PENDAHULUAN
Menurut IPCC, kenaikan suhu global semenjak tahun 1901 mencapai 0,89 0C. Di
kawasan Asia Tenggara, tercatat kenaikan suhu pada kisaran 0,4-1 0C.
perubahan suhu rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan
variabilitas iklim (misalnya El Niño dan La Niña, Indian Dipole, dan sebagainya).
beberapa institusi, baik dari dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa
iklim di Indonesia mengalami perubahan sejak tahun 1960, meskipun analisis
perubahan suhu rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan
variabilitas iklim (misalnya El Niño dan La Niña, Indian Dipole, dan sebagainya).
beberapa institusi, baik dari dalam maupun luar negeri menunjukkan bahwa
sepanjang 1997 hingga 2009. Analisis data satelit TRMM (Tropical Rainfall
Indonesia bagian barat (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) serta Papua. Salah
satu fenomena yang memperkuat terjadinya peningkatan suhu di Indonesia
Banjir, tanah longsor, Naiknya permukaan air laut, pola hujan dengan intesitas
tinggi dan penurunan kualitas air. Inilah yang menjadi dasar dari pembuatan
makalah ini yaitu untuk mendapat data-data relevan terkait dampak perubahan
1.2 Tujuan
Potret Kendari 5 tahun terakhir yang menjadi salah satu kota langganan
banjir dan penurunan kualitas air merupakan masalah yang akan kita hadapi
PEMBAHASAN
Perubahan iklim adalah dampak dari global warming yang menjadi issue
besar pada setiap negara. Revolusi Industri merupakan awal permulaan dari
global warming yang terjadi saat ini. Global warming disebabkan oleh manusia
itu sendiri yang diawali dengan revolusi industri. Revolusi industri dimulai sejak
abad 18 hingga abad 19. Hal ini terbukti dengan tercatatnya kenaikan rata-rata
suhu Bumi sebesar 0,6 derajat celcius dari abad 19 hingga abad 21.
mesin industri yang menghasilkan polusi (jelaga) , praktik pertanian yang masif
pupuk, dan penggunaan bahan bakar fosil. Hutan sebagai sequester (penyerap
dan penampung) emisi karbon dioksida dari makhluk hidup dan aktivitas
Efek rumah kaca adalah hal alami yang terjadi di bumi. Dengan radiasi
efek rumah kaca dari matahari, suhu udara di bumi bisa tetap hangat yaitu
hidup dapat bertahan hidup di bumi. Contoh manfaat adanya efek rumah kaca
adalah dapat menghangatkan tanaman agar tidak mati di tengah musim salju.
Gambar 2.1 Ilustrasi Efek Rumah Kaca
berbagai teknologi dan industri. Sejak revolusi industri yang terjadi sekitar
bumi meningkat dari keadaan normal yang biasa disebut fenomena global
warming.
tanggal 27 September 1995. Kota Kendari memiliki luas ± 300,89 km² atau
(30.089 ha), merupakan dataran yang berbukit dan dilewati oleh sungai-sungai
yang bermuara ke Teluk Kendari sehingga teluk ini kaya akan hasil lautnya.
meningkat menjadi 222.955 jiwa pada tahun 2004 dan pada tahun 2005
tersebut di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota selama kurun
waktu tahun 2003-2005 sebesar 0,97 persen per tahun. Tahun 2017 penduduk
kota Kendari berjumlah 334.335 jiwa (2017) dengan sebaran penduduk 1.111
jiwa/km².
yaitu masing-masing 7,00 persen 1,89 dan 1 persen. Sedangkan tiga kecamatan
lainnya berada di bawah laju pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Kendari,
Kendari yang ada saat ini adalah seluas 690,89 Ha luasan tersebut tersebar di
seluruh kecamatan yang ada di Kota Kendari. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau
penduduk yang dilakukan dari tahun 2015 hingga tahun 2035 secara
mengalami penyimpangan sebesar 105 Ha. Salah satu contoh laju perluasan
pemukiman ada di Kec. Puuwatu yang dapat dilihat dengan data berikut:
peningkatan luas perumahan dimana tahun 2011 seluas 92.134 m2 dan tahun
2016 menjadi 557.170 m2 atau meningkat 5 kali lebih luas dalam periode 5
tahun.
2.3 Dampak perubahan Iklim terhadap Sumberdaya Air Kota Kendari
Salah satu dampak perubahan iklim adalah krisis air bersih, yang
Kondisi tersebut disebabkan oleh pergantian musim yang tidak stabil, sehingga
daerah yang jarang air terancam mengalami krisis air. Sumber kebutuhan air
tawar sepertiga penduduk dunia diperkirakan akan kering pada tahun 2100.
Dan pada pertengahan abad ini, daerah subtropis dan tropis yang kering
para ahli, bahwa pada pertengahan abad ini, berkurangnya sumber air bersih
2009).
Selain Sungai Wanggu, sungai lain juga ikut berkontribusi, misalnya Sungai
Benubenua (DAS) 21,00 Km2, Sungai Lahundape (DAS) 16,00 Km2, Sungai
Mandonga (DAS) 18,00 Km2 Sungai Sodoha (DAS) 20,00 Km2, Sungai Tipulu
(DAS) 12,00 Km2 serta Sungai Wua-wua, Kemaraya, Anggoeya, dan Sungai
Kampungsalo. :
Teluk Kendari seluas 101,8 hektar dan kedalaman laut berkisar 9 meter sampai
10 meter. Luasan wilayah teluk ini menyusut dari semula 1.186,2 hektar menjadi
1.084,4 hektar pada tahun 2000.
357.810,59 ton/ tahun. Selain itu, menurut dokumentasi institusi teknis Dinas
Kendari. Selain Sungai Wanggu, sungai lain juga ikut berkontribusi, misalnya
Sungai Benubenua (DAS) 21,00 Km2, Sungai Lahundape (DAS) 16,00 Km2,
Sungai Mandonga (DAS) 18,00 Km2 Sungai Sodoha (DAS) 20,00 Km2, Sungai
Tipulu (DAS) 12,00 Km2 serta Sungai Wua-wua, Kemaraya, Anggoeya, dan
Sungai Kampungsalo.
dalam kawasan teluk. Sedikitnya terdapat empat dermaga pelabuhan serta satu
Pelni, KM Tilongkabila yang melayanai kawasan timur Pulau Sulawesi. Ada pula
perekonomian seyogyanya bisa membaik, namun Teluk Kendari tak lepas dari
masalah.
sekitar 1.330.281 m3/ tahun dengan laju pendangkalan 0,207 m/ tahun. Hal itu
perairan Teluk Kendari tinggal 197,1 hektar. Lebih jauh lagi diprediksi sampai 24
menjadi daratan seluas 1.091,1 hektar, sehingga Teluk Kendari sisa seluas 18,8
hektar.
Aktivitas di sekitar DAS yang bermuara ke Teluk Kendari secara langsung
mangrove menjadi tambak maupun industri dan pertokoan. Secara kasat mata
dapat disaksikan bagaimana areal mangrove yang dulu masih luas kini semakin
kawasan pertokoan.
Setiap tahun terjadi pengurangan vegetasi mangrove secara drastis.
Pada tahun 1960-an luas vegetasi mangrove di sekitar Teluk Kendari mencapai
543,58 ha, tahun 1995 menurun hingga tersisa 69,8 ha, dan tahun 2005
limpasan air banjir yang merusak pemukiman penduduk dan lahan pertanian
bulan April dan Mei tahun 2013 dari ketiga titik pantau yang dibandingkan
dengan baku mutu air parameter TSS, COD dan DO berada pada kelas III dan
parameter BOD dari ketiga titik pantau tidak ada yang memenuhi baku mutu
Dari hasil pengukuran kualitas air Sungai Wanggu tahun 2009 -2012 dari
daerah hulu, tengah dan hilir yang dibandingkan dengan baku mutu air dapat
dilihat pada Tabel di atas dari daerah hilir parameter TSS berada di kelas II,
parameter COD daerah hulu berada di kelas II dan daerah tengah dan hilir
berada pada kelas III, parameter DO dari daerah hulu sampai hilir berada
dikelas II ,daerah hulu parameter BOD berada pada kelas III dan daerah tengah
udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsurangsur dalam jangka
waktu yang panjang antara 50 (multi decadal) sampai 100 tahun (inter
centenial) (KLH 2004). Perubahan iklim juga dapat diartikan sebagai suatu
keadaan berubahnya pola iklim dunia yang diakibatkan oleh berbagai kegiatan
stabil sebagai contoh curah hujan yang tidak menentu, sering terjadi badai,
suhu udara yang ekstrim, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya.
kekeringan.
yaitu sebesar 4,5 Miliar (kompas.com), tahun 2017 dengan kerugian 75 Miliar
hujan yang sama sehingga tersisa hanya 490 data saja. Salah satu cara yang
sangat sederhana untuk menentukan ambang batas ekstrim tertinggi dari data
1. Suatu kasus hujan di Kota Kendari dapat dikategorikan sebagai ekstrim bila
3. Kejadian hujan lebat dan sangat lebat umumnya terjadi di bulan Juli dan
Juni dimana bulan tersebut merupakan masa transisi dari musim hujan
4. Kejadian hujan lebat dan sangat lebat umumnya terjadi di tahun 2013.
BAB III
KESIMPULAN
pola hujan. Hal yang dirasakan langsung akibat dari perubahan iklim adalah
penurunan kualitas air, banjir dan tanah longsor. Berdasarkan penjelasan di atas
air. Hal ini ditunjukan dengan data penurunan kualitas air sungai Wanggu