Anda di halaman 1dari 153

Penyusunan Detail Engineering Design (DED)

Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk


Samboja Dan Sistem Distribusi

PENDEKATAN DAN METODOLOGI 2


2.1 UMUM

Pendekatan dan Metodologi ini disusun dalam rangka pengajuan usulan/proposal

teknik untuk pekerjaan “Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk Samboja Dan Sistem
Distribusi” dari Dinas Perumahan Dan Permukiman Kabupaten Kutai Kartanegara.
Latar Belakang pekerjaan ini secara garis adalah sbb ;

Pada saat ini cakupan pelayanan air bersih secara administrasi di Kabupaten

KutainKartanegara melalui SPAM perpipaan yang dilayani oleh PDAM Tirta

Mahakam baru mencapai 49,39.% dan pelayanan teknis baru mencapai 76,34%,

sedangkan khusus di Kecamatan Samboja, saat ini pelayanan baru mencapai

28,32%. Oleh karenanya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berupaya

untuk mewujudkan pelayanan air minum yang lebih baik di Kecamatan Samboja

dengan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan.

Harapan kedepan persentase pelayanan di wilayah ini jadi 80% dan menambah

wilayah cakupan layanan yaitu di Kelurahan Sanipah dengan menginterconecting

SPAM Muara Jawa dan 2 Kelurahan arah Balikpapan yaitu Kelurahan Karya

Merdeka dan Bukit Merdeka, dengan cara membangun Water Treatment Plant

kapasitas 250 liter/detik yang berlokasi di Desa Karya Jaya Kecamatan Samboja

dengan memanfaatkan sumber air baku dari Waduk Samboja untuk pelayanan air

bersih di Ibu Kota Kecamatan Samboja dan wilayah sekitar nya.

Untuk mewujudkan rencana tersebut, Dinas Perumahan Dan Permukiman

Kabupaten Kutai Kartanegara, saat ini akan melaksanaan perencanaan teknis

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -1 1–1
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

(DED) Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum yang nantinya akan dapat

dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembangunannya.

Maksud kegiatan ini seperti yang tertuang dalam KAK, yaitu;

Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat suatu dokumen perencanaan

teknis (Detail Engineering Design) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) Waduk Samboja untuk melayani Ibu Kota Kecamatan dan wilayah sekitar

nya.

Adapun Tujuan nya yaitu :

Untuk menghasilkan suatu dokumen perencanaan teknis pembangunan SPAM yang

memenuhi syarat-syarat kaidah teknis yang ditetapkan dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Sasaran kegiatan ini seperti yang tertuang dalam KAK, yaitu;

1) Penyiapan perencanaan detail teknis (Detail Engineering Design) Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) Waduk Samboja yang berada di wilayah

Kecamatan Samboja sebagai pedoman/ panduan kerja dalam pelaksanaan

pekerjaan fisik nantinya.

2) Meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat.

Dengan disampaikan nya Proposal Teknis ini, besar harapan kami kiranya dapat

ikut berpartisipasi dan diberi kesempatan dalam penyusunan pekerjaan

“Penyusunan Detail Engineering Design (Ded) Pembangunan Intake Dan IPA

Kap. 250 L/D Waduk Samboja Dan Sistem Distribusi.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -2 1–2
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.2 TANGGAPAN TERHADAP KAK

Setelah kami mempelajari isi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK),

secara umum materi yang tercantum dalam KAK tersebut sudah jelas dan dapat

dipahami. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dan

diperjelas lagi. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan gambaran yang lebih

komprehensif terhadap permasalah yang ada.

Tanggapan terhadap KAK ini kemudian akan menjadi bahan pertimbangan kami

dalam menyusun rencana kerja konsultan, sehingga pekerjaan ini dapat

terlaksana dengan baik, sesuai dengan maksud dan tujuannya serta sasaran yang

ingin dicapai.

Adapun hal-hal yang menurut kami perlu digaris bawahi dan masih membutuhkan

penjelasan lebih lanjut antara lain, yaitu :

2.2.1 Latar belakang

Dalam KAK disebutkan bahwa untuk meningkatkan Cakupan Pelayanan SPAM di

Kecamatan Samboja dan Muara Jawa, direncanakan dengan membangun WTP

Kapasitas 250 L/Detik, dengan sumber air baku waduk Samboja. Dalam dokumen

RISPAM Kabupaten Kutai Kartanegara Bab-6 Tabel 6.4, disebutkan sumber air

baku untuk pengembangan SPAM Samboja akan memanfaatkan Sungai Inju,

sebagai pengganti S. Merdeka yang selama ini digunakan sebagai sumber air baku

PDAM Samboja, dikarenakan kualitas sungai Merdeka tercemar aktifitas

penambangan batubara.

Sedangkan Waduk Samboja (Waduk Wonotirto) hanya akan dimanfaatkan untuk

irigasi. Berdasarkan informasi dari Balai Wilayah Sungai Kalimantan III,

bendungan Wonotirto mulai dibangun tahun 1959 hingga tahun 2005 secara

bertahap dari dana APBN dan dana bantuan. Air yang ditampung berasal dari

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -3 1–3
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sungai Serayu dan limpasan air hujan dengan luas daerah tangkapan sebesar 22

KM².

Perlu dijelaskan yang dimaksud dengan sumber air baku Waduk Samboja dalam

RISPAM Kutai Kartanegara adalah Sungai Injuk yang mengalir Pada sisi timur

DAS Waduk Samboja, Sungai ini tidak mengalir kedalam waduk, namun aliran

sungai ini bersatu dengan outlet waduk Samboja yang berasal dari bangunan

pelimpah (Gambar-1). Jadi yang dimaksud dengan sumber air baku Waduk

Samboja dalam Rispam Kukar adalah aliran Sungai Inju bermuara / bersatu

dengan outlet Waduk Samboja.

Oleh karena itu meskipun dalam KAK akan menyusun DED WTP kapasitas 250

L/detik, namun kapasitas WTP yang direncanakan dalam pekerjaan ini akan

ditentukan berdasarkan hasil analisis hidrologi/ neraca air :

1) Analisis Hidrologi Sungai Inju;

2) Analisisi Neraca Air Waduk Samboja.

1) Analisis Hidrologi Sungai Inju

Berdasarkan data RISPAM Kabupaten Kutai Kartanegara, Sungai Inju

tersebut selalu mengalir sepanjang musim, hasil pengukuran debit pada bulan

September - Oktober 2013, menunjukan debit sebesar 80 -100 l/detik. Hasil

Analisa Debit Andalan Sungai Inju dgn metoda FJ Mock menunjukan debit

andalah Q95 Sungai Inju adalah 100 l/detik. (Lihat Tabel 2.1 dan Gambar

2.2).
.

2) Analisis Neraca Air Waduk Samboja

Neraca Air Waduk Samboja, seyogyanya mengacu pada pada Laporan “SID

Pengambilan Air Baku Dari Bendungan Samboja Ke Kota Balikpapan”.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -4 1–4
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

(Perencanaan dan Program –Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III

Kaltim - Konsultan CV Patoya Indah Samarinda-2013).

Maksud dan tujuan Pelaksanan pekerjaan “SID Pengambilan Air Baku Dari

Bendungan Samboja Ke Kota Balikpapan” adalah untuk melakukan kajian teknis

dan ekonomis kemungkinan pemanfaatan potensi Waduk Samboja untuk

digunakan sebagai sumber air baku Kota Balikpapan.

Hasil analisa Kebutuhan Air diperlihatkan pada Tabel 2.2.

Dari perhitungan simulasi waduk Samboja disimpulkan :

a) Luas areal pertanian eksiting dihitung seluas 333 Ha ( berdasarkan

informasi terakhir dari BWS Wilayah III, luas areal irigasi faktual saat ini

adalah 305 Ha, dan direncanakan akan mengembangkan areal pesawahan

baru 365 Ha. Areal pesawahan baru tersebut akan dilaliri dari Waduk

samboja melalui pintu Intake Kanan). Sehingga apabila areal luas pesawahan

ditambah padahal bisa dikembangkan menjadi 529 Ha. Kemungkinan

kebutuhan air untuk irigasi dan air bersih tidak akan terpenuhi.

b) Intensitas tanaman yang dilayani hanya 200% (Padi-Padi) sedangkan untuk

palawija tidak dimungkinkan untuk di alokasikan air.

c) Pengambilan air baku maksimal sebesar 100 L/det kontinyu. Tetapi untuk

kondisi pada point a dan b mutlak tidak berubah, dengan probabilitas 20%

kegagalan.

Berdasarkan hasil studi terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa potensi

Waduk Samboja untuk air baku SPAM, kemungkinan maksimal hanya 200

l/detik, yaitu dari Outlet Waduk Samboja 100 l/detik dan dari Sungai Inju

100 l/detik .

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -5 1–5
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.1 Peta Daerah Tangkapan Air Waduk Samboja dan S. Inju.

(Sumber: RISPAM Kabupaten Kutai Kartanegara -2013)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -6 1–6
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Tabel 2.1 Hasil Keseluruhan Analisa Debit Andalan FJ Mock


(m3/dt)
Bu Bulan
lan Debit
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Tahun Rerata
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

2002 1.418 0.704 0.658 0.383 0.827 1.073 1.274 0.505 0.314 0.221 0.177 0.146 0.128 0.126 0.117 0.116 0.110 0.110 0.106 0.106 0.104 0.104 0.102 0.102 0.376
2003 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.199
2004 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.199
2005 1.063 0.653 0.449 0.324 0.500 0.219 0.176 0.146 0.127 0.196 0.126 0.116 0.109 0.109 0.106 0.105 0.103 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.222
2006 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.199
2007 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.199
2008 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.142 0.100 0.108 0.100 0.201
2009 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.364 0.252 0.147 0.219
2010 1.063 0.642 0.447 0.323 0.225 0.170 0.145 0.127 0.116 0.109 0.106 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.101 0.101 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.100 0.199

Rata-rata 1.102 0.650 0.470 0.330 0.322 0.276 0.274 0.171 0.139 0.131 0.116 0.110 0.106 0.105 0.103 0.103 0.102 0.102 0.101 0.101 0.105 0.130 0.118 0.106 0.376
Sumber: Hasil Perhitungan

Q (m3/s) T (%)

1.42 0% Kurva Durasi Aliran (Flow Duration Curve) DAS


0.89 5% S. Inju, Balikpapan - Kalimantan Timur
0.57 10%
0.38 15% 1.4

0.25 20%
0.18 25% 1.2

0.15 30%
0.13 35% 1.0

0.12 40%
Debit (m3/s)

0.11 45% 0.8

0.11 50%
0.10 55% 0.6

0.10 60%
0.4
0.10 65%
0.10 70%
0.2
0.10 75%
0.10 80%
0.0
0.10 85%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
0.10 90%
0.10 95% Probabilitas (%)
0.10 100%

Gambar 2. 2 Kurva Durasi Aliran DAS S Inju ,Kalimantan Timur

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -7 1–7
Tabel-5.2 Water Balance Waduk Samboja Kabupaten Kutai Kertanegara

PT. Jasa
ELEVASI CREST SPILLWAY = 11,3 m
STORAGE CAPACITY = 4.763.573,65
65Mm3
MINIMUM OPERASI RESERVOIR = 122.854,10 m3
PERIOD = 2011

MONTH STORAGE Total Outflow Total Total End


Total Storage Effective El water Surface Inflow Inflow Evapo Total Dr Irigation Demand Seepage Seepage Outflow Storage Spill Out
Day hr m³ m³ level m Area m² m³/dt m³ mm/hr Evapo m³ lt/dt/ha Area ha m³ m³ m³/hari m³ m³ m³ m³ Remark
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1.578.837 83.459,04
Jan I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 2.191.627 3.524 0,951 333 410,911 129,96 0,060 0,895 623,971 4.763.574 1.567.656 SUCCES

Teknik Mandiri
,596 1.691 2
1.578.837 90.110,45
Jan II 16 4.763.574 4.640.720 11.300 1.188 1.642.880 3.567 1.197 333 551,55 138,24 0,060 0,955 779,902 4.763.574 862,958 SUCCES
,596 4
1.578.837 94.615,97
Samboja Dan Sistem Distribusi

Feb I 14 4.763.574 4.640.720 11.300 1.301 1.573.173 4.281 0,770 333 310,317 120,96 0,060 0,836 525,894 4.763.574 1.047.280 SUCCES

PT/CV……………………
,596 7
1.578.837 82.630,30
Feb II 14 4.763.574 4.640.720 11.300 0,914 1.105.971 3.738 0,430 222 115,472 120,96 0,060 0,836 319,063 4.763.574 786,908 SUCCES
,596 7
1.578.837 88.532,47
Mar I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 0,863 1.144.738 3.738 - 111 - 120,96 0,060 0,895 218,133 4.763.574 926,605 SUCCES
,596 2
1.578.837 85.539,05
Mar II 16 4.763.574 4.640.720 11.300 1.190 1.645.599 3,386 1.627 111 249,881 138,24 0,060 0,955 473,661 4.763.574 1.171.937 SUCCES
,596 5
1.578.837 85.539,05
Apr I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 2.242 2.905.125 3.612 1.551 111 223,288 129,96 0,060 0,895 438,428 4.763.574 2.466.697 SUCCES
,596 5
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)

1.578.837 71.846,92
Apr II 15 4.763.574 4.640.720 11.300 2.049 2.654.878 3.034 1.567 222 451,073 129,96 0,060 0,895 652,521 4.763.574 2.002.357 SUCCES
,596 9
1.578.837 71.846,92
Mei I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 1.727 2.237.671 3.034 0,922 333 398,038 129,96 0,060 0,895 599,486 4.763.574 1.638.185 SUCCES
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk

,596 9
1.578.837 76.258,63
Mei II 16 4.763.574 4.640.720 11.300 1.858 2.568.179 3.019 0,943 333 434,527 138,24 0,060 0,955 649,027 4.763.574 1.919.152 SUCCES
,596 3
Jun I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 1.578.837 0,332 430,169 3.220 76.258,63 0,988 333 426,779 129,96 0,060 0,895 632,639 4.561.103 - SUCCES
,596
1.553.262 3
60.137,40
Jun II 15 4.561.103 4.438.249 11.175 0,156 201,683 2.581 0,570 333 245,964 129,96 0,058 0,874 435,702 4.327.084 - SUCCES
,715 5
1.523.702 58.992,93

Balikpapan”)
Jul I 15 4.327.084 4.204.230 11.030 1.256 1.628.249 2.581 0,404 222 116,181 129,96 0,057 0,849 304,775 4.763.574 886,984 SUCCES
,724 7
1.578.837 70.884,25
Jul II 16 4.763.574 4.640.720 11.171 - - 2.806 - 111 - 138,24 0,060 0,955 209,125 4.554.448 - SUCCES
,596 6
1.552422, 69.698,29
Ags I 15 4.554.448 4.431.594 11.157 0,525 679,859 2.993 - - - 129,96 0,058 0,873 199,299 4.763.574 271,435 SUCCES
103 3
1.578.837 92.738,21
Ags II 16 4.763.574 4.640.720 11.300 - - 3.671 - - - 138,24 0,060 0,955 230,979 4.532.594 - SUCCES
,596 8
1.549.661 91.024,47
Sep I 15 4.532.594 4.409.740 11.157 0,173 3.916 - - - 129,96 0,058 0,871 220,979 4.536.647 - SUCCES
Tabel 2.2 Neraca Air Waduk Samboja

,637 224,678 2
1.550.173 97.911,59
Sep II 15 4.536.647 4.413.793 11.160 1.201 1.555.946 4.211 0,038 - - 129,96 0,058 0,871 227,512 4.763.574 1.101.507 SUCCES
,570 9
1.578.837 99.722,06

2 -8
Okt I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 0,094 121,228 4.211 - - - 129,96 0,060 0,895 229,323 4.655.478 - SUCCES
,596 7
1.565.183 97.950,86
Okt II 16 4.655.478 4.532.624 11.233 1.523 2,105653 3.911 - - - 138,24 0,059 0,943 236,192 4.763.574 1.761.366 SUCCES
,614 6
1.578.837 98.805,34
Nov I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 1.121 1.452.233 4.172 1.667 111 240,051 129,96 0,060 0,895 468,457 4.763.574 983,878 SUCCES
,596 7
1.578.837 85.373,57
Nov II 15 4.763.574 4.640.720 11.300 0,980 1.270.197 3.605 1.677 111 241,439 129,96 0,060 0,895 456,413 4.763.574 813,784 SUCCES
,596 7
1.578.837 85.373,57
Des I 15 4.763.574 4.640.720 11.300 0,929 1.204.197 3.605 1.572 222 452,725 129,96 0,060 0,895 667,699 4.763.574 536,498 SUCCES
,596 7

1–8
1.578.837 83.459,04
Des II 16 4.763.574 4.640.720 11.300 0,855 1.181.710 3.304 0,961 333 442,796 138,24 0,060 0,955 664,496 4.763.574 517,213 SUCCES

(Sumber : “SID Pengambilan Air Baku Dari Bendungan Samboja Ke Kota


,596 2
Sumber : Hasil Perhitungan
Note : Hasil Perhitungan per-Tahun Dapat di Lihat Pada Lampiran
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.2.2 Maksud dan Tujuan

Dalam KAK disebutkan Maksud penyusunan pekerjaan ini, yaitu ;

Maksud :

 Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat suatu dokumen

perencanaan teknis (Detail Engineering Design) Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) Waduk Samboja untuk melayani Ibu Kota

Kecamatan dan wilayah sekitar.

Menurut hemat Konsultan, pada butir Maksud pekerjaan, perlu ditegaskan yang

dimaksud dengan Ibu Kota Kecamatan dan wilayah sekitar.

Dengan mempertimbangkan Alinea Ke 2 Latar Belakang pada KAK yang


menyebutkan bahwa :
Pada saat ini cakupan pelayanan air bersih secara administrasi di Kabupaten
Kutai Kartanegara melalui SPAM perpipaan yang dilayani oleh PDAM Tirta
Mahakam baru mencapai 49,39.% dan pelayanan teknis baru mencapai 76,34%,
sedangkan khusus di Kecamatan Samboja, saat ini pelayanan baru mencapai
28,32%. Harapan kedepan persentase pelayanan di wilayah ini jadi 80% dan
menambah wilayah cakupan layanan yaitu di Kelurahan Sanipah dengan
menginterconecting SPAM Muara Jawa dan 2 Kelurahan arah Balikpapan yaitu
Kelurahan Karya Merdeka dan Bukit Merdeka. Oleh karenanya Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara berupaya untuk mewujudkan pelayanan air minum
yang lebih baik dengan meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -9 1–9
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Dari pernyataan tersebut maka maksud pekerjaan adalah ini ini seyogyanya
ditulis adalah sbb :
 Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk membuat suatu dokumen perencanaan

teknis (Detail Engineering Design) Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum (SPAM) Waduk Samboja untuk melayani Ibu Kota Kecamatan Samboja

serta wilayah sepanjang Desa Karya Merdeka dibagian barat hingga Desa

Senipah dibagian Timur dari IKK Samboja.

Hal ini perlu ditegaskan karena menyangkut dengan volume pekerjaan pemetaan
topografi dan perencanaan pipa distribusi. Berdasarkan perhitungan Konsultan
panjang jalur pipa distribusi dari Desa Karya Merdeka hingga Desa Senipah
adalah sekitar 61,7 Km. (lihat Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Peta Rencana Pengembangan Pemanfaatan Waduk Samboja

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -10 1–10
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.2.3 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini seperti yang tertuang dalam KAK, yaitu;

1) Penyiapan perencanaan detail teknis (Detail Engineering Design) Sistem

Penyediaan Air Minum (SPAM) Waduk Samboja yang berada di wilayah

Kecamatan Samboja sebagai pedoman/ panduan kerja dalam pelaksanaan

pekerjaan fisik nantinya.

2) Meningkatkan pelayanan air minum kepada masyarakat.

Dengan mempertimbangkan bahwa perencanaan yang akan disusun harus

mempertimbangkan kondisi SPAM eksiting dan Proyeksi Kebutuhan Air pada

wilayah yang direncanakan, maka dalam Sasaran Pekerjaan seyogyanya perlu

ditambahkan hal berikut


 Kondisi SPAM Eksisting dan permasalahannnya.

 Teridentifikasinya potensi ketersediaan Air Baku Waduk Samboja;

 Untuk memperoleh gambaran terhadap kebutuhan air baku, kelembagaan,

rencana pembiayaan, rencana jaringan pipa utama dan rencana perlindungan

terhadap air baku untuk jangka panjang. Selain itu adanya rencana induk

pengembangan SPAM ini bertujuan untuk mendapatkan izin prinsip hak guna

air oleh Pemerintah.

 Teridentifikasinya kebutuhan mekanisme alokasi air bersih untuk setiap

desa/kelurahan di Wilayah Kecamatan samboja;

2.2.4 Lokasi Kegiatan

Lokasi Kegiatan ini seperti yang tertuang dalam KAK, yaitu;

 Desa Karya Jaya Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi

Kalimantan Timur

Dengan mempertimbangkan latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, lokasi

kegiatan tidak terbatas di Desa Karya Jaya dimana terletak Waduk

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -11 1–11
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Samboja. Tapi juga meliputi rencana pipa pipa distribusi. maka dalam

Lokasi Kegiatan seyogyanya perlu ditambahkan hal berikut :

 Lokasi kegiatan tidak terbatas di Desa Karya Jaya dimana terletak Waduk

Samboja. Tapi juga meliputi rencana pipa-pipa distribusi. yang meliputi Desa

Karya Merdeka, Desa Sei Seluang, Desa Wonotirto, Desa Karya Jaya, Desa

Argo Mulyo, Samboja Kuala, Tanjung Harapan, Teluk Pemedas dan Senipah. .

(Gambar 2.4) .

Gambar 2.4 Peta Lokasi Cakupan Wilayah Perencanaan

2.2.5 Data Dasar

Data Dasar seperti yang tertuang dalam KAK, yaitu;

1. RISPAM Kabupaten Kutai Kartanegara

Menurut hemat Konsultan, mengingat RISPAM Kabupaten Kutai Kartanegara

disusun pada tahun 2013, kemungkinan kondisi Sistem SPAM telah mengalami

perubahan maka untuk Data Dasar perlu ditambahkan :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -12 1–12
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2. Peta dan Dokumen Jaringan Pipa dan Cakupan Pelayanan SPAM Kecamatan

Samboja yang terbaru.

2.2.6 Studi Terdahulu

Studi terdahulu yang menurut Konsultan penting dijadikan acuan adalah :

 “SID Pengambilan Air Baku Dari Bendungan Samboja Ke Kota Balikpapan” (

Perencanaan dan Program – Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III

Kaltim - Konsultan CV Patoya Indah Samarinda-2013).

 Laporan Rencana Tidak Darurat Bendungan Samboja Kabupaten Kutai

Kartanagara.-BWS Wil III - Konsultan Catur Bina Perkasa 2013.

2.2.7 Referensi Hukum

Dalam KAK disebutkan Referensi Hukum yang dijadikan acuan pekerjaan ini

adalah :

 Undang-undang No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan;

 UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang

Sistem Penyediaan Air Minum.

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia Nomor 01/Prt/M/2016 Tentang Tata Cara Perizinan Pengusahaan

Sumber Daya Air Dan Penggunaan Sumber Daya Air

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia Nomor 27/Prt/M/2016 Tentang Penyelenggaraan Sistem

Penyediaan Air Minum.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -13 1–13
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Menurut Konsultan,referensi hukum/peraturan yang dijadikan acuan pekerjaan

ini perlu ditambahkan, yaitu :

 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27 Tahun

2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM);

 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pemberian Dukungan

oleh/atau Pemerintah Daerah Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air

Minum; Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 Tentang

Pengusahaan Sumber Daya Air.

 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah

Air Minum;

2.2.8 Lingkup Kegiatan

Lingkup pekerjaan dan jenis pekerjaan yang diuraikan dalam Kerangka Acuan

Kerja (KAK) sudah sesuai dengan tujuan pekerjaan dan telah disebutkan item -

item jenis pekerjaannya dengan jelas, sehingga dalam hal ini Konsultan hanya

tinggal menguraikan secara rinci alur kegiatan dari tahap awal hingga akhir

kegiatan,sehingga akan memudahkan dalam menyusun jadwal pelaksanaan

pekerjaan Konsultan.

2.2.9 Keluaran Hasil Kegiatan

Berdasarkan muatan Kerangka Acuan Kerja (KAK), keluaran / hasil dan syarat

pelaporan yang perlu disampaikan Konsultan pada tiap tahapan kegiatan

merupakan sistem pelaporan yang standar berlaku pada Kementerian Pekerjaan

Umum. Dalam hal ini,Konsultan menganggap sudah cukup mengerti dan jelas.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -14 1–14
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.2.10 Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan

Waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan kegiatan ini selama 120 (sratus

dupuluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK). Konsultan beranggapan bahwa waktu tersebut cukup singkat untuk

melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan ini, seyogyanya paling tidak adalah 6

bulan kalender. Akan tetapi ketersediaan waktu yang ada (4 bulan), akan

digunakan untuk menerapkan pola kerja seefektif dan seefisien mungkin agar

target waktu tersebut bisa dicapai dengan mutu pekerjaan diharapkan tetap baik

dan akan dijabarkan dalam bentuk rencana kerja dan jadwal pelaksanaan

pekerjaan.

2.2.11 Ketersediaan Tenaga Ahli

Didalam KAK telah disampaikan mengenai ketersediaan dan kualifikasi dari

tenaga ahli, tenaga sub professional dan tenaga pendukung yang akan

melaksanakan pekerjaan ini. Kualifikasi dan ketersediaan tenaga ahli yang

disediakan oleh Pengguna Jasa, sudah sesuai dengan lingkup kerja yang harus

disusun dan diselesaikan oleh Konsultan.

2.3 PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.3.1 Pendahuluan

Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, maksud pekerjaan ini adalah untuk

membuat suatu dokumen perencanaan teknis (Detail Engineering Design)

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Waduk Samboja untuk

melayani Ibu Kota Kecamatan dan wilayah sekitar nya.

Secara garis besar penyusunan perencanaan teknis SPAM ini akan berisi dan

memuat penjelasan mengenai hal-hal sebagai berikut :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -15 1–15
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Rancangan detail kegiatan

 Perhitungan dan gambar teknis

 Spesifikasi teknis

 Rencana anggaran biaya

 Analisis harga satuan, dan

 Tahapan dan jadwal pelaksanaan

 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan,

pemaketan)

Apabila dilihat dari daerah sasaran pekerjaan Dokumen Penyusunan Detail

Engineering Design (DED) Pembangunan Intake Dan Ipa Kap. 250 L/D Waduk

Samboja Dan Sistem Distribusi, ini Terletak Di Kecamatan Samboja Kabupaten

Kutai Kartanegara - Provinsi Kalimantan Timur dengan waktu penyelesaian

pekerjaan 4 bulan, dibutuhkan suatu pendekatan dan metodologi yang sesuai

sehingga maksud, tujuan dan sasaran dari pekerjaan bisa tercapai.

Penyusunan metodologi ini dibuat dengan mengacu kepada Kerangka Acuan Kerja

(KAK), rapat penjelasan teknis serta pengalaman Konsultan dalam mengerjakan

proyek sejenis.

Beberapa metodologi pendekatan yang disiapkan Konsultan untuk menangani dan

melaksanakan pekerjaan ini yaitu:

1. Pendekatan Umum;

2. Pendekatan Institusional;

3. Pendekatan Kebijakan /Hukum;

4. Pendekatan Teknis.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -16 1–16
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Pendekatan umum adalah pendekatan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan

kebijakan pemerintah wilayah study dan kebijakan pemerintah pusat dalam

rangka pengembangan SPAM.

Pendekatan kebijakan/hukum, diperlukan terutama yang berkaitan dengan

kebijakan dan peraturan pemerintah yang dikeluarkan terkait dengan

perencanaan dan pengelolaan sektor air minum dan sumber daya air.

Pendekatan Institusional perlu dilaksanakan sehubungan dengan koordinasi antar

instansi terkait di daerah study untuk memperlancar proses pekerjaan sesuai

jadwal yang telah ditetapkan.

Sedangkan pendekatan teknis merupakan pendekatan pelaksanaan penyusunan

rencana induk spam berdasarkan kaidah teknis sesuai Permen PUPR No 27 Tahun

2016 tentang penyelenggaraan system penyediaan air minum.

Oleh karena itu perlu adanya pendekatan-pendekatan dalam pelaksanaannya,

sehingga diharapkan akan menghasilkan out put yang tepat sasaran, efektif dan

efisien sesuai dengan hasil keluaran yang diinginkan.

2.3.1.1 Pendekatan Umum

2.3.1.2 Pendekatan Pemahaman Terhadap Lokasi Pekerjaan

Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan memberikan

output dengan tepat sesuai dengan maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan, maka

Konsultan harus mempunyai pengetahuan dan penilaian terhadap pengenalan

kondisi daerah perencanaan, antara lain;

 Kondisi fisik umum daerah studi dan rencana pengembangan kota/wilayah,

dimana pembuatan rencana sistem air minum sangat tergantung kepada hal

tersebut diatas.

 Gambaran kondisi masyarakat dalam kaitannya dengan kebutuhan air,

kemauan dan kemampuan berlangganan air.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -17 1–17
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Pemahaman terhadap kondisi eksisting sistem penyediaan air minum, hal ini

diperlukan karena pengembangan sistem harus berkesinambungan dan

terintegrasi dengan sistem yang ada.

 Pemahaman terhadap studi-studi terdahulu yang terkait, seperti studi

kelayakan, studi air baku, rencana induk, DED air minum, studi evaluasi,

RPJM, RUTR/RDTR/RTRW dan studi-studi lain terkait. Dengan demikian

hasil rencana induk air minum ini dapat berjalan seiring dengan rencana

pengembangan kota dan rencana-rencana serta studi tentang air minum yang

sudah ada sehingga kesinambungan program dapat berjalan dengan baik.

Pemahaman Konsultan Terhadap Lokasi Pekerjaan dapat dijelaskan secara

ringkas sbb :

A. Letak dan Kesampaian Lokasi

Lokasi studi Waduk Samboja (Wonotirto) terletak di Desa Karya Jaya-

Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan

Timur. Secara geografis terletak pada posisi Koordinat 117° 2'24.94" BT -

117° 3'5.99"BT dan 1° 2'16.65"LS- 1° 3'7.60"LS. Peta lokasi proyek

diperlihatkan pada Gambar- 2. 1.

Kecamatan Samboja letaknya sangat strategis, karena berbatasan

langsung dengan Kota Balikpapan. Selain itu Kecamatan Samboja juga

merupakan wilayah penghasil minyak bumi dan gas alam dan juga batubara.

Batas wilayah Kecamatan Samboja antara lain :

 Sebelah Utara : Kecamatan Muara Jawa dan Kecamatan

Loa janan Kabupaten Kutai Kartanegara

 Sebelah Barat : Kabupaten Penajam paser Utara

 Sebelah Selatan : Kota Balikpapan

 Sebelah Timur : Selat Makasar

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -18 1–18
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Lokasi bendungan Samboja terletak sekitar 45 km di Sebelah utara kota

Balikpapan, dan dapat ditempuh kurang lebih 1 jam dari Kota balikpapan

dengan roda empat sampai dilokasi

pekerjaan.

B. Data Teknis Waduk Samboja

Waduk Samboja (atau Waduk

Wonotirto) terletak di desa Wonotirto

Kecamatan Samboja.

Berdasarkan kompilasi data Laporan

Interim SID Waduk Samboja Sebagai Sumber Air Baku Kota Balikpapan

(BWS Wilayah-III) dan Laporan Akhir Rencana Tindak Lanjut Bendungan

Samboja Kabupaten Kutai Kartanagara ( BWS Wil III –Konsultan Catur

Bina Persada), Bendungan Samboja (Wonotirto) mulai dibangun tahun 1959

hingga tahun 2005 secara bertahap dari dana APBN dan dana bantuan. Air

yang ditampung berasal dari Sungai Serayu dan limpasan air hujan dengan

luas daerah tangkapan sebesar 10 KM².

Periode Pembangunan Waduk Samboja :

 Kontruksi Periode I : 1959 -1964

 Review Desain : 1972

 Kontruksi Periode II : 1972-179

 Rehabilitasi I : 2005 (Terjadi longsoran pada lereng Hulu)

 Rehabilitasi II : 2013 (Terjadi longsoran pada lereng Hulu)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -19 1–19
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.5 Peta Lokasi Waduk Samboja Di Desa Wonotirto

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -20 1–20
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.6 Peta Situasi Lokasi Waduk Samboja

Data teknis dari bendungan Samboja adalah sebagai berikut:

1. Hidrologi

a. Sungai = Serayu

b. Luas DAS = (10 Km2)

c. Curah hujan rata-rata = 1.581 -2150 mm/tahun

d. Debit rata-rata tahunan = 5,741 m³/det

e. Debit puncak banjir ( PMF ) = 2.409 m³/det

2. Bendungan

a. Tipe = urugan tanah homogeny

b. Elevasi tanah = +14,50 (QPMF )

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -21 1–21
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

c. Lebar puncak = 7,00 m

d. Panjang puncak = 400,00 m

e. Tinggi maksimum = 5,00 m

f. Debit puncak banjir ( PMF ) = 2.409 m³/det

3. Pelimpah

a. Tipe = over flow weir type ogee

b. Elevasi puncak pelimpah = + 11,30 m

c. Lebar pelimpah = + 40,00 m

4. Intake

a. Tipe = segi empat 2 bh : 1,00 x 1,50 m

b. Debit maksimum = 1,059 m³/det

c. Elevasi intake = + 7,00 m

d. Tinggi bukaan intake = 0,60 m

e. Pintu = pintu ulir baja ( stang ganda )

5. Pintu pembilas

a. Tipe = segi empat 2 bh : 1,50 x 2,00 m

b. Elevasi inlet = + 6,00 m

c. Tinggi bukaan pembilas = 0,56 m

d. Pintu = pintu ulir baja ( stang tunggal )

6. Jaringan irigasi dan banggunan pelengkap

a. Bendungan cor beton = 1 buah

b. Spillway = 1 buah

c. Bangunan pengambilan utama = 2 buah

d. Bangunan pembilas = 2 buah

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -22 1–22
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

e. Bangunan bagi sadap = 18 buah

f. Bangunan sadap = 11 buah

g. Bangunan pelengkap = 32 buah

7. Instrumentasi

a. Patok geser bangunan = 11 buah

b. Piezometer pipa tegak terbuka = 42 buah

c. V-Notch = - buah

d. Staff gauge = 1 buah

e. AWLR = 1 buah

f. ARGR = 1 buah

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -23 1–23
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.7 Visualisasi Waduk Samboja

(sumber : Digambar berdasarkan kompilasi data terdahulu dan Google Earth)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -24 1–24
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

C. Fungsi Waduk & Luas Areal Irigasi

Pada awal pembangunan dan Review Design (1972) Waduk Samboja

direncanakan untuk mengaliri areal persawahan seluas 1.167 Ha (Desa

Wonotirto, Karya Jaya dan Tanjung Harapan) yang terletak dibagian

utara timur laut yang berjarak 2,3 – 2,5 km dari lokasi waduk.

Berdasarkan hasil survai lapangan dan data terakhir dari BWS Wilayah

III, diperoleh 2 hal penting terkait luas areal pesawahan irigasi, yaitu :

1. Berdasarkan Laporan SID Waduk Samboja Untuk pengembangan Air

Baku Waduk Kota Balikpapan , Luas areal pesawahan disekitar Waduk

samboja adalah sebagai berikut:

I. Desa Karya Jaya ( Sumber : Inventarisasi di Provinsi KALTIM, 2012 )

a. Data Desa = 303,15 Ha

b. Sawah existing = 303,15 Ha

c. Hasil pengukuran = 498,80 Ha

d. Potensi = 195,65 Ha

II. Desa Wonotirto ( Sumber : Inventarisasi di Provinsi KALTIM, 2012 )

a. Data Desa = 30,10 Ha

b. Sawah existing = 30,10 Ha

c. Hasil pengukuran = 30,10 Ha

III. Total

a. Data Desa = 333,25 Ha

b. Sawah existing = 333,25 Ha

c. Hasil Pengukuran = 528,90 Ha

d. Potensi = 195,65 Ha

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -25 1–25
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Selanjutnya berdasarkan informasi terakhir dari BWS Wilayah III,

luas areal irigasi faktual saat ini adalah 305 Ha, dan direncanakan akan

mengembangkan areal pesawahan baru 365 Ha. Areal pesawahan baru

tersebut akan dialiri dari Waduk sambuja melalui pintu Intake Kanan.

Areal pesawahan seluas 1.167 Ha pada tahun sebelum 1989 tidak

seluruhnya tergantung supply air dari Waduk Samboja. Kemungkinan

sebagian dialiri dari sumber air Sungai Inju yang mengalir pada sisi

timur DAS Waduk Samboja. Aliran sungai Inju ini tidak mengalir

kedalam waduk, namun aliran sungai ini bersatu dengan outlet waduk

yang berasal dari bangunan pelimpah. Berdasarkan keterangan petugas

di lokasi Waduk Samboja, sungai Injuk tersebut selalu mengalir

sepanjang musim. Hasil pengukuran debit sesaat yang dilakukan pada

bulan September - Oktober 2013, menunjukan debit sebesar 80 -100

l/detik. (Gambar 2.8).

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -26 1–26
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.8 Visualisasi Sungai Inju

2. Pada beberapa literatur dan juga RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara,

disebutkan bahwa Luas areal pesawahan irigasi adalah seluas 1.167 Ha.

Adanya perbedaan luas areal pesawahan tersebut dikarenakan pada

beberapa lokasi pesawahan telah beralih fungsi menjadi permukiman

ataupun kebun/ladang ataupun adanya areal pesawahan yang tidak

difungsikan dikarenakan areal pesawahan tersebut selalu tergenang

banjir (menjadi daerah berawa rawa).

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -27 1–27
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.3.1.3 Pendekatan Pemahaman Terhadap Sistem SPAM Eksisting

Meskipun saat ini di wilayah Kecamatan Samboja

telah dibangun beberapa system penyediaan air

bersih yang dilakukan oleh PDAM namun tingkat

pelayanannya masih rendah, bahkan terdapat

system yang telah dibangun tersebut belum

berfungsi ataupun tidak dapat difungsikan.

Hingga tahun 2013, hanya sekitar 37% penduduk yang mendapatkan pelayanan

air bersih dari PDAM Cabang Samboja – Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sedangkan sebagian besar pemenuhan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga

masih sangat tergantung kepada pada ketersediaan air baku yang terdapat di

sekitar desa/wilayah tersebut, seperti air sungai, air tanah ataupun air danau.

Namun potensi air baku tersebut tidak sama untuk setiap wilayah, bahkan

sebagian (besar) wilayah permukiman terdapat pada daerah yang dengan potensi

air tanah maupun air permukaan yang kurang baik, ataupun sumber air bakunya

telah terkontaminasi oleh rembesan air laut ataupun endapan rawa.

Saat ini terdapat 3 Sistem penyediaan air bersih yang melayani kebutuhan air

bersih penduduk di wilayah Kecamatan Samboja, yaitu :

1) Sistem Penyediaan air bersih IKK Samboja,

2) Sistem Penyediaan air bersih Desa Salokapi Darat dan sekitarnya

3) Sistem Penyediaan air bersih Muara Jawa

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -28 1–28
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.9 Sistem Penyediaan Air Bersih Eksisting di Kecamatan Samboja.

A.SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SAMBOJA

Saat ini di IKK Kecamatan Samboja pada saat ini terdapat 1 (satu)

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ibu Kota Kecamatan (IKK), yaitu

SPAM IKK Samboja dalam pengelolaan PDAM Cabang Samboja PDAM

Tirta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara.

SUMBER AIR BAKU

Sumber air baku yang digunakan adalah air Sungai Merdeka. Sungai

Merdeka selalu mengalir sepanjang musim. Kualitas air sungai Merdeka

Sangat Fluktuatif tergantung musim. Kedalaman sungai di lokasi intake

bervariasi 2 -6 meter, panjang ± 9.5km. Hasil pengukuran Debit Sungai

pada saat bulan September-Oktober 2013, memperlihakan debit

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -29 1–29
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

sebesar 300-400 l/detik. Pada saat musim penghujan diperkirakan

mencapai 2 m3/detik

KUALITAS AIR BAKU

Kualitas air mengandung Fe dan Mn cukup tinggi, dan Ph rendah

dikarenakan Kondisi sungai disekitar bangunan intake banyak ditumbuhi

tanaman dan berawa rawa. Pada saat musim hujan atau setelah hujan

turun, kualitas air cenderung semakin keruh berwarna coklat atau

hitam akibat adanya material erosi ataupun air rawa yang mengandung

tanaman yang sudah membusuk mengalir ke sungai Merdeka. Terutama

material tanah pada kawasan pertambangan yang berada dibagian hulu.

Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari

tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam

bentuk asam humus dan turunannya. Asam humus tersebut berasal dari

dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon atau kayu dengan

berbagai tingkat dekomposisi, namun secara umum telah mencapai

dekomposisi yang stabil. Dalam berbagai kasus, warna akan semakin

tinggi karena disebabkan oleh adanya logam besi yang terikat oleh

asam-asam organik yang terlarut dalam air tersebut.

Hasil analisa Laboratorium terlihat bahwa air Sungai Merdeka tidak

layak digunakan sebagai air minum/rumah tangga dan untuk

memperbaikinya harus dilakukan pengolahan dengan menggunakan

Instalasi Pengolah Air (Water Treatment Plant) untuk menghasilkan air

bersih yang sesuai dengan standart baku mutu Kepmenkes No

907/Menkes/SK/VII/2002 terhadap parameter – parameter antara

lain : Kekeruhan, Warna, Iron (Fe) Mangan (Mn) dan pH.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -30 1–30
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.10 Bangunan Intake & IPA PDAM IKK Samboja

BANGUNAN INTAKE DAN BANGUNAN PENGOLAH

Unit Produksi Air SPAM IKK Samboja (PDAM Cabang Samboja) terdiri

atas 3 (tiga) unit Instalasi Pengolahan Air (IPA), yaitu :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -31 1–31
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

CAKUPAN PELAYANAN

Berdasarkan data dari Litbang PDAM Tirta Mahakam, wilayah/area yang

sudah terlayani SPAM IKK Samboja (PDAM Cabang Samboja) ini terdiri

dari 6 desa dari 21 desa di Kecamatan Samboja yaitu Desa Sei Merdeka,

Sei Seluang, Wonotirto, Tanjung Harapan Margomulyo dan Samboja Kuala.

Total presentase pelayanan SPAM IKK Samboja (PDAM Cabang Samboja)

untuk Kecamatan Samboja adalah 37% dari Jumlah penduduk pada daerah

layanan (Desa Sei Merdeka, Sei Seluang, Wonotirto, Tanjung Harapan

Margomulyo dan Samboja Kuala) yang berjumlah 23.003 jiwa .

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -32 1–32
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Dengan total Kapasitas IPA terpasang adalah 50 lt/dt, kapasitas real

termanfaatkan adalah 25 lt/dt, sehingga kapasitas idle/tidak

termanfaatkan adalah 25 lt/dt.

UNIT DISTRIBUSI

Unit distribusi SPAM IKK Samboja (PDAM Cabang Samboja) adalah

sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi & distribusi air

minum sampai unit pelayanan.

Sistem pengaliran air adalah intermitten / tidak kontinu 24 jam ke area

pelayanan melalui perpipaan sampai pada konsumen / pelanggan

menggunakan metode pompanisasi.

Gambar 2.11 Jaringan Pipa Distribusi PDAM Cabang Samboja

(Sumber: Litbang PDAM Tirta Mahakam-Kabupaten Kutai Kartanegara)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -33 1–33
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

B. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH MUARA JAWA

Saat ini di IKK Kecamatan Muara Jawa terdapat 2 (satu) Sistem

Penyediaan Air Minum, yaitu SPAM IKK Muara Jawa Hulu dan Muara Jawa

Hilir.

 Sistem IKK Muara Jawa Hulu tidak berfungsi dikarenakan sumber air

baku (Sumur Bor) kualitas airnya asin (terintrusi air laut).

 Sistem I Muara Jawa Hilir memanfaatkan potensi air tanah melalui 2

unit sumur bor dengan kapasitas produksi 35 l/detik, namun realisasinya

saat ini mencapai lebih 40 l/detik. Saat ini Sistem Muara jawa Hilir

melayani kebutuhan air bersih penduduk di wilayah Desa Muara Jawa

Hilir, Muara Jawa Tengah dan Muara Jawa Hilir dengan total pelayanan

55%. Selain itu Sistem Muara Jawa hilir juga melayani kebutuhan air di

luar wilayah Kecamatan Muara Jawa, yaitu melayani Desa Muara

Sembilah, Handil Baru dan Senipah yang terletak di wilayah

kecamatan Samboja.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -34 1–34
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.12 Sistem Penyediaan Air Minum Muara Jawa Hilir

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -35 1–35
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.13 Jaringan Distribusi Muara Jawa Hilir

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -36 1–36
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

C. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SALOKAPI

Saat ini di Desa Salokapi telah dibangun IPA dengan kapasitas 20 l/detik.

Sumber Air Baku memanfaatkan Sungai Salokapi dan 1 unit sumur bor

sedalam 200 m. Instalasi ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air

Di Desa Salokapi Darat, Salokapi Laut dan Amborawang Laut. Namun

hingga 2013 ini belum dimanfaatkan.

Gambar 2.14 Bangunan Instalasi Sistem Penyediaan Air Bersih Desa

Salokapi.

2.3.1.4 Pendekatan Terhadap Peraturan per undang undangan

Peraturan dan kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten/Kota sasaran yang

berhubungan dengan pembangunan wilayah dan pembangunan SPAM akan menjadi

pedoman umum pelaksanaan pekerjaan ini. Pedoman lain yang juga akan digunakan

adalah kebijakan dan peraturan terkait dan kriteria-kriteria yang dikeluarkan

Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas, Kemendagri, Kementerian Keuangan dan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -37 1–37
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Kementerian Kesehatan, kebijakan pemerintah Provinsi Kalimantan Timur serta

Kabupaten/Kota sasaran.

Peraturan dan kebijaksanaan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang

berhubungan dengan pembangunan wilayah dan pembangunan SPAM akan menjadi

pedoman umum pelaksanaan pekerjaan ini. Pedoman lain yang juga akan digunakan

adalah kebijakan dan peraturan terkait dan kriteria-kriteria yang dikeluarkan

Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas, Kemendagri, Kementerian Keuangan dan

Kementerian Kesehatandan kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

 Mempelajari dan memahami Peraturan/Ketentuan dan Kebijakan

Pemerintah Pusat / Pemerintah Daerah dalam bidang air minum, serta

ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan perencanaan dan

pembangunan sarana air baku dan air minum. Peraturan/Ketentuan

tersebut akan menjadi pedoman serta acuan dalam melaksanakan

pekerjaan ini.

 Lahan yang tersedia juga perlu diidentifikasi tentang kesiapannya, karena

apabila tidak ditangani secara seksama, akan berdampak pada aspek

hukum dan aspek sosial. Kesiapan lahan juga merupakan faktor yang

menentukan kelancaran pelaksanaan proyek dan untuk menghindari

terjadinya perubahan desain akibat perubahan/pemindahan lokasi.

Penyiapan lahan yang tidak pasti akan mengakibatkan keterlambatan

pelaksanaan pekerjaan.

 Konsultan akan mengidentifikasi dasar hukum dan berbagai peraturan

yang dipergunakan dan berlaku saat ini dalam penyiapan lahan.

 Mengidentifikasi dan menganalisa permasalahan yang mungkin terjadi

baik dalam aspek sosial maupun aspek teknis..

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -38 1–38
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.3.2 Pendekatan Kelembagaan/ Institusional

Dalam pelaksanaan pekerjaan, Konsultan tidak terlepas dari hubungan

instansional di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota. Oleh karena

itu diharapkan tercipta koordinasi yang baik antara pihak pemberi tugas,

pemerintah kabupaten/kota, PDAM kabupaten/kota serta instansi (stakeholder)

terkait lain nya yang erat hubungannya dengan pekerjaan ini.

Peranan Konsultan dalam hal ini adalah mengajak semua pihak terkait berperan

aktif dalam diskusi dan mengidentifikasi permasalahan, sehingga data-data

eksisting yang diperoleh menjadi valid. Sedangkan untuk rencana Pengembangan

SPAM, peran dari Dinas Cipta Karya Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Cipta Karya

Kabupaten Kutai Kartanegara, Bapeda dan PDAM Kabupaten/Kota sangat

dibutuhkan terutama untuk mengetahui karakteristik pelayanan air minum di

daerahnya masing-masing, sehingga rencana serta rekomendasi dapat aplikatif

dan akomodatif terhadap aspirasi dan kondisi setempat.

1. Dinas Perumahan Dan Permukiman Kabupaten Kutai Kartanegara

Koordinasi dan diskusi intensif dengan Dinas Perumahan Dan Permukiman

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai Pemberi Tugas, dilakukan mulai dari

pengurusan surat izin ke lapangan sampai pekerjaan dinyatakan selesai.

Konsultan secara periodik dan intensif akan melaporkan seluruh kemajuan

pekerjaan tahap demi tahap, melakukan diskusi dan pembahasan materi serta

substansi studi selama pelaksanaan pekerjaan dengan Tim Teknis yang

dibentuk Pemberi Tugas.

Selain itu, baik dalam proses perencanaan maupun pembangunan Konsultan

harus melakukan koordinasi dengan Dinas terutama dalam hal-hal yang

menyangkut rencana pemasangan/pembangunan yang berkaitan dengan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -39 1–39
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

infrastruktur lainnya antara lain penempatan jaringan pipa

distribusi/transmisi dibadan jalan dan pemasangan pipa pada jembatan.

Perlu dipelajari pula program pembangunan yang disusun oleh Pemerintah

Kabupaten, agar rencana pelaksanaan fisik sarana air minum dapat disesuaikan

dengan pelaksanaan program tersebut.

2. Bapeda Kabupaten Kutai Kartanegara

Untuk menyelaraskan antara program air minum dengan program lainnya dalam

rangka pengembangan wilayah, Konsultan perlu melakukan koordinasi dengan

Bapeda Kabupaten Kutai Kartanegara. Berbagai data dan informasi dari

instansi ini diperlukan antara lain rencara strategis (Renstra) kota, kebijakan

umum pengembangan wilayah (RTRW), Rencana Umum dan Rencana Detil Tata

Ruang, Rencana pengembangan permukiman dan program infrastruktur lainnya

yang telah direncanakan, metode dasar yang digunakan dalam perhitungan

proyeksi penduduk dan arah perkembangannya. Data-data tersebut diperlukan

untuk menentukan arah pelayanan dan kebutuhan air minum.

3. Dinas Pengairan Kab. Kutai Kartanegara

Sebagai instansi yang bertanggungjawab terhadap sumber air baku dan

pemanfaatannya diharapkan memperoleh data hidrogeologi, kondisi air baku

pada saat kemarau dan musim hujan, pemanfaatan pada saat ini dan yang akan

datang, perlakuan lingkungan dan penduduk di sekitarnya, dan pencemaran

yang terjadi pada lokasi tersebut. Data dan informasi dari Dinas Pengairan

Kabupaten/Kota maupun Provinsi akan menjadi dasar untuk melakukan survey

ke lapangan dalam rangka pengambilan data primer dan investigasi lapangan,

yang selanjutnya akan berguna dalam tahap analisis dan perumusan alternatif

sumber air.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -40 1–40
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

4. Dinas Kesehatan Kabupaten

Konsultan akan melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

sehubungan dengan pengumpulan data aspek kesehatan lingkungan dan

kesehatan masyarakat. Data ini akan menjadi masukan dalam menentukan

daerah pelayanan dan tingkat pelayanan air minum.

5. PDAM Kabupaten Kutai Kartanegara

Diskusi dan koordinasi dengan PDAM dilakukan dalam rangka memperoleh data

akurat mengenai kondisi pelayanan air minum perpipaan eksisting yang dikelola

oleh PDAM. Disamping itu dilakukan juga pengumpulan data tentang studi yang

sudah pernah dilaksanakan, Corporate Plan dan program-program yang sedang

dan akan berjalan. Diskusi dilakukan untuk mengetahui permasalahan system

eksisting dan rencana penanganan yang bersifat mendesak dan jangka panjang.

Data-data tersebut akan menjadi input/masukan dalam menyajikan system

penyediaan air minum eksisting, input dalam analisis dan penyusunan rencana

system penyediaan air minum. Demi penggunaan waktu yang efisien, diskusi

dengan PDAM dilakukan melalui workshop bersama dengan stakeholder lain.

6. PLN & Telkom Kabupaten Kutai Kartanegara

Dalam merencanakan jaringan pipa diperlukan koordinasi dengan PLN dan

perusahaan Telekomunikasi agar supaya Konsultan dalam merencanakan

jaringan pipa di bawah tanah dengan tepat, tidak tumpang tindih dan

mengganggu jaringan PLN dan Telkom yang umumnya berada di bawah tanah

pula. Informasi akurat mengenai keberadaan jalur kabel listrik dan telkom

sangatlah penting dalam perencanaan dan pada saat pemasangan, oleh karena

itu diperlukan data-data aktual jaringan terpasang.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -41 1–41
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.3.3 Pendekatan Teknis

Pendekatan teknis dilakukan agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan

baik. Pendekatan Teknis ini dimaksud adalah :

1. Pengumpulan Data.

2. Perumusan Kriteria dan Standar Perencanaan.

2.3.3.1 Pengumpulan Data

Sebelum memulai perencanaan Konsultan melakukan pengumpulan data, baik data

primer maupun sekunder dan akan melakukan investigasi lapangan.

Pengumpulan data sekunder, meliputi :

1. Peta dasar, topografi, hidrologi, geohidrologi, morfologi, tata guna lahan,

foto udara atau citra satelit;

2. Data cuaca dan iklim;

3. Data kependudukan, sosioekonomi, kepadatan penduduk;

4. Kondisi eksisting sistem air minum;

5. Peraturan perundangan yang berlaku.

Sedangkan pengumpulan data primer dari survei lapangan (survei yang

dilaksanakan adalah servei sesaat, dan bukan survei berkala yang dilaksanakan

pada periode tertentu). Pengumpulan data primer ini terdiri dari :

a. Survei hidrolika air permukaan;

b. Survei topografi;

c. Penyelidikan tanah;

d. Survei lokasi sistem;

e. Survei ketersediaan bahan konstruksi;

f. Survei ketersediaan elektro mekanikal;

g. Survei ketersediaan bahan kimia;

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -42 1–42
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

h. Survei sumber daya energi;

i. Survei ketersediaan dan kemampuan kontraktor;

j. Survei harga satuan.

2.3.3.2 2 Perumusan Kriteria dan Standar Perencanaan.

Dalam melaksanakan perencanaan detail sistem penyediaan air minum, Konsultan

akan menggunakan standar-standar baku yang umum dipakai, desain kriteria yang

berasal dari proyek sejenis, formula-formula teknik dari berbagai text book

yang representatif dan asumsi-asumsi yang layak digunakan. Penerapan

kriteria/standar desain ini akan disesuaikan juga dengan kondisi daerah

setempat, karena tidak semuanya akan cocok untuk daerah tersebut.

Pemahaman terhadap peraturan-peraturan yang ada dan kebijaksanaan

pemerintah pusat dan daerah yang berlaku saat ini sangat diperlukan untuk

menyusun dokumen pelelangan, sehingga pelelangan dapat dilaksanakan sesuai

dengan prosedur yang berlaku.

Perhitungan-perhitungan atau analisis yang meliputi :

a. Sumber Air Baku

b. Kebutuhan Air Minum dan Kapasitas Sistem

c. Unit Produksi

d. Unit Distribusi

e. Pelayanan Air Minum

A.Sumber Air Baku


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air minum adalah menentukan

sumber air baku, kontinyuitas air sepanjang tahun, jenis pengolahan yang akan

digunakan, system pendistribusian ke konsumen, tingkat pelayanan dan periode

perencanaan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -43 1–43
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sistem penyediaan air minum adalah rangkaian unit-unit system yang saling

berkaitan satu sama lain, mulai dari sumber air baku sampai konsumen dan dapat

mencukupi kebutuhan masyarakat setiap saat.

Jenis sumber air baku yang biasa digunakan dalam sistem penyediaan air minum

terdiri dari :

1. Air Tanah, dalam bentuk :

 Mata air (natural & artesian spring)

 Sumuran (dug well, deep well, artesian well)

 Pipa pengambilan (horizontal well/ infiltration gallery)

2. Air Permukaan :

Sungai, dengan pengaliran cukup sepanjang tahun, atau sepanjang tahun

mencukupi tetapi aliran minimum lebih kecil daripada minimum kebutuhan

(pengambilan dengan pembuatan penampungan atau waduk buatan atau

Impounding Reservoir). Dalam pekerjaan perencanan ini sumber air baku


yang akan dimanfaatkan adalah air permukaan dam waduk/Reservoir.

Pemanfaatan sumber air baku baku untuk keperluan sistem penyediaan air minum

ini ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi, antara lain :

1. Segi Kuantitas, tersedianya dalam jumlah yang cukup, artinya ;

Keberadaan sumber air baku dapat memenuhi kebutuhan tanpa mengganggu

tataguna perairan/peruntukkan air baku yang ada walaupun pada kondisi debit

minimum. Untuk itu diperlukan analisa water balance terhadap sumber air

yang akan digunakan untuk keperluan sistem penyediaan air minum.

2. Segi Kontinyuitas, dapat dipergunakan setiap waktu/sepanjang tahun, artinya

;Air terus ada sepanjang masa, sehingga sistem air minum dapat dioperasikan

selama 24 jam/hari.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -44 1–44
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

3. Segi Kualitas, artinya ;Secara kualitas artinya air baku memiliki kualitas air

dalam batas masih bisa diolah menjadi air minum/minum sesuai dengan

standar yang berlaku. Sumber air yang mengandung tingkat pengotoran

(kontaminan/polutan) relatif tinggi dan perlu pengolahan yang rumit dan mahal

sehingga tidak ekonomis dijadikan sumber air baku untuk sistem penyediaan

air minum.

Untuk memastikan kualitas air baku dari sumber yang akan digunakan perlu

diambil sampel airnya untuk diperiksakan ke laboratorium.

Kuantitas dan kontinyuitas suatu sumber air dapat diketahui dari hasil penelitian

terhadap kondisi hidrogeologi yang meliputi aspek geologi dan hidrologi.

Penelitian ini dilakukan dengan interpretasi antara tren curah hujan, kondisi

kemiringan tanah, litologi dan fungsi lahan. Kemiringan dan fungsi lahan akan

menentukan surface run-off, evapotranspirasi dan besarnya infiltrasi curah

hujan. Surface run-off pada akhirnya akan menjadi inlet bagi badan-badan air,

yang dikenal dengan air permukaan. Sedangkan deskripsi litologi menggambarkan

jenis lapisan batuan yang akan menentukan kecepatan infiltrasi air hujan kedalam

tanah dan lapisan pendukung air di dalam tanah (aquifer). Keseimbangan dari

siklus hidrologi yang akan menentukan kuantitas dan kontinyuitas suatu sumber

air.

Dalam perencanaan penyediaan air minum, kualitas air baku dari suatu sumber air

sangat penting untuk diperhatikan, karena akan menentukan jenis pengolahan

yang akan digunakan. Parameter air baku terdiri dari parameter fisik, kimia dan

bakteriologi.

a. Parameter Fisik

Parameter fisik biasanya dikarenakan adanya partikel-partikel yang

tersuspensi dalam air yang menyebabkan air menjadi berwarna, berasa dan

berbau atau adanya efek termal sehingga temperatur air menjadi berubah.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -45 1–45
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

b. Parameter Kimia

Parameter kimia karena adanya anion dan kation dari bahan-bahan yang

terlarut dalam air.

c. Paremeter Bakteriologi

Parameter bakteriologi disebabkan adanya senyawa-senyawa nutrien bagi

bakteri.

Untuk menentukan kualitas dan cara pengolahan air dapat diketahui melalui

analisa laboratorium dengan melakukan uji parameter dan uji pengolahan.

Tinjauan terhadap alokasi sumber air merupakan salah satu pendekatan yang

digunakan dalam menentukan alternatif sumber air baku yang terdiri dari ;

 Identifikasi dan penilaian sumber

Sumber air yang ditetapkan adalah sumber yang dapat memenuhi

kebutuhan air minum dengan system perpipaan untuk perkotaan

 Evaluasi Persaingan Pemakai

Dalam banyak kasus, pemilihan sumber air yang diusulkan untuk penyediaan

air minum telah dimanfaatkan atau dalam waktu dekat akan dimanfaatkan

oleh pemakai dari sector lain. Secara hukum, sector penyediaan air minum

merupakan prioritas utama. Namun bila memilih sumber yang telah

digunakan; kepentingan sebelumnya dan kepentingan ekonomi harus

dipertimbangkan.

Tabel 2.3 Pemilihan Sumber dan Persaingan Pemakaian

No Kondisi Pemilihan Sumber

1 Air tanah baik dan mataair belum Sumber dengan

dimanfaatkan, keduanya tersedia. biaya terendah

2 Mataair telah dimanfaatkan tetapi Air tanah

terdapat air tanah dengan kondisi

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -46 1–46
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

No Kondisi Pemilihan Sumber

sedang sampai baik

3 Air tanah buruk tetapi tersedia Mataair yang

matair yang belum dimanfaatkan belum

dimanfaatkan

4 Air tanah buruk tetapi mataair Sungai atau matair

sudah dimanfaatkan, sungai yang sudah

memungkinkan dimanfaatkan (1)

5 Air tanah buruk dan tidak ada Mataair yang sudah

sungai tetapi terdapat mataair dimanfaatkan (2)

yang sudah dimanfaatkan

6 Tidak terdapat sumber yang Sumber dengan biaya

memadai dekat kota terendah (3)

tetapimemungkinkan dengan

system regional dekat kota

7 Tidak terdapat sumber yang Membatasi kapasitas

memadai dekat kota dan tidak sesuai dengan kapasitas

terdapat kemungkinan system sumberdaya yang ada

regional

Catatan :

(1) Disebabkan oleh tingginya biaya untuk sumber dari sungai,

memanfaatkan mata air yang sudah dimanfaatkan (jika memungkinkan),

harus diteliti

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -47 1–47
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

(2) Pengembangan akan tergantung pada persetujuan dari tataguna air.

Jika kapasitas system sesuai dengan kapasitas sumber yang ada dan

belum dimanfaatkan

(3) Apabila sumberdaya terbatas, gabungan dari beberapa jenis sumber

perlu dipertimbangkan dan dihitung biayanya

B. Perhitungan Kebutuhan Air Minum dan Kapasitas Sistem

Besarnya kapasitas sistem penyediaan air minum yang diperlukan dihitung

berdasarkan data jumlah penduduk daerah pelayanan. Data jumlah penduduk

dapat diperoleh dari instansi terkait seperti BPS, Kecamatan, atau dari

Monografi Desa. Data yang diperlukan minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan

rata-rata perkembangan penduduk pertahun sesuai dengan yang tercantum

pada Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka dari BPS.

Selain data penduduk daerah perencanaan, juga berdasarkan data rata-rata

konsumsi air minum per orang per hari. Data ini diperoleh dari Laporan Teknis

Bulanan PDAM atau lebih akurat lagi dari Data Sambungan Meter air

Langganan (DSML). Selain dari data-data tersebut di atas Pedoman

Perencanaan Air Bersih PU Cipta Karya juga digunakan sebagai referensi untuk

pendekatan teknis.

Dari data-data tersebut dan criteria perencanaan yang ada selanjutnya dapat

dihitung besarnya kebutuhan air minum untuk masyarakat daerah studi dan

besarnya kapasitas sistem penyediaan air minum yang diperlukan sampai tahun

proyeksi.

C. Unit Produksi

Unit produksi instalasi pengolahan air minum dengan sumber air baku air

permukaan terdiri dari :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -48 1–48
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

1) Raw Water Intake.

2) Pipa Transmisi.

3) Water Treatment Plant (WTP/IPA).

4) Treated Water Reservoir.

5) Unit Distribusi

6) Pelayanan Air Minum Ke Konsumen

1) Raw Water Intake

Raw Water Intake (Bangunan Pengambilan Air Baku) merupakan bangunan

penyadap air baku dari sumber air sungai. Bangunan ini didesign sedemikian

rupa sehingga dapat menyadap air baku dengan debit sesuai kebutuhan air

harian maksimum (Qmaxday). Bentuk atau type dari bangunan penyadap ini

disesuaikan dengan kondisi dan bentuk sungai.

Pada prinsipnya bangunan intake harus dapat menyadap air dengan debit

sesuai kebutuhan pada saat tinggi muka air sungai minimum. Dengan demikian

dasar dari bangunan intake ditentukan berdasarkan data fluktuasi tinggi

muka air sungai terutama tinggi muka air pada musim kemarau. Bila tinggi

muka air pada saat minimum sulit disadap karena sangat kecil maka bangunan

penyadap perlu dilengkapi dengan bendung dan pengarah aliran.

Bangunan sadap juga perlu dilengkapi fasilitas-fasilitas seperti saringan (Bar

Screen) untuk mencegah sampah atau benda terapung dari sungai masuk ke

instalasi dan mengganggu proses pengolahan.

Pengaliran air dari bangunan penyadap menuju ke instalasi pengolahan air

(IPA) dapat dilakukan secara gravitasi atau dengan pemompaan tergantung

kondisi topografi lokasi bangunan penyadap dengan lokasi IPA.

Untuk kondisi topografi datar seperti umumnya daerah pantai, maka

pengaliran dilakukan dengan pompa. Dengan demikian bangunan intake

dilengkapi dengan bak pengumpul untuk kerja pompa (Sump pump), pompa dan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -49 1–49
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

rumah panel kontrol. Pada kondisi seperti ini, perlu pertimbangan pemilihan

pompa mengingat air yang akan dialirkan adalah air baku yang mengandung

tingkat kekeruhan dan lumpur relatif tinggi. Umumnya digunakan pompa

rendam (submersible pump).

Untuk memastikan kondisi topografi antara lokasi bangunan sadap dengan

lokasi IPA, maka perlu dilakukan pengukuran topografi mulai dari lokasi

intake rencana sampai menuju ke lokasi IPA rencana.

Konstruksi bangunan penyadap dan juga bak pengumpul (Sump Pump) adalah

konstruksi beton yang perlu perhitungan daya dukung tanah. Oleh karena

itu pada lokasi bangunan penyadap diperlukan pengujian tanah (Soil

Investigation) berupa sondir.

Untuk sumber air baku yang berasal dari mata air, Bangunan Pengambilan Air

Baku ini akan berupa bak penangkap mata air/broncaptering. Untuk dapat

menyadap air baku sesuai dengan debit kebutuhan air harian maksimum

(Qmaxday) pada umumnya sesudah bak penangkap mata air di lengkapi

dengan Bak Pengumpul, konstruksi dari broncaptering dan bak pengumpul

didesign sedemikian rupa sehingga mampu mengeliminir pengaruh kontaminasi

dari air larian/run off pada musim hujan.

Konstruksi bangunan penangkap mata air dan bak pengumpul adalah

konstruksi beton yang perlu perhitungan daya dukung tanah. Oleh karena itu

pada lokasi bangunan penyadap diperlukan pengujian tanah (Soil

Investigation) berupa sondir.

2) Pipa Transmisi Air Baku

Pipa transmisi air baku adalah pipa yang didesign sedemikian rupa sehingga

dapat mengalirkan air baku dari bangunan intake menuju ke instalasi

pengolahan air (IPA) dengan debit sesuai kebutuhan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -50 1–50
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Pengaliran air dapat terjadi secara gravitasi atau pemompaan tergantung

dari kondisi topografi antara lokasi bangunan penyadap/penangkap dengan

lokasi IPA. Oleh karena itu sepanjang jalur pipa transmisi perlu dilakukan

pengukuran topografi (elevasi dan jarak) untuk mengetahui panjang dan

elevasinya.

Pipa transmisi air baku diperhitungkan berdasarkan debit kebutuhan harian

maksimum (Qmaxday). Kriteria perencanaan untuk pipa transmisi seperti

pada tabel dibawah ini.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -51 1–51
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Tabel 2.4 Kriteria Pipa Transmisi* Saluran terbuka hanya digunakan

untuk transmisi air baku

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Q max Kebutuhan air hari

maksimum

Q max = F max x Q rata-

rata

2 Faktor hari maksimum F.max 1,10 – 1,50

3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka*

4 Kecepatan aliran air dalam

pipa V min 0,3-0,6 m/det

a) Kecepatan minimum

b) Kecepatan maksimum V.max 3,0-4,5 m/det

- Pipa PVC V.max 6,0 m/det

- Pipa DCIP

5 Tekanan air dalam pipa

a) Tekanan minimum H min 1 atm

b) Tekanan maksimum

- Pipa PVC H maks 6-8 atm

- Pipa DCIP 10 atm

- Pipa PE 100 12.4 MPa

- Pipa PE 80 9.0 MPa

6 Kecepatan saluran terbuka

a) Kecepatan minimum V.min 0,6 m/det

b) Kecepatan maksimum V.maks 1,5 m/det

7 Kemiringan saluran terbuka S (0,5 – 1 ) 0/00

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -52 1–52
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm( minimum)

9 Kemiringan tebing terhadap - 45  ( untuk bentuk

dasar saluran trapesium)

* Saluran terbuka hanya digunakan untuk transmisi air baku

3) Water Treatment Plant (WTP/IPA)

Instalasi Pengolahan Air merupakan suatu perangkat pengolah air baku dari

sumber air sebelum didistribusikan ke konsumen. Perangkat IPA ini terdiri

dari unit-unit dengan proses fisik, kimia dan bakteriologis.

Untuk sumber air baku dari air permukaan seperti sungai dimana secara

kualitas airnya menyimpang dari standar kualitas air minum baik fisik, kimia

maupun bakteriologis umumnya diperlukan pengolahan air yang lengkap yang

meliputi :

A. Unit Koagulasi

B. Unit Flokulasi

C. Unit Sedimentasi

D. Unit Filter

E. Unit Pengolahan Kimia

A.Unit Koagulasi

Koagulasi adalah proses pengadukkan koagulan dalam air untuk membantu

mengendapkan partikel kecil penyebab kekeruhan yang tidak bisa mengendap

dengan sendirinya.

Pengadukan koagulan dalam air dapat dilakukan secara mekanis maupun

hidrolis. Pengadukan harus memberikan hasil adukan yang merata (homogen)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -53 1–53
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

sehingga pembentukan partikel flok pada proses flokulasi tercapai secara

optimal. Untuk memperoleh pengadukan yang merata tersebut diperlukan

percepatan pengadukan sampai nilai gradien kecepatan (G) sesuai dengan

kriteria yang ditetapkan sesuai dengan hasil pengujian laboratorium (Uji

Jartest).

Jenis Koagulan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kualitas air dan

dapat diketahui dari hasil percobaan Jartest. Namun umumnya koagulan yang

digunakan adalah koagulan alum sulfat. Koagulan ini selain mudah didapat juga

murah harganya.

Secara teoritis, penambahan koagulan alum sulfat ke dalam air akan

menurunkan pH air menjadi asam akibat terbentuknya H2SO4 sedangkan

flok yang terbentuk dalam bentuk CaCO3 hanya bisa mengendap pada pH

basa (pH>7), oleh karena itu penambahan alum sulfat pada bak koagulasi

selalu diikuti dengan penambahan kapur sebagai netralisator.

B. Unit Flokulasi

Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai proses lanjutan dari

koagulasi. Pembentukan flok pada unit ini terjadi melalui proses pengadukan

lambat. Flok yang terbentuk pada proses ini selanjutnya akan diendapkan

pada bak pengendap.

Keberhasilan pembentukan flok dapat dilihat dari prosentase pengendapan

pada bak pengendap. Untuk mencapai pembentukan flok yang oftimum maka

bak flokulasi harus didesign sedemikian rupa sehingga memberikan gradien

kecepatan sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan sesuai hasil

percobaan jartest di laboratorium.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -54 1–54
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

C. Unit Sedimentasi

Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel diskrit dan partikel flok

yang sudah terbentuk pada proses flokulasi.

Bila hasil pengujian laboratorium, angka kekeruhan air baku tinggi dan

berdasarkan uji Imhoff kekeruhan tersebut disebabkan oleh tingginya

kandungan partikel diskrit maka pada instalasi pengolahan perlu dilengkapi

dengan Bak Pengendap Pendahuluan (Pra Sedimentasi). Biasanya pada musim

hujan kekeruhan air baku sangat tinggi akibat kandunggan lumpur dan

partikel diskrit. Dan bila kondisi tersebut dibiarkan maka akan mengganggu

proses koagulasi dan mengakibatkan hasil proses flokulasi tidak optimal. Oleh

karena itu instalasi pengolahan air minum yang menggunakan sumber air baku

sungai, penggunaan Pra Sedimentasi perlu dipertimbangkan.

Design bak sedimentasi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Volume lumpur hasil uji Imhoff

 Waktu detensi (td) pengendapan

 Kualitas air dan fluktuasinya.

Biasanya untuk memperoleh hasil pengendapan yang optimal, bak pengendap

dilengkapi dengan plate settler untuk memperkecil beban permukaan.

D. Unit Filter

Bak filter berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang lolos karena

tidak bisa mengendap pada bak sedimentasi.

E. Unit Desinfeksi

Desinfeksi adalah proses pembubuhan desinfektan ke dalam air yang sudah

diolah secara fisik dan kimia untuk mengurangi kandungan mikroorganisma

pathogenis dalam air .

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -55 1–55
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Desinfektan yang digunakan umumnya kaporit, selain murah juga mudah

didapat.

Desinfektan dibubuhkan ke dalam reservoar air minum sebelum

didistribusikan ke konsumen.

Dosis pembubuhan disesuaikan dengan hasil percobaan di laboratorium. Dosis

desinfektan harus memberikan sisa Chlor sampai ke titik terjauh pelayanan.

4) Treated Water Reservoir

Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam resrvoar air bersih

(Treated Water Reservoar) untuk selanjutnya disitribusikan ke konsumen.

Reservoar ini diperlukan selain untuk menampung air pada saat pemakaian

minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian puncak, juga pada

reservoar ini dilakukan desinfeksi.

Kapasitas reservoar dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian maksimum

dan fluktuasi pemakaian harian.

Secara lengkap sistem penyediaan air minum dengan air permukaan pada

umumnya dapat dilihat pada diagram sebagai berikut :

Koagulan
Al2(SO4)3
Netralisator
Ca (OH)2

Bak
Pengumpu
l

Intake Koagula Jaringan Pipa


si Bak
Pomp Flokulas Filter Distribusi
Pengendap Cepat
a
Desinfektan i
Ca(OCl)2
SUNGAI

Ke Distribusi

Reservoar

Gambar 2.15 Diagram Sistem Air Bersih Sumber Air Sungai

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -56 1–56
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

5) Unit Distribusi

Pengaliran Air bersih ke konsumen dilakukan dengan menggunakan sistem

jaringan perpipaan. Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi

atau dengan pompa.

Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi atau

pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara unit produksi

dengan daerah pelayanan. Oleh karena itu diperlukan pengukuran topografi

sepanjang jalur pipa distribusi.

Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air bersih

dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak) dan tekanan

pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka.

Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan dengan

kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa. Jenis pipa yang

dapat dipakai meliputi :

- Pipa Plastik (PVC)

- Pipa Besi (Pipa Galvanise, Pipa Steel dsb)

- Pipa HDPE

Tabel 2.5 Pipa Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

1 Debit Perencanaan Q puncak Kebutuhan air jam puncak

Q peak = F peak x Q rata-

rata

2 Faktor jam puncak F.puncak 1,15 – 3

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -57 1–57
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

No Uraian Notasi Kriteria

3 Kecepatan aliran air dalam

pipa V min 0,3 - 0,6 m/det

a) Kecepatan minimum

b) Kecepatan maksimum V.max 3,0 - 4,5 m/det

Pipa PVC atua ACP V.max 6,0 m/det

Pipa baja atau DCIP

5 Tekanan air dalam pipa

a) Tekanan minimum h min (0,5 - 1,0) atm, pada titik

jangkauan pelayanan terjauh.

b) Tekanan maksimum

- Pipa PVC atau ACP h max 6 - 8 atm

- Pipa baja atau DCIP h max 10 atm

- Pipa PE 100 h max 12.4 MPa

- Pipa PE 80 h max 9.0 MPa

Sepanjang jalur pipa distribusi dimungkinkan diperlukan kelengkapan-

kelengkapan seperti :

- Jembatan Pipa

- Siphon

- Crossing Jalan

- Wash Out

- Air Release Valve

- Dsb.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -58 1–58
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Untuk daerah yang relatif datar umumnya pendistribusian air bersih

menggunakan pompa. Untuk jalur pipa pelayanan yang panjang dimungkinkan

diperlukan pompa booster agar air sampai ke daerah pelayanan terjauh.

6) Pelayanan Air Minum Ke Konsumen

Pelayanan air minum ke konsumen dapat dilakukan secara individu atau kelompok.

Secara individu artinya setiap rumah mendapat pelayanan air langsung dengan

sambungan rumah yang dilengkapi dengan meter air. Jenis pelayanan seperti ini

diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif tinggi,

sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat kepadatan bangunan relatif

rendah dimana daerah kosong (Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai

berupa pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU) atau Kran

Umum (KU).

Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan dan survey sosek,

sehingga penempatan HU/KU optimal sesuai kebutuhan dan dapat menjangkau

konsumen.

2.4 METODOLOGI

2.4.1.1 Koordinasi

Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan koordinasi dengan instansi terkait.

Penyamaan persepsi dilakukan dengan pemberi tugas melalui diskusi persiapan

pelaksanaan pekerjaan, persetujuan terhadap rencana kerja yang disiapkan

konsultan serta perolehan surat izin untuk kelapangan.

Sementara itu koordinasi di lintas sektoral dilakukan dengan mendatangi stake

holder, menjelaskan rencana kerja dan studi sehingga diperoleh persepsi yang

sama dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Menggali informasi yang ada dan

berhubungan dengan studi di daerah dilakukan dengan Bappeda, Dinas Pekerjaan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -59 1–59
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Umum/Cipta Karya dan institusi pengelola air minum setempat, metode yang

digunakan adalah diskusi dan wawancara.

2.4.2 Metode Pengumpulan Data

Pada dasarnya teknik pengumpulan data mempunyai tujuan untuk mendapatkan

data (informasi) yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan secara

objektif. Oleh karena itu pemilihan teknik pengumpulan data dipengaruhi oleh

permasalahan yang sedang dikaji. Data yang akan dikumpulkan adalah data

kondisi fisik daerah, data sosial ekonomi, kesehatan masyarakat, data

pengembangan kota/wilayah, data sistem penyediaan air minum eksisting dan

sumber air baku, dokumen perencanaan terdahulu, data kondisi topografi, peta-

peta, Harga dasar (Basic Price) dan lain-lain.

Sebagian besar data ini merupakan data sekunder yang akan diperoleh dari

instansi dan dinas terkait di daerah kabupaten/kota melalui penggalian informasi

baik berupa data kuantitatif dan kualitatif. Tim konsultan melakukan pertemuan

dan koordinasi dengan dengan dinas dan instansi terkait menjelaskan lingkup

studi, selanjutnya data-data yang dibutuhkan dikumpulkan dari berbagai sumber

data dan informasi di instansi tersebut.

Sedangkan data primer akan diperoleh melalui survey dan investigasi lapangan,

teknik pengumpulan data primer yang umum dilakukan adalah :

1) Pengumpulan data baku atau standar melalui survai pengamatan,


pengukuran data lapangan terstruktur.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik pengumpulan data baku

adalah kejelasan konsep, standarisasi, objektivitas, relevansi unit/satuan

pengamatan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -60 1–60
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2) Pengumpulan data yang tidak baku wawancara mendalam dan observasi


Teknik tidak baku didefinisikan berupa wawancara tidak terstruktur

(wawancara mendalam). Pengumpulan data dengan teknik ini adalah membuat

suatu pedoman wawancara/observasi, sedangkan pertanyaan akan berkembang

ketika wawancara dan diskusi berlangsung. Pada teknik ini peran pewawancara

sangat besar untuk mendapatkan data yang berkaitan perencanaan air minum.

Teknik wawancara dilakukan untuk menggali data pada instansi tertentu dan

masyarakat, seperti tokoh masyarakat, aparat yang dapat memberikan

gambaran tentang kondisi sosial ekonomi dan aparat yang dapat menjelaskan

kondisi sistem penyediaan air minum di daerah studi, sumber air baku dll.

Salah satu faktor terpenting dalam rangka pengumpulan data adalah tenaga

survey yang memadai dan berkualitas. Data yang berkualitas akan terkumpul

apabila sumberdaya manusia pengumpul data juga memiliki kualitas yang baik.

Melihat pentingnya tenaga surveyor dalam tahap pengumpulan data maka

penyiapan tenaga ini dilakukan dengan cara pelatihan singkat sebelum terjun ke

lapangan. Tenaga surveyor hidrologi, surveyor, mekanika tanah, geologi yang

akan bekerja direncanakan minimal berpendidikan D3, dengan latar belakang

pendidikan yang berhubungan dengan pekerjaan ini atau berpengalaman sebagai

surveyor dibidang sistem penyediaan air minum ataupun teknik sipil bangunan air.

2.4.2.1 Metodologi Survey

2.4.2.2 Metode Survey Lapangan

Survey lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi factual yang ada di

lapangan saat ini. Untuk itu dilakukan kunjungan ke wilayah studi, melakukan

pengamatan langsung di lapangan tentang kondisi terkini, wawancara dan diskusi

serta mendokumentasikan secara visualisasi.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -61 1–61
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

a. Kondisi Lapangan

Data lapangan diperoleh secara langsung melalui peninjauan lapangan seperti

data sistem air minum eksisting dan data sumber air potensial, alternatif

jalur pipa dan lokasi unit produksi. Penentuan jalur pipa dan penentuan lokasi

unit-unit system air minum akan berkoordinasi dengan dinas dan instansi

terkait di kabupaten/kota guna memperoleh kesepakatan sehingga dapat

dilakukan pengukuran.

b. Pengukuran Jarak dan Topografi

Pengukuran dilakukan sepanjang rencana jalur pipa induk mulai dari sumber,

rencana lokasi unit pengolahan sampai ke reservoir distribusi.Pengukuran

dilakukan dengan menggunakan alat Theodilite (To) untuk memperoleh data

panjang dan jarak dan situasi bila diperlukan sedangkan GPS digunakan untuk

mengetahui koordinat, ketinggian lokasi dan posisi rencana penempatan unit

sitem air minum yang akan direncanakan.

Pengukuran topografi dimaksudkan untuk membuat peta situasi detail terbaru,

lengkap dan sesuai dengan kondisi kekinian lapangan sebenarnya, berikut trase dan

penampang yang diperlukan sebagai data masukan untuk penyusunan Pola Jaringan

Pipa Pelayanan Air Bersih.

1. Inventarisasi dan Pemasangan Bench Mark Baru

Inventarisasi Bench Mark dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi Bench

Mark eksisting di lapangan untuk referensi koordinat (x,y,z) terhadap

pengukuran yang akan dilakukan ( pengikatan). Berdasarkan hasil inventarisasi

tersebut dapat diperoleh kepastian Bench Mark yang dapat digunakan sebagai

referensi, dan apabila diperlukan akan dibuat Bench Mark baru yang akan

dipasang sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis, yaitu terbuat dari besi

beton dengan dimensi minimal 6 inchi dan diberi penulisan kode/nomornya.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -62 1–62
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Jika BM eksisting dapat dipergunakan sesuai fungsinya, kalau perlu

direnovasi supaya dapat dipakai.

 BM baru dipasang di lokasi yang diperlukan dan ditentukan direksi sehingga

merata dan memenuhi syarat pemasangan.

 BM dipasang di tempat yang aman dari jalur / rencana galian / timbunan

dan dihindari dari kelongsoran dengan membuat jarak dari sungai, saluran,

tanggul / jalan sesuai ketentuan.

 BM dipasang stabil (tidak goyah) supaya tidak mudah lepas/rusak.

 BM diberi nomor / kode, dan mudah dibaca.

Pen kuningan
Ø6 cm

Pipa pralon PVC Ø6 cm


20

Pelat marmer 12 x 12

25
Nomor titik

Tulangan tiang Ø10


Dicor beton
Sengkang Ø5-15
10
100

65

Dicor beton
75
20

Beton 1:2:3
15

10

20

Pasir dipadatkan
20

40

Benchmark Control Point

Gambar 2.15 Kontruksi BM dan CP (Control Point)

2. Pengukuran Kerangka Dasar Pemetaan

Kerangka dasar pemetaan selain berfungsi sebagai penyebaran titik-titik

kontrol geodesi, juga berfungsi sebagai batas daerah pengukuran. Kerangka

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -63 1–63
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

dasar pemetaan ini dilakukan dengan pengukuran poligon sebagai kontrol

horisontal dan pengukuran sipat datar (waterpass) sebagai kontrol vertikal

(ketinggian) yang akan diikatkan pada titik referensi yang ada di lapangan

(Bench Mark Eksisting) atau titik lain yang akan ditentukan oleh Pemberi

Tugas. Kerangka dasar pemetaan ini dibagi dalam loop/kring yang disesuaikan

dengan keadaan lapangan, kerangka dasar pemetaan adalah sebagai berikut :

 Arah/azimut ditentukan dengan pengamatan astronomi atau menentukan

azimut metode gyro dengan memakai alat Theodolith T0, T2 dan Gyro

Attrachmanatausederajat.
 Setiap sudut poligon diukur dua kali (double seri) memakai alat ukur

Theodolith T2/T0 atau sederajat dengan ketelitian 8”/30” setiap sudut


poligon dan maksimum 20”/60” salah penutup sudut antar dua kontrol

azimut.

 Pengukuran jarak poligon diukur memakai pita ukur (100 m) minimum dua kali

kemuka dan kebelakang dengan ketelitian 1:2.500


 Pengukuran sipat datar dilakukan memakai alat ukur Waterpass Ni2atau

sederajat. Jarak pengukuran dibagi dalam seksi-seksi 1 – 2km.


Pengukuran pulang pergi / double stand. Jarak setiap patok sipat datar

maksimum 100 m. Ketelitian sipat datar 10”D mm dimana D = jarak


dalam km.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -64 1–64
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

U U

U U
U 34
1 12 3 4B B
PA U 23 4 d4B
A1 2 3 d34
A d12 d23
A dA1 3
dPA 1
4
A 2
AA
P Gambar 2.17 Pengukuran Poligon

Slag 2
Slag 1 b2 m21
b1 m1

Bidang Referensi

D
D

Gambar 2.18 Pengukuran Waterpass

3. Pengukuran Situasi Detail

Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan data-data / detail

lapangan sesuai fungsi, kegunaan dan kebutuhan yang diperlukan dalam survai

dan pemetaan ini. Data-data / detail lapangan tersebut ini dihitung dan

diproses melalui persyaratan dan tingkat ketelitian yang dikehendaki untuk

dapat disajikan dalam bentuk suatu peta / gambar-gambar yang memenuhi

syarat dengan tingkat ketelitian tertentu juga, sehingga peta dan gambar-

gambar tersebut dapat mewakili keadaan lapangan sesuai fungsi dan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -65 1–65
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

kegunaannya dengan suatu skala peta / gambar yang ditentukan. Adapun tujuan

kegiatan ini agar peta / gambar-gambar sebagai produk akhir dari kegiatan ini

akurat terhadap detail-detail dan keadaan lapangan yang diwakilinya sehingga

dapat menunjang dalam rangka kegiatan pekerjaan sistem air minum. Metode

dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi detail adalah

sebagai berikut:

 Referensi pengukuran ditentukan dari titik tetap yang ada di sekitar

lokasi pengukuran, mempunyai identitas (kode) serta harga atau dimensi

koordinat yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan ataupun titik

referensi ditentukan /ditetapkan Pemberi Tugasnya.

 Pengukuran situasi detail / rinci dilakukan dengan metode Trigonometri /

Tachimetri dimana pangkal dan ujung jalur pengukuran terikat /


terkontrol terhadap kerangka dasar pengukuran / pemetaan. Dari titik-

titik tersebut diukur detail-detail lapangan dengan rinci. Titik-titik rinci /

detail-detail diukur dengan kerapatan titik yang disesuaikan dengan skala

peta yang digunakan dan tersebar dengan kerapatan titik maksimum 1

cmpada peta. Peralatan yang digunakan Theodolite T0 dengan


ketelitian pengukuran 10 cm.

 Penyebaran titik detail yang diukur di lapangan akan diusahakan merata,

seperti pada:

 Setiap perubahan permukaan serta vegetasi yang ada di areal

pengukuran.

 Situasi batas-batas tata guna lahan antara lain ladang, sawah, kampung,

lahan usaha I, lahan usaha II dan lain-lain.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -66 1–66
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

4. Pengukuran Jalur Pipa

Pengukuran trase dilakukan sepanjang jalan yang akan menjadi jalur pipa sesuai

dengan rencana pelayanan. Prosedur, metode dan peralatan yang akan

digunakan untuk pengukuran trase saluran adalah sebagai berikut:

 Uitzet trase yang dikontrol dengan ukuran poligon terikat terhadap titik

kontrol (x,y) kerangka pemetaan dengan ketelitian setiap sudut 1’ (menit)

dan ketelitian antara dua titik kontrol kerangka pemetaan 2’ (menit) yang

diukur dengan alat ukur Theodolite T0, dengan interval jarak maksimum 100

m, pada trase lurus dan 25 / 50 m pada tikungan.

 Pengukuran sipat datar berfungsi sebagai dasar penampang memanjang

trase, terikat pada (z) kerangka pemetaan dengan ketelitian 15”D mm

dimana D = jarak dalam km.

 Penampang melintang trase diukur dengan metode Tachimetri/Trigonometri

memakai alat ukur Theodolite T0 dengan ketelitian pengukuran 10 cm

dengan interval jarak 100 m (untuk saluran primer) tepat pada titik trase

atau penampang memanjang serta posisinya tegak lurus terhadap jalur

trase.

2.4.2.3 Metodologi Survey Investigasi Sumber Air

2.4.2.4 Umum

Tujuan survey dan identifikasi sumber air bersih adalah diperolehnya informasi

tentang atau sehubungan dengan ketersediaan sumber air baku yang dapat

diandalkan untuk pasokan sistem penyediaan air minum dalam rangka memenuhi

kebutuhan air bersih untuk sektor domestik maupun non domestik.

Informasi potensi sumber ini, diharapkan dapat dipakai sebagai dasar penetapan

bagi sistem penyediaan air minum yang akan dikembangkan dan/atau dibangun,

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -67 1–67
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

serta suatu bahan pertimbangan bagi studi/analisis dan penelitian yang akan

dilakukan dimasa mendatang.

Secara rinci tujuan dari survey / identifikasi potensi sumber air adalah untuk :

a) Mengidentifikasi sumber air yang potensial;

b) Mengetahui jarak dan beda tinggi (elevasi) sumber air;

c) Mengetahui debit optimum (safe yield) sumber;

d) Mengetahui kualitas air dan pemakaian sumber saat ini;

e) Penentuan komponen sistem pengolahan air yang dibutuhkan.

2.4.2.5 Metode pengumpulan data

1.Persiapan:

1) Menyiapkan surat-surat pengantar yang diperlukan dalam pelaksanaan survei

lapangan;

2) Menyiapkan formulir lapangan yang digunakan untuk menyusun data yang

dibutuhkan agar mempermudah pelaksanaan pengumpulan data di lapangan.

Materi survei air baku adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Data untuk Survei Air Baku

Sumber Air
No Data yang Diperlukan Keterangan
Baku

 Lokasi dan ketinggian  Sumber layak dipilih jika

 Kualitas air (visual dan tidak ada konflik

pemeriksaan laboratorium) kepentingan

1 Mata Air  Kuantitas dan kontinuitas (musyawarah)

air (hasil pengamatan dan  Kualitas dan kuantitas

pengukuran pada musim memenuhi ketentuan

kemarau) yang berlaku

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -68 1–68
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sumber Air
No Data yang Diperlukan Keterangan
Baku

 Peruntukan saat ini

 Kepemilikan lahan di sekitar

mata air

 Jarak ke daerah pelayanan

 Hal-hal yang mempengaruhi

kualitas

 Jalan masuk ke mata air

 Lokasi Untuk mengetahui kondisi

 Kualitas, kuantitas, dan air tanah dalam di lokasi,

kontinuitas perlu dilakukan

 Peruntukan saat ini pemeriksaan geolistrik.

 Kepemilikan Sedangkan untuk

2 Air tanah  Jarak ke daerah pelayanan mengetaui kondisi air

 Jalan untuk masuk ke lokasi tanah dangkal dapat

melihat peta kondisi air

tanah yang dikeluarkan

oleh Ditjen Geologi Tata

Lingkungan

 Lokasi dan ketinggian

 Kualitas air (visual dan


Sumber dipilih jika
pemeriksaan laboratorium)
3 AirPermukaan alternatif 1 dan 2 tidak
 Kuantitas dan kontinuitas
ada
air (hasil pengamatan dan

pengukuran pada musim

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -69 1–69
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sumber Air
No Data yang Diperlukan Keterangan
Baku

kemarau)

 Peruntukan saat ini

 Jarak ke unit pengolahan

dan ke daerah pelayanan

 Curah hujan Sumber dipilih jika

4 Air Hujan  Kualitas dan kuantitas air alternatif 1, 2, dan 3 tidak

hujan ada

3) Menyiapkan peta-peta lokasi, topografi, geologi, hidrogeologi dan data

sekunder yang diperlukan;

4) Menyiapkan tata cara survei dan manual mengenai peralatan yang

dipakai;

5) Interpretasi peta-peta, foto udara dan data mengenai lokasi yang akan

disurvei;

6) Menyiapkan estimasi lamanya survei dan jadwal pelaksanaan survei

serta perkiraan biaya yang diperlukan;

7) Mengusulkan jadwal pelaksanaan survei kepada pemberi tugas;

8) Cek ketersediaan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan di

lapangan.

2. Survey Mata Air

Mata air berasal dari air tanah, muncul di permukaan pada patahan-

patahan secara alami.Adanya daerah infiltrasi dari hujan didaerah

upstream.Sangat penting untuk mengetahui data pengukuran monitoring

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -70 1–70
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

debit, namun bila data pengukuran debit tidak ada maka dilakukan analisa

data curah hujan oleh ahli hidrogeologist dan wawancara dengan

masyarakat lokal.

 Menanyakan kepada masyarakat setempat (lokasi, ketersediaan

sepanjang tahun, otorisasi/pengguna air)

 Melakukan pengukuran kualitas air (temperatur, pH, EC, warna,

kekeruhan, rasa, bau dan Fe)

 Melakukan pengukuran debit dengan (stop watch/V-Notch, Metode

Injeksi garam, dll)

3. Air Tanah Dalam

Penyediaan air minum dari Air tanah dalam hanya dapat dilakukan dengan

membuat sumur bor. Potensi air tanah dalam suatu daerah dapat dilihat

dari hasil test sumur, penyelidikan geolistrik, namun karena kegiatan ini

tidak mungkin dilaksanakan pada studi ini maka pendekatan yang diambil

adalah mengetahui kondisi geologi tanah atau dari sumur bor-sumur bor

yang sudah ada di daerah tersebut. Air tanah dalam biasanya terdiri dari

2 jenis (positif dan negatif). Survey sumber air tanah dalam akan

dilakukan dengan :

 Menanyakan kepada masyarakat setempat keberadaan sumur dalam

disekitar daerah studi (radius 10 km).

 Mengumpulkan Informasi mengenai sumur bor yang ada (tahun

konstruksi, kedalaman dan kualitas).

 Data mengenai fluktuasi debit atau musim kering.

 Melakukan pengukuran kualitas air (temperatur, pH, EC, warna,

kekeruhan, rasa, bau dan Fe)

 Melakukan pengukuran debit (dengan bak dan stop watch/V-Notch)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -71 1–71
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

4. Air Sungai / Saluran Irigasi/Bendungan

Debit dan kualitas air sungai biasanya berfluktuasi sepanjang tahun, bulan,

hari bahkan skala jam, debit maksimum air sungai biasanya terjadi pada

musim hujan dan debit minimum terjadi pada musim kemarau. Kondisi ini

akan berpengaruh kepada rencana kapasitas pengambilan air baku.

Dari sisi kualitas, sungai-sungai biasanya dicemari oleh polutan dari

buangan / limbah domestik, limbah industri dan lain-lain sehingga

berpengaruh kepada letak atau titik pengambilan air baku, oleh karena itu

survey sungai akan dilakukan sampai kehulu. Untuk saluran irigasi akan

dilakukan koordinasi dan pengumpulan data tentang saluran yang ada

tersebut kebadan pengelola setempat.

Langkah-langkah survey investigasi :

 Mencari data historis, daerah hulu, data debit air, muka air maksimum

dan minimum serta institusi pengelola sungai, informasi akan didapat

dari masyarakat setempat dan instansi terkait).

 Melakukan pengukuran kualitas air (temperatur, pH, EC, warna,

kekeruhan, rasa, bau dan Fe)

 Melakukan pengukuran debit (bak dan stop watch/V-Notch, metode

injeksi garam).

2.4.2.6 Metode pengukuran debit air

Metoda pengukuran debit sungai dilakukan dengan mengacu kepada SK SNI M-

17-1989-F (Metode Pengukuran Debit Sungai dan Saluran Terbuka), dengan

peralatan untuk jenis sumber air yang sesuai, antara lain :

o Bak dan Stop Watch : sumur dalam, mata air;

o V Notch, Cipoletti : sungai kecil, mata air;

o Kecepatan pada cross section : sungai kecil, saluran irigasi;

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -72 1–72
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Prinsip pengukuran debit;

Q =  (V.A)

Q : Debit (m3/det)

A : Luas bagian penampang basah (m2)

V : Kecepatan aliran rata-rata pada luas bagian penampang basah

(m/det).

Pengembangan dari persamaan diatas digunakan dalam menghitung debit

pengaliran sumber air sesuai dengan kondisi lapangan. Langkah-langkah yang

dilakukan adalah :

 Pembacaan tinggi muka air (menggunakan alat duga)

 Pengukuran penampang basah (alat ukur lebar, meteran)

 Pengukuran Kecepatan (alat ukur arus, pelampung atau menghitung dengan

persamaan Manning,

 Perhitungan Debit.

1. Metoda pengukuran debit sungai :

Prinsip Pelaksanaan pengukuran debit sungai adalah mengukur luas penampang

basah, kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai tersebut.

a. Pengukuran tinggi muka air

Sebelum dan sesudah pengukuran debit sungai perlu dilakukan pencatatan

tinggi muka air dengan membaca tinggi pada alat muka air. Apabila

perbedaan Fluktuasi muka air pada waktu mulai dan akhir pengukuran debit

sungai lebih besar dari pada 3 cm , maka diperlukan koreksi terhadap

perhitungan debit sebagai fungsi dari tinggi muka air tersebut.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -73 1–73
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

b. Pengukuran penampang basah

Pengukuran lebar sungai dilakukan dengan menggunakan alat ukur lebar.

Jenis alat ukur lebar harus disesuaikan dengan lebar penampang basah dan

sarana penunjang yang tersedia.

c. Pengukuran kedalaman sungai

Pengukuran kedalaman sungai dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur

kedalaman di setiap vertikal yang telah diukur jaraknya. Jarak setiap

vertikal harus diusahakan serapat mungkin agar debit tiap sub bagian

penampang tidak lebih dari 5 % dari debit seluruh penampang basah.

d. Pengukuran kecepatan aliran

Kecepatan aliran rata-rata disuatu penampang basah diperoleh dari hasil

pengukuran kecepatan rata-rata di beberapa Vertikal yang diperoleh dari

hasil pengukuran kecepatan aliran satu titik, dua titik, tiga titik atau lebih

banyak titik, yang pelaksaannya tergantung pada kedalaman aliran , lebar

aliran dan sarana yang tersedia. Jenis cara pengukuran tersebut adalah

dengan cara merawas.

2.4.2.7 Metode pengambilan sampling air

Metode pengambilan sample menggunakan standar SK SNI M-02-1989-F

(Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas Air) dengan ketentuan sesuai

persyaratan dan peruntukkan sumber air.

Pengambilan contoh air dimaksudkan untuk mengetahui kualitas fisik, kimia dan

bakteriologis sumber air yang potensi untuk dimanfaatkan. Sampel sumber air

diambil sebanyak ± 5 liter.

o Alat pengambil contoh (botol plastik/bukan logam);

o Sampel didalam botol/wadah tertutup rapat sebelum dibawa ke laboratorium;

o Mudah dan aman dibawa.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -74 1–74
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.4.2.8 Metode pemeriksaan kualitas air

Pemeriksaan kualitas air dilakukan untuk :

o Parameter Fisika (Kekeruhan, warna, bau dan rasa serta daya hantar listrik);

o Parameter Kimia;

o Parameter Mikrobiologis dan bakteriologis.

Pemeriksaan suluruh kualitas air hasil pengambilan sampel air dilapangan

dilakukan di laboratorimum yang telah memiliki akreditas di kab/kota terdekat.

Hasil pemeriksaan kualitas air berdasarkan kondisi lapangan dan laboratorium ini

akan menjadi bahan analisis konsultan dalam memberikan rekomendasi system

pengolahan air minum suatu kota sesuai dengan sumber air minum yang potensi

diusulkan.

2.4.3 Metode Survey Mekanika Tanah

2.4.3.1 Lingkup Pekerjaan Mekanika Tanah

Secara garis besar langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh konsultan dalam

melaksanakan survey geoteknik dan mekanika tanah in antara lain :

 Proses administrasi dan kegiatan koordinasi proyek.

 Penyusunan program kerja dan persiapan team survey, bahan dan peralatan.

 Persetujuan program kerja : jenis insitu & lab. test, penyebaran titik survey

yang diplot pada peta kerja.

 Pemberangkatan team survey dan peralatan.

 Pelaksanaan pekerjaan lapangan.

 Pengiriman contoh tanah ke laboratorium mekanika tanah.

 Pengujian tanah di laboratorium dan perhitungan-perhitungan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -75 1–75
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Dalam kegiatan survey geoteknik/mekanika tanah, terdapat dua jenis pengujian,

yaitu pengujian langsung di lapangan dan pengujian di laboratorium. Pengujian

langsung di lapangan berupa bor inti, sedangkan pengujian di laboratorium

dilakukan terhadap setiap contoh tanah tak terganggu (Undisturbed Sample)

yang akan diambil dari tiap titik penyelidikan.

2.4.3.2 Pekerjaan Lapangan

o Orientasi Lapangan

Mengadakan diskusi dengan Direksi Pekerjaan mengenai rencana pelaksanaan

Survey dan penyebaran titik-titik pengamat serta persiapan tenaga lokal dan

peralatan penunjang.

o Pekerjaan Lapangan

Untuk mempercepat pelaksanaan survey dibagi atas beberapa tim yang bekerja

di lapangan secara simultan.

Pemboran Inti:

1) Persiapan

Pengumpulan data, mempelajari data yang telah ada dalam daerah dimana

Rencana Intake Bendungan direncanakan a. Data tersebut misalnya: foto

udara, peta topografi, peta geologi, dan literatur yang telah ada.

2) Pekerjaan Lapangan

Pekerjaan lapangan pada tahap pertama ini meliputi pemetaan geologi

permukaan pendugaan keadaan bawah permukaan dan penentuan titik

pengeboran.

Pemetaan geologi permukaan disini terutama ditujukan untuk keperluan

geologi teknik, pemetaan geologi ini harus terdiri dari:

 Pembahasan keadaan geomorfologi.

 Penyebaran satuan-satuan batuan termasuk tanah pelapuknya.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -76 1–76
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Struktur geologi strike dan dip cari pelapisan sistem joint (kekar),

patahan dan lain lain.

 Stratigrafi: urutan-urutan dari satuan batuan secara vertikal berdasarkan

sejarah geologinya.

Dari pemetaan geologi tersebut di atas maka dapat dianalisa keadaan geologi

bawah permukaan secara umum dari daerah rencana embung, serta dapat

ditentukan titik-titik pemboran inti ataupun sondir.

1) Bor Inti

Pengeboran inti dilakukan pada lokasi rencana embung yang telah disetujlui

direksi pekerjaan. Pengeboran dilakukan dengan mesin bor dan

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan secara pasti.

Pengeboran/Sondir dilakukan pada minimal 2 (dua ) titik pada lokasi

intake dan 4 titik pada lokasi rencana WTP .

2) Test Permeabilitas

Test permeabilitas dilakukan untuk mengetahui harga k (koefisien

permeabilitas) dilakukan di lapangan pada lubang bor. Test akan dilakukan

pada setiap kedalaman 3 meter atau sesuai petunjuk direksi lapangan.

3) Standard Penetration Test (SPT)

Standard Penetration Test dilakukan untuk mengetahui daya dukung

tanah, dan akan dilaksanakan pada saat pengeboran dilaksanakan.

4) Pengambilan Contoh Tanah

Untuk mengadakan penelitian tanah laboratorium, pengambilan contoh

tanah ini sangat penting sekali, selain untuk mengetahui sifat dan jenis

tanahnya juga untuk perkiraan dalam elevasi hasil penelitian tanahnya.

Sehingga pengambilan contoh tanah ini mutlak dilakukan.

Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed samples). Agar data

parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -77 1–77
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

sekali perhatian pada saatsaat pengambilan, pengangkutan dan

penyimpanan contoh-contoh tanah ini, agar:

 Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga

mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan.

 Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan.

 Menggunakan tube sample yang balk dengan mata tabung -tabung

yang tajam serta memenuhi persyaratan yang ada. Diameter tabung (Φ)

minimal 6,8 cm dan panjang 50 cm.

 Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan Binding tabung

sebelah dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh

tanah dapat diperkecil. terutama pada waktu mengeluarkan contoh

tanah ini.

 Agar kadar air contoh ini tidak terlalu berubah, maka pada ujung

tabung h perlu diberi/ditutup dengan parafin yang cukup tebal dan

tabung tersebut diberi simbol lokasi dan kedalaman dari contoh tanah

tersebut.

 Pada saat pengambilan contoh tanah ini di usahakan gengan memberikan

tekanan centris sehingga struktur tanahnya sesuai dengan di lapangan.

Pengambilan contoh-contoh pada setiap lapisan; tanahnya yang berbeda

atau U pada kedalaman tertentu.

 Pada waktu pengangkutan dan penyimpanan tabung sample supaya

dihindarkan dari getaran-getaran yang cukup keras dan dihindarkan

penyimpanan pada suhu yang cukup panas.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -78 1–78
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.4.3.3 Pekerjaan Laboratorium

Penyelidikan ini dimaksudkan untuk mendapatkan sifat-sifat mekanika tanah

sebagai bahan masukan perencanaan bangunan-bangunan dan saluran yang efisien,

berupa:

o Analisis kestabilan lereng.

o Besaran konsolidasi dan settlement.

o Sifat-sifat pemadatan.

o Daya dukung tanah.

Pada contoh-contoh tanah yang diambil, baik tanah asli maupun contoh

tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan di laboratorium,

sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat diketahui. Jenis dan

macam percobaan untuk tanah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

 Soil Properties:

 Unit Density (n)

 Specific Gravity (Gs)

 Moisture (VVn)

 Void Ratio (e)

 Grain Size Analysis

 Atterberg Limit (Wi, VVpl 1p)

 Triaxialy Test (0, C, 0, C')

 Permeability ( k)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -79 1–79
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.4.4 Metode Survey SPAM Kondisi Eksisting

Survey kondisi eksisting system penyediaan air minum kabupaten/kota akan

meliputi survey kondisi aspek teknis dan aspek non teknis, baik system yang

dikelola oleh lembaga PDAM maupun yang dikelola oleh lembaga Non PDAM serta

kondisi eksisting SPAM bukan jaringan perpipaan yang dikelola oleh masyarakat.

Untuk survey kondisi eksisting aspek teknis antara lain akan menginventarisir

mengenai gambaran umum sistem yang ada, kondisi Unit Air Baku (sumber air,

intake, sistem transmisi), kondisi Unit Produksi atau Pengolahan (sistem

pengolahan, kapasitas pengolahan, kondisi bangunan pengolahan), kondisi Unit

Distribusi (reservoar distribusi, sistem distribusi). dan kondisi Unit Pelayanan

(pembagian wilayah pelayanan, jumlah penduduk daerah pelayanan, jumlah

sambungan pelanggan, cakupan pelayanan dan konsumsi air bersih saat ini.

Untuk survey kondisi eksisting aspek non teknis antara lain akan

menginventarisir mengenai kondisi keuangan, manajemen, SDM dan pelayanan.

2.4.5 Survey dan Identifikasi Rencana Arah Pengembangan Daerah

Pelayanan

Kegiatan identifikasi rencana pengembangan daerah pelayanan akan meliputi

pengumpulan data dari instansi terkait yang berwenang, terutama dari Bapeda

Kabupaten/Kota. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dari laporan-

laporan studi yang ada (matek RTRW) untuk memperoleh informasi antara lain

mengenai rencana struktur ruang kota, pola ruang, rencana pengembangan

kawasan permukiman, kawasan strategis kota dan informasi lainnya yang relevan,

sehingga arah pengembangan penyediaan air minum akan mengikuti arah

perkembangan pemukiman dan perkotaan yang sudah ditetapkan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -80 1–80
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.4.6 Metode Survey Kependudukan

Untuk mengetahui data demografi, akan dikumpulkan data yang berkaitan dengan

masalah kependudukan, terutama penduduk pada daerah pelayanan. Data

penduduk ini bisa didapatkan pada biro statistik kabupaten/ kota daerah

perencanaan. Data pertumbuhan penduduk yang didapatkan minimum selama 5

(lima) tahun terakhir.

Sebagaimana diketahui bahwa komponen proyeksi penduduk merupakan unsur

paling penting dalam menentukan kebutuhan air bersih suatu kota untuk masa kini

maupun dimasa datang. Menyadari itu dalam menentukan proyeksi penduduk,

konsultan akan melakukan pendekatan yang sesuai dengan kepentingan pekerjaan.

2.4.7 Metode Kajian Study Terdahulu

Studi terdahulu sangat penting untuk ditelaah dan menjadi masukan dalam

penyusunan rencana induk ini.Seluruh hasil studi yang sudah ada yang berkaitan

dengan pengembangan air minum dikumpulkan untuk dipelajari. Selanjutnya

dibuat resume, diintisarikan dan sedapat mungkin tinjauan terhadap hasil studi

ini akan disajikan dalam bentuk tabelaris/matrik.

Terhadap seluruh hasil studi terdahulu ini akan dilakukan pengecekan kondisi di

lapangan saat ini untuk mengetahui apakah studi tersebut masih relevan dan bisa

diterapkan atau perlu penyesuaian kembali dengan kondisi saat ini serta target-

target yang ingin dicapai dari studi ini.

Pada umumnya rencana yang ada dalam studi terdahulu perlu direview karena

kondisi yang relative berubah, namun data-data primer dalam studi itu akan

menjadi bahan evaluasi, membandingkan dengan kondisi saat ini, sebagai contoh

studi tentang sumber air yang dilakukan pada tahun 1990 sangat bermanfaat

dalam analisa sumber air, data-data tersebut menjadi data histories 18 tahun

yang lalu selanjutnya dibandingkan dengan kondisi saat ini, membandingkan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -81 1–81
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

berdasarkan fungsi waktu akan diperoleh suatu gambaran tentang potensi

sumber air ini setelah sekian tahun.

Sedangkan studi terdahulu yang dilaksanakan belum terlalu lama atau bahkan

ekstrimnya tahun lalu akan dilakukan review dan dinilai apakah konsep dan

rencana-rencana yang ada dalam studi tersebut masih relevan, apabila masih

relevan maka hasil studi tersebut akan menjadi masukan penting dalam studi ini.

2.4.8 Metode Proyeksi Penduduk

Pada umumnya metode Proyeksi Penduduk yang biasa digunakan adalah :

1. Metoda Arithmatik;

2. Metoda Geometrik;

3. Metoda Regresi Linear (Least Square);

4. Metoda Trend Logistik.

Pada dasarnya, tidak ada ketentuan berapa jumlah data minimal yang dibutuhkan

untuk melakukan suatu proyeksi. Semakin lengkap data yang tersedia, semakin

baik.

Adakalanya, suatu daerah tidak memiliki data jumlah penduduk yang lengkap

untuk setiap tahun, atau bahkan hanya tersedia data-data berdasarkan sensus.

Maka untuk melengkapinya, kita dapat memperkirakan data yang tidak tersedia

tersebut dengan menggunakan metoda perkiraan penduduk, dengan asumsi pola

pertumbuhan penduduk adalah linear, dengan metoda sebagai berikut :

 antar sensus

 sesudah sensus

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -82 1–82
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Persamaan-persamaan untuk hal kedua metoda perkiraan tersebut adalah

1. Antar sensus (intercensal)

Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada tahun n

Po = jumlah penduduk pada tahun awal

Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan

m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal

n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui.

2. Sesudah Sensus (Postcensal)

Dimana

Pn = jumlah penduduk pada tahun n

Po = jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)

Pm = jumlah penduduk pada tahun yang diestimasikan

m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n

n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing metoda proyeksi penduduk yang lazim

digunakan :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -83 1–83
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

1. Metoda Arithmatik
Metoda ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hitung. Metoda arithmatik

digunakan apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan (absolut

number) yang relatif sama setiap tahun. Hal seperti itu terjadi pada kota
dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan ekonomi kota

rendah dan pengembangan (pertumbuhan) kota yang tidak terlalu pesat.

Alasan perggunaan metoda arithmatik pada jenis kota yang demikian, adalah

dengan pertimbangan bahwa, kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang

rendah dan potensi pengembangan kota yang tidak terlalu pesat, akan menghasilkan

pertumbuhan penduduk yang kecil dan lambat.

Metoda proyeksi yang tepat untuk kondisi seperti itu, adalah metoda arithmatik.

Rumus metoda Arithmatik adalah;

Dimana :

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n

Po = jumlah penduduk pada tahun dasar

Tn = tahun ke n (yang diproyeksikan)

To = tahun dasar

ka = konstanta arithmatik

PI = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun I

P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir

T1 = tahun I yang diketahui

T2 = tahun terakhir yang diketahui

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -84 1–84
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2. Metoda Geometrik
Pada dasarnya metoda geometrik ini adalah suatu rumus eksponensial. Trend

eksponensial sering digunakan untuk meramalkan data/kejadian lain yang

perkembangan atau pertumbuhannya sangat cepat (berkembang secara geometrik).

Untuk keperluan proyeksi jumlah penduduk, metoda ini digunakan bila data jumlah

penduduk menunjukkan peningkatan yang pesat dari waktu ke waktu

(pertumbuhan bersifat eksponensial).

Pengujian terhadap sifat eksponensial pada data berkala, adalah dengan

menghitung perbandingan dari data tahun tertentu, terhadap tahun sebelumnya.

Apabila perbandingan tersebut menunjukkan harga yang relatif konstan, maka

metoda proyeksi yang tepat adalah metoda. geometrik.

Rumus metoda Geometrik adalah :

Pn = Po ( 1 + r )n

dimana :

Pn = jumlah penduduk pada tahun terakhir

Po = jumlah penduduk pada tahun awal

r = tingkat pertumbuhan

n = jumlah interval tahun

untuk melakukan peramalan di tahun mendatang, maka persamaan di atas

dapat diubah menjadi :

r = ( pn/po ) 1 / n - 1

Metoda geometric ini akan menghasilkan jumlah penduduk yang

bertambah secara eksponensial. Metoda ini tepat untuk diterapkan pada

kasus pertumbuhan penduduk dikota yang pertumbuhan ekonominya

tinggi dan perkembangan kotanya pesat.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -85 1–85
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

3. Metoda Least Square


Salah satu metoda peramalan dengan garis regresi sederhana adalah

dengan menggunakan metoda Least Square. Persamaan yang digunakan dalam

metoda Least Square ini adalah;

Dimana :

Y = Nilai variable Y berdasarkan garis regresi

a = Konstanta

b = Koefisien arah regresi linear

x = Variabel indenpenden X

Adapun persamaan a dan b adalah :

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka koefisien a dapat

ditentukan dengan persamaan lain :

a = -b

dimana dan masing-masing adalah rata-rata untuk variabel X

dan Y.

Metoda ini dapat digunakan apabila diagram pencar dari data jumlah penduduk

yang ada di tahun-tahun sebelumnya, terletak di sekitar garis lurus dan

menunjukan adanya kecenderungan linearitas. Dengan demikian dapat diduga

regresinya adalah linear.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -86 1–86
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

4. Trend Logistik

T r e n d i n i b i a s a n ya d i p e r g un a k a n u n t u k m e w a ki l i d a ta y a n g

menggambarkan perkembangan yang mula-mula tumbuh dengan cepat

sekali akan tetapi lambat laun kecepatan pertumbuhannya makin berkurang

sampai tercapai suatu titik jenuh ( saturation poin ), Untuk itu

diperlukan data leng kap, yang lebih banyak agar diperoleh

gambaran mengenai pe r k e m b a n g a n j um l a h penduduk de n g a n

jelas.

Pertumbuhan seperti ini terjadi pada kota besar yang telah mencapai kondisi

jenuh. Kurva logistik ini disebut juga Pearl and Read Curve. Ada beberapa

buah metode statistik yang menggambarkan pe r tum buha n kur va sepe r ti

i ni , se per ti : Dec re a si ng Increase dan Gompertz Model Curve.

Bentuk persamaan trend logistik adalah :


k
Y =
a+bx
1 – 10

Y = jumlah penduduk pada tahun ke X

k = a dan b : konstanta

x = jumlah tahun proyeksi

2.4.11 Metode Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih dalam suatu sistem penyediaan air

minum merupakan hal yang penting, karena merupakan dasar penentuan kapasitas

sistem dan perhitungan akan kebutuhan biaya investasi. Prakiraan air harus

didasarkan pada kondisi sosial ekonomi dan survey kebutuhan nyata. Kebutuhan

air diklasifikasikan berdasarkan aktifitas perkotaan / kawasan atau

penduduknya.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -87 1–87
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

1). Kebutuhan Air Bersih Domestik :

a) Rumah tangga

b) Sosial.

2). Kebutuhan Air Bersih Non Domestik :

a) Komersil.

b) Perkotaan.

c) Fasilitas umum.

d) Industri.

e) Pelabuhan, dll.

Perhitungan kebutuhan air bersih suatu kota ditentukan berdasarkan :

1) jumlah penduduk yang dilayani;

2) pemakaian air bersih per kapita I orang/hari;

3) kebutuhan non domestik (komersial, industri, sosial dll ).

2.4.12 Metode Analisa Hidrologi

2.4.12.1 Debit Andalan

Umum

Perhitungan ini diperlukan untuk masukan simulasi operasi (optimasi) waduk

Samboja dalam pemanfaatan air. Salah satu metode yang digunakan adalah

menggunakan distribusi frekuensi. Mengingat data debit hasil pencatatan di

lapangan tidak tersedia dengan seri data yang cukup panjang, maka untuk analisis

debit andalan ini digunakan data debit hasil simulasi Metode FJ. Mock yang

dikembangkan khusus untuk perhitungan sungai-sungai di Indonesia. Dasar

pendekatan metode ini, mempertimbangkan faktor curah hujan, evapotranspirasi,

keseimbangan air di permukaan tanah dan kandungan air tanah.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -88 1–88
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Perhitungan Debit Metode FJ. Mock

a) Evapotranspirasi

 Curah hujan bulanan (P) dalam mm dan jumlah hari hujan (n) yang terjadi

pada bulan yang bersangkutan.

 Evapotranspirasi terbatas adalah evapotranspirasi aktual dengan

mempertimbangkan kondisi vegetasi dan permukaan tanah serta fre-

kuensi curah hujan.

E = Ep x d x m
30

dengan :

E = perbedaan antara evapotranspirasi potensial dengan

evapotranspirasi terbatas.

Ep = evapotranspirasi potensial

d = jumlah hari kering atau tanpa hujan dalam 1 bulan

m = prosentase lahan yang tak tertutup vegetasi, ditaksir dari peta

tata guna tanah yang nilainya sebagai berikut :

0% untuk lahan dengan hutan lebat

0% pada akhir musim hujan, dan bertambah 10 % setiap

bulan kering untuk lahan dengan hutan sekunder

10 - 40 % untuk lahan yang tererosi

30 - 50 % untuk lahan pertanian yang diolah (sawah/ladang)

Berdasarkan frekuensi curah hujan di Indonesia dan sifat infiltrasi dan

penguapan dari tanah permukaan di dapat hubungan

d = 1,5 (18  n) atau d = 27  1,5n

dengan, n = jumlah hari hujan dalam sebulan

Sehingga dari kedua persamaan diperoleh

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -89 1–89
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

E m
= (18  n)
Ep 20

Et = Ep - E

dengan, Et = evapotranspirasi terbatas

 Soil surplus adalah volume air yang masuk ke permukaan tanah.

Soil surplus = (P - Et) - soil storage, dan = 0 jika defisit (P - Et) > dari

soil storage.

 Initial storage adalah volume air pada saat permulaan mulainya. Ditaksir

sesuai dengan keadaan musim, seandainya musim hujan bisa sama dengan

soil moisture capacity dan lebih kecil dari pada musim kemarau.

b) Keseimbangan Air di Permukaan Tanah

* Curah hujan yang mencapai permukaan

Δs = P  Et

Harga positif bila P > Et, air masuk kedalam tanah

Harga negatif bila P < Et, sebagian air tanah akan keluar, terjadi defi-

sit.

* Perubahan kandungan air tanah, soil storage (Δs) = selisih antara Soil

Moisture Capacity bulan sekarang dengan bulan sebelumnya. Soil

moisture capacity ini ditaksir berdasarkan kondisi porositas lapisan

tanah atas dari catchment area. Biasanya ditaksir 60 s/d 250 mm, yaitu

kapasitas kandungan air dalam tanah per m2. Jika porositas tanah

lapisan atas tersebut makin besar, maka soil moisture capacity akan

makin besar pula.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -90 1–90
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

c) Debit dan Storage Air Tanah

* Koefisien infiltrasi (I) ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan

kemiringan daerah pengaliran.

Lahan yang porous maka infiltrasi akan besar, lahan yang terjal dimana

air tidak sempat terinfiltrasi ke dalam tanah maka koefisien infiltrasi

akan kecil. Besarnya koefisien infiltrasi lebih kecil dari 1 (satu).

* Rumus-rumus storage air tanah

Vn = k Vn-1 + ½ (1 + k) In

dimana,

Vn = Volume air tanah


qt
k = = faktor resesi aliran air tanah
q0

qt = aliran air tanah pada waktu t (bulan ke t)

q0 = aliran air tanah pada awal (bulan ke 0)

kVn = Vn  Vn-1

ÙVn = Perubahan volume aliran air tanah

Vn = Volume air tanah bulan ke n

Vn-1 = Volume air tanah bulan ke (n-1)

* Aliran sungai

Aliran dasar = infiltrasi dikurangi perubahan volume aliran air

dalam tanah

Aliran permukaan = water surplus  infiltrasi

Aliran sungai = aliran permukaan + aliran dasar

Debit efektif = aliran sungai dinyatakan dalam m3/det.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -91 1–91
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Perhitungan Debit Andalan

Perhitungan debit andalan dimaksudkan untuk mencari nilai kuantitatif debit

yang tersedia sepanjang tahun, baik pada musim penghujan maupun musim

kemarau. Ketersediaan air yang biasa didefinisikan sebagai debit andalan

dihitung dengan menggunakan data debit hasil simulasi yang mentransformasikan

data hujan menjadi data debit mengingat tidak terdapat data debit lapangan

hasil pencatatan. Analisis dilakukan dengan cara sebagai berikut.

- Analisis distribusi frekuensi untuk menentukan tahun atau bulan dasar

rencana sesuai dengan metode dan tingkat keandalan yang dikehendaki.

- Mentranformasikan data curah hujan menjadi debit sesuai kriteria

perencanaan.

Berkaitan dengan rencana penyediaan air untuk berbagai kepentingan, maka akan

dipilih debit andalan dengan probailitas 80% sebagai dasar perancangan yang

secara teknis dapat dilakukan dengan mengunakan metode distribuai frekuensi

atau basic month. Analisis basic month diuraikan sebagai berikut.

- Hasil perhitungan debit.

- Jumlahkan semua data.

- Urutkan data tersebut dari besar ke kecil.

- Hitung probabilitasnya dengan rumus:


m
P(%) = x 100
n  1
dengan, P = probabilitas kejadian (%)

m = nomor urut data

n = jumlah data dalam analisis (bulan)

atau dengan rumus

Q80 = x – 0,281.Sd

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -92 1–92
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

dengan, x = rata-rata data

Sd = standart deviasi

- Informasi debit andalan dapat ditentukan

Debit andalan ini digunakan untuk masukan simulasi operasi tampungan waduk

untuk pemanfaatan airnya. Salah satu metode yang digunakan untuk perhitungan

debit andalan adalah menggunakan distribusi frekuensi. Mengingat data debit

hasil pencatatan di lapangan tidak tersedia secara lengkap, maka debit bulanan

yang digunakan untuk analisis dihitung berdasarkan perhitungan / simulasi

metode FJ. Mock yang dikalibrasi menggunakan data debit yang tersedia

(pencatatan di Sta. Wonotirto).

Berkaitan dengan rencana penyediaan air untuk berbagai kepentingan, maka akan

dipilih debit andalan dengan probailitas 80% sebagai dasar perancangan yang

secara teknis dapat dilakukan dengan mengunakan metode distribusi frekuensi

(flow duration curve).

Dengan menggunakan rumus dan parameter diatas, maka dapat dihitung besarnya

debit aliran sungai sesuai dengan data hujan yang ada.

2.4.12.2 Debit Banjir Rancangan

Umum

Secara praktis besaran debit banjir rancangan yang akan digunakan untuk

perencanaan bangunan berupa bendungan (dam) menggunakan kala ulang 1000

tahun sampai dengan PMF (Probable Maximum Flood). Sedangkan untuk

menetapkan besaran banjir untuk perencanaan bendung (weir) didasarkan pada

Pedoman Perencanaan dan Survei Volume II, Direktorat Jendral Pengairan, Juni

1993. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan kala ulang tersebut

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -93 1–93
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

didasarkan pada tipe pekerjaan, kondisi penduduk, tingkat strategis kewilayahan

dan tingkat kepentingan.

Perancangan kala ulang (return period) suatu banjir rencana pada prinsipnya

berlandaskan pada teori kemungkinan lebih, sehingga bila terjadi banjir tertentu

melebihi banjir rancangan tersebut maka prasarana yang dibangun tidak akan

mampu berfungsi seperti yang diharapkan. Beberapa aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan kala ulang prasarana pengairan, meliputi aspek

teknis dan non teknis antara lain sebagai berikut:

a) Kepentingan, manfaat utama dan masa guna prasarana.

b) Tingkat resiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan kepentingan pengguna.

c) Pertimbangan biaya berdasarkan analisa ekonomi.

d) Pengelompokan pelaksanaan konstruksi, bangunan baru, rehabilitasi dan

perbaikan.

e) Penduduk dan daerah yang mendapatkan manfaat atau diproteksi.

Penentuan kala ulang digunakan kriteria dasar sebagaimana yang tertuang dalam

tabel dibawah.

Sesuai dengan kriteria dan kondisi daerah yang ada, maka dapat ditentukan

kondisi lokasi pekerjaan sebagai berikut :

 manfaat untuk irigasi

 sistem utama adalah berupa sungai

 tipe kegiatan merupakan bangunan baru

 jumlah penduduk kurang dari 2 (dua) juta jiwa

Berdasarkan pedoman yang ada seperti diuraikan dalam Tabel 2.7. maka

ditetapkan debit banjir rancangan dengan kala ulang 100 tahunan sebagai

besaran debit untuk perencanaan.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -94 1–94
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Tabel 2.7 : Penentuan Kala Ulang Debit Banjir Rancangan

TAHAP AWAL TAHAP AKHIR


SISTEM URAIAN PEKERJAAN
(tahun) (tahun)
Sungai Proyek peningkatan
- Desa / Kota Penduduk < 2,000,000 25 50
- Perkotaan Penduduk > 2,000,000 25 100
Drainage Primer Pedesaan 2 5
(Catchment Area > 500 ha) Perkotaan < 500.000 5 10
500.000 < Perkotaan < 2.000.000 5 15
Perkotaan > 2.000.000 10 25
Drainage Sekunder Pedesaan 1 2
(Catchment Area < 500 ha) Perkotaan < 500.000 2 5
500.000 < Perkotaan < 2.000.000 2 5
Perkotaan > 2.000.000 5 10

Sumber: Pedoman Perencanaan dan Survey Volume II, Direktorat Jenderal


Pengairan, Juni 1993

Perhitungan Debit Banjir Rancangan

Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa tujuan analisis hidrologi ini adalah

untuk mengetahui besaran debit banjir rancangan yang akan digunakan sebagai

dasar dalam analisis detail desain. Mengingat pencatatan data debit di lokasi

bangunan tidak ada maka perhitungan/analisis debit rancangan dilakukan secara

empiris menggunakan metode Der Weduwen. Formulasi metode perhitungan

debit banjir tersebut diuraikan seperti berikut ini.

Debit puncak untuk luas daerah aliran sungai yang kurang dari 100 km2 dihitung

dengan rumus Der Weduwen yaitu :

Qp =  . . q . A

Dimana :

Qp = debit puncak (m3/dt)

 = koefisien limpasan air hujan

 = koefisien pengurangan luasan untuk curah hujan di DAS

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -95 1–95
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

q = luasan curah hujan (m3/dt.km2)

A = luas daerah aliran sungai (km2)

Debit puncak diperlukan untuk menentukan kapasitas bangunan di mercu

pelimpah dan tinggi tanggul banjir di atas mercu. Muka air yang lebih rendah

direncanakan dengan menggunakan debit rencana. Debit rencana dalam hal ini

adalah volume limpasan air hujan dalam jangka waktu sehari, yang diakibatkan

oleh curah hujan sehari di daerah tersebut.

Debit rencana diperkirakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Qd = 0.116  R(1)n A0.92

Dimana :

Qd = debit rencana (lt/dt)

 = koefisien limpasan air hujan

R(1) n = curah hujan sehari dengan periode n tahun (mm)

A = luas daerah yang akan dibuang airnya (ha)

Kelompok hidrologi tanah daerah studi dapat digolongkan dalam kelompok C yaitu

tanah-tanah yang memiliki laju infiltrasi rendah jika tanah dalam keadaan jenuh,

dengan kondisi tanah penutup berupa hutan tidak lebat, maka harga  dapat

ditetapkan 0.65. sehingga besarnya Qd untuk masing-masing pembuang ekstern

dapat diperkirakan.

2.4.13 Metode Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum

Penyusunan rencana sistem air minum dibuat berdasarkan data pendukung

perencanaan tentang kondisi fisik daerah, social ekonomi, kondisi system

eksisting, sumber air, proyeksi kebutuhan air dan pembahasan terhadap suluruh

potensi yang ada.

Langkah awal yang dilakukan adalah ditetapkannya rencana daerah pelayanan dan

tingkat pelayanan, mengetahui kebutuhan air yang diproyeksikan sampai tahun

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -96 1–96
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2027 selanjutnya menentukan alternatif-alternatif sistem mulai dari

ditetapkannya rencana daerah pelayan dan tingkat pelayanan.

Penentuan daerah pelayanan didasarkan kepada kriteria daerah yang akan

dilayani sistem penyediaan air minum, rencana pengembangan wilayah dan kota,

target pelayanan dan keberadaan sumber air. Sedangkan tingkat pelayanan

ditentukan berdasarkan target yang sudah disepakati dalam Kerangka Acuan

Kerja. Kebijakan dan strategi pelayanan ini akan berpengaruh langsung terhadap

besaran kebutuhan kapasitas sistem dan penentuan sumber air yang

memungkinkan dimanfaatkan.

Berdasarkan pertimbangan terhadap aspek-aspek yang disebutkan diatas maka

dilakukan perhitungan terhadap kebutuhan sistem mulai dari intake, transmisi,

instalasi pengolahan air, reservoir dan jaringan perpipaan distribusi.

Perencanaan sistem penyediaan air minum akan mempertimbangkan kemampuan

sumber air, pembiayaan dan sumber daya manusia, pada tahap ini dibuat scenario

tahapan pembangunan berdasarkan kapasitas yang mengacu kepada proyeksi

kebutuhan air.

Kriteria perencanaan sistem penyediaan air minum digunakan dalam perencanaan

ini, secara teknis usulan pembuatan setiap unit sistem mengacu kepada kaidah

yang berlaku dalam perencanaan sistem. Walaupun tidak dihitung detil namun

kriteria perencanaan dan model perhitungan akan diterapkan dalam pelaksanaan

pekerjaan ini.

1. Desain Bangunan Intake

Kriteria Perencanaan :
 Qdesign = Qmaxday

 Kecepatan aliran air, V = 0.5 – 3 m/detik

 Detention Time, Td = tidak terjadi pengendapan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -97 1–97
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Tinggi muka air minimum pada sumber masih masuk mulut intake. Bila

tidak, diperlukan bendung.

 Dilengkapi saringan sampah kasar dan penangkap pasir

 Delengkapi alat ukur debit

 Bila broncaptering menggunakan pompa, maka debit pompa sesuai

Qmaxday dan jumlahnya minimal 2 (dua) unit dimana 1 (satu) standby.

Metoda Perhitungan :
Debit, Q = V x A m3/detik

Volume, V = Qmd x td m3

Luas Basah (cross), Ac = L x H m2

Gambar 2.19 Ilustrasi Bangunan Intake

2. Desain IPA

Untuk sumber air dari sungai pada umumnya harus diolah dengan

system pengolahan lengkap, Instalasi pengolahan air direncanakan

sebagai berikut :

Unit-unit yang harus ada terdiri dari :

 Unit Koagulator dan Flokulator

 Unit Sedimentasi

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -98 1–98
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Unit Filter (Saringan Pasir Cepat)

Gambar 2.20 Contoh Bangunan IPA

Unit Koagulator

Unit Koagulator Tampak Alat Ukur Vnotch


Ilustrasi Gambar Terjunan di V notch bwr

Titik bw
Pembubuhan

hwr
hw q hw
Rumus-rumus
:
2
z = 0,5 gt z
q* = 1,465 h
2,5 H
Bak Koagulator * Rumus : Vennard & Street, 1982
x = vt x Theory and Practice of Water and Wastewater Treatment, p319

* Rumus : Polytechnisch Zakboekje, 1984


Meetorverlaten (Scherpe Kruin), p175

Gambar 2.21 Ilustrasi Unit Koagulator

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -99 1–99
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Unit Flokulator

Unit Flokulator direncanakan berbentuk Hexa colodial

Kriteria Perencanaan :
- Jumlah Kompartemen = 6 unit

- Kriteria Td = 20 menit – 30 menit

- Pola aliran = Up - Down Flow

- Nilai “G”secara berurut untuk = 90; 80; 70; 50; 30; 10; det –1

kompartemen N0. 1 s/d No. 6

- Debit pengolahan total (Q) = 50 l/det (0,05 m3/det)

- Bentuk kompartemen = Segi enam beraturan (Hexagonal)

Gambar Update Fri, 08 Oct 04

UNIT FLOKULATOR ( Orifice Horizontal Flows )


Muka Air Awal
Muka Air Akhir

HT

H1a Rumus-rumus
BAK 1 Simbol Uraian
BAK 2 h = {[V/(cxS a)] /(2xg)}
2
Headloss orifice
a = 0,25xp xF
2
Luas Orifice
H2a
BAK 3 c = 1,5 Koef. Kontraksi
t = v/Q Waktu Retensi
G = {(gxhT )/(xt)}
0.5
Gradien Kecepatan
Hasil Hitungan (Kriteria Perencanaan)
-1)
Bak 1 : Nilai G Stage 1 (Detik < 100 50
-1)
Bak 2 : Nilai G Stage 2 (Detik < 50 24
-1)
Bak 3 : Nilai G Stage 3 (Detik < 20 13
HT = Headloss Total (cm) 6

Gambar 2.22 Ilustrasi Unit Flokulator

Metoda Perhitungan :
Volume total unit Flokulator

C = Q.td

Volume tiap kompartemen,

V = C/6

Bentuk Kompartemen Segi Enam beraturan (Hexagonal)

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -100 1–100
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

III
6 1
IV II
5 2
V VI I
4 3

Dasar Perhitungan
V.td.G 2
H
g

H diperoleh dari Head loss aliran melalui sluice gate yang di pasang pada

setiap kompartemen.

Debit melalui sluice gate :

A
Q 2g H
0,6

Q x 0,6
A
1
2.V.td.G2

Tinjau Segitiga Limas

Luas Permukaan
Luas Segitiga Limas 
6
Volume Tiap Kompartemen
Luas Permukaan 
Tinggi Permukaan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -101 1–101
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sudut Segitiga Sama Sisi

1
Luas Segitiga  . A.T
2

600 1 1
A .  3
2 2
X

Unit Sedimentasi

Kriteria Perencanaan :
- Kecepatan pengendapan Flok (S) = 0,00445 m/det (Literatur)

- Efisien pengendapan (Y/Yo) = 0,9

- Performance Bak (n) = 1/8

- Ratio kecepatan pengendapan Flok terhadap Surface Loading

(Q/A)

- Jarak antar plat setler = 5 cm = 0,05 m ( w ).

INCLINED TUBES (ZONE SEDIMENTASI)


Update Fri, 08 Oct 04

Tabel Dimensi Tube


w/cos  Keterangan Regular Polygon
wtan  L= Panjang Tube Settler Polygon Hexagon
H = Tinggi Proyeksi Tube Settler R 1,000 l
Posisi Kemiringan q Hx = Lebar Proyeksi Tube Settler r 0,866 l
Tube
a = 60o (Sudut Kemiringan Tube) l 1,155 r
R = Jari-jari Tube Settler A 2,598 l 2

L
Vo H

Gambar Profil Tube

So 
r
r=c R= l
w Lcos 
R

wsin 

Gambar 2.23 Ilustrasi Unit Sedimentasi

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -102 1–102
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Metoda Perhitungan :

S   1  Y/ Yo 11 
  1
Q/A  n 

S   1  0,9 1/8 
   1  2,67
Q/A  1/8 

S 0,00445 m/det
- Surface Loading (Q/A)  
2,67 2,67
 0,00167 m 3 /m 2 /det
6 m 3 /m 2 /jam

- Surface Loading melalui PlateSettler,

So  Q/A) x 
w
H Cos a  w Cos 2 a,

 0,00167 x
0,05
1 (0,5)  0,05(0,5)2
 1,229 . 10 4 m 3 /m 2 /det

- Luas Permukaan tiap Bak


Q w
A x
SO H Cos a  w Cos 2 a
0,025 0,05
 4
x  153 x 0,098
1,629 . 10 1 (0,5)  0,05(0,5)2
 15 m 2

- Kecepatan Aliran
Q 0,025

A Sin a (15) . (0,866)
 9 . 10 3 m / det
 0,0019 m / det

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -103 1–103
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

- Waktu Detensi
(H/Sin a)  (w/Tan a)
Td 
Vo
(1 / 0,866)  (0,05 / 1,732)

0,0019
1,18

0,0019
 621 detik
 10,35 menit

Dimensi Bak Sedimentasi :


Untuk menentukan lebar Bak sedimentasi tiap kompartemen, maka

disesuaikan dengan lebar plate settler yang ada di pasaran.

Dimensi tiap lembar Corrugated Plate Settler :


H
Tinggi miring 
Sin a

Jumlah Plate (N) :


w
P
Sin a
N 
w d

Sin a Sin a

- Viskositas Kinematik ( V ) : 8,04 x 10-7 m2/det

- Bilangan Reynold ( Re ) :

Vo 2
Re 
v

- Bilangan Froude (Fr) :

Vo 2
Fr 
g.R 2

Kontrol Aliran :

Re < 2000, memenuhi

Fr > 10-5 , memenuhi

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -104 1–104
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Menentukan Tinggi Ruang V Settling :


Q
Vs 
As

Ruang Lumpur :

Volume Ruang Lumpur :


1
V  P x L x T m3
3

Perencanaan Inlet Pada Sedimentasi

Inlet sedimentasi direncanakan berupa pipa berlubang

(“perforated Pipe”), lubang-lubang direncanakan sedemikian rupa

agar tidak menghasilkan G > 10 det-1

Maka, lubang orifice :

L= n x  + w (n-1)

Dimana :

L = Panjang Pipa

W = Jarak antar lubang

n = Jumlah lubang

n = n x Dia. + W ( n - 1)

Kecepatan pada lubang orifice :

Q
φ Q orifice 
n

A = ¼ . 3,14 D2
Q
V
A

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -105 1–105
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Head loss pada orifice :

V2
HL  0,6
2.g

Check terhadap G :
g .HL
G 
V .Td

Dimensi V – Notch pada Gutter

QV-notch = 1,39 h5/2

Sehingga Banyaknya V-notch yang di butuhkan untuk satu gutter

adalah :

L = ( x a) + (y x b) + (2 x c)
L = 16 + 2y  = Jumlah V-notch

y = Jumlah antar V-notch

z = Jumlah sisi V-notch

a = Jarak V-notch

b = Jarak antar V-notch

c = Jarak pinggir ke v-notch

Dimensi Gutter :

A = b x h . , dimana b = 2h

A = 2h2

Sloope yang dibutuhkan untuk Gutter :


1 A
V x R 2/3 x s 1/2 dimana : R 
n P

P   2 x h )  b

Kehilangan Tekanan (Hf) pada Gutter :

Hf = S x L

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -106 1–106
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Unit Filter

Kriteria Perencanaan :
Jenis Media :
 Pasir Silika dengan Spesifikasi :

Kadar silika = 90 %

Diameter Butir Efektif = 0,8 mm

Diameter Butir Terbesar = 1,2 mm

Densitas Butiran = 2,65 gram/cm2

Pororitas (P) = 40 %

Tinggi Media = 75 cm

 Antrasit dengan Spesifikasi :

 Diameter rata-rata = 1,2mm

 Densitas Butiran = 1,8 gram/cm3

 Pororitas (P) = 60 %

 Tinggi Media = 25 cm

Gambar 2.24 Ilustrasi Unit Filter

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -107 1–107
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Jika Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) yang akan dibangun adalah IPA Paket

baja, maka dimensi setiap unit/kompartemen harus sesuai dengan kriteria yang

sudah diuraikan diatas dan memenuhi spesifikasi sebagai berikut :

 Telah memiliki standar SNI

 Dapat dipabrikasi di lapangan

 Unit IPA dilengkapi dengan unit pengolah kimia yang sesuai.

 Ketebalan Baja minimal 10 mm

 Dapat mengolah air baku dengan kekeruhan tertinggi sesuai dengan hasil

pemeriksaan laboratorium

 Kualitas efluen memenuhi standar air minum DEP KES RI

Desain Unit Reservoar

Reservoar distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian air

maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian sebesar ± 20%.

Kriteria Perencanaan :
 Qdesign = 20%*Qmaxday

 Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 – 20%

 Disediakan zone lumpur dan pipa penguras.

 Dilengkapi ventilasi udara

 Disediakan tangga/fasilitas maintenance

 Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan

 Dilengkapi pipa overflow

 Detention Time, td = 24 jam/hari

Metoda Perhitungan :
V = 20% x Qmd x td

Dimana :

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -108 1–108
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

V = Volume air yang dipakai m3

Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian, m3/detik

Td = waktu detensi, 86.400 detik

Pada implementasinya volume reservoar akan dibangun dengan volume lebih besar

dari V tersebut misalnya saja 1.40 x V.

Reservoar distribusi air minum umumnya dibangun dengan material beton

bertulang sehingga biayanya relatif mahal, oleh karena itu volume reservoar

harus memperhitungkan volume efektif dan bentuk reservoar harus bentuk

ekonomis.

Perhitungan Kebutuhan Pompa

Kebutuhan pompa untuk sistem pengaliran pada sistem penyediaan air bersih

akan disesuaikan dengan hasil perhitungan hidrolis jaringan pipa distribusi.

Pompa yang digunakan dalam perencanaan ini meliputi :

- Pompa submersible untuk pompa broncaptering

- Pompa Centrifugal untuk pompa distribusi

Pompa yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis baik debit (Q) dan

Head (H) sesuai kebutuhan. Demikian juga pompa yang dipasang harus dilengkapi

pompa cadangan (standby).

Desain Perpipaan Distribusi

Kriteria Perencanaan :
 Qdesign = Qpeak

 Koefisien HW untuk PVC, C = 130 – 140

 Koefisien HW untuk Pipa besi, C = 100 – 120

 Sisa tekan di ujung pelayanan minimal 10 mka

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -109 1–109
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan tekanan

 Jenis pipa yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Metoda Perhitungan :
Dalam perencanaan jaringan pipa distribusi air bersih digunakan rumus Hazen-

William sebagai berikut :

0 , 54
 hf 
Q  0,2785 x C x D  2 , 63
 
 L

Dimana :

Q = debit air yang mengalir, m3/detik

C = Koefisien Hazen William

Hf = Kehilangan tekanan, meter

L = Panjang pipa, meter

Perhitungan keseimbangan antara diameter dan debit air yang mengalir akan

digunakan simulasi komputer dengan program EPanet.

2.4.14 Metode Perhitungan Biaya Volume Pekerjaan Dan RAB

2.4.14.1 Umum

Biaya proyek bangunan hasil desain rinci untuk penyediaan air baku merupakan

biaya yang diperlukan untuk seluruh pekerjaan secara keseluruhan dilaksanakan

dengan sistem kontraktual. Biaya proyek dihitung dengan menggunakan harga

finansial atau harga berlaku (Current Price) sesuai dengan program pelaksanaan

pekerjaan dan dalam mata uang lokal (Local Currency). Biaya tersebut juga

disebut sebagai Biaya Finansial (Financial Cost).

Susunan biaya proyek terdiri dari komponen-komponen biaya sebagai berikut:

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -110 1–110
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

o Biaya Dasar Konstruksi

o Biaya pemeliharaan Fasilitas dan Peralatan O&P

o Biaya dasar penggantian

o Biaya Jasa Layanan Rekayasa

o Biaya Administrasi

o Biaya Tak Terduga

Kenaikan biaya yang disebabkan oleh faktor inflasi harus diperhitungkan

berdasarkan jadwal penggunaan dana sesuai dengan jadwal pelaksanaan

pekerjaan. Sedangkan biaya ekonomi proyek digunakan untuk keperluan evaluasi

proyek berdasarkan pada harga intenasional, yang dalam hal ini dihitung dengan

mengalikan faktor konversi dari biaya finansial.

Prosedur dalam perhitungan estimasi RAB untuk pernbangunan bendungan ini

mengikuti tahapan sebagai berikut:

o Survey harga dasar (basic price) bahan, tenaga, dilokasi perencanaan

(Kecamatan Samboja)

o Menghitung estimasi volume pekerjaan sesuai jenis/item pekerjaan

o Merencanakan metode pelaksanaan yang mudah dan menguntungkan serta

menyusun jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.

o Membuat analisis harga satuan sesuai metoda pelaksanaan sebanyak item

pekerjaan yang ada.

Menyusun estimasi rencana anggaran biaya (Bill of Quantities) dengan format

sesuai arahan Direksi. Proses perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) secara

umum dapat dilihat pada Gambar 2.25

Estimasi anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya

bahan-bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada

tiap-tiap jenis pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut, biaya

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -111 1–111
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

asuransi dan pajak tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya

asuransi alat berat dan asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat berat,

biaya tenaga buruh dan alat dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.

Gambar 2.25 Proses perhitungan anggaran biaya

2.4.14.2 Estimasi Volume Pekerjaan

Dalam suatu perencanaan pembangunan konstruksi yang berkaitan dengan

kepentingan umum, sebelum pembangunan tersebut dilaksanakan perlu dianalisis

terlebih dahulu kelayakan pembangunannya. Analisa kelayakan perlu dilaksanakan

agar konstruksi yang dibangun dapat berfungsi dengan optimal dan biaya yang

dikeluarkan tidak terbuang percuma.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -112 1–112
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Estimasi volume pekerjaan/kubikasi dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana

(Design Drawings) yang telah disetujui. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilaksanakan pada tahap konstruksi proyek i sumber air baku Kecamtan Samboja

dapat dibagi dalam 6 (Enam) komponen utama yaitu :

1. Pekerjaan persiapan

2. Pekerjaan bangunan sipil

3. Instrumentasi Bendungan/intake

4. Bangunan pengolah air (IPA)

5. Hidromekanikal dan elektrikal

6. Pekerjaan fasilitas pendukung

2.4.14.3 Estimasi Biaya Pekerjaan

Biaya proyek pembangunan embung dan bangunan pendukung adalah biaya yang

diperlukan untuk seluruh pekerjaan secara keseluruhan dilaksanakan dengan

sistem kontraktual. Biaya proyek dihitung dengan menggunakan harga finansial

atau harga berlaku (Current Price) sesuai dengan program pelaksanaan pekerjaan

dan dalam mata uang lokal (Local Currency). Biaya tersebut juga disebut sebagai

Biaya Finansial (Financial Cost).

Susunan biaya proyek terdiri dari komponen - komponen biaya sebagai berikut:

 Biaya Dasar Konstruksi

 Biaya Jasa Layanan Rekayasa

 Biaya Tak Terduga

Kenaikan biaya yang disebabkan oleh faktor inflasi harus diperhitungkan

berdasarkan jadwal penggunaan dana sesuai dengan jadwal pelaksanaan

pekerjaan. Sedangkan biaya ekonomi proyek digunakan untuk keperluan evaluasi

proyek berdasarkan pada harga internasional, yang dalam hal ini dihitung dengan

mengalikan faktor konversi biaya finansial.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -113 1–113
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Kondisi Dasar

Kondisi dan asumsi yang digunakan untuk memperkirakan biaya finansial

adalah sebagai berikut :

 Perkiraan tingkat harga berdasarkan tingkat harga pada Bulan Desember

2008.

 Biaya jasa layanan rekayasa dihitung untuk tahapan detail desain dan

tahapan konstruksi

 Biaya tak terduga diperkirakan sebesar 5% dari biaya dasar konstruksi

biaya dasar penggantian, biaya jasa layanan rekayasa dan biaya

administrasi

 Tingkat Inflasi harga tahunan diperkirakan sebesar 5%.

 Besarnya tingkat eskalasi harga tahunan ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

Pn = (1 + i)n

Dimana :

Pn = besarnya eskalasi pada tahun ke-n

i = tingkat inflasi (%)

n = jumlah tahun yang ditinjau

 Biaya Dasar Konstruksi

Biaya dasar konstruksi diperoleh dari biaya-biaya yang diperlukan secara

langsung untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Biaya yang diperhitungkan

sudah termasuk keseluruhan pekerjaan konstruksi bangunan, yang besarnya

tiap unit pekerjaan terdiri dari harga, bahan bangunan, tenaga kerja dan

peralatan.

Biaya tersebut telah mencakup biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh

kontraktor, pengeluaran untuk pekerjaan lapangan, biaya tambahan overhead

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -114 1–114
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

dan keuntungan. Dalam pelaksanaannya secara kontraktual, biaya tersebut

masih perlu tambahkan biaya pajak, yaitu pajak pertambahan nilai (PPN) yang

dihitung sebesar 10% dari perkiraan biaya tersebut di atas.

 Biaya Jasa Layanan Rekayasa

Biaya jasa layanan rekayasa diperuntukkan bagi biaya pekerjaan perencanaan

detail dan pekerjaan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

 Biaya Administrasi

Biaya administrasi dipersiapkan dalam hal pengelolaan administrasi proyek,

mulai dari tahap perencanaan detail, pembebasan tanah, proses lelang, sampai

selesai tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

 Biaya Tak Terduga

Biaya tak terduga disediakan untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya

modifikasi konstruksi dan besarnya biaya tak terduga ini diperkirakan

sebesar 5% dari total biaya dasar konstruksi dan biaya jasa layanan rekayasa.

2.5 RENCANA KERJA KONSULTAN

2.5.1 Umum

Pada bagian ini akan dibahas mengenai rencana kerja yang akan dilaksanakan

Konsultan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini, sehingga jadwal waktu yang

telah ditetapkan selama 4 (Empat) bulan kalender dapat terpenuhi.

Rencana kerja disini menyangkut setiap aktivitas yang akan dilakukan untuk

keperluan penyelesaian pekerjaan ini, keterlibatan tenaga ahli sesuai dengan

aktivitas yang akan dilakukan, pelaporan dan pembahasan/diskusi yang akan

dilakukan.

Selama pelaksanaan pekerjaan ini, pembahasan hasil pekerjaan dilakukan

beberapa kali, yaitu setelah pemasukan suatu pelaporan dan selama aktivitas

pekerjaan berlangsung, tetapi tidak tertutup kemungkinan pembahasan dilakukan

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -115 1–115
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

secara tidak formal dengan pemberi tugas. Hal ini bertujuan supaya pencapaian

hasil akhir yang terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan maksud, tujuan dan sasaran pekerjaan, ruang lingkup kegiatan,

serta hasil keluaran yang diharapkan seperti yang termuat dalam Kerangka Acuan

Kerja (KAK), maka disusunlah suatu rencana kerja (work plan). Rencana Kerja

tersebut akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun dan melaksanakan

pekerjaan baik di kantor Konsultan maupun pada saat pelaksanaan survey

lapangan.

Rencana Kerja berisi tahapan pekerjaan yang perlu dilakukan secara sistematis,

agar tujuan pekerjaan dapat dicapai sesuai dengan syarat teknis, tertib

administrasi, efisien dan tepat jadwal.

2.5.2 Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan

Mekanisme dan prosedur yang ada akan digunakan sepenuhnya untuk menjamin

suatu komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan instansi pemerintah yang

terlibat, khususnya pada tingkat pemerintah kota ataupun daerah.

Tugas utama Tim Teknis sebagai nara sumber dalam memberikan bimbingan

teknis sesuai dengan substansi yang termuat dalam Kerangka Acuan Kerja. Suatu

tugas penting dalam kaitan ini adalah berkonsultasi secara teratur dengan

pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memperoleh pengarahan dalam

mendorong kemajuan hasil kegiatan proyek. Konsultasi formal dan informal

dengan semua mitra selama pelaksanaan penugasan ini akan menjadi suatu

kegiatan penting. Dimana tenaga ahli akan berkonsultasi mengenai topik khusus

dengan pihak yang terkait, sehingga semua pihak terkait akan dilibatkan dalam

proses pelaksanaan pekerjaan ini.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -116 1–116
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.5.3 Rencana Kerja

Aktivitas rencana kerja Konsultan berdasarkan penjabaran antara tugas-tugas

konsultan, kerangka acuan kerja dan waktu pelaksanaan pekerjaan, secara

sitematis digambarkan berupa bagan alir rencana kerja konsultan (workplan)

dapat dilihat pada Gambar 2.26 dibawah ini;

Secara garis besar aktivitas Rencana Kerja Konsultan untuk menangani pekerjaan

ini dalam pelaksanaan nya akan dibagi dalam 3 (tiga) tahapan kegiatan utama

sebagai berikut:

1. Tahap Pekerjaan Pendahuluan;

2. Tahap Interim (Survai Lapangan dan Evaluasi Data);

3. Tahap Penyusunan Disain Rinci.

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -117 1–117
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.26 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Detail

Engineering Design (DED) Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D

Waduk Samboja Dan Sistem Distribusi

PT/CV……………………
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -118 1–118
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.5.3.1Tahap Pekerjaan Persiapan

Setelah penandatanganan SPK (Surat Perjanjian Kerja) dan terbitnya SPMK

(Surat Perintah Mulai Kerja), Konsultan segera mempersiapkan kantor dan

perlengkapannya, berikut mobilisasi tenaga ahli, tenaga sub profesional dan

tenaga pendukung.

Pada tahap ini, hal-hal yang akan disiapkan oleh Konsultan antara lain :

a. Pendalaman KAK;

b. Mobilisasi tenaga;

c. Penyusunan metodologi;

d. Penyusunan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan;

e. Pengumpulan data & Studi literatur dan laporan terkait;

f. Penyiapan surat-surat pengantar dan izin suvei;

g. Penyusunan laporan pendahuluan.

Pada tahap ini akan dilakukan koordinasi dengan pemberi tugas guna memperoleh

kesepakatan terhadap rencana kerja yang sudah disusun. Setelah memperoleh

persetujuan, rencana kerja tersebut akan dituangkan sebagai bahan dalam

penyusunan laporan pendahuluan.

2.5.3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Survey Identifikasi Lapangan

A. Pengumpulan Data

Setelah melakukan koordinasi dengan pihak Pemberi Tugas dan surat ijin survey

telah selesai disiapkan, maka tim Konsultan akan melaksanakan kegiatan

pengumpulan data, baik data-data skunder maupun data-data primer yang terkait

dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

PT/CV…………………… 1–119
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -119
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Tahap pertama yaitu Tim Konsultan akan melaksanakan kunjungan

Instansional pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur

untuk melaksanakan diskusi / koordinasi dengan instansi terkait di daerah.

Adapun Instansi yang akan dikunjungi antara lain yaitu;

1) Dinas PUPR Kabupaten Kutai Kartanegara;

2) BBWS Wil III Provinsi Kalimantan Timur;

3) Bapeda Kabupaten Kutai Kartanegara;

4) PDAM Kabupaten Kutai Kartanegara;.

5) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kutai kartanegara;

6) Kantor BPS Kabupaten/ Kota.

Data-data skunder yang akan dikumpulkan antara lain :

a) Dokumen RISPAM Kabupaten/Kota;

b) “SID Pengambilan Air Baku Dari Bendungan Samboja Ke Kota Balikpapan” (

Perencanaan dan Program –Satker Balai Wilayah Sungai Kalimantan III

Kaltim - Konsultan CV Patoya Indah Samarinda-2013).

c) Laporan Rencana Tidak Darurat Bendungan Samboja Kabupaten Kutai

Kartanagara.-BWS Wil III - Konsultan Catur Bina Perkasa

2013.RTRWProvinsi Kalimantan Timur;

d) RTRWProvinsi /Kabupaten;

e) Data Perkembangan penduduk, sosio ekonomi dan lain-lain

Kabupaten/kecamatan;

f) Data Hidrologi dan Hidrogeologi wilayah study;

PT/CV…………………… 1–120
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -120
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

B. Survey dan Identifikasi Lapangan

Survey dan identifikasi lapangan akan dilaksanakan oleh tim Konsultan setelah

melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait seperti yang telah disebutkan

pada uraian diatas.

Secara umum survey dan identifikasi lapangan yang akan dilaksanakan oleh

Konsultan pada lokasi Kabupaten/Kota, yaitu;

(1) Survey dan identifikasi kondisi umum fisik wilayah

(2) Survey Hidrologi potensi sumber air baku;

(3) Survey dan identifikasi kondisi eksisting sistempelayanan air bersih yang

ada,meliputisystem perpipaan maupun non perpipaan, baik yang dikelola oleh

PDAM maupun lembaga non PDAM;

(4) Identifikasi isu dan permasalahan yang ada dilapangan, baik permasalahan

teknis maupun non teknis

(5) Survey dan identifikasi terkait dengan rencana pengembangan SPAM

Kecamatan Samboja maupun Kecamatan Muara Jawa;

(6) Survey Topografi (Pemetaan Situasi Lokasi Intake dan rencana jalur pipa

distribusi);

(7) Survai Mekanika Tanah (Pemboran Inti/Sondir);

2.5.3.3Tahap Evaluasi dan Analisis Data

Tahap kajian atau evaluasi dan analisis data pada umumnya dilaksanakan di kantor

Konsultan setelah data-data yang dikumpulkan dari lapangan dianggap akurat dan

valid. Berdasarkan hasil identifikasi dan survey kondisi eksisting sistem

penyediaan air bersih yang ada, rencana arah pengembangan kota, kondisi

demografi dan sosial ekonomi, tingkat permintaan masyarakat dan potensi

sumber air baku yang ada, maka konsultan akan menyusun alternatif sistem

PT/CV…………………… 1–121
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -121
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

pemanfaatan air baku, dan rencana pengembangan SPAM lintas kab/kota di

Provinsi Kalimantan Timur.

Adapun evaluasi dan analisis data akan dilakukan terhadap hal-hal sebagai

berikut :

a. Analisis Arah Pengembangan Kawasan

Melakukan kajian atau analisis rencana pengembangan kawasan sesuai

RTRW kabupaten, untuk mengetahui karakteristik, fungsi strategis dan

konteks regional kawasan yang bersangkutan. Analisis baik mengenai

kondisi sosial ekonomi, demografi serta tata guna lahan eksisting /

rencana. Dalam hal ini Konsultan akan mereview dokumenRencana Induk

SPAM (RI-SPAM)yang telah disusun oleh masing-masing Pemerintah

Kabupaten Kutai Kartanegara.

Terkait dengan hal ini, Konsultan akan melakukan koordinasi dengan

Bappeda Bapeda Kabupaten Kutai Kartanegara .

B. Evaluasi dan Analisis Kondisi SPAM Eksisting

Evaluasi dan analisis kondisi eksisting terutama ditujukan untuk

memperoleh gambaran dan informasi yang akurat mengenai kondisi sistem

penyediaan air minum yang sudah dilayani oleh PDAM dan SPAM yang

dilayani oleh lembaga Non PDAM. Aspek yang dianalisis yaitu menyangkut

aspek keuangan, manajemen, teknis dan pelayanan serta analisis isu

permasalahan yang ada. Selain melaksanakan kunjungan langsung

kelapangan, Konsultan juga akan meriview dokumen Rencana Induk SPAM

(RI-SPAM) yang telah disusun..

PT/CV…………………… 1–122
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -122
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

D. Evaluasi dan Analisis Permasalahan dan Rencana Kebutuhan

Pengembangan

Berdasarkan analisis hasil ketiga aktivitas terdahulu, maka diidentifikasi

baik permasalahan, tantangan dan kebutuhan pengembangan SPAM.

Hal-hal yang perlu di evaluasi dan di analisis adalah :

1) Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada;

2) Performa pelayanan;

3) Tingkat kebocoran;

4) Kapasitas belum dimanfaatkan ( Idle Capacity );

5) Kebutuhan Pengembangan Unit Air Baku;

6) Kebutuhan Pengembangan Unit Produksi;

7) Kebutuhan pengembangan Unit Distribusi;

8) Kebutuhan Bangunan Penunjang.

E. Evaluasi dan Analisis Proyeksi Kebutuhan Air Bersih

Analisis proyeksi kebutuhan air bersih merupakan dasar dalam

menentukan kapasitas produksi pengolahan air, untuk memenuhi

kebutuhan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Skenario

perhitungan kebutuhan air bersih akan disesuaikan dengan proyeksi

penduduk yang ada dalam dokumen rencana induk SPAM kabupaten/kota

dan sejalan dengan luasan rencana pengembangan kota / kawasan yang

akan dilayani.

F. Evaluasi dan Analisis Potensi Sumber Air Baku

Tujuan kajian potensi sumber air baku adalah diperolehnya informasi

tentang atau sehubungan dengan ketersediaan sumber air baku, baik

PT/CV…………………… 1–123
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -123
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya yang dapat diandalkan. Dalam

hal ini akan dievaluasi ptensi waduk samboja maupun potensi air

permukaan yang berada disekitar Waduk Samboja.

Analisis potensi sumber air baku ini akan mengacu kepada hasil kajian dan

analisis dokumen Studi Terdahulu , teruttama studi yang pernah

dilakukan BBWS.

G. Evaluasi dan Analisis hasil pemeriksaan kualitas sumber air

Pemeriksaan terhadap sampel kualitas air baku akan dilakukan di

laboratorium yang telah mempunyai akreditas untuk mengeluarkan hasil

uji kualitas air. Parameter yang akan diperiksakan yaitu kandungan fisik,

kimia dan mikrobiologi. Hasil analisa laboratorium ini nantinya akan

menjadi dasar dalam penentuan jenis pengolahan sumber air baku.

H. Perhitungan Dan Penggambaran Hasil Pemetaan Topografi

Perhitungan

Semua pekerjaan hitungan sementara harus selesai di lapangan sehingga

kalau ada kesalahan dapat segera diulang untuk dapat diperbaiki saat itu

pula.

Stasiun pengamatan matahari harus tercantum pada sketsa.

Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan :

Salah penutup sudut poligon dan jumlah titiknya, salah linier poligon

beserta harga toleransinya, jumlah jarak, salah penutup sifat datar

beserta harga toleransinya, serta jumlah jaraknya. Perhitungan dilakukan

dalam proyeksi UTM.

PT/CV…………………… 1–124
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -124
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Ketelitian Penggambaran

Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai

kesalahan lebih dari 0,3 mm, diukur dari titik kontrol horizontal

terdekat.

Titik kontrol posisi horizontal tidak boleh mempunyai kesalahan lebih

dari 0,3 mm, diukur dari garis grid.

Pada sambungan lembar peta satu dengan yang lain, garis kontur,

bangunan, saluran, sungai harus tepat tersambung.

Penggambaran

 Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm.

 Semua BM dan titik triangulasi ( titik pengikat) yang ada di lapangan

digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan

elevasi dan koordinat.

 Pada tiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan ditulis dengan

elevasinya.

 Pencantuman legenda pada gambar sesuai dengan apa yang ada di

lapangan.

 Penarikan kontur lembah /alur atau sadel bukit harus ada data

elevasinya.

 Detail penggambaran sungai dan waduk lengkap terutama di sekitar

lokasi rencana bangunan air .

 Garis sambungan (overlaap) peta sebesar 5cm.

 Titik pengikat/ referensi peta harus tercantum pada peta dan ditulis

di bawah legenda.

 Gambar/peta situasi skala 1 : 2000 digambar di atas kertas kalkir

PT/CV…………………… 1–125
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -125
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

dengan ukuran A1.

 Pada peta situasi rencana bangunan air 1 : 100, interval kontur 0.25

m.

 Gambar Bangunan Bendungan r Eksiting dan sungai diberi nama yang

jelas.

 Gambar kampung, sawah dan rawa harus diberi nama yang jelas.

 Peta ikhtisar skala 1 : 10.000

 Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama sungai, BM,

jalan, jembatan, rencana bendungan dan lain-lain tampakan yang ada di

daerah pengukuran

 Interval kontur pada peta ikhtisar cukup tiap 2,5 m untuk daerah

dataran dan 5 m untuk daerah berbukit.

 Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dan teratur.

 Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

 Sebelum Pelaksana memulai penggambaran halus harus asistensi

dahulu kepada Direksi Pekerjaan.

 Titik poligon utama, poligon cabang dan poligon Raai digambar dengan

sistem koordinat (tidak diperkenankan digambar dengan cara grafis).

I. Evaluasi dan Analisis Geoteknik

A. Daya Dukung Tanah

Menurut Terzaghi, daya dukung tanah untuk fondasi dangkal berdasarkan

pada anggapan bahwa kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus :

s = c +  tan 

PT/CV…………………… 1–126
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -126
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Dimana :

s = kekuatan geser tanah

 = tegangan normal pada bidang geser

c = kohesi

 = sudut perlawanan geser

dan anggapan bahwa dasar fondasi tidak licin sehingga gesekan antara dasar

fondasi dengan tanah cukup tinggi. Maka teori Terzaghi ini menghasilkan

sebuah rumus daya dukung sebagai berikut :

Untuk Fondasi Jalur

q = cNc +  D Nq + 0.5  B N

Fondasi Lingkaran

q = 1.3 cNc +  D Nq + 0.6  + R N

dimana: R = jari-jari fondasi

Fondasi Bujur Sangkar :

q = 1.3 cNc +  D Nq + 0.4  + B N

dimana :

q = daya dukung keseimbangan (ultimate bearing capacity)

B = lebar fondasi

D = dalam fondasi

 = berat isi tanah

c = kohesi

 = sudut perlawanan geser

Nc, Nq, N = Faktor daya dukung yang tergantung pada besarnya sudut

perlawanan geser ()

PT/CV…………………… 1–127
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -127
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Berdasarkan hasi analisis lapangan dan laboratorium menunjukkan bahwa

tanah yang ada di lokasi pada umumnya banyak mengandung pasir dan gravel,

dimana daya dukung yang ada dihitung dengan menggunakan kekuatan geser

undrained. Dengan cara ini sudut geser tanah dianggap nol ( = 0) dan
kekuatan geser, s = c (kohesi), maka rumus daya dukung yang digunakan

menjadi :

q = c Nc + D

Nilai daya dukung tersebut di atas adalah tegangan besar yang dapat dipukul

di atas tanah tersebut. Untuk mendapatkan tegangan yang dipakai dalam

perencanaan fondasi, nilai ini dibagi dengan faktor keamanan (safety factor).
Day aDukungKeseimbangan
Tegangan tanah yang diperbolehkan : FaktorKeamanan

Daya dukung di lapangan dihitung berdasarkan atas kondisi tanah lempung

dengan data-data sebagai berikut:

Untuk mendapatkan data kekuatan geser lempung yang lebih tepat

ditentukan berdasarkan hasil vane shear (in-situ vane test)

Berat isi tanah didapatkan dari hasil uji laboratorium

Nilai Nc untuk  = 0 ditentukan dari grafik yang dibuat oleh Skempton

Perhitungan daya dukung tanah untuk lokasi rencana perkuatan tebing tidak

perlu dilakukan karena kondisi tanah di lokasi pekerjaan telah memiliki daya

dukung yang cukup besar . Jenis tanah di dasar sungai terdiri dari lapisan

gravel yang cukup keras.

Stabilitas Lereng

Metode yang digunakan untuk menganalisis kestabilan lereng disini adalah

dengan cara Bishop, yaitu dengan cara keseimbangan batas dimana besarnya

kekuatan geser yang diperlukan untuk mempertahankan kestabilan

PT/CV…………………… 1–128
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -128
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

dibandingkan dengan kekuatan geser yang ada dari perbandingan ini kita

dapatkan faktor keamanan (SF).

Asumsi pertama yang digunakan adalah akan terjadi kelongsoran pada suatu

bidang gelinsir tertentu, maka dengan menghitung besarnya gaya atau momen

penggerak yang menyebabkan terjadinya longsor (silinder force) akibat

berat tanah dan gaya atau momen lawan (resisting moment, kita dapat

menentukan faktor keamanan terhadap longsor pada bidang geser yang

bersangkutan). Cara ini dilakukan berulang pada bidang-bidang gelincir lain

sampai tercapai faktor keamanan terkecil.

Dari metode yang digunakan diatas, dilakukan program perhitungan dengan

menggunakan komputer sehingga menghasilkan harga-harga faktor keamanan

untuk berbagai bentuk tunggal yang direncanakan.

Metode Irisan Bishop yang Disederhanakan

Bishop memperkenalkan suatu penyelesaian yang lebih dari pada metode

irisan yang sederhana. Dalam metode ini, pengaruh gaya-gaya pada sisi tepi

tiap irisan diperhitungan.


n p
 cbn  Wn tan   m1n 
Fs  n 1
n p
 Wn  sin n
n1

dengan

mn  cos n  tan Fs


 sin n

Perlu diperhatikan bahwa Fs muncul pada kedua sisi. Oleh karena itu, cara

coba-coba dilakukan untuk mendapatkan harga Fs. Seperti pada metode

irisan sederhana, beberapa bidang longsor harus diselidiki untuk

PT/CV…………………… 1–129
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -129
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

mendapatkan bidang longsor yang paling kritis yang akan memberikan angka

keamanan minimum.

Metode Bishop yang disederhanakan ini mungkin merupakan metode yang

paling banyak digunakan. Bila kita menerapkannya dengan program komputer,

maka metode ini akan memberikan hasil yang memuaskan dalam banyak

masalah.

Persamaan diatas menganggap tekanan air pori akan sama dengan nol. Akan

tetapi, untuk rembasan tetap yang melalui talud, seperti pada kenyataan yang

ada di lapangan, tekanan air pori harus ikut dipertimbangkan bila

menggunakan parameter kekuatan geser efektif. Jadi persamaan diatas

perlu dimodifikasi. Tekanan air pori rata-rata pada dasar potongan adalah

sama dengan un = hnw. Gaya total yang disebabkan oleh tekanan air pori pada

dasar potongan nomor n adalah dengan un  Ln.

Jadi, persamaan diatas untuk metode irisan Bishop yang sederhana akan

disempurnakan untuk menentukan:


np
 cbn  ( Wn Un bn ) tan m1n 
Fs  n1
np
 Wn sin n
n1

Perlu diperhatikan bahwa Wn adalah berat total irisan. Dari hasil analisa

stabilitas tanggul yang dilakukan pada tanggul yang ada, diketahui bahwa

tanggul cukup stabil, sehingga untuk pembuatan tanggul direncanakan

berdasarkan disain tanggul existing.

J. Evaluasi dan Analisis Rencana Umum dan Alternatif Pengembangan SPAM

Dengan memadukan kondisi kawasan Kecamatan, system dan permasalahan

SPAM eksisting, prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku

PT/CV…………………… 1–130
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -130
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

(Potensi Waduk Samboja) , maka dapat dikembangkan pemecahan

permasalahan /pemenuhan kebutuhan air.

Sistem yang diajukan antara lain :

 sumber air baku;

 sistem jaringan transmisi;

 sistem pengolahan;

 sistem distribusi.

 dan lain-lain.

Setelah dibahas dalam forum formal dengan pemberi tugas dan para stake

holder serta telah memperoleh persetujuan dari tim teknis, maka hasil

Evaluasi dan Analisa Data tersebut diatas akan dituangkan sebagai bahan
dalam penyusunan Laporan Antara.

2.5.3.4. Tahap Penyusunan Disain Rinci

A.Perencanaan Bangunan Prasarana Dan Sarana Air Baku

Berdasarkan analisa teknis, keuangan, kelembagaan dan lingkungan, maka akan

dipilih alternatif yang paling menguntungkan. Setiap alternatif sistem harus

dipersiapkan dan disajikan secara lengkap dan sistematis, sehingga para penilai

dapat menganalisa dengan cepat dan cermat.Pemilihan alternatif sistem ini akan

menetapkan;

Sumber air baku yang digunakan;

Rencana Wilayah Pelayanan;

Rencana Kapasitas desain;

Rencana Intake dan Pipa Transmisi;

Rencana Lokasi Unit Produksi (IPA);

Rencana Sistem Distribusi Utama;

PT/CV…………………… 1–131
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -131
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Kebutuhan Bangunan Penunjang.

Bangunan penyediaan air baku dan sistem penyediaan Air Bersih yang

dikembangkan meliputi:

1. Bangunan Reservoar

Dengan alternatif : Type long storage, waduk lapangan, Waduk (Dam)

2. Bangunan Intake

Dengan alternatif : Type pengambilan bebas (gravitasi melalui saluran), Type

Pengambilan dengan pintu serta Type Pengambilan dengan Pompa.

3. Transmisi Air Baku

Dengan alternatif : Melalui saluran terbuka (aliran secara gravitasi), Melalui

pipa secara Gravitasi, serta melalui pipa dengan cara pemompaan.

4. Instalasi Pengolah Air

Instalasi pengolah air direncanakan dengan Paket Baja

Penentuan bangunan pengambilan air baku dipilih di pilih dengan kriteria-kriteria

sebagai berikut :

 Alternatif yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan untuk penyediaan air

baku;

 Alternatif yang dipilih memiliki nilai keuntungan (benefit) terbesar yang

dihitung secara ekonomis;

 Alternatif yang dipilih memiliki dampak, baik dampak lingkungan maupun

dampak sosial yang paling sedikit;

 Alternatif yang dipilih memenuhi syarat secara teknis yaitu kuat dan aman

yang ditunjukkan dengan hasil perhitungan teknis;

 Alternatif yang dipilih adalah alternatif dengan pekerjaan yang workable

dalam arti mudah dilaksanakan dengan kondisi sumber daya yang ada.

PT/CV…………………… 1–132
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -132
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

B. Perencanaan Bangunan Sistem Penyediaan Air Baku Waduk Samboja

Salah satu alternatif untuk memperoleh air adalah dengan mendirikan waduk.

Keberadaan Waduk Samboja memberikan banyak manfaat bagi masyarakat

pada daerah perencanaan, yaitu antara lain:

 Adanya tampungan air di waduk akan membawa manfaat untuk kegiatan

perikanan darat oleh masyarakat, serta untuk pengembangan

pesawahan/pertanian.

 Merupakan tempat konservasi air dan dapat berfungsi sebagai bangunan

pengendalian banjir.

 Selain fungsi situ sebagai tempat konservasi air terdapat pula fungsi lain

yaitu fungsi sebagai tempat pariwisata.

 Dapat membantu penambahan air tanah di sekitar lokasi waduk sehingga

ketersediaan air tanah untuk masa depan dapat terjamin.

Namun hingga saat ini potensi Waduk Samboja belum dimanfaatakan untuk

kepentingan air minum (PDAM) / penduduk sekitarnya.

C. Bangunan Bendung dan pintu intake

Pemilihan tipe bangunan pengambilan/intake yang cocok untuk suatu Bendungan /

Sungai tidaklah mudah dan sepenuhnya tergantung pada karakteristik Kondisi

Bendungan yang bersangkutan, antara lain tergantung pada dimensi sungai /inlet

bendungan , kecepatan arus airnya, bentuk penampang lintangnya, kemiringannya,

kedalaman airnya, jenis tánah yang akan dilindungi, dan bentuk topografinya yang

berkaitan dengan elevasi pengambilan dan daerah distribusi. Jadi tipe bangunan

pengambilan/intake untuk suatu lokasi haruslah dipilih dari beberapa tipe yang

ada dengan memperbandingkan satu dengan lainnya serta dengan memperhatikan

keadaan musim dan jangka waktu pelaksanaan dan memperhatikan tingkat

PT/CV…………………… 1–133
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -133
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

kesulitan keadaan lapangan ditinjau dan segi pelaksanaan. Beberapa tipe

bangunan pengambilan/intake yang cocok untuk kondisi pengambilan air baku dari

sungai yang pernah dibangun dengan hasil yang cukup baik adalah:

Tipe bangunan pengambilan/intake yang ada dan biasanya dipakai dalam

pengambilan air adalah :

a. Type Pengambilan Bebas (Gravitasi)

Pengambilan jenis ini hanya dapat dilakukan pada posisi pengambilan di hulu

sungai dengan kondisi topografi yang relatif datar di sekitar daerah

pengambilan, dan daerah distribusi yang jauh lebih rendah. Pengambilan

besaran debit dengan tipe ini tergantung debit aliran yang ada di sungai,

semakin besar debit aliran di sungai, semakin besar pula debit yang dapat di

salurkan ke daerah layanan.

Kontruksi bangunan pengambilan tipe ini biasanya dengan pasangan batu. Dari

segi pelaksanaan pekerjaannya relatif mudah dan tidak memerlukan peralatan

dan teknologi yang tinggi. Pengambilan ini biasanya ditemui untuk supply air

ke daerah irigasi.

Gambar 2.27 Sketsa Type Pengambilan Bebas di sungai

PT/CV…………………… 1–134
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -134
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

b. Type Pengambilan dengan Kontrol Pintu

Pengambilan jenis ini sangat sering dijumpai dalam pemanfaatan kebutuhan

air untuk irigasi. Bangunan Pengambilan/intake ini biasanya di lengkapi dengan

bangunan bendung. Pengambilan dengan tipe ini untuk penyediaan air baku

biasa dan dapat dilakukan, apabila elevasi daerah rencana bangunan

penampung berada dibawah elevasi pengambilan muka air pada bangunan

pengambilan.

Dengan adanya pintu dan bendung, debit air yang dibutuhkan dapat diatur

sedemikian rupa hingga debit yang dibutuhkan dapat tersupply dengan baik.

Kontruksi bangunan pengambilan tipe ini biasanya dengan pasangan batu dan

beton bertulang dengan pintu air dari baja. Dari segi pelaksanaan

pekerjaannya relatif rumit dan memerlukan peralatan dan teknologi yang

tinggi. Pengambilan ini biasanya ditemui untuk supply air ke daerah irigasi.

Sal Pembawa
Pintu Intake

Tubuh
Bendung

Lantai Down
Stream

Gambar 2.28 Sketsa Type Pengambilan dengan Pintu

c. Type Pengambilan dengan Pompa

Bangunan pengambilan dengan tipe pompa ini dilakukan untuk distribusi

kedaerah layanan yang elevasinya lebih tinggi dari elevasi sumber air yang

akan diambil. Kondisi ini sering dipakai dalam pemanfaatan untuk pengambilan

PT/CV…………………… 1–135
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -135
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

air baku untuk air minum, dan ada juga untuk pemanfaatan untuk kebutuhan

air irigasi dimana daerah layanan irigasi lebih tinggi elevasinya dari muka air

pengambilan di sungai.

Konstrusksi bangunan ini terbuat kombinasi antara pasangan batu/beton

bertulang dengan baja. Pelaksanaan konstruksi pengambilan tipe ini lebih

rumit dan butuh spesifikasi teknis yang tinggi. Disamping itu dalam

pengoperasianya butuh tambahan energi berupa energi listrik. Pemeliharaan

bangunan ini lebih rumit dan butuh teknisi dengan kemampuan spesifik.

Gambar 2.29 Sketsa Type Pengambilan dengan Pompa

D. Bangunan Penampung atau Reservoar

Penampungan air dapat dilakukan di bawah tanah, di atas tanah atau dengan

tangki bertekanan. Dalam hal ini dalam memilih suatu tampungan yang akan

digunakan dengan berbagai kegunaan perlu memperhatikan dimana lokasi

penampungan, besaran volume yang akan ditampung, topografi, iklim, luas

area distribusi dan jumlah konsumen serta faktor ekonomi.

a) Type Tampungan Bawah Tanah

Tampungan jenis ini didesain dengan memanfaatkan elevasi lahan di

sekitar lokasi yang lebih tinggi dari elevasi daerah layanan/distibusi.

PT/CV…………………… 1–136
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -136
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Penampungan jenis ini dibangun dengan cara menggali tanah di sekitar

lokasi dengan ukuran sesuai dengan kapasitas tampungan yang diinginkan.

Konstruksi bangunan penampung jenis ini dapat berupa pasangan batu

kali, beton bertulang dan tabung/silider dari baja stainless.

Pemeliharaan tampungan jenis ini sangat rumit dan tidak dapat

mendeteksi kebocoran yang terjadi karena berada di dalam tanah.

Biasanya tampungan jenis ini dilengkapi dengan alat sensor sebagai

parameter terjadinya kebocoran.

Gambar 2.30 Tipe Tampungan Bawah Tanah

Untuk tampungan jenis ini bisa dilengkapi dengan pompa apabila

diperlukan untuk menambah tekanan aliran dalam pipa. Dari segi

pelaksanaan kontruksi jenis tampungan ini , metoda pelaksanaan dan

teknologinya tidak terlalu berat dan dapat dilaksana dengan kualitas

SDM yang biasa.

Kapasitas penampungan lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan. Type

tampungan ini biasa digunakan dalam Reservoar Air Bersih atau pada

Reservoar Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).

PT/CV…………………… 1–137
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -137
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

b) Type Tampungan Diatas Tanah

Tampungan jenis ini secara umum hampir sama dengan tampungan bawah

tanah dari segi konstruksi. Bangunan jenis ini sering digunakan karena

pelaksanaan konstruksinya lebih sederhana, dan material pembuatnya

cukup mudah dan murah. Konstruksi bangunan penampung jenis ini dapat

berupa pasangan batu kali, beton bertulang dan tabung/silider dari baja

stainless.

Pemeliharaan tampungan jenis ini sangat sederhana dan kebocoran yang

terjadi dapat di deteksi dengan baik. Tampungan jenis ini sangat baik

dipergunakan untuk distribusi air secara gravitasi. Apabila tekanan

berkurang dapat di lengkapi dengan pompa pendorong. Secara ekonomis

kontruksi tampungan tipe ini cukup murah.

Gambar 2.31 Tipe Tampungan Atas Tanah

a) Tampungan berelevasi/tinggi (Elevated Tanks)

Tampungan jenis ini merupakan menara air, yang dapat terbuat dari

struktur beton bertulang dan pasangan baja. Jenis tampungan ini

digunakan untuk memberikan tekanan pada penditribusian air kepada

PT/CV…………………… 1–138
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -138
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

pemakai. Tampungan jenis ini mempunyai kapasitas yang kecil sehingga

tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan yang besar.

Operasi bangunan ini tidak terlalu rumit sehingga tidak memerlukan

operator atau teknisi dengan kemampuan yang spesifik. Pemeliharaan

bangunan ini perlu pengawasan yang lebih baik, karena bangunan ini cukup

tinggi dan akses ke penampungan cukup susah.

Gambar 2.32 Tipe Tampungan berelevasi

Dari beberapa alternatif bangunan penampung diatas, untuk kebutuhan

penampungan air baku dalam perencanaan ini yang direncakan adalah

bangunan penampung tipe penampung di atas tanah, dengan alasan selain

cukup murah, pekerjaan konstruksi dan meterialnya tidak terlalu susah,

juga kondisi lokasi dan lahan yang ada cukup sesuai dengan jenis

penampung ini.

E. WTP, Bangunan Penampung/Reservoar dan pompa distribusi

Terdapat beberapa metoda pengolahan air yang biasa dipakai yaitu :

Sistem Pasir Lambat

PT/CV…………………… 1–139
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -139
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Sistem pengolahan dengan jenis ini biasanya digunakan pada bangunan dengan

kualitas air tidak terlalu berat. Pengolahan Tipe ini termasuk pengolahan

dengan teknologi sederhana yang tidak memerlukan operasi yang terlalu

rumit.

Sistem Pasir Cepat

Seperti pada Sistem pasir lambat, pengolahan tipe ini juga termasuk

pengolahan air dengan teknologi sederhana, tanpa perlu suatu desain

bangunan yang rumit.

Sistem Aerasi

Pengolahan air dengan sistem aerasi ini merupakan pengolahan air dengan

teknologi yang cukup rumit, disamping merupakan salah satu bagian dengan

paket sistem pengolahan yang lebih besar. Bangunan untuk pengolahan tipe ini

lebih kompleks.

Sistem pencampuran dengan bahan kimiawi

Pengolahan sistem ini merupakan salah satu bagian dari pengolahan yang

kompleks. Biasanya sistem ini dipadukan dengan sistem aerasi. Penggunaan

zat kimia dalam sistem ini untuk menetralisir kondisi fisik dan kimia air agar

sesuai dengan standar baku kualitas air yang diinginkan.

Intalasi Pengolah Air Paket Baja

Unit paket instalasi pengolahan air selanjutnya disebut Unit Paket IPA suatu

unit instalasi pengolahan air yang dapat mengolah air melalui proses

koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi dalam bentuk yang

PT/CV…………………… 1–140
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -140
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

kompak, sehingga menghasilkan air minum dan yang dibuat dari bahan plat

baja. Pemilihan proses pengolahan berdasarkan pada kualitas dari air baku

yang akan diolah.

Gambar 2.33 Contoh WTP/IPA Paket Baja

F. Perencanaan Kinerja Sistem Penyediaan Air Baku

Untuk menganalisis kinerja suatu sistem distribusi air baku di dalam pipa,

digunakan perangkat lunak EPANET. Program EPANET adalah sebuah

program komputer yang menyajikan simulasi hidrolik dan prilaku air pada

jaringan pipa. Jaringan tersebut terdiri dari pipa, node (titik sambungan

pipa), pompa, valve dan tangki penampungan atau reservoir. EPANET

menyajikan debit air disetiap pipa, tekanan disetiap node, tinggi air dalam

tangki dan konsentrasi zat kimia yang melalui jaringan selama periode waktu

simulasi.

G. Penggambaran Disain Rinci

Gambar-gambar desain, berikut peta dasar yang dipakai dalam perencanaan

akan dibuat dengan jelas dan rinci dengan tingkat ketelitian yang diperlukan

untuk pelaksanaan, yang meliputi :

PT/CV…………………… 1–141
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -141
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

1. Peta situasi Lokasi Sumber Air baku ( sungai/ danau / mata air) dan

situasi tapak lokasi kritis dengan skala 1 : 2000 dan 1 : 1000

2. Penampang memanjang dan penampang melintang dari sungai dan lokasi

bendung atau bangunan air lainnya sesuai dengan hasil perhitungan

perencanaan skala horizontal 1 : 2000 skala vertikal 1 : 100. Serta skala

H / V 1 : 100

3. Desain bangunan yang diusulkan dan perbaikan desain bangunan yang

sudah ada, misalnya bangunan tanggul, Bendung pengatur dan perbaikan

sungai atau rehabilitasi bangunan pengolah air baku. Desain tersebut

mengikuti standar.

H. Estimasi Volume Pekerjaan

Estimasi volume pekerjaan/kubikasi dibuat berdasarkan gambar-gambar

rencana ( Design Drawings ) yang telah disetujui. Estimasi volume pekerjaan

yang ada dapat dibagi dalam 4 (empat) komponen penting yaitu :

1. Pekerjaan Persiapan

Meliputi pekerjaan yang terdiri atas

- Pekerjaan Administrasi

- Mobilisasi Peralatan

- Sarana dan Prasarana pekerjaan (Kantor Proyek, Gudang bahan, Barak

Pekerja, dll).

2. Pembebasan Lahan /Tanah

Meliputi pekerjaan yang terdiri dari :

- Pembebasan Lahan Rencana Genangan Waduk

- Pembebasan Lahan Untuk Bangunan Air & Fasilitas Lainnya.

PT/CV…………………… 1–142
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -142
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

3. Kontruksi / Rehabilitasi Bangunan Air

Meliputi pekerjaan yang terdiri dari :

- Waduk/embung

- Bangunan Intake (Bendung, broncaptering dll)

- Bangunan Pengolah Aiir

- Bangunan Pompa dan Rumah Genset

4. Pengadaan dan Pemasangan Pompa

- Pengadaan Pompa Intake

- Pengadaan Pompa Supply

- Pekerjaan pemasangan

5. Pekerjaan bangunan-bangunan pelengkap lainnya

- Pengadaan dan Pemasangan Hydropore

- Pembuatan Reservoir

- Pembuatan Talud dan saluran drainase

- Pengadaan dan pemasangan pipa dan assesorisnya

- Rumah jaga dan kantor

- Jalan masuk & Landscap

- Pengadaan penerangan.

I. Analisa Harga Satuan

Analisa harga satuan pekerjaan untuk masing-masing jenis pekerjaan dibuat

berdasarkan Harga Satuan Upah dan Bahan pada tahun 2019 didaerah Kabupaten

Kutai Kartanegara yang dikeluarkan oleh Dinas PUPR Kabupaten Kutai

Kartanegara.

PT/CV…………………… 1–143
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -143
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Analisa Harga Satuan Pekerjaan dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu :

1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Administrasi

2. Analisa Harga Satuan untuk Pekerjaan Tanah

 Harga satuan Pembersihan lahan

 Harga satuan Bangunan Pengering

 Harga satuan galian tanah

 Harga satuan timbunan tanah

3. Analisa Harga Satuan untuk Pekerjaan Konstruksi

 Harga satuan pasangan batu

 Harga satuan pencetakan block beton

 Harga satuan Pemasangan block Beton

 Harga satuan beton bertulang

 Harga satuan beton tumbuk

 Harga satuan pembuatan bekisting

 Harga satuan plesteran/siaran

 Harga satuan pembesian

J. Estimasi Biaya Pekerjaan

Perhitungan anggaran biaya didasarkan pada lima komponen biaya yaitu : biaya

bahan-bahan, buruh, peralatan, overhead, dan keuntungan yang dilakukan pada

tiap-tiap jenis pekerjaan. Dalam perhitungan anggaran biaya tersebut , biaya

asuransi dan pajak tenaga buruh sudah termasuk dalam harga buruh, biaya

asuransi alat berat dan asuransi operator sudah termasuk dalam sewa alat

berat, biaya tenaga buruh dan alat dihitung berdasarkan jumlah jam kerja.

Susunan biaya proyek terdiri dari komponen-komponen biaya sebagai berikut:

PT/CV…………………… 1–144
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -144
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

<> Biaya Dasar Konstruksi

<> Biaya dasar penggantian/Pembebasan Tanah

<> Biaya Jasa Layanan Rekayasa

<> Biaya Administrasi

<> Biaya Tak Terduga.

K. Penyusunan Dokumen Tender

Setelah persetujuan atas desain rinci, konsultan akan menyiapkan dokumen

tender untuk paket-paket konstruksi sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi.

Penyiapan dokumen tender terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut :

 Menentukan ukuran, jumlah, dan jenis paket konstruksi

 Kondisi umum kontrak sesuai dengan standar PU

 Penyusunan spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan pekerjaan

 Penentuan volume/kuantitas pekerjaan (BOQ)

 Pengukurutan dan penjadwalan pekerjaan secara tentative

 Perkiraan biaya konstruksi

 Penyusunan gambar-gambar tender

2.5.3.5 Pelaporan dan Presentasi

A. Pelaporan

Laporan merupakan output yang dihasilkan konsultan dalam setiap tahapan

pekerjaan pembuatan rencana induk air minum ini. Setiap aspek yang dikaji

disajikan dalam laporan mulai dari Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Konsep

Laporan Akhir dan Laporan Akhir. Team Leader (Pimpinan Tim) akan mengorganisir

dan bertanggungJawab terhadap seluruh kewajiban konsultan dalam pembuatan

PT/CV…………………… 1–145
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -145
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

laporan, dibantu oleh semua tenaga ahli yang terlibat sesuai dengan tugas dan

kewajiban masing-masing keahlian.

Pembuatan Laporan Pendahuluan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, proposal

teknis dan diskusi awal konsultan dengan pemberi tugas, tentang :

 Gambaran umum wilayah dan permasalahan umum sistem penyediaan air

minum;

 Pengaturan dan penjadwalan tenaga ahli.

 Metodologi dan rencana kerja konsultan serta gambaran awal persiapan, dasar

pemikiran dalam kajian studi, hasil survey pengenalan, kajian masalah, dan arah

perencanaan, serta penugasan personil sesuai dengan yang tercantum dalam

lingkup pekerjaan.

 gambaran umum tentang wilayah dan sistem air minum yang ada;

Laporan Antara disusun berdasarkan hasil survey lapangan baik data sekunder

maupun data primer yang diolah dan dianalisis oleh masing-masing tenaga ahli yang

terlibat, Meliputi,.

a) Hasil analisis dari pengumpulan data lapangan

b) Data hasil survey / penyelidikan tanah

c) Pemetaan lokasi siteplan

d) Rencana Intake dan Sistem Pengolahan (IPA)

Konsep Laporan Akhir, Laporan yang berisikan: pokok sasaran sesuai dengan

sasaran dan ruang lingkup pekerjaan perencanaan teknis dilengkapi dengan draft

album gambar perencanaan, nota design, BOQ, RAB, dan spesifikasi teknis. Untuk

keperluan pembahasan.

Laporan Akhir, disusun berdasarkan hasil pembahasan Konsep Laporan Akhir dan

hasil lokakarya, merupakan laporan lengkap hasil penyempurnaan dari Laporan

PT/CV…………………… 1–146
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -146
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Draft Akhir setelah melalui diskusi dan pembahasandengan tim teknis dan para

stake holder yang sudah disepakati antara instansi terkait.

B. Diskusi dengan Pemberi Tugas

Selama berlangsungnya kegiatan ini, Konsultan secara periodik akan melakukan

koordinasi dan diskusi dengan pemberi tugas, mulai dari tahap persiapan sampai

tahap akhir studi.

Selama berlangsungnya kegiatan diperlukan diskusi formal secara bertahap mulai

pemasukan laporan pendahuluan, laporan antara, konsep laporan akhir dan laporan

akhir. Disamping itu untuk hal-hal khusus dan temporer diperlukan diskusi-

diskusi yang bersifat informal, baik yang bersifat substantif maupun hal-hal

yang bersifat dukungan pengambilan keputusan dan langkah-langkah strategis

dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.5.3.6 Rencana Jadwal Pelaksanaan

Jadwal kegiatan direncanakan secara hati-hati untuk dapat secara obyektif

menyajikan pelayanan jasa konsultan yang efektif sehubungan dengan

terbatasnya sumberdaya, waktu dan dana yang ada. Adapun jadwal rencana

kegiatan seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

PT/CV…………………… 1–147
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -147
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Tabel 2.8 Rencana Jadwal Pelaksanaan

PT/CV…………………… 1–148
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -148
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.6 Jadwal Penugasan Personil

Keterlibatan Tenaga Ahli yang dialokasikan berdasarkan pada jadwal kegiatan

yang telah ditentukan. Keterlibatan tenaga ahli ditunjukan dengan jumlah bobot

keterlibatan masing-masing tenaga ahli dalam satu jenis komponen kegiatan, dan

lama jumlah keterlibatan setiap personil untuk keseluruhan kegiatan mulai dari

awal hingga akhir pekerjaan (ditunjukkan dengan orang bulan/Man Month).

Adapun jadwal penugasan Tenaga Ahli, Tenaga Sub Profesional dan Tenaga

Pendukunguntuk pekerjaan“Penyusunan Detail Engineering Design (DED)


Pembangunan Intake Dan Ipa Kap. 250 L/D Waduk Samboja Dan Sistem
Distribusi”, seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

PT/CV…………………… 1–149
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -149
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Tabel 2.9 Jadwal Penugasan Personill


JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
BULAN KE -
No NAMA POSISI MM 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Tenaga Ahli
1 A. Danial Zainal Abidin, ST, MT Team Leader (Ahli Teknik Lingungan) 4
2 Edi Suharna, ST Ahli Teknik Sipil Struktur 4
3 Helena Sulystiati M.I, ST Ahli Teknik Air Minum 4
4 Hari Setya Permana, ST Ahli Pipa Distribusi 4
5 Luluk Kristina, ST Ahli Teknik Arsitektur 3
6 DR. Edwin Halim, ST, MT Ahli Mekanikal & Elektrikal 3
7 Ir. Toni Trigayana Ahli Geoteknik 2
8 Aep Ali Sudarwan, ST Ahli Geodesi 2
9 Jaka Nurul A, ST Ahli Cost Estimator 4
II Tenaga Sub Profesional
1 Akhmad Ramadhani Pratama, ST Asisten Ahli Air Minum 3
2 Agus Cahyono, ST Asisten Ahli Teknik Sipil 3
3 Ir. Ghofar Arifin Asisten Ahli Mekanikal Elektrikal 3
4 Wahyu Hermawan, ST Asisten Cost Estimator 3
III Tenaga Pendukung
1 Agustina Administrasi Kantor 4
Aryani Dwi Hapsari, S.AB Administrasi Kantor 4
2 Dinda Septia Damara, ST Fasilitator 4
Sheila Aulia, ST Fasilitator 4
3 Dimas Ariawan, A.Md Drafter (Operator CAD) 4
Irwanto, A.Ma Drafter (Operator CAD) 4
4 Virgiawan Halim, A.Md Surveyor 1
Jainal Abidin Sianipar, ST Surveyor 1
Ahmat Ramly, ST Surveyor 1
Irfanuddin, ST Surveyor 1

PT/CV…………………… 1–150
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -150
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

2.7. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Struktur organisasi pelaksana pekerjaan merupakan sistem pengelolaan

manajemen pelaksanaan proyek dalam menangani pekerjaan ini. Struktur

organisasi tersebut akan menggambarkan lingkup tugas dan tanggung jawab

setiap tim pelaksana pekerjaan serta garis kepemimpinan dalam manajerial

pengelolaan pelaksanaan pekerjaan.

Organisasi pelaksanaan pekerjaan disusun dengan tujuan sebagai berikut :

a. Terciptanya sistem koordinasi yang baik antara Konsultan dan Pemberi

Tugas;

b. Terciptanya koordinasi yang baik antara unit - unit kerja yang terlibat dalam

penanganan pekerjaan;

c. Terjaminya kelancaran jalannya pekerjaan secara keseluruhan.

Setelah diterima SPMK dan ditandatanganinya perjanjian Kontrak Pekerjaan

antara Penyedia jasadengan Pihak Pengguna jasa, maka Direktur Utama

Perusahaan menunjuk seorang Ketua Tim (Team Leader) untuk mengelola dan

melakukan evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan nantinya.

Ketua Tim (Team Leader) akan melakukan mobilisasi seluruh personil yang akan

mengerjakan pekerjaan ini. Ketua Tim (Team Leader) akan bertanggung jawab

secara teknis terhadap pelaksanaan pekerjaan pada Pihak Proyek.

Dalam Organisasi Pekerjaan ini, diadakan hubungan kerja yaitu hubungan antara

pemberi perintah dengan pelaksananya :

 Jenis-jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan;

 Target-target yang harus dicapai;

 Kewajiban-kewajiban yang harus ditaati antara masing-masing pihak;

 Tanggung jawab dari masing-masing pihak dan pihak yang terkait;

PT/CV…………………… 1–151
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -151
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

 Sistematika koordinasi pekerjaan/kegiatan antar pihak terkait dalam strata

struktur organisasi pekerjaan.

Unsur - unsur organisasi ini pada hakekatnya, terdiri atas :

 Pihak Pemberi Pekerjaan;

 Pihak Pelaksana Pekerjaan (Tim Kerja Konsultan);

 Instansi terkait lain sebagai pendukung pekerjaan.

Struktur organisasi pelaksana pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

PT/CV…………………… 1–152
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -152
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Intake Dan IPA Kap. 250 L/D Waduk
Samboja Dan Sistem Distribusi

Gambar 2.34 Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

PT/CV…………………… 1–153
PT. Jasa Teknik Mandiri 2 -153

Anda mungkin juga menyukai