Anda di halaman 1dari 138

INTERNA

ENDOKRIN
GASTROENTERO-HEPATOLOGI
GINJAL SALURAN KEMIH
INFEKSI TROPIS- HEMATO-IMUNOLOGI
RHEUMATOLOGI
ENDOKRIN
1
Ny. Menma, 30 tahun datang ke IGD dengan nyeri lengan kanan bawah setelah
tidak sengaja menabrak lemari baju. Pasien juga mengeluhkan lemas dan nafsu
makan menurun. Riwayat operasi batu saluran kemih 1 kali. Pada PF didapatkan
TTV dalam batas normal. Pemeriksaan lengan kanan bawah didapatkan kulit
intak, nyeri tekan, krepitasi (+). Pemeriksaan foto polos didapatkan fraktur 1/3
distal radius. Dokter menyimpulkan fraktur tersebut patologis. Pemeriksaan
kadar kalsium didapatkan hasil 15 mg/dl. Pada EKG ditemukan gambaran
pemendekan interval QT. Etiologi yang menyebabkan keluhan diatas adalah....
A. Hipoparatiroidisme
B. Defisiensi vitamin D
C. Tirotoksikosis
D. Defisiensi vitamin A
E. Hiperparatiroidisme
1
Ny. Menma, 30 tahun datang ke IGD dengan nyeri lengan kanan bawah setelah
tidak sengaja menabrak lemari baju. Pasien juga mengeluhkan lemas dan nafsu
makan menurun. Riwayat operasi batu saluran kemih 1 kali. Pada PF didapatkan
TTV dalam batas normal. Pemeriksaan lengan kanan bawah didapatkan kulit
intak, nyeri tekan, krepitasi (+). Pemeriksaan foto polos didapatkan fraktur 1/3
distal radius. Dokter menyimpulkan fraktur tersebut patologis. Pemeriksaan
kadar kalsium didapatkan hasil 15 mg/dl. Pada EKG ditemukan gambaran
pemendekan interval QT. Etiologi yang menyebabkan keluhan diatas adalah....
A. Hipoparatiroidisme
B. Defisiensi vitamin D
C. Tirotoksikosis
D. Defisiensi vitamin A
E. Hiperparatiroidisme
KEYWORD
S
Hiperkalsemia (> 10.5 mg/dL / 2,6 mmol/L)

• Dua penyebab tersering


a. Neoplasma → meningkatkan bone resorption
b. Hiperparatiroidisme
• Penyebab lain : prolonged immobilization, peningkatan absorpsi
kalsium, vitamin D berlebihan, obat : lithium, thiazid
• Manifestasi klinis:
– Fatigue, depresi
– Mental confusion
– Anoreksia
– Mual, muntah
– Batu ginjal
– Artritis pseudogout
KEYWORD
S
Hiperkalsemia
• Gejala muncul pada kadar Ca2+ > 2.9 – 3 mmol/L
• > 3.2 mmol/L: kalsifikasi pada organ viseral
• > 3.7 – 4.5 mmol/L : koma, cardiac arrest

Sumber : Harrison’s 19th ed


KEYWORD
S
Hiperkalsemia (> 10.5 mg/dL / 2,6 mmol/L)
KEYWORD

Gejala Hiperkalsemia
S

Sumber : Essentials of Pathophysiology 3ed


Hiperparatiroidisme Primer
• = Gangguan metabolism kalsium, fosfat, dan tulang akibat
↑ sekresi PTH → hiperkalsemia dan hipofosfatemia
• Etiologi:
• Adenoma kelenjar paratiroid
• Sindrom herediter: multiple endocrine neoplasia (MEN 1 dan 2A)

• MEN 1 (= Wermer’s • MEN 2A


syndrome) • HiperPTH
• Hiper PTH • Pheochromocytoma
• Tumor pituitari, tumor • Karsinoma meduler
pankreas tiroid
• Hipersekresi gaster
dengan PUD (Zollinger-
Ellison syndrome)
Sumber : Harrison’s 19th ed
KEYWORD
S
Hiperkalsemia

Sumber : Harrison’s 19th ed


2
Tn. Malamini 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sulit diajak berbicara 2
hari yang lalu, sebelumnya sering mengeluh nyeri perut, mual, dan pingsan.
Pasien memiliki riwayat penyakit autoimun dan sedang dalam pengobatan
steroid dosis tinggi, lalu berhenti 3 hari yang lalu karena merasa nyeri perut.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 80/60 mmHg. HR 108x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36.8 C. Pada telapaktangan ditemukan bercak hiperpigmentasi. Pada
pemeriksaan lab didapatkan peningkatan kadar kalium, hiponatremia,
penurunan kadar kortisol. Tatalaksana yang tepat adalah...
A. Rehidrasi NaCl 0.9%+hidrokortison IV 100 mg dilanjutkan 100mg/24 jam
B. Rehidrasi NaCl 0.9%+hidrokortison oral 50 mg pagi, 100 mg malam
C. Rehidrasi NaCl D10%+hidrokortison oral 100 mg pagi, 50 mg malam
D. Rehidrasi NaCl 0.9%+metilprednisolon IV 62.5 mg single dose
E. Rehidrasi NaCl 0.9%+metilprednisolon IV 125 mg single dose
2
Tn. Malamini 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sulit diajak berbicara 2
hari yang lalu, sebelumnya sering mengeluh nyeri perut, mual, dan pingsan.
Pasien memiliki riwayat penyakit autoimun dan sedang dalam pengobatan
steroid dosis tinggi, lalu berhenti 3 hari yang lalu karena merasa nyeri perut.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 80/60 mmHg. HR 108x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36.8 C. Pada telapak tangan ditemukan bercak hiperpigmentasi. Pada
pemeriksaan lab didapatkan peningkatan kadar kalium, hiponatremia,
penurunan kadar kortisol. Tatalaksana yang tepat adalah...
A. Rehidrasi NaCl 0.9%+hidrokortison IV 100 mg dilanjutkan 100mg/24 jam
B. Rehidrasi NaCl 0.9%+hidrokortison oral 50 mg pagi, 100 mg malam
C. Rehidrasi NaCl D10%+hidrokortison oral 100 mg pagi, 50 mg malam
D. Rehidrasi NaCl 0.9%+metilprednisolon IV 62.5 mg single dose
E. Rehidrasi NaCl 0.9%+metilprednisolon IV 125 mg single dose
KEYWORD

Krisis Adrenal
S

• Defisiensi glukokortikoid akut dan berat, umumnya


dicetuskan oleh faktor presipitasi:
• Stress akut (infeksi, trauma, operasi) pada pasien
dengan underlying adrenal insufficiency
• Penghentian mendadak glukokortikoid setelah
terapi glukokortikoid jangka panjang
• Infark/perdarahan adrenal bilateral (Waterhouse –
Friderichsen syndrome)

Sumber : Harrison’s 19th ed


http://emedicine.medscape.com/article/116716-clinical#sho
wall
Krisis
KEYWORD
S

Adrenal
• Tanda dan Gejala
• Demam (dapat hipertermi/hipotermi)
• Mual muntah, diare
• Nyeri abdomen (menyerupai peritonitis)
• Tanda dan gejala syok yang tidak dapat dijelaskan
(termasuk gangguan kesadaran)
• Hipoglikemi, hiponatremi, hiperkalemi,
asidosis metabolik

Sumber : Harrison’s 19th ed


http://emedicine.medscape.com/article/116716-clinical#sho
wall
Krisis
KEYWORD
S

Adrenal
• Rehidrasi: infus normal saline 1 L/jam
• Terapi replacement glukokortikoid dengan
hidrokortison 100 mg injeksi bolus → dilanjutkan
dengan hidrokortison 100 – 200 mg/24 jam IV drip
• Glukokortikoid kerja lama (long acting) seperti
prednisolone atau metilprednisolone tidak
dianjurkan.
• Intensive care monitoring dan koreksi
metabolik
• Terapi replacement mineralokortikoid dengan
fludrocortisone 100 – 150 ug
3
Tn. Rapli, 45 tahun datang untuk kontrol rutin. Pasien memiliki DM sejak 4
tahun yang lalu dan terapi DM sampai sekarang dengan pola hidup sehat dan
Metformin 3x500 mg. Pasien memiliki hipertensi sejak 5 tahun, terapi
hipertensi dengan Valsartan 1x80 mg. Pasien punya riwayat PJK dan pernah
pasang stent. Ibu pasien punya riwayat DM dan hipertensi. Ayah pasien
meninggal di usia 40 tahun karena serangan jantung. Pemeriksaan fisik TD
135/70 mmHg, BMI 26, Lingkar perut 98 cm. Pemeriksaan lab HbA1C 6.9 HDL
50 LDL 140 Trigliserid 240. Terapi dislipidemia yang tepatu untuk pasien
tersebut adalah...
A. Gemfibrozil
B. Fenofibrat
C. Allopurinol
D. Ezetimibe
E. Atrovastatin
3
Tn. Rapli, 45 tahun datang untuk kontrol rutin. Pasien memiliki DM sejak 4
tahun yang lalu dan terapi DM sampai sekarang dengan pola hidup sehat dan
Metformin 3x500 mg. Pasien memiliki hipertensi sejak 5 tahun, terapi
hipertensi dengan Valsartan 1x80 mg. Pasien punya riwayat PJK dan pernah
pasang stent. Ibu pasien punya riwayat DM dan hipertensi. Ayah pasien
meninggal di usia 40 tahun karena serangan jantung. Pemeriksaan fisik TD
135/70 mmHg, BMI 26, Lingkar perut 98 cm. Pemeriksaan lab HbA1C 6.9 HDL
50 LDL 140 Trigliserid 240. Terapi dislipidemia yang tepat untuk pasien tersebut
adalah...
A. Gemfibrozil
B. Fenofibrat
C. Allopurinol
D. Ezetimibe
E. Atrovastatin
KEYWORD

DISLIPIDEMIA
S

• Adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai dengan


peningkatan maupun penurunan fraksi lipid plasma
(kenaikan kolesterol total, LDL, trigliserida, serta penurunan
HDL).
• Dislipidemia:
• Primer : genetik/ familial.
• Sekunder : akibat penyakit lain, misal DM,
hipotiroidisme, sind. nefrotik, penyaakit hati obstruktif
obat (progestin, steroid, beta blocker).
• Pengelolaan pasien dislipidemia:
• Non Farmakologis: aktivitas fisik, terapi nutrisi medis,
stop merokok.
• Farmakologis
Kadar TGA Kategori

< 150 mg/dL Normal

150 – 199 mg/dL Borderline


high

200 – 499 mg/dL High

> 500 mg/dL Very high


KEYWORD
S
REKOMENDASI PERKENI 2015

• Aktivitas fisik:
• 4-6 kali seminggu, aktivitas fisik sedang, aerobik, minimal 30
menit, misal jalan cepat, bersepeda statis, berenang, dll.
• Aktivitas anaerob minimal 2x seminggu.
• Terapi nutrisi medis:
• Diet rendah kalori, terdiri buah dan sayur (>=5 porsi sehari),
biji-bijian (>=6 porsi sehari), ikan, dan daging tanpa lemak.
• Lemak jenuh, lemak trans, kolestrol dibatasi.
• Mikronutrien berguna menurunkan LDL: sterol dan serat larut
air.
• Berhenti merokok:
• Merokok mempercepat pembentukan plak
• Berhenti merokok min 30 hari meningkatkan HDL secara
signifikan
DM dengan DISLIPIDEMIA
• Pemeriksaan profil lipid setidaknya dilakukan setahun
sekali → bila hasil baik, dapat dilakukan follow up
dua tahun sekali.
Paling efektif
menurunkan LDL

Sumber : Pengelolaan DM PERKENI 2015


KEYWORD
S STATI
N
• Mengurangi pembentukan kolesterol di liver
dengan menghambat enzim HMG Co-A
reductase
• Menurunkan LDL dan TG
• Direkomendasikan:
• Pencegahan primer: risiko 20% atau 10 tahun
risiko lebih besar untuk terkena PJK (skor
risiko Framingham)
• Pencegahan sekunder: pada pasien dengan
klinis kelainan kardiovaskular →
utamanya high intensity statin
KEYWORD
S
STATIN
CARA KERJA
KEYWORD
S

OBAT LAIN
• Nicotinic acid : ↓ produksi VLDL, ↑ HDL, dapat
menyebabkan resistensi insulin
• Bile acid sequestrant : meningkatkan pengeluaran
LDL dari sirkulasi dengan menstimulasi reseptor
LDL
• Asam fibrat : ↓ VLDL trigliserid, ↑ lipolisis trigliserid
melalui ↑ aktivitas lipase, ↑ HDL
4
Tn. Bokster 65 tahun dibawa ke IGD karena mnegalami penurunan
kesadaran. Awalnya, pasien terkesan bingung, bicara melantur kemudian
semakin lama kontak semakin berkurang. Diketahui pasien memiliki
riwayat DM sejak 20 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Pada PF
didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 35 x/menit, GDS 647 mg/dl. Pada
pemeriksaan darah didapatkan natrium 150 meq/L, kalium 4.2 mEq/L
Klorida 104 mEq/L osmolaritas serum 330 keton uri (-).berikut
merupakanhal yang perlu dilakukan kecuali...
A. Rehidrasi dengan NaCl 0.9%
B. Berikan bikarbonat
C. Berikan kalium
D. Berikan natrium
E. Bed rest
4
Tn. Bokster 65 tahun dibawa ke IGD karena mnegalami penurunan
kesadaran. Awalnya, pasien terkesan bingung, bicara melantur kemudian
semakin lama kontak semakin berkurang. Diketahui pasien memiliki
riwayat DM sejak 20 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Pada PF
didapatkan TD 100/70 mmHg, RR 35 x/menit, GDS 647 mg/dl. Pada
pemeriksaan darah didapatkan natrium 150 meq/L, kalium 4.2 mEq/L
Klorida 104 mEq/L osmolaritas serum 330 keton uri (-).berikut
merupakanhal yang perlu dilakukan kecuali...
A. Rehidrasi dengan NaCl 0.9%
B. Berikan bikarbonat
C. Berikan kalium
D. Berikan natrium
E. Bed rest
KEYWORD
S
KOMPLIKASI AKUT DM
Krisis Hiperglikemia
Krisis Hiperglikemia
Kriteria
KAD HHS

Kadar gula darah 300-600 600-1200

Asidosis Positif Negatif

Anion gap Meningkat Normal/sedikit


meningkat
Osmolaritas plasma Meningkat (300- Sangat meningkat
320) (300-380)
Klinis
•KAD
• Lebih akut (<24 jam) HHS
• Poliuri, polidipsi, • Proses perjalanan
penyakit lebih lama
muntah, dehidrasi, (hitungan hari – minggu)
lemah, perubahan • Poliuri, polidipsi,
status mental dehidrasi, lemah,
• Mual, muntah, nyeri perubahan status mental
perut (>50%) • Gejala neurologis
(hemianopia,
• Turgor kembali hemiparesis,
lambat kejang)
• Kussmaul • Takikardi, hipotensi
• Takikardi, hipotensi
Kriteria Diagnosis KAD & HHS
Hyperosmolar Hyperglycemic State

• Trias
– Hiperglikemia
– Hiperosmolaritas
– Dehidrasi (tanpa ketoasidosis yang signifikan)
• Patogenesis: Dehidrasi akibat osmotic
diuresis. Defisiensi insulin relatif, masih cukup
untuk mencegah lipolisis & ketoasidosis.
Pada HHS tidak terjadi asidosis →
sehingga tidak diberikan bikarbonat
Protocol for management of adult patients with DKA or HHS. DKA diagnostic criteria: blood
glucose 250 mg/dl, arterial pH 7.3, bicarbonate 15 mEq/l, and moderate ketonuria or ketonemia.

Abbas E. Kitabchi et al. Dia Care 2009;32:1335-1343

©2009 by American Diabetes Association


KEYWORD TATALAKSANA HHS
S

Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1 L/jam


• Tentukan status hidrasi
• Hipovolemik syok : NaCl 0,9% 1 L/jam, jika perlu plasma
expander
• Syok cardiogenic : tatalaksana syok
• Hipotensi ringan: lanjutkan IV fluid, periksa Na → tentukan ulang
jenis cairan IV berdasarkan hasil Na
Insulin: reguler insulin Bolus 0,1-0,15 U/kg 1-2 jam setelah rehidrasi
• Lanjutkan dengan IV drip 0,1 U/kg/jam dan dapat dititrasi
• Target: kadar glukosa serum 250-300mg/dL

Kalium
• Pastikan fungsi ginjal baik: diuresis min 50ml/jam
• <3.3 mEq/L → tunda insulin
• 3.3-5.0 mEq/L → beri 20-30 mEq kalium dalam tiap liter cairan
vi
5
Tn. Sirio 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RS Maserati
untuk kontrol DM tipe 2.selama ini pasien konsumsi obat rutin
metformin. Kemudian dokter menambahkan acarbose pada pasien.
Edukasi mengenai efek samping yang perlu disampaikan pada pasien
adalah...
A. Obat tersebut dapat menyebabkan penurunan gula darah yang
drastis
B. Obat tersebut dapat menyebabkan peningkatan BB
C. Obat tersebut dapat menyebabkan kaki bengkak
D. Obat tersebut dapat menyebabkan muntah
E. Obat tersebut dapat meningkatkan frekuensi buang angin dan
tinja menjadi lembek
5
Tn. Sirio 60 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RS Maserati
untuk kontrol DM tipe 2.selama ini pasien konsumsi obat rutin
metformin. Kemudian dokter menambahkan acarbose pada pasien.
Edukasi mengenai efek samping yang perlu disampaikan pada pasien
adalah...
A. Obat tersebut dapat menyebabkan penurunan gula darah yang
drastis
B. Obat tersebut dapat menyebabkan peningkatan BB
C. Obat tersebut dapat menyebabkan kaki bengkak
D. Obat tersebut dapat menyebabkan muntah
E. Obat tersebut dapat meningkatkan frekuensi buang angin dan
tinja menjadi lembek
DIABETES MELLITUS TIPE 2

Sumber: PERKENI, 2015


DMT2 – KRITERIA DIAGNOSIS
Pasien yang
cenderung
hipoksemia
(PPOK, CHF NYHA eGFR<30
3-4, CVD, syok
sepsis)
6
Tn. Fider 25 tahun datang dengan keluhan sering buang air kecil sejak 4
inggu yang lalu. Pasien dapat BAK hingga 6-7 kali pada malam hari. Pasien
juga sering merasa haus dan lemas, serta pandangan terganggu. Pada PF
didapatkan TD 115/70 mmHg HR 90x/menit RR 21x/menit suhu afebris.
Pasien saat ini tidak dalam pengobatan apapun. Hasil water deprivation test
osmolaritas serum 360mOsm/kg osmolaritas urin145 mOsm/kg. Dilakukan
pemberikan desmopresin, osmolaritas urin menjadi 300 mOsm/kg.
Diagnosis yang palimg mungkin pada pasien adalah...
A. Diabetes insipidus sentral
B. Diabetes insipidus nefrogenik
C. Polidipsia psikogenik
D. Diabetes melitus tipe 1
E. Syndrome of inapporpiate ADH secretion (SIADH)
6
Tn. Fider 25 tahun datang dengan keluhan sering buang air kecil sejak 4
inggu yang lalu. Pasien dapat BAK hingga 6-7 kali pada malam hari. Pasien
juga sering merasa haus dan lemas, serta pandangan terganggu. Pada PF
didapatkan TD 115/70 mmHg HR 90x/menit RR 21x/menit suhu afebris.
Pasien saat ini tidak dalam pengobatan apapun. Hasil water deprivation test
osmolaritas serum 360mOsm/kg osmolaritas urin145 mOsm/kg. Dilakukan
pemberikan desmopresin, osmolaritas urin menjadi 300 mOsm/kg.
Diagnosis yang palimg mungkin pada pasien adalah...
A. Diabetes insipidus sentral
B. Diabetes insipidus nefrogenik
C. Polidipsia psikogenik
D. Diabetes melitus tipe 1
E. Syndrome of inapporpiate ADH secretion (SIADH)
6
Tn. Fider 25 tahun datang dengan keluhan sering buang air kecil sejak 4
minggu yang lalu. Pasien dapat BAK hingga 6-7 kali pada malam hari. Pasien
juga sering merasa haus dan lemas, serta pandangan terganggu. Pada PF
didapatkan TD 115/70 mmHg HR 90x/menit RR 21x/menit suhu afebris.
Pasien saat ini tidak dalam pengobatan apapun. Hasil water deprivation test
osmolaritas serum 360mOsm/kg osmolaritas urin 145 mOsm/kg. Dilakukan
pemberikan desmopresin, osmolaritas urin menjadi 300 mOsm/kg.
Diagnosis yang palimg mungkin pada pasien adalah...
A. Diabetes insipidus sentral
B. Diabetes insipidus nefrogenik
C. Polidipsia psikogenik
D. Diabetes melitus tipe 1
E. Syndrome of inapporpiate ADH secretion (SIADH)
KEYWORD
S
DIABETES INSIPIDUS

• Kelainan dimana ginjal kehilangan kemampuan


mengkonsentarsikan urin
• Disebabkan defisiensi ADH (Anti-Diuretic
Hormone)
• Terbagi menjadi 2
1. Sentral → penurunan sekresi ADH, disebabkan:
idiopatik (30%), trauma, infeksi hipofisis (oleh
jamur, TB), keganasan (kraniofaringioma)

2. Nefrogenik → resistensi ADH (gangguan reseptor


ADH pada ginjal), disebabkan oleh: obat (lithium,
amfoterisin B), hipokalemia berat (tubulus menjadi
resisten terhadap ADH, hiperkalsemia, ginjal polikistik)
KEYWORD
S ANTI-DIURETIC
HORMONE
• Vasopressin
• Fungsi:
– Penurunan urin output
– Penurunan sweating
– Menaikan tekanan darah
• Dehidrasi
– Release ADH
• Overhidrasi
– Menghambat ADH
KEYWORD
S
PENDEKATAN KLINIS

• Gejala: poliuria, polidipsi, nokturia


• Pendekatan Diagnosis (suspek DI - pasien dengan
poliuri & polidips)i:
1. Dilakukan pengukuran osmolalitas plasma & osmolalitas
urin untuk mengetahui nilai baseline
2. Selanjutnya uji Water Deprivation Test → membedakan
Diabetes Insipidus & Polidipsi Primer (Psikogenik). Jika
osmolalitas urin meningkat (> 600 mOsmol/kg) → 
diabetes insipidus dapat di rule out
3. Untuk membedakan sentral/nefrogenik → diberikan
desmopressin
1. Sentral: osmolaritas urin naik setelah diberikan desmopressin
(menandakan reseptor ADH di ginjal berfungsi baik)
2. Nefrogenik: osmolalitas urin tetap rendah → meskipun
diberikan hormon, reseptor disfungsi
KEYWORD
S
KEYWORD
S Perbedaan Karakteristik Polidipsia Psikogenik dengan
Diabetes Insipidus
KEYWORD
S
Untuk pasien dengan asupan oral tidak adekuat dan
terjadi hipernatremia,
Dextrose dan air atau cairan hipoosmolar secara IV
(500 – 750 ml/jam dengan target penurunan sodium
0,5 mEq/L/jam)

•Terapi farmakologi berupa :


•Desmopressin (pilihan utama DI sentral)
•Vasopressin sintetik
•Chlorpropamide
•Karbamazepine
•Klofibrat
•Tiazid
•NSAID, seperti indometasin terutama pada DI
nefrogenik
7
Ny. Taslem 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 25 minggu datang ke RS dengan
keluhan ada benjolan di leher sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
dada sering berdebar-debar, sering berkeringat dan nafsu makan meningkat
tapi berat badan cenderung tetap. Pada PF didapatkan TD 130/90 mmHg, HR
120x/menit RR 20x/menit suhu 36.8 C. Pada pemeriksaan status lokalis
terdapat benjolan licin diseluruh leher, konsistensi kenyal, batas tidak tegas,
bergerak jika menelan, nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan lab didapatkan TSH
menurun. Diagnosis yang tepat untuk kasus Ny. Taslem adalah...
A. Tiroiditis Hashimoto
B. Struma difusa toksik
C. Tidoiditis akut
D. Struma difusa non toksik
E. Struma nodusa non toksik
7
Ny. Taslem 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 25 minggu datang ke RS dengan
keluhan ada benjolan di leher sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan
dada sering berdebar-debar, sering berkeringat dan nafsu makan meningkat
tapi berat badan cenderung tetap. Pada PF didapatkan TD 130/90 mmHg, HR
120x/menit RR 20x/menit suhu 36.8 C. Pada pemeriksaan status lokalis
terdapat benjolan licin diseluruh leher, konsistensi kenyal, batas tidak tegas,
bergerak jika menelan, nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan lab didapatkan TSH
menurun. Diagnosis yang tepat untuk kasus Ny. Taslem adalah...
A. Tiroiditis Hashimoto
B. Struma difusa toksik
C. Tidoiditis akut
D. Struma difusa non toksik
E. Struma nodusa non toksik
KEYWORD
S
PENYAKIT TIROID
• Adalah pembesaran kelenjar tiroid
• Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/ goiter
Goiter endemik)
• Goiter sporadik (jarang)

• GRAVES DISEASE
• Struma nodular toksik
Hipertiroidisme • Adenoma toksik
• Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor hipofisis, dll)

• Defisiensi iodium berat


• Tiroiditis hashimoto
Hipotiroidisme • Iatrogenik
• Lain-lain (hipopituitari kongenital, dll )

• Jinak (misal adenoma folikular)


Neoplasma • Ganas (misal adenokarsinoma tiroid)
KEYWORD
S
STRUMA/GOITER

STRUMA STRUMA

NON-
DIFUSA NODUSA TOKSIK
TOKSIK

Pembesaran Gejala Tidak ada


Pembesaran
tiroid secara
tiroid hipertiroid/ gejala
umum, tirotoksikosis tirotoksikosis
berupa
benjolan (-)
benjolan (+)
KEYWORD
S

• Goiter difus • Goiter nodular


– Sederhana: Fisiologis • Goiter multinodular
(pubertas, kehamilan) • Nodul soliter
– Autoimun: Graves’ dan • Fibrotik (Reidel’s
tiroiditis)
Hashimoto
• Kistik
– Tiroiditis akut/ de
Quervain
– Defisiensi iodin: • Keganasan: adenoma,
Goiter karsinoma, limfoma
endemic • Lainnya: sarcoidosis,
– Goitrogen: tuberkulo sisa
Sulfonilurea
Sumber: Kumar and Clark’s Clinical Medicine 8th ed.
TATALAKSANA

Methimazole:
• mulai dosis tinggi 10-20 mg/hari
• maintenance 5-10 mg/hari

Propiltiourasil (PTU)
• mulai dosis tinggi 3 x 50 – 150 mg (300-600 mg dibagi 3 dosis) →
(monitoring T4) → maintenance 3 x 50 mg

Efek samping methimazole


• Hepatotoksik
• Embriopati → kontraindikasi ibu hamil trimester 1

Efek samping PTU


• Agranulositosis
• ANCA-positive vasculitis
• Hepatitis nekrotik fulminan

Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011


• Pengobatan simptomatik berupa beta bloker, ada 2 pandangan
mengenai indikasinya :
1. Semua pasien dengan tirotoksikosis simptomatik
2.Pasien lainnya hanya diberikan apabila HR saat istirahat >
90x/menit atau ada kormobiditas KV → lebih dianjurkan

Sumber: ATA guidelinde ENDOCRINE PRACTICE Vol 17 No. 3 May/June 2011


8
Tn. Jukida 65 tahun datang berobat untuk kontrol rutin. Pasien
memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu dan tidak rutin
berobat jantung. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan kolesterol total
330 mg/dl LDL 180 mg/dl HDL 40 mg/dl TG 160 mg/dl. Mekanisme
kerja obat yang paling sesuai diberikan pada pasien adalah...
A. Menghambat aktivitas enzim xantin oxidase
B. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
C. Menghambat pembentukan bekuan darah
D. Menghambat aktivitas enzim HMG CoA reduktase
E. Mengikat asam empedu sehingga menghambat siklus
enterohepatik
8
Tn. Jukida 65 tahun datang berobat untuk kontrol rutin. Pasien
memiliki riwayat serangan jantung 2 bulan yang lalu dan tidak rutin
berobat jantung. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan kolesterol total
330 mg/dl LDL 180 mg/dl HDL 40 mg/dl TG 160 mg/dl. Mekanisme
kerja obat yang paling sesuai diberikan pada pasien adalah...
A. Menghambat aktivitas enzim xantin oxidase
B. Meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase
C. Menghambat pembentukan bekuan darah
D. Menghambat aktivitas enzim HMG CoA reduktase
E. Mengikat asam empedu sehingga menghambat siklus
enterohepatik
DISLIPIDEMIA
• Kelainan metabolisme lipid, ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid
plasma (kenaikan kolesterol total, LDL,
trigliserida, serta penurunan HDL).
• Dislipidemia:
– Primer : genetik/ familial.
– Sekunder : akibat penyakit lain, misal DM,
hipotiroidisme, sind. nefrotik, penyaakit
hati obstruktif obat (progestin, steroid,
beta blocker).

Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015


DISLIPIDEMIA
Berdasarkan tingkat risiko:
1. Tingkat risiko sangat tinggi → target terapi kolesterol
LDL <70 mg/dL atau penurunan ≥50% kolesterol awal
– PJK (angina stabil, sindrom koroner akut, post infark,
pernah menjalani revaskularisasi koroner)
– Setara PJK
• DM tipe 2
• DM tipe 1 dengan mikroalbuminuria
• CKD, GFR <60
• Penyakit arteri karotis (TIA, stroke)
• Penyakit arteri perifer
– Nilai SCORE ≥10%
DISLIPIDEMIA
2. Tingkat risiko sangat tinggi → target terapi
kolesterol LDL <100 mg/dL atau penurunan
≥30% kolesterol awal
– Faktor risiko tunggal yang berat (dislipidemia
familial atau hipertensi berat
– Sindrom metabolik
– Nilai SCORE 5-<10%
DISLIPIDEMIA
• Pengelolaan dislipidemia secara umum
– Terapi non farmakologi
• Aktivitas fisik
• Terapi nutrisi medis
• Berhenti merokok
– Terapi farmakologi → prinsip dasar: menurunkan
resiko terkena penyakit kardiovaskular
• Statin → evidence based terkuat
• Bile acid sequestrant
• Asam nikotinat
• Fibrat
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI

• Aktivitas fisik:
– 4-6 kali seminggu, aktivitas fisik sedang, aerobik, minimal 30
menit, misal jalan cepat, bersepeda statis, berenang, dll.
– Aktivitas anaerob minimal 2x seminggu.
• Terapi nutrisi medis:
– Diet rendah kalori, terdiri buah dan sayur (>=5 porsi sehari),
biji-bijian (>=6 porsi sehari), ikan, dan daging tanpa lemak.
– Lemak jenuh, lemak trans, kolestrol dibatasi.
– Mikronutrien berguna menurunkan LDL: sterol dan serat larut
air.
– Berhenti merokok:
– Merokok mempercepat pembentukan plak
– Berhenti merokok min 30 hari meningkatkan HDL secara
signifikan
Sumber : Pengelolaan
Dislipidemia PERKENI 2015
TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
Obat Hipolipidemik
• Nicotinic acid : ↓ produksi VLDL, ↑ HDL, dapat
menyebabkan resistensi insulin
• Bile acid sequestrant : meningkatkan pengeluaran LDL
dari sirkulasi dengan menstimulasi reseptor LDL
• Statin : ↓ kolesterol dengan menginhibisi HMG
CoA reduktase, ↓ lipoprotein, ↑ sintesis reseptor
LDL
• Asam fibrat : ↓ VLDL trigliserid, ↑ lipolysis trigliserid
melalui ↑ aktivitas lipase, ↑ HDL
Paling efektif
menurunkan LDL

Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015


STATIN
• Mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan
menghambat enzim HMG Co-A reduktase
• Menurunkan LDL dan TG
• Obat pilihan penurun konsentrasi LDL dan digunakan
sampai dosis terbesar yang dapat ditoleransi
• Direkomendasikan:
• Pencegahan primer: risiko 20% atau 10 tahun
risiko lebih besar untuk terkena PJK (skor risiko
Framingham)
• Pencegahan sekunder: pada pasien dengan klinis
kelainan kardiovaskular → utamanya high
intensity statin

Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015


9
Tn. Eltiga 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kram dan
mati rasa ada kedua tangan dan tungkai. Selain itu pasien mengeluh
sering merasakan kedutan ringan pada kedua tangan dan kaki, nyeri
dada dan cepat marah. Pasien memiliki riwayat operasi tiroidektomi
2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik normal, pemeriksaan lab kadar
fosfor darah meningkat dan kadar kalsium menurun. Tatalaksana
yang erlu diberikan kepada pasien adalah...
A. Vitamin D dan kalsium karbonat
B. Vitamin c dan zink
C. Tablet Fe dan fosfor
D. Tablet Fe dan zink
E. Vitamin D dan zink
9
Tn. Eltiga 50 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kram dan
mati rasa ada kedua tangan dan tungkai. Selain itu pasien mengeluh
sering merasakan kedutan ringan pada kedua tangan dan kaki, nyeri
dada dan cepat marah. Pasien memiliki riwayat operasi tiroidektomi
2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik normal, pemeriksaan lab kadar
fosfor darah meningkat dan kadar kalsium menurun. Tatalaksana
yang perlu diberikan kepada pasien adalah...
A. Vitamin D dan kalsium karbonat
B. Vitamin c dan zink
C. Tablet Fe dan fosfor
D. Tablet Fe dan zink
E. Vitamin D dan zink
HIPOPARATIROID
• Berkurangnya hormon paratiroid
• Terbagi menjadi 2 jenis
– Hereditary hypoparathyroidism
• Defek genetik → ketiadaan kelenjar paratirod
kongenital (DiGorge syndrome)
– Acquired hypoparathyroidism
• Komplikasi post operasi (tersering
tiroidektomi)
• Jejas imbas radiasi setelah terapi radioiodin
• Jejas kelenjar pada pasien dengan hemokromatosis
atau hemosiderosis
FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID
& HOMESTASIS KALSIUM
FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID
& HOMESTASIS KALSIUM

Hipoparatiroid → hipokalsemia &


hiperfosfatemia
HIPOPARATIROID
• Tanda & Gejala
– Hypocalcemia symptoms of tetany: spasme
otot, spasme carpopedal, grimacing wajah,
spasme laring, kejang
– Pada hipoparatiroid herediter → lebih sering
gejala ekstrapiramidal → distonia, pergerakan
choreoathetotic
– Perubahan status mental (iritabilitas, depresi,
prsikosis)
– Kram usus & malabsorpsi kronis
– Chvostek’s sign & trousseau sign
HIPOPARATIROID
• Pemeriksaan Penunjang
– Lab: Hipokalsemia, hiperkalsiuria
– Kalsifikasi ganglia basal lebih sering
ditemukan pada kasus herediter
– EKG: interval QT memanjang,
aritmia
TATA
LAKSANA
• Kalsium oral dosis tinggi (≥ 1 g kalsium
elemental; jika perlu kombinasi dengan
vitamin D dosis 40.000 – 120.000 U/hari
• Thiazide diuretik
10
Ny. Karimun 50 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RS
Susuki untuk kontrol DM tipe 2 yang sudah diderita sejak 8
tahun yang lalu. Saat ini pasien mendapatkan terapi insulin,
glicazid, dan acarbose. Pasien memiliki riwayat gagal jantung
dan hiperkolesterolemia. Target HbA1C pada pasien Ny.
Karimun adalah...
A. <8%
B. <7.5%
C. <7%
D. <6.5%
E. <6%
10
Ny. Karimun 50 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam RS
Susuki untuk kontrol DM tipe 2 yang sudah diderita sejak 8
tahun yang lalu. Saat ini pasien mendapatkan terapi insulin,
glicazid, dan acarbose. Pasien memiliki riwayat gagal jantung
dan hiperkolesterolemia. Target HbA1C pada pasien Ny.
Karimun adalah...
A. <8%
B. <7.5%
C. <7%
D. <6.5%
E. <6%
KEYWORD
S
ALGORITMA DIAGNOSIS DM TIPE 2
KEYWORD
S
TATALAKSANA DM TIPE 2
Lihat bagan :
• HbA1C <7.5% : modifikasi gaya hidup sehat
→  evaluasi 3 bulan, HbA1C tidak
mencapai < 7% → monoterapi oral.
• HbA1C 7.5% - <9.0% diberikan modifikasi gaya hidup
sehat + monoterapi oral → Bila obat monoterapi
tidak bisa mencapai target HbA1C<7% dalam waktu 3
bulan maka → kombinasi 2 obat
• HbA1C sejak awal ≥ 9% → diberikan kombinasi 2
macam → tidak mencapai target kendali →
kombinasi 3 macam (metformin + 2 lain) → tidak
tercapai Insulin basal plus/bolus atau premix
TATALAKSANA
KEYWORD
S
KEYWORD
S
TARGET TERAPI HbA1c

-Pemeriksaan HbA1c dilakukan minimal 2


kali/tahun pada kasus kadar gula terkontrol
atau setiap 3 bulan pada kasus kadar gula
tidak terkontrol

-Target HbA1c untuk sebagian besar


kasus dewasa (tidak hamil) < 7%

Sumber : American Diabetes Association 2019


TARGET TERAPI HbA1c

-Direkomendasikan target HbA1c < 6,5% untuk kasus


seperti short duration of diabetes, type 2 diabetes
treated with lifestyle or metformin only, long life
expectancy, or no significant cardiovascular problem
disease
-Direkomendasikan target HbA1c < 8% terutama
dengan riwayat hipoglikemia berat, limited life
expectancy, advanced micro/macrovascular
complications, extensive comorbid conditions, or
long standing diabetes yang sulit dikontrol
dengan pengobatan beberapa obat diabetes.
Sumber : American Diabetes
Association 2019
GASTROENTERO-HEPATOLOGI
11
Seorang Ibu berusia 40 tahun datang dengan keluhan dada terasa
panas sampai kerongkongan, megeluhkan rasa asam dan pahit di
tenggorokan, tidak bisa tidur karena mengeluhkan makanan seperti
naik ke atas. Pasien sempat membeli obat mag di warung dan
keluhan mereda. TD 110/70 HR 100 RR 20. PF fisik abdomen dan
dada tidak ditemukan kelainan, tidak terdapat nyeri epigastrium.
Apakah kemungkinan diagnosisnya...
A. GERD
B. Dispepsia ulkus
C. Dispepsia fungsional
D. Dispepsia dismotilitas
E. Barret esofagus
11
Seorang Ibu berusia 40 tahun datang dengan keluhan dada terasa
panas sampai kerongkongan, megeluhkan rasa asam dan pahit di
tenggorokan, tidak bisa tidur karena mengeluhkan makanan seperti
naik ke atas. Pasien sempat membeli obat mag di warung dan
keluhan mereda. TD 110/70 HR 100 RR 20. PF fisik abdomen dan
dada tidak ditemukan kelainan, tidak terdapat nyeri epigastrium.
Apakah kemungkinan diagnosisnya...
A. GERD
B. Dispepsia ulkus
C. Dispepsia fungsional
D. Dispepsia dismotilitas
E. Barret esofagus
GERD
Definisi:

• suatu gangguan di mana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke


dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang
mengganggu.
Gejala Khas

• Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)
• regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah)
• nyeri epigastrium
• disfagia
• Odinofagia

Dua kelompok pasien GERD

• Pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan


mukosa esofagus pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)
• Gejala refluks yang mengganggu tanpa adanya kerusakan mukosa esofagus
pada pemeriksaan endoskopi (Non-Erosive Reflux Disease/NERD)

46
12
Laki laki 24 tahun datang dengan keluhan diare disertai
darah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising usus
meningkat. Pemeriksaan lab feses ditemukan bakteri.
Apa tatalaksana yang tepat untuk pasien ini...
A. Ciprofloksasin 3x400mg
B. Ciprofloksasin 2x960mg
C. Ciprofloksasin2x250mg
D. Ciprofloksasin2x500mg
E. Ciprofloksasin 3x500mg
12
Laki laki 24 tahun datang dengan keluhan diare disertai
darah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising usus
meningkat. Pemeriksaan lab feses ditemukan bakteri.
Apa tatalaksana yang tepat untuk pasien ini...
A. Ciprofloksasin 3x400mg
B. Ciprofloksasin 2x960mg
C. Ciprofloksasin2x250mg
D. Ciprofloksasin2x500mg
E. Ciprofloksasin 3x500mg
48
13
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke dokter dengankeluhan
mual dan nyeri di perut bagian tengah sejak satu bulan yang lalu. Keluhan
disertai nafsu makan menurun. Pasien sudah berobat ke dokter, namun
masih tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 110/80
denyut nadi 72x/menit dan suhu 36C. Pemeriksaan abdomen terdapat nyeri
tekan di epigastrium dan hipokondrium kanan. Hasil pemeriksaan
gastrokopi menunjukkan adanya ulserasi pada mukosa gaster dan hiperemis
pada dindingnya. Faktor agresif apa yang berperan pada keadaan ini?
A. Pepsin
B. Sekresi mukus
C. Prostaglandin
D. Bikarbonat
E. Epitel permukaan usus
13
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke dokter dengan keluhan
mual dan nyeri di perut bagian tengah sejak satu bulan yang lalu. Keluhan
disertai nafsu makan menurun. Pasien sudah berobat ke dokter, namun
masih tidak ada perubahan. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah 110/80
denyut nadi 72x/menit dan suhu 36C. Pemeriksaan abdomen terdapat nyeri
tekan di epigastrium dan hipokondrium kanan. Hasil pemeriksaan
gastrokopi menunjukkan adanya ulserasi pada mukosa gaster dan hiperemis
pada dindingnya. Faktor agresif apa yang berperan pada keadaan ini?
A. Pepsin
B. Sekresi mukus
C. Prostaglandin
D. Bikarbonat
E. Epitel permukaan usus
50
14
Seorang laki-laki berusia 50 tahun diantar istrinya ke IGD karena mual,
muntah, dan nyeri perut sejak 1 minggu terakhir. Badannya terasa lemah
dan BAK berwarna coklat sepert teh. Pada pemeriksaan didapatkan suhu
38C. Didapatkan sklera ikterik dan nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan
lab menunjukkan nilai bilirubin 68mol/l AST 500iu/L ALT 480 iu/L.
Pemeriksaan serologi didapatkan IgM HAV (-) HBsAg (-) anti HBs (-) IgM
HBc (+) IgM HCV (-) IgM HEV (-). Apakah diagnosis yang paling mungkin?
A. Hepatitis B akut
B. Hepatitis B karier
C. Hepatitis B dalam window period
D. Hepatitis B kronik
E. Hepatitis B eksaserbasi akut
*Window period in Hep B infection : the period that elapses during HBsAg to HBsAb seroconversion

52
WINDOW PERIOD
15
Tn. Margo 65 tahun mengalami diare terus menerus sejak 4 hari
yang lalu. Pasien telah dirawat selama 3 minggu di RS dan
mendapatkan berbagai jenis antibiotik sebagai tatalaksana
pneumonia. Diare disertai darah (-). Keluhan diare tidak ada
ketika pertama kali datang ke RS. Apa mikroorganisme yang
paling memungkinkan menyebabkan diare?
A. Balantidium coli
B. Campylobacter jejuni
C. Clostridium difficile
D. Kleibsella pneumonia
E. Clostridium perfringens
15
Tn. Margo 65 tahun mengalami diare terus menerus sejak 4 hari
yang lalu. Pasien telah dirawat selama 3 minggu di RS dan
mendapatkan berbagai jenis antibiotik sebagai tatalaksana
pneumonia. Diare disertai darah (-). Keluhan diare tidak ada
ketika pertama kali datang ke RS. Apa mikroorganisme yang
paling memungkinkan menyebabkan diare?
A. Balantidium coli
B. Campylobacter jejuni
C. Clostridium difficile
D. Kleibsella pneumonia
E. Clostridium perfringens
55
16
Pasien laki-laki berusia 32 tahun sedang melakukan tes
lab untuk mengetahui kondisi liver nya. Hasil lab
menunjukkan HBsAg negatif, Anti-HBs positif, Anti-HBc
positif. Apa maksud dari interpretasi seromarker di atas?
A. Infeksi hepatitis B akut
B. Infeksi hepatitis B kronis
C. Infeksi hepatitis B kronis reaktif aktif
D. Imunitas dari infeksi natural
E. Imunitas dari vaksinasi
16
Pasien laki-laki berusia 32 tahun sedang melakukan tes
lab untuk mengetahui kondisi liver nya. Hasil lab
menunjukkan HBsAg negatif, Anti-HBs positif, Anti-HBc
positif. Apa maksud dari interpretasi seromarker di atas?
A. Infeksi hepatitis B akut
B. Infeksi hepatitis B kronis
C. Infeksi hepatitis B kronis reaktif aktif
D. Imunitas dari infeksi natural
E. Imunitas dari vaksinasi
57
17
An Yofi 18 tahun dibawa orang tuanya ke klinik dengan keluhan
tidak enak badan, demam, mual, lemas, buang air kecil warna
gelap. Pada PF konjungtiva ikterik. Pemeriksaan lab ditemukan
total protein serum 8 g/dl albumin 4 g/dl ALP 2000 U/L
bilirubin direk 5 mg/dl. Jenis jaundice pada pasien ini adala:
A. Cirrhotic jaundice
B. Hepatoma
C. Parenchymal jaundice
D. Obstrictive jaundice
E. Hemolytic jaundice
17
An Yofi 18 tahun dibawa orang tuanya ke klinik dengan keluhan
tidak enak badan, demam, mual, lemas, buang air kecil warna
gelap. Pada PF konjungtiva ikterik. Pemeriksaan lab ditemukan
total protein serum 8 g/dl albumin 4 g/dl ALP 2000 U/L
bilirubin direk 5 mg/dl. Jenis jaundice pada pasien ini adala:
A. Cirrhotic jaundice
B. Hepatoma
C. Parenchymal jaundice
D. Obstrictive jaundice
E. Hemolytic jaundice
59
18
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang membawa hasil lab
dengan peningkatan enzim hati ALT 780 AST 665 dan HbsAg
(+). Pada pemeriksaan serologi lebih lanjut didapatkan igM
anti HAV (+), IgM anti Hbc (-) IgG anti hbc (+) HbeAg (+).
Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien ini?
A. Pernah terinfeksi hepatitis A dan hepatitis B akut
B. Hepatitis A akut dan hepatitis B kronis
C. Hepatitis A akut dan hepatitis B akut
D. Hepatitis A akut dan hepatitis B window period
E. Hepatitis A akut dan hepatitis B inactive carrier
61
19
Seorang wanita 26 tahun datang kepraktek dokter dengan
keluhan nyeri ulu hati yang menjalar sampai ke tenggorokan,
sering bersendawa, keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan konsumsi kopi 3 kali sehari. Hasil
pemeriksaan endoskopi adalah adanya gambaran ulkus pada
bagian distal esofagus. Apakah diagnosis yang tepat?
A. Ulkus gaster
B. Malory weis tear
C. Barrets esofagus
D. Refluks gastroesofagus
E. Kanker esofagus
19
Seorang wanita 26 tahun datang kepraktek dokter dengan
keluhan nyeri ulu hati yang menjalar sampai ke tenggorokan,
sering bersendawa, keluhan ini dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan konsumsi kopi 3 kali sehari. Hasil
pemeriksaan endoskopi adalah adanya gambaran ulkus pada
bagian distal esofagus. Apakah diagnosis yang tepat?
A. Ulkus gaster
B. Malory weis tear
C. Barrets esofagus
D. Refluks gastroesofagus
E. Kanker esofagus
GERD
Definisi:

• suatu gangguan di mana isi lambung mengalami refluks secara berulang ke


dalam esofagus, yang menyebabkan terjadinya gejala dan/atau komplikasi yang
mengganggu.
Gejala Khas

• Heartburn (rasa terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih)
• regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah)
• nyeri epigastrium
• disfagia
• Odinofagia

Dua kelompok pasien GERD

• Pasien dengan esofagitis erosif yang ditandai dengan adanya kerusakan


mukosa esofagus pada pemeriksaan endoskopi (Erosive Esophagitis/ERD)
• Gejala refluks yang mengganggu tanpa adanya kerusakan mukosa esofagus
pada pemeriksaan endoskopi (Non-Erosive Reflux Disease/NERD)

64
20
Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
utama diare lebih dari 4 minggu, frekuensi lebih dari 3 kali disertai darah.
Pasien juga mengeluh nyeri perut, sariawan, nyeri sendi dan penurunan berat
badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,
ulserasi pada mulur dan konjungtiva palpebra pucat, teraba masa di abdomen
di regio inguinal dextra, peristaltik normal, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8 g/dl, leukosit 7000/mm3 LED 20 mm/jam trombosit
200.000/mm3. pemeriksaan penunjang lainnyaa yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis adalah?
A. Colon in loop
B. Kolonoskopi
C. BNO 3 posisi
D. Barium enema
E. USG abdomen
20
Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan
utama diare lebih dari 4 minggu, frekuensi lebih dari 3 kali disertai darah.
Pasien juga mengeluh nyeri perut, sariawan, nyeri sendi dan penurunan berat
badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal,
ulserasi pada mulur dan konjungtiva palpebra pucat, teraba masa di abdomen
di regio inguinal dextra, peristaltik normal, pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8 g/dl, leukosit 7000/mm3 LED 20 mm/jam trombosit
200.000/mm3. pemeriksaan penunjang lainnyaa yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis adalah?
A. Colon in loop
B. Kolonoskopi
C. BNO 3 posisi
D. Barium enema
E. USG abdomen
IBD
(Inflammatory Bowel Disease)

66
The standard for diagnosis of IBD:
endoscopy and biopsy

Endoscopy helps to see if inflammation is


present, where it is located, assess its severity,
and obtain biopsies to confirm the diagnosis.
Endoscopy is also vital for monitoring therapy.
Healing of the lining of the intestine is a sign
that your medication is effective.

Types of Endoscopy:
Colonoscopy, Sigmoidoscopy, Upper
Endoscopy, Capsule Endoscopy
GINJAL SALURAN KEMIH
21
Laki-laki usia 56 tahun datang dengan nyeri kedua pinggang. Nyeri
disertai demam. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri ketok sudut
costovertebra (+). Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit
(+) leukosit (+). Diberikan terapi Amoxicillin 4x500 mg selama 5 hari
keluhan membaik. 1 bulan kemudian keluhan berulang.
Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang dapat dilakukan adalah...
A. CT scan pelvis
B. USG
C. Sistoskopi
D. BNO IVP
E. MRI
21
Laki-laki usia 56 tahun datang dengan nyeri kedua pinggang. Nyeri
disertai demam. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri ketok sudut
costovertebra (+). Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit
(+) leukosit (+). Diberikan terapi Amoxicillin 4x500 mg selama 5 hari
keluhan membaik. 1 bulan kemudian keluhan berulang.
Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang dapat dilakukan adalah...
A. CT scan pelvis
B. USG
C. Sistoskopi
D. BNO IVP
E. MRI
Pemeriksaan lanjutan
Investigasi lanjutan
dengan menggunakan
renal imaging bukanlah Pilihan renal imaging
suatu prosedur rutin, dan antara lain adalah:
harus didasari dengan
indikasi klinis yang tepat
dan kuat, seperti:
ISK kambuhan (relaps)

Ultrasonografi (USG) Renal

Pasien laki-laki

Gejala urologis: kolik ginjal, Radiografi


piuria, atau hematuria masif. • Foto Polos Abdomen/ BNO (Blaas-
Neer Oversicht)
• Pielografi Intravena (IVP)
• Sistografi Mikturisi
Hematuria persisten

Mikroorganisme non-regular:
Pseudomonas spp dan Proteus
spp.
Radioisotop Scanning
ISK berulang dengan interval 
6 minggu.

69
22
Tn. Jamal 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala
dan mual muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 220/160
mmHg HR 100x/menit RR 22x/menit. Pemeriksaan generalis,
motorik dan sensorik dalam batas normal. Pada pemeriksaan lab
didapatkan kreatinin 1.2 mg/dl. Apakah tindakan yang paling
tepat untuk pasien ini...
A. Rawat inap
B. Menurunkan tekanan darah hingga dibawah 180 mmHg
C. Menurunkan TD 25% dari MAP
D. Tunda menurunkan TD hingga melewati fase akut dari stroke
E. Segera menurunkan TD secepat mungkin
22
Tn. Jamal 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala
dan mual muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 220/160
mmHg HR 100x/menit RR 22x/menit. Pemeriksaan generalis,
motorik dan sensorik dalam batas normal. Pada pemeriksaan lab
didapatkan kreatinin 1.2 mg/dl. Apakah tindakan yang paling
tepat untuk pasien ini...
A. Rawat inap
B. Menurunkan tekanan darah hingga dibawah 180 mmHg
C. Menurunkan TD 25% dari MAP
D. Tunda menurunkan TD hingga melewati fase akut dari stroke
E. Segera menurunkan TD secepat mungkin
MANAGEMENT DAN TERAPI
Urgency hypertension

• Tekanan darah diturunkan dalam periode beberapa jam-hari dan bahkan


lebih lambat pada individu usia tua yang berisiko mengalami hipoperfusi serebral
atau myokard akibat penurunan tekanan darah yang terlalu cepat.
• Target penurunan tekanan darah dapat diturunkan sampai < 160/110 mmHg
akan tetapi Mean Arterial Pressure (MAP) diturunkan tidak lebih dari 25%
dalam beberapa jam. Target untuk pengobatan jangka panjang adalah < 140/90
mmHg.
Emergency hypertension

• Manajemen tekanan darah dilakukan dengan obat-obatan parenteral secara


tepat dan cepat.
• Pasien harus berada di dalam ruangan ICU agar monitoring tekanan darah
bisa dikontrol dan dengan pemantauan yang tepat.
• Secara umum tingkat ideal penurunan tekanan darah adalah dengan
penurunanMean Arterial Pressure (MAP) 10-20% selama 1 jam awal dan5-
15% pada 23 jam berikutnya.
• Penurunan tekanan darah yang mendadak menyebabkan iskemia renal, serebral atau
koroner

71
23
Pria 40 tahun datang dengan keluhan pegal pada tengkuk dan
pusing. Pada keluarga didapatkan riwayat DM dan hipertensi.
Tekanan darah 140/90 mmHg, tanda vital lain dalam batas
normal, BMI 26 kg/m2 GDS 210 mg/dl. Pemeriksaan yang
tepat dilakukan untuk pasien diatas adalah...
A. Profil lipid &albumin urin
B. Profil lipid & kreatinin
C. Profil lipid & SGOT
D. Profil lipid & SGPT
E. Profil lipid & darah rutin
23
Pria 40 tahun datang dengan keluhan pegal pada tengkuk dan
pusing. Pada keluarga didapatkan riwayat DM dan hipertensi.
Tekanan darah 140/90 mmHg, tanda vital lain dalam batas
normal, BMI 26 kg/m2 GDS 210 mg/dl. Pemeriksaan yang
tepat dilakukan untuk pasien diatas adalah...
A. Profil lipid &albumin urin
B. Profil lipid & kreatinin
C. Profil lipid & SGOT
D. Profil lipid & SGPT
E. Profil lipid & darah rutin
DIABETIK NEFROPATI
Diagnosis nefropati diabetik ditegakkan jika didapatkan
kadar albumin >30 mg dalam urin 24 jam pada 2 dari 3 kali
pemeriksaan dalam kurun waktu 3- 6 bulan, tanpa
penyebab albuminuria lainnya.
Penapisan dilakukan:
• Segera setelah diagnosis DM tipe 2 ditegakkan.
•  Jika albuminuria <30 mg/24 jam dilakukan evaluasi ulang
setiap tahun.

PERKENI 2011
Urin 24 jam Urin dlm waktu tertentu Urin sewaktu
(mg/24 jam) (µg/menit) (µg/mg kreatinin)
Normal < 30 < 20 < 30
Mikroalbuminuria 30 – 299 20 – 199 30 – 299
Makroalbuminuria ≥ 300 ≥ 200 ≥ 300
PERKENI 2015
Klasifikasi nefropati diabetik tidak lagi menggunakan istilah ‘mikroalbuminuria’ dan
makroalbuminuria’ tetapi albuminuria saja. Nefropati diabetik dibagi atas albuminuria
persisten pada level 30-299mg/24 jam dan albuminuria persisten pada level ≥300mg/2473
jam.
24
Laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan rasa tidak nyaman pada ulu
hati sejak 3 bulan lalu. Keluhan semakin lama semakin memberat dan
akhir-akhir ini pasien merasa cepat kenyang dan mual. Pasien adalah
perokok berat dan menderita hipertensi serta kolesterol tinggi namun
tidak berobat. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 160/100 mmHg
TTV lain dalam batas normal. PF abdomen teraba masa yang
berdenyut di daerah epigastrium. Diagnosis pasien ini adalah...
A. Berry aneurisma
B. Infark miokard
C. aneurisma aorta abdominal
D. Ca gaster
E. Diseksi aorta abdominal
75
25
Tn. Hilman 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala
dan mual-mual. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 220/140 nadi 104 RR 20. Pemeriksaan neurologis dalam
batas normal. Pada pemeriksaan lab didapatkan ureum30
mg/dl dan kreatinin 1.0 mg/dl. Terapi yang paling tepat untuk
pasien ini adalah...
A. Labetolol 20 mg IV bolus
B. Diltiazem drip IV 5 mcg/kgBB/menit
C. Captopril 26 mg PO
D. Nicardipin drip IV 0.5 mcg/kgBB/menit
E. Amlodipin 10 mg PO
25
Tn. Hilman 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sakit kepala
dan mual-mual. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 220/140 nadi 104 RR 20. Pemeriksaan neurologis dalam
batas normal. Pada pemeriksaan lab didapatkan ureum30
mg/dl dan kreatinin 1.0 mg/dl. Terapi yang paling tepat untuk
pasien ini adalah...
A. Labetolol 20 mg IV bolus
B. Diltiazem drip IV 5 mcg/kgBB/menit
C. Captopril 26 mg PO
D. Nicardipin drip IV 0.5 mcg/kgBB/menit
E. Amlodipin 10 mg PO
Obat Hipertensi Urgensi Oral
OBAT SEDIAAN ONSET DURASI DOSIS PERHATIAN KHUSUS

Captopril Tablet 12,5 mg 15-30 menit 6-8 jam 6,25-50 mg/kali KONTRAINDIKASI:
Tablet 25 mg Dapat diulang per ½ jam STENOSIS ARTERI RENAL
Tablet 50 mg KEHAMILAN

Klonidin Tablet 0,075 mg 30-60 menit 3-12 jam 0,075-0,15 mg/kali EFEK SAMPING (SERING):
Tablet 0,15 mg Dapat diulang per jam MULUT KERING
Dosis max 0,6 mg SOMNOLEN

Furosemide Tablet 40 mg 30-60 menit 6-8 jam 20-80 mg/kali EFEK SAMPING
Dapat diulang per 8 jam HIPERURISEMIA
Dosis max 600 mg HIPOKALEMIA

Nifedipine Tablet 10 mg 5-15 menit 2-6 jam 10 mg/kali KONTRAINDIKASI:


HANYA Dapat diulang per 15 KASUS KRISIS HIPERTENSI
DIBERIKAN JIKA menit DENGAN GANGGUAN
TIDAK ADA OBAT OTAK DAN ISKEMIA
LAIN
JANTUNG

77
26
Pasien laki-laki 54 tahun dibawa ke IGD karena sesak nafas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan disertai mual,muntah, kaki bengkak dan BAK
sedikit. Pasien mengaku dinyatakan sakit darah tinggi sejak 6 tahun
yang lalu dan tidak rutin minum obat. Pada pemeriksaan fisik nampak
edema pada kedua tungkai. Pemeriksaan lab Hb 9 g/dl ureum 200
mg/dl kreatinin 11 mg/dl. Apakah kompilasi yang mungkin terjadi
pada pasien ini?
A. Asidosis hipokalemia
B. Alkalosis hiperkalemia
C. Asidosis hiperkalemia
D. Alkalosis hipokalemia
E. Alkalosis hipernatremia
26
Pasien laki-laki 54 tahun dibawa ke IGD karena sesak nafas sejak 5
hari yang lalu. Keluhan disertai mual,muntah, kaki bengkak dan BAK
sedikit. Pasien mengaku dinyatakan sakit darah tinggi sejak 6 tahun
yang lalu dan tidak rutin minum obat. Pada pemeriksaan fisik nampak
edema pada kedua tungkai. Pemeriksaan lab Hb 9 g/dl ureum 200
mg/dl kreatinin 11 mg/dl. Apakah kompilasi yang mungkin terjadi
pada pasien ini?
A. Asidosis hipokalemia
B. Alkalosis hiperkalemia
C. Asidosis hiperkalemia
D. Alkalosis hipokalemia
E. Alkalosis hipernatremia
79
27
Pasien usia 8 tahun mengeluh sesak nafas. Mata pasien terlihat bengkak
sejak tiga hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan BAK yang berwarna
merah. Pasien terakhir BAK sekitar 4 jam yang lalu. Sebelumnya ia tidak
pernah mengalami kondisi seperti ini. Namun seingat ibunya 2 minggu
yang lalu pasien mengeluh sakit tenggorokan dan batuk namun ia tidak
berobat. Hasil pemeriksaan fisik TD 150/80 mmHg nadi 90x/m suhu 36.8 C
RR 38 x/menit bunyi paru terdengar rongki basah halus daerah basal +/+.
Tatalaksana utama yang perlu diberikan pada kasus ini adalah...
A. Steroid intravena
B. Hemodialisis
C. Penisilin intravena
D. Labetolol intravena
E. Furosemid intravena
27
Pasien usia 8 tahun mengeluh sesak nafas. Mata pasien terlihat bengkak
sejak tiga hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan BAK yang berwarna
merah. Pasien terakhir BAK sekitar 4 jam yang lalu. Sebelumnya ia tidak
pernah mengalami kondisi seperti ini. Namun seingat ibunya 2 minggu
yang lalu pasien mengeluh sakit tenggorokan dan batuk namun ia tidak
berobat. Hasil pemeriksaan fisik TD 150/80 mmHg nadi 90x/m suhu 36.8 C
RR 38 x/menit bunyi paru terdengar rongki basah halus daerah basal +/+.
Tatalaksana utama yang perlu diberikan pada kasus ini adalah...
A. Steroid intravena
B. Hemodialisis
C. Penisilin intravena
D. Labetolol intravena
E. Furosemid intravena
Nefrotik vs Nefritik

81
Pengobatan :
Istirahat-total : 3 - 4 minggu

Prokain Penisilin 10 hari atau Ampisilin 100 mg/Kg BB/hari

Dietetik :
•  rendah protein (1 gm/kg bb/hari)
•  rendah garam (1 gm/hari)

IVFD Glukose 10 - 15 % pada penderita anuria/muntah, bila terjadi anuria selama (5-7 hari) maka dilakukan :
•  Dialisis peritoneum
•  Tranplanstasi ginjal
•  Hemodialisis.

Diuretika :
•  Bila ureum meningkat : “Forced diurestics” (Lasix : Furosemid).

Simtomatik :
•  Hipertensi reserpin, hidralisin Mg SO 4
•  Hypertensive encephalopathy ditambah sedativa (Luminal, Valium).
•  Dekompensasi jantung : digitalis sedativa, dan O 2

Anda mungkin juga menyukai