Anda di halaman 1dari 24

Satuan Kerja : Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari

Pekerjaan : Penggantian Jembatan S. Besu I, CS (Morosi)


Lokasi : Kec. Sampara, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara
Tahun Anggaran : 2019

METODE PELAKSANAAN

1.2 MOBILISASI
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan digunakan
untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal dari luar pulau dimobilisasi dengan
Kapal Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan Tronton
dan Ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas
untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan
dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak
karyawan, gudang dan lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
NO JENIS KAPASITAS JUMLAH KEPEMILIKAN / STATUS
1 Asphalt Finisher 8-10 Ton 1Unit Milik/Sewa beli/sewa
2 Tandem Roller 1Unit 1Unit Milik/Sewa beli/sewa
3 Pneumatic Tire Roller 8 Ton 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
4 Excavator 0,9 m3 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
5 Motor Grader 125 Hp 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
6 Vibrator Roller 6-8 Ton 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
7 Dump Truck 3.5 Ton 7 Unit Milik/Sewa beli/sewa
8 Dump Truck 10 Ton 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
9 Concrete Vibrator 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
10 Concreate Mixer 0.3-0.6 M3 8 unit Milik/Sewa beli/sewa
11 Water Tanker 3000 sd 4500 L 1 unit Milik/Sewa beli/sewa

Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju site
(lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan LCT/Ponton dan sebagian peralatan
dengan Self Loader atau Trailer, sedangkan yang lain selain peralatan semua personil
pekerja juga dimobilisasi ke lokasi kerja.
C. Mobilisasi Fasilitas Kontraktor
1) Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30 lantai berupa
rabat beton dilengkapi dengan pintu dan jendela. Base camp dibuat sebagai tempat tinggal
para karyawan selama pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga dilengkapi kantor Direksi
dan di isi dengan meja, kursi lipat, kotak P3K dan papan nama proyek.

2) Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.

3) Gudang dan Lain-lain


Pembuatan Gudang,dan lain-lain dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atas seng Bjls 0,30. Gudang dan
lain-lain dibuat sebagai tempat penyimpanan material dan peralatan kerja dan juga sebagai
fasilitas penunjang pekerjaan selama pekerjaan dikerjakan.

D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.
E. Lain-Lain
1) Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi
terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.

2) Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar
terakhir kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.

3) Papan Nama Proyek


Papan nama proyek digunakan sebagai identitas atau informasi mengenai proyek. Papan
nama dibuat dua buah dan ditempatkan pada awal dan akhir proyek,papan nama terbuat dari
plywood dan kayu kaso dengan pondasi adukan semen, pasir dan split.
F. Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan demobilisasi kembali. Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka
kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-
lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini
dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak
pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, dan PPK melakukan serah terima
pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan
segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana
dan harus dilakukan perawatan.

1.8.(1) MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Pelaksanaan pekerjaan diproyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten
yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek-proyek besar, khususnya dibidang
jalan dan jembatan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan
semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan proyek, perlu diperhatikan keselamatan kerja yang baik, atau
keselamatan kepada pekerja maupun keselamatan kepada masyarakat yang melintas di
lokasi jalan yang sedang dikerjakan. Sehingga penyedia jasa harus menyediakan
perlengkapan jalan sementara sesuai Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
(RMKL), perlengkapan jalan/jembatan sementara dapat berupa.
a. Rambu panah berkedip.
b. Rambu tetap informasi pengalihan/pengatur lalu lintas.
c. Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas.
d. Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic.
e. Rambu peringatan.
f. Rambu petunjuk.
g. Peralatan Komunikasi dan lainnya.

Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan
yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di
tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.

A. Koordinator Manajemen Keselamatan Lalu Lintas .


Penyedia jasa harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan
Lalu Lintas (KMKL) yang memadai.
KMKL harus secara aktif berparstisipasi dalam semua rapat regular maupun khusus
dengan direksi pekerja. KMKL harus siap dihubungi pada setiap saat (24 jam perhari, 7 hari
per minggu) melalui komunikasi bergerak untuk mengatasi kesulitan –kesulitan, keadaan
darurat dan hal-hal lain terkait lalu lintas dan manajemen keselamatan selama periode
pelaksanaan.
Tugas –tugas KMKL harus mencakup berikut ini:
a) Memahami persyaratan kontrak tual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di
mana pekerjaan sipil akan dilaksanakan.
b) Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang
di gunakan dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi
sebagai mana mestinya, bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi,denah serta
peraturan-peraturan setempat.
c) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai,
memberi pendapat kepada direksi pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan
bahwa RMKL telah diimplemntasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan
efisiensi.
d) Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan direksi
pekerjaan.
e) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan penyedia jasa sebelum pelaksanaan
dimulai, dan rapat berkala yang dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh
direksi pekerja. Direksi pekerjaan harus diberitahu sebelumnya untuk menghadiri
rapat-rapat ini.

B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1) Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi
sesui ketentuan.
2) Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
3) Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur
dan flagman dengan 3 shiff.
4) Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5) Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.

1.8.(2) JEMBATAN SEMENTARA

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan material jembatan, pembukaan jalur
jalan baru, perakitan jembatan.

2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
3) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
Jembatan Bailley

3. Uraian Pekerjaan
1) Pemasangan bowplank.
2) Membuka jalan masuk baru, untuk digunakan sebagai jalur masuk ke jembatan
sementara.
3) Pemadatan jalur masuk (Detour) ke jembatan sementara dengan agregat kelas B dan
A.
4) Mendatangkan material jembatan yang akan digunakan.
5) Bila Jembatan sementara jenis Bailley maka hanya perlu dimobilisasi dan perakitan
sederahana pada lokasi pekerjaan
6) Merakit Jembatan sementara.

4. Tahapan Pekerjaan

Mulai

Persiapan Alat

Pengukuran, Pemasangan
Bowplank
Pembukaan Jalur Detour

Pemadatan Jalur Detour dengan Agg Kelas B dan A

Mendatangkan Material Jembatan Sementara

Perakitan Jembatan Sementara

Selesai
5. Kebutuhan Jasa, Alat dan Material
a). Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja
Tukang Batu
Mandor
Operator / Supir
b). Peralatan yang dibutuhkan
Stamper
Truck
Alat bantu
c). Bahan yang digunakan
Kayu
Jembatan Bailley

1.17.(1k) PENGUJIAN PARAMETER KUALITAS AIR LAINNYA


Dampak terhadap kualitas air (sungai, danau, mata air, air bawah tanah) sebelum
memulai pekerjaan harus memastikan bahwa kualitas air (sungai, danau, mata air, air bawah
tanah) atau saluran pembuangan lainnya tidak melebihi baku mutu kualitas air atau
parameter yang tercantum di dalam dokumen lingkungan, skklh, dan/atau izin lingkungan.
Jika telah melebihi baku mutu lingkungan, agar menginformasikan kepada masyarakat atau
instansi terkait khususnya instansi lingkungan hidup di daerah tersebut. Memastikan bahwa
semua pengaruh dari semua kegiatan penyedia jasa tidak akan melampaui baku mutu
lingkungan sesuai peraturan yang berlaku. Penempatan cofferdam atau bahan material yang
ditumpuk pada daerah sungai dan/atau danau harus disingkirkan seluruhnya setelah
pelaksanaan sebagaimana disyaratkan. Apabila diperlukan, saluran air harus direlokasi
dengan kapasitas yang memadai untuk memastikan aliran dapat melewati daerah pekerjaan
tanpa halangan pada semua tingkatan banjir. Menyediakan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja yang diperlukan apabila terjadi pengalihan saluran dengan cara pembuatan
saluran sementara."setiap penggalian untuk bahan timbunan tidak diizinkan mengganggu
aliran drainase yang ada. Air limbah domestik dari basecamp harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke sungai, atau saluran pembuangan lain sesuai manajemen pengolahan
limbah cair untuk memenuhi standar baku mutu kualitas air.

1.17.(2c) PENGUJIAN PARAMETER KEBISINGAN DAN/ATAU GETARAN LAINNYA


Dampak kebisingan dan/atau getaran, sebelum memulai pekerjaan, harus memastikan
bahwa saat pelaksanaan pekerjaan pada ruas jalan dan/atau jembatan tidak melebihi baku
mutu kebisingan dan/atau getaran atau parameter yang tercantum di dalam dokumen
lingkungan, skklh, dan/atau izin lingkungan. Jika telah melebihi baku mutu lingkungan, agar
menginformasikan kepada masyarakat atau instansi terkait khususnya instansi lingkungan
hidup di daerah tersebut.

1.17.(3h) PENGUJIAN PARAMETER UDARA EMISI DAN AMBIEN LAINNYA


Dampak terhadap kualitas udara ambien, harus memastikan bahwa emisi dari semua
kegiatan termasuk kegiatan transportasi tidak akan melampaui baku mutu emisi sesuai
peraturan yang berlaku." instalasi pencampuran aspal (amp), concrete batching plant (cbp),
stone crusher dan setiap peralatan konstruksi yang tidak bergerak harus dipasang yang jauh
dari pemukiman dan daerah sensitif (kawasan hutan, kawasan rawan bencana, kawasan
permukiman, kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan (lp2b)), dan dipastikan tidak
menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.

1.19 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan untuk lajur lalu lintas seperti menjaga keadaan jalan
supaya tidak kotor oleh muat/angkut material yang dibawa kelokasi pekerjaan, sehingga
tidak meganggu bagi pengguna jalan. Pekerjaan ini dilakukan selama proses penggangkutan
material yang membuat jalan menjadi tidak nyaman oleh pengguna, sehingga harus segera
dibersihkan.

1.21 MANAJEMEN MUTU


Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu hasil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi. Dalam pengendalian mutu, tim manajemen mutu harus selalu memonitor proses
pekerjaan mulai pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan
pekerjaan sampai selesai. Pekerjaan ini meliputi:

Metode Pelaksanan Pekerjaan Manajemen Mutu


 Persiapan Personil
Personil yang kompeten di bidang Manajemen Mutu.
 Pengawasan Mutu Material, Peralatan, dan Personil
Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan
pekerjaan akan mampu meningkatkan nilai mutu hasil pekerjaan.
 Pembuatan Laporan
Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan
evaluasi perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan pekerjaan. Hasil pekerjaan yang
efektif, tepat mutu,tepat biaya dan tepat waktu
 Analisa K3
1. Personil
• Pelaksana
• Petugas K3L
• Tenaga Kerja
2. Aspek K3
Memasang Rambu Peringatan
• Rambu Perinagatan : “HATI-HATI ALAT BERAT SEDANG BEROPERASI”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

2.1.(1) GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR


Sebelum melaksanakan galian selokan drainase perlu dilakukan pengukuran guna
penentuan patok-patok dan titik elevasi serta arah galian selokan drainase dan saluran air.
Galian untuk selokan Drainase dan saluran air dilaksanakan sepanjang sisi jalan yang
dikerjakan. Penggalian dilakukan dengan cara mekanik atau menggunakan alat berat.
Excavator menggali selokan drainase dan saluran air sesuai dengan gambar rencana,
atau sesuai petunjuk konsultan, dan pengawas lapangan. Tanah hasil galian Excavator
diangkat ke atas Dump truck dan di buang keluar lokasi pekerjaan, setelah saluran terbentuk
maka sekelompok pekerja merapikan galian selokan drainase dan saluran air dengan
menggunakan alat bantu.
Perlu Diperhatikan :
1. Lokasi pembuangan hasil galian ditunjukkan oleh direksi lapangan, seluruh bahan
galian dibuang dan diratakan agar tidak terjadi dampak lingkungan yang mungkin
terjadi.
2. Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari
3 cm dari yang ditentukan atau yang disetujui pada setiap titik, untuk menjamin aliran
yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.
3. Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak
boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang telah ditentukan atau telah disetujui pada setiap
titik.
4. Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, penyedia jasa harus
meminta persetujuan Direksi pekerjaan sebelum bahan pelapis selokan dipasang.
5. Apabila terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya yang
tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran air yang ada
maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak menggangu aliran air, relokasi
yang demikian harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi lapangan.
Bahan / Material:
 Tidak ada
Peralatan:
 Excavator
 Dump truck
 Alat bantu
Tenaga Kerja:
 Mandor
 Pekerja

2.2.(1) PASANGAN BATU DENGAN MORTAR


Pekerjaan ini meliputi pembuatan selokan terbuka, dengan pasangan batu mortar
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan sesuai dengan garis ketinggian, kelandaian dan
ukuran sebagaimana tertera dalam gambar atau perintah direksi pekerjaan.
Urutan Kerja :
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
2. Bahan diterima di lokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer.
4. Batu gunung/batu kali dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum
dipasang.
5. Pasang patok bantu untuk memasang profil, profil dipasang pada setiap ujung Saluran.
6. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan gambar
rencana.
7. Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut, menurut perbandingan campuran
mortar pasir dan semen dan perbandingan batu dan mortar (mengacu pada Buku
Spesifikasi Pasal S12.04).
8. Pasang batu kali/batu gunung dengan adukan sesuai ketinggian benang. Usahakan
bidang luar pasangan tersebut rata.
9. Melakukan penyelesaian dan perapian serta pelesteran dengan mortar setelah
pemasangan pondasi bahu saluran
10. Bentuk dan ukuran saluran pasangan batu dengan mortar, sesuai dengan yang termuat
dalam gambar rencana.

Gambar. Pekerjaan Pasangan Batu Saluran


A. Bahan / Material:
1. Batu kali / gunung
2. Semen
3. Pasir

B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja

2.3.(15) GORONG-GORONG KOTAK BETON BERTULANG, UKURAN DALAM 100 x 150 cm


Pekerjaan ini meliputi pemasangan gorong-gorong kotak beton bertulang pada
pekerjaan jalan penunjang jembatan. Adapun uraian pelaksanaannya adalah,
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup penggalian, pengadaan precast gorong-gorong,
pemasangan bouwplank, penimbunan dengan material pilihan, serta perapihan hasil
pekerjaan.
2. Persiapan Pekerjaan
a. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan
dimulai,
b. Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material,
c. Memberitahu konsultan pengawas secara tertulis paling lambat 24 jam sebelum
tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
3. Uraian Pekerjaan
a. Pemasangan bouwplank,
b. Melakukan penggalian pada titik lokasi pekerjaan yang akan dipasang gorong-
gorong
c. Menghampar pasir urug dengan tebal 5 cm sebagai lantai kerja atau sesuai arahan
konsultan pengawas/direksi lapangan,
d. Ditempat terpisah gorong-gorong beton bertulang dicetak sesuai dengan spsifikasi
atau bestek kerja, dengan terlebih dahulu mengajukan JMF dan JMD Beton kepada
Direksi Lapngan. Lalu diangkut ke lokasi pekerjaan,
e. Pemasangan Precast Gorong-Gorong Beton Berulang.
f. Penimbunan kembali dengan material pilihan, lalu dipadatkan.

A. Bahan / Material:
1. Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang
2. Tanah Timbunan
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

3.1.(1a) GALIAN BIASA

a) Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop
drawings termasuk didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat
dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan
pengupasan top soils.
b) Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai
gambar kerja yang disetujui.
c) Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini
akan dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan
elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan
(subgrade) pada lokasi galian tersebut.

3.1.(3) GALIAN STRUKTUR DENGAN KEDALAMAN 0 -2 METER


Galian struktur untuk kedalaman 0-2 meter dilaksanakan dengan menggunakan alat
mekanis Excavator. Sebelum dilakukan penggalian terlebih dahulu dilaksanakan
pengukuran dan pemasangan bouwplank untuk menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur dengan mempedomani gambar rencana atau
atas petunjuk dari konsultan pengawas/direksi lapangan.
Penggalian menggunakan alat berat ( Excavator) kemudian hasil galian digusur keluar
lokasi dengan menggunakan motor grader atau dimuat ke atas dump truck dan dibuang
keluar lokasi. Perapian galian dilaksanakan oleh sekelompok pekerja. Setelah struktur beton
sudah selesai selanjutnya ditimbun dengan urugan pilihan pada samping struktur dengan
menggunakan excavator.

A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada

B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
3.2.(1b) TIMBUNAN BIASA DARI GALIAN
Timbunan biasa dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan dimana timbunan
diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan sudah disetujui oleh
direksi untuk menjadi timbunan biasa. Material diangkut ke dump truck oleh excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan kemudian dihampar oleh motor grader dan
dipadatkan dengan vibrator roller, dan pada saat pemadatan material timbunan disiram air
dengan menggunakan water tanker truck secukupnya untuk mendapatkan kepadatan
maksimal. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Perlu diperhatikan juga :
 Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar
rentang yang diisyaratkan.
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa harus terdiri dari bahan
Timbunan yang disetujui oleh direksi lapangan.
 Timbunan Biasa dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan timbunan yang
mengandung organik daun daunan, rumputan dan akar.
 Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
 Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang di
isyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
 Timbunan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah sumbu
jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama.

A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)

B. Peralatan yang digunakan:


1. Excavator
2. Dump Truck
3. Motor Grader
4. Vibrator Roller
5. Water Tanker Truck
6. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

5.1.(1) LAPIS PONDASI AGREGRAT KELAS A


1. Asumsi
 Matrial Lapis Pondasi Agregat Kelas A didatangkan dari produsen pendukung dan
diterima di lokasi pekerjaan.
 Kualitas bahan dasar telah dilakukan pengetesan di laboratorium pengujian material
oleh pihak terkait dan memenuhi syarat spesifikasi yang berlaku.
 Karena lokasi pekerjaan di badan jalan maka pada saat pekerjaan dimulai dengan
penghamparan Agregat Kelas A, satu lajur jalan ditutup untuk lalu- lintas
kendaraan, sehingga perlu ada pengaturan arah arus lalu-lintas
2 . Pekerjaan persiapan
 Lokasi pekerjaan sudah disiapkan sesuai urutan pekerjaan sebelumnya
 Permukaan yang ada harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak
dikehendaki dengan sapu mesin dan dibantu secara manual jika diperlukan
 Semua peralatan pendukung dan pekerja sudah siap pakai dan layak kerja
 Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pangaturan lalu-lintas
 Sarana pengaturan lalu-lintas terdiri dari:
 Rambu lalu-litas peringatan dan
Pengarah
 Ruber Cones
 Marka jalan sementara
 Penghalang lalu-lintas
 Generator set (untuk kerja malam hari)
 Request pekerjaan telah disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis
3. Peralatan yang digunakan
 Dump Truck
 Motor Grader
 Vibrator Roller
 Water Tank Truck
.
4. Tahap Pelaksanaan
 Campuran Lapis Pondasi Agregat Kelas A dikirim ke lokasi penghamparan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian dihampar dan dibentuk oleh Motor Grader
dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibratory Roller dengan
jumlah lintasan sesuai rekomendasi dalam Formula Campuran.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
 Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan
dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis
5.1.(3) LAPIS PONDASI AGREGRAT KELAS S

1. Asumsi
 Matrial Lapis Pondasi Agregat Kelas S didatangkan dari produsen pendukung dan
diterima di lokasi pekerjaan.
 Kualitas bahan dasar telah dilakukan pengetesan di laboratorium pengujian material
oleh pihak terkait dan memenuhi syarat spesifikasi yang berlaku.
 Karena lokasi pekerjaan di badan jalan maka pada saat pekerjaan dimulai dengan
penghamparan Agregat Kelas S, satu lajur jalan ditutup untuk lalu- lintas
kendaraan, sehingga perlu ada pengaturan arah arus lalu-lintas
2 . Pekerjaan persiapan
 Lokasi pekerjaan sudah disiapkan sesuai urutan pekerjaan sebelumnya
 Permukaan yang ada harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak
dikehendaki dengan sapu mesin dan dibantu secara manual jika diperlukan
 Semua peralatan pendukung dan pekerja sudah siap pakai dan layak kerja
 Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pangaturan lalu-lintas
 Sarana pengaturan lalu-lintas terdiri dari:
 Rambu lalu-litas peringatan dan Pengarah
 Ruber Cones
 Marka jalan sementara
 Penghalang lalu-lintas
 Generator set (untuk kerja malam hari)
 Request pekerjaan telah disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis
3. Peralatan yang digunakan
 Dump Truck
 Motor Grader
 Vibrator Roller
 Water Tank Truck
.
4. Tahap Pelaksanaan
 Campuran Lapis Pondasi Agregat Kelas S dikirim ke lokasi penghamparan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian dihampar dan dibentuk oleh Motor Grader
dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
 Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibratory Roller dengan
jumlah lintasan sesuai rekomendasi dalam Formula Campuran.
 Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
 Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan
dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis

6.1.(1) LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR / EMULSI.


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada tangki Aspal
Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan
sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi
Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.
Alat yang digunakan antara lain :
 Aspal Sprayer
 Air Compressor

6.1.(2a) LAPIS PEREKAT - ASPAL CAIR/EMULSI


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada tangki Aspal
Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu yang telah ditetapkan
sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke Lapis Pondasi
Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi. Alat yang digunakan
antara lain :
 Aspal Sprayer
 Air Compressor
6.5.(1) LASTON LAPIS AUS ASBUTON (AC-WC Asb)
Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah dilapis dengan
Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari produsen terdekat dari lokasi
pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk Break Down dengan
Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan PTR pada
suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali lintasan.
Alat yang digunakan antara lain :

a. Aspal Finisher
b. Tandem Roller
c. PTR
d. Dump Truck
e. Water Tank

6.5.(2) LASTON LAPIS ANTARA ASBUTON (AC-BC Asb)


Pekerjaan ini dihampar pada permukaan material agregat kelas A yang telah dilapis
dengan lapis resap. Material hot mix ac-bc setelah pekerjaaan agregat kelas A selesai
dikerjakan dan akan kami beli dari produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.
Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk break down dengan tandem
roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan ptr pada suhu aspal
tertentu dengan ± 8 kali lintasan.
Alat yang digunakan antara lain :
a. Aspal finisher
b. Tandem roller
c. PTR
d. Dump truck
e. Water tank
6.5.(3) LASTON LAPIS PONDASI ASBUTON (AC-BASE Asb)
Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas
(AC- Base) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal
dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini
terletak di bawah lapis pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang
disebarkan melalui roda kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi
dukungan lapis permukaan, mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan
meneruskan beban konstruksi jalan di bawahnya (sub grade).

7.1.(5b) BETON STRUKTUR BERVOLUME BESAR FC=30 MPA


Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai jembatan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 30
MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur
dalam concrete pan mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh
direksi lapangan dan konsultan pengawas, kemudian dicampur dengan air secukupnya.
Campuran beton mutu sedang fc’ 30MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi
pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai perlu diperhatikan lahan, bekisting dan pembesian
lantai jembatan telah terpasang atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada dokumen
kontrak. Selama proses pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan
memadatkan dengan concrete vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi lapangan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan bekesting
sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di bawah arahan
mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching
Plant sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan
pengawas dan direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton struktur mutu sedang fc’ 30 MPa dengan menggunakan truck
mixer atau penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu
menuangkan beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan pengetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.

15. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan di tutup dengan karung goni atau curing compound.

Bahan / Material:
5. Semen
6. Pasir
7. Agregat Kasar
8. Kayu Perancah/Multiplex
9. Paku

Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.1.(10) BETON MUTU RENDAH FC=10 MPA
Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum melaksanakan
pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai
dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu rendah fc’ 10
MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran
dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan bekesting
sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di bawah arahan
mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching Plant
sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.

Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku

Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu

Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja

7.3.(1) BAJA TULANGAN POLOS BjTP 280


Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan pengawas dan
direksi lapangan.
1. Baja beton polos BjTP 280 diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai dengan
gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau kawat beton
2. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan lumpur,
kotoran, kerak, dan lain-lain.
3. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang diisyaratkan
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.

A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan Polos BjTP 280
2. Kawat Bendrat (Pengikat)

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi

7.3.(3) BAJA TULANGAN SIRIP BjTS 420A


Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan dan direksi
lapangan.
1. Baja Tulangan Sirip BjTS 420A diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai
dengan gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat bendrat atau kawat
beton
2. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkan lumpur,
kotoran, kerak, dan lain-lain.
3. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut
beton minimum yang diisyaratkan
4. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat.

A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
2. Kawat Bendrat (Pengikat)

B. Peralatan:
1. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi

7.9.(1) PASANGAN BATU


Pasangan batu biasa digunakan pada struktur dinding penahan, tembok pada kepala
gorong-gorong, lantai gorong-gorong, pekerjaan pelindung lainnya pada lereng. Dalam Hal
ini pasangan batu pada pelaksanaan pekerjaan ini berperan sebagai talud.
Uraian pelaksanaanya ialah,
1. Dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia .
2. Bahan diterima di lokasi pekerjaan.
3. Semen, Pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer, air diambil dengan menggunakan wáter tanker.
4. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
5. Pasang benang pada sisi luar profil sesuai dengan hasil pengukuran dan gambar
rencana.
6. Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing masing batu pada lapisan pertama.
7. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut sudut. perhatian
harus diberikan untuk menghindar pengelompokan batu yang ukuran sama.
8. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak
harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
9. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan sulingan. Kecuali ditunjuk lain
pada gambar atau diperintahkan oleh direksi lapangan, lubang sulingan harus
ditempatkan dengan jarak antar tidak lebih dari 2m dari sumbu satu ke sumbu yang lain
dan harus berdiameter 50 mm.
10. Melakukan penyelesaian dan perapian setelah pemasangan oleh sekelompok pekerja.

A. Bahan / Material:
1. Batu Kali/Gunung
2. Semen
3. Pasir

B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu

C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja

7.10.(3a) BRONJONG DENGAN KAWAT YANG DILAPISI GALVANIS

1. Bronjong kawat berlapis galvanis uk. L=2,0 m X B=1,0 m X T=0,5m dengan kawat
anyaman tiga lilitan ukuran 2,70 mm, dengan kawat sisi uk. 3,40 mm dan kawat
pengikat 2,0 mm, ukuran lubang berbentuk hexagonal 80 X 100 mm.
2. Kawat bronjong yang digunakan adalah kawat baja berlapis seng tebal (galvanized )
yang dihasilkan melalui proses penarikan dingin dan untuk menormalkan sifat mekanis
dengan proses anil.
3. Batu belah dipilih yang berukuran Ø 15 cm - 25 cm. Volume pengisian batu belah
minimal 1,1 X volume kotak bronjong kawat.
4. Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang satu dengan yang
lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat dengan baik dan kuat.
5. Alat bantu yang digunakan: Tang, Pemotong Kawat, Alat Pengunci Kawat, Palu
Pemecah Batu, Gerobak Sorong
7.13.(1) SANDARAN (RAILING)
Pekerjaan ini terdiri dari pengecoran beton untuk tembok sandaran sedangkan
pekerjaan sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja untuk
jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvansi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar
buat pemegang dsb.

7.14.(1) PAPAN NAMA JEMBATAN


Dalam pembuatan papan nama jembatan harus menggunakan bahan marmer atau
batu alam. Papannama ini harus diukir nama dan Jembatan Kementrian Pekerjaan Umum
dan nama jembatan yang telahdisetujui secara tertulis, jumlah dan lokasi jembatan yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik dengan urutan sebagai berikut :
1. Peralatan yang digunakan untuk memasang papan nama jembatan harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
2. Peralatan yang digunakan adalah : alat-alat bantu

7.15.(1) PEMBONGKARAN PASANGAN BATU


Pembongkaran harus dilakukan secara keseluruhan dari pasangan batu lama yang
akan dibongkarkemudian material hasil pembongkaran harus dibuang keluar dari lokasi
pekerjaan ketempat yang amandan tidak mengganggu lalu lintas.
Pekerjaan dilakukan secara manual denganurutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Pasangan batu lama yang akan dibongkar secara keseluruhan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
2. Peralatan yang digunaka adalah : Dump Truck dan alat bantu

7.15.(2) PEMBONGKARAN BETON


Pekerjaan pembongkaran beton merupakan pekerjaan pembongkaran pada jembatan
lama dengan menggunkan Excavator + Rock Breaker menghancurkan beton lama
Dump Truck mengangkut material hasil pembongkaran keluar dari lokasi yang aman jauh
dari gangguan lalu lintas.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan sebagai
berikut :
1. Beton pada jembatan lama yang sudah rusak akan dibongkar/dihancurkan.
2. Peralatan yang digunakan adalah Excavator + Rockbreker, Dump Truck dan alat bantu

9.2.(1) MARKA JALAN TERMOPLASTIK


Persiapan :
 Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksankan, penyedia jasa harus
menjamin bahwa permukaan perkerasa jalan yang akan diberi maka jalan ahrus
bersih,kering dan bebas dari yang bergemuk dan debu. Penyedia jasa harus
menghilangkan dengan grit blasting ( pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap
marka jalan lama baik termoplatis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru.
Pelaksanaan :
 Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur terlebih
dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspensi pigmen merata
di dalam cat.
 Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3 bulan
setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Selama masa
tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada permukaan
beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan.
 Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu
lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya

9.2.(5) PATOK PENGARAH


Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak yang diberi
cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total
sesuai ditunjukkan dalam gambar.
Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari
lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang
dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu
pada gambar rencana.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu

Kendari, 29 Juli 2019


CV. KAMILA JAYA

JASMIN, SE
Direktur

Anda mungkin juga menyukai