Anda di halaman 1dari 11

BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI “PROBLEM SOLVING ”

MAKALAH
BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI
“PROBLEM SOLVING ”

Dosen : Laily Tiarani soejanto,S.Psi,M.Pd

Oleh:

Asnat E.Ranjawali (120401010087)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas mata kuliah,BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI yang berjudul “PROBLEM
SOLVING”. .Serta penyususun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membuat makalah
ini,serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbang
pikiran bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta masukan dari dosen pembimbing demi
pembuatan makalah lain di masa yang akan datang dan penulis mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca bersifat membangun.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah..................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan.................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Problem Solving.................................................................................................3
2.2 Langkah-Langkah Problem Solving …………………………………………....................7
2.3 Kelebihan dan kekurangan metode problem solving………………………………………
9
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Problem solving sama artinya dengan pemecahan masalah. Problem solving adalah
suatu pendekatan dalam menghadapi masalah. Problem solving juga merupakan suatu
prosedur yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan
sebuah masalah yang dihadapi seseorang sebagai perorangan atau seseorang sebagai
pemimpin organisasi atau anggota organisasi.
Bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-
layanannya untuk membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan
dan konseling meliputi beberapa aspek yaitu aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Dalam
setiap layanan yang diberikan terdapat fungsi bimbingan antara lain : fungsi pencegahan,
fungsi pemeliharaan, fungsipengembangandanmasihbanyaklagi.
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan siswa optimal,
maka diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik konselor (guru BK), siswa pihak
sekolah, orangtua siswa dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam makalah Problem Solving ini akan dijelaskan mengenai bagaimana siswa
menghadapi suatu masalah.Bagaimana siswa memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
dengan mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dapat mengembangkan kematangan
dalam pilihan karir dengan problem solving, mencapai kematangan gambaran dan sikap
tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi dengan problem
solving dan mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.

1.2. Rumusan Masalah


1) Pengertian Problem Solving
2) mengetahui langkah- langkah problem solving
3) kelebihan dan kekurangan metode problem solving

1.3. Tujuan penulisan


Siswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi dalam
hidupnya termasuk dalam kegaiatan belajar dan menerapkannya dalam kegiatan belajar
sehari-hari sehingga mencapai hasil yang diinginkan,untuk

1) Mengetahui pengertian Problem Solving


2) mengetahui langkah- langkah problem solving
3) kelebihan dan kekurangan metode problem solving
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan
masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat
diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu
pendekatan dengan cara problem identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis
yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap application selajutnya
komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah tersebut. (Qruztyan.
Blogs. Friendster.com)

Problem solving sama artinya dengan pemecahan masalah. Problem solving adalah
suatu pendekatan dalam menghadapi masalah. Problem solving juga merupakan suatu
prosedur yang di dalamnya terdapat langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan
sebuah masalah yang dihadapi seseorang sebagai perorangan atau seseorang sebagai
pemimpin organisasi atau anggota organisasi.Pendapat lain problem solving adalah suatu
pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat
kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai dengan pengelesain
akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan
penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah. Apabila solving yang diharapkan tidak
berjalan sebagaimana yang dinginkan berarti telah terjadi di dalam tahap-tahap awal sehingga
setiap enginer harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan
pemahaman menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Jadi, dalam mempelajari konsep matematika yang baru harus didasari konsep-konsep
yang sebelumnya. Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus
memahami dulu konsep A tidak mungkin orang itu memahami konsep B. ini berarti
matematika harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep yang satu dengan konsep yang
lainnya.

Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang
kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat
dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi
orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-
gagasan) yang baru bagi seseorang, menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini
berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu tidak penting. Seperti telah kita ketahui,
penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep; keduanya itu harus diingat dan
dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu pula perkembangan
intelektual sangat penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)
selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara
memahami sejumlah pengetahuan dan ketrampilan kerja dan merupakan hasil yang dicapai
individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar problem solving
yangdiajarkansuatupengetahuatertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan problem solving dalam penelitian ini adalah hasil suatu masalah
yang melahirkan banyak jawaban yang dihasilkan dari penelitian yang menghasilkan
kesimpulan secara realistik dalam problem solving model matematika. (Lawson, 1991:53)

2.2 Langkah-Langkah Problem Solving

Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem solving,
dengan demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti
keberhasilannya.
Adapun tiga langkah problem solving adalah :

a. Mengidentifikasi masalah secara tepat


Secara konseptual suatu masalah (M) didefinisikan sebagai kesenjangan atau gap antara
kinerja actual dan target kinerja (T ) yang diharapkan, sehingga secara simbolik dapat
dituliskan bersamaan; M=T – A.berdasarkan konsep seorang problem solver yang
professional harus terlebih dahulu nanpu mengetahui berapa atau pada tingkat mana kinerja
actual saat ini, dan berapa atau tingkat mana kinerja serta kita harus mampu mendefinisikan
secara tegas apa masalah utama kita kemudian menetapkan pada tingkat mana kinerja actual
kita sekarang dan kapan waktu pencapain target kinerja itu.

b. Menentukan sumber dan akar penyebab dari masalah


Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-
akar dari masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah
tersebut.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:

1. Mendefinisikan secara tertulis

2. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : a) akar


penyebab dari masalah itu, b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan,
namun dapat diperkirakan

3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .
sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu
secara tersendiri

4. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan


mempertimbangkan : a)pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab –
penyebab itu, b) tindakan yang diambil harus ada di bawah pengendalian kita, dan c)
memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.

5. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan


(Vincent Gasper sz, dan Qruztyann.blogs.friendster. com)
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu
menjadi dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut:

1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.

2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau
diklasifikasikan.

4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian


hipotesa-hipotesa dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.

5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai


pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.

Selain itu menurut Dewey langkah-langkah dalam problem solving yaitu sebagai berikut:
kesadaran akan adanya masalah, merumuskan masalah, mencari data dan merumuskan
hipotesa-hipotesa itu dan kemudian menerima hipotesa yang benar. Tetapi problem solving
itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan dapat meloncat-meloncat antara
macam-macam lankah tersebut, lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah
yang kompleks. Misalnya: masalah-masalah pendidikan telah dikenal orang bertahun-tahun
yang lalu, dan telah banyak hipotesa pemecahan dirumuskan dan dicoba. Tetapi, orang masih
berusaha merunuskan masalah-masalah itu secara lebih tepat dan mengusahan pengerjaan
pemecahan masalah yang lain agar dapat ditemukan pemecahan yang lebih baik.
Metode problem solving ini menekankan pada penemuan dan pemecahan masalah secara
berkelanjutan. “kelebihan metode ini mendorong siswa untuk berpikir secara ilmiah, praktis,
intuitif dan bekerja atas dasar inisiatif sendiri, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan
terbuka. Sedangkan kelemahannya memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua materi
pelajaran mengandung masalah memerlukan perencanaan yang teratur dan matang, dan tidak
efektif jika terdapat beberapa siswa yang pasif.
Sedangkan Kenedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989 : 279) menyarankan empat langkah
proses pemecahan masalah matematika yaitu dengan :

 Memahami masalah

 Merencanakan pemecahan masalah

 Melaksanakan pemecahan masalah, dan

 Memeriksa kembali

2.3 Kelebihan dan kekurangan metode problem solving


1. Kelebihan metode problem solving
 Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
 Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
 Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari
berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
 Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa
sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
 Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
 Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Metode problem solving adalah salah satu dari kegiatan metode ingkuiri ynag paling
sering di gunakan, metode ingkuiri juga disebut metode penyelesaiaan masalah atau
discovery. Ingkuiri lebih memberi tekanan pada keyakinan atas dirinya sendiri terhadap apa
yang ditrmukan, metode problem soling lebih menekankan pada terselesaikannya masalah itu
sendiri, dan discovery pada penemuan itu sendiri.
Kelebihan dan kekurangan metode problem soving
1. Kelebihan metode problem solving
a) Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b) Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c) Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh,
karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan
dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
2. Kekurangan metode problem solving
a) Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan san pengalamanya yang tela memiliki siswa
sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b) Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari duru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
d)
DAFTAR PUSTAKA

Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar, bina aksara, jakarta, cet III, 1991
Sunartyo, Strategi Belajar Mengajar Islam Pengetahuan Sosial, IKIP, Malang, Cet, II,
1989
Syaiful B. Djamarah dan Aswan Zain, dkk, Strategi Belajar Mengajar, Renika Cipta,
Jakarta, Cet IV, 2010
W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis, Yokyakarta,
Cet. IV, 1992

Anda mungkin juga menyukai