Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGADAAN REVITALISASI PASAR GANDUSARI KECAMATAN GANDUSARI

A. PERSYARATAN UMUM

1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor
Pelaksana sesuai Surat Perjanjian Pemborongan/Kontrak adalah PENGADAAN
REVITALISASI PASAR GANDUSARI KECAMATAN GANDUSARI.

2. PERATURAN UMUM TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN


2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Umum Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau AV 1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
c. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
d. Peraturan Umum Bangunan Indonesia (NI-013).
e. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI - 08).
f. Peraturan dan ketentuan-ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi
pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
g. Undang-undang RI No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, beserta PP 28, PP 29,
dan PP 30 Tahun 2000.
2.2 Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor (shop
drawing) yang sudah disahkan / disetujui Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing).
d. Berita Acara Evaluasi Penawaran.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Penawaran beserta Lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule yang telah disetujui).
h. Surat Perjanjian Pemborongan.
i. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
j. Berita Acara / Surat-surat Klarifikasi Pelelangan Umum.

3. PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN


3.1 PENGUKURAN TAPAK KEMBALI
a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan keterangan-keterangan mengenai peil, ketinggian tanah, letak
pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut yang dilakukan dengan alat-alat waterpass
yang ketepatan/akurasinya dapat dipertanggung- jawabkan.
d. Kontraktor harus menyediakan waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara asas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
f. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

0
Syarat Syarat Teknis
3.2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAHAN
Seluruh area lokasi dimana pekerjaan akan dilaksanakan harus sudah bersih dari segala
kotoran/ benda/ peralatan yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

3.2 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR, DAYA LISTRIK DAN LAHAN UNTUK KERJA DAN
PENEMPATAN MATERIAL
a. Air kerja harus disediakan Kontraktor dengan menyambung pipa ke sumur yang ada di
proyek atau disuplay dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Listrik kerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan PLN setempat
selama masa penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas. Daya listrik juga
disediakan untuk mensuply kantor Konsultan Pengawas.
c. Karena keterbatasan lahan, Kontraktor juga harus memikirkan penyediaan lahan untuk
penempatan material, area kerja, bedeng, dan direksi keet.

3.3. DRAINAGE TAPAK


a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke
saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.

3.4. PENYEDIAAN TENAGA.


a. Pada setiap tahapan pekerjaan Konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga
mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya.
b. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada
butir a & b di atas jika diminta oleh Direksi berdasarkan pertimbangan -pertimbangan
teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sanksi/denda
kelalaian.
c. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, kontraktor harus membuat pengaturannya
sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja lokal atau lainnya, dan
mengenai pembayaran, perumahan, makanan, transportasi dan pembayaran yang
harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
d. Kontraktor tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai/staf dari Pengguna
Jasa selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari
Pengguna Jasa.
e. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi proyek fasilitas
pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus
mampu melakukan tugas pertolongan pertama.
f. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan pekerjaan.
Kontraktor juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang
berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.

3. 5. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN.


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk bar chart dan net work yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang
direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
1
Syarat Syarat Teknis
penawarannya.
b. Pembuatan Rencana Jadual Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh kontraktor
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Direksi.
c. Bila selama waktu 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor
Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan,maka
Kontraktor Pelaksana harus dapat menyajikan jadual pelaksanaan sementara
minimal untuk waktu 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan
pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Direksi.

3.6. PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN.


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak kerja dan gudang
penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang
kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut
kurang layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus
melakukan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (direksi keet) yang
dilengkapi dengan :
 meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup.
 meja kerja berlaci dan berkunci serta kursi
 1 set Dokumen Kontrak dan gambar pelaksanaan.
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
 Atap : Asbes semen atau seng gelombang
 Dinding : Dinding papan/tripleks dengan rangka kayu
 Lantai : Rabat beton
c. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para
pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di
tempat pekerjaan, Kontraktor harus segera mengambil tindakan penyelamatan.
Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
d. Kontraktor harus menyediakan segala perlengkapan pengamanan pelaksanaan
konstruksi baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun untuk pekerjanya sendiri.
e. Semua material yang tersebutkan di dalam butir 1, 2 dan 3 di atas setelah
selesainya pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor (kecuali bangunan direksi keet
apabila sudah termasuk dalam kontrak menjadi milik direksi) dan harus
dibersihkan dari lapangan pekerjaan.

3.7. PENYEDIAAN PERALATAN.


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta
berfungsi dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan
masing-masing komponen konstruksinya.
b. Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila
secara teknis peralatan yang dipergunakan kontraktor dinilai tidak memenuhi
persyaratan baik jumlah maupun kelayakan fungsinya.
c. Guna kesempurnaan konstruksi, selama masa pelaksanaan, kontraktor harus
senantiasa menyediakan alat ukur waterpass guna pengukuran ketepatan dan
pengontrolan kebenarannya dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Bila Kontraktor
tidak dapat menyediakan, Konsultan Pengawas berhak menyediakan dengan
biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor.

3.8. PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN.


a. Mutu bahan
Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di
2
Syarat Syarat Teknis
dalam kontrak dan sesuai dengan perintah Direksi dan sewaktu-waktu dapat diuji jika
Direksi memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan,atau dilokasi
atau di lain tempat yang ditentukan dalam Kontrak, atau disemua atau beberapa
tempat tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan
bahan-bahan yang biasa yang diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya bahan yang
digunakan dan harus menyediakan contoh-contoh bahan sebelum disertakan ke
dalam pekerjaan, untuk diuji sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Direksi.
b. Setiap penggunaan bahan galian sesuai Perda, kontraktor pelaksana harus dapat
menunjukkan bukti pembayaran retribusi golongan "C".
c. Biaya untuk contoh-contoh
Semua contoh-contoh harus disediakan oleh kontraktor atas biayanya sendiri, bila
penyediaan tersebut dikehendaki dengan jelas dan ditentukan dalam Kontrak, tetapi bila
tidak, maka atas biaya Direksi.
d. Biaya untuk pengujian
Biaya untuk pembuatan setiap pengujian atas biaya kontraktor apabila hal tersebut
jelas-jelas dikehendaki dan ditentukan di dalam kontrak
f. Pemeriksaan atas kegiatan.
Direksi dan setiap orang yang diberi wewenang olehnya atau oleh Direksi harus
setiap saat diijinkan masuk ke tempat Pekerjaan, dan ke setiap bengkel/workshop dan
tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dipersiapkan atau darimana asal bahan,
barang buatan pabrik atau mesin yang didapatkannya untuk pekerjaannya, dan
Kontraktor harus menyediakan setiap fasilitas untuk dan atau segala bantuan dalam
mendapatkan hak untuk masuk tersebut.
g. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian Sampel Paving sebelum pengerjaan dan
sesudah pengerjaan, yang selanjutnya hasil pengujian dapat diberitahukan ke Konsultan
Pengawas dan Direksi.

3.9. PENINJAUAN LAPANGAN.


a. Sebelum mengajukan penawaran, Kontraktor dianggap telah melakukan peninjauan dan
memeriksa lapangan serta daerah sekitarnya dan segala informasi yang didapat
sehubungan dengan pekerjaan dan meyakinkan sendiri sebelum mengajukan
penawaran, antara lain meliputi keadaan lahan yang ada termasuk kondisi di bawah
permukaan, iklim, lingkup dan kondisi dari pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan Pekerjaan jalan-jalan masuk ke lokasi dan kemungkinan-
kemungkinan yangd apat terjadi dan semua keadaan yang mungkin dapat
mempengaruhi Penawaran.
b. Apabila Kontraktor lalai atau gagal dalam mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan hal-hal yang dapat mempengaruhi pengadaan, konstruksi, penyelesaian dan
pemeliharaan dari Pekerjaan , maka ini tidak membebaskan Kontraktor dari segala
beban kewajiban dan tanggung jawab. Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan
pengeluaran-pengeluaran kompensasi atau biaya tambahan yang mungkin terjadi
selama masa pelaksanaan dari Kontrak, yang diakibatkan atau ketidaktepatan,
pernyataan-pernyataan yang salah atau kelalaian dalam Dokumen-dokumen Kontrak
atau salah satu dari dokumen tersebut.
c. Kontraktor harus meyakinkan dirinya sebelum Penawaran dalam hal kebenaran dan
kecukupan dari penawaran untuk pekerjaan dan semua biaya-biaya dan harga-harga
yang dicantumkan dalam Daftar Volume Pekerjaan atau Bill of Quantity (BQ), yang
menjadi Harga Penawaran, meliputi seluruh kewajibannya dalam kontrak dan seluruh hal
dan segala sesuatu yang perlu dalam pelaksanaan dan pemeliharaan pekerjaan, kecuali
bila ditetapkan lain dalam kontrak.

3.10. MOBILISASI/DEMOBILISASI.
a. Bila didalam harga penawaran tercantum lumpsum untuk mobilisasi / demobilisasi,
maka uraian dibawah ini adalah penjelasan dari padanya : transport lokal alat-alat dan
perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai proyek dan
membawanya keluar setelah proyek selesai.
3
Syarat Syarat Teknis
b. Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam
masa pelaksanaan mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki
susunan alat-alat perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi
biaya lumpsum.
c. Dalam biaya lumpsum tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alat-alat,
perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas
alat-alat, perlengkapan dan bangunan-bangunan tersebut bersih kembali seperti
semua.
d. Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi
kepada Direksi untuk diketahui dan disetujui.

3.11. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK.


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban membuat papan nama proyek yang berisi
informasi tentang : pemilik proyek; nama kegiatan; nomor dan tanggal kontrak;
tanggal awal dan akhir pelaksanaan; nama penyedia jasa; nama konsultan
pengawas dan informasi lain yang dianggap perlu.
b. Pemasangan papan nama proyek ini harus dilaksanakan oleh kontraktor selambat-
lambatnya 3 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.

3.12. KESELAMATAN, KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP.


a. Sepanjang pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan serta perbaikan terhadap
kesalahan yang terjadi, kontraktor harus :
1) memperhatikan keamanan semua orang yang berhak berada pada lokasi
pekerjaan dan menjaga lokasi pekerjaan (sepanjang berada dalam
pengawasannya) serta pekerjaan (sepanjang belum siap dan belum digunakan
oleh Pengguna Jasa) secara tertib agar tidak membahayakan orang-orang, dan
2) menyediakan dan memelihara atas biaya sendiri semua lampu, penjagaan,
pagar, tanda-tanda bahaya dan pengawasan, bilamana dan dimana diperlukan
atau diwajibkan oleh Direksi atau diharuskan oleh pejabat yang
berwenang,untuk melindungi Pekerjaan atau untuk keamanan dan kenyamanan
public atau lainnya, dan
3) mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga lingkungan hidup di
dalam maupun di luar tempat dan menghindari kerusakan atau gangguan
terhadap orang-orang atau harta benda akibat pencemaran, kebisingan atau
akibat-akibat lainnya yang timbul sebagai akibat dari metode operasinya.
b. Kontraktor dalam hubungannya dengan pekerjaan akan menyediakan dan
memelihara atas biaya sendiri semua tanda-tanda, lampu, sinyal, penjagaan, pagar atau
petugas jaga bila dan dimana perlu seperti yang dikehendaki oleh pihak yang mewakili
Direksi atau petugas yang diberi kuasa untuk melindungi Pekerjaan dan juga
menyediakan material-material yang berhubungan dengannya atau untuk memberi
pertanda yang tepat bagi pekerjaan atau alat bantu milik Kontraktor atau bagi
keselamatan dan kemudahan pelayanan atau kepentingan umum atau lainnya.
Kontraktor akan mengganti kerugian dan tidak akan mempersalahkan Pengguna
Jasa terhadap setiap kerusakan, kerugian atau luka-luka yang diakibatkan pada
pihak ketiga oleh kelalaian Kontraktor pula di dalam melengkapi penyediaan lampu atau
tanda-tanda lainnya.

3.13. GANGGUAN TERHADAP LALU LINTAS DAN DAERAH SEKITARNYA.


a. Semua operasi yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan
perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi, yang berkenaandengan
pemenuhan persyaratan ijin kontrak, harus dilaksanakan tanpamenimbulkanhal-hal yang
tidak perlu dan tidak layak dengan memperhatikan :
1) kenyamanan masyarakat
2) jalan masuk, penggunaan dan pemakaian jembatan dan jalan-jalan umum atau
pribadi dan jalan setapak yang masuk atau keluar dari lokasi proyek atauharta
benda baik yang dimiliki oleh Pengguna Jasa atau pihak lainnya.
Kontraktor akan menghindarkan hal-hal yang berbahaya dan mengganti kerugian
4
Syarat Syarat Teknis
pada Pengguna Jasa sehubungan dengan semua tuntutan, acara kerja, kerusakan,
biaya, denda, dan pengeluaran apapun yang timbul dari, atau ada hubungan
dengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu atau menghalangi atau membahayakan pada saat
pemakaian dan pekerjaan dari fasilitas yang ada termasuk lalu-lintas dan jalan-jalan
trafik yang ada, jembatan-jembatan yang dilalui, kecuali sejauh yang diijinkan oleh
Direksi dalam hal pelaksanaan, penyelesaian dan pemeliharaan dari pekerjaan.
Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugian
terhadap semua tindakan, gugatan, tuntutana, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaran
yang timbul akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan Kontraktor yang menimbulkan
halangan lalu lintas air, jembatan,dan jalan tersebut.
c. Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalam
kondisi baik selama pelaksanaan.

3.14. PEMBUATAN SHOP DRAWING.


a. Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
b. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

3.15. PEMBUATAN AS BUILT DRAWING


a. Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I (pertama), Kontraktor Pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing) yang terdiri atas :
1) Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
2) Shop Drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar - gambar
perubahan.
b. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat a di atas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
c. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan
pada saat Penyerahan ke I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan
Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.

3.16. PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan
secara seksama dan bertanggung jawab, bila di dalam penelitian tersebut dijumpai :
1) Hal-hal yang disebutkan dalam butir 3.15 dan 3.16 di atas.
2) Gambar atau persyaratan pelaksanaan yang tidak memenuhi syarat teknis bila
dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan konstruksi atau kegagalan
struktur,maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya kepada Direksi secara
tertulis, dan menangguhkan pelaksanaannya sampai dapat keputusan yang pasti
dari Direksi.
b. Bila akibat kekurang-telitian kontraktor dalam pemeriksaan Dokumen Pelaksanaan
tersebut, terjadi ketidak-sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan maka
kontraktor harus membongkar terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut
dan memperbaiki/ melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan
Direksi tanpa ganti rugi apapun.

3.17 PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)


a. Pelaksana berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan
dalam AV pasal 9 ayat 3 dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh
Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut
persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
b. Pelaksana selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat
walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
5
Syarat Syarat Teknis
c. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan/pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
d. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin Direksi secara tertulis,
adalah tidak sah dan menjadi tanggungjawab pelaksana sepenuhnya.

B. SYARAT-SYARAT TEKNIS

1. PERSYARATAN BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada umumnya mempergunakan bahan lokal yang memenuhi
syarat teknis, sebelumnya harus mengajukan contoh-contoh yang mendapat persetujuan
secara tertulis.
a. Pasir Pasang :
Untuk semua pekerjaan pemasangan dan pekerjaan plesteran harus memakai pasir
pasang (bukan pasir urug) berbutir kasar/keras, tajam, bersih dan tidak mengandung debu.
d. Semen (PC) :
Hasil produksi lokal (SNI) dan tidak boleh memakai semen PC yang telah mengeras
(swipig). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai satu merk dengan
jenis dan kwalitas yang sama.

2. PAPAN BOUWPLANK (BANGUNAN)


a. Tiang bouwplank menggunakan kayu bahan ukuran 5 x 7 cm. Papan harus cukup
kuat 2 x 20 cm dari kayu meranti diketam halus bagian atasnya harus dipasang datar
dengan waterpass instrumen.
b. Bouwplank tidak boleh dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempat hingga
selesai pemasangan batu muka.
c. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas tanah yang tersedia dengan apa yang
terlukis dalam gambar maka pelaksana harus segera memberitahukan secara tertulis
kepada PPK dan Pengawas untuk mendapatkan keputusan.

3. PEKERJAAN URUGAN SIRTU


a. Tanah dimana bangunan akan didirikan harus dibersihkan dari segala kotoran seperti sisa-
sisa tumbuhan, akar-akar dan lain sebagainya.
b. Dalam urugan harus sesuai dengan gambar dan gambar detail , hal-hal yang menyimpang
akan diperhitungkan sebagi pekerjaan lebih atau kurang, urugan harus cukup lebar untuk
bekerja dengan baik serta sisi-sisinya tidak mudah gugur.
c. Jika Direksi mengganggap pasak dan amping sesek sudah cukup padat, urugan dilakukan
selapis demi selapis dengan urug sirtu yang sudah dipilih (bersih) dan disiram-ditumbuk
hingga padat.
d. Pelaksana harus menyediakan mesin-mesin penyiram, perata dan pemadat yang bekerja
baik untuk pekerjaan ini.

4. PERATAAN TANAH BANGUNAN


Untuk perataan tanah harus disesuaikan dengan elevasi yang ada di gambar, yang diukur
dengan menggunakan alat ukur Waterpass.

5. PEKERJAAN PAVING, KANSTIN & TOPI USKUP


a) Pekerjaan ini mencakup pelaksanaan pekerjaan perkerasan area kawasan menggunakan
paving blok yang terdiri dari pekerjaan lantai kerja berupa leveling pasir urug dan
pemasangan paving blok dengan pengisian pasir dibagian celah paving guna tidak terjadi
interloking.
b) Persyaratan Bahan Persyaratan Paving
Persiapan pekerjaan paving dimulai dengan pengajuan material paving dengan
mengajukan sampel minimal 10 buah paving yang dilengkapi dengan copy sertifikat mutu
beton dan pernyataan garansi mutu.
6
Syarat Syarat Teknis
c) Bahan paving blok adalah dari beton pracetak ataupun produk lokal untuk jalan dengan
ketebalan 6 cm atau sesuai rencana dengan derajat kualitas perkerasan yang saling
mengunci (interlocking) dan harus merupakan kualitas baik yang dapat diperoleh secara
lokal menurut suatu pola pasang yang dapat diterima oleh Direksi.
d) Paving blok harus memiliki mutu K-225, Kanstin K-175, Topi Uskup minimal K-175.
e) Pasir yang digunakan untuk meratakan permukaan yang akan diberi perkerasan dan untuk
membentuk lapisan dasar adalah pasir urug sesuai dengan persyaratan- persyaratann
bahan dan sebagai pengunci antar paving dipakai pasir pasang.
f) Paving harus dipasang pada alas pasir dengan tebal kira-kira 50 s/d 100 mm dan
dipabrikasikan ke bawah sampai rata dengan menggunakan sebuah mesin pemadat
berbentuk pelat, yang menyebabkan pasir memasuki ruangan-ruangan diantara paving,
jadi membantu proses safing mengunci dan pemadatan.
g) Paving harus dipotong dengan gergaji untuk mencocokkan rintangan berbentuk bulat
sepertii tiang atau pohon, dan antara Kerb dan tepian jalan, dan sebagainya. Permukaan
yang selesai harus merupakan suatu penampilan halus yang seragam dengan tidak ada
paving-paving atau blok-blok yang menonjol di atas atau di bawah posisi permukaan rata-
rata. Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adukan atau bahan lainya yang
menodai atau melumasi permukaan-permukaan yang telah selesai/sempurna. Pola pasang
harus benar-benar ditepati.
h) Persyaratan pemadatan pasangan paving adalah menggunakan mesin pemadat .
Pemadatan dilakukan sebelum nut paving diisi/ difiller dengan pasir halus atau abu batu.
i) Tepian Paving dipasang Topi Uskup. Pemasangan harus merata dan menyesuaikan
bentuk lokasi pekerjaan.
j) Pasangan Kanstin harus benar-benar mengunci pada tanah asli, serta mampu menahan
beban geser pada tepian paving dan topi uskup.
k) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian Sampel Paving sebelum pengerjaan dan
sesudah pengerjaan, yang selanjutnya hasil pengujian dapat diberitahukan ke Konsultan
Pengawas dan Direksi.

6. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA


Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu
sesuai dengan Addendum kontrak telah berakhir, Pelaksana harus segera menyerahkan hasil
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pemimpin Kegiatan secara tertulis.

Pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang seluruh hasil pelaksanaan sesuai dengan kontrak.
- Menanggapi/melaporkan kepada Pemimpin Kegiatan tentang hasil pekerjaan Pelaksana
tersebut secara tertulis.
Pemimpin Kegiatan akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan tersebut
di atas berdasarkan
- Kontrak Pelaksana
- Surat tanggapan dari Pengawas.

7. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Terhitung dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya, antara lain :
– Keamanan dan penjagaan
– Penyempurnaan dan pemeliharaan
– Pembersihan
Apabila Pelaksana telah melaksanakan hal tersebut di atas sesuai dengan kontrak, maka
penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti sesuai tata kerja (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang berlaku.

C. PENUTUP
7
Syarat Syarat Teknis
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat - syarat ( RKS ) ini untuk uraian bahan-bahan,
pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut perkataan atau kalimat "diselenggarakan oleh
Penyedia Barang / Jasa" maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk di
dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini,
haruslah diselenggarakan oleh Penyedia Barang / Jasa dan diterima sebagai "hal" yang
disebutkan.
3. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ( RKS ) ini masih terdapat hal-hal
yang penting tetapi tidak termasuk/tercantum, maka akan dituangkan dalam Surat Perjanjian Baru
(tambahan/addendum) yang merupakan bagian dari RKS yang mengikat kedua belah pihak.
4. Meskipun telah ada pengawas dari beberapa unsur, semua penyimpangan dari
ketentuan RKS dan gambar menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa, untuk itu
Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

8
Syarat Syarat Teknis

Anda mungkin juga menyukai