Anda di halaman 1dari 2

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman adalah lembaga penelitian pemerintah yang bergerak di

bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Lembaga ini bernaung di bawah
Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi.
Misi dari lembaga ini adalah memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang
biologi molekuler di Indonesia, dengan fokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi dan
biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Nama lembaga ini diambil dari Christiaan Eijkman, peraih nobel kedokteran yang melakukan
penelitian mengenai penyakit beri-beri di cikal-bakal lembaga ini pada awal dasawarsa
1900-an dan meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.

Human Genetics Research


Research topics related to human genetics are:
Human genome diversity

 Human genome diversity and diseases


 Genetic diversity, gut microbes and diseases

Mitochondria and lifestyle-related diseases

 Genetics variation and complex diseases


 Fetal programming of impaired nutrition: role of malaria infection in pregnancy
 Maternal genetic factors and response to supplementation during pregnancy

Red blood cell disorders

 Mutation spectrum of alpha and beta thalassemia in patients and population


 Thalassemia pre-natal diagnosis: cases and problems
 G6PD deficiency in Indonesian population

Cytogenetics

 Sexual development disorders


 Chromosomal study of genetic diseases

Pusat Penelitian Biomedis (CEBIOR) telah didirikan pada tahun 1999 sebagai laboratorium
bioteknologi. Terletak di Gedung Serba Guna Building lantai 2, jalan Dr. Soetomo No.14
Semarang, CEBIOR telah menjadi lembaga resmi di Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro (FMDU).
Melihat kembali ke jalan setapak yang lalu, menunjukkan betapa pentingnya menjaga. Ini telah
melalui perjalanan yang sangat panjang dan pastinya tidak mudah. Tetapi mengenai semua
hal yang dicapai selama perjalanan menunjukkan iman bahwa tidak pernah, tidak pernah
sekalipun, ada kekecewaan. Dan sekarang, CEBIOR berdiri bangga dan puas atas semua
prestasi. Ini bukan akhir dari perjalanan, tetapi awal dari era luar biasa lainnya untuk CEBIOR.

Dimulai dari proyek SUDR (Enam Universitas Pengembangan & Rehabilitasi) pinjaman ADB pada
tahun 1993, CEBIOR bahkan tidak memikirkannya. Awalnya, tujuan FMDU hanya untuk
mengembangkan program sarjana, terutama di Cytogenetics dan Immunology. Dukungan
finansial dari proyek SUDR - pinjaman ADB diturunkan ke dalam pembentukan rekanan,
kolaborasi dengan luar negeri, konsultan akademis asli dan perencanaan laboratorium
multiguna baru. Dimulainya proyek SUDR adalah langkah awal untuk pengembangan
CEBIOR.

Beberapa kendala membuat pendirian CEBIOR jatuh ke dalam keadaan pasif selama hampir 6 tahun,
selama 1994-1999. Inisiatif dr. Soejoto, Sp.KK (K), wakil dekan pada waktu itu, bermaksud
untuk menyatukan keahlian multidisiplin membangunkan perencanaan CEBIOR dari
hibernasinya yang panjang. CEBIOR didirikan pada tahun 1999 dengan nama awal
"Laboratorium Bioteknologi Medis". Meskipun dengan modal dan fasilitas minimum,
Laboratorium Bioteknologi Medis dapat bertahan hidup hari demi hari dan tahun demi
tahun.
Selama hampir 13 tahun perjuangan, Laboratorium Bioteknologi Medis telah dipimpin oleh tiga
orang yang berdedikasi. Mereka adalah Drs. Damin Soemardjo, Prof.Dr.dr.R.
Djokomoeljanto, SpPD-KEMD dan direktur saat ini, Prof. dr. Sultana MH Faradz, PhD. Nama
CEBIOR - Pusat Penelitian Biomedis digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 2007 dan
menggantikan nama Laboratorium Bioteknologi Medis. Nama CEBIOR ditentukan untuk lebih
sesuai dengan perkembangan sains saat ini dan juga agar lebih cocok dengan visi dan misi
baru.

Penelitian CEBIOR saat ini berfokus pada Retardasi Mental dan Autisme, Gangguan Perkembangan
Jenis Kelamin, Genetika Kanker, Genetika Infertilitas dan Reproduksi dan Polimorfisme DNA
pada penyakit menular seperti DBD serta Leptospirosis. Studi lain dalam imunologi adalah
sitokin dan studi molekuler pada penyakit menular serta efek dari beberapa obat termasuk
obat herbal. Sejak ditunjuk di Unit Molekul dan Sitogenetika, Prof. dr. Sultana MH Faradz,
PhD telah memimpin CEBIOR untuk pengembangan luar biasa, terutama dalam kaitannya
dengan fasilitas dan kolaborasi. Kerjasama dengan RUNMC (Radboud University Nijmegen
Medical Center) Belanda telah membuat CEBIOR menjadi luar biasa berkembang lebih baik
dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai