan secara ekonomi  Kemiskinan
20
KEADAAN KITA SEKARANG
 Pemaksaan kehendak  Ketidaksiapan
berdemokrasi
 Tawuran
 Ancaman Disintegrasi
 Maraknya pertentangan atas dasar SARA
 Menipisnya toleransi
 Rendahnya mutu pendidikan
 Besarnya dropout dan anak tidak sekolah
 Meningkatnya PHK dan Pengangguran
 Ancaman dan Ketidakpedulian terhadap
lingkungan
 Konflik penegak hukum

21
SEKOLAH
 TIDAK ADA PENGGANTI PENDIDIKAN
FORMAL
 GURU TIDAK DAPAT DIGANTIKAN
 TUNTUTAN YANG MAKIN BERAT
 KURIKULUM YANG OVERLOAD
 VARIASI MURID YANG BERTAMBAH BESAR
 LEDAKAN ILMU DAN MEDIA
 LULUSAN MENGANGGUR

22
PENDIDIKAN
• Pembentukan Moral
• Latihan berdemokrasi
• Menghilangkan kemiskinan
• Pengembangan potensi belajar untuk
belajar
• Pendidikan demokrasi dan toleransi
• Pengembangan potensi pribadi secara
maksimal
• Mempersiapkan generasi penerus yang
lebih baik  tidak mengulang kesalahan
masa lalu
• Pengentasan kemiskinan dan kebodohan
• Penyelamatan lingkungan

23
GURU
 KESEJAHTERAAN GURU
 GURU KURANG PROFESIONAL
 KECINTAAN TERHADAP ANAK DAN
PEKERJAAN YANG MINIMAL
 KREATIVITAS YANG TERHAMBAT DAN
TIDAK TERLATIH
 KETIDAKMAMPUAN BEKERJA DALAM
TEAM
 TIDAK TERLATIH DALAM BERDEMOKRASI
 DIBIASAKAN SEBAGAI ALAT

24
PENDIDIKAN GURU
• Tidak terpisah dari penghargaan profesi guru
• Dialogis
• Pembentukan kepribadian dan moral
• Pengembangan intelektual yang tinggi
• Pengembangan kecintaan terhadap anak, profesi
• Bekerja dalam team dan berdemokrasi serta
toleransi
• Orientasi standard performance yang tinggi
• Kaya, bervariasi dan fleksibel
• Keterlibatan yang lebih intensif dari mahasiswa
dan dosen
• Student centre learning

25
PENDIDIKAN GURU
 Kepandaian memilih esensial dari yang tidak
 Kemampuan melibatkan anak
 Belajar bagaimana belajar untuk
pengembangan profesi
 Kemampuan untuk memotivasi anak
membawanya beradvounturir dalam World
Of Mind
 Pengembangan sifat sabar, toleran dan
kemampuan berempati.
 Masyarakat LPTK adalah masyarakat yang
dipelajari dan diteladani calon guru.

26
MASALAH-MASALAH DALAM
MANAJEMEN
PENDIDIKAN DI INDONESIA

 Masalah pemerataan akan


kesempatan pendidikan
 Masalah kualitas pendidikan
 Masalah produktivitas pendidikan
 Masalah efektivitas dan efisiensi
pendidikan

27
SCHEME OF EDUCATION IN
INDONESIA
Age Year Stage Level InSchool Out of School
27 21 U I H
26 20 Doctor N N I S3
25 19 I S G
V T H
24 18
Magister
Higher
E I S S2 Open
23 17 C
R T
22 16
Education
H P University
S U
21 15 O O A D3
I T
L
20 14 Sarjana T O C D2
I A
19 13 Y L D1
18 12 3
17 11 Secondary Courses and
2
16 Education Training
15 10 1
28
SCHEME OF EDUCATION IN
INDONESIA

Age Year Stage Level InSchool Out of School


9
14 8
13 7
12 6
Basic
Package A
11 5
10 4
Education Programme
9 3
8 2
7 1
6 OA
5 OB

29
DIMENSI-DIMENSI
DALAM
ADMINISTRASI
PENDIDIKAN

30
DIMENSI-DIMENSI DALAM
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Social and culture dimension
Learning process efectively
Economic and financing dimension
Organizational behavior in
education dimensions
Political demensions
Law and profesional dimension
Human resources development
dimension
Technical Information dimension
31
KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN

32
KEPEMIMPINAN DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN
John Kotter (1990) dari Harvard Business School
membedakan antara kepemimpinan dan manajemen
dalam proses inti dan hasil yang diharapkan.
Manajemen berusaha membuat perkiraan dan aturan
dengan (1) menetapkan sasaran operasional, membuat
rencana tindakan berdasarkan jadwal, dan
mengalokasikan sumber daya; (2) mengorganisasikan
dan menugaskan (menentukan struktur, menugaskan
orang ke berbagai pekerjaan); dan (3) memantau hasil
dan menyelesaikan masalah. Kepemimpinan berusaha
untuk membuat perubahan dalam organisasi dengan (1)
menyusun visi masa depan dan strategi untuk membuat
perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan
dan menjelaskan visi, dan (3) memotivasi dan memberi
inspirasi kepada orang lain untuk mencapai visi itu

33
Tabel Perbedaan antara Pemimpin dan Manajer
MANAJER
PEMIMPIN
Melakukan inovasi Mengurus
Mengembangkan Mempertahankan
Memberikan inspirasi Mengendalikan
Memiliki pandangan jangka Memiliki pandangan jangka
panjang pendek
Menanyakan apa dan mengapa Menanyakan bagaimana dan
kapan
Memunculkan Mengawali
Menantang status quo Menerima status quo
Melakukan sesuatu yang benar Melakukan sesuatu dengan
benar

SUMBER : Perbedaan diambil dari W.G. Bennis, On Becoming a Leader


(Reading, MA: Addison-Wesley, 1989).
34
PENGERTIAN PENDIDIKAN
 Pendidikan adalah proses pemberian bantuan,
pertolongan, pengarahan dan bimbingan oleh orang
dewasa (pendidik) pada anak yang belum dewasa (anak
didik) untuk mencapai kedewasaannya (tujuan
pendidikan) masing-masing.
(Langeveld)
 Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional
ke arah alam dan kebersamaan manusia.
(John Dewey)

PERTEMUAN LIFE LONG EDUCATION TUTUP USIA


JODOH
PROSES PENDIDIKAN
35
ADMINISTRASI DAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Administrasi Pendidikan merupakan keseluruhan
kebijakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
total. Dalam mencapai tujuan secara total, harus
dilakukan oleh organisasi pendidikan sebagai wadah
dan manajemen pendidikan sebagai pelaksana
pendidikan. Dalam pengertian ini manajemen
pendidikan sebagai bagian dari administrasi
pendidikan.
Disisi lain administrasi pendidikan diartikan sebagai
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta
pengawasan pendidikan. Dalam pengertian ini
administrasi pendidikan sama dengan manajemen
pendidikan

36
Hasil Penelitian CEO
(Chief Executive Officer)
Most Successfull ada 2 hal :
1 Bagaimana pemimpin itu sukses adalah dari sisi
manajerial
2 Adalah kepribadiannya secara umum sama dengan
kriteria 10 item:
 Passion
 Cara berpikir yang jelas dan rasional
 Memiliki kemampuan komunikasi
 Sehat Jasmani
 Kecerdasan dan Kreatifitas
 Kecerdasan spiritual
 Rendah Hati
 Perilaku positif
 Faktor keluarga yang utuh
 Memiliki perpaduan antara keterampilan
manajerial dan kepemimpinan 37
Perbedaan Administrator, Manajer dan
pemimpin
FAKTOR ADMINISTRATOR MANAJER PEMIMPIN

Memberi imbalan Imbalan diberikan Kerja lebih Imbalan besar


bawahan berdasarkan keras berdasarkan hasil
kebijakan mendapatkan kerja
organisasi imbalan lebih
besar
Dasar Keputusan dibuat Berpegang Keadaan khusus
pengambilan berdasarkan teguh pada memerlukan
keputusan kebijakan dan kebijakan: keputusan yang
prosedur yang ada penyimpangan berbeda
hanya jika dapat
dipertanggung
jawabkan

Kreativitas / Perubahan Perubahan Perbaikan berasal


inovasi merupakan melalui dari perubahan
ancaman perencanaan

Efisiensi / Meliputi rician Melakukan Melakukan sesuatu


efektivitas mendalam sesuatu dengan dengan benar 38
benar
Pemikiran Jangka pendek: Jangka Strategik 5-10
kerangka waktu bulan ke bulan, menengah 2 tahun
tahun ke tahun sampai 4 tahun
Perubahan Mempertahanka Perubahan Perubahan
n status quo dilakukan jika didorong secara
terjadi masalah terus menerus
besar atau jika
ada tekanan
Konflik Hindarkan Diselesaikan Memahami
konflik dengan jika konflik jadi konflik akan
biaya apa saja membesar terjadi,
menyelesaikann
ya untuk
perubahan
Loyalitas Kepada Campuran Kepada
bawahan kebijakan antara kepada pemimpin
kebijakkan dan
manajer
Pengambilan Hindarkan Memanajemeni Mendorong
resiko dengan biaya risiko agar pengambilan
apapun minimal resiko 39
terencana
Sumber:McConkey (1989)
Pendekatan Hindari seperti Reaktif pecahkan Proaktif problem
kepada problem penyakit ketika muncul normal bagian
dari pekerjaan

Dasar loyalitas Dituntut Diperoleh Diberikan


bawahan dengan
sukarela
Delegasi Mempunyai Mendelegasikan Mendelegasikan
wewenang wewenang sesuai sepenuhnya
terbatas sehingga dengan tanggung dengan kontrol
terjadi delegasi jawab minimal
terbatas
Pengontrolan Ekstensif sering Ketat berdasarkan Minimal yang
eksesif delegasi diperlukan untuk
kekuasaan mengontrol

Komunikasi Dari atas ke Berdasarkan Mengembangkan


bawah dan metode yang komunikasi 2
internal ditentukan arah dan
komunikasi
eksternal
Tekanan Kaku sesuai Menekankan pada Menekankan pada
40
organisasi dengan ketentuan organisasi formal organisasi
informal
NO DIMENSI INDIKATOR
KISI-KISI
1 OTOKRATES VARIABEL GAYA
a. Menanggapi organisasi PEMIMPIN
milik pribadi
b. Mengidentifikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
c. Bawahan sebagai alat
d. Kritik, saran, pendapat di abaikan
e. Terlalu tergantung kekuasaan formalnya

2 MILITERISTIS a. Menggerakkan bawahan tergantung pangkat dan jabatan


b. Sistem perintah lebih sering digunakan
c. Suka formalitas berlebihan
d. Menuntut disiplin tinggi dan kaku dari bawahan
e. Senang upacara berbagai kegiatan
3 PATERNALISTIS a. Menanggap bawahan belum dewasa
b. Bersikap terlalu melindungi
c. Jarang memberikan bawahan dalam pengambilan keputusan
d. Jarang memberikan bawahan dalam pengembangan kreasi dan
fantasinya
4 KHARISMATIS Daya tarik yang kuat dan pengikut yang banyak
5 DEMOKRATIS a. Prinsip manusia memilih potensi
b. Menerima kritik, saran, dan pendapat dari bawahan
c. Bekerja secara team work
d. Kesempatan yang luas pada bawahan
e. Bawahan lebik baik 41
f. Mengembangkan kapasitas pribadi sebagai pemimpin
NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN
LOKAL SUMATERA
• Di mana bumi dipijak, disana pula langit dijunjung
(sebagai pendatang harus beradaptasi, berinteraksi dan
menghormati budaya setempat).
• Anak dipangku, kemenakan dibimbing (pemimpin bukan
saja menjadi kepala keluarga bagi kelompoknya, melainkan
juga menjadi pelindung dan pembimbing bagi semua
warganya).
• Ditinggikan satu ranting, didulukan satu langkah
(pemimpin dihormati bukan berarti bisa bertindak segala-
galanya).
• Dalihan na tolu (pemimpin yang andal harus dapat
mengelola hubungan yang harmonis dengan semua pihak,
dalam teori kepempinan modern disebut 360 Degree
Leadership).
• Tungku nan tiga sajarangan tali nan tiga sapilin (egaliter
dan demokratis, mengenal sistem pembagian kerja,
pengambilan keputusan melalui proses musyawarah dari
unsur-unsur kepemimpinan yang bersifat setara tetapi saling
melengkapi dan saling membutuhkan). 42
SUNDA
 Gagade bari nyarande (mementingkan kesejahteraan
dan kemajuan anak buahnya)
 Ulah haripeut ku teuteureuyeun ( jangan serakah,
jangan korupsi/kolusi).
 Nyaah ka sarakan, nyaah ka lingkungan (kebijakan
pemimpin prolingkungan, prorakyat).
 Kejot borosot (jangan mengambil keputusan cepat atau
tergesa-gesa).
 Cageur, bageur, bener, singer dan pinter (sehat
jasmani dan rohani serta sehat berprasangka; baik hati
dan penolong serta ikhlas menjalankan dan mengamalkan;
jujur dan bertanggung jawab serta tidak merusak alam;
penuh mawas diri dan mendahulukan orang lain sebelum
pribadi; pandai ilmu dunia dan akhirat).

43
JAWA
• Hastabrata (delapan perilaku pemimpin, yaitu memberi kepada
sesama; sanggup melenyapkan hal-hal yang merusak; dinamis dan
rendah hati; memberikan kehidupan yang layak kepada orang yang
dipimpin; memberikan energi kehidupan kepada masyarakat;
memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar dalam kegelapan;
bertindak arif sekaligus visioner; tidak sempit pandangan emosional-
tempramental-gegabah).
• Aja gumunan, aja kagetan lan aja dumeh (jangan gampang
terkejut dan heran, jangan mentang-mentang, sikapi segalanya
dengan tenang dan bijak).
• Ing madya mangun karso (harus mampu membangun semangat
bawahan untuk berswakarsa dan berkreasi).
• Tut wuri handayani (pemimpin memberi dorongan kepada orang
yang dipimpinnya agar berjalan di depan dan mampu bertanggung
jawab).
• Pancatiti darmaning prabu (lima kewajiban sang pemimpin;
memberi dorongan motivasi; memberi bimbingan dan mengambil
keputusan dengan musyawarah; menjadi teladan; tidak selalu
menggunakan kekuatan atau kekerasan dalam memimpin; terdepan
dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwa).

44
LANJUTAN
 Ambeg paramarta, satya, geminastiti, blaka dan
legawa (mendahulukan yang penting, setia, sederhana,
terbuka, ikhlas).
 Ilmu padi (semakin hebat, semakin pintar dan tinggi
ilmunya, semakin rendah hati dan mengamalkanya tanpa
sifat ingin pamer).
 Sabda pandita ratu tan kena wola-wali (pemimpin
harus konsekuen untuk melaksanakan apa yang
dikatakan).

45
KALIMANTAN
 Humabetang (budaya rumah panjang tempat terciptanya
harmoni antara peran individu dan kebersamaan, kemudian
dituangkan dalam bentuk organisasi kemasyarakatan).
 Hatamuei lingu nalata (saling memahami, saling
menghargai, saling menghormati, toleransi).
 Isen mulang (semangat pantang mundur, tidak mudah
menyerah).
 Belum bahadat (menjunjung tinggi kejujuran, kesetaraan,
kebersamaan dan toleransi serta taat pada hukum).
 Rengantingang nyanakjata (memanusiawikan diri sendiri,
manusia, kehidupan dan masyarakat, menjadikan bumi
sebagai tempat kehidupan manusiawi anak manusia).

46
SULAWESI
• Toddopuli temmalara (tertuang dalam adele atau adil,
lempu atau kejujuran, tongeng atau kebenaran dan getteng
atau keteguhan hati).
• Sipatuo sipatokkong, sibaliperi, pada’idi pada’elo’
(kesediaan hidup bersama, saling membantu dalam keadaan
apa pun, suka dan duka dengan kesadaran yang dalam bahwa
kita menyatu dalam semangat kekitaan tanpa ada sedikit pun
friksi di dalamnya).
• Sitou timou tumou tou’ (pemimpin harus dapat menerapkan
pola kepemimpinan sayang-menyayangi, baik hati, dan saling
mengingat kepada sesama manusia).
• Aja muamelo ribetta makkala’riccapa’na lettengnge
(jadilah pemimpin yang bertindak cekatan dan bereaksi cepat
mendului orang lain dengan penuh keberanian meskipun
menghadapi tantangan berat, karena masyarakat menanti
pemimpin yang seperti itu dengan harap).
• Somahe kai kehage (seorang pemimpin harus tetap teguh
dan tabah dalam menghadapi semua cobaan).

47
STRATEGI DALAM
PENDIDIKAN

48
Pengelolaan Strategi : Upaya taktis dari
organisasi dalam mencapai sasaran jangka
panjang dengan menggunakan ramalan
awal melalui kombinasi kegiatan analisis
dalam merumuskan, melaksanakan dan
mengontrol pelaksanaan perencanaan
fungsional keputusan manajerial dengan
pertimbangan konteks eksternal.

49
KERANGKA BERPIKIR DALAM
MEGOPERASIKAN ISU-ISU KEBIJAKAN
PENDIDIKAN

MASUK SEKOLAH INPUT


(ACCESS)

BERTAHAN PROSES
DI SEKOLAH
(SURVIVE)
BERHASIL LULUS
OUTPUT (EFISIENSI
INTERNAL)
DAMPAK TERHADAP
KEHIDUPAN
OUTCOME (EFISIENSI
EKSTERNAL) 50
2
MISI
9 3
PENGENDALIAN TUJUAN
DAN DAN
EVALUASI SASARAN
1
VISI
Pimpinan Perguruan Tinggi
8
Dalam Manajemen strate- 4
PROSEDUR
jik Pengembangan Mutu STRATEGI
PELAKSANAAN
Terpadu Program
Pendidikan
Tinggi
7 5
SUMBER DAYA KEBIJAKAN

6
PROGRAM

PERAN VISI DALAM JALINAN UNSUR-UNSUR


DAN FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN
STRATEJIK 51
MANAJEMEN STRATEJIK DALAM PENGEMBANGAN MUTU
TERPADU PROGRAM PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI
VISI :
NILAI, MISI &
ARAH ORGANISASI

ANALISIS LINGKUNGAN ANALISIS LINGKUNGAN


INTERNAL STRATEJIK : ANALISIS EKSTERNAL STRATEJK :
ORGANISASI : SWOT ORGANISASI :
Profit dan Kapasitas Tantangan, Masalah U
Organisasi Peluang dan Ancaman M
TUJUAN Organisasi
DAN P
SASARAN
ALTERNATIF A
STRATEGI
VARIASI N
UTAMA STRATEGI
PERUMUSAN
STRATEGI
 Pilihan Strategi B
 Kebijakan
A
PELAKSANAAN L
STRATEGI
Program I
Sumber Daya
Prosedur K
PENGENDALIAN DAN
EVALUASI
Kinerja & Hasil
Pelaksanaan Program
52
Sumber : Modifikasi Model Manajemen Stratejik Quigley (1993),
Wahyudi (1996), Hunger & Wheelen (1996)
MANAJEMEN STRATEJIK
Evaluasi dan
Analisis & Perumusan Strategi Pelaksanaan Strategi
Lingkungan Pengendalian

Misi Misi
Eksternal

Sasaran

Lingkungan Sosial

Lingkungan Kerja Strategi

Program
Internal Kebijakan

Biaya
Struktur
Budaya Prosedur

Sumber Kinerja

Umpan Balik

53
Sumber : J. david Hunger & Thomas L. Wheelen
dalam Strategic Management (1996 : 10)
PENGELOLAAN STRATEGI
(STRATEGI MANAGEMENT)
 TAHAPAN PENGELOLAAN STRATEGI
Eksternal Program
1. Analisis Lingkungan 3.
Pelaksanaan StrategiBiaya (Sumber Daya)
Internal Prosedur
Pelaksanaan

Misi
Sasaran 4. Evaluasi & Pengendalian  Kinerja
2. Perumusan Strategi Strategi
Kebijakan

 ANALISIS STRATEGI  LINGKUNGAN (SWOT ANALYSA)

Opportunity Strength
1. Eksternal 2. Internal
Threat Weakness

54
PERENCANAAN DALAM
PENDIDIKAN
(Planning Education)

55
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Defenisi yang dikemukakan oleh Guruge
bahwa “A simple definition of educational
planning is the process of preparing
decision for action in the puture in the field
of educational development is the
functional of educational planning.” Dengan
demikian menurut Guruge bahwa
perencanaan pendidikan adalah proses
mempersiapkan kegiatan dimasa depan
dalam bidang pembangunan pendidikan
adalah tugas dari perencanaan pendidikan

56
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Defenisi lain yang dikemukakan oleh Albert
Weterston (Don Adams)
bahwa:”Functionalplanning involves the
application of a ration system of choices among
feasible cources of aducationalinvesment and the
other developmentactionsbasedon a
consideration of economic and social cot and
benefits.” Atau dengan kata lain bahwa
perencanaan pendidikan adalah investasi
pendidikan yang dapat dijalankan dengan
kegiatan – kegiatan pembangunan lain yang
didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan
biaya serta keuntungan social

57
DEFINISI PERENCANAAN
PENDIDIKAN
Menurut Coombs perencanaan
pendidikan adalah suatu
perencanaan yang rasional dari
analisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan
tujuan agar perkembangan
pendidikan itu lebih efektif dan
efisien serta sesuai dengan
kebutuhan pendidikan dan tujuan
para peserta didik dan masyarakat .
58
PENTINGNYA PERENCANAAN
 Adanya pedoman, bagi pelaksanaan
kegiatan- kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan
 Melakukan suatu perkiraan (forecasting)
dalam pelaksanaan yang akan dilalui
 Memilih alternative cara yang terbaik (the
best alternative ) atau memilih kombinasi
yang terbaik (the best c alternative
combination.)
 Penyusunan skala prioritas
 Sebagai alat pengukur evaluasi kenerja
usaha atau organisasi atau pendidikan. 59
Langkah-Langkah Perencanaan
Tetapkan sarana atau perangkat
tujuan
Tentukan situasi sekarang
Identifikasi pendukung dan
hambatan tujuan
Kembangkan rencana dan perangkat
tindakan untuk mencapai tujuan

60
T

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 4 U


Langkah 3
Tetapkan Tentukan Kembangkan
Tentukan pendukung
tujuan situasi seperangkat
J
Dan tindakan
sekarang rintangan
U

AN

61
Apa yang di Maksud dengan
Perencanaan Pendidikan ?

Perencanaan Pendidikan adalah proses dan


persiapan yang akan dilakukan pada masa
mendatang, dan bagaimana cara mencapai
tujuan pendidikan dalam upaya
mengkoordinasi dan menseleksi alternatif
kebijakan, peraturan, program, prosedur,
strategi, sosial budaya, ekonomi dan
anggaran pendidikan untuk memperoleh
nilai tambah dalam pembangunan
kehidupan masyrakat bangsa dan negara
(Beeby C.E)
62
4 Hal Sebagai Landasan
Perencanaan Pendidikan Tujuan Pendidikan

Permasalahan Sumber Daya


Pendidikan
Cara
Mencapai

2 Program
1 3 Waktu
4
4 Hal
Perencanaan
63
SIKLUS PERENCANAAN
PENDIDIKAN (Soebagio
Atmodiwirjo)

Siklus Perencanaan Pendidikan adalah suatu


proses berlangsungnya perencanaan
pendidikan yang berulang tahapan
kronologis yang harus dilalui sebagai
langkah-langkah dalam pelaksanaan
perencanaan pendidikan dilaksanakan
secara terdaur.

64
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS
DILALUI
(Soebagio Atmodiwirjo)

1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Informasi


2. Analisis dan Diagnosis
3. Perumusan Kebijakan
4. Perkiraan Kebutuhan yang akan datang
5. Penetapan Sasaran
6. Penyusunan Alternatif Strategi
7. Perumusan Rencana
8. Penganggaran
9. Perincian Rencana
10. Pelaksanaan Rencana
11. Evaluasi Rencana dan Pelaksanaan

65
Apa Dasar Pemikiran (Premis)
dalam Perencanaan Pendidikan ?
Perencanaan Pendidikan

Tinjauan

Azas Fungsi Proses

Keterbatasan Kondisi Masyarakat Tanggung Jawab Keterbatasan


Sumber Daya Positif/Negatif Organisasi Fisik/Mental

Tiga Pendekatan Perencanaan Pendidikan

Berdasarkan

Karakteristik Proses Pemecahan Masalah 66


Karakteristik Proses Pemecahan Masalah

1. Mudah dicapai 1. Rangkaian Jelas 1. Rasionalitas


2. Memiliki Obyek 2. Sistem 2. Memiliki Teknik Ilmiah
3. Memiliki Teknik 3. Mencapai Kepuasan 3. Sistematika
4. Harus Terinci
5. Ada Pelaksanaan
6. Bersifat Sederhana
7. Fleksibel
8. Praktis
9. Memiliki Resiko Kecil
10. Bersifat Forecasting

67
Apa Tujuan Perencanaan
Pendidikan ?
Pedoman pencapaian sasaran pendidikan
dan alat ukur pembanding antara hasil
pendidikan yang dicapai dengan harapan

Bagaimana Decision Making Tujuan Perencanaan


Pendidikan ?
Kejelasan rancangan keputusan yang akan
dilaksanakan dan pola kegiatan satuan kerja dalam
melakukan kebijaksanaan

68
Bagaimana Strategi dan Proses
Perencanaan Pendidikan ?
1. Menentukan strategi perencanaan
pendidikan yang efektif
2. Merumuskan kebijaksanaan dengan
memperhitungkan penyesuaian tindakan
dan faktor lingkungan pendidikan
3. Menganalisis penetapan cara dan sarana
pencapaian tujuan pendidikan
4. Siapa orang yang tepat dalam menangani
pelaksanaan pendidikan ?
5. Penentuan sistem kontrol dalam
pelaksanaan pendidikan ?

69
Jenis-Jenis Pokok Perencanaan
Pendidikan
1. Menurut Waktu : Jangka Panjang, Jangka Menengah dan
Jangka Pendek
2. Menurut Sifat : Perencanaan Kuantitatif – Kapasitas
Pendidikan, Perencanaan Kualitatif – Mutu Pendidikan
3. Menurut Sektor dan Regional :
Sektor – Sosial, Pendidikan, Ekonomi, Hukum, dll.
Regional – Wilayah, Daerah, dll.
4. Menurut Jangkauan : Pendidikan Makro (Umum) dan
Mikro (Khusus)
5. Menurut Wewenang : Sentralisasi/Pusat, Desentralisasi
Otonomi Daerah
6. Menurut Obyek : Rutin terus menerus dan membangun
7. Menurut Jenjang : Pusat, Propinsi, Kabupaten,
Kecamatan, dst.

70
UNSUR YANG RELEVAN DENGAN
SEKTOR PENDIDIKAN
1. Unsur Kualitatif : ditandai dengan hasil kelulusan
untuk pendidikan sekolah dan kemampuan nyata
untuk pendidikan di luar sekolah
2. Inter Sektoral : sebagai pemasok kehidupan pada
semua sektor kehidupan dan pembangunan
3. Unsur Interdepartemental : Jangkauan yang lebih
luas dalam bidang-bidang umum yang
dikendalikan oleh Departemen dalam
pemerintahan
4. Unsur Kewilayahan : Pelaksanaan Otonomi
Daerah

71
Apa yang dimaksud dengan siklus
Perencanaan Pendidikan ?
Siklus perencanaan pendidikan adalah proses
berlangsungnya perencanaan pendidikan yang
dilakukan secara berulang dan berdaur ulang.

Bagaimana Siklus Perencanaan


Pendidikan?
Tahap 1 : Pengumpulan dan Tahap 6 : Penetapan strategi
Pengolahan data informasi pendidikan
Tahap 2 : analisis dan diagnosis Tahap 7 : Formulasi rencana pendidikan
masalah pendidikan Tahap 8 : Budget dan perencanaan sumber dana
Tahap 3 : perumusan kebijakan Tahap 9 : deskripsi perencanaan pendidikan
Tahap 4 : perkiraan kebutuhan yang Tahap 10 : Penyelenggaraan Pendidikan
akan datang Tahap 11 : Evaluasi dan pengendalian
Tahap 5 : penentuan tujuan perencanaan pelaksanaan pendidikan
pendidikan Tahap 12 : tindak lanjut kebijaksanaan melalui
perencanaan pendidikan yang baru dari hasil72
evaluasi pendidikan
Bagaimana Hubungan Demand
Supply Pendidikan di Indonesia

Harusnya supply
Kemampuan
Supply
B B Upaya peningkatan kemampuan
Peningkatan A Keseimbangan sebelum melakukan
A
upaya peningkatan

Demand
Jumlah Siswa

73
Apa Fungsi Diknas Dalam
Pembangunan Bangsa?

DIKNAS

Presevasi Dinamik Partisipatoris Preparatoris Antisipatoris

DIKNAS Dalam Pembangunan

Pembangunan Nasional Pembangunan Kultur

74
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah akhir proses
panjang tentang identifikasi masalah,
penetapan persyaratan pemecahan
masalah, identifikasi alternatif dan penilaian
strategi penyelesaian masalah (Roger
Kaufman)
Pengambilan keputusan merupakan proses
pemilihan alternatif-alternatif (Baron, 1985)
75
Banyak penulis lainya mengemukakan
bahwa pengambilan keputusan adalah
ketrampilan paling penting bagi
administrator pendidikan yang efektif.
Pengambilan keputusan merupakan
hasil utama dari semua administrasi
ialah keputusan dan para pimpinan
akan dinilai oleh atasan, rekan
sejawatnya dan bawahanya melalui
keputusan yang diambilnya.
(Baird; 1985)

76
Proses keputusan adalah inti
administrasi dari semua kegiatan
administrasi tergantung pada
pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dapat dilihat
sebagai proses yang dilakukan
organisasi

77
STUDI KASUS

CATATAN : PR = Perempuan. LK=Laki-Laki

78
a. Situasi yang dimaksud
adalah: berhadapan dengan
masalah, atau peluang.
Dalam kedua situasi tersebut
seorang pimpinan dituntut
untuk dapat mengambil
keputusan secara tepat.

79
b. Keputusan terprogram adalah
keputusan yang diambil sesuai
dengan program, kebijakan,
prosedur, dan peraturan.
Keputusan tidak terprogram
adalah keputusan yang diambil
dalam kondisi luar biasa,
sehingga tidak tercakup dalam
kebijakan atau program yang
telah digariskan.
80
c. Contoh keputusan terprogram
dalam bidang pendidikan:
keputusan Kepala Sekolah, sesuai
dengan hasil musyawarah tentang
pembangunan gedung sekolah.
Contoh keputusan tidak
terprogram: keputusan kepala
sekolah dalam pengaturan tempat
dan waktu belajar, karena kondisi
musibah banjir yang menimpa
sekolah.
81
INDIKATOR KINERJA
(Penyediaan Obat-Obatan)

1. Input (Masukan) dana, SDM,


infrastruktur, peraturan, dll.
Jumlah dana tersedia

2. Output (Keluaran) fisik dan


non-fisik jumlah obat yang dibeli

3. Out comes (hasil) berfungsi


(efek langsung) jangkauan
pengobatan lebih baik

82
4. Benefits (Manfaat) tujuan akhir
untuk kesembuhan pasien
meningkat

5. Impacts (Dampak) pengaruh yang


ditimbulkan kesehatan masyarakat
meningkat

83
MODEL DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN

84
TQM
Produk Proses Organisasi Kepemimpinan Komitmen

LIMA PILAR TOM 85


Kelima pilar tersebut saling mendukung, bukan masing-masing berdiri
sendiri secara terpisah. Adapun lima pilar TQM sebagai berikut :
1. Produk (Barang/Jasa) merupakan mata pencaharian suatu organisasi
2. Produk yang bermutu tidak akan tercapai tanpa proses kerja yang
bermutu
3. Proses kerja yang bermutu tidak akan tumbuh tanpa organisasi yang
dikelola dengan baik
4. Organisasi akan sia-sia tanpa kepemimpinan yang benar
5. Keempat pilar TQM tersebut diatas tidak akan seperti yang diharapkan
tanpa komitmen

KOMITMEN
PERBAIKAN KECIL
KEBUTUHAN
SECARA TERUS
PELANGGAN
MENERUS

KOMITMEN KOMITMEN
TQM

PERBAIKAN KECIL
KEBUTUHAN
SECARA TERUS
PELANGGAN
MENERUS
86
KOMITMEN
Total Quality Manajemen/TQM

Pengertian Total Quality Manajemen


atau Mabajemen Kualitas Total

TQM adalah pendekatan manajemen, TQM


merupakan program yang berorientasi pada
pelanggan dengan memperkenalkan
perubahan manajemen yang sistematik dan
perbaikan terus menerus terhadap proses,
produk, dan pelayanan suatu organisasi,
Input, Proses ,Output, Keinginan, Total
Kepuasan Kebutuhan, Quality Pelanggan
dan Management Harapan (TQM) 87

(www.dadangsolihin.com 18)
atau biasa juga disebut “Program dimana seluruh
kegiatan/aktivitas perusahaan bertujuan untuk
memaksimalkan kualitas dan kepuasan dari
pelanggan yang dilakukan melalui perbaikan
berkelanjutan.” Di Amerika serikat pendekatan ini
sering disebut program perbaikan berkelanjutan
dengan nol kerusakan atau six sigma/enam
sigma, yakni sebuah acuan terhadap tidak
mungkin secara statstik akan adanya sebuah
kerusakan. Kalau di Jepang program ini dikenal
dengan nama Kanzen.
(Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 1 hal 261)

88
Prinsip-Prinsip TQM
Pendekatan TQM menganut prinsip dari
W.E Derming dan merupakan program
seluruh organisasi yang menggabungkan
semua fungsi dan proses bisnis sehingga
rancagan. Perencanaan, produksi, distribusi
dan pelayanan lapangan yang berfokus
kepada memaksimalkan kepuasan
pelanggan melalui peningkatan
berkelanjutan. Jadi ide dari TQM membuat
karyawan ingin meningkatkan
Operasionalnya.
89
Program TQM diwarnaioleh 14 Pokok prinsip
menurut
W. Edwards Deming (1940) berikut ini :

1. Tentukan tujuan perusahaan dengan menggunakan


dasar : inovasi dan perbaikan yang berkesinambungan.
2. Gunakan filosofi baru, yang tidak dapat menerima
terjadinya kekurangan dan kesalahan yg pernah
dilakukan.
3. Hentikan ketergantungan pada mass inspection,
gunakan bukti-bukti statistik yang didalamnya telah
tercermin kualitas.
4. Akhiri praktek pemberian penghargaan kerja
berdasarkan biaya.
5. Gunakan metode statistik untuk menemukan titik
permasalahan.
6. Lembagakan penggunaan metode-metode modern
dalam pelatihan kerja karyawan.
7. Perbaiki pengawasan sesuai prosedur dan jangan
hanya mensyaratkan kuantitas sebagai pencapaian
target.

90
lanjutan
8. Usahakan agar karyawan merasa aman untuk
mengungkapkan pendapatnya dan meminta
informasi.
9. Hilangkan penghalang (barrier) antar departemen,
dengan supplier dan customer, sehingga terbuka
komunikasi yang efektif.
10.Buang poster dan slogan, karena tidak membantu
memecahkan masalah.
11. Kerjakan dan tunjukan bagaimana kerja yang
benar.
12. Hindarkan pembuatan standar kerja berdasarkan
kuota jumlah, karena akan menurunkan kualitas,
dan batasi jumlah produksi.
13. Hilangkan penghalang antara karyawan dengan
hak mereka untuk bangga atas pekerjaan mereka.
13. Lembagakan pelatihan karyawan untuk mengejar
perubahan dan perkembangan baru..” 91
Elemen-elemen TQM
A. TQM Philosophy (filosofi TQM)
 Standar kualitas ditentukan oleh pelanggan
 Hubungan dengan pelanggan dan pemasok
perlu, untuk proses produksi dan distribusi
 Program yang berorientasi pada
pencegahan (zero defects)
 Kualitas ditentukan oleh sumber
pembuatannya, sehingga pekerjalah yang
harus memeriksa kualitas pekerjaannya
dan hasil kerjanya
 Perbaikan yang terus menerus dilakukan

92
B. Elemen-elemen TQM
1). Graphical tools (alat bantu grafis)
• Alat bantu grafis digunakan untuk
memantau kualitas aktivitas
• Jenis-jenis bagan diantaranya : process
flowchart, checksheet, pareto analysis &
histogram, cause & effect diagrams, dsb

2). Statistical tools (alat bantu statistik)


• Statistical Quality Control, penggunaan teknik statistik
dan matematis untuk menentukan apakah material dan
proses berada dalam area standar kualitas/garis
pedoman standard kualitas
• Umumnya digunakan oleh Quality Control Department
93
Implementasi TQM
TQM proses yang sifatnya top-down
Tahapan proses :
1. Putuskan untuk mengikuti TQM
2. Bangun budaya kualitas
Ambil keputusan setelah mempertimbangkan berbagai aspek
termasuk aspek biaya
Kualitas bukan suatu pilihan, tapi kebutuhan
3. Tetapkan metoda pengawasan oleh Top
Management
◦Motivasi, pengarahan, kebijakan, penyediaan resources, dsb
◦Tingkatkan komitment semua karyawan akan kualitas

94
Konsekuensi Biaya Konsekuensi
Biaya
1. Failure Cost (biaya kegagalan)
 Biaya yang diakibatkan mutu barang
produksi yang jelek, sehingga harus di
reject, recycling, adjustment, dsb.
Termasuk biaya akibat kekecewaan
pelanggan
2. Appraisal Cost (biaya penilaian)
 Biaya untuk pemeriksaan produk (quality
control)
3. Prevention Cost (biaya pencegahan)
 Biaya untuk semua aktivitas yang
ditujukan untuk mencegah adanya
kecacatan (defect)
95
Makna Kualitas dalam TQM
 Kualitas dalam TQM adalah totalitas tampilan
dan karakteristik sebuah produksi atau
pelayanan yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
dicari. Atau dapat juga dikatakan Kualitas
mengukur bagaimana baiknya sebuah produk
atau jasa memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Pertimbangan dasar dari
batasan ini adalah sejauhmana produk atau
jasa itu memenuhi harapan pelanggan.

96
Penerapan Konsep TQM dalam
Bidang Pendidikan
1. Konsep manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah. Manajemen alternatif ini memberikan
kemandirian kepada sekolah untuk mengatur
dirinya sendiri dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan, tetapi masih tetap mengacu kepada
kebijakan nasional. Konsekwensi dari pelaksanaan
program ini adanya komitmen yang tinggi dari
berbagai pihak yaitu orang tua/masyarakat, guru,
kepala sekolah, siswa dan staf lainnya di satu sisi
dan pemerintah (Depdikbud) di sisi lainnya
sebagai partner dalam mencapai tujuan
peningkatan mutu. Dalam rangka pelaksanaan
konsep manajemen ini, strategi yang dapat
dilaksanakan oleh sekolah antara lain meliputi
evaluasi diri untuk menganalisa kekuatan dan
kelemahan sekolah.
97
2. Penerapan total quality management in education
(TQME) pada perguruan tinggi di Indonesia harus
dijalankan atas dasar pengertian dan tanggung jawab
bersama untuk mengutamakan efisiensi pendidikan
tinggi dan peningkatan kualitas dari proses pendidikan
tinggi. Melalui penerapan TQME dalam sistem
pendidikan tinggi yang dijalankan secara terus-
menerus dan konsisten, maka perguruan tinggi di
Indonesia akan mampu memenangkan persaingan
global yang amat sangat kompetitif dan memperoleh
manfaat (ekonomis maupun nonekonomis) yang
dapat dipergunakan untuk pengembangan perguruan
tinggi dan peningkatan kesejahteraan personel yang
terlibat di perguruan tinggi itu

98
Konsep Dasar Management by Objective
(MBO) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan
1. Manajemen Berdasarkan Tujuan, adalah
Manajemen yang bisa membuka potensi karyawan,
yang rata-rata dapa membantu perusahaan
mencapai tingkat pertumbuhan luar biasa, kira-kira
50 % pertahun antara tahun 1996 dan 2001,
bahkan manajemen ini mampu memangkas
frekuensi keluar masuknya karyawan menjadi
seperlima dari industri pada umumnya.
2. “MBO menekankan pada penetapan sasaran secara
partisipatif yang berwujud dapat diperiksa
kebenarannya, dan dapat diukur, atau dapat juga
dikatakan MBO ini merupakan program yang
mencakup sasaran yang khas yang ditentukan
secara partisipatif untuk kurun waktu tertentu yang
ekspisit dengan upan balik mengenai kemajuan-
kemajuan sasaran.” (Sthephen P. Robbins, Perilaku
Organisasi, Edisi ke Sepuluh,262)

99
Pengertian Management by Objective (MBO)
atau Manajemen berbsis sasaran
Pengertian Management by Objective (MBO) atau
Manajemen Berdasarkan Tujuan, adalah Manajemen
yang bisa membuka potensi karyawan, yang rata-rata dapa
membantu perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan luar
biasa, kira-kira 50 % pertahun antara tahun 1996 dan 2001,
bahkan manajemen ini mampu memangkas frekuensi keluar
masuknya karyawan menjadi seperlima dari industri pada
umumnya.

“MBO menekankan pada penetapan sasaran secara


partisipatif yang berwujud dapat diperiksa kebenarannya,
dan dapat diukur, atau dapat juga dikatakan MBO ini
merupakan program yang mencakup sasaran yang khas
yang ditentukan secara partisipatif untuk kurun waktu
tertentu yang ekspisit dengan upan balik mengenai
kemajuan-kemajuan sasaran.”[1]
([1] Sthephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi ke
Sepuluh,262)

100
Unsur dari Management by Objective (MBO)
atau Manajemen Berdasarkan Tujuan
 Spesifikasisasaran. Maksudnya tujuan MBO hendaknya
merupakan pernyataan ringkas mengenai pencapaian
tujuan yang diharapkan, jadi tidak sekedar untuk
menyatakan hasrat mengurangi biaya, memperbaiki
pelayanan dan meningkatkan kualitas.Artinya kalau
ada keinginan-keinginan seperti itu, harus diubah
menjadi tujuan yang dapat diukur dan dievaluasi.
 Pengambilan keputusan yang partisipatif. Tujuan dalam
MBO tidaklah ditentukan secara sepihak oleh atasan
yang ditujukan pada bawahan, melaainkan
sasaran/tujuan dalam MBO menggantikan
sasaran/tujuan yang dipaksakan dengan
sasaran/tujuan yang ditentukan secara partisipatif.
Artinya atasan dan bawahan bergabung bersama untuk
memilih sasaran serta sepakat mengenai cara
mengukurnya.

101
lanjutan
 Jangka waktu yang eksplisit. Setiap tujuan
mempunyai kurun waktu penyelesaian yang
spesifik, biasanya kurun wsaktu tersebut berkisar
antara tiga bulan, enam bulan atau satu tahun.
Jadi para manajer dan bawahan tidak hanya
mempunyai tujuan yang spesifik tetapi juga
dengan kurun waktu yang ditetapkan untuk
mencapai tujuan itu.
 Umpan balik kinerja. Adalah merupakan unsure
terakhir MBO, unsur ini diperlukan karena MBO
berusaha memberikan umpan balik secara trus
menerus mengenai kemajuan sasaran. Dan
idealnya umpan bailk ini juga diberikan pada
individu sehingga meraka dapat memantau dan
mengoreksi tindakan mereka sendiri.”[1]

[1] Sthephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, Edisi ke Sepuluh,262 102
Pendekatan Management by Objective
(MBO) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan.

Pendekatan MBO

Perencanaan Pelaksanaan pada Evaluasi Bersama


Pimpinan
Bersama setiap Pihak Analisa Hasil
Penentu Bawahan yang dicapai
an Tujuan Menunjukkan Mendiskusikan akibat
dan Penentuan kinerja terbaik dari hasil yang dicapai
Standar Pimpinan Memperbaharui siklus
Pemilihan memberikan MBO
Kegiatan pengarahan
Bawahan

1-11

103
Hubungan Management by Objective (MBO) atau
Manajemen Berdasarkan Tujuan dengan
Teori Penetapan Sasaran
• Teori penetapan sasaran menunjukkan bahwa sasaran
yang sulit akan menhasilkan kinerja individu yang lebih
tinggi dari pada sasaran yang mudah. Selain itu sasaran
yang sulit juga akan meningkatkan kinerja karyawan
menjadi lebih tinggi. Disamping itu umpan balik terhadap
kinerja sesorang akan menghasilkan kinerja yang lebih
tinggi.’ Sekarang coba kita bandingakan Teori ini dengan
MBO.
• “MBO secara langsung mendukung sasaran spesifik dan
umpan baik, MBO menyiratkan secara eksplisit bahwa
sasaran harus dipersiapkan sebagai hal yang dapat
dilaksanakan (feasiable).”
• ]Konsisten dengan penetapan sasaran. MBO akan sangat
efektif bila sasaran itu cukup sulit agar dapat menuntut
orang memaksa dirinya untuk bekerja.
• Adapun salah satu hal yang mungkin dapat menjadi
ketidak cocokan antara MBO dengan teori penetapan
sasaran adalah berkaitan dengan isu partisipasif, karena
MBO mendukung hal tersebut, sedangkan teori penetapan
sasaran menunjukkan bahwa penugasan sasaran ke
bawahan sering sama berhasilnya
104
Kekuatan dan Kelemahan MBO

Kekuatan Kelemahan

 MBO melakukan integrasi fungsi  MBO dianggap terlalu


perencanaan dan pengawasan ke dalam menyederhanakan kegiatan dengan
suatu sistem yang rasional dalam berusaha untuk menyelesaikan segala
manajemen sesuatu.
 MBO mendorong organisasi untuk  MBO secara cepat akan ditolak oleh
menentukan tujuan dari tingkatan atas manajer yang memiliki gaya otoriter
hingga tingkatan bawah dari manajemen (yang bisa saja disebabkan karena
 MBO memfokuskan pada hasil akhir orang-orang yang bertipe X dari
daripada niat yang baik maupun faktor McGregor) dan oleh mereka yang
personal. menerapkan birokrasi yang tidak
 MBO mendorong adanya manajemen diri fleksibel dan ketat.
dan komitmen dari setiap orang melalui  MBO memerlukan banyak waktu dan
partisipasi pada setiap tingkatan usaha dalam implementasinya
manajemen dalam penentuan tujuan  MBO dapat menjadi tantangan bagi
manajer yang kurang memiliki
kualifikasi yang baik.
1-12

105
Penerapan MBO dalam sistem
Pendidikan di Indonesia
 Penerapan Management by Objective (MBO) atau Manajemen
Berdasarkan Tujuan dalam sistem Pendidikan di Indonesia adalah
dengan penerapan Desentralisasi Pendidikan
 Reformasi pemerintahan yang terjadi di Indonesia telah
mengakibatkan terjadinya pergeseran penyelenggaraan
pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang ditandai
dengan pemberian otonomi yang luas dan nyata kepada
daerah. Pemberian otonomi ini dimaksudkan untuk lebih
memandirikan daerah dan memberdayakan masyarakat sehingga
lebih leluasa dalam mengatur dan melaksanakan kewenangannya
atas prakarsa sendiri. Pemberian otonomi yang luas dan
bertanggung jawab dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip-
prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan,
berkeadilan, dan memperhatikan potensi serta keanekaragaan
daerah, dengan titik sentral otonomi pada tingkat wilayah yang
paling dekat dengan rakyat, yaitu kabupaten dan kota.
106
MANAGEMENT BY
OBJECTIVE
MBO

107
a. Contoh implementasi management by
objectives dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan disekolah adalah: kepala
Sekolah membahas dan memutuskan
secara musyawarah dalam rapat guru
tentang target pencapaian nialai ujian akhir
nasional pada tahun tertentu. Keputusan
tersebut adalah rasional dan mendapat
persetujuan dari guru. Selanjutnya target
tersebut menjadi acuan bagi Kepala
Sekolah dan guru dalam dalam
penyusunan dan pelaksanaan program-
program pendidikan dan pengajaran di
sekolah. 108
b. Kelemahan Management by objectives
dalam implementasinya selama ini
antara lain adanya kecenderungan
untuk menetapkan target yang terlalu
ambisius, sehingga sukar dicapai. Atau
kelemahan lain, yang rasional.

109
a. Perbedaan yang essensil antara
manajemen pendidikan yang di
implementasikan selama ini dengan
manajemen pendekatan Manajamen
Berbasis Sekolah (MBS) adalah:
manajemen pendidikan yang
diimplementasikan selama ini sifatnya
sangat sentralistik; adapun MBS lebih
memberi penekanan pada otonomi
sekolah, demokratisasi, dan partisipasi
masyarakat

110
b. Tiga manfaat implementasi MBS adalah:
1. Optimalisasi pengguaan sumber daya
sekolah
2. Pengambilan keputusan partisipatif
3. Transparansi manjemen sekolah
Atau manfaat lain yang tepat atau
rasional/logis.

111
PENGAWASAN
DAN
SUPERVISI

112
a. Perbedaan antara pengawasan
(Controling) dan supervisi (supervision)
dalam bidang pendidikan: pengawasan:
adalah upaya untuk mengamati dan
mengkaji, sejauh mana pelaksanaan
program-program pendidikan sesuai
dengan perencanaan dan mencapai
tujuan yang digariskan; adapun
supervisi adalah upaya untuk memimpin
dan menstimulir guru-guru serta
petugas-petugas lain dalam rangka
memperbaiki pengajaran.

113
b. Contoh implementasi dalam bidang
pendidikan: pengawasan, seorang
pengawas mengawasi pelaksanaan
tugas guru, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku; supervisi, seorang pengawas
atau supervisor memberi pangarahan
kepada guru tantang teknik pengajaran
yang lebih efektif. Atau contoh lain
yangt sesuai.

114
PENGEMBANGAN
SDM
PENDIDIKAN

115
PENGERTIAN PENGEMBANAGN SDM

Armstrong (1997:507) menyatakan sebagai berikut:


“Pengembangan sumber daya manusia berkaitan dengan
tersedianya kesempatan dan pengembangan belajar,
membuat program-program training yang meliputi
perencanaan, penyelenggaraan, dan evaluasi atas
program-program tersebut”.

McLagan dan Suhadolnik (Wilson, 1999:10)


mengatakan: “HRD is the integrated use of training and
development, career development, and organisation
development to improve individual and organisational
effectiveness”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM
adalah pemanfaatan pelatihan dan pengembangan,
pengembangan karir, dan pengembangan organisasi, yang
terintegrasi antara satu dengan yang lain, untuk
meningkatkan efektivitas individual dan organisasi).
Lanjutan...

Mondy and Noe (1990:270) sebagai berikut: “Human resorce


development is a planned, continuous effort by management to
improve employee competency levels and organizational performance
through training, education, and development programs”
(Terjemahan bebas: Pengembangan SDM adalah suatu usaha yang
terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi dalam
meningkatkan kompetensi pegawai dan kinerja organisasi melalui
program-program pelatihan, pendidikan, dan pengembangan).

Harris and DeSimone (1999:2) mengatakan sebagai berikut:


“Human resource development can be defined as a set of systematic
and planned activities designed by an organization to provide its
members with necessary skills to meet current and future job
demands”. (Terjemahan bebas: Pengembangan SDM dapat
didefinisikan sebagai seperangkat aktivitas yang sistematis dan
terencana yang dirancang oleh organisasi dalam memfasilitasi para
pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan untuk memenuhi
tuntutan pekerjaan, baik pada saat ini maupun masa yang akan
datang).
Lanjutan....
Stewart dan McGoldrick (1996:1) mengatakan: “Human resource
development encompasses activities and processes which are intended
to have impact on organisational and individual learning”. (Terjemahan
bebas: Pengembangan SDM meliputi berbagai kegiatan dan proses
yang diarahkan pada terjadinya dampak pembelajaran, baik bagi
organisasi maupun bagi individu).

Drs. Iskandar Wiryokusumo M.sc. Pengembangan adalah upaya


pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara
sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggungjawab dalam
rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan
selaras,pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan bakat, keinginan
sertakemampuan-kemampuannya, sebagai bekal untuk selanjutnya
atas prskarsasendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan
dirinya, sesame,maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat,
mutu dan kemampuanmanusiawi yang optimal dan prbadi yang
mandiri
Lanjutan...
Prof. DR. H. M. Arifin, Med, berpendapat bahwa “pengembangan
apabila dikaitkan dengan pendidikan berarti suatu proses perubahan
secara bertahap kearah tingkat yang berkecenderungan lebih tinggi
dan meluas danmendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta
suatu kesempurnaan atau kematangan”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan


bahwa Pengembangan SDM adalah segala aktivitas yang
dilakukan oleh organisasi dalam memfasilitasi pegawai agar
memiliki pengetahuan, keahlian, dan/atau sikap yang
dibutuhkan dalam menangani pekerjaan saat ini atau yang
akan datang. Aktivitas yang dimaksud, tidak hanya pada
aspek pendidikan dan pelatihan saja, akan tetapi menyangkut
aspek karir dan pengembangan organisasi. Dengan kata lain,
PSDM berkaitan erat dengan upaya meningkatkan
pengetahuan, kemampuan dan/atau sikap anggota
organisasi serta penyediaan jalur karir yang didukung oleh
fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN
FilosofiPendidikan
 Freire: pendidikan harus berorientasi kepada pengenalan realitas
manusia dan dirinya sendiri
 Metode Horisontal (pendekatan matematis), yang mempunyai beberapa
kata-kata kunci: Kongkrit, Penyelidikan dan Transformatif 
tumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan numerik &
logika dan daya kreatifitas siswa dalam memecahkan berbagai
soal sbg embrio melatih pemecahan masalah dalam perputaran
roda zaman.
Realita sekolah menjadi proses pembodohan, mencetak bonsai-bonsaiah
kehidupan
Tujuan mendasar pendidikan penggalian kepribadian, proses diri dan
mental  sanggup hadapi derasnya perputaran, bibit pohon
besar diubah menjadi kerdil. Anak- anak didik didesain untuk
diseragamkan menjadi produk massal dan kreativitas mereka
tersumbat. (Komaruddin Hidayat, 2000. h. XI)

Rancang pengembangan SDM Pendidikan yang tepat  guna tingkatkan


daya saing global bangsa
Fokus kajian Pengembangan SDM Pendidikan  konsep, pendekatan
dan strategi pengembangan peningkatan mutu tenaga pendidik,
kependidikan, pengelolaan efektif.
KONSEP PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN
 Gary Dessler, 2004, h. 237 Pengembangan manajemen:
usaha meningkatkan prestasi manajemen dengan
menanamkan pengetahuan, perubahan perilaku, atau
peningkatan keterampilan pengambilan keputusan.
PROSES: 1) identifikasi kebutuhan strategis 2) lakukan
penilaian prestasi manajer, 3) lakukan pengembangan
 Pengembangan SDM PENDIDIKAN usaha meningkatkan
prestasi tenaga pendidik dan kependidikan dengan
menanamkan pengetahuan, perubahan perilaku atau
peningkatan ketrampilan sebagai aktifitas profesional guna
memperbaiki sistem pendidikan berdasarkan pola yang telah
dihasilkan dalam perencanaan tenaga pendidik dan
kependidikan menuju taraf yang lebih baik, efektif dan
terukur
PENDEKATAN PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN

Sosiologi, Antropologi
Pendekatan Psikologi, Ekonomi
INTERDISIPLIN Ipteks

PENDEKATAN
PENGEMBANGAN ???

Pendekatan Input-Proses-
SISTEM Output/Outcome

Gambar : Pendekatan Pengembangan


Berbagai Pendekatan dalam Manajemen Pengembanagn SDM.
 
1. Pendekatan SDM, yaitu martabat dan kepentingan hidup
manusia hendaknya tidak diabaikan agar kehidupan
pendidik
atau karyawan layak dan sejahtera.
2. Pendekatan Manajerial, yaitu manajemen personalia adalah

tanggung jawab setiap manajer, jadi prestasi kerja dan


kehidupan kerja setiap karyawan tergantung pada atasan
langsungnya.
3. Pendekatan Sistem, yaitu suatu sistem yang terbuka dan
terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan karena
masing-masing saling mempengaruhi dan dipengaruhi
lingkungan eksternal.
4. Pendekatan Proaktif, yaitu meningkatkan kontribusinya
kepada para pendidik/karyawan, manajer dan organisasi
melalui antisipasinya terhadap masalah-masalah yang akan
timbul.
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM PENDIDIKAN

STRATEGI *
PENGEMBANGAN

STRATEGI UMUM STRATEGI KHUSUS

1 Rencana Kebutuhan 1 Kesejahteraan


2 Sikap dan Kemampuan 2 Pend. Prajabatan
Profesional 3 Rekrutmen & Penempatan
3 Kerjasama dunia pendidikan 4 Peningkatan mutu
5 Pengembangan karier
6. Pengembangan Kompetensi
Gambar: Strategi Pengembangan*

*Hirarki strategi terdiri dari Top Level (grand Strategy: Growth/development,


stabilitas, penurunan), Midle level/unit bisnis ( bersaing dan tidak bersaing/
kombinasi), lower level (fungsional)
Adapun strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM)
kependidikan dapat dikembangkan melalui 2 (dua) cara,
diantaranya adalah :

1. Strategi pengembangan SDM kependidikan melalui belajar


a. Peningkatan kualifikasi pendidikan
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Kursus
d. In house training (IHT)
e. Peningkatan budaya membaca
f. Aktif dalam mail list

2. Strategi pengembangan SDM kependidikan melalui kepemimpinan


a. Mengidentifikasi SDM
b. Melakukan pemetaan kapabilitas guru
c. Menganalisis kebutuhan pendidikan dan memberikan peltihan
berbasis
d. Memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait dalam membagun
SDM
pendidikan profesional
 bagaimana konsep pengembangan
SDM Pendidikan yang saudara rasakan
dan pahami dalam organisasi dimana
saudara bekerja khususnya dan dalam
organisasi pemerintahan?
PENGERTIAN PENGEMBANGAN
SDM PENDIDIKAN
 “Pengembangan Manajemen adalah usaha untuk meningkatkan
prestasi manajemen dengan menanamkan pengetahuan, perubahan
perilaku, atau peningkatan keterampilan.”(Gary Dessler : 2004)
 Pengembangan merupakan suatu aktivitas profesional suatu sistem
atau program instruksional berdasarkan pola yang telah dihasilkan
didalam perencanaan dan memakai prosedur-prosedur yang secara
optimal dapat menciptakan suatu program atau sistem.
 Usaha untuk meningkatkan prestasi tanaga kependidikan dengan
menanmkan pengetahuan, perubahan perilaku atau peningkatan
ketrampilan sebagai aktifitas profesional guna meningkatkan sistem
pendidikan berdasarkan pola yang telah dihasilkan dalam
perencanaan pendidikan /tenaga kependidikan menuju taraf yang
lebih baik, efektif dan terstruktur.

127
PENDEKATAN
PENGEMBANGAN
PENDEKATAN SOSIOLOGI
INTERDISIPLIN ANTROPOLOGI
PSIKOLOGI
EKONOMI
IPTEKS

PENDEKATAN
PENGEMBANGAN

PENDEKATAN INPUT-PROSES
SISTEM OUTPUT/OUTCOME

128
STRATEGI
PENGEMBANGAN

HAR Tilaar mengemukakan bahwa


pendekatan pembangunan dengan
pengembangan SDM menuntut suatu
strategi pengembangan pendidikan yang
cocok dengan tahap pembangunan pada
suatu masa tertentu.

129
STRATEGI PEMBANGUNAN
STRATEGI
PEMBANGUNAN

STRATEGI
STRATEGI UMUM
KHUSUS

1. RENCANA KEBUTUHAN 1. Kesejahterahan


2. SIKAP DAN KEMAMPUAN 2. Pend. Prajabatan
PROFESIONAL 3. Rekrutmen & Penempatan
3. KERJASAMA DUNIA 4. Peningkatan mutu
PENDIDIKAN 5. Pengembangan karier
130
Consumer

World-of-Mouth
Personal Needs Past Experience
Communications

Experience Service

GAP 5

Perceived Service

Marketer Service Delivery (including GAP 4 External Communications


pre-and post-contacts To Customers

GAP 1 GAP 3
Translation Perceptions into
Service Quality Specs
GAP 2
Management Perceptions of
Consumers Expectations

Source : A. Parasuraman Valarie A. Zeithaml, and Leonard L. Berry (1985) 131


The Service Quality Model Present Five “gaps”
that affect and which may reduce the
perceived quality of a service :

Gap 1 : Between the customers expectation and


management’s perceptions.
Gap 2 : Between management’s perception and
service quality specifications.
Gap 3 : Between service quality specifications
and service delivery
Gap 4 : Between service delivery and external
communication to customers
Gap 5 : Between expected service and
perceived service
132
Service Quality Model tersebut menghadirkan 5 “gap”
yang mempengaruhi dan mungkin mengurangi kualitas
yang dari suatu service yang dirasakan :

 Gap 1 : Antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen


 Gap 2 : Antara persepsi manajemen dan spesifikasi-spesifikasi service

quality
 Gap 3 : Antara spesifikasi-spesifikasi service quality dan pembelian
service
 Gap 4 : Antara pemberian service dan komunikasi eksternal kepada
para pelanggan
 Gap 5 : Antara service yang diharapkan dan service yang dirasakan

Bagi setiap organisasi service, eksistensi dari satu atau lebih gap-gap
diatas akan mempengaruhi service quality secara berlawanan. Sebuah
organisasi harus mengidentifikasikan setiap gap yang ada, dan
mengembangkan strategi untuk mempersempit dan menutupinya.
Dengan demikian ketidakpuasan pelanggan yang potensial akan 133
diperkecil

Anda mungkin juga menyukai