Anda di halaman 1dari 9

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh manusia dalam
mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi, salah satunya adalah kebutuhan
nutrisi. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Enam zat nutrisi esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan
mineral.
1.2 Kebutuhan nutrisi fisiologi sesuai kdm
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsinya. Enam zat nutrisi esensial yaitu, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan
mineral.
a. Nutrisi sebagai kebutuhan dasar manusia
1. Zat makanan / nutrien yang didapat dari pemasukan makanan --à materi-materi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Nutrien sangat penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, pemeliharaan serta
fungsi normal dari sel tubuh.
3. Nutrien akan digunakan untuk memproduksi energi berupa ATP ( Adenosin triphospat
) untuk seluruh aktifitas tubuh :
 Pergerakan otot
 Transmisi impuls saraf Tergantung pada energi yang
 Proses berfikir di produksi dari makanan yang
 Produksi panas dikonsumsi individu
b. Nutrisi sebagai kebutuhan dasar manusia
 Nutrien dibutuhkan untuk membuat zat-zat penting seperti hormon dan enzim
- Jika tubuh mengalami kekurangan beberapa zat penting maka akan terjadi
ketidakmampuan untuk :
 Tumbuh
 Risiko buruk bagi tubuh
 Memelihara fungsi & pergantian jaringan
c. Fisiologi nutrisi
Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap :
 Ingesti (proses masuknya makanan kedalam tubuh )
 Digesti (merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa
kedalam
tubuh.)
 Absorpsi ( proses dimana nutrien yang telah berbentuk paling sederhana diserap oleh
usus Nutrien diserap berupa : (glukosa karbohidrat), asam amino (protein), asam lemak
dan gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air.
 Metabolisme (merupakan bagian akhir dlm penggunaan makanan di tubuh. Proses ini
meliputi semua perubahan kimia yg dialami zat makanan sejak diserap o/ usus hingga
dikeluarkan o/ tubuh sebagai sampah)
 Ekskresi (Ekskresi atau eliminasi merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat sisa
dari metabolisme yang tidak terpakai lagi untuk keperluan tubuh)

1.3 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


1. Pengetahuan
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Tinggi dan berat badan
5. Ekonomi
6. Status kesehatan
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
8. Alkohol dan Obat
1.4 Masalah-,masalah gangguan nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri :
1. Kekurangan nutrisi
2. Kelebihan nutrisi
3. Malnutrisi
4. Diabetes mellitus
5. Hipertensi
6. Penyakit jantung koroner
7. Kanker
1.5 Konsep Keperawatan
1.1.1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pola nutrisi dan cairan
g. Pola aktifitas
h. Gcs
i. Ttv : tekanan darah, nadi, suhu, RR
j. Memeriksa hidung, pernafasan, cuping hidung
k. Capillary refill time
l. Pemeriksaan fisik : rambut, kepala, mata, hidung, mulut, gigi, telinga,
kuku tangan, kaki, dan genetalia
m. Pemeriksa penunjang (foto thorax, laboratorium)

1.1.2. Diagnosa keperawatan


Gangguan perfusi jaringan serebral

1.1.3.
DAFTAR PUSTAKA

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United


States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Nanda International (2009).
Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011. Penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004. Tarwoto & Wartonah. (2010).
Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.
Fatimah, Siti Nutrisi. Online.Fhatimfhatim.wordpress.com/2012/07/24/nutrisi/.
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT (CVA HEMORAGIC)

A. DEFINISI
Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena pembuluh darah di otak pecah
sehingga timbul iskhemik dan hipoksia di hilir. Penyebab stroke hemoragi antara lain:
hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteri venosa. Biasanya kejadiannya saat
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien
umumnya menurun (Ria Artiani, 2009).
Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah sehingga menghambat aliran
darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan kemudian
merusaknya (M. Adib, 2009).
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskular (Muttaqin, 2008).
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang
disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir
secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan
kelumpuhan.
B. Etiologi
Penyebab stroke hemoragik biasanya diakibatkan dari:
Hemoragi serebral ( pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan kedalam
jaringan otak atau seluruh ruang sekitar otak ). Akibatnya adalah penghentian suplai darah
ke otak . Hemoragi serebral dapat terjadi di berbagai tempat yaitu :
 Hemoragi subakhranoid
 Hemoragi intraserebral
 Faktor resiko penyakit stroke menyerupai faktor resiko penyakit jantung iskemik :
a. Usia
b. Jenis kelamin: pada wanita premonophous lebih rendah, tapi pada wanita post
monophous sama resiko dengan pria
c. Hipertensi
d. DM
e. Keadaan hiperviskositas berbagai kelainan jantung
f. Koagulopati karena berbagai komponen darah antara lain hiperfibrinogenia
g. Keturunan
h. Hipovolemia dan syook ( Aru W, Sedoyo dkk, 2006)
C. Patofisiologi
1. Perdarahan intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke
dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral
sering dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
cerebellum. Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah
berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering didapat
pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada
jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak
dan ruang subarakhnoid. Pecahnya arteri dan keluarnya darah keruang subarakhnoid
mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka
nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda
rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan
perdarahan subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid
dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali
terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara
bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan
pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi
otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa
otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya melalui
proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan aliran darah
otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan
kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg%
karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh
kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan
terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi O2
melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
D. Gejala klinis
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah
jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan sering
selama aktivitas. Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
1.Perubahan tingkat kesadaran (mengantuk, letih, apatis, koma).
2.Kesulitan berbicara atau memahami orang lain.
3.Kesulitan menelan.
4.Kesulitan menulis atau membaca.
5.Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau
kadang terjadi secara tiba-tiba.
6.Kehilangan koordinasi.
7.Kehilangan keseimbangan.
8.Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah
satu bagian tubuh, atau penurunan keterampilan motorik.
9.Mual atau muntah.
10.Kejang.
11.Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau
kesemutan.
12.Kelemahan pada salah satu bagian tubuh.
E. Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
Penatalaksanaan penderita dengan stroke hemoragik adalah sebagai berikut :
1.Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi miring apabila muntah dan boleh
mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
2.Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan.
3.Tanda–tanda vital diusahakan stabil.
4.Bed rest.
5.Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia.
6.Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
7.Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu kateterisasi.
8.Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonok.
9.Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK.
10.Nutrisi peroral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. apabila kesadaran menurun
atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT.
11.Penatalaksanaan spesifiknya yaitu dengan pemberian obat neuroprotektor,
antikoagulan, trombolisis intraven, diuretic, antihipertensi, dan tindakan pembedahan,
menurunkan TIK yang tinggi
.
F. Pemeriksaan penunjang stroke hemoragik
1. Angiografi cerebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurism atau
malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal menunjukkan
adanya hemoragi pada subarakhnoid atau perdarahan pada intrakranial.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya secara pasti.
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
Menggunakan gelombang megnetik untuk menentukan posisi dan bsar terjadinya
perdarahan otak. Hasil yang didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari
hemoragik.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan
yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
DAFTAR PUSTAKA

Adib,M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke. Edisi ke-
2.Yogyakarta : Dianloka Printika.
Artini, Ria.2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Persyarafan, Jakarta:
EGC
Doenges, Marilynn E.dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III.Alih Bahasa: I Made Kriasa.EGC.Jakarta
Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika
Nanda, Nic-Noc, 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis, Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai