Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GANGGUAN MENTAL PSIKOTIK

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Keperawata Jiwa”

Dosen Pengampu : Agung Eko H, S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Anggita Rachma Putri (201701004)


2. Aulia Alfatika Widodo (201701008)
3. Herlina Dika Setyarini (201701023)
4. Illa Izzatil Karimah (2017010)
5. Riswanda Imawan (201701030)
6. Sri Dewi Rahayu (201701032)
7. Wulan Septianingtiyas (20170103)

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
KAMPUS VI P ONOROGO
TAHUN 2018/2019 KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa yang membahas tentang ” Gangguan Mental Psikotik”. Kami
selaku kelompok yang menyusun makalah ini berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua untuk dijadikan penunjang dalam mata kuliah
KEPERAWATAN JIWA

Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta


bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa yakni Agung Eko H,
S.Kep,Ns,M.Kep Yang telah banyak meluangkan waktu guna
memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang senantiasa member dukungan baik secara
moril maupun materil selama proses pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman mahasiswa tingkat II Program Studi DIII Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Kampus VI Ponorogo
angkatan 2017/2018 yang selalu memberikan dukungan dan saran
serta berbagai ilmu pengetahuan demi tersusunnya makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasanya,
maupun isi dari makalah ini. Oleh karena itu kami mohon maaf dan dengan
tangan terbuka kami menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik dan lebih lengkap lagi.

Ponorogo, 17 Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ........................................................................
B. RumusanMasalah ...................................................................
C. Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ..............................................................................
B. Klasifikasi ..............................................................................
C. Epidemiologi ..........................................................................
D. Etiologi ...................................................................................
E. Gambaran Klinis ....................................................................
F. Terapi .....................................................................................
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah.


Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,,
dengan 4 jenis penyakit langsung yang ditimbulkan nya yaitu: depresi,
penggunaan alcohol, gangguan bipolar dan skizofrenia. Sementara itu WHO
mengatakan gangguan jiwa di seluruh dunia telah menjadi masalah serius. Pada
tahun 2001 terdapat 450 juta orang dewasa yang mengalami gangguan jiwa.

Pada gangguan psikoaktif yang paling sering adalah skizofrenia.


Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental
berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh
kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri.

Gangguan psikotik singkat adalah suatu gangguan yang jarang dan


pasien dengan gangguan yang mirip dengan gangguan psikotik singkat
sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal,
stress dan psikogenik.

Ditahun 1913 Karl Jasper menggambarkan sejumlah ciri penting untuk


diagnosis psikosis reaktif, termasuk adanya stressor traumatis berat yang dapat
diidentifikasi, hubungan yang erat antara stressor dan perkembangan psikosis
dan perjalanan episode psikotik yang ringan. Disamping itu, isi psikosis sering
kali mencerminkan sifat pengalaman traumatis dan perkembangan psikosis
dihipotesiskan sebagai memuaskan tujuan pasien, seringkali suatu tipe pelepasn
suatu kondisi traumatis.

Didalam memeriksa setiap pasien psikotik, kemungkinan bahwa psikosis


adalah disebabkan oleh kondisi medis umum atau diakibatkan oleh zat harus
dipertimbangkan. Dua klasifikasi tersebut didalam diagnostic manual of mental
disorder edisi keempat (DSM-IV) masing masing sebagai gangguan psikotik
karena kondisi medis umum dan gangguan psikotik akibat zat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gangguan psikotik?
2. Apa saja klasifikasi gangguan psikotik?
3. Bagaimana epidemiologi gangguan psikotik?
4. Apa saja etiologi pada gangguan psikotik?
5. Bagaimana gambaran klinis atau gejala psikotik?
6. Apa saja terapi pada gangguan psikotik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan psikotik?
2. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan psikotik?
3. Untuk mengetahui epidemiologi gangguan psikotik?
4. Untuk mengetahui etiologi pada gangguan psikotik?
5. Untuk mengetahui gambaran klinis atau gejala psikotik?
6. Untuk mengetahui terapi pada gangguan psikotik?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gangguan Psikotik

Merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan


individu untuk membedakan dunia nyata dengan dunia khayalan seperti
halusinasi, waham atau prilaku kacau atau aneh.

B. Klasifikasi Gangguan Psikotik


a. Skizofrenia
Berlangsung paling sedikit enam bulan, penurunan fungsi
yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan,
hubunganinterpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.

b. Gangguan skizotipal
Pola deficit dalam hubungan social dan interpersonal
merasa tidak nyaman dan kurang mampu hubungan akrab, disertai
distorsi kognitif atau persepsi dan prilaku yang eksentrik, bersifat
pervasive.

c. Gangguan waham Menetap


Kelompok ini meliputi gangguan dengan waham waham
yang berlangsung lama ( paling sedikitnya 3 bulan). Sebagai satu
satunya gejala klinis yang khas atau yang khas atau yang paling
mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental
organic skizofrenia atau gangguan efektif.

d. Gangguan Psikotik Singkat


Memiliki onset yang akut ( dalam masa 2 minggu)
kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam 2 – 3 bulan
sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari dan
hanya sebagian kecil dari pasien dengan gangguan ini berkembang
menjadi keadaan yang menetap.
e. Gangguan Waham Induksi
Dua orang atau lebih mengalami waham atau sytem waham
yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan waham itu.
f. Gangguan Skizotipal
Merupakan ganggaun yang bersifat episodic dengan gejala
afektif dan skizofrenik yang sama sama menonjol dan secara
bersamaan ada dalam episode yang sama.
g. Gangguan Psikotik Non Organik Lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kreteria untuk
skizofrenia atau gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan
gangguan gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi gejala
untuk gangguan waham menetap.

C. Epidemiologi

Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang, seperti yang dinyatakan


oleh suatu penelitian tentang perekrutan militer dimana insidens psikosis reaktif
singkat diperkirakan adalah 1,4 per 100.000 yang direkrut (DSM III). Lebih sering
pada pasien muda daripada pasien lanjut usia , walaupun beberapa kasus
melaporkan adanya riwayat kasus yang memang mengenai orang lanjut usia.
Beberapa klinis mengatakan bahwa gangguan mungkin paling sering pada
pasien dari kelas sosio ekonomi rendah dan pada pasien dengan ganggaun
kepribadian yang telah ada sebelumnya (histrionic, narsistik, paranoid,
skizotipal, dan ambang). Orang yang telah mengalami bencana berat atau
perubahan cultural yang besar. Tetapi semua hal tersebut belum dibuktikan
benar didalam penelitian klinis yangterkontrol baik.

D. Etiologi

Didalam DSM III R factor psikososial bermakna dianggap menyebabkan


psikosisreaktif singkat, tetapi criteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV.
Perubahandalam DSM IV menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat
didalamkategori yang sama dengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya
yangpenyebab tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk gangguan
yang heterogen.

Pasien dengan gangguan psikotik singkat yang pernah memiliki


gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis
kearah perkembangan gejala psikotik.Walaupun pasien dengan perkembangan
psikotik singkat sebagai suatu kelompok mungkin tidak memiliki peninggian
insidensiskizofren didalam keluarganya, beberapa data menyatakan bahwa
adanya suatu peninggian insidensi gangguan mood.Perumusan psikodinamika
telah menyadariadanya mekanisme menghadapi (coping mechanism) yang tidak
adekuat dankemungkianan adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala
psikotik.Seperti pada teori biologis tentang gangguan, teori psikologis belum
disahkan oleh penelitian klinis yang terkontrol cermat.Teori psikodinamik
tambahan menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap
fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang tidak dicapai, atau suatu
pelepasan dari situasi psikososial tertentu.

Diagnosis DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan


psikotik,didasarkan terutama atas lama gejala. Untuk gejala psikotik yang
berlangsungsekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan yang tidak
disertai dengansatu gangguan mood, ganggaun yang berhubungan dengan zat,
atau suatugangguan psikotik karena kondisi medis umum , diagnosis gangguan
psikotik singkat kemungkianan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala
psikotik yang lebih dari satu hari diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan
adalahgangguan delusional ( jika waham merupakan gejala psikotik utama),
gangguanskizofreniform (jika gejala berlangsung kurang dari 6 bulan) dan
skizofrenia (jikagejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan.

Jadi gangguan psikotik singkat diklasifikasikan didalm DSM IV sebagai


suatugangguan psikotik dengan durasi singkat.Kriteria diagnostik
menentukansekurang-kurangnya satu gejala yang jelas psikotik yang
berlangsung selama satuhari sampai satu bulan. DSM IV menentukan lebih
lanjut penentuan dua ciri:
 Adanya atau tidak adanya satu atau lebih stressor yang jelas dan suatu
onset pasca persalinan.
Seperti pada pasien psikiatrik akut, riwayat yang diperlukan untuk
membuatdiagnosis mungkin tidak dapat diperoleh hanya dari pasien. Walaupun
adanyagejala psikotik mungkin jelas, informasi mengenai gejala prodromal,
episodesuatu gangguan mood sebelumnya, dan riwayat ingesti zat
psikotomimetik yang belum lama mungkin tidak dapat diperoleh dari
wawancara klinis saja. Disampingitu, klinis mungkin tidak mampu memperoleh
informasi yang akurat tentang adaatau tidaknya stressor pencetus.

E. Gambaran Klinis atau Gejala Psikotik

Gejala utama penerimaan waham orang lain tanpa dipertanyakan lagi


waham sendiri sering kali dalam hal yang dimungkinkan dan biasanya tidak
sekacau yang ditemukan pada banyak pasien dengan skizofrenia.isi waham
sering kali kejar atau hipokondrikal.

Gejala gangguan psikotik singkat selalu termasuk sekurang kurangnya


satu gejala psikosis utama, biasanya dengan onset yang tiba-tiba, tetapi tidak
selalumemasukkan keseluruhan pola gejala yang ditemukan pada
skizofrenia.Beberapaklinisi telah mengamati bahwa gejala afektif, konfusi dan
gangguan pemusatanperhatian mungkin lebih sering ditemukan pada gangguan
psikotik singkatdaripada gangguan psikotik kronis. Gejala karakteristik untuk
gangguan psikotik singkat adalah perubahan emosional, pakaian atau perilaku
yang aneh, berteriak teriak atau diam membisu dan gangguan daya ingat untuk
peristiwa yang belumlama terjadi. Beberapa gejala tersebut ditemukan pada
gangguan yangmengarahkan diagnosis delirium dan jelas memerlukan
pemeriksaan organic yanglengkap, walaupun hasilnya mungkin negative.

F. Terapi
a. Perawatan di Rumah Sakit

Jika seorang pasien psikotik secara akut, perawatan singkat di


rumah sakit mungkin diperlukan untuk pemeriksaan dan perlindungan
pasien. Pemeriksaanpasien membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala
dan pemeriksaan tingkatbahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang
lain. Disamping itu, lingkungan rumah sakit yang tenang dan terstruktur
dapat membantu pasien memperoleh kembali rasa realitasnya. Sambil
klinisi menunggu lingkungan dan obatmenunjukkan efeknya, pengurungan,
pengikatan fisik, atau monitoring berhadap-hadapan dengan pasien
mungkin diperlukan.

b. Farmakoterapi
Dua kelas utama obat yang perlu dipertimbangkan didalam
pengobatan gangguan psikotik adalah obat antipsikotik antagonis resptor
dopamine dan benzodiazepine.Jika dipilih suatu antipsikotik, suatu
antipsikotik potensi tinggi, misalnya haloperidol biasanya
digunakan.Khususnya pada pasien yang berada pada resiko tinggi untuk
mengalami efek samping ekstrapiramidal, suatu obat
antikolinergik kemungkinan harus diberikannbersama-sama dengan
antipsikotik sebagaiprofilaksis terhadap gejala gangguan pergerakan akibat
medikasi.Selain itu,benzodiazepine dapat digunakan dalam terapi singkat
psikosis. Walaupunbenzodiazepine memiliki sedikit kegunaan atau tanpa
kegunaan dalam pengobatan jangka panjang gangguan psikotik, obat dapat
efektif untuk jangka singkat dandisertai dengan dengan efek samping yang
lebih jarang daripada antipsikotik..pada kasus yang jarang benzodiazepine
disertai dengan peningkatan agitasi dan pada kasus yang lebih jarang lagi
dengan kejang putus obat yang hanya biasanya terjadi pada penggunaan
dosis tinggi terus menerus. Medikasi hipnotik sering kali berguna selama
satu sampai dua minggu pertama setelah resolusi episode
psikotik.Pemakaian jangka panjang medikasi harus dihindari dalam
pengobatan gangguan ini.

c. Psikoterapi
Walaupun perawatan dirumah sakit dan farmakoterapi merupakan
kemungkinan untuk mengendalikan situasi jangka pendek, bagian yang sulit
dari terapi adalah integrasi psikologis dari pengalaman kedalam kehidupan
pasien dan keluarganya.Psikoterapi individual, keluarga atau kelompok
mungkin diindikasikan.Diskusi tentang stressor, episode psikotik dan
perkembangan strategi untuk mengatasinya adalah topic utama untuk
terapi tersebut.Masalah yang berhubungan adalah membantu pasien
mengatasi kehilangan harga diri dan kepercayaaan.
BAB III

KESIMPULAN

Gangguan psikotik singkat adalah suatu gangguan dimana seseorang


mengalami gejala psikotik pasien berkembang selama kurang dari satu bulan
tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau tidak memenuhi
kriteria diagnosis untuk skizofren.Dangangguan mungkin berkembang sebagai
respon terhadap stressor psikososial yang parah atau kelompok stressor.

Langkah awal dalam terapi adalah perpisahan orang yang terkena dari sumber
waham, pasangan yang dominan.Pasien mungkin membutuhkan bantuan yang
bermakna untuk mengompensasi kehilangan orang tersebut.Pasien dengan
gangguan psikotik terbagi harus diamati untuk timbulnya kembali gejala
waham.Obat antipsikotik dapat digunakan jika gejala waham tidak menghilang
dalam 1 atau 2 minggu.
DAFTAR PUSTAKA

Elvira, S.D., and Hadisukanto, G. Buku Ajar Psikiatri, Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.2010: 170 - 175

Kaplan, H. I and saddock BJ, Sinopsis Psikiatri: ed saddock BJ. Vol. 1. 6th Edition
.USA. William and Wilkins, 2010; 745-748.

Maslim R, Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ III, 2001 ; 40 – 41

Kavanagh D, Acute Psychotic Disorder, Wales, 1992.

Marneros A., Pillman F. Acute and Transient Psychotic Disorder, Germany:


Department of Psychiatry and Psychotherapy, Martin-Luther University Halle-
Wittenberg, 2002, 13:276-286.

Anda mungkin juga menyukai