a. Kulit pucat, dingin, dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan dan
hidung.
b. Anak semula rewel, cengeng, dan gelisah lambat laun menurun menjadi apatis,
sopor dan koma.
b. Pengobatan
Pengobatan penderita demam berdarah adalah dengan cara:
1) Penggantian cairan tubuh
2) Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter sampai 2 liter dalam 24 jam
Ni Luh Sukardiasih, S.Kep Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 12
3) Gastroenteritis oral solution atau krital diare yaitu garam elektrolid (oralit kalau
perlu 1 sendok makan setiap 3 sampai 5 menit)
4) Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit diperlukan untuk mencegah
terjadinya syok yang dapat terjadi secara tepat.
5) Pemasangan infuse NaC1 atau Ringer melihat keperluannya dapat
ditambahkan, plasma atau plasma expander atau preparat hemasel.
6) Antibiotic diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder.
c. Keperawatan
1) Memonitor vital sign
2) Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang
3) Memonitor tanda dehidrasi dan overhidrasi
4) Memonitor tanda-tanda syok
5) Memonitor perdarahan dan kebocoran plasma
6) Mengelola infuse dan tranfusi
7) Memenuhi kebutuhan nutrisi
8) Mengontrol dan mengatasi demam
9) Tirah baring
10) Mengelola pemberian oksigen jika diperlukan
Dasar penanganan renjatan DBD ialah volume replacement atau penggantian
cairan intravascular yang hilang, sebagai akibat dari kerusakan dinding kapiler yang
menimbulkan peninggian permeabilitas sehingga mengakibatkan plasma leakage.
Prinsip pengobatan Dengue Shock Syndrome (DSS):
a. Atasi segera hipovolemia
b. Lanjutkan penggantian cairan yang terus keluar dari pembuluh darah selama 12 –
24 jam, atau paling lama 48 jam
c. Koreksi keseimbangan asam basa
d. Beri darah segera bila terjadi perdarahan hebat.
Mengatasi renjatan (volume replacement)
a. Jenis cairan
Jenis cairan yang dipakai ialah:
1) Ringer laktat
3) RL-D5, dapat dibuat dengan jalan mengeluarkan 62,5 cc cairan RL, kemudian
ditambahkan D40% sebanyak 62,5 cc.
b. Bila dapat cepat disiapkan, diberikan sebagai pengganti cairan, setelah itu cairan
pertama dilanjutkan lagi.
c. Setelah pemberian cairan, nilai hematokrit masih tinggi dan hitung trombosit
masih rendah.
e. Apabila nadi/ tekanan darah masih jelek atau hematokrit masih tinggi, dapat
ditambahkan plasma 10 ml/kh.bb setiap jam sampai total 40 ml/ kg.bb.
Plasma ekspander yang dapat digunakan adalah:
a. Plasbumin (human albumin 25%)
c. Plasmafuchin
d. Dextran L 40
Pemberian obat-obatan:
a. Antibiotic
b. Antivirus
c. Heparin
d. Kartikosteroid
f. Dopamine
h. Antasida
i. Diuretika
9. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD derajat I-IV.
b. Asidosis metabolic
c. Perdarahan massif
d. Gagal ginjal
e. Odema otak
f. Edema pulmoner
g. Infeksi sekunder
h. Asites akibat masuknya cairan ke rongga peritoneum karena peningkatan
permeabilitas pembuluh darah kapiler.
i. Efusi pleura akibat terjadinya kebocoran plasma pada paru terjadi pengumpulan
cairan dalam rongga pleura
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF, paling sering menyerang anak – anak dengan usia
kurang dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan Utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah
sakit adalah panas tinggi dan lemah sampai penurunan kesadaran.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan
saat demam, kesadaran compos mentis-koma. Turunnya panas terjadi antara hari
ke – 3 dan ke – 7, dan kondisi semakin lemah. Kadang – kadang disertai dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare / konstipasi, sakit
kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena
atau hematemesis.
d. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak bisa mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
b. Resiko syock hipovolemik dengan factor resiko berkurangnya volume
intravaskuler
c. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
Ni Luh Sukardiasih, S.Kep Profesi Ners STIKes Widya Nusantara Palu 17
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
asupan diet yang kurang
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
Hasil
1 Hipertermi NOC: NIC :
berhubungan dengan a. Thermoregulasi a. Fever treatment
dehidrasi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu sesering
tindakan keperawatan mungkin
selama…jam pasien 2. Monitor warna dan
menunjukkan : Suhu suhu kulit
tubuh dalam batas 3. Monitor IWL
4. Monitor tekanan darah,
normal dengan kriteria
nadi dan RR
hasil:
5. Monitor penurunan
1. Suhu 36 – 37C
tingkat kesadaran
2. Nadi dan RR dalam
6. Monitor WBC, Hb, dan
rentang normal
Hct
3. Tidak ada
7. Monitor intake dan
perubahan warna
output
kulit dan tidak ada 8. Berikan anti piretik:
pusing, 9. Selimuti pasien
10. Kolaborasi tentang
pemberian terapi
intravena
11. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
12. Tingkatkan sirkulasi
udara
b. Temperature regulation
1. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
2. Ajarkan pada pasien
cara mencegah
keletihan akibat panas
3. Diskusikan pentingnya
pengatura suhu dan
kemungkinan efek
negative dari
kedinginan
4. Beritahukan indikasi
terjadinya keletihan dan
penanganan emergency
yang diperlukan
c. Vitalsign monitor
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari
satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya
nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan,
rute pemberian, dan dosis
optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV,
IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
DAFTAR PUSTAKA
Aristanaoka.(2008).Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Dengue Haemoragik
Fever.http://aristanaoka.blogspot.com/2008/05/askep.html.
Hidayat, A. Azis Alimul.2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Salemba Medika :
Jakarta
Nurarif, Amin Huda.2015.Nanda NIC-NOC.Mediaction:Jogjakarta
Pearce, Evelyn. 1992. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama