Anda di halaman 1dari 9

Tanda cinta Allah kepada hambaNya

Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan


kepada Allah ta’ala. Bertakwalah kepada Allah
dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa
mengingat Allah dalam banyak kesempatan.

Di dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan


dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menyebutkan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:

ٍ‫ش ْيء‬َ ِ‫ي َع ْبدِي ب‬ َّ َ‫ب إِل‬ ِ ‫َم ْن َعادَى ِلي َو ِليًّا فَقَدْ آذَ ْنتُهُ بِ ْال َح ْر‬
َ ‫ َو َما تَ َق َّر‬،‫ب‬
َّ َ‫ َوالَ َيزَ ا ُل َع ْبدِي َيتَقَ َّربُ ِإل‬،‫ضتُهُ َعلَ ْي ِه‬
‫ي ِبالنَّ َوا ِف ِل‬ ْ ‫ي ِم َّما ا ْفت ََر‬َّ َ‫أ َ َحبَّ ِإل‬
‫ْص ُر‬ َّ
ِ ‫ص َرهُ الذِي يُب‬ َّ
َ َ‫س ْم َعهُ الذِي يَ ْس َم ُع بِ ِه َوب‬ َ ُ‫ فَإِذَا أحْ بَ ْبتُهُ ُك ْنت‬،ُ‫َحتَّى أ ُ ِحبَّه‬
َ
‫سأَلَنِي‬ َ ‫ َولَئِ ْن‬،‫ َو ِرجْ لَهُ الَّتِي َي ْمشِي ِب َها‬،‫ش ِب َها‬ ُ ‫ َو َيدَهُ الَّتِي َيب ِْط‬،‫ِب ِه‬
ُ
ُ‫ َولَئِ ِن ا ْستَعَاذَنِي أل ِع ْيذنَّه‬،ُ‫ْطيَنَّه‬
َ ِ ‫ألُع‬

“Siapa yang memusuhi wali-Ku maka telah Aku


umumkan perang terhadapnya. Tidak ada
taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih
Aku cintai kecuali beribadah dengan apa yang telah
Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang selalu
mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil

1
(perkara-perkara sunnah diluar yang fardhu) maka
Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah
mencintainya maka Aku adalah pendengarannya
yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya
yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang
digunakannya untuk memukul dan kakinya yang
digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta
kepadaku niscaya akan Aku berikan dan jika dia
minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku
lindungi.” (Riwayat Bukhari).

Hadits ini menunjukkan kecintaan Allah ta’ala


kepada hamba-Nya. bagaimanakah Allah mencintai
hamba-Nya? terkadang, seseorang sering melakukan
kemaksiatan, namun rezekinya lapang. Ia lalu
beranggapan bahwa Allah tidak murka kepadanya,
Allah tidak marah kepadanya. Allah masih
mencintainya karena Allah masih melapangkan
rezekinya.

Al-Hakim dalam Mustadraknya yang disetujui oleh


Imam Adz-dzahabi akan kesahihannya,
menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam bersabda:

‫ض ُك َّل َعا ِل ٍم بِالدُّ ْنيَا َجا ِه ٍل بِ ْاْل ِخ َرة‬ َ َ‫إِ َّن هللاَ تَع‬
ُ ‫الى يُ ْب ِغ‬

2
“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci orang yang
pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam
perkara akhirat”.
Orang seperti itu mirip dengan orang kafir yang
Allah sebut dalam surat Ar-Rum:

َ‫ظاه ًِرا ِمنَ ْال َح َياةِ الدُّ ْن َيا َو ُه ْم َع ِن ْاْلَ ِخ َرةِ ُه ْم غَافِلُون‬
َ َ‫َي ْعلَ ُمون‬

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari


kehidupan dunia; sedang mereka tentang
(kehidupan) akhirat adalah lalai.” (Ar-Rum: 7)

Lantas apa ciri-ciri orang yang dicintai Allah?


Pertama, dia dibimbing oleh Allah. Ketika Allah
mencintai seorang hamba, maka hamba tersebut
akan berada dalam tuntunan Allah Ta’ala. Allah
Arahkan dia dalam kebaikan. Allah tidak ridho
langkahnya menuju hal yang dibenci Allah. Allah
tidak Ridho matanya melihat apa yang dibenci oleh
Allah. Allah tidak Ridha pendengarannya
mendengar apa yang dibenci Allah ta’ala. Apakah
artinya dia maksum?

Dia tidak maksum. Dosa adalah sebuah keniscayaan,


tetapi orang yang dicintai oleh Allah ketika
melakukan perbuatan dosa, dengan tuntunan Allah

3
yang baik, kepadanya diarahkan kepada kebaikan,
maka dia dipercepat. Dia akan dibimbing oleh Allah
untuk mudah sadar dan kembali kepada-Nya dengan
bertobat.

Lihatlah Bagaimana Allah ta’ala menjaga sahabat


Ma’iz radiallahu anhu, sahabat yang dia datang
kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ia
mengatakan, “Ya Rasulullah sucikan aku!” Maka
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menanyakan kepada para sahabat apakah sahabat
Maiz sudah gila? Para sahabat mengatakan, “Tidak
wahai Rasulullah! Sesungguhnya dia dalam keadaan
waras.”

Ma’iz disuruh pulang, namun hari berikutnya datang


kembali kepada Rasulullah seraya mengatakan “Ya
Rasulullah, sucikan aku.” Ia berkata begitu karena
telah melakukan perbuatan zina. Rasulullah masih
belum yakin dan memastikan apakah ia berbicara
secara sadar.

Setelah tiga kali datang dan dipastikan, maka Ma’iz


dihukum rajam. Setelah kematiannya, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

4
‫لقد تاب توبة لو قسمت بين أمة لوسعتهم‬

“Maiz betul-betul telah bertaubat yang sempurna.


Seandainya taubat Maiz dapat dibagi-bagikan di
tengah-tengah ummat niscaya mencukupi buat
mereka”.

Jadi, ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada


kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak kebablasan,
tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-
Nya.

Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai


Allah ta’ala adalah Allah Ta’ala akan
mengumpulkannya dengan orang yang mencintai
dirinya karena Allah dan dia mencintai mereka
karena Allah Ta’ala

Cinta karena Allah Ta’ala adalah faktor yang


menyebabkan kecintaan Allah kepada seseorang.
Oleh karena itu hati yang dipadu cinta bersama
saudaranya karena Allah Ta’ala, akan mudah
melekat. Seiring dengan berjalannya waktu dia akan
tetap melekat. berbeda dengan kecintaan yang
dibangun bukan atas dasar Allah ta’ala. Oleh karena

5
itu dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan
oleh imam muslim Rasulullah bersabda:

ِ‫ َو ْالحُبُّ فِي هللا‬،ِ‫ان ْال ُم َو َاالة ُ فِي هللاِ َو ْال ُمعَادَاة ُ فِي هللا‬ ِ ْ ‫أ َ ْوث َ ُق ع َُرى‬
ِ ‫اْلي َم‬
ِ‫ض ِفي هللا‬ ُ ‫َو ْالبُ ْغ‬

“Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas


karena Allah dan antipati karena Allah, serta cinta
karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-
Thabarani)

Contoh dalam masalah ini adalah Saad bin Muadz


Radiallahu anhu. Ibnu Al Jauzi mengisahkan ketika
Saad bin Muadz sedang menderita sakit, maka
beliau menangis karena melihat banyak temannya
yang dekat dengan dirinya tidak menjenguk,
sehingga kemudian dia bertanya kepada
pembantunya, “Ada apa dengan teman-temanku ini?
kenapa mereka tidak menjengukku?”

Maka pembantunya diminta untuk mencari


sebabnya. Kemudian diketahui bahwa mereka tidak
menjenguk Saad bin Muadz Karena mereka malu
akibat memiliki hutang kepadanya. Maka Saad bin
Muadz mengatakan, “Sungguh dunia telah

6
memisahkan antara diriku dan para sahabatku yang
membangun cinta karena Allah Ta’ala.”

Saat kemudian memerintahkan pembantunya untuk


mengumpulkan kantong sebanyak orang yang
berhutang kepadanya, kemudian kantong itu diisi
dinar dan dirham. Kantong-kantong itu kemudian
dibagikan kepada orang yang berhutang kepadanya
dan dia mengatakan semua utang mereka bebas
karena Allah Ta’ala.

Kecintaan karena Allah Ta’ala tidak akan pudar dan


sesungguhnya kecintaan kepada Allah Ta’ala akan
menyebabkan kecintaan dari Allah Azza wa Jalla.
Kemudian ciri berikutnya di antara tanda cinta Allah
kepada hamba, yaitu diberi ujian oleh Allah.

Jangan memandang ujian sebagai hal yang negatif,


karena ada di antara ujian yang Allah berikan
kepada hamba-Nya itu baik untuk dirinya. Ujian
yang Allah berikan kepada hamba-Nya merupakan
bagian dari cara Allah menunjukkan rasa cintanya.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim menyebutkan


sesungguhnya dari sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala
adalah cinta dan cemburu. Allah cemburu jika

7
hambanya sibuk jangan dunia sehingga fokusnya
hanya pada dunia saja, dan lupa kepada Allah ta’ala.
Kecemburuan Allah ini ditunjukkan dengan Allah
memberikan ujian kepada-Nya, agar dia tahu ke
mana dia pulang.

Dalam hal ini, para Nabi adalah orang-orang yang


paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala
karena mereka diberikan banyak ujian oleh Allah
ta’ala. Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam telah menyatakan kepada para sahabat
bahwa beliau adalah orang yang paling besar
ujiannya di antara mereka.

. َ‫سائِ ِر ْال ُم ْس ِل ِميْن‬


َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل ْي َهذَا َوأَ ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ْالعَ ِظي َْم ِل ْي َولَ ُك ْم َو ِل‬
َّ ‫ ِإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر‬،ُ‫فَا ْستَ ْغ ِف ُر ْوه‬
‫الر ِح ْي ُم‬

Khutbah Kedua:

َ ُ‫ أَ ْش َهدُ أَ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ دَه‬.‫ ا َ ْل َح ْمد ُ ِ َّّلِلِ َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َما أ َ َم َر‬,ِ‫ا َ ْل َح ْمد ُ ِ َّّلِل‬
‫ال‬
ْ َ‫س ْولُهُ َو َعلَى آ ِل ِه َوأ‬
‫ص َحابِ ِه َو َم ْن‬ ُ ‫ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهد ُ أ َ َّن ُم َح ِمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬
‫َّاي ِبتَ ْق َوى‬
َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ُ
ِ ‫ أ ْو‬،ِ‫ أ َ َّما بَ ْعدُ؛ ِعبَادَ هللا‬،‫الدي ِْن‬ ِ ‫ان ِإلَى يَ ْو ِم‬ ٍ ‫س‬ َ ْ‫ت َ ِب َع ُه ْم ِبإِح‬
َ َّ
َ‫ فَاتَّقُوا هللاَ َحق تقاتِ ِه َوال ت ُم ْوتن إِال َوأنت ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬،ِ‫هللا‬
ُ َّ ُ َ َ َ ُ َّ

8
Di khutbah kedua ini, marilah kita berdoa kepada
Allah, agar selalu diberi kesadaran atas setiap dosa,
sehingga kita menjadi orang yang bersegera untuk
bertobat kepada-Nya. Semoga kita didekatkan
dengan orang-orang yang saleh dan berteman
dengan mereka, sehingga kita kelak dibangkitkan
bersama mereka. Dan semoga kita senantiasa
diberikan kekuatan untuk sabar menghadapi setiap
ujian, sehingga kita tetap di jalan-Nya dan menjadi
orang-orang yang dicintai-Nya.

‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه‬


َ ‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِي ِ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ُ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬
.‫تَ ْس ِل ْي ًما‬ ‫س ِل ُم ْوا‬
َ ‫َو‬
‫صلَّيْتَ َعلَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى‬ َ َ ‫ا‬ ‫م‬ َ
‫ك‬ ،ٍ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬
َّ َ ُ ِ ‫م‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ َ َ َّ َ ُ َ ِ َ َّ ُ َّ‫الل‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬ ٍ ‫م‬‫ح‬ ‫م‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫م‬ ‫ه‬
َ
‫ار ْكتَ َعلى‬ َ َ‫ َك َما ب‬،ٍ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آ ِل ُم َح َّمد‬
َ ِ َ‫ َوب‬،‫آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‬
‫ض اللَّ ُه َّم‬َ ْ َ‫ار‬ ‫و‬ ،ٌ ‫د‬ ‫ي‬
ْ ‫ج‬ ‫م‬
ِ َ ٌ ‫د‬ ‫ي‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ح‬َ َ‫ك‬ َّ ‫ن‬‫إ‬
ِ َ‫ْن‬ ‫ي‬‫م‬ ِ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬
َ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ، َ َ ِ ‫ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل‬
‫ْم‬‫ي‬‫ه‬ِ ‫ا‬ ‫ْر‬ ‫ب‬ ‫إ‬
‫سائِ ِر‬ َ ‫ َو َع ْن‬، َ‫ت ال ُمؤْ ِم ِنيْن‬ ُ
ِ ‫اج ِه أ َّم َها‬ َ
ِ ‫ َو َع ْن أ ْز َو‬، َ‫الرا ِش ِديْن‬ َّ ‫َع ْن ُخلَفَائِ ِه‬
‫ َو َعنَّا‬،‫الدي ِْن‬ ِ ‫ت ِإلَى َي ْو ِم‬ ِ ‫ َو َع ْن ال ُمؤْ ِمنِيْنَ َوال ُمؤْ ِمنَا‬، َ‫ص َحا َب ِة أَجْ َم ِعيْن‬ َّ ‫ال‬
. َ‫اح ِميْن‬ ِ ‫الر‬ َ
َّ ‫َمعَ ُه ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا أ ْر َح َم‬

Anda mungkin juga menyukai