Desa : Bisene
Kecamatan : Mollo Selatan
Kabupaten : Timor Tengah Selatan
Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Disusun oleh:
No. Nama Mahasiswa NIM Prodi/Fakultas
1 Alexander G. Woda 1413050010 Budidaya Perairan / Fakultas
Kelautan dan Perikanan
2 Andre Ryanto Korohama 1401040013 Pendidikan Biologi / FKIP
3 Fisiana Grace Lilong 1407010089 Gizi Kesehatan Masyarakat /
Fakultas Kesehatan Masyarakat
4 Laura T. Barreto 1403050003 Ilmu Komunikasi / FISIP
Marthina R. Asadama 1405030131 Ilmu Peternakan / Fakultas
5
Peternakan
6 Yohana Margaretha Subami 1401170040 Pendidikan Luar Sekolah / FKIP
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh
berkat dan pertolongnan-Nya saja sehingga seluruh rangkaian program Kuliah Kerja Nyata
– Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Semester Genap Undana Tahun
2018, mulai dari pembekalan hingga pembuatan Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan
dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan KKN-PPM ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban tertulis atas kelangsungan Program KKN-PPM yang telah kami
laksanakan di Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang dilaksanakan sejak tanggal 06 April 2018 sampai
dengan 09 Juni 2018.
Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan Kegiatan KKN-PPM ini
adalah untuk memberikan gambaran dan keterangan tentang program kerja yang telah
kami laksanakan di Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, baik oleh individu mahasiswa peserta KKN-PPM
maupun oleh kelompok.
Kami sangat menyadari bahwa keberhasilan dan keterlaksanaannya program-
program yang telah kami susun bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok semata.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Melkianus Tiro, M.Si, selaku Kepala Pusat Pelayanan Pengembangan
KKN, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Nusa
Cendana.
2. Ibu Mariana A. Noya Letuna, S.Sos, M.A., selaku Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) KKN-PPM di Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Bapak Ayub Selan, selaku PJS Kepala Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan,
Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4. Seluruh staf aparat Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor
Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
5. Bapak Nikolas Manao, S.Pd selaku Kepala Sekolah Dasar Inpres Bisene, beserta
seluruh staf guru yang ada.
iii
6. Ibu Katharina F. Bokimnasi selaku Kepala TK Negeri Bisene, beserta seluruh staf
guru yang ada.
7. Bapak Desky Toh, selaku mantri yang bertugas di Desa Bisene, Kecamatan Mollo
Selatan, baik sebagai pendukung program-program kesehatan yang dilaksanakan
kelompok, maupun atas dukungan dan bantuan yang diberikan diluar bidang
kesehatan.
8. Bapak Godlif Mella, selaku aparat desa yang paling sering menemani kami selama
menjalankan program KKN-PPM di lapangan.
9. Ibu Paulina, selaku aparat desa yang selalau siap memberikan bantuan serta sangat
mendukung kami selama di lokasi KKN-PPM.
10. Teman-teman pekerja dari PLN yang turut mendukung kami selama masa KKN-
PPM di lapangan.
11. Seluruh masyarakat desa Bisene yang telah mendukung kami baik secara materi
maupun moril demi keberlangsungan hidup kami selama melaksanakan program
KKN-PPM di lapangan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada pada keseluruhan isi
laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
kebaikan bagi kita bersama, khususnya bagi mahasiswa maupun bagi semua pihak yang
akan terlibat dalam program KKN-PPM Undana di periode yang selanjutnya.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.3 Data Kependudukan Berdasarkan Rentang Usia Dan Jenis Kelamin ................. 3
Tabel 2.1 Revisi Program Kerja Panlak US/USBN SD Inpres Bisene ............................... 12
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
KONDISI UMUM WILAYAH KKN
1.1 Geografi
Desa Bisene terletak di kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa ini berjarak ± 45 km dari ibukota
kabupaten TTS, yakni kota Soe, atau sekitar 50 menit menggunakan sepeda motor.
Jika kita dari kota Soe menuju ke desa kita harus melalui jalan desa Biloto. Adapun
kondisi jalan dari ibu kota provinsi untuk mencapai desa ini adalah sekitar 90% aspal
halus, 5% aspal kasar, dan 5% jalan pengerasan.
Gambar 1.1
Peta dari Kota Soe menuju Desa Bisene (Sumber: Maps Google inc. 2018)
Jika ingin mengunjungi desa ini dari kota kota Kupang, kita dapat melewati
jalan negara (jalan Timor-Raya), setelah itu belok kiri pada pertigaan antara
Kelurahan Siso dan Kota Soe, selanjutnya cukup bertanya pada masyarakat sekitar
untuk sampai di lokasi desa.
Gambar 1.2
Peta dari Universitas Nusa Cendana menuju Desa Bisene (Sumber: Maps Google
inc. 2018)
1
Luas wilayah desa bisene adalah 521 Ha, dengan rincian sebagai berikut;
Tabel 1.1
Rincian Bentangan Wilayah Desa
No. Bentangan Wilayah Luas (Ha)
1 Pemukiman Penduduk 264
2 Ladang/Persawahan 38
3 Hutan 208
4 Bantaran Sungai 9
5 Perkantoran 2
Total 521
Desa bisene berbatasan langsung dengan tiga desa lainnya yang ada di Kabupaten
Timor Tengah Selatan, yakni;
a. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bikekneno, Kec. Mollo Selatan.
b. Di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Desa Biloto, Kec. Mollo Selatan
c. Di sebe.lah barat berbatasan dengan desa Fatukoko, Kec. Mollo Barat.
Gambar 1.3
Peta Wilayah Desa Biseme
Iklim di Desa Bisene bisa dikatakan hangat, tidak terlalu panas ataupun terlalu
dingin. Hal ini disebabkan karena letak desa ini berada di ketinggian jika
dibandingkan dengan kota Kupang, namun berada di dataran rendah jika
dibandingkan dengan kota Soe. Suhu desa ini berkisar antara 20-25 derajat celcius.
2
1.2 Wilayah Administrasi
Desa Bisene terdiri dari 2 Dusun, 4 RW dan 9 RT, dengan 169 KK. Berikut
adalah rinciannya:
Tabel 1.2
Rincian Wilayah Administrasi Desa Bisene
No. Dusun RW RT Jumlah KK
1
1
2
1 Dusun 1 (Eno Homa) 78 orang
3
2
4
5
3
6
2 Dusun 2 (Eno OB) 7 91 orang
4 8
9
1.3 Kependudukan
Perubahan penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Dari survei yang dilakukan oleh
mahasiswa peserta KKN-PPM, hingga bulan Mei 2018 penduduk Desa Bisene
berjumlah 526 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 169, jumlah laki-laki 278 jiwa dan
Perempuan 248. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 1.3
Data Kependudukan Berdasarkan Rentang Usia Dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
No. Umur (Tahun) Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 20 15 35
2 5-9 23 22 45
3 10-14 27 23 50
4 15-19 23 24 47
5 20-24 17 20 37
6 25-29 13 17 30
7 30-34 21 23 44
8 35-39 18 24 42
9 40-44 29 18 47
10 45-49 13 11 24
11 50-54 21 13 34
12 55-59 20 17 37
13 60 ke atas 34 15 49
Total 278 248 526
3
1.4 Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat desa Bisene masih sangat diwarnai dengan suasana
gotong-royong sebagaimana kondisi sosial di desa-desa pada umumnya. Masyarakat
saling bekerjasama untuk menyelesaikan berbagai permasalahan baik itu perorangan
maupun kelompok, kendati demikian karena sibuk dengan pekerjaannya masing-
masing sebagai petani, terkadang agak sulit untuk mengumpulkan seluruh masyarakat
dalam rangka penyampaian pengumuman atau melakukan musyawarah. Tingkat
pendidikan masyarakat desapun cukup memprihatinkan, yakni ada 202 orang yang
tidak menempuh bangku pendidikan. Berikut ini adalah rincian kondisi sosial
masyarakat desa Bisene.
4
diperhatikan oleh pemerintah desa. Adapun sarana dan prasarana kesehatan
yang terdapat di Desa Bisene yaitu:
Tabel 1.5
Data Sarana/Prasarana di Desa Bisene
No. Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi
1 Pondok Bersalin Desa (Polindes) 1 unit Kurang Baik
2 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 1 unit Baik
3 Perawat 1 orang Aktif/minggu
4 Mantri 1 orang Aktif
5 Bidan 1 orang Aktif/bulan
5
1.5 Kondisi Ekonomi
Penduduk Desa Bisene sebagian besar bergantung pada hasil pertanian atau hasil
sawah, sebagian lainnya yang berusia produktif bekerja sebagai buruh atau ojek di
kota dan beberapa sebagai guru. Adapun data mengenai pendapatan masyarakat tidak
dapat diperoleh dengan pasti, hal ini dikarenakan pendapatan penduduk tidak
menentu. Sedangkan masyarakat yang memiliki pekerjaan tetap senagai guru ataupun
aparat pemerintahan desa memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000 s/d. Rp 2.000.000
setiap bulannya.
Kondisi perekonomian masyarakat dapat dikatakan memprihatinkan jika
dibandingkan dengan masyarakat kota, meskipun demikian selama menjalani masa
KKN, mahasiswa tidak menemui masyarakat yang memiliki kekurangan dalam
bidang pangan.
1.5.1 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian utama penduduk Desa Bisene ialah petani.
Masyarakat Desa Bisene merupakan petani lahan kering dimana masyarakat
menanam pada lahan dengan memanfaatkan air hujan pada musim
penghujan, setelah itu masyarakat mengganti dengan tanaman yang dapat
bertahan dengan sedikit air pada awal musim kemarau. Sebagian besar
masyarakat di Dusun 1 memiliki sawah karena letak Dusun 1 dekat dengan
dataran rendah dan terdapat sungai besar yang terdiri dari beberapa anak
sungai yang dijadikan sebagai sumber pengairan lahan persawahan,
dibanding dengan dusun 2 yang letak geografis lebih tinggi sehingga
masyarakat lebih memanfaatkan perkebunan.
Tabel 1.6
Data Mata Pencaharian Masyarakat Desa
Jenis Kelamin
No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Petani 139 143 282
2 Guru 1 2 3
3 Buruh 12 13 25
4 Karyawan 3 2 5
Total 311
6
1.5.2 Potensi Ekonomi Unggulan
Telah diketahui bahwa mata pencaharian masyarakat Desa Bisene
adalah petani maka untuk potensi ekonomi unggulan dari Desa Bisene adalah
hasil dari tanaman pertanian seperti jagung, padi, kacang-kacangan, kelapa,
papaya, ubi, pisang, kemiri, asam, nangka, lemon, cabai, dan tomat.
Tanaman-tanaman tadi dimiliki oleh masyarakat Desa Bisene karena dapat
kita jumpai di setiap pekarangan rumah serta kebun masyarakat. Hasil
perkebunan ini dijuan ke kota dan hasilnya merupakan sumber penghasilan
masyarakat Desa Bisene.
7
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KKN
8
masyarakat. Tema ini dituangkan dalam 4 rancangan program individu (rincian pada
Lampiran 2), yaitu:
1. Memberikan pengajaran formal di sekolah yang ada di sekitar lokasi KKN-
PPM (SD Inpres Bisene).
2. Bergabung dan berpartisipasi aktif dalam kepanitiaan pelaksana US/USBN SD
Inpres Bisene.
3. Menggagas program Bimbingan Konseling di SD Inpres Bisene.
4. Sosialisasi tentang “Proses Kerja Tubuh Manusia dan Waktu Efektif untuk
Beristirahat”.
1. Memberikan Pengajaran Formal di SD Inpres Bisene
Program ini dipikirkan oleh mahasiswa saat kelompok melakukan
sosialisasi dengan anak-anak yang ada di desa. Banyak anak-anak yang
menyampaikan bahwa mereka jarang belajar di sekolah karena guru yang harusnya
mengajar tidak hadir di sekolah.
Gambar 2.1
Kelompok Mahasiswa berdiskusi dengan anak-
anak mengenai masalah dalam lingkup
pendidikan.
Untuk memastikan hal ini, pada tanggal 10 April 2018 mahasiswa melakukan
observasi langsung ke sekolah dan menemukan memang benar apa yang
disampaikan anak-anak tadi. Selanjutnya mahasiswa melakukan wawancara dengan
kepala SD Inpres Bisene. Dari hasil wawancara, beliau memaparkan bahwa banyak
9
guru yang sering tidak hadir disekolah. Dari 11 tenaga pendidik disekolah yang
mana 4 diantaranya adalah PNS, dan 1 Guru Garis Depan (GGD), sering hanya 3-5
orang yang aktif di sekolah. Akibatnya proses Kegiatan Belajar Mengajar di
sekolah tidak berjalan dan akhirnya siswa tidak memperoleh ilmu yang harusnya
mereka peroleh.
Ketidak hadiran tenaga guru ini menyebabkan Kepala sekolah tidak hanya
menjalankan tugas sebagai pimpinan, tapi juga berusaha mengisi kekosongan kelas
yang ada. Namun, karena biasanya beberapa kelas kosong dalam sehari, maka
kekosongan yang diisi oleh kepala sekolah juga tidak maksimal. Pada kesempatan
berikutnya – ditanggal 12 April 2018 – mahasiswa berusaha menemukan penyebab
ketidak hadiran guru-guru melalui wawancara langsung dengan beberapa orang
guru yang ada di ruang guru. Beberapa masalah yang berhasil dihimpun mahasiswa
antara lain:
a. Jarak sekolah dan tempat tinggal guru-guru cukup jauh yaitu sekitar 45 KM.
b. Akses transportasi yang tersedia sangat minim (2 mobil pickup) yang mana
hanya memasuki desa 3 kali dalam sehari.
c. Tidak terdapat akses listrik dan internet di wilayah desa.
d. Mes guru tidak terawat dan dapat dikatakan tidak layak huni.
e. Masalah penyesuaian guru dengan kurikulum baru (Kurikulum 2013).
Permaslahan diatas adalah beberapa hal yang menyebabkan guru-guru menjadi
tidak bersemangat untuk mengajar dan sering membiarkan tanggung jawabnya
terbengkalai.
Dari hal diatas maka mahasiswa merancangkan suatu program untuk
mengisi kekosongan di kelas, sekaligus memberikan motivasi baru bagi guru
sehingga diharapkan setelah program KKN-PPM berakhir, motivasi yang
ditinggalkan mahasiswa masih memberikan pengaruh di sekolah.
Setelah pemecahan masalah untuk hal ini dirancangkan oleh mahasiswa,
maka selanjutnya pada tanggal 13 April 2018 mahasiswa mencoba mengajukannya
pada pihak sekolah. Namun dari pihak sekolah tidak dapat memberikan
kesempatan, dengan alasan mulai tanggal 16 April 2018 tidak ada lagi KBM seperti
biasa, karena sekolah harus mempersiapkan kondisi sekolah yang kondusif untuk
US/USBN SD Tahun 2018 Kabupaten TTS. Adapun selama 1 minggu sejak
tanggal 16 s/d. 23 April siswa kelas I – V harus melakukan kerja bakti disekolah,
10
sedangkan pada tanggal 24 dan 25 April dilakukan penataan ruang dan doa
bersama untuk kelas VI yang mengikuti ujian.
Ujian Sekolah dilaksanakan pada tanggal 26 s/d. 28 April 2018, sedangkan
Ujian Sekolah Berstandar Nasional dilaksanakan pada tanggal 3 s/d. 5 Mei 2018.
Sisanya pada tanggal 8 s/d. 19 Mei 2018 proses KBM sama sekali tidak dilakukan
untuk kelas I – V. Pada tanggal 21 – 26 dilaksanankan ujian kenaikan kelas di
sekolah dan akhirnya tanggal 8 Juni dilakukan penerimaan raport di sekolah.
Dari berbagai rincian waktu dan kegiatan diatas, akhirnya mahasiswa tidak
memperoleh kesempatan sama sekali untuk menjalankan program, sehingga
program ini dikatakan BELUM TERLAKSANA. Dari permasalahan ini
mahasiswa memberikan saran kepada pihak Pusat Pelayanan Pengembangan KKN-
PPM Undana, agar melakukan survei yang lebih cermat, sehingga pihak kampus
bisa menerjunkan mahasiswa pada waktu yang lebih efektif, dan agar kedepannya
mahasiswa tidak lagi menemukan kendala seperti ini di lapangan.
11
Selanjutnya mahasiswa segara mengumpulkan data tentang berbagai hal
yang harus dipersiapkan sekolah menjelang US/USBN dan melakukan revisi dalam
beberapa hal, hal yang direvisi mahasiswa dan telah disepakati kepala sekolah
selaku ketua panitia US/USBN antara lain,
Tabel 2.1
Revisi Program Kerja Panlak US/USBN SD Inpres Bisene
Rancangan dari
No. Revisi dari mahasiswa Tujuan
tahun sebelumnya
1 Menempelkan kertas Menuliskan peringatan Mencegah kebisingan
“Peringatan Ada pada papan tulis dan yang disebabkan baik
Ujian” pada jendela meletakkannya di depan oleh suara manusia
kantor/ruang guru. sekolah ataupun mesin
kendaraan yang lewat
didekat sekolah.
2 Menjadikan kantor Memakai ruangan di Memudahkan
sebagai ruang sebelah ruang ujian konsultasi antara
sekretariat panitia sebagai ruang sekretariat pengawas dengan
panitia panitia dan
memperdekat jarak
pengambilan dan
penyerahan kembali
berkas soal.
3 Sebagian tulisan di Mahasiswa membantu Memperjelas isi kartu
Kartu Peserta Ujian melakukan desain dan Peserta agar sesuai
menggunakan tulisan pencetakan Kartu Peserta dengan data yang ada di
tangan (Selain nomor Ujian menggunakan data sekolah.
ujian) dari sekolah.
4 Penyusunan tata Penyusunan tata ruang; 4 Memastikan jarak antar
ruang; 5 kursi kursi ke samping dan 5 peserta cukup aman
kesamping dan 4 kursi ke belakang. dari kecurangan.
kursi kebelakang
5 Pengadaan papan Menambahkan pena Berdasarkan data yang
ujian dan ATK untuk tiap peserta ujian. lebih dulu didapatkan
(Pensil, penghapus, mahasiswa, ujian tahun
rautan) ini hanya menggunakan
pena, bukan pensil.
Sehingga tiap peserta
juga wajib memiliki
pena.
12
2018 mahasiswa bersama panitia segera melakukan penyusunan dan revisi tatib dan
aturan ujian juga melakukan desain kartu peserta, kegiatan ini dilakukan mulai
pukul 08.00 s/d 12.00 WITA, namun belum juga selesai pekerjaan harus terhenti
karena daya listrik untuk laptop tidak ada. Revisi berkas ujian kembali dilakukan
esok harinya mulai pukul 10.00 S/d 14.00 WITA. Sore harinya pada pukul 15.00
WITA mahasiswa bersama salah satu guru pergi ke kota untuk melakukan
pencetakan berkas, jarak ke kota kurang lebih 45 menit dengan kendaraan roda dua.
Akhirnya proses pencetakan berkas selesai pada pukul 18.00 WITA.
Keesokan harinya pada tanggal 22 April dari pukul 09.00 s/d 11.00 WITA
mahasiswa menyusun daftar pengadaan ATK untuk peserta, kegiatan ini dilakukan
bersama ketua panitia dan anggota panitia lainnya. Kemudian pada Pukul 13.00
WITA mahasiswa kembali ke kota bersama 2 anggota panita untuk membeli
berbagai peralatan yang dibutuhkan, kegiatan ini selesai pada pukul 18.00 WITA.
Pada tanggal 23 April mulai pukul 08.00 s/d 15.00 WITA dilakukan
pembersihan lingkungan sekolah bersama para siswa. Esok harinya pada pukul
16.00 s/d 17.30 WITA mahasiswa mendesain papan “Peringatan Ada Ujian” untuk
di letakan didepan halaman sekolah.
Gambar 2.2
Mahasiswa mendesain papan peringatan.
13
Keesokan harinnya tanggal 26 April 2018 US dimulai sampai dengan
tanggal 28 Apil 2018. Selanjutnya pada tanggal 3 s/d 5 Mei 2018 dilaksanakan
USBN serentak se-Indonesia. Pada kedua ujian ini mahasiswa bertugas melakukan
penyerahan soal pada pengawas, menerima kembali soal dan lembaran jawaban
dari pengawas. Selain itu mahasiswa bertugas melakukan verifikasi lembaran
jawaban dari peserta sampai pada penyegelan kembali lembar jawaban. Proses
kegiatan ini dilakuakan setiap hari mulai pukul 06.15 s/d 12.30 WITA. Pada akhir
US/USBN, sekolah memberikan piagam penghargaan pada mahasiswa sebagai
salah satu bukti mahasiswa telah MENYELESAIKAN program yang
dirancangkannya.
Gambar 2.3
Mahasiswa melakukan verifikasi lembar jawaban siswa
Gambar 2.4
Mahasiswa menyerahkan berkas soal untuk pengawas.
14
3. Menggagas program Bimbingan Konseling di SD Inpres Bisene
Bimbingan & Konseling (BK) sendiri secara harafiah berarti suatu bantuan
yang diberikan oleh konselor kepada konseli agar konseli mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya dan juga mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Selain masalah kehadiran guru, saat melakukan observasi di sekolah,
mahasiswa juga menemukan suatu masalah dalam pelayanan pendidikan di sekolah
yang berkenaan dengan pemeliharaan kondisi psikis siswa. Dari data yang
dikumpulkan mahasiswa, sekolah tidak menjalankan program BK dengan baik,
karena guru beranggapan bahwa program ini sangat merepotkan; memerlukan
ruangan khusus, juga bisa mengakibatkan pengeluaran anggaran yang tidak perlu,
akibatnya masalah penertiban siswa biasa dilakukan dengan cara memberikan
teguran secara fisik.
Dari permasalahan ini, dengan berbekal pengalaman menjalankan
Bimbingan & Konsultasi selama masa PPL, mahasiswa mencoba memberikan
penjelasan pada guru-guru mengenai pentingnya program BK. Pada tanggal 18
April berkenaan dengan suasana persiapan US/USBN, mahasiswa berhasil
mengumpulkan beberapa guru dan mulai memberikan pemaparan mengenai
pentingnya program BK disekolah. Berbeda dengan program BK pada tingkat SMP
dan SMA, program BK di SD sangat dianjurkan untuk ditangani langsung oleh
guru wali kelas. Wali kelas di SD mempunyai lebih banyak waktu bersama peserta
didik, sehingga wali kelas mmapu mengetahui sejauh mana tumbuh kembang para
siswa. Guru dapat juga memantau setiap saat dengan melakukan kerjasama dan
komunikasi yang baik dengan orangtua siswa.
Setelah memberikan pengertian pada para guru, selanjutnya mahasiswa
menyiapkan panduan singkat yang telah dicetak dan diperbanyak, untuk dibagikan
pada setiap guru. Panduan ini berisi pengertian program BK, manfaat dan tujuan
BK, prinsip-prinsip BK di SD, dan langkah-langkah melaksanakan bimbingan
konseling di SD.
Setelah memberikan pemahaman yang mematahkan alasan para guru untuk
menahan program BK, mahasiswa kemudian juga menjelaskan bahaya negatif
menangani anak didik dengan kekerasan semata. Selanjutnya pada tanggal 7 mei,
mahasiswa mulai menjlankan program BK ini, sembari menunjukan pada guru-
guru langakah demi langkah yang dipaparkan dalam panduan yang diberikan
15
sebelumnya oleh mahasiswa. Langkah-langkah dan praktek ini melingkupi tahap
identifikasi masalah, analisis masalah, diagnosis, prognosis, sampai pada
pelaksanaan bantuan. Meskipun prosesnya banyak, mahasiswa menunjukan pada
guru bahwa kesemuanya ini dapat diselesaikan dengan cepat asalkan guru mau
bersabar dan mnjaga komunikasi yang baik dengan siswa. Akhirnya program ini
terus dilakukan oleh mahasiswa dan beberapa orang guru sampai dengan
penerimaan raport di tanggal 8 Juni 2018. Diwaktu terakhir mahasiswa
memberikan saran kepada sekolah agar terus melanjutkan program ini agar
kesehatan mental siswa dapat terjaga dengan baik.
Gambar 2.5
Mahasiswa sebagai konselor menanyai siswa alasan
melakukan pelanggaran tatib sekolah (tidak hadir dikelas
selama 1 minggu penuh). Pelayanan dilakukan dengan
senyum dan penuh kesabaran.
Gambar 2.6
Siswa diberikan peringatan dan harus menulis permohonan maaf
sebanyak 5 lembar untuk memberikan efek jera.
16
4. Sosialisasi tentang Proses Kerja Tubuh Manusia dan Waktu Efektif untuk
Beristirahat
Selain melakukan observasi di fasilitas pendidikan yang ada di desa,
mahasiswa juga melakukan observasi di masyarakat bersama kelompok. Dari hasil
observasi mahasiswa mendapati beberapa orang tua yang mengeluhkan penyakit
asam urat (gout) serta cara menanganinya dengan alkohol (minuman keras).
Adapun masyarakat meyakini bahwa dengan banyak bergerak dan bekerja keras,
penyakit asam urat dapat di cegah atau bahkan disembuhkan. Pemahaman
masyarakat ini tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Untuk
mengubah pandangan yang sudah berakar di masyarakat ini, mahasiswa
memutuskan untuk penyuluhan mengenai tubuh manusia dan asam urat sendiri.
Penyuluhan direncanakan dan disepakati untuk dilaksanakan pada tanggal
20 Mei 2018. Proses penyiapan materi dimulai pada tanggal 17 Mei mulai pagi
hingga sore hari, pengumpulan materi dilakukan dengan metode tulis tangan dan
dilakukan di spot internet yang berada di bukit yang berjarak kurang lebih 200
meter dari tempat penginapan. Pada tanggal 19 Mei pukul 12.00 WITA, mahasiswa
melakukan pencetakan berkas di kota hingga pukul 16.00 WITA.
Pada tanggal 20 Mei pukul 14.00 WITA mahasiswa melakukan
penyuluhan. Penyuluhan dan tanya jawab singkat dilakukan selama 45 menit dan
berjalan dengan baik. Adapun mahasiswa menjelaskan pada masyarakat yang
hadir, tentang penyebab utama gout/asam urat, dan bagaimana cara mengurangi
kadar asam urat dalam tubuh. Mahasiswa juga meluruskan bahwa alkohol baik
diminum hanya dalam takaran tertentu, tidak boleh berlebih. Dalam kaitannya
dengan asam urat sendiri, alkohol sangat berbahaya dan menyebabkan rasa ngilu
akan lebih lama diderita oleh penderita gout. Oleh karenanya penderita asam urat
sama sekali tidak dianjurkan untuk mengonsumsi alkohol.
Adapun hal lain yang disampaikan mahasiswa berkaitan dengan kebiasaan
kerja masyarakat yang bekerja di sawah dari pagi-pagi sampai sangat sore. Hal ini
memang kelihatan baik bagi tubuh, seolah membuat tubuh bugar dan selalu sehat.
Namun dengan terus bekerja tanpa waktu istirahat yang cukup dan makanan
bergizi, sel dalam tubuh akan melemah lebih cepat dan akan berakibat munculnya
penyakit-penyakit fisik, seperti asam urat ataupun rematik. Adapun kaitanya
dengan gout, bekerja terus dapat memperparah gout karena enzim pencegah rasa
sakit yang harusnya bekerja saat tubuh beristirat tidak dapat bekerja dengan baik.
17
Dengan demikian mahasiswa memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat dan
menunjukan bahwa apa yang diyakini dalam masyarakat selama ini adalah hal yang
tidak benar dan harus segara diperbaiki.
Gambar 2.7
Mahasiswa Memberikan penjelasan pada Masyarakat
18
2.1.2 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan Asas Partisipasi dan
Pemanfaatan
19
disayangkan. Ada baiknya bagian lahan yang kosong ditanami dengan tanaman-tanaman
bermanfaat yang dapat kita gunakan untuk kehidupan kita yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, bertumpu dari permasalahan diatas, maka program-program yang
telah saya laksanakan sesuai bidang kajian ilmu saya yaitu Fakultas Kesehatan Masyarakat
ialah sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara sikat gigi yang benar) serta pembagian
sikat dan pasta gigi gratis bagi seluruh peserta didik di SD NEGERI BISENE.
2. Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara Cuci tangan yang benar) di SD
NEGERI BISENE.
3. Pembuatan Apotik Hidup.
1. Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara sikat gigi yang benar) serta
pembagian sikat dan pasta gigi gratis bagi seluruh peserta didik di SD Inpres
Bisene.
Tujuan : Adanya peningkatan pengetahuan peserta didik akan pentingnya
memelihara kesehatan sejak dini yang dimulai dari sikat gigi yang benar
guna peningkatan produktivitas kesehatan keluarga.
Sasaran : Siswa-Siswi SD Negeri Bisene(kelas 1-6).
Waktu : 07 Mei 2018
Tempat : SD Negeri Bisene Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten
Timor Tengah Selatan.
Metode : Penyuluhan dan praktek
Proses : Dimulai dengan Survei ke lokasi kesekolah, berkonsultasi dengan kepala
sekolah selaku penanggungjawab sekolah sekaligus meminta izin
melakukan penyuluhan, persiapan materi dan selanjutnnya pemberian
informasi(penyuluhan) sebagai saluran pengetahuan pada peserta didik
tentang pentingnya memelihara kesehatan sejak dini, serta dampak negatif
dari kebersihan diri yang diabaikan, yang dimulai dengan cara menyikat
gigi yang benar, dilanjutkan dengan praktek menyikat gigi yang benar serta
diakhiri dengan pembagian sikat dan pasta gigi gratis bagi seluruh peserta
didik.
Media : Karena keterbatasan dana dan juga alat peraga untuk percontohan praktek
menyikat gigi untuk anak-anak sehingga harus dilakukan secara manual.
Media lain yang digunakan ialah sikat gigi, pasta gigi, air, gayung, dan
20
ember.
Hambatan : Kurangnya alat peraga untuk percontohan praktek menyikat gigi untuk
anak-anak sehingga harus dilakukan secara manual.
Gambar 2.8
Foto Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara sikat gigi yang benar) serta
pembagian sikat dan pasta gigi gratis bagi seluruh peserta didik di SD
NEGERI BISENE
21
2. Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara Cuci tangan yang benar)
Tujuan : Peningkatan pengetahuan pada peserta didik sehingga mau dan
mampu menjaga kesehatan diri yang dimulai dengan mencuci tangan
yang benar guna pencegahan terhadap masuknya kuman dalam tubuh.
Sasaran : Siswa-Siswi SD Negeri Bisene(kelas 1-6).
Waktu : 08 Mei 2018
Tempat : SD Negeri Bisene Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten
Timor Tengah Selatan.
Metode : Penyuluhan dan praktek
Proses : Persiapan materi serta bahan-bahan untuk praktek dan selanjutnnya
pemberian informasi(penyuluhan) tentang kesehatan diri yang dimulai
dengan mencuci tangan yang benar guna pencegahan terhadap
masuknya kuman dalam tubuh, diikuti dengan praktek langsung 7
langkah cara cuci tangan yang benar.
Media : Ember berisikan air, kain serbet, Detol Handwash.
Hambatan : Keriuhan dari peserta didik khususnya siswa-siswa yang kurang
memperhatikan sehingga mengganggu kelancaran prakteknya.
Gambar 2.9
Foto Sosialisasi tentang Pola Hidup Sehat (cara Cuci tangan yang benar) di SD
NEGERI BISENE
22
Sasaran : Seluruh masyarakat Desa Bisene
Waktu : 14-20 Mei 2018
Tempat : Pekarangan rumah dipenginapan
Metode : Penyuluhan dan percontohan
Proses : Dimulai dari persiapan media tanah, pupuk bokashi, tanaman
obat(kunyit, pepaya, mayanya, serai) yang sudah disemaikan pada
polybag, pupuk, dan selanjutnya ialah penanaman tanaman obat
dalam bedeng sebagai media tanam.
Media : Tanah, ember, air, besi gali, pupuk bokashi, polybag.
Hambatan : Rendahnya partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengikuti
proses penyuluhan sehingga manfaat dari tanaman yang ada
disekitar lingkungan mereka sendiri tidak mereka ketahui dengan
baik dan lahan pekarangan dibiarkan kosong bahkan hanya
ditumbuhi rumput liar.
23
2.1.3 Peternakan sebagai Aset yang Bernilai Tinggi
Nama : Marthina R. Asadama
NIM : 1405030131
Fakultas / Prodi : Peternakan/Ilmu Peternakan
Kluster Ilmu : Agro
Nama Program : Peternakan sebagai Aset yang
Bernilai Tinggi
24
1. Sosialisasi dan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
2. Sosialisasi dan pembuatan antibiotic herbal.
3. Sosialisasi pembuatan obat cacing herbal.
1. Sosialisasi dan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)
Kebutuhan masyarakat akan pupuk untuk tanamna pertanian membuat
petani harus membeli pupuk meskipun dengan harga yang relative mahal agar
produksi tanaman pertanian dapat maksimal. Masih banyak masyarakat yang
mengunakan pupuk anorganik, yang jika dipakai terus menerus dapat merusak
kandungan zat hara tanah.
POC merupakan pupuk organic yang dibuat dengan cara fermentasi dan
berbentuk cair. Bahan baku POC terdiri dari limbah dapur (buah dan sayuran yang
busuk), kotoran ternak, air, gula, dedak padi dan EM4. Pupuk cair dibuat dengan
memanfaatkan aktifitas mikroorganisme efektif (EM4) sebagai decomposer.
Pembuatan POC relative cepat dari bokashi yang sudah siap dijadikan
pupuk dalam tempo 1-14 hari setelah dibuat, tergantung dari bahan baku dan
metode yang digunakan. Membuat pupuk kompos sangat mudah, bisa dibuat dalam
skala rumah tangga atau dalam skala pertanian yang lebih besar
Tahap-tahap pebuatan Pupuk Organik Cair (POC) yaitu:
a. Membuat brosur tentang cara pembutan POC untuk dibagikan kepada
masyarakat.
b. Mempersiapkan alat dan bahan (pisau, jerigen, ember, limbah dapur,
kotoran ternak, dedak padi, EM4, air dan gula.
c. Iris semua bahan limbah dapur agar lebih mudah dimasukan dalam
jerigen.
d. Air 4 liter, gula pasir 1 gelas dicairkan dalam air, sampai gula larut
e. Air gula ditambahkan 2 sendok makan EM4, putar searah hingga
tercampur rata.
f. Masukan air campuran gula dan EM4 ke dalam jerigen yang sudah
dimasukan bahan-bahan tadi.
g. Tutup jerigen rapat-rapat dan simpan.
h. Setelah 14 hari jika pupuk sudah beraroma alcohol/terfermentasi artinya
pupuk siap digunakan.
i. Selalu mengaduk pupuk dalam beberapa hari agar proses fermentasi
terjadi dengan sempurna.
25
Tujuan pembuatan pupuk ini yaitu mengahasilkan pupuk organik yang
mempu menyuburkan tanaman pertain masyarakat dan meningkatkan nilai
ekonomi dari limbah ternak sapi.
Sasaran kegiatan adalah masyarakat Desa Bisene. Kegiatan ini dilakukan
dua kali yaitu sosialisasi kepada masyarakat Dusun I pada tanggal 11-Mei-2018,
dimulai dari jam 10.15 – 01.40 bertempat di lokasi kerja bakti Dusun I setelah
kegiatan kerja bakti di Dusun I, dan dilanjutkan pada tanggal 25-Mei-2018
melakukan sosialisasi sekaligus praktek di kantor desa. Pengumpulan bahan mulai
dari tnggan 20-Mei-2018. Jumlah jam yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu 7 jam
kerja, dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak ada hambatan hanya kurangnya
partisipasi masyarakat setempat.
Gambar 2.11
Mahasiswa melakukan Presentasi tentang Pembuatan Pupuk Cair
26
2. Sosialisasi dan pembuatan antibiotik herbal
Pada peralihan musim (musim pancaroba) ternak ayam terjangkit penyakit
dan mati sehingga ini menjadi penngeluhan masyarakat Desa Bisene. Untuk
pencegahan dibutuhkan antibiotic. Kondisi desa yang jauh dari kota dan
masyarakat harus mengekuarkan uang untuk membeli antibiotic sintetik serta
bahaya bahan sintetik bagi kesehatan manusia dan ternak perlu dicari jalan keluar
agar ternak masyarakat tetap sehat dan berproduksi dengan maksimal.
Potensi tanaman yang dapat dijadikan antibiotic herbal banyak terdapat di
Desa Bisene, namun manfaat dan cara pengunaannya tidak diketahui oleh
masyarakat. Hal ini memicu penulis untuk melaksanakan salah satu program
individu yaitu pembuatan antibiotic herbal dari daun papaya, bawang merah,
bawang putih, dan kunyit.
Tahap-tahap kegiatan:
a. Membagikan brosur pembuatan antibiotic herbal bagi masyarakat.
b. Mensosialisasikan tentang antibiotic herbal.
c. Menyiapkan alat dan bahan (daun papaya, kunyit, bawang putih,
bawang merah, jahe, alat penumbuk, air, wadah).
d. Haluskan bawang putih, kunyit dan daun papaya, setelah itu isi dalam
wadah dan tambahkan air secukupnya, peras bahan-bahan agar sari dari
bahan keluar.
Tujuan dari program ini yaitu memberikan pengetahuan kepada masyarakat
akan pemanfaatan tanaman herbal sebagai antibiotic herbal bagi ternak dan
mencegah ternak dari penyakit menular dengan memberikan antibiotic herbal yang
lebih aman dan murah.
Sasaran kegiatan adalah masyarakat Desa Bisene. Kegiatan ini dilakukan
dua kali yaitu sosialisasi kepada masyarakat Dusun I pada tanggal 11-Mei-2018,
dimulai dari jam 10.15 – 01.40 bertempat di lokasi kerja bakti Dusun I setelah
kegiatan kerja bakti di Dusun I, dan dilanjutkan pada tanggal 25-Mei-2018
melakukan sosialisasi sekaligus praktek di kantor desa. Pengumpulan bahan mulai
dari tnggan 20-Mei-2018. Jumlah jam yang diperoleh dari kegiatan ini yaitu 7 jam
kerja, dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak ada hambatan hanya kurangnya
partisipasi masyarakat setempat
27
Gambar 2.12
Mahasiswa melakukan presentasi pembuatan antibiotik herbal
28
Tahap-tahap kegiatan:
a. Membeli pinang di pasar soe
b. Air, batu untuk menumbuk, wadah penampung
c. Membagikan brosur kepada masyarakat
d. Pinang ditumbuk dan ditambahkan air secukupnya
Tujuan sosialisasi obat cacing herbal ini agar masyarakat dapat
memanfaatkan sumber obat lokal yang ada disekitar rumah dan cepat tanggap
mencegah dan mengobati cacingan pada ternak.
Gambar 2.13
Mahasiswa melakukan prresentasi tentang pembuatan obat cacing untuk
ternak.
29
2.1.4 Pemanfaatan dan Pengolahan Sumber Mata Air Desa
Nama : Alexander G. Woda
NIM : 1413050010
Fakultas / Prodi : Kelautan dan Perikanan / BDP
Kluster Ilmu : Agro
Nama Program : Pemanfaatan dan Pengolahan
Sumber Mata Air Desa
30
Sosialisai ini dilaksanakan pada saat sehabis kegiatan di gereja pada hari
minggu, karena pada hari biasanya masyarakat sibuk dengan pekerjaannya mereka
masing - masing. Materi – materi yang disampaikan adalah cara memilih lokasi
yang tepat, menentukan wadah budidaya, cara pembuatan wadah budidaya,
penebaran bibit ikan lele, pemberian pakan, pemeliharaan ikan lele dan proses
pemanenan. Dalam pelaksanaan sosialisasi mahasiswa dan masyarakat juga
melakukan proses diskusi tentang materi yang sudah disampaikan. Dengan
dilaksanakan sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Desa Bisene dapat
memanfaatkan lahan mereka untuk membudidayakan ikan lele untuk memenuhi
kebutuhan dalam mengkonsumsi ikan.
Gambar 2.14
Sosialisasi tentang cara pembuatan kolam dan budidaya ikan lele
31
pada dusun 2 dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 Mei 2018.
Dalam program ini mahasiswa melakukan koordinasi dengan Kepala Desa
serta tua adat di desa Bisene agar dapat membantu memberitahukan kepada tiap
kepala dusun agar kepala dusun memberitahukan kepada tiap RT bahwa ada
penyuluhan oleh mahasiswa KKN Undana tentang Sosialisasi tentang pentingnya
menjaga lingkungan perairan (sungai dan mata air) sehingga masyarakat dapat
meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan tersebut, serta masyarakat juga dapat
menentukan waktu dan alat dan bahan apa saja yang perlu disiapkan untuk proses
penyuluhan.
Sosialisai ini dilaksanakan pada hari yang sama dengan pelaksanaan
program pertama yaitu sosialisasi tentang cara pembuatan kolam dan budidaya
ikan lele dan dilaksanakan saat sehabis kegiatan di gereja pada hari minggu, hanya
waktu32waktunya saja yang berbeda. Materi – materi yang disampaikan adalah
fungsi sungai dan mata air,akibat yang dihadapi jika sungai dan mata air tercemar
dan bagaimana cara menjaga dan melestarikan lingkungan sungai dan mata air.
Dalam pelaksanaan sosialisasi mahasiswa dan masyarakat juga melakukan
proses diskusi tentang materi yang sudah disampaikan. Dengan dilaksanakan
sosialisasi ini, diharapkan masyarakat Desa Bisene dapat lebih memahami dan
tidak membang sampah di daerah bantaran sungai dan mata air.
Gambar 2.15
Sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan perairan (sungai dan
mata air)
32
observasi Desa Bisene merupakan salah satu desa yang kesulitan mendapatkan air
bersih pada musim kemarau/panas. Akibatnya warga sekitar terpaksa mengambil
air dari Kali Noelmina yang letaknya cukup jauh, air dari kali tersebut sangat kotor
dan keruh, tetapi karna keadaan memaksa maka warga tetap memanfaatkan air
kotor tersebut untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari.
Tujuan dilakukannya program ini adalah agar Memberikan percontohan
kepada masyarakat mengenai cara menyaring air kotor menjadi air bersih dengan
menggnakan bahan sederhana. Program ini dilaksanakan pada 1 dusun dan dusun
2 di Desa Bisene. Pada dusun 1 (Bisene) program ini dilaksanakan pada tanggal 22
April 2018 sedangkan pada dusun 2 dilaksanakan pada tanggal 23 April 2018.
Dalam program ini mahasiswa melakukan koordinasi dengan Kepala Desa
di Bisene agar dapat membantu memberitahukan kepada tiap kepala dusun agar
kepala dusun memberitahukan kepada tiap RT bahwa ada kegiatan percontohan
penyaringannya air bersih dengan alat sederhana oleh mahasiswa KKN Undana
sehingga masyarakat dapat meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan tersebut,
serta masyarakat juga dapat menentukan waktu dan alat dan bahan apa saja yang
perlu disiapkan untuk proses pembuatan dan penyaringan dengan alat saring yang
telah dipersiapkan.
Demonstrasi penyaringannya air bersih dengan alat sederhana ini adalah
dengan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan yakni botol aqua yang
berukuran besar, spons, ijuk, sabut kelapa, arang, batu kerikil, ember, dan sebuah
gayung yang sudah diisi air kotor atau keruh.
Langkah pertama adalah dengan memotong ujung bawah botol aqua,
kemudian dilanjutkan dengan menaruh spons di lapisan paling dasar kemudian
tekan agar spons padat, masukan arang, ijuk, sabut kelapa, dan batu kerikil
kemudian dipadatkan. Setelah itu siapkan sebuah ember sebagai tempat
penampungan air bersih yang telah disaring, proses selanjutnya diikuti dengan
mengambil sebuah gayung yang sudah diisi air kotor atau keruh untuk dituangkan
kedalam botol aqua yang didalamnya telah diisi oleh bahan – bahan tadi sehingga
air yang tadinya kotor atau keruh berubah menjadi air bersih karna telah disaring
oleh bahan – bahan tadi.
Hasil yang di dapat dari program ini adalah masyarakat dapat
mempraktekan apa yang sudah ditunjukan agar masyarakat desa Bisene tidak
mengalami kesulitan air bersih lagi.
33
Gambar 2.16
Proses penyaringannya air bersih dengan alat sederhana
34
Hasil yang di dapat dari program ini adalah membantu masyarakat
menerima air bersih dan menjaga mata air desa sehingga mata air tersebut dapat
terus dimanfaatkan untuk kepentingan desa Bisene.
Gambar 2.17
Proses penyaringannya air bersih dengan alat sederhana
35
bertabrakan dengan kegiatan lain serta sarana dan prasarana (seperti listrik, LCD, speaker
dsb) yang tidak tersedia. Namun sosialisasi akhirnya berhasil dilaksanakan pada tanggal 06
Juni 2018 di GMIT Siloam Bisene.
Gambar 2.18
Susasana Sosialisasi Media Masa
Gambar 2.18
Foto bersama anak-anak saat sosialisasi (kiri) dan usai sosialisasi (kanan)
Program ketiga yaitu Mengajar Bahasa Inggris Dasar (Media Komunikasi). Murid-
murid SD tidak belajar bahasa Inggris karena tidak ada tenaga pendidik bahasa Inggris di
SD (tidak ada SMP dan SMA di desa) padahal pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris
36
sangat dibutuhkan ketika mereka menuntut ilmu di tingkat SMP dan SMA. Sasaran
program ini yaitu siswa SD kelas 4, 5 dan 6. Mahasiswa memberikan les bahasa Inggris
mulai dari menulis, membaca dan bernyanyi dalam bahasa Inggris. Les dilakukan dirumah
warga didusun I karena mayoritas anak-anak SD kelas 4, 5 dan 6 tinggal disusun I.
Kendala yang dihadapi yaitu tidak tersedianya sarana pendukung seperti papan tulis.
Gambar 2.19
Suasana saat belajar bahasa Inggris
37
salah satu program yang wajib dilakukan oleh mahasiswa dengan tujuan agar mahasiswa
mendapatkan pengalaman baru saat turun ke lapangan dan berbaur dengan masyarakat.
Kegiatan ini juga bertujuan agar membuat mahasiswa kritis melihat persoalan-persoalan
pada desa tempat mahasiswa tersebut ditempatkan sesuai dengan ilmu. Selain itu pihak
universitas bekerja sama dengan pemerintah setempat agar dengan kehadiran mahasiswa di
desa dapat membantu masalah yang ada dengan menerapkan ilmu sesuai latar belakang
program studi di kampus.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk TriDharma Perguruan Tinggi
yakni pengabdian kepada masyarakat karena mahasiswa diberi kesempatan secara
langsung bersentuhan dengan masyarakat unttuk mengaplikasikan segala bentuk
pengetahuan yang telah diperoleh di perguruan tinggi sekaligus Kuliah Kerja Nyata adalah
ruang pembelajaran yang baru bagi mahasiswa untuk pengembangan dirinya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Kabupaten TTS, Kecamatan Mollo Selatan,
Desa Bisene merupakan salah satu wilayah sasaran pelaksanaan KKN 2018, hal ini
dikarenakan pembangunan masyarakat di Desa Bisene merupakan bagian dari
pembangunan nasional yang mana merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Oleh karena itu masyarakat harus berperan dan berpartisipasi secara aktif dalam
menyukseskan semua program pembangunan nasional (Pemerintah) dan regional
(Pemerintah Daerah).
Untuk menyelesaikan program-program pembangunan tersebut maka Pemerintah
Bersama lembaga Pendidikan Tinggi dalam hal ini Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) Undana Kupang bertekad mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah
satunya adalah pengabdiannya kepada masyarakat dengan pelaksanaan program-program
KKN. Oleh sebab itu, mahasiswa yang merupakan perpanjangan tangan dari Undana untuk
mewujudkan tekad tersebut melalui KKN akan melakukan pengidentifikasi terhadap
berbagai persoalan yang ada di masyarakat dan membuat program dan kegiatan bersama
Pemerintah dan masyarakat setempat sebagai solusi menyelesaikan persoalan-persoalan
yang dihadapi masyarakat Desa Bisene.
Pada semester VIII ini saya memprogramkan mata kuliah kuliah Kerja Nyata
(KKN), dimana pada mata kuliah ini saya dan teman-teman mengabdi dan berbakti untuk
nusa dan bangsa, khususnya pengabdian masyarakat. Lokasi yang menjadi tempat KKN
Kabupaten TTS, Kecamatan Mollo Selatan, Desa Bisene. Sesuai dengan displin ilmu yang
dimiliki dimana telah melakukan tiga (3) program kerja selama Ber-KKN di Desa Bisene
tanggal (06 April-09 Juni 2018).
38
Adapun tiga (3) program yang telah saya jalankan antara lain:
1. Mengajar Di TK Negeri Bisene.
2. Mengadakan Les Tambahan pada siswa di Desa Bisene.
3. Melakukan Pendataan terhadap masyarakat yanag belum mendapatkan Kartu
Indonesia Sehat.(KIS).
1. Mengajar Di TK Bisene Negeri Bisene
Pembangunan Karakter anak bangsa untuk mengembangkan kemampuan, sikap
dan karakter anak bangsa menuju kepada karakter warga Negara yang demokratis dan
bertanggungjawab maka kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan demi menjawab
tantangan tersebut.
Berdasarkan observasi inilah Penulis memilih kegiatan untuk mengajar di TK,
selain untuk meningkatkan kualitas mengajar penulis sebagai Mahasiswa FKIP dalam
menerapkan pengalaman teoritis tentang ilmu pengetahuan yang dimiliki,
mewujudkan darma bakti kepada masyarakat, juga sebagai bentuk pengabdian dan
tanggungjawab untuk mencerdaskan anak-anak agar tak tertinggal jauh dengan anak-
anak lainnya.
Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi TK kelas A dan kelas B. Kegiatan ini
dilaksanakan dari tanggal 09 April- 02 Juni, dimulai dari jam 07.00-10.00 pagi yang
bertempat di gedung sekolah TK Negeri Bisene.
Adapun tahapan dalam kegiatan ini yakni :
a. Tahap Observasi
Dalam tahap ini pertama dengan melakukan pendekataan terhadap Kepala
Sekolah didampingi Kaur Desa, selanjutnya melakukan tatap muka langsung
dengan siswa-siswi serta guru-guru Tk Negeri Bisene.
b. Tahap Kegiatan
Dalam kegiatan ini telah disiapkan Materi yang akan di ajarkan.
c. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan baris-berbaris, nyanyi, salam dan
berdoa setelah itu melakukan perkenalan selanjutnya guru bertanya jawab serta
memberikan gambaran umum kepada siswa mengenai materi yang akan
dipelajari, setelah itu pembahasan materi dalam bentuk belajar sambil bermain
sesuai tema yang telah disiapkan kepada siswa-siswi selanjutnya, guru
menyimpulkan materi serta memberikan penilaian kepda siswa-siswi. Pelajaran
diakhiri dengan nyanyi, janji pulang sekolah dan doa.
39
Media yang diapakai dalam kegiatan belajar-mengajar adalah Papan tulis,
spidol, penghapus serta media yang disediakan sesuai tema dan sub tema yang
telah disiapakan salah satunya Tema : Rekreaksi, Sub tema : Kendaraan Laut,
Penyampaian tersebut dengan alat peraga : Melipat perahu dari kertas yang
disediakan guru.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini, penulis tidak didapati suatu
hambatan yang berarti, hal ini dikarenakan kerjasama yang baik antara Kepala
Sekolah, guru-guru, siswa-siswa TK Negeri Bisene serta Mahasiswa (Calon
Guru).
Gambar 2.20. Mahasiswa Melakukan Pengajaran di TK
40
2. Mengadakan Les Tambahan pada siswa di Desa Bisene
Minimnya waktu belajar dan ketergantungan siswa-siswi di Desa Bisene terhadap
sekolah yang menjadi satu-satunya sumber edukasi terpercaya membuat penulis
untuk membuat Les Tambahan bagi siswa-siswi Desa Bisene.
Disini saya memfokuskan untuk memberikan bimbingan belajar kepada siawa-
siawi TK dan kelas I,II dan III SD les yang saya berikan “pengenalan angka serta
huruf, membaca, menulis serta mewarnai.
Adapun tujuan pemilihan dan pelaksanaan Program les tambahan kepada siswa-
siswi TK dan kelas I,II dan III SD adalah :
• Meningkatkan kualitas belajar anak-anak dalam memahami materi yang didapat
disekolah.
• Membimbing siswa-siswi mengatasi kesulitan belajar disekolah.
• Memberikan trik belajar menyenangkan kepada siswa-siswi sebagai alternatif
apabila menemukan soal yang dianggap sulit.
• Menanamkan kesadaran kepada anak-anak tentang pentingnya belajar.
Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan dengan siswa-siswi sesuai
dengan waktu luang mereka pada sore hari pukul 15.00-selesai dimulai pada tanggal
09 April 2018 bertempat dikantor desa dan salah satu siswa yang mengikuti Les
tambahan di Desa Bisene.
Adapun tahapan dalam kegiatan ini yakni :
a. Tahap Observasi
Dalam tahap ini disiapkan poster abjad dan huruf serta gambar-gambar binatang
yang diprint serta pensil warna.
b. Tahap Kegiatan
Dalam tahap ini disiapkan Materi untuk les.
c. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan dimulai dengan berdoa, kemudian menyanyikan beberapa lagu
setelah itu membahas singkat materi yang didapatkan siswa disekolah, hal ini
dimaksud agar siswa tahu apa yang belum dipahami, setelah itu dilanjutkan
dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan membimbing siswa-siswi
dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Memberikan penjelasan agar siswa-
siswi semakin memahami materi yang diajarkan guru disekolah.
41
Dalam pelaksanaan kegiatan ini hambatan yang saya alami adalah media
pembelajaran yang terbatas dikarenakan belum adanya listrik didesa sehingga
materi yang disiapkan membutuhkan waktu yang lama.
Gambar 2.21 Mahasiswa mengajar anak-anak secara informal
42
Dalam tahapan ini disiapkan alat tulis (buku dan bulpen).
c. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan ini dimulai dengan pendataan masyarakat yang dimana
mendata masyarakat yang belum mendapatkan KIS dari Pemerintah. Kegiatan
ini dimulai dengan masuk satu per satu KK dan melakukan pendataan bagi
masyarakat. Permasalahan yang terjadi setelah melakukan pendataan masih
banyak masyarakat yang belum mendapatkan KIS serta kesadaran masyakarat
pentingnya kesehatan itu sendiri.
Gambar 2.22 Mahasiswa bersama Aparat melakukan Pendataan
43
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Tematik Interdisipliner
2.2.1 Pembuatan papan nama Gereja (GPdI Alfa Omega Bisene)
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14-19 April 2018, dan dilaksanakan
di lingkungan gereja. Pada saat melakukan observasi selama minggu pertama
kami di desa, kami menemukan salah satu dari dua gereja di desa Bisene belum
menyelesaikan proses pembuatan papan namanya. Adapun ketika kami meninjau
mengenai papan nama ini, kami menemui fakta bahwa masyarakat merasa tidak
mampu membuat tulisan pada papan nama ini sehingga mereka selalu menunda-
nunda pekerjaan ini. Berkenaan dengan hal itu, kamipun menawarkan bantuan
untuk menyelesaikan papan nama ini. Bahan-bahan dan alat-alat disiapkan
dengan dana dari pihak gereja.
Pada pagi hari di tanggal 14 april, kami melakukan perancangan bentuk dan
struktur penulisan pada papan nama yang akan kami buat. Selanjutnya pada hari
senin, tanggal 16 april, kami menuangkan hasil kesepakan tentang desain ini
kedalam komputer untuk dilakukan pencetakan pada hari itu juga, dengan
demikian kami telah memperoleh kertas dengan bentuk huruf yang sudah
tercetak. Waktu untuk proses ini cukup lama karena tempat pencetakan dilakukan
di kota.
Pada tanggal 17 april, kami ingin segera melakukan pekerjaan kami, namun
dengan hal yang tidak kami ketahui, kami tidak diizinkan kepala desa untuk
melakukan tugas ini. Akhirnya keesokan harinya kami bergerak tanpa izin kepala
desa, karena tanggal peresmian gereja ini tinggal 3 hari lagi. Adapun pada saat itu
juga kami menemui kendala yakni kekurangan alat, alat yang kami minta dari
pihak gereja belum juga datang hinggal jam 9 malam. Saat alat dan bahan tiba,
kami hendak mendahulukan pengecatan dasar papan dan kemudian besok kami
melakukan pengecatan dengan kertas yang sudah tercetak, namun masyarakat
menawari diri untuk mengecat papan nama desa dan menyuruh kami pulang
karena sudah sangat gelap dijalan.
Akhirnya, pekerjaan kami lanjutnya esok harinya di pagi tanggal 18 april.
Ketika kami tiba, kami lekas melakukan pemotongan huruf agar bisa dijadikan
cetakan, pemotongan ini berlangsung sampai siang hari. Setelah selesai, kami
hendak melakukan pengecatan dengan bantuan cetakan yang sudah ada ini,
namun kegiatan ini terhambat karena hasil pengecatan yang dilakukan masyarakat
pada malam harinya sangat berantakan dan masih basah pula. Kami mulai
44
bingung, namun tetap memutuskan untuk menunggu catnya kering. Hingga sore
hari, cat ini tak kunjung kering, akhirnya kami memutar otak dan mencoba
menyemprotkan cat (pilox) putih pada papan ini sehingga cat (pilox) hitam yang
akan kami semprotkan kemudian dapat melekat dengan baik.
Setelah itu kami lekas melakukan pengukuran ulang pada papan dan mulau
mengerjakan papan ini, saat itu hari sudah mulai gelap. Dengan bantuan mesin
diesel dan senter hp, kami segera melakukan pengecatan huruf-huruf, dan
pengecatan badan papan. Pekerjaan ini kami laksanakan dari sore hari hingga pagi
jam 3 subuh. Hal ini karena pada tanggal 19 april adalah tanggal peresmian
gedung gereja.
Gambar 2.23. Pembuatan Cetakan dan Perancangan Papan Nama
Gereja
46
Program ini dilaksanakan selama 2 hari karna akses desa yang cukup sulit
membuat kami harus mengumpulkan bahan - bahan untuk proses pengecatan di
kota soe yang letaknya cukup jauh dari desa. Pengecatan ini dilakukan selama 5
jam dari pukul 09.00-14.00 wita, setelah kami melakukan pengecatan ini tugu
tersebut terlihat indah dan memiliki warna yang bagus. Diharapkan kepada
masyarakat Desa Bisene untuk menjaga keindahan tugu selamat datang tersebut
Dalam melakukan kegiatan ini semua anggota kelompok sangat antusias
dalam melakukan pengecatan ini, dan semua nya memiliki kemampuan seni yang
cukup tinggi sehingga proses pelaksanaan yang cukup cepat dari yang
direncanakan. Satu -satunya penghambat adalah pada saat pengumpulan bahan
untuk proses pengecatan dan kurangnya partisipasi aktif dari kepala desa dan
warga setempat.
Gambar 2.25 Papan Nama Desa yang Sudah Dicat Ulang (Pengambilan
gambar dilakukan pada malam hari)
47
(feses) tidak dimanfaatkan dengan baik, sehingga perlu adanya pelatihan
pembuatan pupuk agar masyarakat bisa memanfaatkan kotoran ternak yang ada
untuk pembuatan pupuk organik.
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi tentang pengaruh
pengunaan dosis pupuk yang berlebihan, serta dampaknya terhadap lingkungan
misalnya, dapat menurunkan kualitas lahan dimana tanah menjadi tidak subur,
serta dampak terhadap manusia karena apabila mengkonsumsi sayuran dengan
dosis pupuk kimia yang tinggi menimbulkan racun bagi tubuh manusia. Program
ini dilaksanakan selama 3 minggu di kantor desa, pada tanggal 14-04-2018, dan
kegiatan selanjutnya tanggal serta kegiatan 2-05-2018, selanjutnya pada tanggal
20-05-2018.
1. Tahap observasi
Dalam tahapan ini mahasiswa mengumpulkan informasi mengenai jenis
pupuk organic apa yang digunakan oleh petani di desa Bisene.
2. Tahap kegiatan
Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam proses pembuatan pupuk bokasi
3. Tahap pelaksanaan bagi masyarakat
Memalalui proses fermentasi sehingga menghasilkan pupuk yang
bermanfaat.
Hambatan dalam pelaksanaan program ini adalah, ternak masyarakat
dipelihara semi intensif, sehingga untuk mendapat feses mahasiswa harus
mencarinya di padang.
Gambar 2.26. Sosialisasi Pembuatan Pupuk Bokasi
48
2.2.5 Pembersihan dan Penataan Pekarangan Kantor Desa Bisene
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menciptakan suasana yang lebih baik di
kantor desa Bisene ini. Pada kegiatan ini kami merancangkan tiga kegiatan, yakni
pembuatan taman kecil didepan desa, pembersihan halaman kantor desa dan
pembuatan papan struktur pemerintahan desa. Pembiayaan pada kegiatan ini
sepenuhnya ditanggung oleh mahasiswa.
Pada pelaksanaannya kami mulai dengan menggali tanah didepan kantor desa
karena tanah pekarangan kantor desa adalah jenis tanah putih dimana berbagai
jenis tanaman sulit tumbuh. Setelah menggali, kami menyusun batu sebagai batas
taman sehingga tanah yang nantinya kami timbun tidak keluar dari batas lubang
yang sudah dibuat. Selanjutnya kami mengambil tanah yang berjarak sekitar 100
meter dari kantor desa, tanah yang kami ambil sebanyak 12 karung. Tanah ini
kemudian kami masukan kedalam lubang yang sudah kami buat tadi. Setelah itu
kami menanam beberapa jenis tumbuhan hias dan ditambahkan dengan pupuk
bokasi yang kami buat sendiri. Setiap pagi dan sore kami rutin menyiraminya.
Selanjutnya, kami melakukan pembersihan halaman kantor desa, mulai dari
menyapu, mencabut rumput-rumput liar, menyirami tanah, juga memangkas
tanaman hias yang ada di pagar kantor desa. Pembersihan ini dilakukan setiap
sore dan untuk pemangkasan kami hanya lakukan sekali.
Gambar 2.27. Pembersihan dan Penataan Halaman Kantor Desa
49
Hal lain yang juga kami kerjakan adalah pembuatan papan struktur
pemerintahan desa. Awalnya desa ini memiliki papan struktur pemerintahan yang
sudah rusak dan tidak bisa dikatakan baik lagi, sehingga kami memutuskan untuk
memperbaikinya. Adapun pengerjaannya memakan waktu karena alat dan bahan
yang kami gunakan kami beli dari kupang. Setelah proses persiapan bahan selesai
kami mengerjakan papan ini dalam waktu 3 hari berturut-turut, sejak tanggal 10
hingga 12 mei.
Gambar 2.28. Proses Pembuatan Papan Struktur Pemerintahan Desa
50
2.2.6 Pembersihan Lingkungan Desa
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan oleh mahasiswa KKN
Undana di Desa Bisene, maka program kelompok yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah pembersihan lingkungan Desa. Pelaksanaan pembersihan
lingkungan desa dilakukan di seluruh Desa Bisene yang terdiri dari 2 dusun,
dengan 9 RT. Pelaksanaan program ini dilaksanakan selama 2 minggu diawali
dengan pembersihan jalan, selokan air, pembersihan kantor desa, pembersihan
Polindes, pembersihan gereja, pembersihan bekas pasar.
51
2.3 Pelaksanaan Kegiatan Layanan Sosial
2.3.1 Membangun Tugu Peresmian Jalan Aspal Desa
Kegiatan pembuatan prasasti pembangunan aspal jalan Desa Bisene ini
dilakukan sebagai penanda telah dilaksanakannya pembangunan aspal jalan ke
desa bisene yang merupakan salah satu program pembangunan desa tertinggal
yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten TTS. Kegiataan ini dilakukan
oleh semua mahasiswa kuliah kerja nyata Universitas Nusa Cendana yang berada
di desa Tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 April 2018.
Kegiatan ini dibantu oleh kepala Desa, pegawai desa dan warga setempat.
Pembuatan prasasti pembangunan aspal jalan Desa Bisene ini bermaksud
sebagai penenda telah dilaksanakannya kegiatan tersebut oleh seluruh elemen
masyarakat desa bisene. Pada pelaksanaan kegiatan kami diminta untuk
berpartisipasi langsung oleh kepala desa bisene dengan tujuan agar kami yang
pada saat itu baru beberapa hari tiba di desa bisene dapat mendekatkan diri dan
beradaptasi langsung dengan lingkungan desa Bisene.
Pembuatan prasasti pembangunan aspal jalan Desa Bisene ini
dilakukan selama 5 jam dari pukul 10.00-15.00 wita, setelah kami membuat
tugu/prasasti pembangunan aspal jalan Desa Bisene. Diharapkan kepada
masyarakat Desa Bisene untuk menjaga prasasti/tugu pembangun jalan tersebut.
Dalam melakukan kegiatan ini semua anggota kelompok dan warga
setempat sangat antusias dan berperan aktif dalam pembuatan prasasti
pembangunan aspal jalan Desa Bisene. proses pelaksanaannya sangat lancar
sehingga tidak ditemukan faktor penghambat dalam kegiatan ini.
Gambar 2.30. Mahasiswa Bersama Masyarakat Membuat Tugu Prasasti
52
2.3.2 Membantu Persiapan Peresmian Gereja
Peresmian GPDI Alfa Omega dilaksanakan pada tanggal 19 April 2018.
Gembala Sidang GPDI Alfa Omega, Bpk. Sem Taneo,S.Th dan jemaat
mengundang para pejabat daerah mulai dari Bupati TTS, Camat Mollo Selatan,
Kepala Desa Bisene, seluruh masyarakat desa dan mahasiswa Undana yang
sedang melakukan KKN di Desa tersebut. Dalam persiapannya, jemaat dibantu
oleh masyarakat sekitar dan mahasiswa KKN mulai dari pembersihan gereja
dan lingkungan sekitar gereja, pembuatan tenda, pembuatan papan nama
gereja, peminjaman kursi, dekorasi ruang ibadah, persiapan kain tenun daerah
untuk diberikan kepada para tamu undangan, susunan acara peresmian (mulai
dari penerimaan tamu, laporan ketua panitia pembangunan, pemberiaan
selendang, pengguntingan pita, memasuki gedung gereja baru, Ibadah
syukuran, kata sambutan dari Gembala Sidang dan tokoh masyarakat hingga
acara ramah tamah), latihan tarian sambutan untuk tamu-tamu dan persiapan
menu makanan yang akan dihidangkan. Acara inipun dihadiri oleh beberapa
donatur pembangunan gereja yang berasal dari Korea Selatan. Karna
kerjasama yang baik antara semua pihak maka acara peresmian gereja bisa
terlaksana dengan baik.
2.3.3 Membantu persiapan syukuran di SD Inpres Bisene.
Kegiatan ini bertujuan untuk melancarkan acara syukuran, dimana salah
satu pendukung berlangsungnya acara dengan tertata dan sesuai kebiasaan
ialah aspek konsumsi yang komplit. Waktu pelaksanaan kegiatan adalah pada
tanggal 16 Mei 2018 bertempat di SD Negeri Bisene Desa Bisene, Kecamatan
Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Proses kegiatan dimulai
53
dengan pergi ke lokasi kesekolah, dengan membawa peralatan masak(pisau)
untuk mengiris sayur, juga setelah itu bersama masyarakat lainnya kami
dipersilahkan untuk memotong daging, menumis sayur, menggoreng kerupuk
dan membantu menata meja makan.
Gambar 2.31. Mahasiswa membantu persiapan konsumsi
54
untuk melakukan Ibadah terakhir. Usai Ibadah, pihak keluarga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah menolong selama proses
pemakaman. Pihak keluarga juga berkumpul untuk membicarakan mengenai
acara, dana dan hal-hal lain yang digunakan atau dilakukan sejak berpulangnya
almarhum (diskusi keluarga besar menggunakan bahasa daerah).
55
Gambar 2.32. Mahasiswa Memabantu mengangkat kayu (kiri)
bercengkarama dengan masyarakat setelah selesai bekerja (kanan)
56
BAB III
PENGALAMAN-PENGALAMAN PRIBADI/BERSAMA
(Struktur Penulisan Tergantung Kreativitas)
57
Untuk memperoleh air kami harus berjalan kebawah bukit denga jarak 1 km
dengan medan yang terjal. Untuk pertamakalinya yang ada dipikiran dan mulut kami
adalah mengeluh, kami lupa kalau orang-orang desa disini mengambil air di tempat ini
dengan jarak yang jauh juga, kami lupa bersyukur kalau disini masih ada air bersih yang
dapat tanpa kami pakai tanpa dibeli. Kami berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan ini selama dua minggu.
Minggu ke tiga dan seterusnya hingga selesai kami sudah pindah ke rumah jabatan
kepala desa dengan alasan untuk mempermudah program kerja kami. Tetapi apa yang
dijanjikan tidak direalisasikan oleh PJS dan aparat desa. Jujur, ada rasa kecewa dalam hati
tapi apa boleh buat PJS yang hanya datang ke desa 2 kali dalam sebulan dan kami hanya
menagih janji tentang akan dikumpulkan ketua RT dan RW untuk rapat bersama agar
program kami dapat sampai kepada masyarakat.
Masyarakat desa bisene tersebar di seluruh wilayah desa, dan untuk menjangkau
masyarakat kami harus melewati kali besar dan menempuh perjalan yang jauh. Kami
bergotong royong bersama masyarakat desa dalam bulan bakti untuk membersihkan
wilayah desa bisene dengan membagi kelompok menjadi dua, karena kami berjumlah 6
orang kami membagi 3 orang ke dusun satu dan 3 orang lainnya ke dusun 2. Disini kami
rasakan betul kerja bergotong royong dimana, pekerjaan yang berat menjadi ringan dan
terselasaikan dengan cepat.
Pada hari minggu, setelah pulang dari gereja kami diajak oleh pemuda untuk pikul
papan dari kali ke gereja karena ada pengerjaan rumah pastori. Untuk pemuda desa dua
orang memikul satu balok/papan, tetapi untuk saya dan Grace kami dibantu oleh dua
orang, sehingga balok yang kami bawa dipikul oleh empat orang.
Salah satu kebiasaan masyarakat desa Bisene yang tidak masuk dalam pikiran saya
yaitu apapun yang mereka lakukan akan dirayakan dengan minum laru bersama, dan itu
dikatan adat. Kami juga disuruh untuk minum laru, jika kami menolaknya kami akan
dapan denda adat, sehingga terpaksa kami juga harus minum.
Mungkin saya terlalu asik dengan keadaan saya dengan cari sinyal untuk online
sehingga pada saat mau pulang baru saya berkenalan dengan seorang anak laki-laki
berumur 13 tahun anak ke emapat dari empat bersaudara, ayahnya sudah lama meninggal,
ibunya sedang sakit struk sudah 9 tahun setelah ayahnya meninggal. Karena keterbatasan
ekonomi keluarga adik ini tidak melanjutkan studi ke SMP dan sekaligus mengurus ibunya
yang sedang sakit, sedangkan kakak perempuannya yang pertama berumur 19 tahun harus
bekerja di Ibu Kota Provinsi untuk membantu perekonomian keluarga ini, dan kakak
58
perempuannya yang kedua yang sedang melanjutkan studi SMP di kota So’e. Ini menjadi
pelajaran tersendiri buat saya agar tetap bersyukur dengan apapun yang kita miliki dan
peduli dengan orang-orang disekitar kita karena kita tidak hidup sendiri.
Ada beberapa orang tua yang sangat sangat saya kasihi yaitu Opa Nenosaban yang
sangat merespon dengan baik program peternakan dan banyak membantu kami, ada juga
mama Paulina Baun, bapak dan bapak…..dan pendeta Sem Taneo.
Kiranya Tuhan Yesus Memberkati desa Bisene agar desa ini menjadi berkat untuk orang-
orang yang datang kesini.
59
tempuhnya jauh, terjal berbatu serta licin. Memikul peralatan mandi ditangan kiri, jerigen
air ditangan kanan untuk persiapan dalam memasak nanti. Ya Tuhan, akankah selama dua
bulan sesulit inikah kami untuk mandi dan kebutuhan masak? Rasanya ingin pulang
kerumah dan tak ingin kembali ke desa ini lagi.
Bukan hanya sampai disini saja, jarak tempuh penginapan kami ke kantor desa
yang begitu jauh dengan dipayungi oleh teriknya matahari Bisene yang membakar sampai
sum-sum tulang bak neraka kedua. Menyerah! Satu kata yang ada dalam pikiran. Namun,
seiring berjalannya waktu, kami mulai terbiasa dengan keadaan desa Bisene. Mulai
menyatu dengan masyarakatnya, terutama alamnya yang mengubah warna kulit ini
menjadi gelap bak kulit pohon asam.
Setelah satu minggu berlalu, kepala desa memerintahkan kami untuk segera
mengemasi barang-barang kami dan pindah ke Rumah Jabatan Kades dan harus hidup
berdampingan dengan para pahlawan pembangkit listrik dengan rutinitas setiap hari ialah
miras. Menimbang jarak penginapan dulu kami yang jauh ke kantor desa maka akan
menghambat kelancaran program kami nantinya, serta jarak tempuh mengangkut air yang
jauh. Kami pindah ke penginapan baru kami tanggal 20 April 2018, tepatnya hari Jumat.
Segalanya berjalan seperti biasa dan berlalu sebagaimana mestinya. Para pekerja
pembangunan listrik yang kami takutkan awalnya, kini menjadi saudara yang baik (dalam
keadaan sadar). Tali pertemanan kami berenam semakin erat. Masing-masing pribadi
dengan karakteristik yang berbeda-beda kini disatukan dengan pengertian dan kasih
sayang. Bagi saya, mereka adalah teman terbaik yang pernah saya miliki. Mengenal
mereka, membuat saya mengerti bahwa kebersamaan adalah hal utama dalam membangun
persahabatan yang baik. Satu pelajaran berharga yang mengubah pikiran serta cara
pandang dan perasaan saya sampai pada detik hari ini adalah: Bagaimana cara saya
menghargai diri saya sendiri sebagaimana mereka menghargai dan memandang saya
mempunyai nilai yang berarti dimata mereka. Diantara mereka berlima, ada seseorang
yang memegang peranan penting dalam drastisnya perubahan dalam diri saya. Yah! Dia
adalah Dia. Entahlah.
Banyak kejadian-kejadian menarik yang kami alami mulai dari berselisih pendapat,
tingkah lucu, keharmonisan yang berujung romantisme sesaat, gurauan mengundang tawa,
curahan menguras air mata, sampai kepada aksi mengundang amarah yang saya lakukan.
Entah masuk kategori sengaja atau tidak disengaja, saya menginjak leher ayam teman
saya, hingga akhirnya kejadian itu membuat kami menjaga jarak berhari-hari. Sungguh tak
60
terlupakan semua kisah ini.Disini juga saya mendapat pengalaman baru yaitu: tahu caranya
berdansa. Dimulai dari langkah kaki tak terarah sampai akhirnya tapak kaki berirama.
Kepulangan kami tanggal 09 Juli 2018 tepatnya hari sabtu, tidak menjadi akhir dari
semua kisah ini. Walau kembali dengan tangan kosong tapi ilmu dan kenangan tetap
menjadi pegangan. “Datang tak dijemput, pulang tak diantar” bak jelangkung perjalanan
kami tapi kisah kami ibarat kata”bersakit dahulu, senang kemudian”. Kalian semua yang
saya ceritakan karena terlalu banyak kisah yang harus dikenang, namun tak sedikit pula
yang harus dilupakan. Sampai disini.
61
Kekonyolan yang sempat terjadi selama masa KKN-PPM kami adalah masa
dimana kami kehabisan bahan makanan dan bahkan tidak memakan apa-apa dalam sehari.
Memang rasa lapar itu ada, tapi daripada marah-marah lebih baik tertawa. Dengan modal
tertawa dan perut yang lapar, saya ke kota untuk mengunjungi sanak keluarga yang ada di
pasar. Hasilnya saya bisa membawa pulang 5 kg beras untuk kami bersama. Setelah
pengalaman ini, kami memutuskan kembali ke kupang untuk mengisi kembali persediaan
baik makanan maupun perbendaharaan masing-masing.
Sejak tiba di desa, kami sudah menjadi sangat ragu dengan setiap pernyataan
kampus selama masa pembekalan. Keraguan kami akhirnya kembali terbukti. Ketika
kampus mengatakan bahwa tiap desa telah dipilihkan tema kerjanya oleh kepala desa
masing-masing, kepala desa kami malah seperti angin di kota kupang yang kadang
meniup keras, kadang sepoi-sepoi, dan sering tidak ada. Kami sulit melakukan observasi
dan berbagai macam hal karena kepala desa yang acuh tak acuh. Saat kami mengajukan
rencana program, beliau sempat bingung, baginya mahasiswa KKN datang untuk bekerja
sesuai aturannya. Bahkan bukan hanya program-program kami kurang didukung, salah
satu program kelompok kami juga pernah dipersulit. Perlu ditegaskan bahwa kepala desa
kami adalah PJS dari Kecamatan, yang masa jabatnya berakhir pada 26 Juni 2018,
karenanya beliau hanya 2 kali terlibat langsung dengan masyarakat selama 2 bulan kami
ber-KKN.
Di Desa ini ada satu orang yang sangat saya hargai, yakni Ibu Paulina.
Bagaimanapun tindak-tanduk yang dia lakukan, caranya menasihati dan menegur kami
benar-benar mirip dengan mendiang ibu saya. Karena beliaulah saya merasa punya
seorang ibu lagi di desa ini.
Ketika mendekati pada akhir kepulangan kami, saya mengumpulkan berbagai lagu
dengan tema perpisahan, setiap malam ketika hendak tidur (jika daya baterai ada), saya
akan mendengar lagu-lagu ini dengan volume penuh, meskipun lagu ini sudah berulang,
beberapa teman perempuan mulai menangis dan kami saling bercerita tentang kenangan-
kenangan kami selama 2 bulan ini, saya kira inilah saat yang paling sedih selama 2 bulan
ini.
Dari semua pengalaman buruk yang ada, kira-kira ada satu pengalaman yang
menjadi kenangan terbaik bagi saya. Mungkin kurang tepat disebut satu pengalaman, lebih
tepatnya satu orang. Dia adalah salah satu dari lima teman yang ada di tim KKN-PPM
kami. Sebagai seorang wanita dia memiliki kenangan lama yang mungkin mendatangkan
trauma, sebagai seorang teman saya berpikir untuk menghilangkan trauma itu dan hal itu
62
saya jadikan hal kedua terpenting setelah program kerja saya dalam waktu 2 bulan ini.
Meskipun demikian, kami saling membatasi diri karena masing-masing kami mempunyai
seseorang yang menanti kami di kupang, saya berpikir hanya untuk berteman dan mencoba
mengurangi rasa trauma atau apapun yang ada dalam hatinya. Namun, hal lain mulai
muncul. Setelah beberapa minggu kami menjadi semakin dekat (tentu saja masih dalam
konteks rekan kkn), setiap hari kami lewati dengan candaan dan guyonan bersama, saling
sharing dan saling curhat. Pada ujungnya hal ini menjadikan kami berdua semakin dekat
dan bahkan seolah sudah melebihi batas rekan kerja atau sekedar teman. Kami menjadi
cukup dekat untuk saling merindukan kala kami sedang terpisah, namun tetap saja hal ini
tidak merubah hubungan kami. Ketika akhirnya harus berpisah saya cukup sedih, namun
apa bisa dikata, inilah upah dari jalan yang saya pilih. Meskipun tidak lagi bersama, saya
yakin apa yang saya selalu katakan padanya sudah cukup melekat padanya, saya selalu
berharap dia dalam keadaan sehat dan bahagia.
63
reot dan berdebu. setelah menyimpan barang kami diantar berkeliling desa sambil mencari
aparat desa yang ada. kami menempuh jarak yang cukup jauh yakni sekitar 2 kilo dari
tempat kami turun pertama kali didesa ini. Kami berkeliling desa dengan jalan kaki. pada
saat berjalan bersama salah satu teman saya berteriak kaget dan mengatakan bahwa
jaringan handphone miliknya tidak ada. begitu mendengar hal itu sontak kami semua panik
dan memeriksa HP kami masing - masing dari situlah baru kami mengetahui bahwa
jaringan HP didesa ini tidak ada. mendengar kami mengeluh hal tersebut beberapa teman -
teman PLN sontak tertawa dan mengatakan bahwa jaringan di desa ini ada, tapi untuk
menelpon kami harus mendaki bukit yang cukup tinggi untuk mendapatkan sinyal HP.
mendengar hal tersebut sontak saya mulai menanyakan kondisi di desa ini dan dari
penjelasan teman - teman PLN barulah kami paham bahwa desa ini cukup tertinggal karna
belum ada jaringan listrik di desa ini dan kondisi air bersihnya pun cukup susah.
setelah menempuh beberapa waktu barulah kami tiba di salah satu rumah warga
yang kebetulan merupakan sekertaris BPD di desa tersebut. kami beristirahat di depan kios
yang posisinya di depan rumah warga desa tersebut. dari situ kami berkenalan dengan
keluarga bapa dan mama Winda. mama Winda merupakan sekertaris BPD desa Bisene,
dari situlah kami bertanya dan mendapatkan beberapa informasi penting diantaranya
bahwa kepala desa Bisene belum dilantik secara resmi jadi pemegang jabatan kepala desa
sementara desa Bisene merupakan kepala bidang dari kantor kecamatan Mollo Selatan dan
beliau bertempat tinggal di kota Soe yang jaraknya jauh dari desa Bisene. disitulah jujur
saya merasa cukup putus asa tapi mama Winda kemudian menawarkan kami untuk tinggal
dirumahnya yang berada sekitar 500 meter dari kios miliknya. mendengar hal ini kami
sepakat tinggal dirumah mama Winda.
Pada hari malam pertama kami di desa tersebut kami ditemani oleh beberapa warga
desa. kami bersama - sama bercerita sambil bermain kartu. esok harinya kami pergi ke
sumber mata air yang letaknya cukup jauh untuk mengambil air minum sekaligus mandi di
mata air tersebut. seminggu kemudian kami memutuskan untuk ijin kepada dosen DPL
untuk pulang ke Kupang guna mempersiapkan materi serta bahan - bahan untuk kebutuhan
program kami. pada awal kami datang ke desa Bisene kami berjumlah 7 orang tapi setelah
kami kembali dari Kupang kami berjumlah 6 orang karna salah satu teman kami yang
bernama elsa pindah lokasi KKN dari desa Bisene ke lahan kering kampus UNDANA.
setelah cukup lama tinggal di rumah bapa dan mama Winda kami terpaksa harus pindah
karna beberapa masalah dan kami pindah ke kantor desa Bisene. pada malam pertama
kami pindah ke kantor desa Bisene kami menghadapi sebuah masalah baru yakni salah
64
satu teman saya yang bernama Grace kesurupan pada saat kami melakukan doa bersama.
pada saat berdoa saya memperhatikan gerak - gerik Grace yang cukup aneh mulai dari ia
menangis tanpa penyebab apapun hingga ia tertawa seperti orang gila. karna tidak ingin
menggangu ketentraman desa kami menutup pintu kantor dan mulai berdoa lagi. untuk
menahan pergerakan dari grace, saya dan teman saya yang bernama Rosa memegang dan
menahan tangan grace dibantu dengan teman saya yang bernama yana yang berdoa untuk
grace sedangkan teman saya Andre dan Laura pergi memanggil bapa dan mama Winda
dirumahnya. setelah grace sadar kami kembali berdoa bersama dan tidur, karna takut hal
tersebut terjadi lagi maka bapa dan mama Winda nginap bersama dan menjaga kami pada
malam itu. esok paginya kami mulai membersihkan rumah jabatan kepala desa untuk kami
tempati.
Setelah kami pindah ke rumah jabatan kami bersama dengan teman - teman PLN
melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan bersama. mulai dari pergi ke acara
pesta hingga jalan - jalan ke desa tetangga yakni bikekneno. setelah menempuh waktu 2
bulan kami terpaksa berpisah dengan warga desa Bisene namun perpisahan tersebut
mewujudkan keinginan saya pada saat pertama kali tiba di desa ini yakni mendapatkan
selendang tenun asli dari desa Bisene.
Pada saat kami juga menghadapi sedikit masalah yakni kendaraan yang telah kami
persiapkan tidak kunjung datang dan akhirnya kami terpaksa mencari kendaraan lain
namun tak kunjung dapat. Hingga akhirnya kami dibantu oleh sebuah mobil pick up milik
warga. Kami tiba di kota Kupang pada malam hari sekitar pukul 20.00 WITA dan kami
bersepakat untuk turun di rumah Rosa. Setlah tiba dirumah Rosa, berbincang – bincang
dan pada pukul 21.00 kami berpisah di rumah teman kami Rosa.
65
jalan terjal kebawah dengan jerigen kosong dan mendaki pulang sambil membawa jerigen
yang penuh dengan air adalah hal yang cukup berat apalagi kalau belum terbiasa. Akan
tetapi kami mulai membiasakan diri sebelum akhinya pindah penginapan dekat kantor
desa. Selain itu, saya juga belajar budaya masyarakat disana seperti Okomama
(menyerahkan sirih pinang ditempatnya sebagai bentuk penerimaan terhadap orang baru
atau undangan suatu acara) dan budaya membawa peti jenazah sambil digoyang-
goyangkan atau dengan langkah yang tidak tetap kedepan sehingga peti seperti mau
dijatuhkan. Ini menunjukan tentang kehidupan seseorang tidak selalu berjalan mulus tetapi
ada liku-likunya. Selain pengalaman bersama masyarakat desa yang menarik, pengalaman
bersama teman-teman KKN juga menyenangkan. Kami berenam (awalnya tujuh orang)
berasal dari latarbelakang suku, agama dan jurusan perkuliahan yang berbeda. Sebelumya
kami belum pernah berteman namun saat KKN kami berbaur dan dalam jangka waktu 2
bulan kami mulai saling mengenal. Kami tahu siapa yang paling rajin mandi, siapa yang
malas mandi, siapa yang jago masak dan membuat kue, siapa yang sayang anak-anak,
siapa paling terlambat bangun dan siapa yang suka keluar masuk rumah lewat jendela.
Kadang tertawa bersama, kadang marahan, tidak saling bicara, berbagi makanan dan
barang-barang lainnya, doa dan sharing bersama serta pengalaman lainnya. Setiap
kejadian selama KKN memberikan banyak nilai. Positif atau negatif nilai itu, tergantung
cara setiap orang memandangnya. Saya hanya dapat mengatakan mengucap syukur saja
dalam segala hal, itu akan membuat beban terasa ringan.
66
kami melihat hanya tiang-tiang listrik namun tidak ada kabel, saya duduk dengan
termenung dan sedih karena saya tidak pernah berpikir saya akan ditempatkan di tempat
KKN yang belum ada listrik dan yang membuat saya lebih sedih, sakit hati dan kecewa
ketika sampe Dikantor Desa jam 16.00, pintu kantor Desa tertutup, tidak ada aparat desa
bahkan tidak ada orangtua atau yang dituakan didesa untuk menyambut. Kami
menurunkan barang bawaan kami satu per satu saya sangat sedih bahkan ingin rasanya
saya pulang kembali ke kupang karena saya merasa tidak nyaman. Disebelah kantor desa
ada rumah jabatan kantor desa sungguh rumah jabatan hanya dari bambu yang lubang-
lubang bahkan lantai dari semen kasar waktu kami sampe ada petugas dari PLN yang
tinggal di rumah jabatan semua laki-laki sungguh rumah jabatan yang sebenarnya tidak
layak lagi untuk ditingali.
Kami bertanya kepada petugas PLN rumah aparat desa meraka sangat baik dan
mau mengantar kami dan barang-barang disimpan dirumah jabatan kami berjalan sungguh
jauh saya merasa cape, sedih tidak ada sambutan atau tempat untuk kami beristirahat rasa
kecewa semua perasaan hanya bisa saya simpan dalam hati saya dan tetap saya melangkah,
ketika kami sampe di salah satu rumah aparat mama Paulina orang tua bagi kami selama
KKN 2 bulan di Desa Bisene, ketika sampe mama menerima kami dengan sangat tulus dan
ketika sampe dirumah mama paulina matahari telah terbenam. kami pun bermalam
dirumah mama yang tidak dihuni atau rumah yang kosong dan sebelum kami pergi ke
rumah mama bapak desa ternyata adalah PJS dari kantor camat dan tinggal di soe.
Satu minggu pengalaman yang takkan saya lupakan waktu kami tinggal dirumah
mama paulina, sungguh saya adalah pribadi yang manja bahkan untuk tinggal 2 bulan
didesa yang tidak ada listrik rasa-rasa saya tidak sanggup dan mampu, dan yang ketika
tinggal di mama paulina untuk mendapat air untuk mandi, keperluan masak dll. Kami
harus masuk hutan 1 km jalan masuk hutan penuh semak duri sungguh rasa-rasa saya ingin
pulang apalai ketika saya mengisi air memenuhi ember yang saya harus bawa, saya harus
mendaki membawa berat tubuh dan juga berat dari ember yang berisi air sangat-sangat
cape dan tidak pernah terpikirkan untuk mendapatkan air saya harus mampu walaupun
kaki terasa tidak mampu lagi melangkah dan tangan tidak kuat lagi membawa beban.
Malam kedua ketika teman-teman telah tidur, saya masih terjaga dan saya menangis saya
sungguh rasa-rasa tidak sanggup dengan keadaan yang ada untuk dapat air saya harus
masuk hutan 1 km, tidak ada aliran listrik bahkan jaringan pun susah saya menangis dan
mengingat orangtua saya dikupang sungguh rasa-rasa ingin saya pulang dan tidak sanggup
melaksanakan KKN selama 2 bulan di desa tersebut. Satu (1) minggu pengalaman itu
67
menjadi pelajaran dalam hidup saya, setelah itu kami dipindahkan PJS ke rumah jabatan
yang tadi ketika saya melihat pertama kali rumah jabatan bagi saya tidak layak untuk
ditinggali, petugas PLN pindah ke sebelah kantor desa dan kami mahasiswa KKN tinggal
di rumah jabatan, rumah jabatan sangat penuh dengan abu, sangat kotor, dinding
berlubang-lubang kami dibantu aparat desa Kak Lif dan Kak Roni untuk membersihkan
rumah jabatan selama 2 hari dan selama 2 hari kami menginap dikantor Desa. Entah
kurang beruntung atau nasib kami kurang baik PJS yang tidak mau ambil pusing dengan
kami bahkan masyarakat Desa Bisene datang dan menghilang sesuka hati dengan alasan-
alasan yang dibuat-buat hingga kami selesai KKN.
Selama Dua bulan saya KKN di desa Bisene saya sangat bersyukur untuk
pengalaman-pengalaman yang berharga yang tidak mampu untuk diuraikan satu per satu,
rasa emosi, sedih dan kecewa memang sangat saya rasakan di awal minggu saya sampe di
tempat KKN namun ketika saya ada di tengah-tengah masyarakat dan teman-teman KKN
saya sangat bahagia. Mengenal teman-teman KKN dengan sifat dan karakter masing-
masing susah senang kami lalui hal yang paling sedih ketika bahan makanan kami habis
dan satu minggu kami masuk hutan 1 km untuk mendapatkan air. Orang-orang yang saya
berterima kasih untuk kebaikan didesa mama paulina, Mama katharina ibu kepala sekolah
Tk yang saya anggap seperti ibu saya, Kak Lif sebagai aparat desa, kak Deski sebagai
Mantri desa, Petugas PLN yang selalu membantu dan menolong saya (Jeri, Nando, Ovir,
Yongki dan Beni), Bapak yang sangat peduli dan menolong kami Bapak Marthen dan
sangat saya rindukan dan saya sayangi anak didik saya Milan Sanam.
68
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pembahasan program KKN-PPM yang telah
kami lakukan di Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah
Selatan, maka kami menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat ( KKN–PPM ) yang
berlokasi di desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, telah di laksanakan ± 2 (dua)
bulan terhitung sejak tanggal 6 April s/d 9 Juni 2018.
2. Tidak semua program kerja dapat dilaksanakan, minimnya infrastruktur
pendukung didesa dan waktu penempatan mahasiswa peserta KKN-PPM yang
dirasa kurang tempat merupakan kendala utama yang ditemui mahasiswa di
lapangan.
3. Karena kurangnya pemahaman kepala desa (PJS) tentang tujuan dan fungsi KKN,
maka mengakibatkan mahasiswa mengalami banyak kendala, mulai dari program
dadakan dari kepala desa, program yang kurang didukung, sampai dengan
program yang ditolak.
4. Masyarakat kurang berperan aktif dalam program-program yang dilaksanakan
oleh mahasiswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan program KKN-PPM yang telah kami lakukan di
Desa Bisene, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, maka kami
menyampaikan beberapa saran, sebagai berikut.
Untuk Pusat Pengembangan KKN-PPM Undana:
1. Ketika melakukan pembekalan untuk mahasiswa, baiknya tim survei harus
menyampaikan dengan objektif kondisi desa yang akan ditempati nanti, hal ini
untuk membantu mahasiswa peserta KKN-PPM dalam mempersiapkan berbagai
hal dari kota nanti.
2. Perlu diperhatikan dan dipertegas pembagian lokasi KKN-PPM bagi peserta agar
tidak menimbulkan kerusuhan antar mahasiswa peserta KKN-PPM dan perlu
diperhatikan pemerataan jumlah peserta KKN-PPM agar berbagai tugas
dilapangan dapat diselesaikan dengan lebih mudah.
69
3. Sangat perlu diadakan penjelasan dari pihak kampus mengenai fungsi dan tujuan
pelaksanaan KKN untuk tiap-tiap kepala desa, sehingga program KKN-PPM di
desa dapat berjalan dengan lebih optimal
4. Karena selama masa KKN-PPM kami dibawah pengawasan dari Pemegang
Jabatan Sementara Kepala Desa, kami menemui berbagai masalah dalam
menjalankan program kami, sehingga banyak permasalahan yang belum sempat
kami selesaikan. Untuk itu kami kembali merekomendasikan agar program KKN-
PPM Undana dapat kembali dilaksanakan di Desa Bisene, Kecamatan Mollo
Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Bagi masyarakat desa:
1. Karena ilmu yang dibagikan mahasiswa sangat penting bagi perkembangan
masyarakat, sehingga ada baiknya jika masyarakat lebih aktif mengikuti berbagai
kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa. Perlu ditingkatakan partisipasi aktif dari
masyarakat dalam menjalanankan program pengembangan desa.
2. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara pihak desa terhadap masyarakat
melalui peran aktif dari ketua RT maupun RW serta tokoh masyarakat untuk
dapat hadir dalam berbagai pertemuan sehubungan dengan informasi-informasi
penting agar dapat disosialisasikan bagi warga setempat.
70
Daftar Pustaka
Pusat Pelayanan Pengembangan KKN. 2018. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata.
Kupang : Universitas Nusa Cendana.
Badan Pemberdayaan Masyarakan dan Pemerintahan Desa. 2014. Daftar Isian Potensi
Desa/Kelurahan. Soe : Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Badan Pemberdayaan Masyarakan dan Pemerintahan Desa. 2017. Profil Desa dan
Kelurahan. Soe : Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
71
LAMPIRAN
72