Anda di halaman 1dari 6

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN
Kontrasepsi adalah usaha pencegahan kehamilan secara sengaja selama hubungan seksual.
Keluarga Berencana (KB) adalah sebuah usaha pengaturan kehamilan demi perbaikan
kesejahteraan (keadaan kesehatan dan ekonomi) masyarakat dengan tiga tujuan utama yaitu
menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan dan menghentikan kehamilan (Lowdermilk,
Perry, & Cashion, 2013)

B. METODE KONTRASEPSI
1. METODE SEDERHANA
a. Tanpa Alat/Obat
1) Koitus Interuptus
Koitus interuptus adalah metode dimana seorang pria akan mengeluarkan seluruh
penis dari vagina wanita dan menjauh dari genitalia eksternal wanita sebelum
berejakulasi. Hal ini membuat sperma tidak bisa mencapai ovum dan
menyebabkan fertilisasi. Keuntungan metode ini adalah selalu tersedia, tidak ada
biaya, tidak memakai bahan kimia dan tidak menyebabkan perubahan hormonal.
Kerugian metode ini adalah beberapa kebudayaan dan agama melarang teknik
ini, tidak memberikan perlindungan adekuat terhadap infeksi menular seksual
ataupun infeksi HIV, dapat mengurangi sensasi seksual pada kedua pasangan
(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
2) Metode Kalender
Metode kalender adalah cara sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri
dengan tidak melakukan senggama atau hubungna seksual selama masa subur.
Metode ini dilakukan berdasarkan jumlah hari pada setiap siklus di hitung dari
awal menstruasi dengan mencatat durasi siklus menstruasi selama 6 bulan. Jika
haid teratur, maka masa subur terjadi 12-16 hari sebelum haid. Sedangkan haid
tidak teratur, hari subur pertama ditentukan dari rata-rata hari siklus terpendek
yang dikurang 18 dan hari subur terakhir ditentukan dari rata-rata hari siklus
terpanjang yang dikurang 11. Keuntungan dan kerugiannya hampir sama dengan
metode koitus interuptus (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
b. Dengan Alat/Obat
1) Kondom
Kondom merupakan alat kontrasepsi untuk pria yang terbuat dari karet lateks,
polyurethane (plastik tipis dan kuat) atau bahan alamiah (jaringan hewan) yang
berfungsi untuk menutup penis sebelum melakukan hubungan seksual dan
dilepas setelah melakukan hubungan seks yaitu setelah ejakulasi. Keuntungan
metode ini adalah dapat mencegah penyakit infeksi seksual dan mengurangi
insiden kanker serviks. Kerugian metode ini adalah efektifitasnya yang tidak
terlalu tinggi dan memerlukan biaya (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
2) Diafragma
Diafragma merupakan alat kontrasepsi untuk wanita yang terbuat dari karet
lateks yang berbentuk kubah yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi
serviks sebelum sanggama. Jenis-jenis diafragma yaitu pegas datar (flat spring),
pegas kumparan (coil spring) dan pegas lengkung (arching spring). Keuntungan
metode ini adalah tidak mempengaruhi produksi ASI, memberi perlindungan
terhadap penyakit menular seksual. Kekurangan jika salah pemasangan maka
tidak memberi perlindungan dan harus tetap terpasang hingga 6 jam setelah
senggama (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
3) Spermisida
Spermisida merupakan bahan kimia biasanya nonixynol-9 yang dapat
menonaktifkan atau membunuh sperma. Jenis-jenis spermisida yaitu aerosol
(busa), tablet vagina, supositoria dan krim. Mekanisme kerjanya adalah membuat
selaput sel sperma pecah sehingga motilitas dan aktifitas dalam transportasi serta
fertilisasi terganggu. Keuntungan metode ini adalah sebagai alat pendukung dari
metode kontrasepsi lainnya, tidak mengganggu ASI dan dapat dijadikan pelumas.
Kekurangan metode ini adalah keefektivannya kurang tergantung dari cara
penggunaan (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

2. METODE EFEKTIF
a) Pil kombinasi
Pil kombinasi dibuat dari dua hormon sintetis, yaitu semua pil mengandung
hormon estrogen dan progesteron. Kandungan estrogen berfungsi menghambat
ovulasi, menekan perkembangan telur yang dibuahi dan menghambat implantasi.
Sedangkan progesteron berfungsi mengentalkan lendir serviks untuk mencegah
masuknya sperma, mencegah konsepsi dengan cara memperlambat transportasi telur
dan menghambat ovulasi. Pil kombinasi terdiri dari 3 jenis yaitu:
1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
3) Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
Keuntungan metode ini adalah tidak menganggu hubungan seksual, nyaman dan
mudah digunakan, efek samping sedikit dan mudah dihentikan. Kekurangan metodi
ini adalah pengguna harus taat aturan minum dan tidak melindungi dari penyakit
menular seksual (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
b) Pil Mini
Pil yang hanya mengandung hormon progesteron. Keuntungan metode ini adalah
cocok untuk ibu menyusui karen tidak mengganggu produksi ASI. Kekurangannya
hampir sama dengan pil kombinasi (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).
c) Suntikan/Injeksi
Suntikan KB merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang memiliki
mekanisme kerja seperti pil hanya saja cara penggunaannya berbeda. Area suntikan
adalah bokong. Jenis-jenis suntikan KB, yaitu:
1) Suntikan KB 1 Bulan
Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen). Komposisi
hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip dengan Pil KB Kombinasi.
Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6
minggu setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.
2) Suntikan KB 3 Bulan atau DMPA
Suntikan KB ini mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate
(hormon progestin) 150 mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap
3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode
menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan ada
yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml.
Keuntungannya adalah lebih efektif dan tidak mempengaruhi produksi ASI.
Kekurangannya adalah terdapat kenaikan berat badan dan biasanya terdapat
gangguan menstruasi.
d) Implan
Implan adalah alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus
dalam kapsul silasticsilikon dan di susukkan dibawah kulit. Jenis-jenis kontrasepsi
implan (susuk), yaitu :
1) Susuk Norplan
Kontrasepsi ini terdiri dari 6 batang kapsul kecil yang fleksibel dibuat dari bahan
silastik berisi levonorgestrel (LNG) yaitu suatu progestin sintetik dengan panjang
3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Metode ini memiliki masa kerja sampai 5 tahun.
2) Susuk Implanon
Kontrasepsi ini hanya terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm dan diameter 2 mm yang telah dipersiapkan dalam suatu jarum
terpasang pada inserter khusus terbentuk. pemasangan implanon merupakan
penyuntikan subkutan biasa yang bisa dilakukan tanpa anestesi local. Metode ini
bisa efektif sampai 3 tahun.
3) Jadena
Terdiri dari 2 batangyang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja 3
tahun.
Cara kerja alat kontrasepsi amplan atau susuk adalah dengan melepaskan hormon
progesteron secara berlahan-lahan sehingga lendir serviks akan menjadi lebih kental
sehingga akan menghambat pergerakan sperma yang membuat kemungkinan
bertemunya sel telur lebih kecil dan menganggu perbentukan lapisan pada dinding
rahim (endometrium) sehingga sel telur yang sudah dibuahi sulit menempel pada
dinding Rahim. Keuntungannya adalah efektivitas tinggi, perlindungan jangka
panjang, tidak menganggu kegiatan senggama, tidak menganggu ASI dan dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Kekurangannya adalah berat badan
bertambah, gangguan menstruasi dan liang senggama terasa kering.
e) IUD/AKDR
IUD (Intrauterine Device)/ AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat
kontrasepsi yang berukuran kecil berbentuk huruf T dengan lengan yang bisa ditekuk
untuk dimasukkan ke dalam serviks. Keuntungannya adalah merupakan metode
kontrasepsi perlindungan jangka panjang dari kehamilan yaitu 5 tahun dan fertilitas
yang cepat kembali setelah IUD dilepas. Kekurangannya adalah peningkatan resiko
radang panggul segera setelah pemasangan dan tidak memberikan perlindungan
terhadap penyakit menular seksual (Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

3. METODE MANTAP
a) Tubektomi
Tubektomi adalah suatu tindakan memotong atau menuup saluran tuba falopi
sehingga memutuskan jalur pertemuan ovum dan sperma. Keuntungannya adalah
sangat efektif, perlindungan permanen dan tidak menganggu produksi ASI.
Kekurangannya bersifat permanen, merupakan tindakan pembedahan dan tidak dapat
melindungi dari penyakit menular seksual.
b) Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur menutup, mengikat, atau memotong masing-masing vas
deferens sehingga sperma tidak bisa berjalan dari testis ke penis (Lowdermilk, Perry,
& Cashion, 2013). Terdapat dua macam teknik vasektomi, yaitu : konvensional
(dengan pisau) dan vasektomi tanpa pisau (VTP)
1) Vasektomi konvensional dimana pihak medis akan membuat syatan kecil di
skrotum dan melalui sayatan tesebut kedua tabung vas diferens diikat dan
dipotong. Vas deferens kemudian ditempatkan kembali kedalam skrotum dan
kulit ditutup dengan jahitan. Prosedur ini memekan waktu 20-30 menit
2) Vasektomi tanpa pisau (VTP) merupakan prosedur yang sederhana dan paling
aman karena tidak memerlukan pisau bedah sehingga tidak ada sayatan yang
dibuat melainkan hanya asa dua tusukan kecil yang dilakukan masing-masing
sisi kanan dan kiriskrotum untuk mengambil vas deferens kemudian mengklem ,
mengikat, dan menempatkan kemabli vs diferens . dlam prosedur ini lubang
tusukan sangat kecil sehingga dapat menutup dengan cepat tanpa perlu
melakukan jahitan. Prosedur ini memakan waktu sekitar 10-15 menit . vasektomi
tanpa pisau ini mampu meminimalkan trauma dan kemungkinan terjadinya
kompikasi.
Mekanisme kerja vasektomi adalah Oklusi vasa deferensia membuat
sperma tidak dapat mencapai vesikula seminalis sehingga tidak ada di dalam
cairan ejakulat saat terjadi emisi ke dalam vagina. Keuntungannya adalah jarang
ada keluhan sampingan, pasangan terhindar dari kehamilan untuk seterusnya dan
tidak mengganggu gairah seksual, karena tetap dapat ereksi dan keluar air mani.
Kekurangannya adalah selama 10 kali ejakulasi setelah dioperasi, pasangannya
harus memakai metode kontrasepsi yang lain, tidak melindungi dari penyakit
menular seksual kadang terjadi hematoma dan memar setelah tindakan operasi
(Lowdermilk, Perry, & Cashion, 2013).

REFERENSI :

Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2013). Keperawatan Maternitas Edisi 8 Buku
1. Singapore: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai