Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KETIDAKEFEKTIFAN KOPING INDIVIDU

RSPTN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Nama Mahasiswa : Elna Nurjannah


Nim : R014182013

CI LAHAN CI INSTITUSI

Akbar Harisa, S. Kep. Ns. PMNC. MN

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KETIDAKEFEKTIFAN KOPING INDIVIDU

A. Kasus ( masalah utama ): Ketidakefektifan koping individu


1. Definisi
Ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap stressor, pilihan
yang tidak adekuat terhadap respon untuk bertindak, dan ketidakmampuan untuk
menggunakan sumber yang tersedia.
2. Batasan karakteristik:
a. Subyektif: perubahan komunikasi yang biasanya, kelelahan, dan
mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan
secara verbal.
b. Obyektif:
 Penyalagunaan zat-zat kimia
 Penurunan panggunaan dukungan sosial
 Perilaku merusak diri dan orang lain
 Tingginya angka kesakitan
 Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
 Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran
 Ketidakedekuatan menyelesaikan masalah
 Kurangnya perilaku yang mengarah pada tujuan dan penyelesaian,
termasuk ketidakmampuan untuk mengikuti dan mengalami kesulitan
dalam mengorganisasikan informasi.
 Konsentrasi buruk
 Berani mengambil resiko
 Gangguan tidur
 Menggunakan bentuk koping yang menghambat perilaku adaptif

B. Proses terjadinya masalah


Dalam kehidupan sehari-harinya, individu menghadapi pengalaman yang
mengganggu ekuilibrium kognitif dan efektifnya. Individu dapat mengalami perubahan
hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri dengan cara negatif.
Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecahan masalah
(mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan ketegangan tersebut. Klien
gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping yang dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang.
Karakteristik koping jangka pendek :
a. Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara dari krisis.
Misalnya, menonton televisi, kerja keras, olahraga berat.
b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara. Misalnya ikut
kegiatan sosial politik, kegiatan agama.
c. Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan sementara terhadap konsep
diri. Misalnya, aktivitas yang berkompetisi yaitu pencapaian akademik atau
olahraga.
d. Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi
kurang berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.

Karakteristik koping jangka panjang:


Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas dan identitas negatif.

C. Pohon masalah

Ansietas (efek)

Ketidakefektifan koping individu (Core Problem)

Perubahan status kesehatan (etiologi)

D. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :


1) Masalah keperawatan:
a) Ansietas
b) Penyangkalan, tidak efektif
c) Ketakutan
d) Berduka, terganggu
e) Perilaku sehat, berisiko
f) Sindrom pasca trauma
g) Perilaku kekerasan : terhadap diri sendiri atau orang lain, resiko.
2) Data yang perlu dikaji :
a) Kaji konsep diri dan harga diri pasien.
b) Identifikasi penyebab koping tidak efektif (mis : kurangnya dukungan,
krisis kehidupan, keterampilan menyelesaikan masalah yang tidak
efektif).
c) Pantau perilaku agresif.
d) Identifikasi pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya
dengan pandangan penyedia layanan kesehatan.
e) Kenali dampak situasi kehidupan pasien terhadap peran dan hubungan.
f) Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan.

E. Diagnosis keperawatan:
a. Ansietas
b. Ketidakefektifan koping individu

F. Rencana tindakan keperawatan:


a. Ansietas
Tujuan :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat menggunakan koping adaptif
3) Klien dapat meningkatkan harga diri
4) Klien dapat menggunakan dukungan sosial
5) Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Intervensi :
1) Catat derajat Ansietas dan takut.
2) Dorong pasien mengekspresikan perasaan.
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas.
4) Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
5) Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien
untuk memahami dan menangani informasi. Kaji situasi ini dan tindakan
yang diambil untuk mengatasi masalah.
6) Anjurkan untuk penggunaan tekhnik relaksasi
7) Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan yang
tenang, kontak dengan orang lain yang terbatas jika dibutuhkan.
8) Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien/orang terdekat mengajukan
pertanyaan dan menyatakan masalah.
9) Tunjukkan indikasi positif pengobatan contoh perbaikan dalam nilai
laboratorium, tekanan darah stabil.
10) Berikan obat anti antiansietas (Transquilizer, sedatif) dan pantau efeknya.

b. Ketidakefektifan koping individu


Tujuan :
1) Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
2) Menyatakan kesadaran kemmapuan koping/kekuatan pribadi
3) Mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari/merubahnya.
4) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan/metode koping efektif.

Intervensi :
1) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, misalnya,
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan
2) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,
peka rangsang, ketidakmampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
3) Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya.
4) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan.
5) Dorong pasien untuk mengevalusai prioritas/tujuan hidup. Tanyakan
pertanyaan seperti “apakah yang Anda lakukan merupakan yang Anda
inginkan?”
6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan
hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan, ketimbang membatalkan
tujuan diri/keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Ahern, N. R. & Wilkinson, J.M. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC, ed. 9. Jakarta: EGC.

Keliat, B. A. (2002). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Keliat, B. A. & Akemat. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

NANDA. (2009-2011). Diagnosa Keperawatan, Defenisi dan Klasifikasi, Alih Bahasa: Made
Sumarwati, dkk. Jakarta: EGC.

Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai