Filum Porifera Cnidaria
Filum Porifera Cnidaria
Oleh
MELINDA OKTAFIANI
1114111034
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
FILUM PORIFERA DAN CNIDARIA
Pertanyaan:
Jawab:
Kerumitan jaringan
Tubuh bersel banyak Hewan multiseluler
Tubuh berlubang-lubang (berpori-
pori)
Variasi tipe-tipe sel
Lapisan pinacocytes (sel kulit)Diploblastik karena tubuhnya
dan lapisan choanocytes memiliki
(sel pengumpul makanan
dua lapisan sel, yaitu ektoderm
dan memompa air) (epidermis) dan
Diantara kedua lapisan endoderm (lapisan
tersebut adalah lapisandalam atau gastrodermis)
gelatin mesohyl (Barnes, 1994).
(Fox,2001)
Elemen-elemen otot
Tesusun dari spikula Kebanyakan
dlm epitolio muskuler
mesoglea. Spikula yang tubuhnya
tersusun dari silica membentuk bagian
ataukapus. Pada beberapa epithelium tapi yang
spons tdk memiliki elemen dasarnya meluas
otot, disebut spongin membentuk serat otot
pada baris sejajar.
Elemen-elemen syaraf
Tidak memiliki system syaraf
Mempunyai system saraf
tetapi sel corong atau sederhana yang tersebar
koanosit yang peka membentuk jala,
terhadap rangsang berfungsi mengendalikan
gerakan dalam merespon
rangsang. System syaraf
terdapat pada mesoglea
Mesohyl atau mesenchyme yang terdiri atas sclerocytes dan spongocytes (sel
yang mensekresi skeleton), archeocytes, (sel yang mampu berubah
menjadi bentuk sel lain pada spons yang sama), dan collenocytes (sel yang
membetuk massa konektif)
Keterangan :
1. Pada Polip obelia dewasa yang bersifat diploid (2n) terdapat dua jenis
polip. Yang pertama Polip Dengan Tentakel yang berfungsi untuk hal
nutrisi (makanan) dan yang kedua Polip Tanpa Tentakelyang berfungsi
sebagai reproduksi aseksual.
2. Polip tanpa tentakel yang melakukan reproduksi secara aseksual itu
menghasilkan Tunas Medusa.
3. Tunas Medusa kemudian lepas dari polip dan tumbuh menjadi Medusa
Dewasa.
4. Medusa Dewasa itu ada yang menghasilkan Sel telur (Ovum) dan Sel
sperma (Spermatozoid)
5. Ovum dan Sperma yang dilepaskan di air bertemu dan terjadilah fertilisasi
6. Fertilisasi yang terjadi di air akan menghasilkan Zigot
7. Zigot berkembang menjadi Larva Planula
8. Larva Planula kemudian menempel di dasar laut dan tumbuh
menjadi Koloni muda dan kemudaian tumbuh menjadi koloni dewasa
(polip obelia dewasa) (Pandhu, 2010).
(Anonim, 2011).
1. Hydrozoa
● Hydrozoa berasal dari kata hydra, artinya hewan yang bentuknya
seperti ular.
● Umumnya hidup soliter atau berkoloni.
● Soliter berbentuk polip dan yang berkoloni berbentuk polip dan
medusa.
● Hydrozoa hidupnya ada yang soliter (terpisah) dan ada yang
berkoloni (berkelompok).
● Hydrozoa yang soliter mempunyai bentuk polip,
● Sedangkan yang berkoloni dengan bentuk polip dominan dan
beberapa jenis membentuk medusa. Contoh Hydra dan Obellia.
1) Hydra
● Bentuk tubuh Hydra seperti polip, hidup di air tawar. Ukuran tubuh
Hydra antara 10 mm – 30 mm. Makanannya berupa tumbuhan
kecil dan Crustacea rendah.
● Bagian tubuh sebelah bawah tertutup membentuk kaki, gunanya
untuk melekat pada obyek dan untuk bergerak.
● Pada ujung yang berlawanan terdapat mulut yang dikelilingi oleh
hypostome dan di sekelilingnya terdapat 6 – 10 buah tentakel.
● Tentakel berfungsi sebagai alat untuk menangkap makanan.
● Selanjutnya makanan dicernakan di dalam rongga gastrovaskuler.
● Perkembangan Hydra terjadi secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi melalui pembentukan
tunas/budding, kira-kira pada bagian samping tengah dinding tubuh
Hydra.Tunas telah memiliki epidermis, mesoglea dan rongga
gastrovaskuler.Tunas tersebut terus membesar dan akhirnya melepaskan
diri dari tubuh induknya untuk menjadi individu baru.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi melalui peleburan sel telur (dari
ovarium) dengan sperma (dari testis). Hasil peleburan membentuk zigot
yang akan berkembang sampai stadium gastrula. Kemudian embrio ini
akan berkembang membentuk kista dengan dinding dari zat tanduk. Kista
ini dapat berenang bebas dan di tempat yang sesuai akan melekat pada
obyek di dasar perairan. Kemudian bila keadaan lingkungan membaik, inti
kista pecah dan embrio tumbuh menjadi Hydra barui
2. Schypozoa
Berasal dari kata scyphos = mangkok
Memiliki bentuk dominan medusa. Polip bagian atas akan membentuk
medusa lalu lepas melayang di air. Medusa akan melakukan kawin dan
membentuk planula sebagai calon polip.
Koral atau karang cara hidupnya berkoloni membentuk massa yang kaku
dan kuat. Massa itu sebenarnya karang kapur yang dibentuk oleh generasi
polip. Koral yang sudah mati, rangka kapurnya akan menjadi batu
karang/terumbu. Ada tiga tipe batu karang, yaitu karang pantai, karang
penghalang dan karang atol.
Contoh :
1. Anemon laut : Metridium marginatum, Utricina crasicaris.
2. Karang laut : Astrangia denae, Tubiphora musica
1. Aseksual (Vegetatif)
● Dilakukan dengan peleburan seluk sperma dengan sel ovum (telur) yang
terjadi pada fase medusa. Letaki testis di dekat tentakel sedangkan
ovarium dekat kaki.
● Sperma masak dikeluarkan lalu berenang hingga menuju ovum.
● Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot.
● Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga menjadi larva. Larva bersilia
disebut Planula
● Planula berenang meninggalkan induk dan membentuk polip di dasar
perairan.
Alcyonacea
Memiliki skeleton yang tersusun dari spicula berbahan CaCO3. Spicula
tersusun rapat sehingga membentuk pipa yang bercabang-cabang. Hanya
memiliki bentuk polyp. Mulut terletak datar dan dihubungkan dengan
rongga pencernaan oleh bagian yang disebut stomodeum. Rongga
pencernaan terbagi-bagi oleh adanya sekat radialis. Hidup berkoloni
dengan cara gemmatio ke samping, sehingga terjadi bentuk menyerupai
pohon. Hidup di laut dan melekat pada dasar laut.
Contoh Alcyonacea: Tubipora musica
Klasifikasi
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Sub kelas : Octocorallia
Ordo : Alcyonaria
Famili : Tubiporidae
Genus : Tubipora
Spesies : Tubipora musica
Gorgonacea
Struktur koloni gorgonian bervariasi. Kerangka Subordo Holaxonia
terbentuk dari zat berduri fleksibel disebut gorgonin. Kerangka subordo
Scleraxonia oleh spikula berkapur erat. Ada juga spesies yang menatah
seperti karang (Goldstein, 1997). Kebanyakan dari holaxonia dan
sclerazonia, bagaimanapun, tidak melekatkan diri pada substrat keras.
Sebaliknya, mereka menancapkan dirinya di lumpur atau pasir.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pengukuran gorgonin dan kalsit
dalam beberapa spesies berumur panjang dari gorgonia dapat berguna
dalam paleoklimatologi dan paleoceanography, karena tingkat
pertumbuhan tulang dan komposisi spesies ini sangat berkorelasi dengan
variasi musiman dan iklim
Contoh: Corallium sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidiria
Kelas : Anthozoa
Subkelas : Octocorallia
Ordo : Gorgonacea
Karang tanduk Berkoloni Menyerupai tumbuhan
Helioporacea
adalah ordo dari Alcyonaria kelas yang membentuk kerangka besar lobed
berkapur kristal di karang kolonial. Karang-karang pertama kali muncul
pada periode Cretaceous dan termasuk genus modern, Heliopora coerulea,
juga dikenal sebagai karang biru. Skeleton padat dari zat kapur.
Penampilan permukaan dari karang biru sangat halus, dan warna dalam
hidup adalah khas abu-coklat dengan tips putih. Seluruh bagian kerangka,
memiliki warna biru yang tidak biasa dan karena spesies ini umumnya
dimanfaatkan untuk keperluan dekoratif. Warna biru kerangka (yang
ditutupi dengan lapisan coklat polip) disebabkan oleh garam besi. Biru
karang dapat digunakan dalam akuarium tropis, dan serat berkapur kristal
dalam kerangka dapat digunakan untuk perhiasan. Kerangka terdiri dari
spikula yang membentuk secangkir pelindung di sekitar setiap polip
(Anonim, 2012).
Pennatulacea
Pennatulacea kadang-kadang dijual dalam perdagangan akuarium. Namun,
mereka umumnya sulit untuk dirawat karena mereka membutuhkan
substrat yang sangat mendalam dan memiliki persyaratan makanan khusus.
Contoh Pennatulscea: Pennatula phosphorea (Pena laut) hidup berkoloni,
bentuk tubuh menyerupai pena.
Klasifikasi:
Superregnum: Eukaryota
Regnum: Animalia
Phylum: Cnidaria
Classis: Anthozoa
Subclassis: Octocorallia
Ordo : Pennatulacea
Stolonifera
Superregnum : Eukaryota
Regnum : Animalia
Phylum : Cnidaria
Classis : Anthozoa
Subkelas : Oktocorallia
Ordo : Stolonifera
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Reproduksi Coelenterata.
http://biologigonz.blogspot.com/2011/03/12345_19.html. Diakses pada 8
Oktober 2012.
Barnes, R.D. and Edward E.R. 1994. Invertebrate Zoology 6thEdition. Saunders
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut suatu pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tim Avertebrata. 2012. Petunjuk Praktikum Avertebrata Air (BDI 203). Bandar
Lampung: Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas lampung.
LAMPIRAN