Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR BRONKOSKOPI

(ICOPIM: 33.21)

NO. DOKUMEN NO. TERBIT/ HALAMAN


RSUP. DR. M. REVISI
DJAMIL PADANG 1/5
STANDAR TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
OPERASIONAL TERBIT/ REVISI
PROSEDUR
DR. dr.Yusirwan ,Sp.B, Sp.BA(K), MARS
NIP.19621122 198903 1 001
1. Pengertian (Definisi) Tindakan Bronkoskopi Serat Optik dan Bronkoskopi rigid
adalah tindakan invasif dengan menggunakan alat
bronkoskopi ke dalam percabangan bronkus untuk keperluan
diagnostik dan terapi.
2. Indikasi Diagnostik: (menggunakanbronkoskopiflexible)
1. Penyakit atau keadaan paru yang belum jelas
penyebab/ situasi/ lokasinya.
2. Kelainan foto toraks yang belum jelas penyebabnya.
3. Penilaian percabangan bronkus (tracheobronchial
tree).
4. Pemeriksaan bilasan bronkoalveolar (broncoalveolar
lavage/ BAL).
5. Pengambilan bahan/ spesimen di bronkus.
6. Pneumotoraks bila paru tidak mengembang.

Terapeutik ( menggunakan bronkoskopi flexible dan rigid)


7. Pengeluaran benda asing.
8. Pengeluaran bekuan darah pada hemoptisis masif.
9. Pengeluaran penumpukan sekret bronkus (mucous
plug)
3. KontraIndikasi 1. Absolut (-)
2. Relatif (Gangguan fungsi paru/ jantung berat, keadaan
umum yang menurun baik karena demam atau
penyebab lainnya, hipoksemia (PO2 <60 mmHg) ,
pasien tidak kooperatif.
4. Persiapan 1. Pasien:

 Pasien dirawat inap


 Persetujuan tindakan bronkosopi dari penderita yang
diketahui keluarga terdekat dengan saksi petugas
medis, setelah pasien diberi penjelasan tentang
tindakan dan tujuan pemeriksaan serta resikonya.
 Dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
 Foto toraks PA dan lateral terbaru.
 Faal paru (VC  1000 ml).
 EKG.dalam batas normal.
PROSEDUR BRONKOSKOPI
(ICOPIM: 33.21)

NO. DOKUMEN NO. TERBIT/ HALAMAN


REVISI
RSUP. DR. M. 2/5
DJAMIL PADANG
STANDAR TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
OPERASIONAL TERBIT/ REVISI
PROSEDUR
DR. dr.Yusirwan ,Sp.B, Sp.BA(K), MARS
NIP.19621122 198903 1 001
 Faal hemostasis normal.
 Penderita dipuasakan 4-6 jam (supaya lambung dalam
keadaan kosong) sebelum tindakan BSO.
 Penderita diberi codein 20 mg 12 jam dan 6 jam
sebelum tindakan BSO.
2. Alat :
 Bronkoskopi satu unit dengan “light source” .
 Unit penyedot/suction.
 Lampu kepala.
 Aparatus instilasi lidokain.
 Oksimeter.
 Sumber oksigen dengan aparatusnya.
 Obat-obat gawat darurat, yaitu NaCl 0,9%, adrenalin,
dexametason, ISDN, sulfas atropin& bronkodilator
Metode Insersi :Trans Oral.
5. ProsedurTindakan ProsedurDiagnostik:
 Pasien disiapkan dengan memeriksa tanda-tanda vital,
status paru dan kardiologis.
 Premedikasi dengan sulfasatropin 0,25 mg intra
muscular atau intra vena (IM/ IV). Bila perlu dapat
ditambahkan diazepam 5-10 mg atau midazolam
0,07-0,67mg/kgBB IM/ IV.
 Anestesilokal oral dengankumur-kumurlidoakain 2%
5 mg selama 5 menit dalam posisi duduk.
 Anestesilokallanjutan,
didaerahorofaring,laringofaringserta pita suara
dengan xylocain spray 10% (5-7 semprot).
 Pada keadaantertentu (pasien tidak kooperatif dan
alasanlainnya) pasien di persiapkan dengan
anestesiumum.
 Instilasilidokain 2% 2 ml kedalam trakea melalui pita
suara dengan bantuan kacalaring.
 Pasien diperiksa dalam posisi duduk,
terlentangatauposisilainnyadenganpemeriksaberdiri di
belakangkepalapenderita.
PROSEDUR BRONKOSKOPI
(ICOPIM: 33.21)

NO. DOKUMEN NO. TERBIT/ HALAMAN


REVISI
RSUP. DR. M. 3/5
DJAMIL PADANG
STANDAR TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
OPERASIONAL TERBIT/ REVISI
PROSEDUR
DR. dr.Yusirwan ,Sp.B, Sp.BA(K), MARS
NIP.19621122 198903 1 001
 Oksimeter ditempelkan pada jari telunjuk kanan atau kiri,
pasien diberi oksigen dengan kanula nasal dengan arus 3-
4 liter/ menit dan kedua mata
ditutupdengankainpenutupuntukmencegahterkenalarutanl
idocain/ cairanpembilas.
 Gigi palsu dilepaskan.
 Mouth-piecediletakkan di antara gigirahang atas dan
rahangbawahuntukmencegahtergigitnyaalat bronkoskop.
 Insersibronkoskopidilakukan secara transoral.
 Dievaluasi pita suara, trakea, karina utama,
bronchusutamakanan/ kiri, bronkuslobus,
bronkussegmen.
 Dilakukan observasi, adanya perubahan-perubahan
patologi atau masih normal.
 Dilakukan pengambilan spesimen dengan cara sebagai
berikut:
 Aspirasisekret
 Bilasan (Washing) : Pada daerah yang dicurigai
adanya infeksi, keganasan, darah/ bekuan darah,
benda asing, dicuci/ bilas dengan NaCl 0,9%
sebanyak 5 cc yang kemudian disedot lagi. Tindakan
tersebut dilakukan beberapa kali sampai dirasakan
cukup bersih/ didapat cukup bahan pemeriksaan.
 Sikatan (Brushing) : Pada daerah bronkus yang
dicurigai adanya kelainan, disikat dengan alatbrushi
baik yang tanpa selubung maupun yang dengan
selubung tunggal atau selubung ganda (tergantung
bronkoskopi yang digunakan). Penyikatan dilakukan
beberapa kali sampai dirasakan cukup.Sesudah alat
sikat dikeluarkan dari saluran napas, alat sikat
dikeluarkan dari ujung bronkoskopi sepanjang kurang
lebih 5 cm dan dioleskan pada gelas objek.Alat sikat
dikeluarkan dari bronkoskop.
 Biopsi : Bila tampak massa/ jaringan granulomatosa,
maka ujung bronkoskop ditempatkan kurang lebih 4
cm di atas daerah
PROSEDUR BRONKOSKOPI
(ICOPIM: 33.21)

NO. DOKUMEN NO. TERBIT/ HALAMAN


REVISI
RSUP. DR. M. 4/5
DJAMIL PADANG
STANDAR TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
OPERASIONAL TERBIT/ REVISI
PROSEDUR
DR. dr.Yusirwan ,Sp.B, Sp.BA(K), MARS
NIP.19621122 198903 1 001

tersebut. Disemprotkan adrenalin 1:10.000 sebanyak


1 cc, kemudian dimasukkan forsep melalui manuver
channel sampai terlihat keluar diujung bronkskop,
asisten diinstruksikan untuk membuka forsep, lalu
forsep didorong sampai terbenam di massa/ jaringan
granulomatosa, kemudian asisten diinstruksikan
untuk menutup forsep. Operator menarik forsep 1-2
cm sambil melihat akibat yang terjadi (misalnya
perdarahan, dll).Forsep berikut material yang didapat,
ditarik keluar dari bronkoskop.
 Bahan yang didapat direndam dalam pot plastik berisi
formalin 40% dan segera dikirim ke laboratorium
Patologi Anatomi.
Prosedur Terapi:
A. Aspirasi sekret.
 Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran napas,
dievaluasi pita suara, trakea, karina, bronkus kanan-
kiri, bronkus segmen.
 Pada daerah infeksi, keganasan, darah/ bekuan darah,
benda asing, dilakukan aspirasi. Tindakan tersebut
dilakukan beberapa kali sampai dirasakan cukup
bersih.
B. Ekstraksi Benda Asing:
 Setelah bronkoskop masuk ke dalam saluran napas,
dievaluasi pita suara, trakea, karina, bronkus kanan-
kiri, bronkus segmen.
Setelah terlihat adanya benda asing, dengan
menggunakan forceps, benda asing tadi dipegang dengan
perlahan - lahan bronkoskop berikut forceps dan benda
asing diangkat keluar saluran napas.
6. PascaProsedurTind 1. Evaluasiperdarahan
akan 2. Evaluasitanda-tanda vital (Tensi, Nadi, napas)
7. Tingkat Evidens I

PROSEDUR BRONKOSKOPI
(ICOPIM: 33.21)
NO. DOKUMEN NO. TERBIT/ HALAMAN
RSUP. DR. M. REVISI
DJAMIL PADANG 5/5
PANDUAN TANGGAL DITETAPKAN DIREKTUR UTAMA
PRAKTEK KLINIK TERBIT/ REVISI

DR. dr.Yusirwan ,Sp.B, Sp.BA(K), MARS


NIP.19621122 198903 1 001
8. Tingkat Rekomendasi A
9. PenelaahKritis 1. KSM Paru
2. Sub divisi Intervensi

10. IndikatorProsedurTind 80% Bronkoskopi selesai dikerjakan dalam waktu 30 menit


akan
11. Kepustakaan
1. Bolliger C.T and Mathur P.N. (Eds). 2000. Interventional
Bronchoscopy. S. Karger AG,Switzerland
2. British Thoracic Society Guidelines on Diagnostic
Flexible Bronchoscopy. Thorax 2001; 56 (suppl I), 1-21.
www.thoraxjnl.com.
3. Bagian Pulmonologi fakultas kedokteran Universitas
Indonesia, 2001.Prosedur Tindakan Baku Bidang Paru
dan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai