Anda di halaman 1dari 3

Nama saya Azkiyatul Aliyah, keluarga memanggil saya Elly, entah di ambil dari barisan

kalimat sebelah mana nama itu tidak sedikitpun berhubungan dengan nama panjang saya. Saya
dilahirkan pada tanggal 29 Oktober 1995 di pedesaan kota Gresik. Saya adalah anak ke 3 dari 4
bersaudara. kakak pertama laki-laki ke dua perempuan sedang saya ke 3 dan adik saya permpuan
meninggal di usia kelahiran 4 hari. Jarak usia kakak pertama ke kakak kedua 4 tahun begitu juga
kakak ke dua ke saya 4 tahun. namun saya baru mempunyai adik ketika saya duduk di bangku
MI pada kelas 4. kami menempuh pendidikan di almamater yang beda.Saya menempuh
pendidikan dengan beground agama, yakni MI, MTS, MA dan sampai sekarang di IAIN Kediri
sedangkan kedua kakak saya menempuh pendidikan di lembaga milik Negara.

Saya memiliki ayah berprofesi sebagai pengajar di yayasan swasta. Ibu juga dulunya
mengajar tetapi sejak kelahiran kakak ke- 2 sampai saat ini ibu memutuskan menjadi ibu rumah
tangga full day untuk anak. Tetapi semenjak adik meninggal, ibu mencari kesibukan lain.Ayah
membuatkan ibu toko bunga, dan waktu itu usaha ibu sangat banyak peminat, toko sangat ramai
hingga terkadang sampai hari mulai petang pembeli tidak juga sepi. Alhasil ibu dan ayah tidur di
toko, aku yang waktu itu kelas 4 Mi tidur di rumah bersama pembantu.

Ayah adalah orang yang disiplin, tidak jauh beda dengan ibu. Dalam hal mendidik tidak
ada yang namanya membela. jadi siapa yang berbuat salah akan mendapat hukuman, berupa
pukulan di tubuh atau pelototan mata yang menunjukkan amarah dan tidak jarang ayah akan
bertausiyah panjang lebar tentang sebuah kesalahan yang dilakukan anaknya. sedang ibu hanya
berperan meredamkan amarah ayah kala itu.

Dalam hal pertemanan saya tidak pernah membedakan, tapi entah sejak kecil saya jarang
mempunyai teman perempuan. mungkin karena hobby juga. Saya lebih tertarik bermain
kelereng, layang-layang, mobil-mobilan, kartu bergambar, gasing dan permainan laki-laki
lainnya. saya tidak pernah tertarik sama yang namanya boneka.Mungkin sebab itu orang-orang
yang belum mengenal saya cenderung memberi label bahwa saya cuek dan angkuh.

Pada dasarnya selera humor saya tinggi, saya akan menjadi individu yang ekstrovet,
banyak bicara kepada mereka. Namun sebaliknya, akan menjadi sangat pendiam ketika bertemu
orang baru. Sejak dulu memang saya sulit untuk mengawali perkenalan. Merasa malu dan
gemetar saat berada dihadapkan dengan banyak orang.
KEPRIBADIAN

Jarang di temani ibu dan ayah menjadikan saya sebagai pribadi yang seenaknya, maklum
saja saat itu usaha ayah dan ibu sedang jaya-jaya nya. keinginan saya mulai A sampai Z hampir
semua dikabulkan. Saya menjadi pribadi yang egois, maunya menang, maunya di turuti.Menang
dan pemenuhan kebutuhan menjadi hal wajib untuk diri saya waktu itu. apabila keinginan tidak
di turuti saya akan marah,berkata kasar dan langsung berontak.

Tidak berhenti di situ, ternyata dampaknya terbawa sampai di sekolah. saya banyak
musuh, suka berantem, apa-apa yang tidak sesuai kemauan saya dan tidak peduli siapapun itu
akan saya ajak berantem, tidak jarang kakak kelas dan laki-laki.

Alhasil, Karena kenakalan ini , di dukung prinsip ayah yaitu “semua anaknya harus
nyantri. Akhirnya pada tahun 2008 lulus dari MI ayah mengirim saya ke pondok pesantren yang
ada di kota Mojokerto. saya sekolah MTS di lingkungan pondok. sifat suka berantem masih
kebawa. pengurus keamanan di pondok menjadi musuh bebuyutan. Namun, sekitar tahun 2014
memasuki MA kebiasaan berantem mulai pudar, orang-orang mulai membuka diri untuk
berteman baik laki-laki maupun perempuan. mungkin di sebabkan karena penalaran dan
pendalaman ilmu agama yang diperoleh juga harapan serta cita-cita dimasa depan, sehingga
membuat saya berfikir untuk tidak lagi menjadi pemberontak.

Pada masa perkembangan saya , saya lebih setuju dengan teori kepribadian Kurt Lewin.
Lewin menyatakan macam-macam perubahan yang terjadi dalam tingkah laku dan menganggap
perubahan-perubahan tersebut berasal dari konstruk-konstruk seperti perubahan struktur kognitif,
diferensiasi, organisasi, integrasi, dan motivasi.

Struktur kepribadian Kurt Lewin :

1. Ruang Hidup
Ruang hidup disini dapat di artikan sebagai keseluruhan kumpulan fakta yang ada paa
suatu saat, yang mempengaruhi/menentukan tingkah laku. mencakup semua persepsi
orang tentang dirinya sendiri dalam lingkungan fisik dan sosialnya saat itu., keinginan,
kemauan, tujuan-tujuan, ingatan tentang masa lalu, imajinasinya mengenai masa depan,
perasaan-perasaannya dan sebagainya.
2. Daerah Pribadi
Daerah pribadi yaitu, kesatuan yang terpisah dari hal lain di dunia tetapi menjadi bagian
dari dunia. Daerah pribadi terdiri dari dua bagian besar, daerah persepsi-motorik dan
daerah pribadi-dalam.
a. Daerah Persepsi Motorik : Menjadi daerah yang menghubungkan pribadi dalam
dengan lingkungan psikologis. Pribadi dalam mempengaruhi tingkah lakumelalui
fungsi motorik, sebaliknya lingkungan psikologis mempengaruhi pribadi dalam
melalui persepsi.
b. Daerah Pribadi Dalam : Berisi aspek-aspek motivasional di dalam pribadi dalam,
di gambarkan dalam pecahan-pecahan darah. disebut sel.
c. sel : Jumlah dan posisinya setiap saat bisa berubah-ubah tergantung kepada
tujuan, keinginan, kebutuhan, dan motivasi yang muncul pada saat itu.
3. Daerah Ligkungan Psikologis
Daerah lingkungan psikologis dibgi menjadi 2 yaitu :
1) Region :Semua stimulus yang di tangkap oleh persepsi dan kemudian
mempengaruhi atau menjadi bagian yang menyibukkan fungsi kognitif manusia
2) Bondaris : Semua batas antar sel, antar region, atau antar daerah lingkungan
psikologis atau dengan daerah pribadi dalam . Bondaris ini dapat bersifat
Permeable artinya dua daerah yang dibatasi dengan itu saling mempengaruhi, dan
tak- Permeable yaitu sifat yang saling Independent atau tidak saling
mempengaruhi.
4. Lingkungan Non-Psikologis
Yakni apa saja yang ada tetapi tidak menjadi stimulus bagi seseorang, bisa berupa benda/
objek/ fakta-fakta atau situasi sosial.1

1
http://www.kompasiana.com/karyamsadpan/struktur-kepribadian-kurt-lewin_54f7bea9a33311b41f8b47c7

Anda mungkin juga menyukai