Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR PAROTIS

1. Konsep Dasar
A. Defenisi
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau mayor biasanya
timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki
fungsi yang sama dengan asalnya. (Arif mansoer, 2001)
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial n.facialis dapat
menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. (Zwaveling, 2006)
Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan multiplikasi sel-
sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma. Kelenjar Parotis adalah
kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga. (kamus kedokteran Dorland edisi 29,
2005)

B. Anatomi Fisiologi
Berdasarkan ukurannya kelenjar saliva terdiri dari 2 jenis, yaitu kelenjar saliva mayor
dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar
submandibularis, dan kelenjar sublingualis (Dawes, 2008)
Kelenjar parotis yang merupakan kelenjar saliva terbesar, terletak secara bilateral di
depan telinga, antara ramus mandibularis dan prosesus mastoideus dengan bagian yang
meluas ke muka di bawah lengkung zigomatik (Leeson dkk, 1990; Rensburg, 1995). Kelenjar
parotis terbungkus dalam selubung parotis (parotis shealth). Saluran parotis melintas horizontal
dari tepi anterior kelenjar. Pada tepi anterior otot masseter, saluran parotis berbelok ke arah
medial, menembus otot buccinator, dan memasuki rongga mulut di seberang gigi molar ke-2
permanen rahang atas (Dawes, 2008).
Kelenjar submandibularis yang merupakan kelenjar saliva terbesar kedua, terletak pada
dasar mulut di bawah korpus mandibula (Rensburg, 1995). Saluran submandibularis bermuara
melalui satu sampai tiga lubang yang terdapat pada satu papil kecil di samping frenulum
lingualis. Muara ini dapat dengan mudah terlihat, bahkan seringkali dapat terlihat saliva yang
keluar (Dawes, 2008)
Kelenjar sublingualis adalah kelenjar saliva mayor terkecil dan terletak paling dalam.
Masing-masing kelenjar berbentuk badam (almond shape), terletak pada dasar mulut antara
mandibula dan otot genioglossus. Masing-masing kelenjar sublingualis sebelah kiri dan kanan
bersatu untuk membentuk massa kelenjar yang berbentuk ladam kuda di sekitar frenulum
lingualis (Dawes, 2008)
Kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar lingualis, kelenjar bukalis, kelenjar labialis,
kelenjar palatinal, dan kelenjar glossopalatinal (Rensburg, 1995). Kelenjar lingualis terdapat
bilateral dan terbagi menjadi beberapa kelompok. Kelenjar lingualis anterior berada di
permukaan inferior dari lidah, dekat dengan ujungnya, dan terbagi menjadi kelenjar mukus
anterior dan kelenjar campuran posterior. Kelenjar lingualis posterior berhubungan dengan
tonsil lidah dan margin lateral dari lidah. Kelenjar ini bersifat murni mukus (Rensburg, 1995).
Kelenjar bukalis dan kelenjar labialis terletak pada pipi dan bibir. Kelenjar ini bersifat
mukus dan serus. Kelenjar palatinal bersifat murni mukus, terletak pada palatum lunak dan
uvula serta regio posterolateral dari palatum keras. Kelenjar glossopalatinal memiliki sifat
sekresi yang sama dengan kelenjar palatinal, yaitu murni mukus dan terletak di lipatan
glossopalatinal .
Fungsi kelenjer ludah ialah mengeluarkan saliva yang merupakan cairan pertama yang
mencerna makanan. Deras nya air liur dirangsang oleh adanya makanan di mulut, melihat,
membaui, dan memikirkan makanan.
Fungsi saliva atau ludah adalah cairan yang bersifat alkali. Ludah mengandung musin, enzim
pencerna, zat tepung yaitu ptialin dan sedikit zat padat. Fungsi ludah bekerja secara fisis dan
secara kimiawi.

C. Faktor Resiko
 Idiopatik
Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat nyeri dan
penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam setahun. Infeksi virus,
defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum.
 Genetik
Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama dari
pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen merupakan
segmen DNA yang menyebabkan sel meningkatkan atau menurunkan produk produk
penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan difesiensi sel .akibatnya sel
memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran yang tidak terkendali semua sifat sieat
kanker fragmen fragmen genetic ini dapat merupakan bagian dari virus virus tumor.
 Bahan-bahan kimia
Obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan kanker
tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi
karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor.
 Faktor imunologis
Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk
mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan { bermutasi}
berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus dikenal oleh system imun
tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh
nya tumor pada masa kanak kanak dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system
imun sedang lemah. (Sr. Mari Baradero.2008.hal10)

D. Tanda dan gejala


 Adanya benjolan yang mudah digerakkan
 Pertumbuhan amat lambat
 Tidak memberikan keluhan
 Paralisis fasial unilateral (Shirley E. Otto, 2003)
E. Klasifikasi
Penggolongan histologik tumor-tumor kelenjer ludah, (Thackray, 1972). Tumor – tumor
epithelial
1. Adenoma
a. Pleimorph adenoma ( tumor)
b. Monomorph adenomas
 Adenolimfoma (tumor dari warthin)
 Oxifil adenoma (onkositoma)
 Jenis-jenis lain (tipe lain)
2. Tumor muko epidermoid
3. Tumor sel asinus
4. Karsinoma
a. Karsinoma adenoid kistik (silindroma)
b. Adenokarsinoma
c. Karsinoma planoselulare
d. Undifferentiated carcinoma
e. Karsinoma dalam adenoma pleimorph (maligna meng. tumor)

F. Komplikasi
Komplikasi – komplikasi pengobatan kanker kepala dan leher dapat di kelompokkan
sebagai anatomis, fisiologis, teknik atau fungsional. Pendekatan paling baik pada komplikasi
adalah pencegahan. Perbaikan dini keseimbangan mellitus, dan penghentian ketergantungan
alcohol adalah pengukuran non-spesifik yang penting. Penggunaan antibiotic praoperasi
tampaknya menurunkan kecendrengunan infeksi luka dan gejala sisa nya. Pengobatan radiasi
pra operasi diberikan dalam dosis terapeutik jelas meningkatkan resiko komplikasi. Pendidikan
untuk penderita sangat penting untuk mendapatkan kerjasama dimana mungkin terjadi penyulit
rehabilitasi pascaoperasi.(Schwartz ,2000)

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rontgen
Foto – foto rontgen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan ikut
sertanya tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk penilaian kemungkinan
metastasis hematogen.
Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan submandibularis dengan bahan
kontras (sialografi) dapat menunjukan, apakah tumor yang ditetapkan klinis itu berasal
dari atau berhubungan dengan kelenjer-kelenjer ludah tersebut. Pemeriksaan ini penting
untuk membedakan antara suatu tumor dengan radang (khronik), dan kalau dapat
ditambah dengan temografi. Metode ini kurang berguna untuk membedakan antara
tumor jinak dan ganas. (Zwaveling, 1985)
b. Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan darah lengkap, urin.
 Laboratorium patologi anatomi
c. Pemeriksaan CT-Scan
Diagnosa dari suatu tumor dapat tergantung pada batas-batas tumor dan hasil
biobsi dari lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan di biobsi.
Informasi dari pemeriksaan CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu mendiagnosis.

H. Penatalaksanaan
 Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi
(pengangkatan)

Gbr 1. pengangkatan tumor


Glandula submandibularis dan glandula sublingualis
 Tumor – tumor jinak :Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah dengan sebagian
daerah sekitarnya.
 Tumor-tumor ganas: Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi luas kedua kelenjer ludah,
radioterapi.
Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu
kemungkinan keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-tanda penting
apakah suatu lesi kelenjer saliva adalah keganasan. Resolusi lengkap dan trial terapeutik
adekuat. Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk merencanakan bedah eksisi. MRI
memberikan informasi anatomi paling baik tentang ukuran tumor dan penetrasi. Sialografi,
atau injeksi bahan kontras ke dalam duktus stenson atau Wharton, berguna untuk
memperlihatkan perbedaan perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi limfoepitelial dari
penyumbatan karena batu. 80% batu kelenjer submandibular adalah radioopak. (Schwartz,
2000)

 Penatalaksanaan non medis


Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau disembuhkan dengan
meminum rebusan daun sirsak. Kanker merupakan penyakit yang mematikan dan
pengobatan nya melewati kemoterapi. Pengobatan-pengobatan kimia walaupun berhasil
membunuh kanker, tetapi tidak menutup kemungkinan, sel-sel akan tumbuh kembali dan
menyebar. Daun sirsak baru diketahui memiliki khasiat sebagai pembunuh kanker, walaupun
sebenarnya khasiat ini sudah ditemukan dari beberapa tahun silam. Menurut hasil riset Dr.
Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Seikat, daun sirsak mengandung
senyawa acetoginis yang terdiri dari annomuricin F yang bersifat sitotoksik atau membunuh
kanker. Untuk pengobatan, daun sirsak selain di konsumsi tunggal, akan lebih baik bila di
konsumsi berbarengan dengan herbal jenis lainnya seperti sambiloto, temu putih atau temu
mangga. Perpaduan beberapa jenis herbal akan bersifat sinergis dan saling mendukung
untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Pengkajian
Pengakjian merupakan langkah awal dasar dari proseskeperawatan. Tujuan utama dari
pengkajian ini adalah untuk mendapatkan data secara lengakap dan akurat karena dari data
tersebut akan ditentukan masalah keperawatan yang dihadapi klien.
1. Pengkajian umum :
 Identitas klien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal
pengkajian, diagnosa medis, rencana terapi
 Identitas penanggung jawab : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat
 Alasan masuk rumah sakit
2. Data riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat klien pernah menderita penyakit akut / kronis, Riwayat klien pernah menderita
tumor lainnya, Riwayat klien pernah memakai kontrasepsi hormonal, pil ,suntik dalam waktu
yang lama, Riwayat klien sebelumnya sering mengalami peradangan kelenjer parotis.
 Riwayat kesehatan sekarang
Perlu diketahui:
 Lamanya sakit
Lamanya klien menderita sakit kronik / akut
 Factor pencetus
Apakah yang menyebabkan timbulnya nyeri, sters, posisi, aktifitas tertentu
 Ada tidak nyakeluhan sebagai berikut: demam, batuk, sesak nafas, nyeri
dada, malaise
 Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular atau
kronis.Menderita penyakit kanker atau tumor.
3. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 TTV
 Tingkat kesadaran
 Rambut dan hygiene kepala.
Keadaan rambut biasanya kotor, berbau, biasanya juga ada lesi, memar,dan bentuk
kepala
 Mata
Pemeriksaan mata meliputi konjungtiva, sclera mata, keadaan pupil
 Gigi dan mulut
Meliputi kelengkapan gigi, keadaan gusi, mukosa bibir, warna lidah, peradangan pada tonsil.
 Leher
 Inspeksi dalam keadaan istirahat
pembengkakan yang abnormal, Penderita juga diperiksa dari belakang. Kulitnya
abnormal, Dinilai saluran-saluran keluar kelenjer ludah dan melakukan pemeriksaan
intraoral
 Inspeksi pada gerakan
 Dinilai fungsi n.facialis, n.hipoglosus dan otot-otot, trismus fiksasi pada sekitarnya ada
pembnengkakkan atau tidak.
 Palpasi
Selalu bimanual, dengan satu jari di dalam mulut dan jari-jari tangan lainnya dari
luar. Tentukan lokalisasi yang tepat, besarnya (dalam ukuran cm), bentuk, konsistensi
dan fiksasi kepada sekitarnya.
 Stasiun-stasiun kelenjer regional
Selalu dinilai dengan teliti dan dicatat besar, lokalisasi, konsistensi, dan
perbandingan terhadap sekitarnya. Selalu diperlukan pemeriksaan klinis daerah kepala
dan leher seluruhnya.
 Dada / thorak
Biasanya jenis pernapasan klien dada dan perut, terjadi perubahan pola nafas dan
lain-lain
 Cardiovaskuler
Biasanya akan terjadi perubahan tekanan darah klien dan gangguan irama jantung
 Pencernaan/Abdomen
Ada luka, memar, keluhan (mual, muntah, diare) dan bising usus
 Genitalia
Kebersihan dan keluhan lain nya
 Ekstremitas
Pembengkakan, fraktur, kemerahan, dan lain-lain.
4. Aktifitas sehari-hari
Pada aktifitas ini biasanya yang perlu diketahui adalah masalah, makan, minum,
bak, bab, personal, hygine, istirahat dan tidur. Biasanya pada klien dengan tumor parotis
tidak terjadi keluhan pada saat beraktifitas karena kien tidak ada mengeluhkan nyeri
sebelum dilakukan operasi.
5. Data social ekonomi
Menyangkut hubungan pasien dengan lingkungan social dan hubungan dengan
keluarga
6. Data psikologis
Kesadaran emosional pasien
7. Data spiritual
Data diketahui, apakah pasien/keluarga punya kepercayaan yang bertentangan
dengan kesehatan.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan suplai nutrisi
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipermetabolisme ke jaringan CA
3. Nyeri akut berhubungan dengan interupsi sel syaraf sekunder terhadap hyperplasia sel
4. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan perfusi jaringan terganggu
5. Cemas berhubungan dengan Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan,pengobatan kurang paparan terhadap
informasi
7. Gangguan body image

LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR PAROTIS

DI RUANG 19 RSUD dr SAIFUL ANWAR MALANG


Disusun untuk memenuhi Tugas Kepaniteraan Departemen Surgical
Oleh :

YULIA CANDRA LESTARI

NIM 135070209111007

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015
A. Pathofisiologi Ca Parotis
Faktor predisposisi dan resiko tinggi
Hiperplasia pada sel

Mendesak
Mendesak Mendesak
jaringan sekitar Sel syaraf Pembuluh darah

Menekan jaringan pada organ tubuh


Aliran darah
Mensuplai nutrisi ke jaringan Interupsi sel saraf terhambat
meningkat Massa tumor mendesak ke
jaringan luar
hipoxia
Hipermetabolisme ke
jaringan nyeri akut
Necrose jaringan
Perfusi jaringan
Ukuran organ
Suplai nutrisi jaringan l menurun Anemia terganggu
abnormal
Bakteri Patogen
Gg integritas
Kurang pengetahuan
Gangguan jaringan
Berat badan turun perfusi jaringan Infeksi

cemas Gg body image


gangguan Nutrisi kurang dari
kebutuhan
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NOC : NIC :
v Nutritional Status : food and Fluid
Nutrition Management
Intake § Kaji adanya alergi makanan
Kriteria Hasil : § Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
v Adanya peningkatan berat badan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
sesuai dengan tujuan § Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
v Berat badan ideal sesuai dengan § Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
tinggi badan § Berikan substansi gula
v Mampu mengidentifikasi kebutuhan § Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
nutrisi mencegah konstipasi
v Tidak ada tanda tanda malnutrisi § Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan
v Tidak terjadi penurunan berat badan
ahli gizi)
yang berarti § Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas normal
§ Monitor adanya penurunan berat badan
§ Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
§ Monitor lingkungan selama makan
§ Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
§ Monitor mual dan muntah
§ Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor makanan kesukaan
§ Monitor pertumbuhan dan perkembangan
§ Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor kalori dan intake nuntrisi
§ Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan
cavitas oral.
§ Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman nyeri NOC : NIC :


v Pain Level, Pain Management
v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
v Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Kriteria Hasil : § Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
v Mampu mengontrol nyeri (tahu § Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
penyebab nyeri, mampu menggunakan pengalaman nyeri pasien
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi§ Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
nyeri, mencari bantuan) § Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang § Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang
dengan menggunakan manajemen nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
v Mampu mengenali nyeri (skala, § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)dukungan
v Menyatakan rasa nyaman setelah § Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri berkurang ruangan, pencahayaan dan kebisingan
v Tanda vital dalam rentang normal§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
§ Cek riwayat alergi
§ Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
§ Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
Ansietas berhubungan dengan diagnosa,
NOC : NIC :
pengobatan, dan prognosanya . v Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
v Coping · Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria Hasil : · Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
v Klien mampu mengidentifikasi · dan Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
mengungkapkan gejala cemas prosedur
v Mengidentifikasi, mengungkapkan· dan Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol mengurangi takut
cemas · Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
v Vital sign dalam batas normal prognosis
v Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
· Dorong keluarga untuk menemani anak
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
· Lakukan back / neck rub
berkurangnya kecemasan · Dengarkan dengan penuh perhatian
· Identifikasi tingkat kecemasan
· Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
· Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi
· Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
· Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Kurang pengetahuan tentang penyakit,


NOC : Teaching : Dissease Process
perawatan,pengobatan v Kowlwdge : disease process - Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses
kurang paparan terhadap informasi v Kowledge : health Behavior penyakit
Kriteria Hasil : -Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta
v Pasien dan keluarga menyatakan penyebabnya
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
-Sediakan informasi tentang kondisi klien
prognosis dan program pengobatan -Berikan informasi tentang perkembangan klien
v Pasien dan keluarga mampu -Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan prosedur yang dijelaskan mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau
secara benar kontrol proses penyakit
v Pasien dan keluarga mampu -Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi
menjelaskan kembali apa yang
-Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi
dijelaskan perawat/tim kesehatan
-Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit
lainnya -Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada
-Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul
pada petugas kesehatan
Gangguan body image berhubungan dengan
1) Klien tidak malu dengan keadaan
· Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien
kehilangan bagian dan fungsi tubuh dirinya. terhadap penyakitnya.
2) Klien dapat menerima efekRasional : membantu dalam memastikan masalah untuk
pembedahan. memulai proses pemecahan masalah
· Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien
memulai proses adaptasi.
· Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
· Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang
memperhatikannya.

Anda mungkin juga menyukai