Anda di halaman 1dari 17

APPLICATION OF PREPLACED

AGGREGATE CONCRETE

KELOMPOK 3 :
TENARDHY ARYARAMA W
(18/434873/PTK/12436)
ULUL AZMY
(18/434879/PTK/12442)
Definisi

Berdasarkan ACI 116 R beton agregat praletak adalah beton yang cara pengerjaannya dengan
menempatkan agregat kasar terlebih dahulu pada tempat yang akan dicor dan kemudian
menginjeksikan grout semen portland-pasir, biasanya juga ditambah dengan admixture/pozzolan
untuk mengisi rongga antar agregat kasar.

Penggunaan beton agregat praletak :


 Pengecoran dalam air atau air laut
 Penulangan yang sangat rapat
 Perbaikan struktur yang rusak yang tidak memerlukan proses pemadatan
Sejarah Beton Agregat Praletak

PAC mulai digunakan pada tahun 1937 oleh Lee Turzillo dan Louis S Wertz pada
pekerjaan perbaikan jalur kereta bawah tanah Santa Fe, California.

Pada tahun 1950 perusahaan konstruksi Jepang membeli hak untuk metode ini
dan menggunakannya untuk membangun beberapa pilar jembatan

Pada tahun 1970-an , Otoritas Gunung Snowy, Australia menggunakan beton praletak
untuk memasang turbin dalam proyek pembangkit listrik tenaga air.
Material
Agregat
halus
Pozzolan Admixture

Air

Semen Agregat
kasar
Material

Sumber : ACI 304.1 R2


Peralatan

Mixer

Pompa injeksi
• Untuk perbaikan struktural, waktu alir 22 ± 2 detik
Flow cone • Untuk pekerjaan perbaikan di bawah air waktu alir 18 – 26
detik

Bekisting Contoh benda uji grout yang masuk ke dalam flow cone dalam
waktu tersebut harus lebih dari 1725 ml
Berdasarkan ACI 546. 2R, sifat-sifat beton agregat praletak pada dasarnya hampir sama
dengan beton konvensional seperti kekuatan, modulus elastisitas, dan karakteristik termal.
Permeabilitas beton agregat praletak dapat dikurangi secara signifikan ketika fly ash atau
silica fume ditambahkan ke dalam campuran grout.

Menurut ACI 304.1 R2, pada perbaikan kecil pada pilar jembatan, biasanya digunakan
perbandingan 2 : 1: 3 yang artinya 2 karung semen (43 kg), 1 kantong fly ash (32 kg),
dan 3 ft3 (0.085 m3) pasir. Dan digunakan 0.019 m3 air per sak cemetitious material.
Konsistensi flow 22 ± 2 detik.
Penyebab Kerusakan Struktur dibawah Air

Praktik yang kurang dan kesalahan


Organisme laut
konstruksi

Serangan kimia Kerusakan mekanis : akibat abrasi


Evaluasi dan Investigasi

Visual Inspection : kerusakan fisik diperkirakan


menggunakan penskalaan visual

NDT bawah air : sounding, UPV, impact hammer, radar

Tactile Inspection : inspeksi dengan sentuhan


Persiapan Perbaikan

Concrete removal : high pressure water jets, pneumatic or hydraulic powered chipping
hammer/saws

Surface preparation : high pressure water jet, abrasive blasting, mechanical scrubbers

Rehabilitation of reinforcement
Perbaikan Pilar Jembatan
Kualitas beton agregat praletak tidak berkurang secara signifikan dengan penempatan di
bawah air karena bahan grout tidak diencerkan secara signifikan oleh air yang
dipindahkan dari rongga agregat kasar yang diletakkan sebelumnya di dalam cetakan.

Oleh karena itu, biaya untuk cetakan kedap air dan pekerjaan pengeringan dapat
dihilangkan dan pekerjaan persiapan dapat dilakukan di bawah air. Namun dapat pula
digunakan cofferdam jika perbaikan yang ingin dilakukan relatif tidak dapat diakses di
bawah struktur.
Perbaikan Pilar Jembatan
Underwater concreting, sebaiknya perlu memperhatikan hal-hal berikut ini (JICA, 1985) :
Diusahakan adanya perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya
semen larut ke dalam air
Menurut Malisch (1986), proses pengecoran di bawah air
membutuhkan perencanaan yang matang dan proses pengerjaan
Meminimalisir pemisahan agregat dan timbulnya kerak semen yang detail. Beton harus dapat mengalir dengan mudah dan
memadat dengan mengandalkan beratnya sendiri. Penggetaran
Jangan membersihkan beton sebelum beton tersebut benar-benar terhadap beton seperti yang dilakukan pada proses pembetonan
kering
di kondisi kering akan menyebabkan terjadinya washout pada
Pengecoran dilaksanakan secara kontinyu dan sekaligus hingga proses pembetonan bawah air. Sehingga perencanaan beton
mencapai ketinggian yang direncanakan atau di atas permukaan air yang akan digunakan pada pembetonan bawah air dirancang
sehingga pada saat pelaksanaan pembetonan terhindar dari
Menghindari pengecoran beton pada air yang kotor / berlumpur terjadinya washout maupun permasalahan lainnya.
Perbaikan Pilar Jembatan
• Menentukan kedalaman dan bagian beton yang rusak melalalui proses investigasi dan evaluasi.

• Pada tulangan yang mengalami korosi, karatnya dihilangkan atau tulangan tersebut ditambah atau diganti.

• Bekisting diletakkan dan diangkurkan dengan hati-hati pada sambungan dan pada titik kontak dengan permukaan beton.

• Agregat kasar dimasukkan ke dalam bekisting menggunakan concrete bucket/ dump truk/ konveyor.

• Material grout dipompa ke dalam rongga agregat praletak mulai dari titik paling bawah. Diameter pipa yang digunakan
harus mampu mengalirkan baha grout dengan keceatan aliran antara 0.6 – 1.2 m/sec. Kecepatan yang terlalu rendah
dapat mengakibatkan segregasi sedangkan kecepatan yang terlalu tinggi akan menghasilkan tekanan pompa yang tidak
perlu, meningkatkan keausan dan membuang energi.

• Finishing dan curing


Standar
Standar
Daftar Pustaka
ACI Committee 304 (1992). Guide for the Use of Preplaced
Aggregate Concrete for Structural and Mass Concrete Applications,
American Concrete Institute, Farmington Hills, Mich.

ACI Committee 546 (1998). Guide to Underwater Repair


Concrete, American Concrete Institute, Farmington Hills, Mich.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai