Anda di halaman 1dari 28

TRAKSI

Ester Inung Sylvia


Pengertian :
Pemasangan gaya tarikan ke bagian
tubuh.
Tujuan Traksi :
1. Meminimalkan spasme otot.
2. Mereduksi, mensejajarkan fraktur.
3. Mengimobilisasi fraktur.
4. Mengurangi deformitas.
5. Menambah ruang diantara kedua
permukaan patahan tulang.
Jenis Traksi :
1. Traksi lurus atau langsung.
Gaya tarikan dlm satu garis lurus dg bagian tbh
berbaring di tempat tidur.
Contoh : Traksi Buck & Traksi Pelvis
Pelvic Belt
Lanjutan Jenis Traksi ….

2. Traksi Suspensi seimbang.


 Memberi dukungan pada
ekstremitas yg sakit diatas TT
sehingga memungkinkan
mobilisasi pasien sampai batas
ttt tanpa terputusnya garis
tarikan.
Traksi Suspensi Seimbang
Lanjutan Jenis Traksi ….

3. Skin Traksi
 Traksi yang dilakukan pada area kulit
melalui tali penarik, spon karet yg
dilekatkan di kulit.
 Beban traksi : 2-3 kg sedang untuk pelvic
biasanya 4,5 – 9 kg.
 Hindarkan lipatan dan lepasnya balutan
traksi, pertahankan posisi netral.
 Pastikan traksi kulit merekat erat dg
spon dan plesternya.
 Contoh : Skin Buck, Traksi Russel
SKIN BUCK

 Jenis
traksi kulit dimana tarikan diberikan
dlm satu bidang.

 Biasanya diberikan untuk tujuan imobilisasi


parsial. Misalnya memberikan rasa nyaman
pd klien dg cidera pinggul sebelum di
operasi.
Pemasangan Skin Buck

Pasang spon karet/ bantalan strap


dg permukaan spon menghadap
kulit pd kedua sisi tungkai.
Pasang spreader pd ujung distal
pita u/ mencegah penekanan pd
sisi kaki.
Lindungi kedua maleolus & fibula
proksimal dengan gips.
Lanjutan pemasangan skin buck…

Seorang perawat meninggikan


ekstremitas dibawah tumit dan lutut.
Perawat lain melilitkan balutan elastik
dg arah spiral mulai dr pergelangan
kaki dan berakhir di tuberositas tibia.
Klien yg memakai boot spon, tumit hrs
diletakkan di tumit boot.
Pemberat dihubungkan melalui
spreader atau lapisan telapak kaki
melalui sebuah katrol yg dipasang di
ujung TT.
Skin Buck’s
Russell’s
 Traksi Russell dapat digunakan untuk
fraktur pada plato tibia.
 Traksi ini menyokong lutut yg fleksi pada
penggantung dan memberikan gaya
tarikan yg horisontal melalui pita traksi
dan balutan elastis ke tungkai bawah.
 Tungkai dapat disangga dengan bantal
agar lutut dapat fleksi.
4. Traksi Skelet
 Biasanya digunakan pd klien dg fraktur
femur, tibia, humerus.
 Traksi dipasang langsung pd tulang
sebelah distal fraktur dgn
menggunakan pin metal atau kawat.
 Setelah pin terpasang, dihubungkan dg
lengkungan traksi/ kalipers.
 Ujung kawat dihubungkan dengan
gabus
Lanjutan Traksi Skelet….

 Hubungkan pemberat dg lengkung traksi dg


sistem katrol tali guna meneruskan arah dan
tarikan yg sesuai.

 Pemberat : 7-12 kg.

 Pemberat
harus bisa melawan daya
pemendekan akibat spasme otot.
Prinsip Perawatan Traksi :
 Minimalkan kontratraksi (gaya yg bekerja dengan
arah yg berlawanan).
 Traksi skelet tidak boleh terputus.
 Pemberat tidak boleh diambil/ diangkat.
 Pemberat harus tergantung bebas.
 Tubuh pasien sejajar dg pusat TT ketika traksi
dipasang.
 Tali tidak boleh macet.
 Simpul tali tdk boleh menyentuh katrol.
Asuhan Keperawatan Klien
Dengan Terpasang Traksi
PENGKAJIAN
Data Yang Harus Didapatkan b/d :
1. Dampak psikologi dan fisiologi pada
muskuloskeletal.
 Takut, bingung, disorientasi dan merasa
terkungkung pd tempat &waktu yg lama.
 Kaji pengaruh pemasangan traksi pd fungsi tubuh.
Lanjutan Pengkajian Klien Dg Traksi….

2. Dampak pemasangan alat traksi


Kaji status neurovaskuler : suhu, nadi, CRT, edema,
warna, kemampuan bergerak. Bandingkan dengan
ekstremitas yg sehat.

3. Imobilitas
Dampak imobilisasi pd kulit, respirasi,
gastrointestinal, kardiovaskuler, perkemihan.
Keluhan : ulkus, kongesti paru, konstipasi, anorexia,
statis kemih, ISK, Homan +.
Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan mengenai program
terapi.

Intervensi :
 Jelaskan masalah patologis yang dialami klien
yg mengakibatkan hrs di traksi.
 Jelaskan tetang terapi traksi.
2. Ansietas b/d status kesehatan,
dan alat traksi.

Intervensi :
 Jelaskan tentang tujuan, prosedur dan implikasi
pemasangan traksi.
 Ciptakan suasana yang dpt mengurangi perasaan
terkungkung/ terisolasi : Observasi & komunikasi dr
perawat, kunjungan orang terdekat.
3. Nyeri & ketidaknyamanan b/d traksi dan
imobilisasi.
Intervensi :
 Sebelum traksi dipasang, atur TT klien : kasur
hrs padat, bagian bwh kasur beri papan dan
siapkan bantalan kasur khusus untuk
menghindarkan tjd ulkus.
 Tekanan pd bagian tbh yg tergantung dpt
dihilangkan dg merubah posisi dlm batas
traksi.
 Linen dlm keadaan kencang dan kering.
 Kaji status neurovaskuler klien.
4. Kurang perawatan diri: makan,
hygiene, toileting b/d traksi.

Intervensi :
Bantu penuhi kebutuhan perawatan
diri klien sesuai tingkat
kemandiriannya.
Bila ada, gunakan TT yg dilengkapi dg
alat penjangkau dan gantungan untuk
memudahkan aktivitas maksimal
klien.
5. Gangguan mobilitas fisik b/d
proses penyakit dan traksi.

Intervensi :
Latih rentang gerak pd otot yg tidak
diimobilisasi untuk meminimalkan
akibat imobilisasi.
Pastikan selama latihan rentang gerak
tsb, gaya tarikan traksi tetap dpt
dipertahankan pd kesejajaran
6. Potensial komplikasi : dekubitus, Kongesti paru,
anorexia, konstipasi, isk , tekanan syaraf,
kerusakan sirkulasi b/d traksi

Intervensi :
 Observasi area penekanan thd dekubitus.
 Beri bantalan pelindung pd area yang
tertekan.
 Lakukan prwtn khusus pd punggung tiap 2
jam.
 Berikan reposisi dlm batas terapeutik.
 Observasi suara paru-paru klien
lanjutan intervensi DP 6….

 Latih klien untuk nafas dalam guna


pengembangan paru maksimal.
 Latih klien untuk mengeluarkan
penumpukan sekret dg cara batuk efektif.
 Berikan diit tinggi serat dan tinggi cairan
agar motilitas gaster dan usus tetap baik.
 Pantau intake output cairan, sifat kemih.
 Motivasi klien untuk minum air yg cukup
dan berkemih tiap 2-4 jam sekali.
lanjutan intervensi DP 6….

 Bila
traksi pd tungkai, kaji kemampuan klien
menggerakkan jari dan kakinya. (Bila klien tdk
mampu melakukan dorsofleksi, dan ada gerakan inversi
kaki kemungkinan ada tekanan pd syaraf peroneus).
 Bilatraksi di lengan, kaji kemampuan abduksi
jari kelingking.(Menunjukkan fungsi syaraf ulnanris)
 Lepasboot spon 3 kali sehari dg tujuan inspeksi.
 Lakukan perawatan pada area penusukan pen.

Anda mungkin juga menyukai