OLEH :
ULUL AZMY
18 / 434879 / PTK / 12442
Dimana:
S : deviasi standar, MPa
X1 : individual strength test seperti didefenisikan dalam 5.6.2.4
X : rata-rata dari n strength results
n : jumlah dari conseqitive strength test
Tabel 1 Faktor modifikasi untuk standar deviasi jika tersedia benda uji tes < 30
Tabel 2 Faktor kuat tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan
standar deviasi benda uji
B. Kuat Tekan Rata-rata Perlu
Kuat tekan rata-rata perlu yang digunakan sebagai dasar pemilihan proporsi
campuran beton ditentukan berdasarkan tabel 2 (jika data tidak tersedia) dan
tabel 3 (jika data tersedia), seperti berikut ini:
H. Pencampuran Beton
Beton harus dicampur hingga homogeny dan harus dituangkan seluruhnya
sebelum alat pencampur diisi kembali. Beton siap pakai (ready-mixed) harus
dicampur dan diantarkan sesuai dengan ASTM C94M atau ASTM C685M.
Beton yang dicampur di lapangan (job-mixed) harus dicampur sesuai dengan :
1. Pencampuran harus dilakukan dengan jenis alat pencampur yang telah
disetujui.
2. Alat pencampur harus diputar sesuai dengan kecepatan yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.
3. Pencampuran harus dilakukan secara terus-menerus minimal selama 1.5
menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur.
4. Penanganan, pengadukan, dan pencampuran bahan harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada ASTM C94M.
5. Catatan rinci haru disimpan untuk mengidentifikasi:
a. Jumlah adukan yang dihasilkan;
b. Proporsi bahan yang digunakan;
c. Perkiraan lokasi pengecoran akhir pada struktur;
d. Waktu dan tanggal pencampuran dan pengecoran.
I. Pengantaran (Conveying)
Beton harus diantarkan dari alat pencampur ke tempat pengecoran akhir tanpa
terjadi segregasi (pemisahan) atau tercecernya bahan. Peralatan pengantar
harus mengantarkan beton ke tempat pengecoran tanpa pemisahan bahan dan
tanpa sela yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas campuran.
J. Pengecoran
1. Untuk menghindari terjadinya segregasi, beton harus dicor sedekat
mungkin pada posisi akhirnya.
2. Kecepatan pengecoran beton harus dilakukan sedemikian rupa agar
campuran beton tetap dalam keadaan plastis dan dengan mudah dapat
mengisi ruang antar tulangan.
3. Beton yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi bahan lain tidak
boleh dicor pada struktur.
4. Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah
pengikatan awal tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh insinyur
professional bersertifikat.
5. Bila pengecoran telah dimulai, maka pengecoran tersebut harus dilakukan
secara menerus hingga mengisi penuh panel atau penampang.
6. Semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan
peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus mengisi sekeliling
tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.