METODE PELAKSANAAN
1.2 MOBILISASI
Kegiatan mobilisasi mencakup pekerjaan, sebagai berikut :
Pengangkutan peralatan konstruksi sesuai dengan daftar peralatan yang akan digunakan
untuk mengerjakan proyek . Alat -alat yang berasal dari luar pulau dimobilisasi dengan
Kapal Laut kemudian setelah tiba di daratan dimobilisasi lagi dengan menggunakan Tronton
dan Ponton/LCT ke Lokasi Pekerjaan.
Mobilisasi juga meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh kontraktor pada akhir
kontrak, kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada konsultan pengawas
untuk diperiksa dan kemudian diajukan ke pemimpin proyek untuk disetujui dan akan
dinyatakan (persetujuannya) sebelum tanggal permulaan berlakunya Kontrak.
A. Sewa Tanah
Sewa tanah pada masyarakat untuk pembuatan base camp, kantor kerja, barak
karyawan, gudang dan lain-lain.
B. Peralatan
Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini:
NO JENIS KAPASITAS JUMLAH KEPEMILIKAN / STATUS
1 Asphalt Finisher 8-10 Ton 1Unit Milik/Sewa beli/sewa
2 Tandem Roller 1Unit 1Unit Milik/Sewa beli/sewa
3 Pneumatic Tire Roller 8 Ton 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
4 Excavator 0,9 m3 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
5 Motor Grader 125 Hp 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
6 Vibrator Roller 6-8 Ton 1 Unit Milik/Sewa beli/sewa
7 Dump Truck 3.5 Ton 7 Unit Milik/Sewa beli/sewa
8 Dump Truck 10 Ton 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
9 Concrete Vibrator 2 Unit Milik/Sewa beli/sewa
10 Concreate Mixer 0.3-0.6 M3 8 unit Milik/Sewa beli/sewa
11 Water Tanker 3000 sd 4500 L 1 unit Milik/Sewa beli/sewa
Semua peralatan seperti yang tercantum pada tabel di atas dimobilisasi menuju site
(lokasi kerja), mobilisasi sebagian menggunakan LCT/Ponton dan sebagian peralatan
dengan Self Loader atau Trailer, sedangkan yang lain selain peralatan semua personil
pekerja juga dimobilisasi ke lokasi kerja.
C. Mobilisasi Fasilitas Kontraktor
1) Base Camp
Pembuatan Base Camp kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30 lantai berupa
rabat beton dilengkapi dengan pintu dan jendela. Base camp dibuat sebagai tempat tinggal
para karyawan selama pekerjaan berjalan. Base Camp harus juga dilengkapi kantor Direksi
dan di isi dengan meja, kursi lipat, kotak P3K dan papan nama proyek.
2) Kantor
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.
D. Mobilisasi lainnya
Pembuatan Kantor kerja dibuat di sekitar lokasi kerja, dimana konstruksi yang
digunakan adalah konstruksi dari kayu kls II dan penutup atap seng Bjls 0,30. Kantor kerja
dibuat sebagai tempat membuat laporan dan kelengkapan administrasi proyek selama
pekerjaan berjalan. Ataupun dialihkan dengan menyewa rumah penduduk untuk dijadikan
sebagai kantor sementara pelaksanaan pekerjaan.
E. Lain-Lain
1) Komunikasi Lapangan
Alat komunikasi lapangan perlu disiapkan untuk kelancaran pekerjaan dan komunikasi
terhadap pelaksana lapangan dan penyedia jasa.
2) Asbuilt Drawing
Pembuatan As-Built Drawing dibuat setelah pekerjaan selesai, pembuatan as-built
drawing dibuat berdasarkan hasil pengukuran akhir dan dibuat sebagai laporan gambar
terakhir kepada penyedia jasa bahwa pekerjaan telah selesai.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu lintas
sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman perambuan sementara untuk
pekerjaan jalan. No. Pd-T-12-2003, dan panduan teknis 3, keselamatan dilokasi pekerjaan
jalan, dan peraturan menteri perhubungan No. PM 13/2014 tentang rambu lalu lintas.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama periode
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecetan jika perlu oleh
penyedia jasa dengan biaya sendiri.
Bila tidak diperlukan lagi , perlengkapan jalan sementara harus disingkirkan dari daerah
kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak kendaraan
yang melalui atau melukai pengguna jalan jika tertabrak dan harus tetap stabil dan berdiri di
tempat ketika diterpa angin maupun getaran akibat lalu lintas kendaraan lewat.
B. Urutan Kerja Keselamatan Lalu lintas Yang Perlu Diperhatikan Oleh Penyedia Jasa.
1) Penyedia jasa menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode konstruksi
sesui ketentuan.
2) Buat rencana kerja manajemen lalu lintas sesui schedule pekerjaan dan di koordinasikan
dengan seluruh personil yang terkait.
3) Kelompok kerja pengatur lalu lintas selama konstruksi menggunakan tenaga pengatur
dan flagman dengan 3 shiff.
4) Pengalihan arus lalu lintas harus ijin PPK dan pihak terkait.
5) Semua rambu lintas harus jelas dan terbaca oleh pengguna jalan.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan material jembatan, pembukaan jalur
jalan baru, perakitan jembatan.
2. Persiapan Pekerjaan
1) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan dan Direksi sebelum pekerjaan dimulai.
2) Mengajukan persetujuan penggunaan bahan material.
3) Memberitahu konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan (Request For Work).
Jembatan Bailley
3. Uraian Pekerjaan
1) Pemasangan bowplank.
2) Membuka jalan masuk baru, untuk digunakan sebagai jalur masuk ke jembatan
sementara.
3) Pemadatan jalur masuk (Detour) ke jembatan sementara dengan agregat kelas B dan
A.
4) Mendatangkan material jembatan yang akan digunakan.
5) Bila Jembatan sementara jenis Bailley maka hanya perlu dimobilisasi dan perakitan
sederahana pada lokasi pekerjaan
6) Merakit Jembatan sementara.
4. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat
Pengukuran, Pemasangan
Bowplank
Pembukaan Jalur Detour
Selesai
5. Kebutuhan Jasa, Alat dan Material
a). Tenaga yang dibutuhkan
Pekerja
Tukang Batu
Mandor
Operator / Supir
b). Peralatan yang dibutuhkan
Stamper
Truck
Alat bantu
c). Bahan yang digunakan
Kayu
Jembatan Bailley
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang
2. Tanah Timbunan
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
a) Setelah hasil pengukuran dan hasil pengujian tanah serta usulan shop
drawings termasuk didalamnya sistem pengendalian lalu lintas disetujui oleh
Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan tanah untuk pondasi pelebaran jalan dapat
dimulai dengan terlebih dahulu melakukan pekerjaan pembersihan dan
pengupasan top soils.
b) Tanah digali dengan excavator dengan ukuran dan kedalaman sesuai
gambar kerja yang disetujui.
c) Material hasil galian tanah termasuk hasil pembersihan dan pengupasan top soils ini
akan dibuang kelokasi pembuangan yang telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
d) Setelah dimensi dan elevasi galian pada pelebaran jalan tercapai sesuai dimensi dan
elevasi rencana, makaakan dilakukan penyiapan dan pemadatan badan jalan
(subgrade) pada lokasi galian tersebut.
A. Bahan / Material:
1. Tidak Ada
B. Peralatan:
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
3.2.(1b) TIMBUNAN BIASA DARI GALIAN
Timbunan biasa dari sumber galian adalah pekerjaan penimbunan dimana timbunan
diambil dari sumber galian (Quarry) yang memenuhi syarat teknis dan sudah disetujui oleh
direksi untuk menjadi timbunan biasa. Material diangkut ke dump truck oleh excavator
kemudian dibawa ke lokasi penimbunan kemudian dihampar oleh motor grader dan
dipadatkan dengan vibrator roller, dan pada saat pemadatan material timbunan disiram air
dengan menggunakan water tanker truck secukupnya untuk mendapatkan kepadatan
maksimal. Sekelompok pekerja merapikan pekerjaan dengan menggunakan alat bantu.
Perlu diperhatikan juga :
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan diluar
rentang yang diisyaratkan.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Timbunan Biasa harus terdiri dari bahan
Timbunan yang disetujui oleh direksi lapangan.
Timbunan Biasa dari sumber galian tidak boleh terdiri dari bahan timbunan yang
mengandung organik daun daunan, rumputan dan akar.
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan
dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi pekerjaan sampai
mencapai kepadatan yang diisyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang di
isyaratkan,diuji kepadatan dan harus diterima oleh direksi pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
Timbunan harus dipadatkan melalui dari tepi luar dan bergerak menuju arah sumbu
jalan sedemikan rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan
yang sama.
A. Bahan / Material:
1. Timbunan Biasa dari Sumber Galian (Quarry)
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
1. Asumsi
Matrial Lapis Pondasi Agregat Kelas S didatangkan dari produsen pendukung dan
diterima di lokasi pekerjaan.
Kualitas bahan dasar telah dilakukan pengetesan di laboratorium pengujian material
oleh pihak terkait dan memenuhi syarat spesifikasi yang berlaku.
Karena lokasi pekerjaan di badan jalan maka pada saat pekerjaan dimulai dengan
penghamparan Agregat Kelas S, satu lajur jalan ditutup untuk lalu- lintas
kendaraan, sehingga perlu ada pengaturan arah arus lalu-lintas
2 . Pekerjaan persiapan
Lokasi pekerjaan sudah disiapkan sesuai urutan pekerjaan sebelumnya
Permukaan yang ada harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak
dikehendaki dengan sapu mesin dan dibantu secara manual jika diperlukan
Semua peralatan pendukung dan pekerja sudah siap pakai dan layak kerja
Koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pangaturan lalu-lintas
Sarana pengaturan lalu-lintas terdiri dari:
Rambu lalu-litas peringatan dan Pengarah
Ruber Cones
Marka jalan sementara
Penghalang lalu-lintas
Generator set (untuk kerja malam hari)
Request pekerjaan telah disetujui Direksi Pekerjaan secara tertulis
3. Peralatan yang digunakan
Dump Truck
Motor Grader
Vibrator Roller
Water Tank Truck
.
4. Tahap Pelaksanaan
Campuran Lapis Pondasi Agregat Kelas S dikirim ke lokasi penghamparan dengan
menggunakan Dump Truck kemudian dihampar dan dibentuk oleh Motor Grader
dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibratory Roller dengan
jumlah lintasan sesuai rekomendasi dalam Formula Campuran.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan
dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis
a. Aspal Finisher
b. Tandem Roller
c. PTR
d. Dump Truck
e. Water Tank
15. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan di tutup dengan karung goni atau curing compound.
Bahan / Material:
5. Semen
6. Pasir
7. Agregat Kasar
8. Kayu Perancah/Multiplex
9. Paku
Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
7.1.(10) BETON MUTU RENDAH FC=10 MPA
Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum melaksanakan
pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada
Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai
dengan komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan
konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu rendah fc’ 10
MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran
dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama
pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.
Selain itu juga perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Penyedia jasa harus mengirimkan rancangan campuran mix desain untuk mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan beton dimulai.
2. Penyedia jasa harus mengirim gambar detail untuk seluruh perancah/bekesting yang
akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan direksi pekerjaan.
3. Acuan kerja atau bekesting dari kayu balok dan multilplex 12 mm, pembuatan bekesting
sesuai dengan gambar rencana dilaksanakan oleh tukang dan pekerja di bawah arahan
mandor dan pelaksana.
4. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
5. Kayu yang tidak diserut permukaannya tidak dapat digunakan untuk permukaan beton
yang terexpos.
6. Lapis beton mutu rendah fc’ 10 MPa dicampur di Concrete Pan Mixer/Batching Plant
sesuai dengan mix desain yang telah disepakati bersama.
7. Persetujuan atau proporsi bahan pokok campuran harus didasarkan pada percobaan
campuran (trial mix) yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh konsultan dan
direksi lapangan.
8. Material pasir beton, semen, agregat kasar dimasukkan ke Concrete Pan Mixer atau
Batching Plant dengan menggunakan Excavator kemudian campuran material tersebut
dimasukkan ke dalam truck mixer.
9. Pengangkutan beton mutu rendah fc’ 10 MPa dengan menggunakan truck mixer atau
penghantar jenis agitator (penggoyang bolak - balik) dan harus mampu menuangkan
beton dengan konsistensi adukan yang diisyaratkan.
10. Setelah pembesian struktur selesai, maka bekesting dapat dibuat sesuai dengan gambar
rencana.
11. Sebelum memulai pengecoran seluruh kotoran yang berada dalam bekesting harus
dibersihkan.
12. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran beton harus dicor dalam cetakan tidak boleh melampaui 1 meter
dari tempat awal kerja.
13. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
14. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis/Concrete Vibrator, penggetar harus
dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang diperlukan
tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
15. Beton mutu rendah fc’ 10 MPa harus segera dirawat, setelah finishing selesai seluruh
permukaan disemprot air merata kontinyu, dan kondisi kelembaban dijaga agar tetap
selama masa perawatan. Penyemprotan air dengan mengguanakan water tanker truck
dan ditutup dengan karung goni atau curing compound.
Bahan / Material:
1. Semen
2. Pasir
3. Agregat Kasar
4. Kayu Perancah/Multiplex
5. Paku
Peralatan:
1. Concrete Pan Mixer/Batching Plant
2. Truck Mixer
3. Water Tanker Truck
4. Concrete Vibrator
5. Alat Bantu
Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Pekerja
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan Polos BjTP 280
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
A. Bahan / Material:
1. Baja Tulangan Sirip BjTS 420A
2. Kawat Bendrat (Pengikat)
B. Peralatan:
1. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Besi
A. Bahan / Material:
1. Batu Kali/Gunung
2. Semen
3. Pasir
B. Peralatan:
1. Concrete Mixer
2. Water Tanker
3. Alat Bantu
C. Tenaga Kerja:
1. Mandor
2. Tukang Batu
3. Pekerja
1. Bronjong kawat berlapis galvanis uk. L=2,0 m X B=1,0 m X T=0,5m dengan kawat
anyaman tiga lilitan ukuran 2,70 mm, dengan kawat sisi uk. 3,40 mm dan kawat
pengikat 2,0 mm, ukuran lubang berbentuk hexagonal 80 X 100 mm.
2. Kawat bronjong yang digunakan adalah kawat baja berlapis seng tebal (galvanized )
yang dihasilkan melalui proses penarikan dingin dan untuk menormalkan sifat mekanis
dengan proses anil.
3. Batu belah dipilih yang berukuran Ø 15 cm - 25 cm. Volume pengisian batu belah
minimal 1,1 X volume kotak bronjong kawat.
4. Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang satu dengan yang
lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat dengan baik dan kuat.
5. Alat bantu yang digunakan: Tang, Pemotong Kawat, Alat Pengunci Kawat, Palu
Pemecah Batu, Gerobak Sorong
7.13.(1) SANDARAN (RAILING)
Pekerjaan ini terdiri dari pengecoran beton untuk tembok sandaran sedangkan
pekerjaan sandaran terdiri dari penyediaan, fabrikasi dan pemasangan sandaran baja untuk
jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvansi, pengecatan, tiang sandaran, pelat dasar
buat pemegang dsb.
JASMIN, SE
Direktur