OLEH :
ARDIANTO LARAWA
(G2 T1 18 018)
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Keterediaan air dalam jaringan irigasi untuk pertanian merupakan hal yang
sangat penting dan mendasar dalam perancangan sebuah jaringa irigasi. Olehnya
itu penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui debit air yang ada untuk rencana tanam musim.
2. Mengetahui debit air yang dibutuhan pada rencana tanam.
3. Memberikan rekomendasi alternatif untuk memenuhi kebutuhan air untuk
kebutuhan pertanian.
4. Mengetahui Tingkat kerusakan dari kinerja jaringan irigasi.
Jadi jumlah keseluruhan daerah irigasi Bangbayang yaitu 100 hektar, yang
mana daerah tersebut terletak antara koordinat, 6 ° 12 ‘ dan 2 ° 22' Lintang Selatan
102 °45' dan 103 ° 0' Bujur Timur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Irigasi
2.1.1 Definisi Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang
merupakan satu kesatuan yang diperlukann untuk penyediaan, pembaginan,
pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Saluran irigasi merupakan
infrastruktur yang mendistribusikan air yang berasal dari bendungan, bendung,
embung kepada lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya
saluran irigasi ini, kebutuhan air akan sawah/ ladang para petani akan terjamin.
(Soewarno 2000 )
….(2)
Dengan :
DR = Kebutuhan air di lahan (lt/det/ha)
NFR = Kebutuhan bersih air disawah (mm/hari)
ef = Efisiensi irigasi (nilai efisiensi diambil 65%)
Menurut data yang ada pada Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan
Kabupaten Garut, nilai perkolasi untuk daerah irigasi Banyuresmi yaitu seperti
pada tabel 2.9.
....(4)
Dengan:
n = Lamanya periode pengamatan
Maka untuk curah hujan efektifnya adalah :
Rc = 0.7xR80%
Selain rumus yang di atas dapat juga di gunakan rumus sebagai berikut :
....(5)
Dengan :
R = Curah hujan andalan
n = Banyaknya pengamatan
q = Data yang lebih kecil dari data andalan
misal: untuk Re 80% maka :
=2
maka data yang lebih kecil dari data andalan adalah 2 buah maka data
andalan adalah data ke 3 dari yang terkecil.
2.6. Pola dan Jadwal Tanam
Pemberian air irigasi pada waktu berhenti musim tanam, diberbagai tempat
adalah salah satu cara yang ekonomis dalam menampung air dalam tanah untuk
keperluan masa depan. Namun air yang digunakan untuk keperluan irigasi pada
waktu tidak begitu dibutuhkan oleh tanaman digunakan, tidak begitu efisien
apabila dibandingkan dengan kemungkinan untuk mengutamakan air untuk tanah
apabila sangat dibutuhkan oleh tanaman. Oleh karena itu pola dan jadwal tanam
haruslah memperhitungkan jumlah ketersediaan air dan memilih periode yang
tepat agar dapat memenuhi jumlah kebutuhan air, minimalnya tanaman dapat
hidup dengan jumlah produksi yang sesuai dengan biaya investasi.
Pola tanam adalah suatu susunan urutan penanaman tanaman pada sebidang lahan
dalam periode satu tahun, dimana pemerintah telah menetapkan suatu aturan pola
dan jadwal tanam pada suatu wilayah kerja irigasi yang dinamakan dengan
rencana tanam, sedang pelaksanaan penanaman oleh penggarap dinamakan dengan
realisasi tanam, yang mana jumlah musim tanam tergantung dari jenis dan variasi
tanaman yang ditanam.
2.7. Debit
Debit andalan (dependable flow) secara umum didefinisikan sebagai debit
minimum sungai untuk kemungkinan terpenuhi yang dapat dipakai untuk keperluan
irigasi.
Debit andalan (Q 80%) adalah debit minimum rata-rata tengah bulanan
untuk kemungkinan tidak terpenuhi 20%. Persamaan yang dipakai yaitu:
....(6)
Dengan:
n = Banyaknya periode data yang dipakai
Re = 0.7 x R80%
Dengan :
Re = curah hujan efektif
R 80% = curah hujan 80%,
Dengan:
NFR = Kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
P = Perkolasi
ETc = Evapotranspirasi (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = Penggantian lapisan (mm/hari)
Setelah kebutuhan bersih air disawah diketahui, maka kebutuhan air pengambilan dapat
diperoleh dengan mempergunakan persamaan dibawah ini:
NFR
DR=
8.64∗ef
Dengan :
N = banyaknya periode data
b. Analisis Faktor K
Dari hasil analisis rencana tanam dan realisasi tanam maka didapat
perbandingan antara jumlah ketersediaan air dan kebutuhann air tiap periode
setengah bulanan.
Analisis Data
3.2.1Analisis Data Klimatologi
3.2.1.1 Kerapatan Uap Air Jenuh
Harga kerapatan uap air jenuh ini akan digunakan dalam perhitungan
evapotranspirasi potensial dengan menggunakan metode Hamon. Dalam analisis
ini kerapatan uap air jenuh didapatkan dari hasil interpolasi pada tabel berikut ini.
Berikut ini cara interpolasi dari data temperatur yang ada, misalkan untuk
periode januari 1 suhu udara rata-rata adalah 26.1° C, dan suhu tersebut berada
diantara 25 dan 30° C, maka melalui perhitungan interpolasi ini didapat nilai
kerapatan uap air jenuh dalam (gram /mVlOO).
Sehingga dengan cara yang sama akan didapat kerapatan uap air jenuh
periode setengah bulanan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Perhitungan Nilai-Nilai Kerapatan Uap Air Jenuh vs Temperatur metode
Hamonn Stasiun Leles.
No Bulan Temperatur 0C Kerapatan air jenuh (gram/m3/100)
1 Januari -01 26.1 24.47
2 Januari -02 28.4 27.97
3 Februari -01 26.1 24.47
4 Februari -02 26.4 24.93
5 Maret -01 27.1 25.99
6 Maret -02 28.6 28.77
7 April -01 27.7 24.98
8 April -02 25.3 25.23
9 Mei -01 27.1 25.92
10 Mei -02 26.3 24.77
11 Juni -01 26.5 25.08
12 Juni -02 25.6 23.71
13 Juli -01 25.4 23.01
14 Juli -02 25.4 23.01
15 Agustus -01 24.8 22.09
16 Agustus -02 26.2 24.624
17 September -01 26.2 24.624
18 September -02 26.3 24.776
19 Oktober -01 26.4 24.93
20 Oktober -02 26.6 24.83
21 November -01 26.3 24.77
22 November -02 24.8 22.09
23 Desember -01 26.1 24.47
24 Desember -02 25.9 23.77
Hitungan 2008
Tabel 3.4 Durasi Sinar Matahari D Terhadap Satuan 30 Hari Selama 12 jam/hari.
Lintang Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Utara
5 1,02 0,93 1,03 1,02 1,06 1,03 1,06 1,05 1,01 1,03 0,99 1,02
10 1,00 0,91 1,03 1,03 1,08 1,06 1,08 1,07 1,02 1,02 0,99 0,99
15 0,97 0,91 1,03 1,04 1,11 1,08 1,12 1,08 1,02 1,01 0,95 0,97
20 0,95 0,90 1,03 1,05 1,13 1,11 1,14 1,11 1,02 1,00 0,93 0,94
40 0,84 0,83 1,03 1,11 1,24 1,25 1,27 1,18 1,04 0,96 0,83 0,81
50 0,47 0,78 1,02 1,15 1,33 1,36 1,37 1,25 1,06 0,92 0,76 0,70
Selatan
5 1,06 0,95 1,04 1,00 1,02 0,99 1,02 1,03 1,00 1,05 1,03 1,06
10 1,08 0,97 1,05 0,99 1,01 0,96 1,00 1,01 1,00 1,06 1,05 1,10
15 1,12 0,98 1,05 0,98 0,98 0,94 0,97 1,00 1,00 1,07 1,07 1,12
20 1,14 1,00 1,05 0,97 0,96 0,94 0,95 0,99 1,00 1,15 1,20 1,29
40 1,27 1,06 1,07 0,93 0,86 0,78 0,81 0,92 1,00 1,15 1,20 1,29
50 1,37 1,12 1,08 0,90 0,77 0,67 0,74 0,88 0,99 1,19 1,29 1,41
Sumber :Soewamo (2000)
Berikut ini cara interpolasi dari data durasi sinar matahari yang ada untuk
periode Januari terhadap letak koordinat wilayah Garut yaitu pada 7° lintang
selatan, dan itu berada diantara 5 dan 10, maka melalui perhitungan berikut ini
didapat nilai durasi sinar matahari yaitu :
ini :
i. Analisis Evapotranspirasi
Dalam analisis evapotranspirasi potensial digunakan metode Hamon,
mengingat data yang tersedia pada Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan
(SDAP) Kabupaten Garut tidak begitu lengkap dan metode ini sudah dievaluasi
dan banyak digunakan di Indonesia.
Persamaan yang digunakan yaitu :
Eto = Ch x D2 x Pt
Dengan
Eto = Evapotranspirasi tetapan (inchi/hari)
Ch = Koefisien = 0.55
D = Durasi jam penyinaran matahari terhadap satuan 30 hari
selama 12 jam/hari (lihat tabel 3.4)
Pt = Kerapatan uap air jenuh (gram/m3/100), (lihat tabel 3.3)
Setelah dilakukan perhitungan dari persamaan diatas, maka hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
IR = Mek/(ek-l)
Dengan :
IR = Kebutuhan air di tingkat pesawahan (mm/hari)
M = Eo + p, yaitu ; kebutuhan air untuk mengganti atau
mengkompensasi kehilangan akibat evaporasi dan perkolasi yang
telah dijenuhkan, dimana :
Eo = evaporasi air terbuka nilainya di pakai 1.1 x Etc (mm/hari)
e = Bilangan nafier (2.71828182846)
K = M x T/S Dengan :
T = Jangka waktu penyiapan lahan
S = Kebutuhan air untuk penjenuhan di tambah lapisan air yaitu :
250 + 50 = 300 mm.
Masa Tanam 1
Januari 1 / November 1
IR = Mxek/(ek-l)
M = Eo + P
Eo = 1.1 x Eto = 1.1 x 3.651 = 4.0161
M = 4.0161 + 3 = 7.0161 mm/hari
K = (M x T) / S
Dengan :
T = 30 hari,
S = 300 mm
K = (7.0161 x 30)/300 = 0.7461
IR = M x ek / (ek-l)
= 7.016 x 2.718281807461 / (2.718281807461 -1)
= 13.915 mm/hari
Januari 2
IR = M x ek (ek-l) M = Eo + P
Eo = l.l x Eto =1.1 x 4.173 = 4.590
M = 4.590 + 3 = 7.590 mm/hari
K = (M x T) / S
Dengan :
T = 30 hari,
S = 300 mm
K = (7.590 x 30) / 300 = 0.795
IR = M x ek / (ek-l)
= 7.590 x 2.718281808246 / (2.718281808246 - 1)
= 14.271 mm/hari
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada musim tanam 1 dan musim
tanam 2, hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Nilai-Nilai Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan Pada
Rencana Tanam
Masa
Periode Eto EO P T S M K E ek IR
Tanam
Nov-O1 3.651 4.016 3 30 300 7.016 0.702 2.718282 2.01697841216961 13.915
Nov-O2 4.173 4.590 3 30 300 7.590 0.759 2.718282 2.13622959020594 14.271
Des-O1 3.275 3.602 3 30 300 6.602 0.660 2.718282 1.93525132643041 13.662
Des-O2 3.336 3.670 3 30 300 6.670 0.667 2.718282 1.94840118666656 13.703
MT1 Jan-O1 3.791 4.170 3 30 300 7.170 0.717 2.718282 2.04820010313624 14.010
Jan-O2 4.196 4.616 3 30 300 7.616 0.762 2.718282 2.14161744717834 14.287
Feb-O1 3.476 3.823 3 30 300 6.823 0.682 2.718282 1.97848654698368 13.797
Feb-O2 3.511 3.862 3 30 300 6.862 0.686 2.718282 1.98607149639973 13.820
Mar-O1 3.679 4.047 3 30 300 7.047 0.705 2.718282 2.02321055807384 13.934
Mar-O2 3.516 3.867 3 30 300 6.867 0.687 2.718282 1.98720838499468 13.824
Apr-O1 3.434 3.777 3 30 300 6.777 0.678 2.718282 1.96933567625815 13.768
Apr-O2 3.246 3.571 3 30 300 6.571 0.657 2.718282 1.92912114075458 13.643
MT2 Mei-O1 3.150 3.465 3 30 300 6.465 0.647 2.718282 1.90889161976894 13.579
Mei-O2 3.150 3.465 3 30 300 6.465 0.647 2.718282 1.90889161976894 13.579
Jun-O1 0.988 1.086 3 30 300 4.086 0.409 2.718282 1.50474920831534 12.182
Jun-O2 1.101 1.211 3 30 300 4.211 0.421 2.718282 1.52361688543493 12.253
Jul-O1 3.440 3.784 3 30 0 6.784 0 2.718282 1.0 0
Jul-O2 3.461 3.807 3 30 0 6.807 0 2.718282 1.0 0
Agus-O1 3.671 4.038 3 30 0 7.038 0 2.718282 1.0 0
Agus-O2 3.656 4.022 3 30 0 7.022 0 2.718282 1.0 0
MT3 Sep-O1 3.599 3.959 3 30 0 6.959 0 2.718282 1.0 0
Sep-O2 3.209 3.530 3 30 0 6.530 0 2.718282 1.0 0
Okt-O1 3.678 4.046 3 30 0 7.046 0 2.718282 1.0 0
Okt-O2 3.573 3.930 3 30 0 6.930 0 2.718282 1.0 0
Hitungan 2008
Dengan :
T = 30 hari,
S = 250 mm
K = (7.016 x 30)/250 = 0.842 mm/hari
IR = M x ek / (ek-l)
= 7.016 x 2.71828180,842 / (2.71828180,842 -1)
= 12.328 mm/hari
Januari 2
IR = M x ek (ek-l) M = Eo + P
Eo = l.l x Eto =1.1 x 4.196 = 4.173
M = 4.173 + 3 = 7.590 mm/hari
K = (M x T) / S
Dengan :
T = 30 hari,
S = 250 mm
K = (7.590 x 30) / 250 = 0.911
IR = M x ek / (ek-l)
= 7.590 x 2.71828180,911 / (2.71828180,911 - 1)
= 12.697 mm/hari
Tabel 3.8 Nilai-Nilai Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan Pada
Realisasi Tanam
Masa
Periode Eto EO P T S M K E ek IR
Tanam
Nov-01 3.651 4.016 3 30 250 7.016 0.842 2.7182818 2.32082022201792 12.328
Nov-O2 4.173 4.590 3 30 250 7.590 0.911 2.7182818 2.48643729741517 12.697
Des-O1 3.275 3.602 3 30 250 6.602 0.792 2.7182818 2.20843615529638 12.066
Des-O2 3.336 3.670 3 30 250 6.670 0.800 2.7182818 2.22645572118089 12.109
MT1 Jan-O1 3.791 4.170 3 30 250 7.170 0.860 2.7182818 2.36399666977095 12.426
Jan-O2 4.196 4.616 3 30 250 7.616 0.914 2.7182818 2.49396454735952 12.713
Feb-O1 3.476 3.823 3 30 250 6.823 0.819 2.7182818 2.26777373926387 12.205
Feb-O2 3.511 3.862 3 30 250 6.862 0.823 2.7182818 2.27821052696649 12.230
Mar-O1 3.679 4.047 3 30 250 7.047 0.846 2.7182818 2.32942804183153 12.348
Mar-O2 3.516 3.867 3 30 250 6.867 0.824 2.7182818 2.27977555812116 12.233
MT2 Apr-O1 3.434 3.777 3 30 250 6.777 0.813 2.7182818 2.25519291423603 12.176
Apr-O2 3.246 3.571 3 30 250 6.571 0.788 2.7182818 2.20004417138512 12.046
Mei-O1 3.150 3.465 3 30 250 6.465 0.776 2.7182818 2.17238865275659 11.980
Mei-O2 3.150 3.465 3 30 250 6.465 0.776 2.7182818 2.17238865275659 11.980
Jun-O1 0.988 1.086 3 30 250 4.086 0.490 2.7182818 1.63289007079007 10.543
Jun-O2 1.101 1.211 3 30 250 4.211 0.505 2.7182818 1.65749005951142 10.615
Jul-O1 3.440 3.784 3 30 250 6.784 0.814 2.7182818 2.25709006341326 12.181
Jul-O2 3.461 3.807 3 30 250 6.807 0.817 2.7182818 2.26342542785288 12.195
Agus-O1 3.671 4.038 3 30 250 7.038 0.845 2.7182818 2.32691649506929 12.342
Agus-O2 3.656 4.022 3 30 250 7.022 0.843 2.7182818 2.32239825025367 12.331
MT3 Sep-O1 3.599 3.959 3 30 250 6.959 0.835 2.7182818 2.30490496941123 12.291
Sep-O2 3.209 3.530 3 30 250 6.530 0.784 2.7182818 2.18943247243055 12.021
Okt-O1 3.678 4.046 3 30 250 7.046 0.846 2.7182818 2.32921327381064 12.347
Okt-O2 3.573 3.930 3 30 250 6.930 0.832 2.7182818 2.29708574170585 12.273
Hitungan 2008
Etc = kc x Eto
Dimana:
Etc = evapotranspirasi tanaman
Eto = evapotranspirasi tetapan
Kc = koefisien tanaman Nilai kc dapat diperoleh dan tabel 3.9.
Karena jadwal tanam dan realisasi tanam di jadikan tiga masa tanam maka
kemungkinan memakai padi lokal, maka untuk bulan Desember di gunakan kc
1.20, karena mulai masa tanam dan dapat di hitung dengan :
Desember 1
Etc = kc x Eto
Etc = 1.35 x 3.27 = 4.42
Desember 2
Etc = kc x Eto
Etc = 1.35 x 3.34 = 4.50
Desember 2 :
Etc = kc x Eto
Etc = 1.35 x 3.34 = 4.50
Etc = 4.50
Dengan:
GFR = Kebutuhan total air di sawah (mm / hari atau Lt / hari. ha)
Etc = Evapotranspirasi tanaman (mm /hari)
WLR = Penggantian lapisan (mm/hari)
P = Perkolasi
Dari persamaan diatas dapat diketahui kebutuhan total air disawah, baik
untuk rencana tanam dan realisasi tanam yaitu sebagai berikut, Untuk bulan
November I, yaitu :
Sehingga dengan cara yang sama dapat diketahui kebutuhan total air
disawah untuk rencana tanam dan realisasi tanam.pada tabel 3.12.
Tabel 3.13 Data Total Curah Hujan untuk Stasiun Leles Periode Setengah Bulanan
Bulan ke Curah Hujan Tahun Ke …….
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 1 104 150 120 120 170 215 135 147 8 120
Jan 2 100 88 74 187 250 245 198 35 179 56
Feb 1 150 135 105 258 45 87 124 21 88 10
Feb 2 121 100 40 267 125 320 31 15 70 154
Mar 1 111 154 80 29 147 170 158 150 218 111
Mar 2 205 120 50 203 128 154 200 113 144 204
Apr 1 90 54 100 104 358 147 145 150 102 130
Apr 2 104 77 56 150 25 32 165 0 12 55
Mei 1 150 0 89 70 227 155 99 0 123 15
Mei 2 70 88 85 54 57 36 34 120 6 54
Jun 1 88 71 0 105 45 65 15 24 8 78
Jun 2 102 32 0 65 99 87 36 0 0 0
Juli 1 5 15 0 45 10 10 54 36 15 33
Juli 2 0 11 0 120 0 0 125 11 22 20
Ags 1 12 50 0 155 0 0 105 0 0 11
Ags 2 10 7 0 51 0 20 87 0 22 0
Sep 1 100 0 44 53 0 15 12 0 21 32
Sep 2 550 22 0 52 0 12 129 24 120 15
Okt 1 55 178 21 14 152 170 52 0 9 0
Okt 2 140 35 0 112 65 24 111 14 100 12
Nov 1 132 201 54 78 178 207 54 19 17 100
Nov 2 102 188 56 21 100 200 104 168 300 152
Des 1 107 190 107 25 146 98 54 11 254 100
Des 2 201 30 80 87 287 168 32 0 100 310
Sumber SDAP Kab Garut
Tabel 3.14 Data Total Curah Hujan Untuk Stasiun Kadungora Setengah Bulanan
Bulan ke Curah Hujan Tahun Ke …….
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 1 154 98 45 12 45 201 152 112 32 128
Jan 2 122 125 45 122 96 98 78 225 25 227,7
Feb 1 102 111 98 45 36 42 50 81 21 55
Feb 2 85 45 65 111 78 159 12 25 25 42,4
Mar 1 165 65 78 130 120 135 78 21 120 141,7
Mar 2 220 102 15 105 45 26 30 54 45 110,7
Apr 1 98 65 89 101 21 44 120 86 102 110,5
Apr 2 356 45 45 130 1 168 56 93 54 33
Mei 1 157 36 32 21 45 120 0 30,5 111 60,5
Mei 2 11 45 12 2 0 87 12 235 0 19,5
Jun 1 25 45 0 15 45 13 45 120 0 34,5
Jun 2 0 45 0 20 78 54 12 14 12 0
Juli 1 0 55 15 20 3 13 45 25 12 0
Juli 2 15 0 10 45 0 0 12 35 12 0
Ags 1 45 5 2 10 15 11 0 0 0 0
Ags 2 12 12 0 9 0 30 5 0 0 0
Sep 1 0 0,8 0 1 12 10 21 0 0 14,7
Sep 2 0 12 0 52 0 2 45 21 1 20,7
Okt 1 12 33 0 12 120 152 44 0 0 0
Okt 2 58 12 30 54 87 102 98 0 10 9,8
Nov 1 98 45 23 75 45 78 125 12 0 60,7
Nov 2 65 12 44 98 98 132 87 32 102 78,6
Des 1 65 111 78 100 78 23 196 111 20 84,4
Des 2 25 65 13 120 56 87 11 150 125 5,5
Sumber SDAP Kab Garut
Tabel 3.15 Curah Hujan Rata-Rata untuk stasiun Leles Periode Setengah Bulanan
Curah Hujan tahun Ke…….
Bulan Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 01 6,93 10,00 8,00 8,00 11,33 14,33 9,00 9,80 0,53 8,00
Jan 02 6,67 5,87 4,93 12,47 16,67 16,33 13,20 2,33 11,93 3,73
Feb 01 10,00 9,00 7,00 17,20 3,00 5,80 8,27 1,40 5,87 0,67
Feb 02 8,07 6,67 2,67 17,80 8,33 21,33 2,07 1,00 4,67 10,27
Mar 01 7,40 10,27 5,33 1,93 9,80 11,33 10,53 10,00 14,53 7,40
Mar 02 13,67 8,00 3,33 13,53 8,53 10,27 13,33 7,53 9,60 13,60
Apr 01 6,00 3,60 6,67 6,93 23,87 9,80 9,67 10,00 6,80 8,67
Apr 02 6,93 5,13 3,73 10,00 1,67 2,13 11,00 0,00 0,80 3,67
Mei 01 10,00 0,00 5,93 4,67 15,13 10,33 6,60 0,00 8,20 1,00
Mei 02 4,67 5,87 5,67 3,60 3,80 2,40 2,27 8,00 0,40 3,60
Jun 01 5,87 4,73 0,00 7,00 3,00 4,33 1,00 1,60 0,53 5,20
Jun 02 6,80 2,13 0,00 4,33 6,60 5,80 2,40 0,00 0,00 0,00
Jul 01 0,33 1,00 0,00 3,00 0,67 0,67 3,60 2,40 1,00 2,20
Jul 02 0,00 0,73 0,00 8,00 0,00 0,00 8,33 0,73 1,47 1,33
Ags 01 0,80 3,33 0,00 10,33 0,00 0,00 7,00 0,00 0,00 0,73
Ags 02 0,67 0,47 0,00 3,40 0,00 1,33 5,80 0,00 1,47 0,00
Sep 01 6,67 0,00 2,93 3,53 0,00 1,00 0,80 0,00 1,40 2,13
Sep 02 36,67 1,47 0,00 3,47 0,00 0,80 8,60 1,60 8,00 1,00
Okt 01 3,67 11,87 1,40 0,93 10,13 11,33 3,47 0,00 0,60 0,00
Okt 02 9,33 2,33 0,00 7,47 4,33 1,60 7,40 0,93 6,67 0,80
Nov 01 8,80 13,40 3,60 5,20 11,87 13,80 3,60 1,27 1,13 6,67
Nov 02 6,80 12,53 3,73 1,40 6,67 13,33 6,93 11,20 20,00 10,13
Des 01 7,13 12,67 7,13 1,67 9,73 6,53 3,60 0,73 16,93 6,67
Des 02 13,40 2,00 5,33 5,80 19,13 11,20 2,13 0,00 6,67 20,67
.
Tabel 3.16 Curah Hujan Rata-Rata untuk stasiun Kadungora Periode Setengah
Bulanan
Bulan Curah Hujan tahun Ke…….
Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 01 10,27 6,53 3,00 0,80 3,00 13,40 10,13 7,47 2,13 8,53
Jan 02 8,13 8,33 3,00 8,13 6,40 6,53 5,20 15,00 1,67 15,18
Feb 01 6,80 7,40 6,53 3,00 2,40 2,80 3,33 5,40 1,40 3,67
Feb 02 5,67 3,00 4,33 7,40 5,20 10,60 0,80 1,67 1,67 2,83
Mar 01 11,00 4,33 5,20 8,67 8,00 9,00 5,20 1,40 8,00 9,45
Mar 02 14,67 6,80 1,00 7,00 3,00 1,73 2,00 3,60 3,00 7,38
Apr 01 6,53 4,33 5,93 6,73 1,40 2,93 8,00 5,73 6,80 7,37
Apr 02 23,73 3,00 3,00 8,67 0,07 11,20 3,73 6,20 3,60 2,20
Mei 01 10,47 2,40 2,13 1,40 3,00 8,00 0,00 2,03 7,40 4,03
Mei 02 0,73 3,00 0,80 0,13 0,00 5,80 0,80 15,67 0,00 1,30
Jun 01 1,67 3,00 0,00 1,00 3,00 0,87 3,00 8,00 0,00 2,30
Jun 02 0,00 3,00 0,00 1,33 5,20 3,60 0,80 0,93 0,80 0,00
Jul 01 0,00 3,67 1,00 1,33 0,20 0,87 3,00 1,67 0,80 0,00
Jul 02 1,00 0,00 0,67 3,00 0,00 0,00 0,80 2,33 0,80 0,00
Ags 01 3,00 0,33 0,13 0,67 1,00 0,73 0,00 0,00 0,00 0,00
Ags 02 0,80 0,80 0,00 0,60 0,00 2,00 0,33 0,00 0,00 0,00
Sep 01 0,00 0,05 0,00 0,07 0,80 0,67 1,40 0,00 0,00 0,98
Sep 02 0,00 0,80 0,00 3,47 0,00 0,13 3,00 1,40 0,07 1,38
Okt 01 0,80 2,20 0,00 0,80 8,00 10,13 2,93 0,00 0,00 0,00
Okt 02 3,87 0,80 2,00 3,60 5,80 6,80 6,53 0,00 0,67 0,65
Nov 01 6,53 3,00 1,53 5,00 3,00 5,20 8,33 0,80 0,00 4,05
Nov 02 4,33 0,80 2,93 6,53 6,53 8,80 5,80 2,13 6,80 5,24
Des 01 4,33 7,40 5,20 6,67 5,20 1,53 13,07 7,40 1,33 5,63
Des 02 1,67 4,33 0,87 8,00 3,73 5,80 0,73 10,00 8,33 0,37
.
Curah hujan efektif dihitung berdasarkan perhitungan 70% dari curah
hujan 80%, dan data yang dipakai yaitu data curah hujan stasiun Leles dan stasiun
Kadungora, yang mana dua stasiun tersebut merupakan wilayah kerja Irigasi Leles.
dihitung dengan persamaan:
Re = 0.7 x R80%
Dengan :
Re = curah hujan efektif
R 80% = curah hujan 80%,
Jadi besarnya curah hujan 80 % yaitu urutan ke 3 dari data yang terkecil,
diambil dari data curah hujan rata-rata periode dua mingguan (setengah bulanan).
Tabel 3.17 Curah hujan R 80 untuk stasiun Leles periode setengah bulanan
Bulan Curah Hujan tahun Ke…….
Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 01 0 1.2 6.87 7.63 8.80 10.3 10.3 10.99 10.99 14.73
Jan 02 0 3.84 5.46 5.93 7.37 10.28 10.28 11.18 17.53 17.53
Feb 01 0 3.79 3.79 4.43 5.86 8.44 10.66 11.96 14.96 14.96
Feb 02 0 1.68 2.37 4.37 7.43 8 10.06 12.83 12.83 16.68
Mar 01 0 1.9 5.3 10 10.68 10.68 11.26 14.53 15.13 18.96
Mar 02 0 2.5 7.50 9 9.62 12.43 12.43 14.06 17.33 17.33
Apr 01 0 3.53 7.20 7.3 6.8 9 9.5 9.5 11.79 11.79
Apr 02 0 1.4 1.40 3.15 3.87 4.43 5.06 9.06 9.09 12.75
Mei 01 0 0 3.73 2.31 2.31 2.81 5.12 5.37 12.81 12.81
Mei 02 0 0.37 0.46 0.60 2.93 3.40 3.63 3.63 6.20 6.2
Jun 01 0 0 0.53 3.76 4.53 7.16 7.33 8.2 15 15
Jun 02 0 0 0 0 1.43 2.18 2.18 5.68 5.68 5.93
Jul 01 0 0 0 0.13 0.80 0.80 0.96 3.33 3.33 3.37
Jul 02 0 0 0 0 0 0.90 1.28 1.43 6.25 10.25
Ags 01 0 0 0 0 0 0 0 3.26 12.80 12.80
Ags 02 0 0 0 0 0 0.18 1.37 3 6.09 6.09
Sep 01 0 0 0 1.33 1.33 1.40 1.73 1.73 4.86 7.80
Sep 02 0 0 0 0.87 1.12 1.25 1.75 3.75 7.83 7.83
Okt 01 0 0 0 0.6 3.46 3.46 3.47 11.13 11.60 11.60
Okt 02 0 0 0.68 1.9 3.58 3.58 4.9 6.9 6.96 7.15
Nov 01 0 1.13 3.56 4.4 4.4 8.3 9.25 13 13 13.15
Nov 02 0 2.93 6.67 6.87 3.71 7.31 7.56 9.93 12.62 18.76
Des 01 0 5.13 5.13 7.10 8.60 8.8 10.03 10.14 12.36 12.73
Des 02 0 1.75 4.43 5.62 5.62 7.43 11.40 13.43 19.21 24.37
Tabel 3.18 Curah hujan R 80 untuk stasiun Kadungora periode setengah bulanan
Bulan Curah Hujan tahun Ke…….
Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jan 01 2 5.56 6.23 6.8 6.92 7.46 8.53 10.2 10.93 11.62
Jan 02 1.4 3.81 4.18 5.5 5.8 8.05 8.26 8.6 17.53 17.53
Feb 01 0.13 2.24 2.60 3.3 3.6 5.4 5.6 6.3 14.96 14.96
Feb 02 0.42 1.93 2.31 2.65 3.34 4.37 5.9 6.3 12.83 16.68
Mar 01 3.22 3.80 5.13 8.2 8.2 9.4 10.3 10.7 15.13 18.96
Mar 02 0.65 0.83 1.594.47 3.2 5.65 6.29 9.3 9.9 17.33 17.33
Apr 01 1.32 2.68 2 5.9 6.7 6.86 7.5 8.7 11.79 11.79
Apr 02 0 0.97 1.05 2 3.16 3.3 4.13 5.7 9.09 12.75
Mei 01 0 0.32 0.11 2.06 2 4 4.4 6 12.81 12.81
Mei 02 0 0 0.73 1.21 1.26 2.65 2.8 3 6.20 6.2
Jun 01 0 0 0 0.92 2 2 2.3 3.2 15 15
Jun 02 0 0 0 0.06 2 3.15 3.7 5.8 5.68 5.93
Jul 01 0 0 0 0 0 0.04 0.73 0.8 3.33 3.37
Jul 02 0 0 0 0 0 0 0 2.2 6.25 10.25
Ags 01 0 0 0 0 0 0 0 0.07 12.80 12.80
Ags 02 0 0 0 0 0 0 0 0.5 6.09 6.09
Sep 01 0 0 00 0 0.05 0.42 0.66 0.8 4.86 7.80
Sep 02 0 0 0 0 0 0.95 1.29 2.5 7.83 7.83
Okt 01 0 0 0 0 3.36 3.47 5.6 6.5 11.60 11.60
Okt 02 0 0 0.21 0.61 1.36 2.70 4.5 6.8 6.96 7.15
Nov 01 0 1.43 2.55 4 5.94 6.24 9 13.4 13 13.15
Nov 02 0.37 3.27 3.23 4.11 4.58 4.91 7.53 8 12.62 18.76
Des 01 2.03 3.84 4 5062 5.62 7.32 8.2 8.6 12.36 12.73
Des 02 0.34 3.28 3.34 3.78 4.25 6.6 8.3 9 19.21 24.37
.
= 6.23 mm
= 13.10 mm
Curah hujan R 80 rata-rata :
Dengan cara yang sama untuk bulan berikutnya dapat dilihat pada tabel 3.23
Dengan:
NFR = Kebutuhan bersih air di sawah (mm/hari)
P = Perkolasi
ETc = Evapotranspirasi (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = Penggantian lapisan (mm/hari)
Maka dengan persamaan diatas kebutuhan bersih air disawah untuk Re 80%,
dengan rencana tanam dan realisasi tanam untuk bulan November 1, dapat
diperoleh sebagai berikut:
Sehingga dengan cara yang sama kebutuhan air bersih disawah untuk rencana
tanam dan realisasi tanam dapat diketahui seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.21 Nilai Kebutuhan Bersih Air Disawah Untuk Rencana Tanam R80%
Tabel 3.22 Nilai Kebutuhan Bersih Air Disawah Untuk Realisasi Tanam
R80%
.
Setelah kebutuhan bersih air disawah diketahui, maka kebutuhan air pengambilan
dapat diperoleh dengan mempergunakan persamaan dibawah ini:
NFR
DR=
8.64∗ef
Yang mana dari persamaan diatas dapat diketahui kebutuhan air pengambilan baik
untuk rencana tanam maupun untuk realisasi tanam yaitu sebagai berikut, untuk bulan
November I, yaitu :
NFR
DR=
8.64∗ef
5,22
¿ = 0,93 mm/hari
8.64∗0.6
Sehingga dengan cara yang sama dapat diketahui kebutuhan air
pengambilan baik untuk rencana tanam maupun untuk realisasi tanam.
Dengan :
N = banyaknya periode data
Untuk perhitungan debit andalan pada saluran irigasi Leles ini dihitung
dengan periode data selama 8 tahun maka :
Jadi data yang dipergunakan adalah data ke-3 dari yang terkecil. Berikut ini
adalah data-data debit yang masuk kedaerah Irigasi Leles dari bendung
Bangbayang, periode dua mingguan yang belum diurutkan dari yang terkecil
sampai yang terbesar.
Tabel 3.24 Data Debit (l/det), Hasil Pengukuran Pada Saluran lrigasi
Bangbayang
Periode
Bulan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Jan 01 0,601 1,72 5,18 9,09 0,91 1,26 1,31 1,66
Jan 02 0,446 1,42 2,62 1,29 0,85 1,33 2,48 0,84
Feb 01 0,613 5,36 1,00 1,14 1,01 1,33 2,42 0,84
Feb 02 0,366 2,93 0,62 1,14 1,01 2,67 0,93 1,01
Mar 01 0,612 4,03 0,82 1,06 1,41 1,70 2,76 2,39
Mar 02 0,323 3,05 2,30 2,08 1,66 2,43 ,091 1,60
Apr 01 0,630 3,14 1,55 1,32 1,61 1,53 1,06 1,20
Apr 02 0,374 2,40 1,35 2,47 0,98 0,91 1,06 0,92
Mei 01 0,363 0,76 1,32 1,74 3,21 0,91 0,76 0,94
Mei 02 0,346 1,09 1,10 1,68 1,10 0,84 0,51 0,76
Jun 01 0,299 1,84 1,17 0,88 3,21 0,76 0,39 0,64
Jun 02 0,329 1,47 2,93 0,81 0,81 0,73 0,37 0,64
Jul 01 0,234 0,93 1,43 0,66 0,66 1,18 0,32 0,64
Jul 02 0,150 1,43 1,06 0,81 0,79 1,18 0,32 0,48
Ags 01 0,154 0,34 0,92 0,66 0,79 0,66 0,32 0,45
Ags 02 0,148 0,60 0,92 0,88 0,65 0,66 0,11 0,42
Sep 01 0,154 0,27 0,45 0,45 0,78 ,041 0,27 0,57
Sep 02 0,143 0,28 0,45 0,42 0,84 0,38 0,13 0,46
Okt 01 0,148 0,27 2,35 0,91 1,52 0,29 0,16 0,37
Okt 02 0,164 1,39 1,36 3,22 1,13 0,41 0,62 0,36
Nov 01 0,166 4,69 0,90 3,29 2,55 0,38 0,11 0,44
Nov 02 1,37 5,18 0,90 2,45 1,06 1,13 1,96 0,73
Des 01 2,75 1,34 1,83 0,84 0,84 1,22 2,84 1,06
Des 02 1,33 1,22 1,84 0,35 0,79 2,79 0,96 1,20
Sumber : Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Garut
Berikut adalah debit yang telah di urutkan dari yang terkecil sampai yang
terbesar, dan yang di aksir adalah nilai dari Q andalan ( Q 80% )
4.1 Kesimpulan
Dari hasil uraian dari bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Debit air rata-rata yang ada dalam satu tahun pada jaringan irigasi bambayang
adalah 0,76 l/detik.
2. Debit air rata-rata yang dibutuhkan dalam satu tahun adalah 1,33 l/detik.
3. Diperlukan alternatif lain agar air yang tersedia bisa mencukupi untuk
kebutuhan pertanian diantaranya :
Digunakan salah satu sistem yaitu sistem golongan atau sistem gilir
Penggantian lapisan air disesuaikan dengan air yang ada
Kenyataan di lapangan para petani dalam mencukupi kebutuhan air untuk
tanaman mengambil dari sumber-sumber air atau saluran-saluran air di luar
saluran irigasi bendung Bangbayang
4.2 Saran
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka saran
yang dapat dikemukakan untuk mengatasi masalah kebutuhan air irigasi untuk
daerah Bangbayang yaitu :
1. Para petani diharapkan untuk mengikuti rencana dari Pemerintah setempat
dengan cara mengacu kepada rencana tanam yang terdiri dari tiga musim dan
tidak memaksakan untuk menanam tanaman yang bukan pada masanya, karena
terbentur pada ketersediaan air yang ada.
2. Untuk menanam padi sebaiknya menggunakan padi varietas unggul supaya
selain waktu tanam yang relatif singkat, maka dapat menghemat air yang ada
dan untuk memanfaatkan masa hujan yang relatif panjang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hansen Voughn E., Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi, Erlangga, Jakarta
2. Gandakoesoemah R, 1981, Irigasi, Sumur Bandung, Bandung.
3. Soemarto. CD, 1995, Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta.
4. Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data,
Nova, Jilid 1 Bandung.
5. Soewarno, 2000, Hidrologi Operasional, Jilid 1, bandung.
6. Sostrodarsono, Suyono 2003, Hidrologi Untuk Pengairan, Pradnya Paramita,
Jakarta.
7. Asepkurnia, Diktat Mata KuliahHidrologi STTG.