Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-NYA kepada kita semua sehingga kita masih diberi kesempatan dan
kesehatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemberian Obat Melalui
Parenteral Dengan Cara Intradermal”. Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Seperti kata
pepatah “tiada gading yang tak retak”. Demikian makalah ini kami buat. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Klaten, 30 Juli 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1


A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3


A. Pengertian .................................................................................................... 3
B. Tujuan ......................................................................................................... 3
C. Indikasi dan Kontra Indikasi ....................................................................... 3
D. Letak Injeksi ................................................................................................3
E. Alat dan Bahan ............................................................................................3
F. Prosedur Pelaksanaan...................................................................................4

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 6


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Parenteral mempunyai arti setiap jalur pemberian obat selain melalui enteral atau
saluran pencernaan. Lazimnya, istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat secara
injeksi baik intradermal, subkutan, intramuscular, atau intravena. Pemberian obat secara
parenteral mempunyai aksi kerja lebih cepat disbanding dengan secara oral.

Namun, pemberian secara parenteral mempunyai berbagai resiko antara lain


merusakkulit, menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal. Demi
keamananpasien, salah tusuk dan mahal. Demi keamanan pasien, bidan harus mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian obat secara parenteral termasuk cara
menyiapkan, memberikan obat dan menggunakan teknik steril.

Dalam memberikan obat secara parenteral, parawat harus mengetahui dan dapat
menyiapkan peralatan yang benar yaitu alat suntik (spuit/syringe), jarum, vial dan ampul).
Menurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian yaitu ujung yang berkaitan dengan jarum,
bagian tabung dan bagian pendorong obat. Dilihat dari bahan pembuatannya spuit dapat
berupa spuit kaca (jarang digunakan) dan spuit plastik (disposable). Ditinjau dari
penggunaannya spuit dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu spuit standard hipodermik,
spuit insulin dan spuit tuberculin

Jarum merupakan alat pelengkap spuit. Jarum injeksi terbuat dari bahan stainless
yang mempunyai ukuran panjang dan besar yang bervariasi. Jarum mempunyai ukuran
panjang yang berkisar antara 1,27 sampai dengan 12,7 cm. Besar jarum di nyatakan dengan
satuan gauge antara nomor 14 sampai dengan 28 gauge. Semakin besar ukuran gauge-nya
semakin kecil diameternya. Diameter yang besar dapat menimbulkan rasa sakit saat
ditusukkan. Penggunaan ukuran jarum ini disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi
umur, gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai dan obat yang akan dipakai dan obat yang akan
dimasukkan.

Cairan obat untuk diberikan secara parenteral, biasanya dikemas dalam ampul atau
vial Ampul biasanya terbuat dari bahan gelas. Sebagian besar leher ampul mempunyai tanda
berwarna melingkar yang dapat dipatahkan. Bila bagian leher tidak mempunyai tanda berarti
bagian pangkal leher harus digergaji dengan gergaji ampul sebelum dipatahkan. Vial
mempunyai ukuran yang bervariasi. Bagian penutupnya biasanya terbuat dari plastik yang
dilindungi dengan bagian logam.Vial dibuka dengan cara membuka logam tipis penyegel
bagian atas vial sehingga bagian karet akan kelihatan. Cairan obat diambil dengan cara
menusuk jarum spuit pada karet penutup vial. Untuk lebih jelasnya bacalah cara kerja
menyiapkan obat dari ampul dan vial.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan injeksi intradermal?
2. Apa tujuan injeksi intradermal?
3. Apa saja indikasi dan kontra indikasi injeksi intradermal?
4. Dimana letak injeksi intradermal dilakukan?
5. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan?
6. Bagaimana prosedur melakukan injeksi intradermal?

C. TUJUAN
1. Mengetahui tentang injeksi intradermal.
2. Mengetahui tujuan injeksi intradermal.
3. Mengetahui indikasi dan kontra indikasi injeksi intradermal
4. Mengetahui letak injeksi intradermal dilakukan.
5. Mengetahui alat dan bahan yang dibutuhkan saat melakukan injeksi intradermal.
6. Mengetahui prosedur melakukan injeksi intradermal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Intradermal adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat kedalam
jaringan kulit (lapisan dermis atau dibawah epdermis) pada lengan bawah bagian
dalam atau ditempat lain. Intracutan (intradermal) biasa digunakan untuk mengetahui
sensitivitas (alergi) tubuh terhadap obat. Intradermal dilakukan dengan cara
menyuntikkan jarum dengan sudut 5-15 derajat, setelah itu tunggu reaksi obat antara
10-15 menit. Umumnya beberapa larutan atau suspensi dalam air, volume yang
disuntikkan sedikit sedikit (0,1 - 0,2 ml).

B. TUJUAN
1. Kerja efeknya lokal
2. Jumlah yang diinjeksikan kecil sehingga volume tidak terganggu dengan
pembengkaan atau reaksi sistemik
3. Dipakai untuk tes terhadap alergi obat tubrkulin, dan antibiotic
4. Dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi)
obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat
5. Memberikan zat imunolog
6. Membantu menegakkan diagnose (penyuntikan zat kontras)

C. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


1. INDIKASI
a. Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes).
b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi.
c. Menegakkan diagnosa penyakit.
d. Sebelum memasukkan obat
2. KONTRA INDIKASI
a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.
b. Pasien dengan kulit terluka.
c. Pasien yang sudah dilakukan skin tes misalnya pada tes tuberkulin atau tes
terhadap reaksi alergi obat tertentu..
d. Tempat dan penyuntikanharustepat dan benar.

D. LETAK INJEKSI
Lokasi dipilih pada daerah yang mudah diamati seperti; yang tidak banyak
mengendung pigmen, berkeratin tipis, tidak berambut. Daerah yang sesuai kriteria
adalah :
1. Lengan bawah bagian dalam.
2. Dada bagian atas.
3. Punggung dibawah scapula.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Buku catatan pemberian obat atau kartuobat
2. Kapas alkhohol
3. Sarung tangan
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 1 cc
6. Bolpoin atau spidol
7. Bak spuit
8. Baki obat
9. Bengkok

F. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip 5 benar
3. Identifikasi klien
4. Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pakai sarung tangan
7. Pilih area injeksi yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan atau rasa gatal
(menghin dari gangguan absorbs obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan)
8. Bersihkan area injeksi dengan menggunakan kapas alkhohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. tunggu sampai
kering (metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme
9. Pegang kapas alkhohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
10. Buka tutup jarum
11. Tempatkan ibu jari dengan tangan no dominan sekitar 2,5 cm dibawah area
injeksi kemudian tarik kulit
12. Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan dominan,
masukan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15 derajat
13. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya gelembung (gelembung harus
terbentuk)
14. Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
15. Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan pijatan pada area
penusukan)
16. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar gelembung dengan
menggunakan bolpoin. Instruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut
17. Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. Jika test alergi, observasi
adanya reaksi sistemik (miksalnya sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan,
mual, muntah)
18. Kembalikan posisi klien
19. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
20. Buka sarung tangan
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
23. Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit, dan selanjutnya
secara periodik
BAB III
KESIMPULAN

Intradermal adalah cara memberikan obat dengan memasukkan obat kedalam jaringan
kulit (lapisan dermis atau dibawah epidermis) pada lengan bawah bagian dalam atau di
tempat lain. Intra cutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas (alergi) terhadap obat
yang yang disuntikan dan cara menyuntikannya obat dengan sudut jarum injeksi 5-15
derajat, setelah itu tunggu reaksi obat antara 10-15 menit.
Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (0,1 -
0,2 ml).
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwatienyratna etc, 2009, KDPKKEBIDANAN. yogyakarta. Nuhamedika.


file:///C:/Users/Kebidanan/Documents/materi%20kebidanan%20kemenkes/Keterampilan
-Dasar-Kebidanan-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai