Anda di halaman 1dari 26

Presentasi Kasus Kecil

WANITA BERUSIA 38 TAHUN DENGAN CKD STAGE V NON HD,


STRUMA NODUSA NON TOKSIK DAN HIPERTENSI STAGE II

Oleh:
Gilang Sukma Muhammad G99182004
Dannisa Nurmiya G99172056
Bagas Muhammad G99172081
Rahmadhani Bella K.P G9919049

Periode : 11 Maret 2019 – 5 Mei 2019

Residen Pembimbing

dr. Isna DR. Dr. Agung Susanto, Sp. PD, FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Kecil Ilmu Penyakit Dalam dengan judul:

WANITA BERUSIA 38 TAHUN DENGAN CKD STAGE V NON HD,


STRUMA NODUSA NON TOKSIK DAN HIPERTENSI STAGE II

Oleh:
Gilang Sukma Muhammad G99182004
Dannisa Nurmiya G99172056
Bagas Muhammad G99172081
Rahmadhani Bella K.P G9919049

Periode : 11 Maret 2019 – 5 Mei 2019

Telah disetujui untuk dipresentasikan pada tanggal:

DR. Dr. Agung Susanto, Sp. PD, FINASIM


BAB I
STATUS PASIEN

I. ANAMNESIS
A. Identitas penderita
Nama : Ny. P
Umur : 38 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Dusun Sidorejo RT:03 RW: 01, Jumapolo,
Karanganyar
No RM : 01452XXX
Suku : Jawa
Pekerjaan : Penjual jamu
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 10 Maret 2019
Tanggal Periksa : 12 Maret 2019

B. Data dasar
Anamnesis dilakukan saat hari ke dua perawatan di Bangsal
Penyakit Dalam Flamboyan 8 Bed 2A RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
Keluhan utama:
Pusing berputar sejak 2 minggu SMRS
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD RSDM dengan keluhan pusing berputar
sejak 2 minggu SMRS. Pusing berputar dirasakan seperti ingin
pingsan dan semakin parah ketika pasien berdiri lama atau berpindah
posisi. Keluhan dirasakan terus menerus, semakin hari semakin
memberat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan
memberat dengan aktivitas dan sedikit berkurang dengan istirahat dan
makan. Pasien mengeluhkan badan terasa lemas dan mudah lelah yang
dirasakan diseluruh tubuh, lemas dirasakan terus-menerus sehingga
pasien hanya berbaring di atas tempat tidur dan malas beraktivitas,
keluhan lemas tidak membaik dengan makan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Kebas di anggota gerak disangkal, kelemahan satu
sisi tubuh disangkal dan kesulitan menelan disangkal.
Pasien juga mengeluh mual tetapi tidak sampai muntah sejak 1
bulan SMRS, mual timbul tanpa sebab yang jelas dan muncul tiba-
tiba. Mual semakin diperparah ketika pasien banyak pikiran dan telat
makan. Pasien belum mengobati keluhan mual tersebut, dan mual
membaik dengan sendirinya. Mual disertai dengan nyeri di ulu hati
sejak 5 bulan SMRS, nyeri ulu hati hilang timbul dan memberat 1
minggu SMRS. Nyeri ulu hati disarakan perih seperti tertusuk-tusuk
dan muncul tiba-tiba. Nyeri ulu hati membaik dengan makan dan
pemberian obat maag. Pasien tidak mengeluhkan adanya demam,
kesemutan, nyeri dada seperti tertekan beban berat, nyeri dada yang
menjalar, sesak napas, dan nyeri menelan. Gusi berdarah disangkal,
mimisan disangkal, bercak-bercak kemerahan pada kulit disangkala.
Diare lama dan batuk yang tidak sembuh-sembuh disangkal, sariawan
yang berulang disangkal. Sebelumnya pasien sempat cek ke
laboratorium klinik dan didapatkan hasil Hb dan trombosit yang
rendah.
Pasien mengeluhkan lehernya terdapat benjolan yang dirasakan
sejak sekitar 2 bulan SMRS. Benjolan ikut bergerak saat menelan, dan
tidak nyeri. Benjolan tidak bertambah besar sejak 2 bulan SMRS.
Nyeri menelan disangkal, sesak nafas disangkal, berdebar-debar
disangkal, keringat berlebih disangkal serta penurunan berat badan
yang signifikan disangkal. Pasien belum mengkonsumsi obat untuk
keluhan benjolan pada lehernya tersebut.
Pasien didiagnosis menderita tekanan darah tinggi sejak 6 bulan
SMRS di PPK 1, tetapi tidak terkontrol. Pasien mulai meminum obat
tekanan darah tinggi sejak 1 bulan yang lalu, namun mengeluhkan
lemas setiap selesai minum obat anti hipertensi, sehingga tidak teratur
dalam meminum obat. Pandangan mata kabur disangkal, nyeri dada
disangkal, sesak nafas disangkal, bengkak pada kaki dan tangan
disangkal. Pasien menyangkal adanya riwayat sakit DM.
BAK pasien 3-4 x/hari, setiap kali BAK kira-kira ½ sd 1 gelas air
mineral, warna kuning jernih dan tidak terdapat endapan. Pasien
menyangkal adanya nyeri saat BAK,dan tidak lampias saat BAK.
BAK berpasir disangkal, BAK berdarah disangkal, BAK seperti teh
disangkal, BAB pasien ± 1x/hari, konsistensi lunak berwarna
kecoklatan, BAB darah disangkal, BAB seperti dempul disangkal dan
lendir disangkal, BAB berwarna hitam disangkal, terdapat benjolan
yang keluar dari lubang anus saat BAB disangkal.

Riwayat penyakit dahulu:


Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat sakit kuning : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
Riwayat penyakit jantung dan liver : disangkal
Riwayat perdarahan : disangkal
Riwayat maag : (+) 1 minggu yang lalu
membaik dengan antacid
Riwayat sakit keganasan : disangkal
Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : Ayah
Riwayat DM : disangkal
Riwayat sakit jantung dan liver : disangkal
Riwayat perdarahan : disangkal
Riwayat benjolan di leher : disangkal
Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai penjual jamu dan datang berobat dengan
fasilitas BPJS. Pasien mengaku tinggal di Jumapolo (lereng gunung,
dataran tinggi). Tidak ada anggota keluarga maupun masyarakat
sekitar yang mengeluhkan benjolan pada leher. Pasien mengaku tidak
pernah melakukan penyinaran di bagian leher dan tidak ada perubahan
suara.

Pohon keluarga pasien:

Ny. P

Keterangan :
: Pasien : Hipertensi

: Laki-laki

: Perempuan
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : Disangkal
Riwayat konsumsi alkohol : Disangkal
Riwayat konsumsi jamu : (+) 1 gelas/hari
Riwayat konsumsi minuman berenergi : Disangkal
Riwayat olahraga : Disangkal

Riwayat gizi
Pasien makan teratur 3 kali sehari, namun jarang makan daging.
Daging dimakan 1 kali tiap 2 minggu. Sisa dietnya terdiri atas tempe,
tahu, kol, dan kacang-kacangan dengan sayuran lain.

II. PEMERIKSAAN FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Maret 2019 dengan hasil sebagai
berikut:
1. Keadaan umum : Sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis, E4 V5 M6
3. Tanda vital
a. Tensi : 170/120 mmHg
b. Nadi : 82 kali /menit, irama reguler, isi nadi
cukup, kelenturan dinding arteri elastis, nadi kanan dan kiri sama,
frekuensi nadi dan jantung sama
c. Frekuensi nafas : 18 kali /menit, reguler
d. Suhu : 36,5 oC
e. Saturasi : 98%
f. VAS : 2 di regio epigastrium
4. Status gizi
a. Berat badan : 49 kg
b. Tinggi badan : 155 cm
c. IMT : 20.39 kg/m2 (Normal)
5. Kulit : Warna sawo matang, turgor menurun (-),
hiperpigmentasi (-), petechie (-), ikterik (-), ekimosis (-),
rambut tidak mudah dicabut.
6. Kepala : Bentuk mesocephal, atrofi m. temporalis (-)
7. Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan
diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema
palpebra (-/-), strabismus (-/-)
8. Telinga : Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan
tragus (-)
9. Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)
10. Mulut : Mukosa bibir basah, sianosis (-), papil lidah atrofi (-),
gusi berdarah (-), stomatitis (-)
11. Leher : JVP R+2 cmH2O; trakea di tengah, simetris; kaku kuduk
(-); pembesaran kelenjar tiroid (+) nodul tunggal
ukuran 4x4 cm, nyeri tekan (-), konsistensi kenyal,
berbatas tegas, permukaan rata, mobile mengikuti
gerakan menelan, pembesaran kelenjar getah bening
di tonsilar (+)
12. Thorax : Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada
kanan = kiri, retraksi intercostal (-), sela iga melebar(-),
pembesaran kelenjar getah bening axilla (-/-)
13. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : Ictus kordis tampak
b. Palpasi : Ictus kordis kuat angkat
c. Perkusi :
Batas Jantung
1) Kiri bawah: SIC V 4 cm di lateral dari Linea Mid
Clavicularis Sinistra
2) Pinggang jantung: SIC III Linea Para Sternalis Sinistra
3) Kanan bawah: SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
4) Kesan: batas jantung melebar caudolateral
d. Auskultasi :
1) SIC 2 linea parasternalis dekstra: BJ II lebih keras dari BJ I,
intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
2) SIC 2 linea parasternalis sinistra: BJ II lebih keras dari BJ I,
intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
3) SIC 4-5 linea parasternalis sinistra: BJ I lebih keras dari BJ
II, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
4) SIC 5 linea midclavicularis sinistra: BJ I lebih keras dari BJ
II , intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
13. Pemeriksaan Pulmo
a. Depan
1) Inspeksi
a) Statis : Normochest, simetris kanan dan kiri,
sela iga tidak melebar, iga tidak mendatar
b) Dinamis : Pengembangan dada simetris
kanan=kiri, sela iga tidak melebar, retraksi intercostal (-)
2) Palpasi
a) Statis : Simetris kanan dan kiri, emfisema
subkutis (-), benjolan (-), nyeri tekan (-)
b) Dinamis : Pergerakan kanan=kiri, fremitus raba
kanan=kiri
3) Perkusi
a) Kanan : Sonor, pekak pada batas absolut paru
hepar pada SIC VI linea midclavicularis dekstra
b) Kiri : Sonor
4) Auskultasi
Suara dasar vesikuler (N/N) di kedua lapang paru, suara
bronkial (+) di atas manubrium, bronkovesikular (+) SIC II
dan III, trakeal (+) di atas trachea dan leher, suara
tambahan: wheezing (-/-), ronkhi basah kasar (-/-) ronkhi
basah halus (-/-)
b. Belakang
1) Inspeksi
a) Statis : Normochest, simetris, sela iga tidak
melebar, benjolan (-), tidak ada kelainan bentuk tulang
belakang
b) Dinamis : Pengembangan dada simetris
kanan=kiri, sela iga tidak melebar, retraksi intercostal (-
)
2) Palpasi
a) Statis : Simetris kanan dan kiri, emfisema subkutis
(-), benjolan (-), nyeri tekan (-)
b) Dinamis : Pergerakan kanan=kiri, fremitus raba
kanan=kiri
3) Perkusi
a) Kanan : Sonor
b) Kiri : Sonor
c) Peranjakan diafragma 5 cm
4) Auskultasi
Suara dasar vesikuler di lapang paru, suara bronkial (+) di
inter scapular, bronkovesikular (+) di scapulae, trakeal (+)
di vertebrae cervicalis I-VII, suara tambahan: wheezing (-/-
), ronkhi basah kasar (-/-), ronkhi basah halus (-/-)
14. Abdomen
a. Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding thorak, simetris,
ascites (-), venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), caput medusae (-),
ikterik (-)
b. Auskultasi : Bising usus (+) 10x / menit, bruit hepar (-), bising
epigastrium (-)
c. Perkusi : Timpani (+), pekak alih (-), undulasi (-), nyeri
ketok costovertebral (+), liver span 8 cm
d. Palpasi:
1) Supel, distended (-), nyeri tekan epigastrium (+), defans
muskuler (-), massa (-), undulasi (-)
2) Hepar tidak teraba
3) Lien tidak teraba
4) Murphy sign (-)
5) Mc burney sign (-)
6) Bimanual palpasi : Ginjal tak teraba (-/-)
14. Ekstremitas
Akral dingin _ _ Edema _ _
_ _ _ _

Superior Ka/Ki : Edema (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), akral dingin (-/
-), ikterik (-/-), luka (-/-), kuku pucat (-/-), spoon nail
(-/-), clubing finger (-/-), nyeri tekan dan nyeri gerak
(-/-), deformitas (-/-), arteri radialis (+/+)
Inferior Ka/Ki: Pitting edema (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), ikterik (-/-
), luka (-/-), kuku pucat (-/-), spoon nail (-/-), clubing
finger (-/-), nyeri tekan dan nyeri gerak (-/-),
deformitas (-/-), akral dingin (-/-), arteri dorsalis pedis
(+/+)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan laboratorium darah dilakukan pada 11 Maret 2019 di
RSUD Moewardi Surakarta.
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Hematologi rutin
Hemoglobin 7.1 g/dl 12.0 – 15.6
Hematokrit 22 % 33 – 45
Leukosit 5.5 ribu/ul 4.5 – 11.0
Trombosit 135 ribu/ul 150 – 450
Eritrosit 2.49 juta/ul 4.10 – 5.10
Index Eritrosit
MCV 89.7 /um 80.0 – 96.0
MCH 28.5 pg 28.0 – 33.0
MCHC 31.8 g/dl 33.0 – 36.0
RDW 12.0 % 11.6 - 14.6
MPV 8.8 fl 7.2 – 11.1
PDW 17 % 25 – 65
Hitung Jenis
Eosinofil 4.00 % 0.00 – 4.00
Basofil 0.30 % 0.00 – 2.00
Netrofil 69.60 % 55.00 – 80.00
Limfosit 21.60 % 22.00 - 44.00
Monosit 4.50 % 0.00 – 7.00
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 83 mg/dl 60 - 140
SGOT 21 u/l <31
SGPT 23 u/l <34
Creatinine 9.7 mg/dl 0.6 – 1.1
Ureum 163 mg/dl <50
Elektrolit
Natrium Darah 135 mmol/L 136 – 145
Kalium Darah 5.9 mmol/L 3.3 – 5.1
Calsium Ion 1.06 mmol/L 1.17 – 1.29

B. Pemeriksaan Lab Urine (11 Maret 2019)


Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
SEKRESI
MAKROSKOPIS
Warna Yellow
Kejernihan Cloudy
KIMIA URIN
Berat Jenis 1.010 1.015 -1.025
pH 6.0 4.5 – 8.0
Leukosit Negatif /ul Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Protein +++/Positif 3 mg/dl Negatif
Glukosa Normal mg/dl Normal
Keton Negatif mg/dl Negatif
Urobilinogen Normal mg/dl Normal
Bilirubin Negatif mg/dl Negatif
Eritrosit ++/Positif 2 mg/dl Negatif
MIKROSKOPIS
Eritrosit 50.2 /uL 0 – 8.7
Leukosit 5.4 /LPB 0 – 12
EPITEL
Epitel squamous 3–5 /LPB Negatif
Epitel Transisional 2–4 /LPB Negatif
Epitel bulat - /LPB Negatif
SILINDER
Hyline 0 /LPK 0–3
Granulated 0–2 /LPK Negatif
Leukosit - /LPK Negatif
Kristal 0.0 /uL 0.0 – 0.0
Yeast Like Cell 0.0 /uL 0.0 – 0.0
Small Round Cell 7.1 /uL 0.0 – 0.0
Mukus 0.00 /uL 0.00 – 0.00
Sperma 0.0 /uL 0.0 – 0.0
Konduktivitas 11.8 mS/cm 3.0 – 32.0
Lain – lain Eritrosit 9-10/LPB, Leukosit 5-6/LPB, Bakteri (+)
Kesimpulan:

Hematuria, proteinuria, bakteriuria, silinderuria


C. RADIOLOGI

Cor : Ukuran dan bentuk membesar dengan CTR 57%, tampak


apex jantung grounded, tampak kalsifikasi pada arcus aorta
Pulmo : Tak tampak infiltrat di kedua lapang paru, coracan
bronkovaskuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan:
A. Cardiomegaly dengan konfigurasi HHD
B. Aortosklerosis
C. Pulmo tak tampak kelainan

RESUME

1. Keluhan utama
Pusing berputar sejak 2 minggu SMRS
2. Anamnesis
Pasien datang ke IGD RSDM dengan keluhan pusing berputar sejak 2
minggu SMRS. Pusing berputar dirasakan seperti ingin pingsan dan
semakin parah ketika pasien berdiri lama atau berpindah posisi.
Keluhan dirasakan terus menerus, semakin hari semakin memberat
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan memberat dengan
aktivitas dan sedikit berkurang dengan istirahat dan makan. Pasien
mengeluhkan badan terasa lemas dan mudah lelah yang dirasakan
diseluruh tubuh, lemas dirasakan terus-menerus sehingga pasien hanya
berbaring di atas tempat tidur dan malas beraktivitas, keluhan lemas
tidak membaik dengan makan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Pasien juga mengeluh mual tetapi tidak sampai muntah sejak 1 bulan
SMRS, mual timbul tanpa sebab yang jelas dan muncul tiba-tiba. Mual
semakin diperparah ketika pasien banyak pikiran dan telat makan.
Pasien belum mengobati keluhan mual tersebut, dan mual membaik
dengan sendirinya. Mual disertai dengan nyeri di ulu hati sejak 5 bulan
SMRS, nyeri ulu hati hilang timbul dan memberat 1 minggu SMRS.
Nyeri ulu hati disarakan perih seperti tertusuk-tusuk dan muncul tiba-
tiba. Nyeri ulu hati membaik dengan makan dan pemberian obat maag.
Pasien tidak mengeluhkan adanya demam, kesemutan, nyeri dada
seperti tertekan beban berat, nyeri dada yang menjalar, sesak napas,
dan nyeri menelan. Gusi berdarah disangkal, mimisan disangkal,
bercak-bercak kemerahan pada kulit disangkala. Diare lama dan batuk
yang tidak sembuh-sembuh disangkal, sariawan yang berulang
disangkal. Sebelumnya pasien sempat cek ke laboratorium klinik dan
didapatkan hasil Hb dan trombosit yang rendah.
Pasien mengeluhkan lehernya terdapat benjolan yang dirasakan sejak
sekitar 2 bulan SMRS. Benjolan ikut bergerak saat menelan, dan tidak
nyeri. Benjolan tidak bertambah besar sejak 2 bulan SMRS. Nyeri
menelan disangkal, sesak nafas disangkal, berdebar-debar disangkal,
keringat berlebih disangkal serta penurunan berat badan yang
signifikan disangkal. Pasien belum mengkonsumsi obat untuk keluhan
benjolan pada lehernya tersebut.
Pasien didiagnosis menderita tekanan darah tinggi sejak 6 bulan
SMRS di PPK 1, tetapi tidak terkontrol. Pasien mulai meminum obat
tekanan darah tinggi sejak 1 bulan yang lalu, namun mengeluhkan
lemas setiap selesai minum obat anti hipertensi, sehingga tidak teratur
dalam meminum obat. Pandangan mata kabur disangkal, bengkak pada
kaki dan tangan disangkal. Pasien menyangkal adanya riwayat sakit
DM.
BAK pasien 3-4 x/hari, setiap kali BAK kira-kira ½ sd 1 gelas air
mineral, warna kuning jernih dan tidak terdapat endapan. Pasien
menyangkal adanya nyeri saat BAK,dan tidak lampias saat BAK.
BAK berpasir disangkal, BAK berdarah disangkal, BAK seperti teh
disangkal, BAB pasien ± 1x/hari, konsistensi lunak berwarna
kecoklatan,
3. Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah 170/120 mmHg, Konjungtiva anemis, pembesaran
kelenjar getah bening di tonsilar, pembesaran kelenjar tiroid, batas
jantung melebar caudolateral, nyeri epigastrium dan nyeri ketok
costovertebral.
4. Pemeriksaan tambahan:
 Laboratorium darah: Hemoglobin 7.1 g/dl, Hematokrit 22%,
Trombosit 135 ribu/ul, Eritrosit 2.49 juta/ul, MCHC 31.8 g/dl,
PDW 17 %, Limfosit 21.60 %, Creatinine 9.7 mg/dl, Ureum 163
mg/dl, Natrium Darah 135 mmol/L, Kalium Darah 5.9 mmol/L,
Kalsium Ion 1.06 mmol/L
 Laboratorium Urine: Berat jenis 1.010, Protein +++/positif 3,
Eritrosit ++/positif 2, Eritrosit 50.2/ul, Eritrosit 9-10/LPB,
Leukosit 5-6/LPB, Bakteri (+)
 Rontgen thorax: cardiomegaly dengan konfigurasi HHD dan
aortosklerosis
II. DIAGNOSIS ATAU PROBLEM
1. CKD Stage V Non HD
2. Struma nodusa non toksik
3. Hipertensi stage II
RENCANA AWAL

No Diagnosis Pengkajian Rencana Awal Rencana Terapi Rencana Rencana


diagnosis Edukasi Monitoring

1. Anemia ec OCD Anamnesis:  Cek GDT  Bedrest tidak total Penjelasan


dd perdarahan  Pasien pusing berputar  Cek  O2 3 lpm NK kepada pasien  KUVS
sejak 2 minggu SMRS. retikulosit  Infus NaCl 0,9% mengenai  Monitoring
Pusing berputar dirasakan sebelum 20 tpm kondisi, tanda-tanda
seperti ingin pingsan dan transfuse  Transfusi PRC 3 prosedur perdarahan
semakin parah ketika  Feritin kolf cc hingga Hb diagnosis dan
pasien berdiri lama atau serum, ≥ 10 g/dl tatalaksana
berpindah posisi. Keluhan serum besi,  Asam folat 1 beserta
dirasakan terus menerus, transferin mg/24 jam komplikasi yang
semakin hari semakin serum, dapat terjadi.
memberat hingga saturasi
mengganggu aktivitas transferin
sehari-hari. Keluhan  Aspirasi dan
memberat dengan biopsi
aktivitas dan sedikit Sumsum
berkurang dengan istirahat tulang
dan makan. Lemas (+),
mudah lelah (+), mual (+).
 Pasien sempat cek ke
laboratorium klinik dan
didapatkan hasil HB dan
trombosit yang rendah.
Pemeriksaan Fisik:
Konjungtiva anemis
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Lab Darah:
Hemoglobin 7.1 g/dl,
Hematokrit 22%, Trombosit
135 ribu/ul, Eritrosit 2.49
juta/ul, MCHC 31.8 g/dl,
PDW 17 %
2. Struma nodusa Anamnesis:  Cek TSH Bedrest tidak total KUVS
non toksik Pasien mengeluhkan lehernya dan FT4
terdapat benjolan yang  USG tiroid
dirasakan sejak sekitar 2  Biopsi jarum
bulan SMRS. Benjolan ikut halus nodul
bergerak saat menelan, dan tiroid
tidak nyeri. Benjolan tidak
bertambah besar sejak 2
bulan SMRS.
Pasien tinggal di Jumapolo
(lereng gunung, dataran
tinggi).
Pemeriksaan Fisik:
Pembesaran kelenjar tiroid
(+) nodul tunggal ukuran 4x4
cm, nyeri tekan (-),
konsistensi kenyal, berbatas
tegas, permukaan rata, mobile
mengikuti gerakan menelan,
pembesaran kelenjar getah
bening leher (+) tonsilar
Pemeriksaan Penunjang: -
3. CKD Stage V Anamnesis: -  Cek USG  Diet ginjal 1700  BC/12 jam
Non HD Pemeriksaan Fisik: Nyeri Ginjal Kkal  Urine output
Ketok Costovertebral (+)  hemodialisa  Evaluasi
Pemeriksaan Penunjang: ureum
Pemeriksaan Lab Darah: creatinin per
Creatinine 9.7 mg/dl, Ureum 3 hari
163 mg/dl
Pemeriksaan Lab Urine:
Berat jenis 1.010, Protein
+++/positif 3, Eritrosit
++/positif 2, Eritrosit 50.2/ul,
Eritrosit 9-10/LPB, Leukosit
5-6/LPB, Bakteri (+)
4. Dispepsia Anamnesis: Gula darah  Inj omeprazole 40 Hindari  KUVS
Organik dd Mual tetapi tidak sampai Fungsi pankreas mg/24 jam IV makanan
Fungsional muntah sejak 1 bulan SMRS, Fungsi tiroid  Sucralfat Syr pencetus seperti
mual timbul tanpa sebab yang 3x1C pedas, asam,
jelas dan muncul tiba-tiba. tinggi lemak,
Mual semakin diperparah kopi.
ketika pasien banyak pikiran Edukasi makan
dan telat makan. Pasien dengan porsi
belum mengobati keluhan kecil tetapi
mual tersebut, dan mual sering dan
membaik dengan sendirinya. rendah lemak
Mual disertai dengan nyeri di
ulu hati sejak 5 bulan SMRS,
nyeri ulu hati hilang timbul
dan memberat 1 minggu
SMRS. Nyeri ulu hati
disarakan perih seperti
tertusuk-tusuk dan muncul
tiba-tiba. Nyeri ulu hati
membaik dengan makan dan
pemberian obat maag.
Pemeriksaan Fisik:
Nyeri tekan regio epigastrium
(+)
4. Hiperkalemia Anamnesis: -  Cek  Insulin 10 U Monitoring hasil
sedang Pemeriksaan Fisik: - elektrolit dalam glukosa EKG
Pemeriksaan Penunjang: urin 40%, 50 ml bolus Cek elektrolit
Kalium Darah 5.9 mmol/L IV post koreksi
 Infuse Dextrose
5%
5 Hipokalsemia Anamnesis: -  Cek  Ca glukonat 10 % Monitoring hasil
ringan Pemeriksaan Fisik: - elektrolit 10 ml diencerkan EKG
Pemeriksaan Penunjang: urin 50 ml dextrosa Cek elektrolit
Kalsium Ion 1.06 mmol/L 5% iv selama 5 post koreksi
menit
5.Hipertensi Stage Anamnesis:  EKG  Captopril 25mg/8 KUVS
II Pasien didiagnosis menderita  Funduskopi jam PO Monitoring EKG
tekanan darah tinggi sejak 6  Urin rutin
bulan SMRS di PPK 1, tetapi
tidak terkontrol. Pasien mulai
meminum obat tekanan darah
tinggi sejak 1 bulan yang lalu,
namun mengeluhkan lemas
setiap selesai minum obat anti
hipertensi, sehingga tidak
teratur dalam meminum obat.
Pandangan mata kabur
disangkal, bengkak pada kaki
dan tangan disangkal. Pasien
menyangkal adanya riwayat
sakit DM.
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan Darah 170/1120
mmHg
Pemeriksaan Penunjang:
Rontgen Thorax
cardiomegaly dengan
konfigurasi HHD dan
aortosklerosis

Anda mungkin juga menyukai