Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN KRITIS PADA KASUS SYOK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan Kritis untuk
Dosen Pengampu Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB

Disusun oleh :

Eka Setya P PO.62.20.1.16.133


Guvika Julnisa PO.62.20.1.16.142
Sabtu Harvi H. PO.62.20.1.16.159
Syifa Rizky Fitri PO.62.20.1.16.161
Yohanes Tedi PO.62.20.1.16.167

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

D IV KEPERAWATAN REGULER III

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘‘keperawatanSyok’’ .
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya,
tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
kami dalam mengerjakan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil makalah ini.
Karena itu saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita
bersama.

Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih
baik lagi.

Hormat Saya

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. iii

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Patofisiologi kondisi syok ....................................................................................... 3


B. Farmakologi pada kasus syok ................................................................................. 4
C. Terapi diet pada kasus syok .................................................................................... 4
D. Asuhan Keperawatan .............................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................................................... 12

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara patofisiologi syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan
sebagai kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang
diakibatkan oleh gangguan hemodinamik.Gangguan hemodinamik tersebut dapat
berupa penurunan tahanan vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah
balik, penurunan pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung. Dengan
demikian syok dapat terjadi oleh berbagai macam sebab dan dengan melalui
berbagai proses.
Secara umum dapat dikelompokkan kepada empat komponen yaitu masalah
penurunan volume plasma intravaskuler, masalah pompa jantung, masalah pada
pembuluh baik arteri, vena, arteriol, venule atupun kapiler, serta sumbatan potensi
aliran baik pada jantung, sirkulasi pulmonal dan sitemik.
Syok merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi pada anak
akibat adanya kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan.
Apabila syok tidak ditangani segera akan menimbulkan kerusakan permanen
dan bahkan kematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang baik mengenai syok
dan penanganannya guna menghindari kerusakan organ lebih lanjut. Manifestasi
klinis syok diawali dengan penurunan isi sekuncup (stroke volume) yang disebabkan
oleh berkurangnya preload, meningkatnya afterload, atau gangguan kontraksi dan
laju jantung. Pada populasi anak, biasanya isi sekuncup dinyatakan sebagai nilai
indeks terhadap luas permukaan tubuh yaitu indeks isi sekuncup (stroke volume
index). Takikardia dan vasokonstriksi perifer merupakan mekanisme kompensasi
untuk mempertahankan sirkulasi, perfusi jaringan dan tekanan darah. Apabila syok
berkepanjangan tanpa penanganan yang baik maka mekanisme kompensasi akan
gagal mempertahankan curah jantung dan isi sekuncup yang adekuat sehingga
menimbulkan gangguan sirkulasi/perfusi jaringan, hipotensi, dan kegagalan organ.
Pada keadaan ini kondisi pasien sangat buruk dan tingkat mortalitas sangat tinggi.
Penanganan syok secara dini dimulai dengan resusitasi cairan secepatnya untuk
memperbaiki perfusi dan oksigenasi jaringan. Makin lambat syok teratasi, akan
memperburuk prognosis pasien. Keberhasilan resusitasi cairan dapat dilihat pada

1
keadaan penderita yang lebih stabil, laju jantung normal, dan terdapat peningkatan
curah jantung serta isi sekuncup.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui patofisiologi kondisi syok
2. Untuk mengetahui penatalaksanaan farmakologi pada klien syok
3. Untuk mengetahui penatalaksanaan terapi diet pada kasus syok
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kritis (pengkajian, analisa data,
diagnosis keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi secara
komprehensif meliputi bio-psiko-sosiospiritual) pada kasus Syok.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patofisiologi kondisi syok?
2. Bagaimana penatalaksanaan farmakologi pada klien syok?
3. Bagaimana penatalaksanaan terapi diet pada kasus syok?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus syok?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Patofisiologi kondisi syok


Secara patofisiologi syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai
kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan
oleh gangguan hemodinamik. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa
penurunan tahanan vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah balik,
penurunan pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung. Dengan demikian
syok dapat terjadi oleh berbagai macam sebab dan dengan melalui berbagai proses.
Secara umum dapat dikelompokkan kepada empat komponen yaitu masalah
penurunan volume plasma intravaskuler, masalah pompa jantung, masalah pada
pembuluh baik arteri, vena, arteriol, venule atupun kapiler, serta sumbatan potensi
aliran baik pada jantung, sirkulasi pulmonal dan sitemik.
Penurunan hebat volume plasma intravaskuler merupakan faktor utama yang
menyebabkan terjadinya syok. Dengan terjadinya penurunan hebat volume
intravaskuler apakah akibat perdarahan atau dehidrasi akibat sebab lain maka darah
yang balik ke jantung (venous return) juga berkurang dengan hebat, sehingga curah
jantungpun menurun. Pada akhirnya ambilan oksigen di paru juga menurun dan
asupan oksigen ke jaringan atau sel (perfusi) juga tidak dapat dipenuhi. Begitu juga
halnya bila terjadi gangguan primer di jantung, bila otot-otot jantung melemah yang
menyebabkan kontraktilitasnya tidak sempurna, sehingga tidak dapat memompa
darah dengan baik dan curah jantungpun menurun. Pada kondisi ini meskipun
volume sirkulasi cukup tetapi tidak ada tekanan yang optimal untuk memompakan
darah yang dapat memenuhi kebutuhan oksigen jaringan, akibatnya perfusi juga
tidak terpenuhi.
Gangguan pada pembuluh dapat terjadi pada berbagai tempat, baik arteri (afterload),
vena (preload), kapiler dan venula. Penurunan hebat tahanan tahanan vaskuler arteri
atau arteriol akan menyebabkan tidak seimbangnya volume cairan intravaskuler
dengan pembuluh tersebut sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi sangat
rendah yang akhirnya juga menyebabkan tidak terpenuhinya perfusi jaringan.
Peningkatan tahanan arteri juga dapat mengganggu sistim sirkulasi yang
mengakibatkan menurunya ejeksi ventrikel jantung sehingga sirkulasi dan oksigenasi

3
jaringan menjadi tidak optimal. Begitu juga bila terjadi peningkatan hebat pada tonus
arteriol, yang secara langsung dapat menghambat aliran sirkulasi kejaringan.
Gangguan pada vena dengan terjadinya penurunan tahanan atau dilatasi yang
berlebihan menyebabkan sistim darah balik menjadi sehingga pengisian jantung
menjadi berkurang pula. Akhirnya menyebabkan volume sekuncup dan curah
jantung
juga menurun yang tidak mencukupi untuk oksigenasi dan perfusi ke jaringan.
Ganguan pada kapiler secara langsung seperti terjadinya sumbatan atau kontriksi
sistemik secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan perfusi karena area
kapiler adalah tempat terjadinya pertukaran gas antara vaskuler dengan jaringan sel-
sel tubuh.
Berdasarkan bermacam-macam sebab dan kesamaan mekanisme terjadinya itu syok
dapat dikelompokkan menjadi beberapa empat macam yaitu syok hipovolemik, syok
distributif, syok obstrukttif, dan syok kardiogenik.

B. Farmakologi pada kasus syok


1. Ringer Laktat dan Natrium Clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
2. Pemberian norepinephrine antara 0,1-2 mcg/kg/menit
3. Somatostatin (Zecnil)
Dosis Dewasa : bolus intravena 250 mcg, dilanjutkan dengan 250-500 mcg/jam
4. Ocreotide (Sandostatin)
Dewasa : 25-50 mcg/jam intravena, kontinyu; dapat dilanjutkan dengan bolus
intravena 50 mcg
Anak-anak : 1-10 mcg/kgBB intravena q 12 jam; dilarutkan dalam 50-100 ml.

C. Terapi diet pada kasus syok


Diet ketogenik ini tergantung pada lemak sebagi sumber utama kalori. Resep diet
biasanya akan menjelaskan rasio perbandingan dengan kombinasi lemak dan
karbohidrat dan protein.
1. Diet biasanya mengandug 1 g protein/kg/hari
2. Kalori dibatasi sekitar 75 kkal/kg/hari untuk anak berusia 1-3 tahun, 68
kkal/kg/hari untuk anak berusia 4-6 tahun, dan 60 kkal/kg/hari untuk anak
berusia 7-10 tahun.

4
3. Cairan diabatasi sekitar 80-100 ml/kg/hari, dan tidak lebih dari 120 ml dalam
waktu 2 jam, ini untuk mencegah ekspansi volume plasma dengan pengenceran
dari keton.

D. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
1. Pengkjian Primer
a. Airway
Jalan nafas dan prenafasan tetap merupakan prioritas pertama, untuk
mendapatkan oksigenasi yang cukup. Tambahan oksigen diberikan bila
perlu untuk menjaga tekanan O2 antara 80 – 100 mmHg.
b. Breathing
frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi
dinding dada, adanya sesak napas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi
suara napas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing,
dan kaji adanya trauma pada dada.
c. Sirkulasi dan kontrol perdarahan
Prioritas adalah : kontrol perdarahan luar, dapatkan akses vena yang cukup
besar dan nilai perfusi jaringan. Perdarahan dan luka eksternal biasanya
dapat dikontrol dengan melakukan bebat tekan pada daerah luka, seperti di
kepala, leher dan ekstremitas. Perdarahan internal dalam rongga toraks dan
abdomen pada fase pra RS biasanya tidak banyak yang dapat dilakukan.
PSAG (gurita) dapat dipakai mengontrol perdaran pelvis dan ekstermitas
inferior, tetapi alat ini tidak boleh mengganggu pemasangan infus.
Pembidaian dan spalk-traksi dapat membantu mengurangi perdarahan pada
tulang panjang.
d. Disability – Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis singkat yang dilakukan adalah menentukan tingkat
kesadaran, pergerakkan bola mata dan reaksi pupil, fungsi motorik dan
sensorik. Data ini diperlukan untuk menilai perfusi otak

5
2. Pengkajian Sekunder
a. Identitas pasien
Pada anamnesis, pasien mungkin tidak bisa diwawancara sehingga riwayat
sakit mungkin hanya didapatkan dari keluarga, atau orang yang mengetahui
kejadiannya
b. Keluhan utama
Klien dengan syok mengeluh sulit bernafas, mengeluh muntah dan mual,
kejang-kejang.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Riwayat trauma (banyak perdarahan)
2) Riwayat penyakit jantung (sesak nafas)
3) Riwayat infeksi (suhu tinggi)
4) Riwayat pemakaian obat ( kesadaran menurun setelah memakan obat)
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sbelumnya pernah mengalami penyakit yang sama
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah kelarga ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti klien
sebelumnya.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit: suhu raba dingin (hangat pada syok septik hanya bersifat
sementara, karena begitu syok berlanjut terjadi hipovolemia), Warna
pucat (kemerahan pada syok septik, sianosis pada syok kardiogenik
dan syok hemoragi terminal)dan Basah pada fase lanjut syok (sering
kering pada syok septik).
2) Tekanan darah: Hipotensi dengan tekanan sistole < 80 mmHg (lebih
tinggi pada penderita yang sebelumnya mengidap hipertensi, normal
atau meninggi pada awal syok septik)
3) Status jantung : Takikardi, pulsus lemah dan sulit diraba
4) Status respirasi : Respirasi meningkat, dan dangkal (pada fase
kompensasi) kemudian menjadi lambat (pada syok septik, respirasi
meningkat jika kondisi menjelek)

6
5) Status Mental: Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan. Kesadaran
dan orientasi menurun, sopor sampai koma.
6) Fungsi Ginjal: Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam, kritis)
7) Fungsi Metabolik: Asidosis akibat timbunan asam laktat di jaringan
(pada awal syok septik dijumpai alkalosis metabolik, kausanya tidak
diketahui). Alkalosis respirasi akibat takipnea
8) Sirkulasi: Tekanan vena sentral menurun pada syok hipovolemik,
meninggi pada syok kardiogenik
9) Keseimbangan Asam Basa : Pada awal syok pO2 dan pCO2
menurun (penurunan pCO2 karena takipnea, penurunan pO2 karena
adanya aliran pintas di paru)
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah (Hb, Hmt, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar
ureum, kreatinin, glukosa darah.
2) Analisa gas darah
3) EKG

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien syok antara lain (Santosa,
2005):
a. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume, pre
load dan afterload, kontraktilitas jantung.
b. Perfusi jaringan tidak efektif b/d gangguan afinitas Hb oksigen, penurunan
konsentrasi Hb, Hipervolemia, Hipoventilasi, gangguan transport O2,
gangguan aliran arteri dan vena
c. Defisit Volume Cairan Berhubungan dengan:Kehilangan volume cairan
secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturan.

4. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Rencana keperawatan

7
Keperawatan/Masalah Tujuan dan Kriteria intervensi
Kolaborasi
Hasil
Penurunan curah NOC : NIC :
jantung b/d gangguan - Cardiac Pump - Evaluasi adanya nyeri
irama jantung, stroke effectiveness dada
volume, pre load - Circulation - Catat adanya disritmia
dan afterload, Status jantung
kontraktilitas jantung. - Vital Sign - Catat adanya tanda dan
Status gejala penurunan
DO/DS: - Tissue cardiac putput
- Aritmia, perfusion: - Monitor status
takikardia, perifer pernafasan
bradikardia - Monitor balance cairan
- Palpitasi, Setelah dilakukan - Monitor respon pasien
oedem asuhan terhadap efek
- Kelelahan Selama......penurunan pengobatan
- Peningkatan/pen kardiak antiaritmia
urunan JVP output klien teratasi - Atur periode latihan
- Distensi vena dengan kriteria hasil: dan istirahat untuk
jugularis - Tanda Vital menghindari
- Kulit dingin dan dalam rentang Kelelahan
lembab normal - Monitor adanya
- Penurunan (Tekanan darah, dyspneu, fatigue,
denyut nadi Nadi,respirasi) tekipneu dan ortopneu
perifer - Dapat - Monitor TD, nadi,
- Oliguria, kaplari mentoleransi suhu, dan RR
refill lambat aktivitas, tidak - Monitor VS saat
- Nafas pendek/ ada kelelahan pasien berbaring,
sesak nafas - Tidak ada duduk, atau berdiri
- Perubahan edema paru, - Monitor TD, nadi, RR,
warna kulit perifer, dan sebelum, selama, dan
- Batuk, bunyi tidak ada asites setelah aktivitas
jantung S3/S4 - Tidak ada - Monitor jumlah, bunyi
- Kecemasan penurunan dan irama jantung
kesadaran - Monitor frekuensi dan
- AGD dalam irama pernapasan
batas normal - Monitor suhu, warna,
- Tidak ada dan kelembaban kulit
distensi vena - Monitor sianosis
leher - Monitor adanya
- Warna kulit tekanan nadi yang
normal melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi

8
Kolaborasi Hasil
Perfusi jaringan NOC : NIC :
tidak - Cardiac pump - Monitor nyeri dada
efektif b/d gangguan Effectiveness (durasi, intensitas dan
afinitas Hb oksigen, Circulation status faktor-faktor
penurunan - Tissue Prefusion : presipitasi)
konsentrasi Hb, cardiac, - Observasi perubahan
Hipervolemia, periferal ECG
Hipoventilasi, - Vital Sign Statusl - Auskultasi suara
gangguan transport jantung dan paru
O2, Setelah dilakukan asuhan - Monitor irama dan
gangguan aliran selama…ketidakefektifan jumlah denyut jantung
arteri dan vena perfusijaringan - Monitor angka PT,
DS: kardiopulmonal teratasi PTT dan AT
- Nyeri dada dengan kriteria hasil: - Monitor elektrolit
- Sesak nafas (potassium dan
DO - Tekanan systole magnesium)
- AGD dan diastole - Monitor status cairan
abnormal dalam rentang - Evaluasi oedem perifer
- Aritmia yang diharapkan dan denyut nadi
- Bronko - CVP dalam batas - Monitor peningkatan
spasme normal kelelahan dan
- Kapilare - Nadi perifer kuat kecemasan
refill > 3 dtk dan simetris - Jelaskan pembatasan
- Retraksi dada - Tidak ada oedem intake kafein, sodium,
- - Penggunaan perifer dan kolesterol
asites dan lemak
otot-otot
- Denyut jantung, - Kelola pemberian obat-
tambahan AGD, ejeksi obat: analgesik, anti
- fraksi dalam batas koagulan,
normal nitrogliserin,
- Bunyi jantung vasodilator dan
abnormal tidak diuretik.
ada - Tingkatkan istirahat
- Nyeri dada tidak (batasi pengunjung)
ada
- Kelelahan yang
ekstrim tidak
ada

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisit Volume Cairan NOC: NIC :


Berhubungan - Fluid balance - Pertahankan
dengan:Kehilangan - Hydration catatan intake

9
volume cairan secara - Nutritional Status : dan output yang
aktif, Kegagalan Food and Fluid akurat
mekanisme pengaturan Intake - Monitor status
hidrasi
DS : Setelah dilakukan tindakan - nadi adekuat,
- Haus keperawatan selama…. tekanan darah
defisit volume ortostatik ), jika
DO: cairan teratasi dengan diperlukan
- Penurunan turgor kriteria hasil: Monitor hasil lab
kulit/lidah yang sesuai
- Membran - Mempertahankan dengan retensi
mukosa/kulit urine output cairan
kering sesuai dengan usia - (BUN , Hmt ,
- Peningkatan dan BB, BJ osmolalitas urin,
denyut nadi, urine normal, albumin, total
penurunan - Tekanan darah, nadi, protein )
tekanan darah, suhu tubuh - Monitor vital
penurunan dalam batas normal sign setiap
- volume/tekanan - Tidak ada tanda 15menit – 1 jam
nadi tanda dehidrasi, - Kolaborasi
- Pengisian vena - Elastisitas turgor pemberian cairan
menurun kulit baik, IV
- Perubahan status - membran mukosa - Monitor status
mental lembab, tidak nutrisi
- Konsentrasi urine - ada rasa haus yang - Berikan cairan
meningkat berlebihan oral
- Temperatur tubuh - Orientasi terhadap - Berikan
meningkat waktu dan penggantian
- Kehilangan berat tempat baik nasogatrik sesuai
badan secara - Jumlah dan irama output (50 –
tibatiba pernapasan 100cc/jam)
- Penurunan urine dalam batas normal - Persiapan untuk
output - Elektrolit, Hb, Hmt tranfusi
- HMT meningkat dalam batas - Pasang kateter
- Kelemahan normal jika perlu
- pH urin dalam batas - Monitor intake
normal dan urin output
- Intake oral dan setiap 8 jam
intravena adekuat

5. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan Syok adalah dengan tindakan
sesuai intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam tindakan ini
diperlukan kerja sama antara perawat sebagai pelaksana asuhan
keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan keperawatan

10
yang diberikan mampu berkesinambungan sehingga klien dan keluarga
dapat menjadi mandiri.

6. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Terpenuhunya penuruna cardiak output teratasi
b. Tercapainya perfusi jaringan kardiopulmonal
c. Tercapainya volume cairan secara adequat

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara patofisiologi syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai
kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke jaringan atau perfusi yang diakibatkan
oleh gangguan hemodinamik. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa
penurunan tahanan vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah balik,
penurunan pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung. Dengan demikian
syok dapat terjadi oleh berbagai macam sebab dan dengan melalui berbagai proses.
Secara umum dapat dikelompokkan kepada empat komponen yaitu masalah
penurunan volume plasma intravaskuler, masalah pompa jantung, masalah pada
pembuluh baik arteri, vena, arteriol, venule atupun kapiler, serta sumbatan potensi
aliran baik pada jantung, sirkulasi pulmonal dan sitemik.
Penatalaksanaan terapi farmakologi, Ringer Laktat dan Natrium Clorida 0,9 %,
Koloid (albumin dan dekstran 6 %). Pemberian norepinephrine antara 0,1-2
mcg/kg/menit. Somatostatin (Zecnil) dosis dewasa : bolus intravena 250 mcg,
dilanjutkan dengan 250-500 mcg/jam, Ocreotide (Sandostatin) dewasa : 25-50
mcg/jam intravena, kontinyu; dapat dilanjutkan dengan bolus intravena 50 mcg,nak-
anak : 1-10 mcg/kgBB intravena q 12 jam; dilarutkan dalam 50-100 ml.
Diet yang diberikan berupa diet katogenik yang bergantung pada lemak sebagai
sumber utama kalori. Asuhan keperawatan yang diberikan yang diberikan tidak jauh
berbeda berupa pengkajian sampai dengan evaluasi hanya saja tindakan dan
penangananya dibutuhkan kesigapan dan ketelitian yang sangat diperhatikan.

B. Saran
1. Bagi institusi
Diharapkan makalah ini dapat berguna bagi intitusi untuk menambah referensi
dalam pembelajaran mengenai keperawatan kritis pada kasus syok.
2. Bagi mahasiswa

12
Diharapkan makalah ini berguna untuk menambah wawasan mahasiswa
mengenai keperawatan kritis mengenai kasus syok, dan sebagai acuan atau
referinsi untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus syok.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hayes, Peter C., Mackay, Thomas W., alih bahasa, Devy H. Ronardy, 2017,“Buku Saku
Diagnosis dan Terapi”, Jakarta : EGC

Robbins, dkk. (2015).”Buku ajar patologi” Vol.1, 7th edition. Hal.111

Smeltzer, Suzanne C. 2011. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3.

EGC : Jakarta.

Wilkinson, dkk. 2016. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Hudak, C.M. 2016. Keperawatan Kritis. Jakarta : EGC.

Carcillo, Joseph A. 2014. Syok Pada Anak (Goal-Directed Management Of Pediatric Shock

In The Emergency Department). Jakarta : Farmedia

Courtney,mary.2014. Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta: Penerbit Hipokrates

14

Anda mungkin juga menyukai