‘Apakah itu berarti Engkau hanya akan datang bila dipanggil? Apakah Engkau tidak akan datang
atas kehendakMu sendiri untuk menolong orang disaat kritis, untuk menegakkan keadilan? tanya
Uddhava.
.
.
Krishna tersenyum, ‘Uddhava, dalam hidup ini kehidupan semua orang berlangsung berdasarkan
atas Karma mereka masing-masing. Aku tidak melakukan itu; Aku juga tidak ikut campur dalam
hal itu. Aku hanyalah seorang ‘saksi’. Aku berdiri di sebelahmu dan mengamati apapun yang
sedang terjadi. Itulah Dharma Tuhan.’
.
.
‘Wow, bagus sekali Krishna. Dalam hal ini, Engkau akan berdiri dekat kami, mengamati semua
tindakan jahat kami; pada saat kami terus menerus melakukan kegiatan dosa, Engkau akan terus
mengamati kami. Engkau ingin kami melakukan lebih banyak kesalahan, mengumpulkan dosa
dan penderitaan,’ kata Uddhava.
.
.
Krishna berkata, ‘Uddhava, mohon sadarilah arti sebenarnya dari ucapanmu. Jika kamu
memahami dan menyadari bahwa ketika Aku berdiri sebagai saksi di sebelahmu, bagaimana
mungkin kamu akan melakukan kegiatan yang salah atau buruk. Kamu melupakan hal ini dan
menganggap dirimu mampu melakukan hal-hal tersebut tanpa sepengetahuanKu. Itulah yang
terjadi saat kamu masuk dalam suatu masalah. Kebodohan Dharmaraj adalah bahwa ia
menganggap ia dapat bermain judi tanpa sepengetahuanKu. Jika saja saat itu Dharmaraj
menyadari bahwa Aku selalu hadir bersama setiap orang sebagai ‘Sakshi’ (saksi), tentunya
permainannya akan berakhir lain, kan?’
.
.
Uddhava sangat terpesona dan diliputi oleh rasa bhakti yang melimpah. Ia berkata,’ Sungguh
suatu filsafat yang sangat luar biasa. Alangkah benarnya! Bahkan berdoa dan melakukan puja
pada Tuhan serta memanggilNya untuk mohon pertolongan semuanya bukanlah apa-apa dan
tidak lain dan tidak bukan adalah rasa serta keyakinan kita. Begitu kita mulai yakin bahwa tiada
sesuatu apapun bergerak tanpaNya, bagaimana kita bisa tidak merasakan kehadiranNya sebagai
saksi? Bagaimana kita bisa melupakan kenyataan ini dan bertindak tanpaNya?
.
.
.
Melalui Bhagavad Gita, inilah filsafat yang Krishna tanamkan pada Arjuna. Ia adalah kusir
kereta dan juga pemandu jalan bagi Arjuna, namun Ia sendiri tidak ikut berperang.” – Sadarilah
Saksi Yang Utama yang ada di dalam dirimu dan sekaligus meliputi dirimu di luar! Dan leburlah
dalam kesadaran Ketuhanan itu! Temukanlah Dirimu yang sejati – Kesadaran Murni Utama yang
penuh Cinta Kasih dan Kebahagiaan!
.
.
Sumber : http://sanatanadharmaindonesia.blogspot.co.id/…/percakapan-…