Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PROFESI KEGURUAN

A. Makna Profesi Keguruan


1. Pengertian Profesi
Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa profesi merupakan
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal keahlian, keterampilan dan
spesialisasi tertentu. Jika selama ini profesi hanya dimaknai sekedar “pekerjaan”,
sementara substansi di balik makna itu tidak terpaut dengan persyaratan, maka profesi
tidak bisa dipakai di dalam semua pekerjaan.
Dengan demikian, pemakaian istilah profesi sesungguhnya menunjuk pada suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahian, tanggung jawab dan kesetiaan terhadap
profesi. Secara teoritis, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang
sebelumnya tidak dilatih atau disiapkan untuk profesi itu. Atau dengan kata lain,bahwa
profesi adalah pekerjaan yang ditekuni seorang berdasarkan keahlian, kemampuan,
teknik dan prosedur berdasarkan intelektual.

2. Pengertian profesi keguruan


Undang-undang RI. Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, profesi
keguruan adalah pendidikan profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini, jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dan dalam Undang-undang
tersebut juga dijelaskan bahwasanya profesi guru adalah pendidik profesional
dimana guru profesioanal adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Menurut Dedi Supriadi (1999), profesi kependidikan dan/atau keguruan dapat


disebut sebagai profesi yang sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat
kematangannya belum sampai pada apa yang telah dicapai oleh profesi-profesi tua
(old profession) seperti: kedokteran, hukum, notaris, farmakologi, dan arsitektur.
Selama ini, di Indonesia seorang sarjana pendidikan atau sarjana lainnya yang
bertugas di institusi pendidikan dapat mengajar mata pelajaran apa saja, sesuai
kebutuhan/ kekosongan/ kekurangan guru mata pelajaran di sekolah itu, cukup
dengan “surat tugas” dari kepala sekolah.1

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesi keguruan adalah


keahlian khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni
untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
bersangkutan (guru) serta menuntut keprofesionalan pada bidang tersebut.

B. Karakteristik Profesi
1. Ciri dan syarat-syarat profesi
Ciri-ciri utama suatu profesi itu sebagai berikut:
a) Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang menentukan
(crusial)
b) Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
c) Keterampilan/keahlian yang dituntut jawaban itu didapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
d) Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistematik,
eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
e) Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang
cukup lama.
f) Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan dengan waktu
yang cukup lama.
g) Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h) Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
i) Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan bebas dari
campur tangan orang luar.
j) Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat dan oleh karenya
memperoleh imbalan yang tinggi pula.2

1
https://sopwanhadi.wordpress.com/2010/02/28/makalah-profesi-keguruan/. Diakses pada tanggal 21 Maret 2016
2
Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm.17.
Syarat-syarat profesi:

a) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam.
b) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya.
c) Menuntut adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan
yang dilaksanakannya.
d) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinakmika kehidupan.
e) Memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
f) Memiliki klien atau objek layanan yang tetap seperti guru dengan muridnya,
dokter dengan pasiennya.
g) Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya di masyarakat.3

C. Ciri dan syarat–Syarat Profesi Keguruan


Ciri-ciri profesi keguruan:
a) Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap
percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya
kemampuam mendengar dengan seksama
b) Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap
pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.
c) Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif
sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.
d) Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang
baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan

3
Manpan Drajat, Ridwan Efendi Etika Profesi Guru. … hlm. 45.
bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada
seluruh komponen didalam kelas.
e) Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua
dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi
di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka
membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat,
email dan sekarang, twitter.
f) Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan
mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan
potensi terbaik mereka.
g) Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang
kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga
memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.
h) Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang
guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk
subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan
menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan
bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.
i) Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-
anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan
memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan
siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.
j) Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling
hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat
dipercaya.4
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba
menyusun kriterianya. Misalkan National Education As Sociation (NEA) 1994
Menyarankan kriteria berikut:

a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.


Mengajar melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat didominasi
kegiatan intelektual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota profesi ini
adalah dasar bagi persiapan dari semua kegiatan professional lainnya. Oleh
karena itu, mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi.
b) Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama (bandingkan
dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka).
Yang membedakan jabatan professional dengan non-profesional antara
lain adalah dalam penyelesaian pendidikan melalui kurikulum, yaitu ada yang
diatur di universitas/melalui pengalaman praktek dan pemagangan/campuran
pemagangan dan kuliah. Yang pertama, yakni pendidikan melalui perguruan
tinggi disediakan untuk jabatan professional, sedangkan yang kedua, yakni
pendidikan melalui pengalaman praktek dan pemagangan/campuran
pemagangan dan kuliah diperuntukkan bagi jabatan non-profesional. Tetapi
jenis kedua ini tidak ada lagi di Indonesia.
Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan
dan kebudayaan berpendapat bahwa keharusan memenuhi kurikulum
perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum, professional, dan khusus,
sekurang-kurangya 4 tahun bagi guru pemula (S1 di LPTK), atau pendidikan
persiapan professional di LPTK paling kurang selama setahun setelah
mendapat gelar akademik S1 di perguruan tinggi non-LPTK.
c) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yamg khusus.

4
http://texaznet.blogspot.co.id/2013/01/ciri-ciri-profesi-keguruan.html?m=1. Diakses pada tanggal 21
Maret 2016.
Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan
anggota mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan
pengawasan tentang jabatannya. Mereka yang bergerak di bidang pendidikan
menyatakan bahwa mengajar telah mengembangkan secara jelas bidang khusus
yang sangat penting dalam mempersiapkan guru yang berwenang. Sebagai
hasilnya, bidang ilmu yang belum terdefenisi dengan baik adalah isi dari
kurikulum pendidikan guru berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya,
walaupun telah mulai disamakan dengan menentukan topik-topik inti yang
wajib ada dalam kurikulum.
Banyak guru di sekolah menengah diperkirakan mengajar di luar dan
bidang ilmu yang cocok dengan ijazahnya. Untuk melangkah kepada jabatan
professional, guru harus mempuyai pengaruh yang cukup besar dalam
membuat keputusan tentang jabatannya sendiri. Organisasi guru harus
mempunyai kekuasaan dan kepemimpinan yang potensial untuk bekerja sama.
d) Jabatan yang memerlukan ’latihan dalam jabatan‘ yang berkesinambungan.
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan
professional, sebab hamper tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan
latihan professional, baik yang mendapatkan bermacam-macam penghargaan
kredit maupun tanpa kredit. Penyetaraan D-II untuk guru-guru SD, D-III untuk
guru-guru SLTP. Dillihat dari kacamata ini, jelas kriteria ke empat ini dapat
dipenuhi bagi jabatan guru di Negara kita.
e) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yaang permanen.
Banyak guru baru yang hanya bertahan selama satu atau dua tahun saja
pada profesi mengajar, setelah itu mereka pindah kerja ke bidang lain, yang
lebih banyak menjanjikan bayaran yang lebih tinggi. Untunglah di Indonesia
tidak begitu banyak guru yang pindah ke bidang lain, walaupun bukan berarti
bahwa jabatan guru di Indonesia mempunyai pendapatan yang tinggi.
Alasannya mungkin karena lapangan kerja dan sistem pindah jabatan yang
agak sulit.
f) Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri.
Baku jabatan guru masih diatur oleh pemerintahan atau pihak lain yang
menggunakan tenaga guru seperti yayasan pendidikan swasta. Dari pengalaman
beberapa tahun terakhir penerimaan calon mahasiswa LPTK didepat kesan
yang sangat kuat bahwa skor nilai calon mahasiswa yang masuk ke lembaga
pendidikan guru jauh lebih rendah dibandingkan ddengan skor calon yang
msuk ke bidang lainnya. Permasalahan ini mempunyai akibat dalam hasil
pendidikan guru nantinya, karena mutu lulusan sangat dipengaruhi oleh mutu
masukan atau badan bakunya, dalam hal ini mutu calon mahasiswa lembaga
pendidikan guru.
g) Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi.
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang tinggi.
Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi kehidupan yang
lebih baik dari warga Negara masa depan.
Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain, bukan
karena oleh keuntungan ekonomi/keuangan. Namun, ini tidak berarti bahwa
guru harus dibayar lebih rendah tetapi juga jangan mengharapkan akan cepat
kaya bila memilih jabatan guru.
h) Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.
Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang
merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai
guru sekolah lanjutan atas, da nada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan. Di samping itu, juga telah
ada kelompok guru mata pelajaran sejenis, baik pada tingkat daerah maupun
nasional.5

5
Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) Hlm.18-26.

Anda mungkin juga menyukai