Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA PERTENGAHAN

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampu: Dedeh Husnaniyah,S.Kep,.Ns,.M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 8

1 Ismania Hanna Rofiqo

2 Nafsiatun Nisa

3 Putri Cahyani

4 Syarief Hidayah T

5 Yoga Agung Perdana

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

Jl. Wirapati Sindang Indramayu Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272558

2019
KATA PENGANTAR

Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Usia Lanjut” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam rangka
perbaikan dan kesempurnaan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak
lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada


Indramayu.
2. Heri Sugianto, S.KM., M.Kes selaku Ketua STIKes Indramayu.
3. M. Saefulloh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Ilmu
Kesehatan STIkes Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staf karyawan STIKes Indramayu.
5. Rekan – rekan seperjuangan.

Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata


Kuliah Keperawatan Komunitas I dengan harapan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan para pembaca sehingga Insya Allah dapat
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Indramayu, 25 Juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
B. Tujuan Penulisan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.................................................
1. Pengertian .....................................................................................
2. Ciri-ciri Keluarga ..........................................................................
3. Tipe Keluarga ................................................................................
4. Struktur Keluarga ..........................................................................
5. Fungsi Pokok Keluarga .................................................................
6. Peran Perawat Keluarga ................................................................
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Lanjut Usia ...........................
1. Definisi ..........................................................................................
2. Tugas Perkembangan Pada Lansia ................................................
3. Masalah fisik yang sering ditemukan ............................................

BAB III PENGKAJIAN KELUARGA .....................................................


BAB IV PENUTUP ..................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran .............................................................................................

Daftar Pustaka ...........................................................................................


LAMPIRAN ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keluarga dengan tahap perkembangan usia lanjut merupakan tahap

perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah

tahapan keluarga. Pada tahap ini menurut Duvall dan Miller 1985 adalah

tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau

kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah

satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal

Pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut proses lanjut usia

dan pensiun merupakan realita yang tidak dapat dihindari karena berbagai

stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga. Stressor tersebut

adalah berkurangnya pendapatan, kehilangan berbagai hubungan sosial,

kehilangan pekerjaan serta perasaan menurunya produktivitas dan fungsi

kesehatan. Untuk memenuhi tugas-tugas perkembangan keluarga usia

lanjut keluarga harus mampu beradaptasi menghadapi stressor tersebut

(Friedman, 1998). Keluarga pada tahap ini harus mampu memenuhi tugas-

tugas perkembangan dalam keluarga yaitu mempertahankan pengaturan

hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang

menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri

terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar

generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.


B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan dengan
tahap Usia Lanjut.
2. Tujuan Penulisan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan pada keluarga terhadap perubahan
perkembangan pada usia lanjut
b. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
yang membutuhkan bantuan asuhan keperawatan
c. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga pada tahap usia lanjut.
d. Mahasiswa dapat melakukan analisa data dan merumuskan
diagnosa serta memberikan intervensi terhadap permasalahan
yang sedang dihadapi keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang
dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu
diketahui, antara lain adalah ( Setiadi, 2008, hal 2 ) :
a. Bussard dan Ball ( 1966 )
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat
hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan,
bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya
nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai
saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dan
lingkungannya.
b. WHO ( 1969 )
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi dan perkawinan.
c. Duval ( 1972 )
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
memepertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.
d. Helvie ( 1981 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat.
e. Depkes RI ( 1988 )
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
f. Bailon dan Maglaya ( 1989 )
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah tangga
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
g. UU No. 10 Tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan
anaknya.
h. Sayekti ( 1994 )
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seseorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kelompok simpulkan
secara umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :
a. Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
b. Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
c. Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
d. Ada peran masing-masing anggota keluarga
e. Ikatan emosional
2. Ciri-Ciri Keluarga
a. Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (dalam Setiadi, 2008 hal. 3)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan
denganhubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau
dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama ( Nomen Clatur )
termasuk perhitungan garis keturunan
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
b. Ciri Keluarga Indonesia
1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat
gotong royong.
2) Dijiwai oleh nilai-nilai kebudayaan ketimuran.
3) Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secsara musyawarah.
3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan menurut Setiadi, 2008.
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau
adopsi atau keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (
kakek-nenek, paman-bibi )
b. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :

1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan
anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu
tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian fasilitas.
12) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunanya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
13) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
menikah.
15) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri deari bermacam-
macam menurut Setiadi, 2008 hal. 6, diantaranya :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam berbagai generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara
istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga saudara
suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga
karena adanya hubungan dengan suamti atau istri.

5. Fungsi Pokok keluarga


Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum
fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga
fungsipokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh
dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi
mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
c. Asah
Memenuhi ebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi
industriliasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3)Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan
hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk prilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.

6. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno,
2004, hal 11).
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga
adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004, hal 11) :
a. Pendidikan
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga
agar :
1)Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
2)Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan
komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur
program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi
tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka
dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Dewasa Pertengahan


1. Definisi
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu
proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade.
Usia lanjut merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami
oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan
kenyataan yang tidak dapat dihindari (Notoatmodjo, 2007).
Lansia merupakan dua kesatuan fakta sosial dan biologi. Sebagai
suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu proses penarikan diri
seseorang dari berbagai status dalam suatu struktur masyarakat. Secara
fisik pertambahan usia dapat berarti semakin melemahnya menusia
secara fisik dan kesehatan (Prayitno, 2000)
Menurut Undang Undang RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan
pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial.
Perubahan ini akan memberikan pengaruh pad seluruh aspek kehidupan
(Khoiriyah, 2011)
2. Tugas Perkembangan Lanjut Usia

Seiring tahap kehidupan, lansia memiliki tugas perkembangan

khusus. menurut Potter dan Perry (2005), tujuh kategori utama tugas

perkembangan lansia meliputi:

a. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan

Lansia harus menyesuaikan dengan perubahan fisik seiring

terjadinya penuaan sistem tubuh, perubahan penampilan dan fungsi.

Hal ini tidak dikaitkan dengan penyakit, tetapi hal ini adalah

normal.

b. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan

pendapatan

Lansia umumnya pensiun dari pekerjaan purna waktu, dan oleh

karena itu mungkin perlu untuk meyesuaikan dan membuat

perubahan karena hilangnya peran bekerja.

c. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan

Mayoritas lansia dihadapkan pada kematian pasangan, teman, dan

kadang anaknya. Kehilangan ini sering sulit diselesaikan, apalagi

bagi lansia yang menggantungkan hidupnya dari seseorang yang

meninggalkannya dan sangat berarti bagi dirinya.

d. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia

Beberapa lansia menemukan kesulitan untuk menerima diri sendiri

selama penuaan. Mereka dapat memperlihatkan

ketidakmampuannya sebagai koping dengan menyangkal penurunan


fungsi, meminta cucunya untuk tidak memanggil mereka “nenek”

atau menolak meminta bantuan dalam tugas yang menempatkan

keamanan mereka pada resiko yang besar

e. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup

Lansia dapat mengubah rencana kehidupannya. Misalnya kerusakan

fisik dapat mengharuskan pindah ke rumah yang lebih kecil dan untuk

seorang diri f. Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang

dewasaLansia sering memerlukan penetapan hubungan kembali

dengan anak-anaknya yang telah dewasa

f. Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

Lansia harus belajar menerima akivitas dan minat baru untuk

mempertahankan kualitas hidupnya. Seseorang yang sebelumnya

aktif secara sosial sepanjang hidupnya mungkin merasa relatif

mudah untuk bertemu orang baru dan mendapat minat baru. Akan

tetapi, seseorang yang introvert dengan sosialisasi terbatas,

mungkin menemui kesulitan bertemu orang baru selama pensiun.

3. Masalah Fisik yang Sering Ditemukan pada Lansia

Menurut Azizah (2011), masalah fisik yang sering ditemukan

pada lansia adalah:

a. Mudah Jatuh

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi

mata yang melihat kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak


terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau

tanpa kehilangan kesadaran atau luka

b. Mudah lelah disebabkan oleh

a) faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan atau perasaan


depresi)

b) gangguan organis

c) pengaruh obat-obat

c. Berat badan menurun disebabkan oleh :

a) Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang gairah

hidup atau kelesuan

b) Adanya penyakit kronis

c) Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan

makanan terganggu

d. Faktor-faktor sosioekonomis (pensiun)Sukar Menahan Buang Air

Besar Disebabkan oleh:

a) Obat-obat pencahar perut

b) Keadaan diare

c) Kelainan pada usus besar

d) Kelainan pada ujung saluran pencernaan (pada rektum usus)

e. Gangguan pada Ketajaman Penglihatan Disebabkan oleh:

a) Presbiop

b) Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata kurang)

c) Kekeruhan pada lensa (katarak)

d) Tekanan dalam mata yang meninggi (glaukoma)


BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) :Ny. A
2. Umur KK :70 tahun
3. Alamat dan No. Telepon : Desa Penganjang ,Kec. Sindang -
Indramayu.
4. Pekerjaan KK :Ibu Rumah Tangga
5. Pendidikan KK : SD
6. Tanggal Pengkajian :20 Maret 2019
7. Komposisi Keluarga :
No. Nama JK Hub. Umur Pnddkn Pekerjaan
dgn KK
1. Atmini Pr Kepala 70Th SD Ibu Rumah
keluarga Tangga

2. Toto Lk Anak 53Th SMA Wiraswasta


3. Onisah Pr Anak 38th SMK Wiraswasta
4. Fitri Nur Pr Cucu 14Th SMP Siswi
Anisa
5. Afrizal Lk Cucu 8Th SD Siswa
Febriyana
Genogram : (Tiga Generasi)

Tn. S Ny. A

Tn. T Ny. O

An. F An. A
8. Status Imunisasi
Status Imunisasi
No. Nama
BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk
Ny. A √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tn. T √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ny. O √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nn. F √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
An. A √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

9. Tipe Keluarga : Extended Family (Keluarga Besar)


10. Suku : Jawa
11. Agama : Islam
12. Status Sosek Keluarga : Rp. 1.500.000,.00 (Dana pensiun suami)
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Jarang rekreasi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income
(penghasilan) keluarga
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Masalah kesehatan
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Besar
Semua keluarga sehat, terkecuali Ny. A yang mengalami edema pada
ektremitas kaki sebelah kiri.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Almarhum. Suami dari Ny. A menderita penyakit Diabetes militus.

III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah

Kamar
Kamar Kamar

Ruang
Gudang TV Kamar

Dapur
Ruang Ruang Tamu
Wc Makan

Halaman
Rumah

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Ny. A jarang berinteraksi dengan tetangganya.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Sudah mempunyai rumah sendiri
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Sebelum sakit Ny. A mengikuti pengajian dan mengikuti
kegiatan masyrakat yang lain.
5. Sistem Pendukung Keluarga
Ekonomi tercukupi
IV. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga berkomunikasi baik dengan keluarga dan rekan-rekannya.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dekat dengan keluarganya
3. Struktur Peran
Keluarga memiliki perannya masing-masing dan peran tersebut
dilakukan dengan baik oleh keluarganya.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga tidak menganut budaya tertentu yang mempengaruhi
kesehatan
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
a. Gambaran diri anggota keluarga
klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang
tidak memiliki peran dan fungsinya masing-masing dan peran
tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh salah satu anggota
keluarganya.
b. Perasaan memiliki dan dimiliki keluarga
Klien mengatakan perasaannya bahwa ada salah satu anggota
keluarganya yang belum bisa menghargai perasaannya.
c. Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang lain
Klien mengatakan hanya keluarga tertentu saja yang
berkomunikasi dengan baik.
d. Kehangatan dalam keluarga
Klien mengatakan kurang harmonis dan setiap mempunyai
permasalahan dalam keluarga tidak semua masalah di diskusikan
dengan baik.
e. Bagaimana mengembangkan sikap saling menghargai.
Klien mengatakan jika mempunyai permasalah di musyawarahkan
dengan anak ke-4 dan ke-6.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Tingkat pendidikan
Sekolah Dasar
b. Hubungan antar keluarga
Hubungan antara anak dan keluarga kurang baik.
c. Hubungan dengan orang lain
Hubungan dengan orang lain kurang terjalin baik.
d. Kegiatan organisasi social
Tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi.
e. Keadaan ekonomi
Rp. 1.500.000,-/ bulan
3. Fungsi Biologis
a. Keadaan kesehatan keluarga
Semua keluarga saat ini dalam keadaan sehat kecuali Ny.A.
b. Kebersihan perseorangan
Bersih
c. Penyakit yang sering diderita
Ny. A sering mengalami nyeri pada ekstremitas bawah sebelah kiri
dan merasa jantung berdebar.
d. Penyakit keturunan, penyakit menular dan kronis
Ny. A mengatakan suaminya menderita penyakit diabetes militus.
e. Kecacatan
-
f. Pola makan
Makan 2x/hari
g. Pola istirahat
Ny. A mengatakan tidak pernah tidur siang karena tidak nyenyak
dan selalu tidur malem jam 10 dan sering terbangun.
4. Fungsi Psikologis
a. Keadaan emosi
Ny. A mengatakan tidak pernah marah dan hanya dipendam jika
sedang kesal dengan anggota keluarganya.
b. Kebiasaan yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat
Ny. A mengatakan masih suka mengkonsumsi makanan yang
pedas jika tidak pedas maka makanannya ada yang kurang.
c. Pengambilan keputusan
Klien mengatakan hanya beberapa anggota keluarga selalu
bercerita jika mempunyai permasalahan.
d. Ketergantungan obat/bahan-bahan lain
Klien mengatakan selalu menyediakan obat-obatan dirumahnya
seperti :Micardis. Concor.
e. Mencari pelayanan kesehatan
Klien mengatakan jika keluarganya sakit selalu membawanya ke
klinik terdekat.
5. Fungsi Spiritual
a. Ketaatan beribadah
Klien mengatakan keluarganya taat beribadah
b. Keyakinan kesehatan
klien mengatakan optimis dirinya akan sehat dan pulih kembali.
6. Fungsi Kultural
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Keluarga tidak menganut adat yang mempengaruhi kesehatan
b. Tabu-tabu
Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga
7. Fungsi Reproduksi
Klien sudah menopause.
8. Fungsi Ekonomi
Keluarga mendapat gaji pensiun suami Rp. 1.500.000/bulan
9. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga cukup mengerti tentang masalah kesehatan karena
almarhum suami pasien pensiunan perawat dan salah satu anaknya
ada yang bekerja dibidang kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Klien mengatakan jika dirinya sakit selalu di bawa kerumah sakit
terdekat.
c. Memberi perawatan pada keluarga yang sakit
klien mengatakan jika dirinya yang sakit, salah satu anaknya selalu
memberikan pengobatan.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
klien mengatakan rumahnya selalu dibersihkan setiap hari oleh
anaknya.
e. Mempertahankan dengan menggunakan fasilitas kesehatan.
Keluarga selalu mempertahankan menggunakan fasilitas kesehatan
apabila ada keluarga yang sakit.

VI. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor Jangka Pendek
Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dimusyawarahkan dan
kadang dipendam sendiri jika sedang kesal dengan anak-anaknya
2. Stressor Jangka Panjang
Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dimusyawarahkan dan
kadang dipendam sendiri jika sedang kesal dengan anak-anaknya.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Klien mengatakan jika ada masalah selalu di musyawarahkan serta
menerima saat ada masalah.
4. Strategi Koping yang Digunakan
Klien mengatakan menyikapi masalah dengan kepala dingin, tawakal
serta sabar .
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Klien mengatakan selalu menyelesaikan masalah dengan cara positif,
dengan dibicarakan secara baik-baik agar cepat selesai.

VII. Harapan Keluarga Terhadap Perawat


1. Persepsi keluarga terhadap masalah
Ny. A mengatakan masalah akan selesai jika menggunakan cara kepala
dingin dan di musyawarahkan bersama keluarga.
2. Harapan keluarga terhadap masalah
Ny. A mengatakan ingin keadaan keluarganya kembali seperti semula
dan masalah fisik yang dialami cepat sembuh.
VIII. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaan Ny. A (KK) Tn. T Ny. O Nn. F An. A
1 TTV Td : 150/80 Td : 130/80 Td : 140/90 Td : 100/80 Td : 110/80
mmHg mmHg N : 90x/m mmHg N : 66x/mnt
N : 100x/m N : 64x/mnt S : : 36 oC N : 80x/m S : 36 oC
S : 36,7 oC S : 36,3 oC R :22x/m S : 36 oC R :20x/m
R :24 x/m R :20x/m R :22x/m
2 Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
simetris, tidak ada simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi
3 Mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan baik penglihatan
kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik
(Minus) (Minus) (Minus) (Minus)
4 Hidung dan Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris
mulut fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman , fungsi
baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut penciuman baik.
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi Mulut simetris,
pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, fungsi
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir pengecapan
lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da baik, mukosa
caries gigi caries gigi caries gigi caries gigi bibir lembab,
tidak da caries
gigi
5 Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
fungsi fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran baik, pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
tidak ada kelainan baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
pada telinga. kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada
telinga telinga telinga telinga
6 Leher Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit
merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak
edema edema edema edema ada edema
7 Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada
dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada retraksi dinding
dada
8 Abdomen Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, edema, tidak
tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, ada lesi, tidak
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada striae, tidak
pembesaran hepar pembesaran hepar pembesaran pembesaran ada pembesaran
hepar hepar hepar
9 Ekstremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas
bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, : bentuk
tidak terdapat lengan dextra tidak terdapat tidak terdapat simetris,terdapat
edema mengalami edema edema edema pada
Ekstremitas pembengkokan Ekstremitas Ekstremitas pergelangan
bawah : bentuk Ekstremitas bawah : bentuk bawah : bentuk sinistra, warna
simetris, terdapat bawah : bentuk simetris, tidak simetris, tidak kulit sawo
edemaekstremitas simetris, tidak terdapat edema, terdapat edema, matang
kiri, tidak ada lesi terdapat edema, tidak ada lesi tidak ada lesi Ektremitas
tidak ada lesi bawah : bentuk
simetris, tidak
ada edema,
tidak ada lesi
10 Kulit Warna kulit sawo Warna kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit
matang, kulit kuning, kulit matang, kulit matang, kulit kuning, kulit
kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada lembab, tidak
kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, ada kelainan
tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi kulit, tidak
adanya lesi
IX. ANALISA DATA
Nama : Ny.A
Umur : 70 tahun
Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi
DS: Nyeri Akut Faktor
- Ny. A Aktual presipitasi
mengatakan (Agen cedera

nyeri fisik)

dibagian
kaki Reseptor nyeri

sebelah kiri
DO: Persepsi nyeri

- Pasien tampak
Nyeri
meringis

Menekan saraf

Nyeri di
persepsikan

Nyeri akut
DS : Actual Gangguan Mobilitas Faktor
- - Ny. A mengatakan sulit fisik presipitasi

berjalan jika tidak (Agencedera


fisik)
mengunakan alat bantu
(tongkat)
Reseptor nyeri
DO:
- Pasien berjalan
Persepsi nyeri
mengunakan alat
bantu (tongkat) Nyeri
Mobilitas fisik
terganggu

Gangguan
mobilitas fisik

Ds : Aktual Penurunan koping Keluarga


- Pasien mengatakan keluarga mendapat
merasa hawatir tentang masalah
keadaan salah satu kesehatan
anaknya yang tidak
pernah menjengkuknya. Kurangnya
DO : dukungan
- Orang terdekat menarik timbal balik
diri dari kalien.
Muncul
masalah
penurunan
koping
keluarga

X. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d mengatakan nyeri
dibagian kaki sebelah kiri dan pasien tampak meringis
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d nyeri d.d mengatakan sulit berjalan
jika tidak mengunakan alat bantu (tongkat)
3. Penurunan Koping Keluarga

XI. SKORING MASALAH


1. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 3x1 1 Karena Ny A.
3
Tidak/Kurang sekarang
sehat mengalami
nyeri tetapi
1. Ny. A tidak
mengetahui
penyakit apa
yang
dialaminya.
Kemungkinan 1x2 1 Informasi
2
masalah dapat tentang nyeri
diubah : sebagian cukup banyak,
tindakan yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
nyeri dapat
dilakukan
dirumah.
Keluarga juga
2.
bersedia
mengikuti
pendidikan
kesehatan.
Masalah tidak
dapat diatasi
dengan tuntas
karena
sifatnya dapat
kambuh
sewaktu-
waktu
Potensi masalah 2x1 2/3 Masalah tidak
3
untuk dicegah : dapat dicegah
cukup dengan
3.
tindakan
keperawatan
yang singkat
dan butuh
tindakan
keperawatan
yang intensif
untuk
pencegahan
maksimal.
Menonjolnya 21 x 1 1 Klien pergi ke
2
masalah : pelayanan
Segera kesehatan
4.
untuk
memeriksakan
kesehatan.
Total nilai 3 2/3

2. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 3x1 1 Masalah adalah
3
Tidak sehat
1. actual karena
sudah terjadi.
Kemungkinan 1x2 1 Tingkat
2
masalah dapat
pengetahuan
diubah :
Sebagian kurang, dan
2.
klien mau
dilakukan
terapi.
Potensi masalah 1x1 1/3 Masalah sudah
3
3. untuk dicegah :
berjalan lama.
Rendah
Menonjolnya 0x1 0 Masalah
2
masalah :
ganguan
Masalah tidak
dirasakan. mobilitas fisik

4. tidak dirasakan
oleh keluarga
karena sudah
berjalan lama.
Total nilai 2 1/3
3. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 2x1 2/3 Masalah adakah
3 resiko karena salah
satu anggota
keluarganya yang
1. kurang mengenal
atau kurang
berkomunikasi
dengan Ny. A yang
sedang sakit
Kemungkinan 1 x2 1 Informasi masalah
2 yang sedang diderita
masalah dapat Ny. A kemungkinan
diubah : masalah dapat
2. dirubah jika
keluaarga
menyarankan Ny. A
rutin untuk
menjalankan terapi.
Potensi masalah 2x1 2/3 Masalah yang
3 dialami oleh
untuk dicegah : keluarga Ny. A
dapat ditangani
3. dengan memberikan
penjelasan tentang
masalah penyakit
yang diderita.
Menonjolnya 1x1 1/2 Keluarga Ny. A
2 melihat bahwa
masalah :. permasalahan yang
4. ada tidak
menggangu
kesehatan.
Total nilai

XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diagnosa Keperawatan I : Nyeri akut
2. Diagnosa Keperawatan II : Gangguan mobilitas fisik
3. Diagnosa Keperawatan III : Penurunan koping keluarga
XIII. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA
No. APerencanaanKeperawhatan
Dx Tujuan RencanaTindakan Rasional
(SLKI) (SIKI)

Setelah dilakukan tindakan O: Identifikasi lokasi, - Untuk


keperawatan diharapkan karakteristik, durasi, mengetahui
nyeri berkurang dengan frekuensi, kualitas, lokasi,
kriteria hasil : intensitas nyeri. karakteristik,
-Keluhan nyeri (4) N: Berikan tehnik non durasi,
-Meringis (4) farmakologis untuk frekuensi,
-Gelisah (4) mengurangi rasa nyeri kualitas,
(relaksasi) intensitas
E: Jelaskan startegi nyeri.
meredahkan nyeri - Untuk
K: Kolaborasi pemberian mengurangi
obat analgetik rasa nyeri
Setelah dilakukan tindakan O: Identifikasi toleransi - Untuk
keperawatan diharapkan fisik melakukan mengetahui
mobilitas fisik klien kembali pergerakan batas
normal dengan kriteria N: Libatkan keluarga kemampuan
hasil: untuk membantu pasien klien dalam
-Pergerakan ekstrimitas (5) dalam meningkatkan bergerak
-Kekuatan otot (4) pergerakan - Untuk
-Rentang gerak (rom) (4) E: Anjurkan melakukan memudahkan
mobilitas dini klien bergerak
Setelah dilakukan tindakan O: mengidentifikasi - Untuk
keperawatan diharapkan kesesuaian antara mengetahui
koping keluarga kembali harapan, pasien, harapan pasien
normal dengan kriteria keluarga dan tenaga - Untuk
hasil: kesehatan mengetahui
-Kepuasan terhadap bantuan N: mendengarkan perasaan
anggota keluarga lain (5) masalah, perasaan, dan pasien saat ini
-Perasaan diabaikan pertanyaankeluarga - Untuk
kekhawatiran anggota E: menginformasikan menginformasi
keluarga (4) kemajuan pasien secara kan kepada
berkala keluarga
K: merujuk untuk tentang
terapi keluarga, jika kemajuan
perlu pasien

XIV. IMPLEMENTASI dan EVALUASI


No. Tgl/ Implementasi Ttd/ Tgl/w Evaluasi Ttd/
Dx wkt N.J kt N.J
D.00 30/0 T/ mengidentifikasi 30/03/ S : Pasien
77 3/20 lokasi, karakteristik, 2019 mengatakan nyeri
19 durasi, frekuensi, dirasakan di kaki
kualitas, intensitas kiri, nyeri bertambah
nyeri. jika berjalan
riwayat merokok O : Pasien tampak meringis
R/ Pasien mengatakan skala nyeri 4 (0-10)
nyeri dirasakan di A : Masalah belum teratasi
kaki kiri, nyeri P : Intervensi dilanjutkan
bertambah jika O: Identifikasi lokasi,
berjalan, skala karakteristik, durasi,
nyeri 4 (0-10) frekuensi, kualitas,
T/memberikan tehnik intensitas nyeri.
non farmakologis N: Berikan tehnik non
untuk mengurangi farmakologis untuk
rasa nyeri (relaksasi) mengurangi rasa nyeri
R/pasien mengatakan (relaksasi)
nyeri belum E: Jelaskan startegi
berkurang meredahkan nyeri
T/Jelaskan startegi K: Kolaborasi pemberian
meredahkan nyeri obat analgetik
R/pasien kooperatif
D.00 T/ mengdentifikasi S : pasien mengatakan
54 toleransi fisik aktifitas terbantu dengan
melakukan pergerakan bantuan keluarga
R/ Pasien kooperatif O : pasien tampak
T/ melibatkan beraktifitas dengan baik
keluarga untuk A : Masalah Teratasi
membantu pasien P : Intervensi
dalam meningkatkan dipertahankan
pergerakan
R/ pasien mengatakan
aktifitas terbantu
dengan bantuan
keluarga dan tampak
beraktifitas dengan
baik
E: menganjurkan
melakukan
mobilitas dini
R/ Pasien kooperatif
T/ mengdentifikasi S : Pasien mengatakan
kesesuaian antara mengharapkan masalah
harapan, pasien, yang ada dikeluarganya
keluarga dan tenaga cepat selesai
kesehatan O : Pasien tampak sedih
R/ Pasien mengatakan A : Masalah belum teratasi
mengharapkan masalah P : Intervensi dilanjutkan
yang ada O: mengidentifikasi
dikeluarganya cepat kesesuaian antara
selesai harapan, pasien, keluarga
T/ Mendengarkan dan tenaga kesehatan
masalah, perasaan, N: mendengarkan
dan pertanyaan masalah, perasaan, dan
keluarga pertanyaan keluarga
R/ Pasien mengatakan E: menginformasikan
mengharapkan kemajuan pasien secara
masalah yang ada berkala
dikeluarganya cepat K: merujuk untuk terapi
selesai dan pasien keluarga, jika perlu
tampak sedih

XV. EVALUASI
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dg
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-masing
(friedman 2005).Dimana keluarga juga bagian atau unit terkecil dari masyarakat
yang beranggotakan dua orang ataupun lebih dan masing – masing mempunyai
ikatan perkawinan dan hubungan darah, mempunyai kepala dalam rumah tangga,
mempunyai peran masing – masing serta menganut suatu budaya yang keluarga
itu yakini. Keluarga mempunyai beberapa tipe dan memiliki fungsi. Keluarga juga
mempunyai struktur yang dapat digambarkan bagaimana keluarga menjalankan
peran dan fungsinya sebagai bagian dari masyarakat sekitar. Dalam hal ini,
perawat mempunyai peran juga untuk membantu keluarga untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga dengan tahap usia lanjut merupakan salah
satu dari
proses keperawatan dimana dalam hal ini dapat mengoptimalkan peran dan fungsi
lansia.
Jadi, semakin tinggi tingkat pengetahuan lansia terhadap masalah-masalah yang
terjadi,
maka dapat diminimalisir masalah itu terjadi.
B. Saran
1. Perawat
Sebagai perawat dalam menjalankan tugas pelayanan kesehatan, perawat harus
lebih tanggap dalam mengidentifikasi masalah – masalah apa saja yang terkait
dengan keluarga lanjut usia, sehingga dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan tahap lanjut usia serta perawat menjadi fasilitator dalam membantu
penyelesaian masalah.
2. Pasien dan keluarga
Pasien diharapkan agar menjalankan tugas perkembangan sesuai dengan tahap
lanjut usia, dapat menjaga keharmonisan keluarga, juga menjaga kesehatan
dengan menkonsumsi makanan-makanan yang bernutrisi tinggi serta
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.
3. Masyarakat
Sebagai masyarakat juga harus memahami tentang masalah-masalah yang sering
terjadi pada lansia serta perawatannya pada masing-masing masalah tersebut
dengan mengikuti pendidikan kesehatan yang diadakan oleh perawat sehingga
apabila dikeluarga masyarakat terdapat keluarga dengan tahap lanjut usia,
masyarakat dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat pada lansia-lansia
yang ada disekitar masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman.2005.Keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC


Nugroho, Wahyudi.2008.Asuhan Keperawatan Gerontik.Jakarta : EGC
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.Jakarta :
EGC
Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidan.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik
Keperawatan Raflesia
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu


Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta:EGC
Ali, Zaidan.1999.Pengantar Perawatan Kesehatan Keluarga.Depok:Akademik
Keperawatan Raflesia

Anda mungkin juga menyukai